Anda di halaman 1dari 8

e-J.

Agrotekbis 5 (4) : 423 - 430, Agustus 2017 ISSN : 2338-3011

KARAKTERISTIK FISIK TANAH PADA BEBERAPA


PENGGUNAAN LAHAN DI DESA BEKA
KECAMATAN MARAWOLA KABUPATEN SIGI
Physical Soil Characteristics under Different Land use in Beka Village
Marawola Sub District of Sigi District

Ahmad Bintoro1), Danang Widjajanto2), Isrun2)


1)
Mahasiswa Program Studi Agroteknologi. Fakultas Pertanian. Universitas Tadulako. Palu.
2)
Staf Dosen Program Studi Agroteknologi. Fakultas Pertanian. Universitas Tadulako. Palu.
Jl. Soekarno-Hatta Km 9. Tondo-Palu 94118. Sulawesi Tengah. Telp. 0451-429738
E-mail : ahmadbintoro7@gmail.com, E-mail : d_widjajanto@yahoo.co.id, E-mail : isrunbaso@yahoo.co.id

ABSTRACT

This study aimed to determine the characteristics of the soil under forest land, dry land,
degraded land, shifting cultivation, mixed plantation, and house yards in Beka Village, Marawola
Sub District of Sigi District. Three sites from each land use were determined where three soil
samples were taken from each site at 0±20 cm depth using soil rings. Parameters observed included
soil permeability, bulk density, porosity, water content at saturated and field capacity condition, and
upper and lower plasticity limits. The soil permeability ranged from less to very fast while the soil
bulk density from light to heavy. The saturated water contents were found to be 40.35% to 53.00%
while the field capacity water content to be 20.18% to 26.50%. The upper and lower plasticity
limits ranged from moderate to high.

Key Words : Beka village, land use, and soil physical characteristic.

ABSTRAK

Penelitian ini bertujuan untuk menentukan karakteristik fisik tanah pada penggunaan lahan
hutan, lahan kering, lahan kritis, ladang, kebun campuran dan pekarangan di Desa Beka Kecamatan
Marawola Kabupaten Sigi. Penelitian dimulai dengan melakukan survei pendahuluan di lapangan
yaitu meninjau dan menentukan lokasi serta melakukan penentuan titik-titik pengamatan pada
masing-masing penggunaan lahan. Pengambilan sampel tanah dilakukan dengan menggunakan ring
pada kedalaman tanah antara 0±20 cm. Tiga sampel tanah diambil pada setiap titik pengamatan
pada tiga lokasi dalam setiap penggunaan lahan. Parameter karakteristik fisik tanah yang diamati
adalah permeabilitas, bobot isi tanah, porositas, kadar air tanah jenuh dan kapasitas lapang, dan
batas atas dan bawah plastisitas tanah. Permeabilitas tanah bervariasi dari kurang cepat hingga
sangat cepat sedangkan bobot isi tanah dari ringan hingga berat. Kadar air jenuh berkisar antara
40,35% hingga 53,00% sedangkan kapasitas lapang antara 20,81 hingga 26,50%. Batas atas dan
batas bawah plastisitas berkisar antara sedang hingga tinggi.

Kata Kunci : Desa Beka, penggunaan lahan, dan sifat fisik tanah.

PENDAHULUAN Tanah mendukung berbagai bentuk


kehidupan, khususnya pertumbuhan tanaman
Tanah berasal dari hasil pelapukan sebagai contoh utama. Tanah berfungsi
batuan bercampur dengan sisa-sisa bahan sebagai tempat tumbuhnya tanaman yang
organik dari organisme (vegetasi atau menangkap sinar matahari.
hewan) yang hidup di atasnya atau di Menurut Rosyidah dan Wirosoedarmo
dalamnya. Selain itu di tanah juga terdapat (2013), sifat fisik tanah yang perlu
pula komponen lain yaitu udara dan air. diperhatikan adalah terjadinya masalah
423
degradasi struktur tanah akibat fungsi Kecamatan Marawola Kabupaten Sigi.
pengelolaan. Selain itu pada lahan budidaya Untuk analisis tanah dilakukan di
yang tidak tererosi, bahan organik hilang Laboratorium Ilmu Tanah, Fakultas
secara cepat. Hal tersebut ditemukan di Pertanian, Universitas Tadulako. Penelitian
Missouri Agricultural Experiment Station dilaksanakan pada bulan Maret sampai
bahwa sebagai hasil budidaya lebih dari 60 bulan Mei Tahun 2016.
tahun, tanah pada keadaan yang tidak Alat yang digunakan pada penelitian
tererosi, bahan organik hilang sepertiganya, ini adalah perlengkapan alat survei tanah di
kehilangan tersebut lebih besar pada lapangan (ring sampel, kertas label, plastik
awal budidaya dibandingkan budidaya es batu, linggis, cangkul, palu, GPS (Global
selanjutnya. Kehilangan bahan organik Positioning System), kamera digital dan
sekitar 25% pada 20 tahun awal,sekitar 10% karet gelang). Bahan yang digunakan adalah
pada 20 tahun kedua dan hanya sekitar 7% sampel tanah utuh dan tidak utuh yang
pada 20 tahun ketiga. diambil dari masing-masing penggunaan
Berdasarkan dari hasil penelitian lahan serta seperangkat zat kimia yang
Kurnia dkk (2006), menyatakan bahwa merupakan bahan pendukung dari analisis
beberapa kasus di lapang menunjukkan sifat fisik tanah.
bahwa karakteristik tanah dapat berubah Metode yang digunakan dalam
dalam rentang waktu yang sempit. Hal ini penelitian ini yaitu menggunakan metode
menunjukan bahwa dalam satuan lahan survei. Pengamatan dan pengambilan sampel
yang sama dapat dijumpai keragaman tanah ditentukan lokasinya berdasarkan
karakteristik tanah yang berbeda-beda, teknik puposive sampling, pengamatan dan
bahkan seringkali dijumpai bahwa didalam pengambilan sampel tanah, kelerengan,
satuan peta lahan yang dihasilkan masih penggunaan lahan yang dominan terdapat di
memiliki keragaman karakteristik tanah lokasi penelitian.
yang tinggi. Pengambilan sampel tanah utuh
Desa Beka merupakan salah satu dengan menggunakan ring sampai kedalaman
desa yang berada di Kecamatan Marawola, (0-20) cm dari lapisan tanah bagian atas.
Kabupaten Sigi yang memiliki potensi yang Pada lahan hutan dilakukan pengambilan
cukup besar pada sektor pertanian seperti sampel tanah di 2 titik yang berbeda, lahan
Lahan Tegalan/Ladang, lahan pekarangan kering di 3 titik, lahan kritis di 3 titik,
dan lahan perkebunan yang dijadikan Tegalan di 2 titik, kebun campuran di 3 titik,
sebagai tumpuan kehidupan perekonomian dan pekarangan di 3 titik yang berbeda,
pengambilan sampel tanah dilakukan
di daerah tersebut. Besarnya penggunaan
pengulangan sebanyak 3 kali, masing-
lahan pertanian pada daerah ini dengan
masing pengambilan sampel memiliki
berbagai macam komoditas yang diusahakan
perbedaan ketinggian tempat/kelerengan,
dan perlakuaan yang dilakukan serta
maka jumlah sampel tanah utuh yang
pengolahan tanah secara terus menerus, didapatkan sebanyak 48.
tentunya dapat mempengaruhi sifat-sifat
tanah, baik sifat fisik, kimia dan biologi Metode Analisis.
tanah. Berdasarkan uraian diatas, maka Metode analisis penelitian ini adalah
perlu dilakukan penelitian mengenai deskriptif eksploratif yang pelaksanaannya
karakteristik sifat fisik tanah pada beberapa dilakukan dengan survei secara langsung
penggunaan lahan di Desa Beka Kecamatan pada lokasi penelitian dan dilanjutkan dengan
Marawola Kabupaten Sigi. pengambilan sampel tanah sebagai bahan
untuk analisis di laboratorium. Pengambilan
METODE PENELITIAN sampel tanah ditentukan secara sengaja
(purposive sampling) pada masing-masing
Penelitian ini dilaksanakan pada penggunaan lahan. Dengan beberapa sifat
beberapa penggunaan lahan di Desa Beka fisik tanah antara lain :

424
a. Permeabilitas metode yang dilakukan Keterangan :
yaitu Constant head permeameter (yaitu W = Kadar air (%)
metode tinggi tekanan air) dengan Btb = Berat tanah basah
persamaan : Btko = Berat tanah kering oven
Permeabilitas (K) =@ š × Ž × mA o“ •‡“
} u Ú Bcw = Berat cawan.
e. Indeks Plastisitas tanah akan bersifat
Keterangan : sebagai bahan yang plastis dalam kadar
Q = Banyaknya air yang mengalir (ml) air yang berkisar antara BC dan BP.
t = Waktu pengukuran kisaran ini disebut indeks plastisitas dan
I = Tebal contoh tanah dihitung dengan rumus :
h = Tinggi permukaan air dari permukaan
tanah/head (cm) IP = BC - BP
A = Luas permukaan contoh tanah Keterangan :
# = èN 2 (cm2). BP = Batas Plastis
b. Porositas (ruang pori tanah) ditentukan BC = Batas Cair,
berdasarkan persamaan : IP = Indeks Plastisitas.
ˆ•ˆ•š •™• š‡”‡Ž k•.‰“FÜ o
Po(%)= @BÚ, Ù F C ž ÚÙÙ%A
‘‹˜‡–‡š‡” –‡˜š•‘‹’ :•.‰“FÜ ;
c. Bobot isi tanah dengan menggunakan Gambaran Umum Lokasi Penelitian.
metode Gravimetric ditentukan berdasarkan Desa Beka merupakan salah satu desa yang
persamaan : ada di Kecamatan Marawola Kabupaten
k:ð +ð ;Fð o W Ü
Sigi yang terletak 11 kilometer dari Palu
np = Ibukota Provinsi Sulawesi Tengah secara
Dimana : administrasi berbatasan dengan :
BD = Bulk density o Sebelah Utara : Desa Sibedi
Btko = Berat tanah kering oven o Sebelah Selatan : Desa Bomba
Brg = Berat ring o Sebelah Timur : Sungai Palu
Vtotal = Volume total (V). o Sebelah Barat : Dusun Mabere
d. Kadar Air Tanah metode yang digunakan Luas wilayah Desa Beka terdiri dari
yaitu gravimetric water content, perbandingan tiga dusun dengan luas wilayah 496,817 Ha,
berat air tanah terhadap berat tanah yang dapat dijangkau oleh kendaraan roda
kering udara (Lembab) dengan persamaan : empat. Berada pada ketinggian 12 mdpl
(ð +ð Fð +ð GHQJDQ NHPLULQJDQ DQWDUD Û- Û&
W= :ð +ð ;F ð
× ÚÙÙ %

Gambar 1. Peta Unit Lahan Desa Beka Kecamatan Marawola Kabupaten Sigi.

425
Tabel 1. Hasil analisis Tanah Awal
Tekstur (%)
Kode Sampel Agregat Kriteria
Pasir Debu Liat
Hutan 6,22 18,40 50,82 30,77 Liat berdebu
Lahan Kering 7,72 35,92 49,05 15,03 Liat
Lahan Kritis 7,4 56,26 24,75 18,99 Liat
Tegalan 5,87 21,16 76,15 2,69 Lempung liat berdebu
Kebun Campuran 4,90 6,62 67,1 26,28 Lempung liat berdebu
Pekarangan 6,43 44,14 42,03 13,84 Liat
Sumber : Laboratorium Ilmu Tanah Fakultas Pertanian, Universitas Tadulako 2016.

Tipe Penggunaan Lahan. Berdasarkan peta memegang air. Tanah bertekstur liat
penggunaan lahan pada Desa Oloboju mempunyai luas permukaan yasng lebih
Kabupaten Sigi skala 1:21.000, jenis besar sehingga kemampuan menahan air
penggunaan lahan pada lokasi penelitian dan menyediakan unsur hara tinggi. Tanah
terdiri atas lahan hutan 0-8%, lahan kering bertekstur halus lebih aktif dalam reaksi
0-8%, lahan kritis 0-8%, lahan ladang 0- kimia daripada tanah bertekstur kasar.
8%, lahan kebun campuran 0-8% dan lahan Tanah bertekstur pasir mempunyai luas
pekarangan 0-8%. Untuk lebih jelasnya titik permukaan yang lebih kecil sehingga sulit
pengambilan sampel penelitian dapat dilihat menyerap (menahan) air dan unsur hara,
pada peta unit lahan. titik pengambilan akan tetapi peredaran udara dalam tanah
sampel dari masing-masing profil diperoleh kurang baik. Hasil analisis stabilitas agregat
dengan menggunakan GPS yang tertera mulai dari 4,90-7,72% menunjukkan agregat
pada Gambar 1. tanah yang tidak stabil. Agregat yang tidak
stabil mudah hancur selama terjadi hujan.
HASIL DAN PEMBAHASAN Partikel-pertikel hancuran tanah tersebar
mengisi pori-pori tanah di lapisan
Sifat Fisik Tanah di Desa Beka. Hasil permukaan dan membentuk lapisan tipis
analisis beberapa sifat fisik tanah di Desa kerak-permukaan yang kompak dan padat
Beka disajikan dalam Tabel 1. Dari hasil ketika tanah mengering.
survei yang dilakukan diketahui bahwa
penggunaan lahan di desa Beka terdiri Permeabilitas. Berdasarkan hasil analisis
dari hutan, lahan kering, lahan kritis, data permeabilitas yang diperoleh dapat
tegalan, kebun campuran, dan pekarangan. dilihat pada Tabel 2.
Masing-masing penggunaan lahan tersebut
dilakukan analisis tanah sehingga diperoleh Tabel 2. Hasil Analisis Permeabilitas pada
nilai agregat dan tekstur untuk lahan hutan Beberapa Penggunaan Lahan
masuk dalam kriteria liat berdebu, lahan Nilai
kering masuk dalam kriteria liat, lahan Penggunaan
Permeabilitas Kriteria
kritis kriteria liat, tegalan lempung liat Lahan
(cm/jam)
berdebu, kebun campuran lempung liat Hutan 15,91 Cepat
berdebu, dan untuk pekarangan masuk
dalam kriteria liat. Lahan Kering 5,59 Sedang
Hasil analisis menunjukkan Lahan Kritis 0,70 Agak Lambat
kandungan debu dan liat yang tinggi, Tegalan 1,56 Agak Lambat
sehingga dapat diketahui kondisi tanah di Kebun Campuran 11,55 Agak Cepat
desa Beka merupakan tanah yang
Pekarangan 3,32 Sedang
mempunyai kemampuan tinggi dalam

426
Tabel 3. Hasil Analisis Porositas pada Beberapa Pada beberapa penggunaan lahan
Penggunaan Lahan pada umumnya memiliki nilai porositas tanah
Nilai relatif (42,47-55,79%). Hal ini menunjukkan
Penggunaan semakin mudah tanah menyerap air maka
Porositas Kelas
Lahan kemungkinan permeabilitas yang ditimbulkan
(%)
Hutan 55,79 Baik juga semakin besar tinggi rendahnya
Lahan Kering 51,32 Baik porositas tanah ini sangat berguna dalam
Lahan Kritis 42,47 Kurang Baik menentukan tanaman yang cocok untuk
Tegalan Kurang Baik tanah tersebut.
47,80
Sedangkan porositas di lahan kritis
Kebun Campuran 52,37 Baik
dan tegalan relatif mempunyai porositas
Pekarangan 52,24 Baik
yang rendah. Hal ini disebabkan oleh
pengaruh bulk densitynya. Secara tidak
Laju permeabilitas tanah pada langsung bulk density tersebut sangat
tiap penggunaan lahan cenderung agak mempengaruhi porositas tanah. Selain itu,
lambat, sedang, agak cepat sampai cepat. partikel density juga sangat mempengaruhi
Permeabilitas merupakan kecepatan porositas tanah tersebut karena juga
bergeraknya air pada suatu media dalam dipengaruhi dengan keberadaan mineralnya.
keadaan jenuh. Hal ini menunjukkan pada
keadaan jenuh, pada penggunaan lahan Tabel 4. Nilai Bobot Isi Tanah
hutan dan lahan kebun campuran tanah
Nilai
tersebut mampu mengalirkan air ke lapisan Kriteria
Penggunaan Bobot Isi
bawah lebih banyak. (Paloloang,
Lahan Tanah
Lambat atau cepatnya laju 2012)
(g/cm3 )
permeabilitas tanah dapat dipengaruhi oleh Hutan 1,17 Ringan
besarnya porositas tanah, di mana semakin Lahan Kering 1,29 Sedang
besar porositas maka semakin besar Lahan Kritis 1,52 Berat
pula laju permeabilitas tanahnya. Sehingga Tegalan 1,38 Sedang
pergerakan air dan zat-zat tertentu bergerak Kebun Campuran 1,26 Sedang
dengan cepat. Pekarangan 1,27 Sedang
Pada umumnya nilai permeabilitas
meningkat dengan semakin porousnya tanah. Tabel 5. Nilai Kadar Air Jenuh
Demikian pula semakin basah (lembab)
Penggunaan Kadar Air Tanah Jenuh
suatu tanah maka nilai permeabilitasnya
Lahan (%)
juga semakin tinggi. Pada tanah yang lebih Hutan 53,00
kering, sebagian pori-pori terisi oleh udara Lahan Kering 48,75
yang menghambat aliran air (Adyana, 2002).
Lahan Kritis 40,35
Menurut Foth (1991), bahwa Tegalan 45,41
permeabilitas umumnya diukur sehubungan
Kebun Campuran 49,75
dengan laju aliran air melalui tanah dalam
Pekarangan 49,63
suatu massa waktu dan umumnya dinyatakan
sebagai inci per jam. Laju permeabilitas
Bagian volume tanah yang tidak
tanah mulai dari 0,20-0,80 ml det-1 adalah
terisi oleh bahan padat baik bahan mineral
sangat lambat. Pada tanah yang mempunyai
maupun bahan organik disebut ruang pori
kandungan liat yang sangat tinggi berkaitan
tanah. Ruang pori total terdiri atas ruang
dengan sedikit ruang pori aerasi dan
diantara partikel pasir, debu, dan liat serta
permeabilitas yang sangat kecil.
ruang diantara agregat agregat tanah. Jika
Porositas. Berdasarkan hasil data porositas sebaran ukuran pori suatu tanah didominasi
yang diperoleh dapat dilihat pada Tabel 3. oleh pori berukuran besar (pori makro)

427
maka pada umumnya tanah tersebut tanah, di sebabkan karena tanah tersebut
mempunyai kemampuan menyimpan lengas lebih banyak mengandung fraksi debu, dan
yang rendah, tetapi tanah ini memiliki termasuk dalam golongan lempung berdebu
kemampuan melewatkan air dan udara yang sehingga daya mengikat air kuat. Tanah-
besar (Arifin, 2011). tanah yang mengandung pasir bertekstur
kasar sulit menahan air sedangkan tanah
Bobot Isi Tanah. Berdasarkan hasil analisis
yang bertekstur halus akan lebih banyak
data bobot isi tanah yang diperoleh dapat
mengandung air (Rahim, 2003).
dilihat pada Tabel 4.
Rosyidah dan Wirosoedarmo (2013),
Pada beberapa penggunaan lahan
menyatakan bahwa tanah yang bertekstur
pada umumnya memiliki nilai bobot isi
kasar mempunyai kemampuan menahan air
tanah relatif (1,17-152). Hal ini dipengaruhi
yang kecil dari pada tanah bertekstur halus.
tekstur yang didominasi oleh debu dan pasir
Oleh karena itu tanaman yang ditanam
menyebabkan jumlah pori mempunyai nilai
pada tanah pasir umumnya lebih muda
bobot volume tanah yang besar (Refliaty
kekeringan dari pada tanah-tanah bertekstur
dan Marpaung, 2010).
lempung atau liat. Selain sifat tanah, faktor
Menurut Sarief (1986), tekstur tanah
tumbuhan dan iklim sangat mempengaruhi
yang memiliki tekstur berliat mempunyai
jumlah air yang dapat di absorbsikan
bobot volume tanah yang kecil dan tanah
tumbuhan, faktor-faktor tumbuhan antara
yang bertekstur pasir mempunyai nilai
lain bentuk perakaran, daya tahan terhadap
bobot volume tanah yang besar. Semakin
kekeringan, tingkat dan stabilitas tumbuhan.
baik tekstur tanah (tekstur berliat) maka
Faktor iklim antara lain, temperatur,
tanah tersebut baik digunakan sebagai lahan
kelembaban dan kecepatan angin.
pertanian. Ini dikarenakan tanah muda
menembus air dan tanah akan mudah Kadar Air Kapasitas Lapang. Berdasarkan
ditembus oleh akar tanaman. hasil data kadar air kapasitas lapang yang
Menurut Kartasapoetra (1991), semakin diperoleh dapat dilihat pada Tabel 6.
tinggi bobot volume tanah menyebabkan
kepadatan tanah meningkat, aerasi dan Tabel 6. Nilai Kadar Air Kapastitas Lapang
drainase terganggu, sehingga perkembangan Penggunaan Kadar Air Tanah
akar menjadi tidak normal. Nilai bobot Lahan Kapasitas Lapang (%)
volume tanah dapat menggambarkan adanya Hutan 26,50
lapisan tanah, pengolahan tanah, kandungan Lahan Kering 24,38
bahan organik, mineral, porositas, daya
Lahan Kritis 20,18
memegang air, sifat drainase dan kemudahan
Tegalan 22,70
tanah ditembus akar. Bobot volume tanah
dapat bervariasi dari waktu ke waktu dan Kebun Campuran 24,88
dari lapisan kelapisan sejalan dengan Pekarangan 24,82
perubahan ruang pori dan struktur.
kadar air jenuh yang diperoleh dapat dilihat Tabel 7. Hasil Analisis Batas Plastis pada
pada Tabel 5. Beberapa Penggunaan Lahan
Berdasarkan hasil analisis kadar air
Jenuh pada penggunaan lahan hutan, lahan Penggunaan Lahan Batas Plastis (%)
kering, lahan kritis, tegalan, kebun campuran Hutan 55,49
dan pekarangan memiliki nilai mulai dari Lahan Kering 48,26
40,35% - 53,00%. Lahan Kritis 53,75
Kadar Air Jenuh. Berdasarkan hasil data Tegalan 51,07
Kadar air jenuh dipengaruhi oleh jumlah Kebun Campuran 57,48
pori di dalam tanah dan bahan organik Pekarangan 51,24

428
Berdasarkan hasil analisis kadar air ubah tanpa perubahan isi atau tanpa kembali
kapasitas lapang pada penggunaan lahan kebentuk asalnya, plastisitas ini sangat
hutan, lahan kering, lahan kritis, tegalan, dipengaruhi oleh kadar air. Tanah dengan
kebun campuran dan pekarangan memiliki fraksi liat akan terasa halus, licin dan
nilai mulai dari 20,18% - 26,50%, sebagai memiliki tingkat plastisitas lebih tinggi
mana tercantum pada Tabel 6. (Jatmoko, 2000).
Tanah yang bertekstur kasar
mempunyai kemampuan menahan air yang Batas Cair. Berdasarkan hasil analisis batas
kecil dari pada tanah bertekstur halus. cair pada penggunaan pada penggunaan
Oleh karena itu tanaman yang ditanam lahan hutan, lahan kering, lahan kritis,
pada tanah pasir umumnya lebih mudah tegalan, kebun campuran dan pekarangan
kekeringan daripada tanah-tanah bertekstur memiliki nilai plastisitas yang berbeda.
lempung atau liat. Selain sifat tanah, faktor Sebagai mana tercantum pada Tabel 8.
tumbuhan dan iklim sangat mempengaruhi Batas cair sangat berpengaruh pada
jumlah air yang dapat diabsorsikan pada kadar air (%) dan banyaknya jumlah
faktor-faktor tumbuhan antara lain, bentuk ketukan (N). hal ini sesuai dengan pendapat
perakaran, daya tahan terhadap kekeringan, Muhtadi (2011), yang meyebutkan bahwa
tingkat dan stadia pertumbuhan. Faktor batas cair bergantung pada kadar air, batas
iklim antara laintemperatur, kelembaban cair ini merupakan salah satu parameter
dan kecepatan angin (Hardjowigeno, 2010). yang dapat digunakan untuk mengetahui
kemampuan kembang-susut tanah.
Batas Plastis. Berdasarkan hasil anaisis Alihudien dan Mochtar (2009),
batas plastis pada penggunaan pada Penentuan Batas cair adalah kadar air saat
penggunaan lahan hutan, lahan kering, tanah berubah dari kondisi cair menjadi
lahan kritis, tegalan, kebun campuran dan bahan yang plastis, atau kadar air yang
pekarangan memiliki nilai mulai dari sesuai dengan perlakuan pemberian bahan
48,26%-57,48%, Sebagai mana tercantum organik pada kondisi cair dan plastis
pada Tabel 7. terhadap kekentalan atau konsistensi suatu
Tanah dengan tingkat plastisitas tanah, hal ini berpengaruh terhadap batas
diatas 30% merupakan tanah yang cair tanah ketika terjadi erosi, longsor atau
ekspaansive dimana kandungan lempungnya penyusutan tanah. selain itu bahan organik
cukup tinggi. Tanah yang demikian mudah tinggi menyebabkan banyaknya pori-pori
terpengaruh terhadap perubahan kadar air, tanah, serta pengolahan bahan organik
dimana jika kelebihan kadar air maka tanah berlangsung lama dapat meningkatkan pori
akan mengembang dan jika kekeringan air tanah, dan pori tersedia, serta menurunkan
akan mengalami penyusutan (Virman, 2013). kepadatan tanah.
Menurut Muhtadi (2011), tanah
mengandung sedikit liat dikatakan agak Tabel 8. Hasil Analisis Batas Cair pada
plastis, sedangkan tanah banyak Beberapa Penggunaan Lahan
mengandung liat disebut sangat plastis.
Dalam praktek, perbedaan plastisitas Penggunaan Lahan Batas Cair (%)
ditentukan oleh keadaan fisik tanah melalui
perubahan kadar air. Batas antara perbedaan Hutan 73,39
kondisi plastis berdasarkan kadar air Lahan Kering 61,33
tersebut disebut batas konsistensi atau batas Lahan Kritis 66,58
atterberg. Jadi, konsistensi tanah diartikan
sebagai kondisi fisik dari butiran halus Tegalan 61,84
tanah pada kondisi kadar air tertentu. Kebun Campuran 66,43
Plastisitas adalah sifat yang Pekarangan 60,72
memungkinkan bentuk bahan itu berubah-

429
Apabila kumpulan butir tanah halus Beban Vertikal terhadap Kecepatan
dalam kondisi kering diperlukan dengan Pemampatan Sekunder Tanah Lempung.
Teknik Sipil Institut Teknologi Sepuluh
penambahan kadar air, maka air akan Nopember Surabaya.
menyelimuti butiran tersebut, dan secara
berurutan kondisinya akan berubah dari Arifin, Z. 2011. Analisis Nilai Indeks Kualitas Tanah
padat menjadi semi plastis, kemudian Entisol pada Penggunaan Lahan yang
menjadi plastis dan selanjutnya menjadi Berbeda. J. Agroteksos. 21 (1) : 47-54.
cair. Dengan mengamati secara visual
Foth, H.D. 1991. Fundamentals of Soil Science.
terhadap contoh tanah yang mengandung Terjemahan Damiati: Dasar-Dasar Ilmu
butiran halus tersebut diperlukan, akan Tanah. Erlangga. Jakarta.
dapat disimpulkan bahwa tanah tersebut
plastis atau tidak (Kurnia dkk, 2006). Hardjowigeno. S., 2010. Ilmu Tanah. Madiyatama
Sarana Perkasa. Jakarta.
KESIMPULAN DAN SARAN
Jatmoko. H.D., 2000. Tinjauan Sifat Plastisitas
Tanah Lempung yang Distabilisasi dengan
Kesimpulan Kapur. Fakultas Teknik. Universitas
Karakteristik fisik tanah pada beberapa Muhammadiyah Purworejo. J. Agroteksos 1
(1) : 37-47.
penggunaan lahan sangat bervariasi,
Permeabilitas agak lambat, sedang, agak Kartasapoetra A. G.,1991. Teknologi Konservasi
cepat hingga cepat. Porositas relatif kurang Tanah dan Air. Rineka Cipta. Jakarta.
baik hingga baik. Bobot Isi Tanah relatif
ringan, sedang, berat. kadar air jenuh Kurnia, U., F. Agus., A. Adimihardja., dan A.
Dairah., 2006. Sifat Fisik Tanah dan
diperoleh nilai rerata mulai dari 40,35% - Metode Analisisnya. Badan Penelitian dan
53,00% lapisan tanah banyak terdapat Pengembangan Pertanian. Departemen
pori-pori tanah. Kadar air kapasitas lapang Pertanian.
diperoleh nilai rerata mulai dari 20,18% -
26,50% jumlah air yang ditahan oleh tanah. Muhtadi. A., 2011. Batas-batas Atterberg. Fakultas
Teknik Sipil Universitas Narotama
Sedangkan batas plastis dan batas cair Surabaya. J. Agritech. 2 (5) : 50-51.
sedang hingga tinggi.
Perbedaan tempat pada masing-masing Rahim S. E., 2003. Pengendalian Erosi Tanah
penggunaan lahan mempengaruhi permeabilitas, dalam Rangka Pelestarian Lingkungan
porositas, bobot isi tanah, kadar air tanah, Hidup. Bumi Aksara. Jakarta.
batas plastis dan batas cair. Refliaty dan E.J. Marpaung., 2010. Agregat Ultisol
Saran pada Beberapa Penggunaan Lahan dan
Lereng. Faperta Universitas Jambi. J.
Setelah penelitian ini di laksanakan, Hidrolitan. 1 (2) : 35-42.
demi perbaikan ilmu dan informasi yang
Rosyidah. E, dan Wirosoedarmo., 2013. Pengaruh
di peroleh, di harapkan adanya penelitian Sifat Fisik Tanah pada Konduktivitas
yang lebih lanjut mengenai karakteristik Hidrolik Jenuh di 5 Penggunaan Lahan
fisik tanah pada beberapa penggunaan (Studi Kasus Di Kelurahan Sumbersari
lahan di Desa Beka Kecamatan Marawola Malang). Fakultas Teknologi Pertanian,
Universitas Brawijaya. J. Agritech. 33 (3) :
Kabupaten Sigi. 340-345.

DAFTAR PUSTAKA Sarief, S. 1986. Ilmu Tanah Pertanian. Pustaka


Buana Bandung. Bandung.
Adyana, 2002. Pengembangan Sistem Usahatani
Pertanian Berkelanjutan. Forum Penelitian Virman, 2013. Analisis Data Geolistrik dan Data Uji
Agro Ekonomi. 19 (2): 38-49. Tanah untuk menentukan Struktur Bawah
Tanah Daerah Skyland Distrik Abepura
Alihudien. A, dan Mochtar., 2009. Kajian Pengaruh Papua. Jurusan FMIPA Prodi Fisika FKIP
Batas Cair (Ll), Konsistensi Tanah dan Uncen. Jayapura. J. Fisika. 3 (1) : 43-44.

430

Anda mungkin juga menyukai