Anda di halaman 1dari 20

Pengertian SOP

SOP yang sering kita sebut itu adalah kependekan dari Standard Operating
Procedure atau Standar Operasional Prosedur. Banyak literasi yang dapat kita baca tentang
pengertiannya. Menurut pendapat Rudi M Tambunan dalam salah satu buku karyanya
menyebutkan, pengertian SOP adalah pedoman yang berisikan standar-standar operasional dalam
suatu organisasi. Standar yang dimaksudkan adalah tatanan atau tata cara yang jadi patokan
dalam setiap melakukan tindakan. Organisasi yang dimaksud bukan berarti organisasi sebagai
perkumpulan kegiatan saja tetapi organisasi dalam suatu bidang usaha atau organisasi dalam
struktur birokrasi.
Untuk organisasi dalam struktur pemerintahan dan birokrasi, sudah diatur dalam
Peraturan Menteri Pendayagunaan Aparatur Negara dan Reformasi Birokrasi
(PERMENPANRB) Nomor 35 Tahun 2012. Dalam Permen tersebut diuraikan, “Standar
Operasional Prosedur (SOP) adalah serangkaian instruksi tertulis yang dibakukan mengenai
berbagai proses penyelenggaraan aktivitas organisasi, bagaimana dan kapan harus dilakukan,
di mana dan oleh siapa dilakukan.”
Dari dua definisi tersebut, kita bisa menarik kesimpulan bahwa SOP adalah suatu
pedoman tertulis yang dibakukan dan berisikan hal-hal standar dan prosedural yang bersifat
perintah untuk melaksanakan kegiatan pekerjaan dalam suatu organisasi.
Apabila dijabarkan lagi dalam lingkup perusahaan atau badan usaha, pengertian SOP
adalah pedoman tertulis yang berisikan rincian tata cara dan tahapan langkah dalam setiap proses
pekerjaan yang sudah dibakukan oleh perusahaan dan menjadi kewajiban karyawan di semua
jenjang untuk mematuhinya, agar tercapai visi dan misi suatu organisasi atau suatu perusahaan.
Dalam suatu perusahaan, standard operating procedures ini dijadikan dokumen untuk
menjadi acuan dalam melakukan pekerjaan. Setiap bidang pekerjaan, bahkan untuk setiap
kegiatan pekerjaan yang sederhana pun seharusnya juga ada SOP-nya. Karena banyaknya
kegiatan yang harus di-SOP-kan maka biasanya dijadikan satu dalam satu dokumen yang diberi
nama Dokumen SOP. Secara berkala, semua kegiatan harus dilakukan evaluasi dan acuannya
dari dokumen yang sudah disusun tadi.
Bisa saja suatu perusahaan tidak terbeban untuk mempunyainya tetapi hanya menerapkan
peraturan-peraturan normatif dalam kegiatannya. Biasanya perusahaan semacam ini
kepemilikannya bersifat individu. Semua menurut perintah dari atasan yang juga merangkap
sebagai pemiliknya. Namun, ketika sudah berkembang cepat atau lambat harus ada SOP dalam
perusahaan itu. Karena kegiatan pekerjaan yang semakin kompleks tentu tidak bisa hanya
mengandalkan perorangan untuk mengontrol semua pekerjaan. Harus ada sistem yang benar dan
dibakukan lalu bisa dijalankan.
Jelas di sini bahwa tujuan pembuatan standard operating procedures di suatu perusahaan
adalah untuk pedoman dalam setiap langkah pekerjaan di bagian atau bidang apapun agar
tercapai target-target perusahaan. Dengan adanya pedoman ini maka karyawan bisa bekerja
sesuai dengan tugasnya masing-masing dan sesuai standar di bidang pekerjaan masing-masing
pula.

Manfaat SOP
Perusahaan atau bidang usaha yang mempunyai standard operating procedures tentu akan
memperoleh banyak manfaatnya dibanding dengan yang tidak mempunyai sama sekali.
Beberapa manfaat yang bisa diperoleh di antaranya adalah :
 Sebagai standarisasi karyawan di semua jenjang dalam menjalankan dan menyelesaikan
tugas pekerjaannya. Karyawan dalam bekerja akan lebih mempunyai standar minimal apa
yang harus dikerjakan dan seperti apa hasil yang dicapainya.
 Meminimalkan tingkat kesalahan karyawan dalam menjalankan tugas pekerjaannya,
sehingga membuat karyawan bisa lebih percaya diri dalam melaksanakan tugasnya, tanpa
ada perasaan takut salah atau takut dengan atasan ketika melaksanakan tugasnya.
 Karyawan bekerja lebih efisien dan efektif dalam tanggung jawabnya sebagai individu
maupun sebagai organisasi. Masing-masing karyawan akan melaksanakan tugasnya
sendiri tanpa ketergantungan atau menggantungkan diri ke pihak lain, karena memang
sudah diatur sedemikian rupa untuk dapat menjalankan seefektif dan seefisien mungkin
 Karyawan lebih mandiri dalam menjalankan tugas pekerjaannya sehingga dapat
meminimalkan keterlibatan pihak lain. Ketika ada keterlibatan dari pihak lain yang tidak
sesuai prosedur, maka bisa dipastikan akan memengaruhi sistem kerja dan bisa
berdampak pada karyawan lain atau unit kerja yang lain.
 Karyawan dapat mempertanggungjawabkan pekerjaannya secara terbuka kepada
manajemen perusahaan. Hal ini terkait dengan penilaian dan evaluasi yang menyangkut
karyawan secara pribadi atau dalam unit kerja tertentu.
 Dalam kondisi apapun, suatu pekerjaan tetap dapat dijalankan dengan baik tanpa harus
menunggu kebijakan atau perintah dari managemen. Standard operating procedures yang
disusun dengan detail akan mempermudah pelaksanaan kegiatan pekerjaan dalam kondisi
yang tidak normal.
 Konsistensi dalam pekerjaan akan tetap terjaga. Hal ini disebabkan karena karyawan
bekerja hanya fokus dengan pekerjaannya saja yang sudah diatur standarisasinya.
 Sebagai sarana informasi pada siapa pun tentang beban tugas dan tanggung jawab setiap
karyawan dan unit kerjanya. Antar personil karyawan atau antar unit pekerjaan akan lebih
tahu seberapa besar dan seberapa berat beban tugas pekerjaan selain yang ada di dirinya
sendiri.
 Sebagai alat untuk melindungi karyawan dari tuntutan apapun ketika ada dugaan atau
dampak yang ditimbulkan dari penyimpangan pekerjaan. Bila karyawan melaksanakan
tugas pekerjaannya dengan baik dan sesuai maka kecil kemungkinan karyawan tersebut
akan disalahkan pihak lain.
 Alur tugas, kewenangan dan tanggung jawab masing-masing karyawan dan masing-
masing unit pekerjaan akan lebih jelas. Semakin detail penjabaran tugas, kewenangan dan
tanggung jawab itu maka koordinasi antar karyawan atau antar bagian pekerjaan dapat
berjalan dengan baik, tanpa ada tumpang tindih pekerjaan.
 Sebagai pedoman untuk evaluasi sistem pekerjaan. Ketika evaluasi harus dilakukan oleh
perusahaan untuk mencapai hasil yang lebih baik lagi, maka standard operating
procedures salah satu yang dijadikan rujukan untuk mengevaluasi semua sistem yang
sudah berjalan. Bila ada personel yang menyimpang hingga mengakibatkan target
perusahaan tidak terpenuhi maka harus ada tindakan tertentu untuk mengatasinya.
Begitu pula bila ternyata dalam evaluasi personel sudah sesuai, sedangkan target belum
juga terpenuhi maka perlu ditinjau lagi sistem yang sudah dibakukan itu.
 Sebagai pedoman ketika terjadi permasalahan atau perselisihan dalam menjalankan tugas
masing-masing. Pedoman standard operating procedures ini yang akan jadi bahan untuk
meluruskan kembali ketidakserasian antar bagian pekerjaan atau antar personel
karyawan.
 Sebagai alat kontrol bagi perusahaan dalam kegiatan kerjanya sehari-hari. Bila
perusahaan mempunyai sumber daya manusia dalam jumlah dan beban pekerjaan juga
sangat banyak, tentu peran pimpinan di jenjang apapun akan semakin berat. Oleh karena
itu diperlukan standard operating procedures agar masing-masing pekerja dapat
mengontrol diri masing-masing di bagian tugasnya masing-masing pula, tanpa
menggantungkan pengawasan dari pimpinan. Artinya, SOP ini sebagai pedoman
karyawan secara pribadi dalam bekerja.
 Sebagai alat untuk meningkatkan image perusahaan ke jenjang yang lebih tinggi. Bila ada
SOP yang jelas dan benar-benar diterapkan maka pihak luar perusahaan akan lebih
percaya bahwa perusahaan itu dikendalikan sistem yang baik. Dengan demikian pihak
luar tersebut akan lebih nyaman bila akan bekerjasama.
Dari uraian manfaat tadi kamu tentu akan bertanya, sebenarnya standard operating procedures itu
diperuntukkan untuk siapa? Apakah untuk level karyawan atau semua level?
Jawabnya adalah untuk semua tingkatan, dari yang tingkatan terendah sampai yang tertinggi.
Karena menyangkut sistem yang saling berkaitan satu sama lain dalam suatu organisasi. Bila satu
bagian di suatu tingkatan melakukan kesalahan atau berjalannya tidak sesuai dengan SOP maka
akan berdampak ke bagian lain. Cepat atau lambat pasti akan berdampak. Itulah mengapa
manfaatnya sangat penting sekali dalam suatu perusahaan.
Cara Membuat SOP
Sebelum melangkah ke cara membuat SOP, kamu harus tahu dulu alur pembuatannya. Mulai
dari siapa yang bertanggung jawab untuk menyusun SOP, apa saja prinsip dasarnya, lalu
prosedur apa yang harus dijalankan dalam rangka penyusunannya, baru kemudian melangkah ke
tahap penyusunan materi yang di-SOP-kan.
 Penyusun SOP
o Idealnya untuk menyusun SOP ini adalah suatu tim yang berisikan karyawan yang
mewakili dari berbagai bidang/unit pekerjaan dan berbagai tingkatan karyawan.
o Tim penyusun harus bersifat independen yang hanya berorientasi pada visi dan
misi perusahaan, bukan menonjolkan unit kerjanya sendiri.
o Penyusun SOP ini bisa juga sebagai bagian dari tim evaluasi penerapan SOP saat
diberlakukannya SOP di perusahaan.
 Prinsip dasar penyusunan SOP
o Mudah dan jelas dipahami oleh semua orang. Bahkan karyawan yang baru
bergabung dalam unit kerja pun dapat dengan cepat dan mudah memahami dan
menyesuaikan SOP yang ada. Penulisan atau penyusunan kata-kata yang bertele-
tele tentu akan sangat mengganggu.
o Prosedur dan tata cara yang disusun adalah prosedur yang paling efektif dan
paling efisien ketika dilaksanakan. Karena tujuan akhir dari SOP ini adalah
pencapaian visi dan misi perusahaan yang tentu mengedepankan efektivitas dan
efisiensi.
o Antara satu prosedur dengan prosedur lainnya dalam SOP tersebut harus selaras
dan berkesinambungan. Ketika tidak ada keselarasan maka bisa dipastikan akan
timbul masalah antar unit kerja.
o Prosedur di bidang dan di unit apapun harus ada parameter kualitas hasil
pencapaiannya. Parameter ini digunakan acuan apakah hasil yang dikerjakan
secara prosedural tersebut sudah sesuai standar minimal yang ditetapkan.
o Dinamis mengikuti perkembangan dan kemungkinan masalah-masalah yang
belum tertampung dalam SOP tersebut. Apabila ada hal-hal baru maka
standarisasi prosedur secara terbuka dapat dengan mudah untuk
menyesuaikannya.
o Orientasi SOP harus tetap pada visi dan misi perusahaan. Hal-hal yang diatur
dalam SOP haruslah bertujuan pada pencapaian visi dan misi perusahaan, sampai
hal terkecil sekalipun.
o Tidak bertentangan dengan kaidah hukum dan norma yang berlaku.
o SOP harus ditetapkan oleh pimpinan sebagai suatu produk dan kebijakan
perusahaan yang wajib ditaati dan bersifat mengikat ke semua karyawan apapun
jenjangnya.
o Oleh karena salah satu sifat dari SOP adalah berkelanjutan maka segala prosedur
yang dihasilkan harus bisa didokumentasikan dengan baik. Sehingga bila ada hal
yang harus disesuaikan lagi prosedurnya, penelusuran kebijakan prosedur
sebelumnya bisa dilaksanakan dengan cepat dan mudah.
 Tahap penyusunan SOP
o Tim penyusun SOP melakukan pendataan di masing-masing unit kerja. Pendataan
meliputi ; apa saja yang dikerjakan, berapa dan siapa personil yang terlibat dalam
satu pekerjaan, alat apa saja yang diperlukan untuk satu pekerjaan, waktu
pemrosesan suatu pekerjaan hingga selesainya pekerjaan tersebut dan bagaimana
keterkaitan dengan unit kerja lain untuk menyelesaikan suatu pekerjaan.
o Masing-masing anggota tim yang mewakili unit kerjanya memaparkan apa saja
dan bagaimana pekerjaan yang sudah dijalankan selama ini berdasarkan
pendataan tadi.
o Tim penyusun SOP meramu hasil penjelasan tadi dan disesuaikan dengan
peraturan-peraturan yang terkait dan disesuaikan pula dengan kebijakan
perusahaan.
o Menghitung dan menganalisa biaya-biaya yang mungkin ditimbulkan dari
penerapan suatu prosedur di unit kerja.
o Memilih sistem prosedur yang terbaik dari pilihan dan pertimbangan yang ada.
o Menyusun draf SOP untuk kemudian dikoordinasikan dengan pimpinan
perusahaan agar bisa diambil kebijakan yang tepat.
o Melakukan trial and error untuk masing-masing prosedur, lalu dikaji lagi sampai
bisa diambil kesimpulan bahwa prosedur tersebut bisa diterapkan.
o Penetapan SOP yang oleh tim dan juga atas persetujuan dari pimpinan
perusahaan, kemudian dijadikan dokumen resmi perusahaan.
o Sosialisasi semua materi yang ada dalam dokumen SOP ke masing-masing unit
kerja sesuai dengan tugas tanggung jawab di lingkungan kerja tersebut.
o Rutin melakukan kontrol dan evaluasi secara berkala dari penerapan SOP
tersebut. Untuk mempermudah pelaksanaan kontroling sebaiknya
disediakan form pemeriksaan khusus. Sehingga dapat dilakukan evaluasi yang
berkesinambungan.
Tampilan atau bentuk SOP yang sudah ditetapkan berupa dokumen teks dan flow
chart untuk satu prosedur yang diuraikan. Memang bukanlah suatu keharusan, tapi ada hal-hal
yang perlu ditampilkan untuk memudahkan dalam identifikasi dan pendokumentasiannya. Hal-
hal yang perlu ditampilkan, di antaranya yaitu :
 Identitas perusahaan, yang berupa logo, nama, alamat dan kontak yang bisa dihubungi.
Penempatan identitas ini harus ada di bagian atas lembar standard operating procedures.
 Judul, yaitu hal apa yang akan diuraikan prosedurnya.
 Nomor dokumen, yang bertujuan untuk identifikasi setiap prosedur yang ditetapkan.
Penomoran ini disesuaikan dengan keseluruhan lembar standard operating procedures
dari berbagai unit kerja yang dijadikan satu dalam dokumen yang disusun.
 Mulai pemberlakuan, yang berupa tanggal penetapan dan mulai diberlakukannya
prosedur yang diuraikan.
 Revisi, bertujuan untuk menginformasikan bahwa prosedur yang akan dijelaskan sudah
melalui beberapa revisi yang tentunya dikarenakan ada penyesuaian-penyesuaian.
 Tanggal revisi, menjelaskan kapan dilakukannya revisi sesuai dengan penetapan revisian
terakhir.
 Halaman, yang menginformasikan ada berapa lembar atau berapa halaman yang akan
disampaikan untuk satu jenis prosedur tersebut.
 Latar belakang, yang menjelaskan apa saja yang melatarbelakangi adanya prosedur
tersebut.
 Tujuan, yaitu maksud dibuatnya prosedur yang ditetapkan
 Ruang lingkup, yaitu batasan-batasan yang masih ada kaitannya dengan prosedur yang
disampaikan
 Tanggung jawab dan wewenang, menginformasikan siapa saja yang bertugas dan
bertanggung jawab terhadap prosedur yang diuraikan.
 Satuan kerja terlibat, menyampaikan siapa dan unit kerja apa saja yang ada kaitannya
dengan prosedur yang diuraikan. Baik terlibat sebelum pekerjaan yang dilaksanakan
maupun setelah hasil pekerjaan diselesaikan.
 Prosedur pelaksanaan, yaitu penjelasan detail prosedur-prosedur yang dimaksudkan.
 Rekaman, merupakan lembaran, form atau berkas-berkas lain yang terkait dan harus ada
ketika prosedur suatu pekerjaan itu dijalankan. Fungsinya adalah sebagai upaya untuk
merekam atau mendokumentasikan setiap prosedur.
 Pengesahan, yang berisikan nama dan jabatan yang bertanggung jawab terhadap
prosedur yang dijelaskan tersebut. Penanggung jawab ini bersifat berjenjang, mulai dari
level yang terbawah sampai ke pimpinan. Sebagai bentuk tanggung jawab maka harus
ada ruang untuk tanda tangan bagi masing-masing.
 Flow chart, merupakan bagan alur sebagai gambaran secara skematis bagaimana
prosedur yang diuraikan tersebut dijalankan.
Contoh SOP
Contoh SOP Perusahaan Jasa
JUDUL : STANDAR OPERASIONAL PROSEDUR PENANGANAN
KELUHAN
PELANGGAN
1. LATAR BELAKANG : a. Adanya keluhan pelanggan ke customer service
b. Keluhan disampaikan melalui telpon dan datang ke
kantor
c. Keluhan pelanggan tidak cepat ditanggapi
2. TUJUAN : a. Memberi kepuasan pelanggan
b. Menata petugas untuk dapat menanggapi keluhan
pelanggan dengan baik
3. RUANG LINGKUP : Tugas dan tanggung jawab customer service
4. TANGGUNG JAWAB : - Customer service
- Supervisor front office
5. UNIT KERJA TERLIBAT : a. Keamanan kantor
b. Pengemasan
c. Pengiriman
6. PROSEDUR PELAKSANAAN : a. Customer service menerima pelanggan harus dengan
ramah, sopan, tata bahasa yang baik dan senyum.
b. Catat nama pelanggan, nomor pengiriman pelanggan dan
apa saja keluhan pelanggan
c. Customer service harus bisa memberi solusi cepat
bila pelanggan mengeluhkan pelayanan yang diterima
d. Bila tidak bisa memberi solusi cepat, jangan tutup
kontak dengan pelanggan, segera lakukan koordinasi
dengan unit kerja terkait yang dikeluhkan pelanggan,
lalu teruskan solusi tersebut ke pelanggan
7. REKAMAN : - Catatan front office
- Memo internal ke unit kerja terkait
Contoh SOP Perusahaan
JUDUL : STANDAR OPERASIONAL PROSEDUR PEMAKAIAN
KOMPUTER KANTOR
1. LATAR BELAKANG : 1. Setiap divisi tersedia komputer (PC) inventaris
kantor
2. Penertiban penggunaan dan pemanfaatan komputer (PC)
2. TUJUAN : Mengoptimalkan penggunaan komputer (PC) inventaris
kantor dengan pemakaian yang benar dan meminimalkan
pemakaian untuk keperluan selain pekerjaan kantor
3. RUANG LINGKUP : Pemakaian komputer masing-masing karyawan
4. TANGGUNG JAWAB : 1. Setiap karyawan
2. Supervisor masing-masing bagian
5. UNIT KERJA TERLIBAT : 1. Bagian Informatika dan Telekomunikasi
2. Satuan Pengawas Intern (SPI)
6. PROSEDUR PELAKSANAAN : 1. Setiap karyawan menggunakan komputer (PC)
inventaris
kantor dengan baik dan benar, mulai dari langkah
menghidupkan sampai mematikannya saat selesai
pemakaian
2. Komputer (PC) inventaris kantor dilarang untuk
penggunaan keperluan selain pekerjaan kantor
3. Penyimpanan file hasil pekerjaan agar ditata serapi
mungkin dalam folder khusus sehingga tidak terjadi
penumpukan file banyak pekerjaan dalam satu folder
4. Setiap transfer data dari flashdisk wajib dilakukan
scaning anti virus dengan aplikasi yang sudah
tersedia di masing-masing komputer.
5. Apabila menemukan kejanggalan atau masalah lain
dalam pengoperasiannya, segera hubungi bagian IT
untuk dilakukan perbaikan secepatnya.
6. Apabila diperlukan penambahan atau peningkatan
perangkat, dilakukan prosedur pengajuan ke bagian
pengadaan dengan sepengetahuan bagian IT
7. REKAMAN : Memo internal ke unit kerja terkait
Contoh SOP Perusahaan Swasta
JUDUL : STANDAR OPERASIONAL PROSEDUR KERJA LEMBUR
1. LATAR BELAKANG : 1. Perlunya penataan jam kerja yang efektif dan efisien
2. Semua divisi memerlukan pengaturan pekerjaan di luar
jam kerja normal
2. TUJUAN : Mengatur pola kerja lembur bagi karyawan agar dapat
bekerja dengan efektif dan efisien
3. RUANG LINGKUP : Kerja lembur bagi karyawan di tingkat Asisten Manager
ke bawah di semua divisi
4. TANGGUNG JAWAB : 1. Setiap karyawan yang melakukan kerja lembur
2. Supervisor masing-masing bagian
3. Manager masing-masing bagian
5. UNIT KERJA TERLIBAT : 1. Bagian HRD
2. Satuan Pengawas Intern (SPI)
3. Bagian lain yang terkait dengan pekerjaan lembur
saat itu
6. PROSEDUR PELAKSANAAN : 1. Karyawan dapat melaksanakan pekerjaan lembur atas
perintah atasannya langsung, dengan mengisi form yang
sudah tersedia.
2. Pekerjaan lembur dapat dilaksanakan dengan
pertimbangan percepatan waktu pengerjaan, target
waktu, kemampuan peralatan dan kemampuan personil
yang terlibat.
3. Pada saat bekerja di jam lembur, karyawan tidak
diperkenankan untuk mengerjakan pekerjaan lain selain
pekerjaan yang diajukan untuk lembur.
4. Setiap selesai melakukan pekerjaan lembur, karyawan
wajib membersihkan semua peralatan yang dipakai dan
mematikan peralatan yang berhubungan dengan
kelistrikan.
5. Karyawan dapat mengakhiri pekerjaan lembur sesuai
dengan target kuantitas pekerjaan atau pembatasan jam
lembur yang diberikan atasan pada form yang tersedia.
7. REKAMAN : Form pengajuan lembur
Contoh Standar Operasional Prosedur Kontraktor
JUDUL : STANDAR OPERASIONAL PROSEDUR PEMERIKSAAN AKHIR
PRA
PENGECORAN
1. LATAR BELAKANG : a. Pekerjaan cor struktur merupakan pekerjaan yang perlu
perhatian khusus
b. Perlunya pemeriksaan yang teliti sebelum dilaksanakan
pengecoran
2. TUJUAN : Mengatur pola pemeriksaan pra pengecoran untuk hasil
yang efektif dan efisien
3. RUANG LINGKUP : Peran pengawas konstruksi sebelum dilaksanakan
pengecoran
4. TANGGUNG JAWAB : a. Pengawas lapangan
b. Supervisor pengawas lapangan
c. Pelaksana lapangan
5. UNIT KERJA TERLIBAT : a. Pelaksana konstruksi di lapangan
b. Sub kontraktor yang terkait
c. Logistik lapangan
6. PROSEDUR PELAKSANAAN : a. Pengawas lapangan menerima memo dan informasi lisan
tentang jadwal pengecoran bidang konstruksi tertentu
b. Pengawas lapangan memeriksa kesesuaian dimensi, jarak
dan jenis bahan antara gambar dan spesifikasi bahan
dengan kondisi yang ada di lapangan
c. Pengawas lapangan memeriksa kekuatan bekisting dan
perancah untuk mengantisipasi beratnya cor
d. Pengawas lapangan memeriksa kesiapan pelatan, jumlah
peralatan dan jumlah personil yang akan terlibat
dalam pengecoran
e. Pengawas lapangan wajib memberikan arahan atau
catatan tertentu bila ada ketidaksesuaian dan bila
dilihat ada yang tidak semestinya secara teknis
konstruksi
f. Pengecoran baru bisa dilaksanakan bila pengawas
lapangan memberikan instruksinya melalui memo yang
tersedia.
7. REKAMAN : a. Form pengajuan pengecoran
b. Form pelaksanaan pengecoran
c. Form laporan cuaca
Contoh SOP Perusahaan Makanan
JUDUL : STANDAR OPERASIONAL PROSEDUR PENGEMASAN
MAKANAN
1. LATAR BELAKANG : 1. Makanan yang sehat sesuai dengan visi dan misi
perusahaan
2. Kualitas pengemasan salah satu faktor daya tarik
konsumen
2. TUJUAN : Menata proses pengemasan makanan yang lebih baik untuk
meningkatkan produktivitas perusahaan
3. RUANG LINGKUP : Proses pengemasan
4. TANGGUNG JAWAB : 1. Operator pengemasan
2. Supervisor pengemasan
3. Manager produksi
5. UNIT KERJA TERLIBAT : 1. Bagian produksi
2. Bagian gudang
3. Bagian distribusi
6. PROSEDUR PELAKSANAAN : 1. Operator pengemasan wajib mematuhi ketentuan teknis
peralatan yang digunakan
2. Proses pengemasan harus dilaksanakan dengan hati-hati
untuk meminimalkan kegagalan pengemasan produk
3. Pekerjaan pengemasan harus segera dikerjakan ketika
bagian produksi telah menyerahkan hasil pekerjaannya
d. Pengawas lapangan memeriksa kesiapan pelatan, jumlah
peralatan dan jumlah personil yang akan terlibat
dalam pengecoran
4. Operator pengemasan harus memeriksa setiap barang
yang dikemas dengan teliti
5. Bila produk yang akan dikemas ditemukan cacat
produksi maka operator harus memisahkan dan segera
melaporkan ke Supervisor untuk segera ditindak
lanjuti
7. REKAMAN : 1. Form serah terima
2. Form cacat produksi

Dari ulasan di atas kamu serta contoh sop perusahaan, contoh sop perusahaan jasa,
contoh SOP perusahaan swasta, dan contoh standar operasional prosedur organisasi tentu
semakin mengerti betapa pentingnya SOP bagi suatu perusahaan atau organisasi.
Standard operating procedures inilah yang akan menjadi tuntunan dan rambu-rambu
untuk menyelesaikan tugas dan pekerjaan karyawan. Penyusunan SOP yang baik dan terperinci
akan semakin mendekatkan pada visi dan misi perusahaan. Dengan standard operating
procedures yang baik maka bisa dipakai sebagai alat kontrol dalam perusahaan. Evaluasi rutin
dengan mengacu pada standard operating procedures juga akan lebih meningkatkan produktivitas
perusahaan.

Anda mungkin juga menyukai