Pejabat yang berwewenang memberikan surat tanda terima kepada pendiri atau
kuasanya apabila surat permintaan pengesahan akta pendiri dan lampirannya
sebagaimana dimaksud huruf b telah lengkap dipenuhi.
Lampiran yang diajukan tersebut adalah lampiran yang sudah diperbaiki sesuai dengan yang disarankan dalam
surat penolakan.
d. Pejabat yang berwenang memberikan tanda terima terhadap pengajuan permintaan ulang tersebut kepada
pendiri atau kuasanya.
e. Pejabat yang berwenang memberikan keputusan terhadap permintaan ulang tersebut dalam jangka waktu
paling lama 1 (satu) bulan terhitung sejak diterimanya permintaan ulang pengesahan secara lengkap.
f. Apabila permintaan ulang pengesahan tersebut diterima, maka surat keputusan pengesahan akta pendirian
disampaikan kepada pendiri atau kuasanya dengan surat tercatat dalam jangka waktu 7 (tujuh) hari terhitung
sejak surat keputusan pengesahan akta pendirian Koperasi ditetapkan.
g. Apabila ditolak, maka keputusan penolakan beserta alasannya disampaikan kepada pendiri atau kuasanya
dengan surat tercatat dalam jangka waktu paling lama 7 (tujuh) hari terhitung sejak keputusan penolakan
ditetapkan.
BAB 14
KEBIJAKAN PEMERINTAH DALAM PEMBANGUNAN KOPERASI DI INDONESIA
Pembangunan Koperasi
Ada beberapa segi koperasi yang pembangunannya memerlukan bantuan pemerintah. Di sa tu
pihak melalui beberapa departemen teknis yang dimilikinya, pemerintah diharapkan dapat
melakukan pembinaan secara langsung terhadap kondisi internal koperasi. Keikut sertaan
pemerintah dalam pembinaan koperasi itu dapat berlangsung secara efekti f, tentu perlu
dilakukan koordinasi antara satu bidang dengan bidang lainnya. Tujuannya adalah agar terdapat
keselarasan dalam menentukan pola pembinaan koperasi secara nasional.
BAB 15
KARAKTERISTIK ASPEK ORGANISASI KOPERASI INDONESIA
Dari uraian diatas kita menemukan ciri-ciri umum koperasi dan badan usaha koperasi. Prinsip dasar koperasi
menjadikan ciri khas koperasi yang membedakan koperasi dengan badan usaha yang lain :
Rapat Anggota merupakan pemegang kuasa tertinggi dalam menetapkan kebijakan umum di
bidang organisasi, manajemen, dan usaha koperasi. Kebijakan yang sifatnya sangat strategis
dirumuskan dan ditetapkan pada forum Rapat Anggota. Umumnya, Rapat Anggota
diselenggarakan sekali setahun.
Pengurus dipilih dan diberhentikan oleh rapat anggota. Dengan demikian, Pengurus dapat
dikatakan sebagai pemegang kuasa Rapat Anggota dalam mengoperasionalkan kebijakan-
kebijakan strategis yang ditetapkan Rapat Anggota. Penguruslah yang mewujudkan arah
kebijakan strategis yang menyangkut organisasi maupun usaha.
Pengawas mewakili anggota untuk melakukan pengawasan terhadap pelaksanaan kebijakan
yang dilaksanakan oleh Pengurus. Pengawas dipilih dan diberhentikan oleh Rapat Anggota.
OIeh sebab itu, dalam struktur organisasi koperasi, posisi Pengawas dan Pengurus adalah
sama.
Pengelola adalah tim manajemen yang diangkat dan diberhentikan oleh Pengurus, untuk
melaksanakan teknis operasional di bidang usaha. Hubungan Pengelola usaha (managing
director) dengan pengurus koperasi adalah hubungan kerja atas dasar perikatan dalam
bentuk perjanjian atau kontrak kerja.
Dilihat dari perangkat dan mekanisme kerja, manajemen koperasi memiliki kekhususan dan aturan sendiri
dibandingkan dengan organisasi lainnya. Kekhususan tersebut berdampak pada efisiensi dan efektivitas
pencapaian tujuan koperasi. Peran serta anggota sebagai pemilik dan pengguna jasa koperasi memberi kesan
campur tangan anggota dalam manajemen, sehingga manajemen koperasi kelihatan rumit.
Pada dasarnya manajemen meliputi kegiatan pengelolaan usaha koperasi. Dalam praktik koperasi, pengelolaan
organisasi dilakukan oleh pengurus, sedangkan pengelolaan usaha dilakukan oleh pengelola usaha yang
diangkat oleh pengurus. Pasal 32 UU No. 25 Tahun 1992 tentang perkoperasian menyebutkan bahwa:
1. Pengurus koperasi dapat mengangkat pengelola yang diberi wewenang dan kuasa untuk mengelola
usaha.
2. Dalam hal pengurus koperasi bermaksud untuk mengangkat pengelola, maka rencana pengangkatan
tersebut diajukan kepada rapat anggota untuk mendapat persetujuan.
3. Pengelola bertanggung jawab kepada pengurus.
4. Pengelolaan usaha oleh pengelola tidak mengurangi tanggung jawab pengurus sebagaimana
ditentukan dalam peraturan perundang-undangan yang berlaku.
Ketentuan pasal 32 tersebut mengandung arti bahwa pengurus dapat mengangkat atau tidak mengangkat
pengelola, tergantung pada kemampuan pengurus dan usaha yang dijalankan. Dengan demikian, unsur yang
ada dalam manajemen koperasi adalah rapat anggota, pengurus, pengelola usaha, dan pengawas. Hal ini
berbeda dengan organisasi selain koperasi seperti perseroan terbatas yang mana manajemen dilakukan oleh
direksi dan dewan komisaris. Pengurus dan pengelola seolah-olah dua lembaga yang berdiri sendiri, padahal
tidak demikian karena pengelola diangkat oleh pengurus, sehingga kedudukannya hanya sebagai pegawai yang
diberi kuasa dan wewenang oleh pengurus untuk mengelola usaha koperasi.
Usaha koperasi dilakukan bersama dan dibangun dengan modal bersama. Menurut Undang-undang
perkoperasian, modal koperasi terdiri dari modal sendiri dan modal pinjaman. Modal kopeasi sendiri di atur
oleh UU No. 25 Tahun 1992 BAB VII MODAL pasal 41 yaitu:
(1) Modal Koperasi terdiri dari modal sendiri dan modal pinjaman.
(2) Modal sendri dapat berasal dari:
a. Simpanan Pokok;
b. Simpanan Wajib;
c. Dana Cadangan;
d. Hibah.
(3) Modal Pinjaman dapat berasal dari :
a. Anggota;
b. Koperasi lainnya dan/atau anggotanya;
c. Bank dan lembaga keuangan lainnya ;
d. Penerbitan obligasi dan surat hutang lainnya;
e. Sumber lain yang sah.