Anda di halaman 1dari 55

ASUHAN KEPERAWATAN PADA Ny.

DENGAN DIAGNOSA MEDIS CA SERVIKS


DI PUSKESMAS PUCANG SEWU SURABAYA

DISUSUN OLEH:

Nurul Hidayah 9102319016


Ana Anicieta D. Q 91023190
Patricia Mega 9102319041
Yolla Fabiola 9102319030
Ida Ayu 9102319029
Julistio Carolta 9102319006

PROGRAM STUDI PROFESI NERS


FAKULTAS KEPERAWATAN
UNIVERSITAS KATOLIK WIDYA MANDALA SURABAYA
2020
BAB I

PENDAHULUAN

1.1 Latar Belakang


Kanker merupakan penyakit dari pertumbuhan tidak normal sel – sel jaringan tubuh
yang dalam perkembangannya sel tersebut berubah menjadi sel kanker. Sel – sel kanker
dapat menyebar kebagian tubuh lainnya sehingga dapat menyebabkan kematian. Kanker
memiliki berbagai macam jenis dengan berbagai macam akibat dan salah satu jenis
kanker adalah kanker serviks.
Kanker serviks merupakan kanker yang dapat menyerang semua perempuan, terbukti
didunia setiap 2 menit seorang perempuan meninggal karena kanker serviks dan di Asia
Pasifik setiap 4 menit seorang perempuan meninggal karena kanker serviks . Kanker ini
merupakan kanker yang paling banyak diderita oleh perempuan Asia dan lebih dari
setengah perempuan Asia yang menderita kanker serviks meninggal. Ini sama artinya
dengan 226.000 perempuan yang didiagnosa terkena kanker serviks sebanyak 143.000
meninggal karenanya. (American Cancer Society, 2010).
Di Indonesia sampai saat ini penyakit kanker serviks merupakan salah satu penyebab
kematian wanita ysng cukup tinggi dibandingkan Negara – negara lain di Asia karena
sebagian besar penderita kanker serviks di Indonesia baru datang berobat setelah stadium
lanjut.Penyebab utama dari penyakit kanker serviks belum diketahui secara pasti, namun
beberapa faktor resiko yang bisa menjadi pemicu masalah seperti keturunan dan
kebersihan alat genetalia.
Jika sudah stadium lanjut, maka akan sulit untuk mencapai hasil pengobatan yang
optimal dan hal tersebut dapat membuat penderita sangat kuatir dan cemas dengan
keadannya. Namun ada beberapa cara yang bisa dilakukan yaitu dengan melakukan
radiasi dan pembedahan ataupun kombinasi keduanya .Cara ini bisa dilakukan jika kanker
masih dalam stadium awal. Bila tidak kemungkinan keberhasilannya lebih kecil. Untuk
itu perlu diberikan penanganan nyeri dan gejala lainnya melalui perawatan paliatif.
Perawatan ini diberikan untuk mempertahankan dan meningkatkan kualitas hidup pasien
yang sudah mengalami penyakit kanker pada stadium akhir .Sebenarnya sudah diberikan
kepada pasien yang sudah didiagnosa.Dengan perawatan ini, nyeri dan gejala lain yang
dialami pasien bisa berkurang sehingga pasien dapan bisa beraktivitas . Perawatan paliatif
dapat berfokus pada perawatan holistatic, yaitu mencakup bio – psiko- sosio – spiritual –
kultural.
1.2 Rumusan Masalah
1.2.1 Bagaimana konsep medis untuk masalah kanker serviks ?
1.2.2 Bagaimana analisa data untuk masalah kanker serviks ?
1.2.3 Diagnosa keperawatan apa saja yang muncul untuk masalah kanker serviks?
1.2.4 Bagaimana intervensi untuk masalah kanker serviks ?

1.3 Tujuan
1.3.1 Tujuan Umum
Agar mahasiswa mampu memahami dan berfikir kritis skematis tentang proses
keperawatan pada pasien CA Serviks
1.3.2 Tujuan Khusus
1. Mahasiswa mampu menjelaskan konsep medis dari masalah CA serviks
2. Mahasiswa mampu melakukan pengkajian pada pasien CA serviks
3. Mahasiswa mampu merumuskan diagnose keperawatan pada pasien CA Serviks
4. Mahasiswa mampu menyusun rencana keperawatan pada pasien Ca serviks
LAPORAN PENDAHULUAN CA SERVIKS

1. ANATOMI DAN FISIOLOGI SISTEM REPRODUKSI WANITA

Menurut Langhorne, Fulton, dan Otto (2011), serviks atau leher rahim adalah
sepertiga lebih rendah dari rahim atau uterus. Tubular serviks memanjang hingga ke
bawah ke bagian atas vagina. Serviks mengelilingi pembukaan disebut lubang serviks,
rahim berbentuk silinder jaringan yang menghubungkan vaginadan uterus. Serviks terbuat
dari tulang rawan yang ditutupi oleh jaringan halus, lembap, dan tebalnya sekitar 1 inci.
Ada dua bagian utama dari serviks, yaitu ektoserviks dan endiserviks.
Bagaian serviks yang dapat dilihat dari luar selama pemeriksaan ginekologi di kenal
sebagai ektoserviks. Pembuka dipusat ektoserviks, dikenal sebagai os eksternal, membuka
untuk memisahkan bagian antara uterys dan vagina. Endoserviks atau kanal endoserviks,
adala sebuah terowongan melalui serviks, dari os eksternal ke dalam uterus.
Selama masa praremaja, endoserviks terletak dibagian serviks (Langhorne, Fulton,
dan Otto, 2011). Pembatasan tumpang tindih antara endosrviks dan ektoserviks di sebut
zona transformasi. Serviks menghasilkan lendir serviks yang konsistensi atau
kekentalannya berubah selama siklus menstruasi untuk mencgah atau mempromosikan
kehamilan.
Zona transformasi dari waktu ke waktu menjadi lebuh rapuh, sel-sel epitel kolumnar
digantikan dengan sel-sel epitel skuamosa. Daerah ini sangat rentan terhadap perubahan
prakanker (displasia) karena tingkat turnover yang tinggi dan tingkat pematangan sel
rendah (Rahayu, 2015),

2. DEFINISI

Kanker rahim adalah penyakit kanker yang menyerang rahim dengan pembelahan
sel yang tidak terkendali dan kemampuan sel-sel tersebut untuk menyerang jaringan yang
bersebelahan (invasi) atau dengan migrasi sel ketempat yang jauh (metastasis) (Wuto,
2008 dalam Padila, 2012).
Kanker leher rahim sering juga disebut kanker mulut rahim, merupakan salah satu
penyakit kanker yang paling banyak terjadi pada wanita (Edianto, 2006 dalam Padila,
2012).
Kanker serviks adalah penyakit akibat tumor ganas pada daerah mulut rahim
sebagai akibat dari adanya pertumbuhan jaringan yang tidak terkontrol dan merusak
jaringan normal disekitarnya (FKUI, 1990; FKKP, 1997 dalam Padila, 2012).
3. KLASIFIKASI

Mikroskopis
1. Displasia
Displasia ringan terjadi pada sepertiga bagian basal epidermis. Displasia berat terjadi
pada dua pertiga epidermi hampir tidak dapat dibedakan dengan karsinoma insitu.
2. Stadium Karsinoma Insitu
Pada karsinoma insitu perubahan sel epitel terjadi pada seluruh lapisan epidermis
menjadi karsinoma sel skuamosa. Karsinoma insitu yang tumbuh di daerah
ektoserviks, peralihan sel skuamosa kolumnar dan sel cadangan endoserviks.
3. Stadium Karsinoma Mikroinvasif
Pada karsinoma mikroinvasif, disamping perubahan derajat pertumbuhan sel
meningkat juga sel tumor menembus membrana basalis dan invasi pada stoma
sejauh tidak lebih 5mm dari membrana basalis, biasanya tumor ini asimtomatik dan
hanya ditemukan pada skrining kanker.
4. Stadium Karsinoma Invasif
Pada karsinoma invasif perubahan derajat pertumbuhan sel menonjol besar dan
bentuk sel bervariasi. Pertumbuhan invasif muncul diarea bibir posterior atau
anterior serviks dan meluas ketiga jurusan yaitu jurusan formiks posterior atau
anterior, jurusan parametrium dan korpus uteri.
5. Bentuk Kelainan Dalam Pertumbuhan Karsinoma Serviks
Pertumbuhan eksofilik, berbentuk bunga kool, tunbuh kearah vagina dan dapat
mengisi setengah dari vagina tanpa infiltrasi kedalam vagina, bentuk pertumbuhan
ini mudah nekrosis dan perdarahan.
Pertumbuhan endofilik, biasanya dijumpai pada endoserviks yang lambat laun lesi
berubah bentuk menjadi ulkus (Padila, 2012).

Makroskopik

1. Stadium preklinis
Tidak dapat dibedakan dengan servitis kronik biasa

2. Stadium permulaan
Sering tampak sebagian lesi sekitar osteum externum

3. Stadium setengah lanjut


Tengah mengalami sebagian besar atau seluruh bibir porsio

4. Stadium lanjut
Terjadi pengrusakan dari jaringan serviks, sehingga tampaknya seperti ulkus dengan
jaringan yang rapuh dan mudah berdarah (Padila, 2012).

Klasifikasi Ca Serviks berdasarkan Tingkat Keparahannya

1. Stage 0: Ca. Pre invasive


2. Stage 1: Ca. Terdapat pada serviks
3. Stage Ia: disertai inbasi dari stroma yang hanya diketahui secara hispatologi
4. Stage Ib: semua kasus lainnya dari stage I
5. Stage II: sudah menjalar keluar serviks tapi belum sampai kepanggul telah
mengenai dinding vagina. Tapi tidak melebihi dua pertiga bagian proksimal
6. Stage III: sudah sampai dinding panggula dan sepertiga bagian bawah vagina
7. Stage IIIb : sudah mengenai organ-organ lain (Padila, 2012).
4. ETIOLOGI

Penyebab kanker serviks belum jelas diketahui namun ada beberapa faktor resiko dan
predisposisi yang menonjol, antara lain :

1. Umur pertama kali melakukan hubungan seksual


Penelitian menunjukkan bahwa semakin muda wanita melakukan hubungan seksusal
semakin besar, mendapat kanker serviks. Kawin pada usia 20 tahun dianggap masih
terlalu muda.

2. Jumlah Kehamilan dan Partus


Kanker serviks terbanyak dijumpai pada wanita yang sering partus. Semakin sering
partus semakin besar kemungkinan resiko mendapat karsinoma serviks.
3. Jumlah Perkawinan
Wanita yang sering melakukan hubungan seksual dan bergant-ganti pasangan
mempunyai faktor resiko yang besar terhadap kankers serviks ini.
4. Infeksi Virus
Infeksi virus herpes simpleks (HSV-2) dan virus papiloma (HPV) atau virus
kondiloma akuminata diduga sebagai faktor penyebab kanker serviks.
5. Soal Ekonomi
Karsinoma serviks banyak dijumpai pada golongan sosial ekonomi rendah mungkin
faktor sosial ekonomi erat kaitannya dengan gizi, imunitas dan kebersihan
perseorangan. Pada golongan sosial ekonomi rendah umumnya kuantitas dan kualitas
makanan kurang hal ini mempengaruhi imunitas tubuh.
6. Hygiene dan Sirkumsisi
Diduga adanya pengaruh mudah terjadinya kanker serviks pada wanita yang
pasangannya belum disirkumsisi. Hal ini karena pada pria non sirkum hygiene penis
tidak terawat sehingga banyak kumpulan-kumpulan smegma.
7. Merokok dan AKDR (Alat Kontrasepsi Dalam Rahim)
Merokok akan merangsang terbentuknya sel kanker, sedangkan pemakaian AKDR
akan berpengaruh terhadap serviks yaitu bermula dari adanya erosi serviks yang
kemudian menjadi infeksi yang berupa radang yang terus menerus, hal ini dapat
sebagai pencetus terbentuknya kanker serviks (Padila, 2012).
8. Radioterapi dan Pap Smear
Karsinoma sel skuamosa adalah salah satu akibat tidak efektifnya radioterapi sebagai
pengobatan utama dalam kasus adenocarcinoma. Meningkatnya penggunaan tes Pap
untuk deteksi dini penyakit ini tapi masih merupakan salah satu penyebab utama
morbiditas kanker terkait di negara-negara berkembang karena kurangnya program
skrining (Rubina Mukhtar, 2015).

5. PATOFISIOLOGI
Bentuk ringan (displasia ringan dan sedang) mempunyai angka regresi yang
tinggi. Waktu yang diperlukan dari displasia menjadi karsinoma insitu (KIS) berkisar
antara 1 – 7 tahun, sedangkan waktu yang diperlukan dari karsinoma insitu menjadi
invasif adalah 3 – 20 tahun.
Proses perkembangan kanker serviks berlangsung lambat, diawali adanya
perubahan displasia yang perlahan-lahan menjadi progresif. Displasia ini dapat muncul
bila ada aktivitas regenerasi epitel yang meningkat misalnya akibat trauma mekanik atau
kimiawi, infeksi virus atau bakteri dan gangguan keseimbangan hormon. Dalam jangka
waktu 7 – 10 tahun perkembangan tersebut menjadi bentuk preinvasif berkembang
menjadi invasif pada stroma serviks dengan adanya proses keganasan. Perluasan lesi di
serviks dapat menimbulkan luka, pertumbuhan yang eksofitik atau dapat berinfiltrasi ke
kanalis serviks. Lesi dapat meluas ke forniks, jaringan pada serviks, parametria dan
akhirnya dapat menginvasi ke rektum dan atau vesika urinaria. Virus DNA ini
menyerang epitel permukaan serviks pada sel basal zona transformasi, dibantu oleh
faktor risiko lain mengakibatkan perubahan gen pada molekul vital yang tidak dapat
diperbaiki, menetap, dan kehilangan sifat serta kontrol pertumbuhan sel normal sehingga
terjadi keganasan (Brunner & Sudart, 2010)

Kanker serviks biasa timbul di daerah yang disebut squamo - columnar junction
(SCJ), yaitu batas antara epitel yang melapisi ektoserviks (porsio) dan endoserviks
kanalis serviks, dimana secara histologik terjadi perubahan dari epitel ektoserviks yaitu
epitel skuamosa berlapis dengan epitel endoserviks yaitu epitel kuboid atau kolumnar
pendek selapis bersilia. Letak SCJ dipengaruhi oleh faktor usia, aktivitas seksual dan
paritas. Pada wanita muda SCJ berada di luar ostium uteri eksternum, sedangkan pada
wanita berusia di atas 35 tahun SCJ berada di dalam kanalis serviks, Oleh karena itu pada
wanita muda, SCJ yang berada di luar ostium uteri eksternum ini rentan terhadap faktor
luar berupa mutagen yang akan displasia dari SCJ tersebut. Pada wanita dengan aktivitas
seksual tinggi, SCJ terletak di ostium eksternum karena trauma atau retraksi otot oleh
prostaglandin.

Pada masa kehidupan wanita terjadi perubahan fisiologis pada epitel serviks,
epitel kolumnar akan digantikan oleh epitel skuamosa yang diduga berasal dari cadangan
epitel kolumnar. Proses pergantian epitel kolumnar menjadi epitel skuamosa disebut
proses metaplasia dan terjadi akibat pengaruh pH vagina yang rendah. Aktivitas
metaplasia yang tinggi sering dijumpai pada masa pubertas. Akibat proses metaplasia ini
maka secara morfogenetik terdapat 2 SCJ, yaitu SCJ asli dan SCJ baru yang menjadi
tempat pertemuan antara epitel skuamosa baru dengan epitel kolumnar. Daerah di antara
kedua SCJ ini disebut daerah transformasi.

Penelitian akhir-akhir ini lebih memfokuskan virus sebagai salah satu factor
penyebab yang penting, terutama virus DNA. Pada proses karsinogenesis asam nukleat
virus tersebut dapat bersatu ke dalam gen dan DNA sel tuan rumah sehingga
menyebabkan terjadinya mutasi sel, sel yang mengalami mutasi tersebut dapat
berkembang menjadi sel displastik sehingga terjadi kelainan epitel yang disebut
displasia. Dimulai dari displasia ringan, displasia sedang, displasia berat dan karsinoma
in-situ dan kemudian berkembang menjadi karsinoma invasif. Tingkat displasia dan
karsinoma in-situ dikenal juga sebagai tingkat pra-kanker. (Sjamsuhidajat,1997 dalam
Prawirohardjo,2010).
Penggunaan Alat
Kontrasepsi Free Sex Merokok Defisit
perawatan diri
(vulva higiene)
PATHWAY
Cedera serviks saat Kekebalan
pemasangan tubuh
menurun

Invasi HPV

Hubungan seksual (<


Jumlah kelahiran dan
20 tahun).
partus Infeksi HPV

Proses Metaplasy Pertumbuhan sel


abnormal di labia
Efek anastesi
mayora dan minora
Mitosis sel eksoserviks dan endoserviks
Anastesi Lemah

Histerektomi total Intoleransi Aktivitas


Non
Metaplasia skuamosa Pembedahan
Tindakan pembedahan
Histerektomi Radikal

Jaringan terbuka
Mual,
muntah,
Kemoterapi anoreksi
Ca. Cerviks

Penurunan BB

Luka perdarahan Vaskularisasi Menembus sel epitel Merusak struktur


jaringan terganggu jaringan serviks

Risiko Infeksi Risiko


Struma serviks
ketidakseimbangan
Peradangan endoserviks dan nutrisi kurang dari
eksoserviks kebutuhan tubuh
Meluas ke jaringan, Menginvasi organ lain
pembukuh limfe
dan vena
Nekrosis jaringan

Keputihan dan bau Dinding pembuluh


Rektum Fistula Uretra Vagina
busuk terdesak

Fistula Fistula rekto Fistula


Gangguan konsep diri: Rektum vagina vagina
HDR Perdarahan spontan
Infiltrasi Infiltrasi ke
Gangguan Perfusi ke syaraf uretra
Anemia Trombositopenia Perdarahan
Jaringan rektum

Nyeri Akut Gangguan


Eliminasi Urin
6. MANIFESTASI KLINIS

a. Perdarahan
Sifatnya dapat intermenstruit atau perdarahan kontak, kadang-kadang
perdarahan baru terjadi pada stadium selanjutnya. Pada jenis intraservikal
perdarahan terjadi lambat.

b. Biasanya menyerupai air, kadang-kadang timbulnya sebelum ada perdarahan.


Pada stadium lanjut perdarahandan keputihan lebih banyakdisertai infeksi
sehingga cairan yang keluar berbau (Padila, 2012).
Tanda dan Gejala kanker servik menurut Dedeh Sri Rahayu tahun 2015:

a. Keputihan, makin lama makin berbau busuk dan tidak sembuh-sembuh.


Terkadang bercampur darah.
b. Perdarahan kontak setelah senggama merupakan gejala servik 70-85%.
c. Perdarahan spontan: perdarahan yang timbul akibat terbukanya pembuluh
darah dan semakin lam semakin sering terjadi.
d. Perdarahan pada wanita menopause
e. Anemia
f. Gagal ginjal sebagai efek dari infiltrasi sel tumor ke ureter yang menyebabkan
obstruksi total
g. Nyeri
1) Rasa nyeri saat berhubungan seksual, kesulitan atau nyeri dalam berkemih,
nyeri di daerah di sekitar panggul.
2) Bila kanker sudah mencapai stadium III ke atas, maka akan terjadi
pembengkakan di berbagai anggota tubuh seperti betis, paha, dan
sebagainya.
Menurut Ricci (2009), tersangka kanker serviks stadium lanjut antara lain

a. Nyeri panggul,
b. Nyeri pinggul,
c. Nyeri kaki,
d. Penurunan berat badan,
e. Anoreksia,
f. Kelemahan dan kelelahan,
(Rahayu,2015)

Menurut Rubina Mukhtar tahun 2015 menyatakan bahwa tanda dan gejala Ca.
Serviks adalah perdarahan vagina abnormal seperti pendarahan pasca menopause,
menstruasi tidak teratur, menstruasi berat, metrorhagia menyakitkan, atau
perdarahan postcoital. Keputihan abnormal adalah keluhan utama dari sekitar 10%
dari pasien; debit mungkin berair, bernanah, atau berlendir. Gejala panggul atau
nyeri perut dan saluran kencing atau rektum terjadi dalam kasus-kasus lanjutan.
Nyeri panggul mungkin hasil dari loco penyakit regional invasif atau dari penyakit
radang panggul hidup berdampingan.

7. PEMERIKSAAN PENUNJANG

1. Sitologi/Pap Smear

Keuntungan, murah dapat memeriksa bagian-bagian yang tidakterlihat.

Kelemahan, tidak dapat menentukan dengan tepat lokasinya.

2. Schillentest

Epitel karsinoma serviks tidak mengandung glycogen karena dapat mengikal


yodium. Jika porsio diberi yodium maka epitel karsinoma yang normal akan
berwarna coklat tua, sedang yang terkena karsinoma tidak berwarna.

3. Koloskopi

Memeriksa dengan menggunakan alat untuk melihat serviks dengan lampu dan
dibesarkan 10-40 kali.

Keuntungan, dapat melihat jelas daerah yang bersangkutan sehingga mudah


untuk melakukan biopsy.
Kelemahan, hanya dapat memeriksa daerah yang terlihat saja yaitu porsio,
sedang kelainan pada skuamosa columnar junction dan intraservikal tidak
terlihat.

1. Kolpomikroskopi
melihat hapusan vagina (Pap Smeardengan pembesaran sampai 200 kali.
2. Biopsi
Biopsy dapat ditemukan atau ditentukan jenis karsinomanya.
3. Konisasi
Dengan cara mengangkat jaringan yang berisi selaput lender serviks dan epitel
gepeng dan kelenjarnya. Konisasi dilakukan bila hasil sitologi meragukan dan
pada serviks tidak tampak kelainan-kelainan yang jelas (Padila, 2012).
8. PENATALAKSANAAN

a. Irradiasi
1. Dapat dipakai untuk semua stadium
2. Dapat dipakai untuk wanita gemuk tua dan pada medical risk
3. Tidak menyebabkan kematian seperti operasi
b. Dosis
Penyiaran ditunjukkan pada jaringan karsinoma yang terletak diserviks

c. Komplikasi irradiasi
1. Kerentanan kandungan kencing
2. Diarrhea
3. Perdarahan rectal
4. Fistula vesico atau rectovaginasis
d. Operasi
1. Operasi wentheim dan limfaktomi untuk stadium I dan II
2. Operasi schauta, histerektomi vagina yang radikal
e. Kombinasi Irradiasi dan pembedahan
Tidak dilakukan sebagai hal yang rutin, sebab radiasi menyebabkan
bertambahnya vaskularisasi, odema. Sehingga tindakan operasi berikutnya
dapat mengalami kesukaran dansering menyebabkan fistula, disamping itu
juga menambah penyebaran kesistem limfe dan peredaran darah.
f. Cytostatik
Bleomycin, terapi terhadap karsinoma serviks yang radio resisten. 5% dari
karsinoma serviks adalah resisten terhadap radioterapi, dianggap resisten bila
8-10 minggu post terapi keadaan masih tetap sama (Padila, 2012).
g. Vaksinasi
Vaksinasi HPV dapat memiliki implikasi penting bagi peningkatan kesehatan
perempuan dan menurunkan kematian akibat kanker serviks (Rubina Mukhtar,
2015).
9. KOMPLIKASI

Komplikasinya mencakup infark miokardium, hemoragi, sepsis, obstruksi


perkemihan, pielonefritis, CVA, pembentukan fistula (Sylvia Anderson Price,
2015).

Nyeri pinggang mungkin merupakan gejala dari hidronefrosis, sering


dipersulit oleh pielonefritis. Nyeri siatik, kaki edema, dan hidronefrosis hampir
selalu dikaitkan dengan keterlibatan dinding panggul luas oleh tumor. Pasien
dengan tumor yang sangat canggih mungkin memiliki heamaturia atau
inkontinensia dari fistula vesikovaginal yang disebabkan oleh perluasan
langsung dari tumor kandung kemih. Kompresi eksternal dari rektum oleh
tumor primer besar dapat menyebabkan sembelit (Rubina Mukhtar, 2015).
ASUHAN KEPERAWATAN TEORI

1. PENGKAJIAN

a. Anamnesis
Pada anamnesis, bagian yang dikaji adalah keluhan utama, riwayat penyakit
sekarang, dan riwayat penyakit terdahulu.

b. Keluhan Utama
Perdarahan dan keputihan.

c. Riwayat Penyakit Sekarang


d. Klien datang dengan keluhan perdarahan pasca coitus dan terdapat keputihan
yang berbau tetapi tidak gatal. Perlu ditanyakan pada pasien atau keluarga
tentang tindakan yang dilakukan untuk mengurangi gejala dan hal yang dapat
memperberat, misalnya keterlambatan keluarga untuk memberi perawatan atau
membawa ke rumah sakit dengan segera, serta kurangnya pengetahuan
keluarga.
e. Riwayat Penyakit Dahulu
Perlu ditanyakan pada pasien dan keluarga, apakah pasien pernah mengalami
hal yang demikian dan perlu ditanyakan juga apakah pasien pernah menderita
penyakit infeksi.
f. Riwayat Keluarga
Perlu ditanyakan apakah dalam keluarga ada yang menderita penyakit seperti
ini atau penyakit menular lain.

g. Psikososial
Dalam pemeliharaan kesehatan dikaji tentang pemeliharaan gizi di rumah dan
bagaimana pengetahuan keluarga tentang penyakit kanker serviks.
h. Pemeriksaan Fisik Fokus

1. Kepala
a) Rambut : bersih, tidak ada ketombe, dan tidak rontok
a. Wajah : tidak ada oedema, Ekspresi wajah ibu menahan nyeri
(meringis), Raut wajah pucat.
b) Mata : konjunctiva tidak anemis
c) Hidung : simetris, tidak ada sputum
d) Telinga : simetris, bersih, tidak ada serumen
e) Mulut : bibir tidak kering, tidak sianosis, mukosa bibir lembab, tidak
terdapat lesi
f) Leher : tidak ada pembesaran kelenjer tiroid dan tidak ada
pembesaran kelenjer getah bening
2. Dada
a) Inspeksi : simetris
b) Perkusi : sonor seluruh lap paru
c) Palpasi : vocal fremitus simetri kana dan kiri
Auskultasi : vesikuler, perubahan tekanan darah

3. Cardiac
a) Inspeksi : ictus cordis tidak tampak
b) Palpasi : ictus cordis teraba, v Perubahan denyut nadi
c) Perkusi : pekak
d) Auskultasi : tidak ada bising
4. Abdomen
a) Inspeksi : simetris, tidak ascites, posisi tubuh menahan rasa nyeri di
daerah abdomen.
b) Palapasi : ada nyeri tekan
c) Perkusi : tympani
d) Auskultasi : bising usus normal
5. Genetalia
Inspeksi

b. Ada lesi.
c. Keluarnya cairan encer dari vagina dan berbau busuk.
d. Pendarahan yang terjadi, volume darah yang keluar.
e. Urine bercampur darah (hematuria).
Palpasi

Pembengkakan di daerah uterus yang abnormal

6. Ekstremitas dan Kulit


Tidak oedema, Kelemahan pada pasien, Keringat dingin.

2. DIAGNOSA KEPERAWATAN

1 Perubahan perfusi jaringan berhubungan dengan anemia trombositopenia.


2 Nutrisi kurang dari kebutuhan tubuh berhubungan dengan anoreksia, mual dan
muntah.
3 Nyeri akut berhubungan dengan pertumbuhan jaringan abnormal.
4 Resiko tinggi terhadap infeksi berhubungan dengan port de entrée bakteri.
5 Intoleransi aktivitas berhubungan dengan kelemahan paska anastesi.
6 Harga diri rendah berhubungan dengan timbulnya keputihan dan bau.
7 Risiko syok hipovolemik berhubungan dengan perdarahan.
8 Gangguan eliminasi urin berhubungan dengan fistula pada vagina.
3. INTERVENSI KEPERAWATAN

a. Perubahan perfusi jaringan berhubungan dengan anemia trombositopenia.


Tujuan : mampu mengenali dan menangani anemia pencegahan terhadap
terjadinya komplikasi perdarahan.
Intervensi :
1. Kolaborasi dalam pemeriksaan hematokrit Hb serta jumlah trombosit.
2. Berikan cairan secara cepat.
3. Pantau dan atur kecepatan infus.
4. Kolaborasi dalam pemberian infus
b. Nutrisi kurang dari kebutuhan tubuh berhubungan dengan anoreksia, mual
muntah.
Tujuan : masukan yang adekuat serta kalori yang mencukupi kebutuhan tubuh.

Intervensi :
1. Kaji adanya pantangan atau adanya alergi terhadap makanan tertentu.
2. Kolaborasi dengan ahli gizi dalam pemberian menu yang sesuai dengan
diet yang ditentukan.
3. Pantau masukan makalan oleh klien.
4. Anjurkan agar membawa makanan dari rumah jika diperlukan dan sesuai
dengan diet.
5. Lakukan perawatan mulut sebelum makan sesuai ketentuan.
c. Resiko tinggi terhadap infeksi berhubungan dengan port de entree bakteri.

Tujuan :

Infeksi menurun dan tidak terdapat tanda–tanda infeksi.

Intervensi :

1. Pantau tanda vital setiap 4 jam atau lebih sering bila diperlukan.
2. Tempatkan pasien pada lokasi yang tersedia.
3. Bantu pasien dalam menjaga hygiene perorangan.
4. Anjurkan pasien istirahat sesuai kebutuhan.
5. Kolaborasi dalam pemeriksaan kultur dan pemberian antibiotic.
d. Intoleransi aktivitas berhubungan dengan kelemahan paska anastesi.
Tujuan:

Pasien mampu mempertahankan tingkat aktivitas yang optimal.

Intervensi :

1. Kaji pola istirahat serta adanya keletihan pasien.


2. Anjurkan kepada pasien untuk mempertahan pola istirahat atau tidur
sebanyak mungkin dengan diimbangi aktivitas.
3. Bantu pasien merencanakan aktivitas berdasarkan pola istirahat atau
keletihan yang dialami.
4. Anjurkan kepada klien untuk melakukan latihan ringan.
5. Observasi kemampuan pasien dalam melakukan aktivitas.
4. EVALUASI
Hasil yang diharapkan dari tindakan keperawatan adalah :

a. Mampu mengenali dan menangani anemia pencegahan terhadap terjadinya


komplikasi pendarahan.
b. Kebutuhan nutrisi dan kalori pasien tercukupi kebutuhan tubuh.
c. Melaporkan nyeri berkurang.
d. Tidak ada tanda-tanda vital infeksi.
e. Pasien bebas dari pendarahan dan hipoksis jaringan.
f. Pasien mampu mempertahankan tingkat aktivitas yang optimal.
ASUHAN KEPERAWATAN PALIATIF
PADA KLIEN DENGAN :
CA SERVIKS STADIUM 1

NO REG :
TANGGAL PENGKAJIAN: 16 Maret 2020

I. IDENTITAS PASIEN
1. Nama (inisial) : Ny. Y (L/P)
2. Umur : 59 tahun
3. Alamat : Kalibokor Lapangan Ii/xx Surabaya
4. Pekerjaan : Wiraswasta
5. Pendidikan : P3 Sekertaris
6. Status Perkawinan: Menikah
7. Agama : Islam
8. Suku Bangsa : Jawa Indonesia
9. Status pasien : Rawat Jalan 
Rawat Inap
10. Status Rujukan : Dirujuk dari :
Datang sendiri:

11. Diagnosis Rujukan:


12. Data Keluarga Satu Rumah:
No Nama (Inisial) Umur Gender Hub. Dgn Pendidikan Pekerjan Status
(th) (L/P) Pasien Kesehatan
1 Tn. A 59th L Suami Prim Kopal Purn Sehat
Tugas
2 Tn. L 33th L Anak SMA Swasta Sehat
3 Ny. S 33th P Menantu SMA Swasta Sehat
4 An. M 28th L Anak SMA Mahasisw Sehat
a
5 Tn. R 4th L Anak - TK Sehat
13. Genogram Keluarga:

59
th

4 th

Keterangan gambar :

: laki-laki meninggal

: perempuan meninggal

: laki-laki hidup

: perempuan hidup

: tinggal satu rumah


1. : pasien

II. ANAMNESIS
1. Keluhan Utama : Pasien mengatakan

2. Riwayat Penyakit Sekarang: Pasien mengatakan awal bulan Juli tahun


2019 pasien merasakan nyeri perut bagian bawah dan keluar darah seperti
flek kurang lebih 1 bulan, lalu pasien melakukan papsmear di RS. Haji
Surabaya namun dokter mengatakan terjadi peradangan dan hanya
diberikan obat minum, dokter menyarankan untuk melakukan USG dalam,
lalu pada bulan agustus pasien melalukan USG dalam dan dokter
menyatakan adanya ca endometritis. Pada tanggal 11 september 2019
pasien mengalami pendarahan, lalu oleh keluarga di bawa ke RS.Haji dan
dilakukan kuret karena penebalan dinding Rahim.
3. Riwayat Penyakit Dahulu :
1) Riwayat Penyakit kronis : Hipertensi, Diabetes
2) Riwayat Penyakit Alergi : Tidak ada

4. Riwayat Penyakit Keluarga : Kakak no.3 (kanker payudara)

5. Faktor Keturunan : Ya/Tidak Jenis: Kanker payudara

6. Genogram penyakit:

III. PEMERIKSAAN FISIK


1. Sistem Pernafasan
a. Pengembangan paru : 

Asimetris
Masalah Keperawatan:
Simetris
b. Keluhan : Sesak Batuk RR: Tidak ada masalah
20x/mnt keperawatan
c. Irama nafas : Teratur Tidak teratur
d. Suara nafas : Vesikuler Bronko Vesikuler
Ronchi Wheezing

e. Sputum : Kental Encer


f. Lain-lain: tidak ada

2. Sistem Kardiovaskuler
a. Keluhan Nyeri dada : Ya/Tidak
b. Suara jantung : Normal Tidak Masalah Keperawatan
c. CRT : < 3 dtk / >3 dtk Tidak ada masalah
d. Konjungtiva Pucat : Ya/tidak keperawatan
e. Tensi : 130/80 mmHg Nadi: 80 x/menit
Lain-lain : Tidak ada

3. Sistem Persyarafan
a. Kesadaran : Compos mentis GCS (EVM): E:4, V:5,
M:6
b. Pupil : Isokor/anisokor
Masalah Keperawatan

Tidak ada masalah


keperawatan
Diameter : 3/3 mm Reflek cahaya: +/+
c. Refleks fisiologi : Ada/Tidak
d. Reflek patologi :
e. Gangguan persepsi sensorik : Ya/Tidak
Pusing : ………. Ya/tidak
Kebutuhan tidur : 8 jam,/hari
f. Lain-lain: tidak ada

4. Sistem Perkemihan
1. Keluhan : tidak ada Masalah Keperawatan
2. Produksi Urin : 1500 x/hari, warna: kuning jernih
Tidak ada masalah
3. Intake Cairan : Oral 2000 cc/hari
keperawatan
Parenteral : - cc/hari
Status balance cairan :
4. Lain-lain : tidak ada

5. Sistem Pencernaan
a. Terpasang NGT : Ya Tidak
b. Abdomen : Nyeri Tekan luka operasi Jejas
Kolostomi supel Distensi
flet
c. Bising Usus :. 11 kali/menit
d. Keluhan :. Mual : Ya/tidak
Muntah : Ya/tidak
e. Diare/konstipasi/melena :tidak ada
f. Jumlah : - Karakteristik Masalah Keperawatan
g. Kebiasaan BAB : 5 kali seminggu
h. Jadwal Makan : 2-3 kali sehari Tidak ada masalah
i. Porsi makan : sedang habis/tidak keperawatan
j. Lain-lain: tidak ada

6. Sistem Muskuloskeletal dan Integumen


a. Pergerakan sendi : Bebas/tidak
b. Kelainan ekstermitas : Ya/tidak
c. Kelainan tulang belakang: Ya/tidak
d. Fraktur : Ya/Tidak/luas/bersih/kotor
e. Traksi/spalk/Gips : Ya/Tidak
f. Kompertemen sindrom : Ya/Tidak
g. Kulit : ikterik/sianosis/kemerahan Masalah Keperawatan
h. Akral : Hangat/Panas/Dingin/Kering Tidak ada masalah
i. Turgor : Kurang/Baik/Jelek keperawatan
j. Luka Jenis : Luas/Bersih/Kotor
k. Lain-lain : Luka bekas operasi di perut bawah,
Luas:10cm, luka dibalut kassa steril dan tertutup hypafic,
Pasien mengatakan suaminya menangis ketika mengetahui penyakit yang
diderita pasien, dan sekarang suami dan anak-anaknya sudah menerima dan
IV. akan memperhatikan
STATUS PSIKOLOGIS kesehatan keluarganya. Keluarga terus memberikan
semangat dan memberikan pengobatan yang terbaik dannon
1. Komunikasi : terbuka/lancar/terputus-putus/bahasa menganjurkan untuk
verbal/multisme
tidak stres
2. Kondisi emosional pasien saat ini : marah/sedih/takut/stress/bingung/putus
asa/ harga diri rendah (HDR)/ gangguan body image/ menarik diri/ lain-
lain/normal

3. Pemahaman tentang penyakit & harapan hidup


A. Pasien : Sudah tahu : sejak kapan ? Desember 2019
Fase : denial/anger/ bargaining/depresi/ acceptance/
Belum tahu : ingin tahu/tidak mau tahu
Tanggapan pasien tentang penyakitnya dan masa depannya:

Pasien mengatakan ini adalah cobaan dari Tuhan, pasien mengatakan ia tetap semangat
dan tidak pernah putus asa.

B. Keluarga : Suda tahu : Sejak ? Desember 2019


Fase : denial/anger/ bargaining/depresi/acceptance
Belum tahu : ingin tahu/tidak mau tahu
Tanggapan keluarga terhadap pasien:

4. A. Mood : normal/cemas/gangguan insight/ preokupasi


B. Afek : Serasi/tidak serasi
5. Proses Pikir : Jernih/bingung/gangguan insight/preokupasi
6. Hubungan Interpersonal : biasa/dingin/menarik diri/ cari kambing hitam
7. Persepsi : normal/halusinasi/ilusi/depersonalisasi/derealisasi
8. Arti nyeri/sakit : hukuman/tantangan/musuh/kegagalan/nilai
positif/cobaan
9. Kemauan : wajar/menurut/meningkat/negativistic/ambivalen
Masalah Keperawatan:

Kesiapan peningkatan koping


keluarga
V. STATUS SOSIAL
1. Pekerjaan pasangan pasien : Pensiunan
2. Yang dominan merawat pasien sehari-hari:
Pasangan Tetangga
Anak Perawat
Orang tua Anggota keluarga lain

3. Hubungan pasien dengan lingkungannya : Baik/menarik diri/isolasi sosial


4. Hubungan pasien dengan keluarganya : Harmonis/konflik/lain-lain
5. Bagaimana keadaan dan aktivitas pasien saat ini :
( ) Masih mampu mengerjakan sendiri
( ) Sebagian dengan bantuan orang lain
( ) Dengan menggunakan alat bantu
( ) Selalu tergantung orang lain
( ) Hanya tiduran saja
( ) Lain-lain

Masalah Keperawatan:

Tidak ada masalah keperawatan

VI. STATUS KULTURAL


1. Adakah kebiasaan pasien terkait budaya yang dianut yang mempengaruhi kondisi
kesehatan pasien saat ini? Jelaskan!
Pasien mengatakan tidak ada, pasien mengatakan keluhan yang dirasakan semakin
berkurang

2. Apakah budaya yang dianut pasien menpengaruhi konsumsi obat-obatannya?


Apakah pasien mengkonsumsi obat-obatan herbal / jamu / ramuan / dll?
Pasien mengatakan minum bajaka

3. Bagaimana upaya pasien dan keluarga dalam mencari fasilitas pelayanan


kesehatan? Apakah budaya yang dianut juga mempengaruhi perilaku ini? Apakah
pasien berobat ke alternatif / pengobatan tradisional / pemuka agama / dukun-
orang pintar / dll?
Pasien mengatakan tidak berobat kemana-mana selain rumah sakit

4. Apakah budaya yang dianut pasien mempengarui gaya hidup pasien (terkait
kesehatan)? Jelaskan!
Pasien mengatakan tidak ada, pasien hanya mengikuti arahan dokter. Pasien
mengatakan tidak ada hambatan dalam melakukan perawatan

Masalah Keperawatan:

Kesiapan peningkatan manajemen kesehatan

VII. STATUS SPIRITUAL


 Bagaimana kebiasaan beribadah pasien selama sakit? Jelaskan!
Pasien mengatakan ia sholat 5 waktu

 Apakah pasien masih berpartisipasi aktif dalam aktivitas keagamaan di


lingkungannya? Jelaskan!
Pasien mengatakan ia jarang mengikuti pengajian karena pasien tidak bisa duduk
lama di lantai dan pasien merasa sungkan

 Apa persepsi pasien tentang penyakit yang diderita terhadap keyakinannya?


Jelaskan!
Pasien mengatakan penyakitnya adalah cobaan dan takdir dari yang kuasa.

Masalah Keperawatan:

Tidak ada masalah keperawatan

VIII. KEADAAN TEMPAT TINGGAL DAN LINGKUNGAN


1. Status tempat tinggal: milik sendiri / sewa-kontrak / menumpang pada keluarga /
menumpang pada orang lain / tidak tetap-berpindah / lain-lain
……………………………………………
2. Jenis bangunan: Permanen / semi permanen / tidak permanen /lain-lain
………………….....
3. Lantai : keramik / semen / tanah / ubin / lain-lain
……………………………………………..
4. Ventilasi : baik / kurang Jumlah: ……5…………..
5. Pencahayaan : Baik / kurang
6. Kebersihan Rumah : Baik / Kurang
7. Kebersihan lingkungan tempat tinggal: baik / kurang

Masalah Keperawatan:

Tidak ada masalah keperawatan

IX. PEMERIKSAAN PENUNJANG


1. Laboratorium :
2. Radiologi :
3. Patologi Anatomi :

X. DIAGNOSIS MEDIS
A. Utama : Endometrium Carsinoma Uteri
Stadium :grade 1
Staging : T: N: N:
B. Paliatif :
 Nyeri : Jenis : ( ) Nosiseptif somatic tulang
( ) Nosiseptif somatic bukan tulang
( ) Nosiseptif Visceral
( ) Deferentasi : terus menerus/iontermitten
Sifat : ( ) Akut ( ) Kronis
Derajat : ( ) Ringan ( ) sedang ( ) berat
Penyebab : ( ) Akibat Tumor
( ) Akibat pengobatan tumor
( ) Lain-lain, bekas luka operasi
 Keluhan selain nyeri : tidak ada
C. Terapi :
1.
2.
3.
4.

TANGGAL 19/03/20 20/

A. Mampu melaksanakan aktifitas100


norma, Normal tanpa keluhan, tidak ada kelainan
tidak perlu perawatan khusus
90 Mampu melaksanakan kegiatan normal, keluhan dan 
gejala minimal
80 Melaksanakan kegiatan normal dengan bantuan,
dijumpai beberapa gejala dan tanda-tanda penyakit
B. Tidak mampu bekerja tetapi dapat
70 Mampu merawat diri sendiri, tak mampu melaksanakan
tinggal di rumah, memerlukan kegiatan normal/bekerja
berbagai tingkat bantuan
60 Memerlukan bantuan khusus, tapi masih sanggup
memenuhi kebutuhan pokok untuk dirinya sendiri
50 Memerlukan bantuan dan pengobatan medis
C. Tidak mampu merawat diri sendiri,
40 Memerlukan bantuan sosial dan medis
baik di institusi maupun dirumah
30
sakit, penyakit dapat menjadi progresif Memerlukan perawatan di rumah sakit, meskipun
kematian belum mengancam
20 Harus dirawat di rumah sakit, diperlukan pengobatan
suportif
10 Maribud penyakit menjadi progresif dengan cepat dan
fatal
0 Meninggal dunia

SKALA STATUS PENAMPILAN KARNOFSKY


BRIEF PAIN INVENTORY (BPI)
(Pengkajian Fokus Nyeri)

Apakah Saudara merasa nyeri sehubungan dengan penyakit Saudara derita sekarang?

 Ya

 Tidak

 Tidak tahu
Saat pertama kali diagnosa ditegakkan, apakah nyeri merupakan salah satu gejala?
1. Ya
2. Tidak
3. Tidak tahu
Apakah Saudara dibedah satu bulan terakhir?
1. Ya
2. Tidak
Apakah Saudara mengalami nyeri (bukan nyeri biasa) satu minggu terakhir?
1. Ya
2. Tidak

DATA FOKUS
Riwayat nyeri : Ya. Sejak : 1 bulan terakhir

 Frekuensi : Tidak
Terus Menerus
Kadang-kadang
Istirahat
 Lokasi (arsirlah) :
 Kualitas : Tajam/sharp/arching/sakit/ berdenyut/seperti ditekan/perih

sekali/rasa tertarik/rasa terjepit/seperti diremas/nyeri kolik/rasa

terbakar/sengatan listrik/ ditusuk/ matirasa/kaku/ kesemutan

 Skala Nyeri :
Dalam 1 minggu terakhir
Nyeri paling ringan : 3
Nyeri paling berat : 8
Nyeri rata-rata :4
Nyeri saat ini :3
 Aktivitas Sehari-hari : terganggu/tidak terganggu
 Tidur : Terganggu/tidak terganggu
 Pengobatan yang di terima :
 Obat : Dapat/Tidak

No Nama Dosis Sejak Hasil


1 amlodipin
2 Insulin 10.u pagi
10.u siang
16.u malam

Operasi : 1x
Radioterapi :
Kemoterapi : 1x awal bulan maret
Rehabilitasi :
Komplementer tx :
Alternatif :
Isilah No.1 s/d 4 dengan melengkapi satu angka antara 0=10

 Derajat Nyeri paling berat dalam satu minggu terakhir: 3

 Derajat nyeri paling ringan dalam satu minggu terakhir: 3

 Derajat nyeri rata-rata sehari: 3


 Derajat nyeri saat ini: 3

Lingkari nomor yang sesuai dengan keadaan penderita

 Nyeri membaik karena :


1. Terapi panas
2. Obat
3. Istirahat
4. Lain-lain

 Nyeri hebat bila

 Berjalan

 Berdiri

 Mengangkat

 Lain-lain, saat duduk

 Pengobatan/tindakan medic yang sedang Saudara terima untuk mengatasi nyeri

:
Tidak ada

 Pengobatan/tindakan medic yang sedang Saudara terima pada minggu terakhir,

dapat perbaikan seberapa jauh ? tidak ada

0% 10% 20% 30% 40% 60% 70% 80% 90% 100%


Tanpa perbaikan Sempurna

 Seterlah minum obat penghilang nyeri, beberapa jam kemudian timbul kembali

?
1.Obat-obatan tidak menolong sama sekali
2.Satu jam
3.Dua Jam
4.Tiga Jam
5.Empat jam
6.Lebih lama dari 12 jam
7.Lebih dari 12 jam
8.Saya tidak minum obat

 Saya yakin nyeri saya karena


1.Akibat pengobatan
2.Penyakit utama
3.Kondisi medic lain yang tidak berhubungan dengan penyakit utama
4.Akibat luka bekas operasi

 Sifat nyeri : (Jawablah Ya:1 Tidak :2 untuk tiap pertanyaan )


- Cekot-cekot : - tajam - menembus
- Berdenyut -nyeri tekan

-menjengkelkan
- Menyentak -membakar -rasa tebal
- Menusuk -menguras tenaga -tidak karuan
- Menggigit -membosankan -tidak

tertahankan

 Nyeri mempengaruhi diri Saudara dalam satu minggu terakhir :


(0 =tidak berpengaruh …………………………10=mempengaruhi total )
A. Aktivitas Rutin :
B. Perasaan :
C. Berjalan :
D. Pekerjaan sehari-hari :
E. Hubungan dengan masyarakat :
F. Tidur :
G. Kenikmatan :

Surabaya, 16 Maret 2020


Perawat

(ida,mega,yolla,ana,nurul,carlo)
LAMPIRAN HASIL LABOLATORIUM

5. Radiologi (USG Kandungan)


Tanggal 11 Desember 2019
Pada pemeriksaan didapat
 Uterus : Membesar dengan ukuran 8,02x5 cm. Didapatkan massa dengan
tepi ireguler, hyperechore (3,5x3,5) vasecularisasi mengesankan
malignancy
 Kesimpulan : susp ca endometrium (saran kuret PA)

2. Hasil Patologi Anatomi

 Nama pemeriksaan : Kerokan


 Makroskopik : Diterima 1 tempat sediaan berisi potongan jaringan, berat <
1gram, ukuran 0,2x0,2x0,2 cm sampai 0,5x0,1x0,2 cm, warna putih abu
abu kecoklatan, konsistensi padat kenyal. Diproses semua menjadi 1 blok
 Mikroskopik : Menunjukkan potongan jaringan tumor yang tersusun
kelenjar (>95%), tumor terdiri dari proliferasi sel sel anaplastik dengan inti
bulat, oral, pleomorfik, hiperkromatik, sitoplasma cukup sempit tumbuh
invasive kedalam stoma. Mitosis 17/10HPF
 Kesimpulan : endometrium, kerokan. Endometrium carsinoma uteri grade
1
3.1 ANALISA DATA

No Data Etiologi Masalah

1. DS : Pasien mengatakan nyeri Pembesaran massa Nyeri akut

P : Pasien mengatakan nyeri


Menyebar ke pelviks
post op

Q : seperti ditusuk-tusuk Peningkatan tekanan


Intrapelviks
R : di perut bagian bawah
Peningkatan
S : skala 3 intraabdomen
T : hilang timbul
Merangsang pelepasan
DO : bradikinin
 Pasien tampak
memegangi area nyeri Mengantar impuls ke
korteks serebri
 Tampak meringis
 TD 130/80 mmHg
 Nadi 80x/mnt Interpretasi neyri
 RR 20x/mnt
Nyeri Akut

2. DS : Kesiapan peningkatan
Impuls afferent
manajemen kesehatan
 Pasien mengatakan
Medulla oblongata
tidak ada hambatan
dalam melakukan Pusat sensori
program pengobatan
 Pasien mengatakan
Chemoreceptor
keluhan yang dirasakan
Trigger Zone (CTZ),
berkurang
Korteks serebri,
 Pasien mengatakan
visceral afferent
mengikuti arahan
dokter Menghasilkan impuls
 Pasien mengatakan efferent
tidak putus asa dan
tetap semangat dalam Pasien menerima
melakukan program dirinya dengan keadaan
pengobatan sekarang
DO :

 TD 130/80 mmHg
 Nadi 80x/mnt Kesiapan peningkatan
 RR 20x/mnt manajemen kesehatan
 Komunikasi terbuka
dan lancar
3. DS : Pasien mendapatkan Kesiapan peningkatan
penyakit dan keluarga koping keluarga
 Pasien mengatakan menerima
anggota keluarga
Memberikan dukungan
menerima keadaan
kepada pasien
pasien
 Anggota keluarga
memberikan semangat
Respon menerima
pada pasien
penyakit baik
 Anggota keluarga terus
mencarikan pengobatan
yang terbaik untuk Mau berinteraksi
pasien dengan orang lain
 Anggota keluarga
memberikan referensi Keluarga selalu
tempat maupun meningkatakan
pengobatan untuk kesehatan pasien
pasien
Kesiapan peningkatan
koping keluarga

SKORING MASALAH KEPERAWATAN I : Nyeri akut

Kriteria Skor Bobot Nilai (skor/nilai Pembenaran


max) x bobot
1. Sifat masalah 3 1 1 Masalah nyeri
Skala : akut merupakan
Aktual 3 masalah yang
Resiko 2 bersifat aktual
Potensial 1
2. Kemungkinan masalah 2 2 2 Nyeri akut dapat
dapat diubah diubah dengan
Skala : melakukan teknik
Mudah 2 relaksasi untuk
Sebagian 1 mengurangi
Tidak dapat 0 keluhan nyeri
3. Potensial masalah untuk 2 1 0,66 Nyeri akut bisa
dicegah dicegah dengan
Skala : skala sedang
Tinggi 3
Sedang 2
Rendah 1
4. Menonjolnya masalah 2 1 1 Nyeri akut
Skala : merupakan
Masalah berat harus masalah yang
segera ditangani 2 jarus segera
Ada masalah tapi tidak ditangani untuk
perlu di tangani 1 mencegah
Masalah tidak dirasakan 0 terjadinya
komplikasi
JUMLAH SKOR 4,66
SKORING MASALAH KEPERAWATAN : Kesiapan peningkatan manajemen kesehatan

Kriteria Skor Bobot Nilai (skor/nilai Pembenaran


max) x bobot
1. Sifat masalah 1 1 1 Merupakan
Skala : masalah promosi
Aktual 3 kesehatan
Resiko 2
Potensial 1
2. Kemungkinan masalah 2 2 2 Masalah tersebut
dapat diubah mudah untuk
Skala : diubah
Mudah 2
Sebagian 1
Tidak dapat 0
3. Potensial masalah untuk 3 1 1 Masalah dapat
dicegah dicegah dengan
Skala : pemberian
Tinggi 3 edukasi yang
Sedang 2 adekuat
Rendah 1
4. Menonjolnya masalah 0 1 0 Masalah tidak
Skala : dirasakan karena
Masalah berat harus tidak
segera ditangani 2 menampakkan
Ada masalah tapi tidak keluhan
perlu di tangani 1
Masalah tidak dirasakan 0
JUMLAH SKOR 4
SKORING MASALAH KEPERAWATAN : Kesiapan peningkatan koping keluarga

Kriteria Skor Bobot Nilai (skor/nilai Pembenaran


max) x bobot
1. Sifat masalah 1 1 1 Merupakan
Skala : masalah promosi
Aktual 3 kesehatan
Resiko 2
Potensial 1
2. Kemungkinan masalah 2 2 2 Masalah tersebut
dapat diubah mudah untuk
Skala : diubah
Mudah 2
Sebagian 1
Tidak dapat 0
3. Potensial masalah untuk 3 1 1 Masalah dapat
dicegah dicegah dengan
Skala : pemberian
Tinggi 3 edukasi yang
Sedang 2 adekuat
Rendah 1
4. Menonjolnya masalah 0 1 0 Masalah tidak
Skala : dirasakan karena
Masalah berat harus tidak
segera ditangani 2 menampakkan
Ada masalah tapi tidak keluhan
perlu di tangani 1
Masalah tidak dirasakan 0
JUMLAH SKOR 4

3.4 DIAGNOSA KEPERAWATAN

1. Nyeri akut berhubungan dengan agen pencedera fisik dibuktikan dengan


pasien mengeluh nyeri, P : nyeri post op ,Q : seperti ditusuk-tusuk, R : di perut
bagian bawah, S : skala 3, T : hilang timbul. Tampak meringis, tampak
memegangi area nyeri ,TD 130/80 mmHg, nadi 80x/mnt, RR 20x/mnt
2. Kesiapan peningkatan manajemen kesehatan dibuktikan dengan pasien
mengatakan tidak ada hambatan dalam melakukan program pengobatan,
pasien mengatakan keluhan yang dirasakan berkurang, pasien mengatakan
mengikuti arahan dokter, pasien mengatakan tidak putus asa dan tetap
semangat dalam melakukan program pengobatan, TD 130/80 mmHg, nadi
80x/mnt, RR 20x/mnt, komunikasi terbuka dan lancar
3. Kesiapan peningkatan koping keluarga dibuktikan dengan pasien mengatakan
anggota keluarga menerima keadaan pasien, anggota keluarga memberikan
semangat pada pasien, anggota keluarga terus mencarikan pengobatan yang
terbaik untuk pasien, anggota keluarga memberikan referensi tempat maupun
pengobatan untuk pasien
3.5 INTERVENSI KEPERAWATAN

No. Masalah Keperawatan Tujuan Kriteria Hasil Intervensi Rasional

1. Nyeri Akut Setelah dilakukan 1. Keluhan nyeri Manajemen Nyeri: 1. Untuk megetahui lokasi,
kunjungan rumah menurun karakteristik, durasi,
2. Perasaan takut 1. Identifikasi lokasi,
sebanyak 2x frekuensi, kualitas nyeri
mengalami karateristik, frekuensi,
pertemuan, maka kualitas, intensitas, yang dirasakan pasien
cedera berulang
nyeri menurun skala, dan respon
menurun 2. Untuk mengetahui skala
nyeri.
nyeri yang dirasakan pasien
2. Berikan teknik
nonfarmakologis 3. Untuk mengetahui
untuk mengurangi perbandingan antara
rasa nyeri sebelum dan sesudah
Terapi Musik pemberian teknik relaksasi
guided imagery dengan
3. Identifikasi minat
terhadap music dan aromaterapi terhadap nyeri
music yang disukai yang dirasakan
4. Pilih music yang
disukai 4. Teknik relaksasi guided
5. Berikan terapi music imagery dengan music
sesuai indikasi dapat membentuk sebuah
6. Anjurkan rileks bayangan atau imajinasi
selama mendengarkan tentang hal yang di sukai
music pasien
7. Anjurkan monitor
nyeri secara mandiri 5.Untuk memberi
kenyamanan dalam
mengatasi nyeri Edukasi :
1.Dengan menjelaskan
tentang penyebab, period
dan pemicu nyeri pasien dan
keluarga dapat mengerti
tentang nyeri

2. Dengan mengajarkan
teknik relaksasi Guided
Imagery dengan music dapat
mengurangi rasa nyeri

2. Kesiapan peningkatan Setelah dilakukan 1. Melakukan Edukasi Kesehatan: 1.untuk mengetahui


manajemen kesehatan kunjungan rumah tindakan untuk kesiapan pasien saat
mengurangi 1. Identifikasi kesiapan
sebanyak 2x diberikan informasi sehingga
faktor resiko menerima informasi
pertemuan, maka 2. Sediakan materi dan informasi yang diberikan
meningkat
manajemen kesehatan media pendidikan dapat digunakan
2. Menerapkan
meningkat program kesehatan
2.Materi yang diberikan
perawatan 3. Berikan kesempatan
bertanya harus mudah untuk dipahami
meningkat
4. Jelaskan faktor resiko oleh keluarga pasien
yang dapat memengaruhi
kesehatan 3.Untuk mengevaluasi
5. Ajarkan PHBS pemahaman pasien
Identifikasi Resiko
4. Faktor resiko membantu
6. Lakukan pengelolaan pasien memahami factor
resiko secara efektif resiko apa saja yang akan
dialaminya dalam kondisi
seperti ini

5. PHBS membantu pasien


untuk tetp memelihara
kesehatan tubuhnya

3. Kesiapan peningkatan Setelah dilakukan 1. Kekhawatiran Dukungan Koping Keluarga 1. Untuk mengetahui
koping keluarga kunjungan rumah tentang anggota kesiapan pasien saat
keluarga 1. Identifikasi respon
sebanyak 2x diberikan informasi sehingga
menurun emosional terhadap
pertemuan, maka kondisi saat ini informasi yang diberikan
status koping keluarga 2. Dengarkan masalah, dapat digunakan
membaik perasaan, dan pertanyaan
2.Mendengarkan masalah
keluarga
3. Hargai dan dukung dan perasaan keluarga dapat
mekanisme koping adaptif membantu keluarga merasa
yang digunakan lebih relax dan dapat
4. Informasikan fasilitas melakukan diskusi bersama
perawatan kesehatan yang keluarga
tersedia
3.Mekanisme koping yang
digunakan membantu
keluarga dan pasien dalam
meningkatkan kesehatan

4. fasilitas kesehatan
terdekat membantu pasien
mendapatkan fasilitas
kesehatan dengan cepat

3.6 IMPLEMENTASI DAN EVALUASI KEPERAWATAN

(19 Maret 2020)

No. Masalah Keperawatan Waktu Implementasi Waktu Evaluasi


(Jam) (Jam)

1. Nyeri Akut 10.00 1. Mengidentifikasi lokasi, 12.00 S: klien mengatakan nyeri berkurang dan
karateristik, frekuensi, kualitas, tidak khawatir jika nyeri kembali lagi
intensitas, skala, dan respon nyeri.
R/ pasien mengeluh nyeri, P : nyeri  P: proses penyakit
post op ,Q : seperti ditusuk-tusuk,  Q: tertusuk-tusuk
R : di perut bagian bawah, S : skala  R: bagian bawah perut
3, T : hilang timbul. Tampak  S: 0
 T: hilang timbul
meringis, tampak memegangi area
O: klien tidak ampak meringis, tidak tampak
nyeri ,TD 130/80 mmHg, nadi
memegangi area nyeri ,TD 110/60 mmHg,
80x/mnt, RR 20x/mnt
nadi 74x/mnt, RR 18x/mnt

A: masalah teratasi
2. Memberikan teknik
P: intervensi dihentikan
nonfarmakologis untuk mengurangi
rasa nyeri
R/ pasien diajarkan teknik relaksasi
nafas dalam dengan cara menarik
nafas dalam dari hidung secara
perlahan dan keluarkan dari mulut
secara perlahan, dan dapat diulang
hingga merasa rileks, pasien
kooperratif

3. Mengidentifikasi minat terhadap


music dan music yang disukai
R/ klien mengatakan menyukai
mendengarkan lagu lawas dan
keroncong pelan, pasien kooperatif

4. Memilih music yang disukai


R/ perawat menawarkan lagu klasik
pelan, pasien ingin mencoba,
pasien kooperatif

5. Memberikan terapi music sesuai


indikasi
R/ klien kooperatif

6. Menganjurkan rileks selama


mendengarkan music
R/ klien kooperatif

7. Menganjurkan monitor nyeri secara


mandiri
R/ klien kooperatif

2. Kesiapan peningkatan 10.00 1. Mengidentifikasi kesiapan 12.00 S: klien mengatakan akan berusaha dengan
manajemen kesehatan menerima informasi baik mengikuti semua anjuran yang
R/ klien dan keluarga kooperatif diberikan

O:
2. Menyediakan materi dan media Klien dan keluarga mampu
pendidikan kesehatan melakukan etika batuk
R/ materi tentang Perilaku Hidup  Klien dan keluarga mampu
Bersih dan Sehat (PHBS), klien dan mempraktikan cuci tangan 6 langkah
keluarga kooperatif  Klien dan keluarga kurang
mengetahui hal-hal yang dapat
dilakukan untuk mengurangi faktor
resiko timbulnya kanker
3. Memberikan kesempatan bertanya
 Tidak setiap orang di rumah
R/ klien bertanya tentang etika
melakukan follow up kesehatan
batuk, klien dan keluarga A: masalah teratasi sebagian
kooperatif
P:

 Sediakan materi dan media


4. Menjelaskan faktor resiko yang pendidikan kesehatan
dapat memengaruhi kesehatan  Jelaskan faktor resiko yang dapat
R/ perilaku tidak menjaga memengaruhi kesehatan
kebersihan, makan/diet yang tidak  Lakukan pengelolaan resiko secara
teratur, tidak melakukan control efektif
terhadap kesehatan, klien dan
keluarga kooperatif

5. Mengajarkan PHBS
R/ klien dan keluarga kooperatif

6. Melakukan pengelolaan resiko


secara efektif
R/ mengurangi makanan atau diet
yang dapat menimbulkan resiko
kanker, berolahraga tiap pagi hari,
menjaga kebersihan diri dan
lingkungan, klien dan keluarga
kooperatif

3. Kesiapan peningkatan 10.00 1. Mengidentifikasi respon emosional 10.00 S: keluarga mengatakan menerima keadaan
koping keluarga terhadap kondisi saat ini pasien
R/ keluarga koopertif
O:
 anggota keluarga memberikan
semangat pada pasien
2. Mendengarkan masalah, perasaan,
 anggota keluarga terus mencarikan
dan pertanyaan keluarga
R/ keluarga kooperatif, keluarga pengobatan yang terbaik untuk pasien
berusaha terbaik untuk tetap  anggota keluarga memberikan
menjaga kesehatan klien dan referensi tempat maupun pengobatan
keluarga sendiri, dan berusaha untuk pasien
A: masalah teratasi
menghindari faktor resiko
P: intervensi dihentikan

3. Menghargai dan dukung


mekanisme koping adaptif yang
digunakan
R/ keluarga kooperatif

4. Menginformasikan fasilitas
perawatan kesehatan yang tersedia
R/ keluarga dank lien kooperatif
IMPLEMENTASI DAN EVALUASI KEPERAWATAN

(20 Maret 2020)

No. Masalah Keperawatan Waktu Implementasi Waktu Evaluasi


(Jam) (Jam)

1. Kesiapan peningkatan 10.00 12.00 S: klien dan keluarga mengatakan sudah


manajemen kesehatan mengetahui tanda dan gejala kanker serviks
1. Menyediakan materi dan media
pendidikan kesehatan O:
R/ materi tentang tanda dan gejala
kanker serviks dan mencari layanan Klien dan keluarga dapat mengakses
kesehatan terdekat, klien dan ke tempat layanan kesehatan terpadu,
seperti di RSUP Dr. Soetomo
keluarga kooperatif
Surabaya
A: masalah teratasi

2. Memberikan kesempatan bertanya P: intervensi dihentikan


R/ keluarga dan klien tidak
memberikan pertanyaan, keluarga
dank lien kooperatif
3. Menjelaskan faktor resiko yang
dapat memengaruhi kesehatan
R/ perilaku tidak menjaga
kebersihan, makan/diet yang tidak
teratur, tidak melakukan control
terhadap kesehatan, klien dan
keluarga kooperatif

4. Melakukan pengelolaan resiko


secara efektif
R/ mengurangi makanan atau diet
yang dapat menimbulkan resiko
kanker, berolahraga tiap pagi hari,
menjaga kebersihan diri dan
lingkungan, klien dan keluarga
kooperatif
BAB 4

PEMBAHASAN

Pada bab ini akan dibahas mengenai data-data yang telah didapatkan,
meliputi data pengkajian, hasil analisa data, Intervensi, implementasi dan evaluasi
dari proses asuhan keperawatan yang telah dilakukan pada Ny. Y dengan diagnosa
medis CA Cerviks.

4.1 Pengkajian Keperawatan


Pengkajian adalah tahap pertama yang penulis lakukan di dalam proses
perawatan. Pengkajian ini melalui pengkajian pola fungsional menurut Gordon,
pemeriksaan fisik dengan metode head to toe, dan pengumpulan informasi atau
data-data ini diperoleh dari wawancara dengan pasien, keluarga pasien,
melakukan observasi, catatan keperawatan, dan pemeriksaan fisik. Dari hasil
pengkajian yang telah dilakukan oleh kelompok kepada klien didapatkan data
bahwa pasien

Pada kasus ini tidak ada Keluhan spesifik yang dirasakan pasien saat di
rumah kerena pasien mengalami penurunan kesadaran.

4.2 Diagnosa Keperawatan


Diagnosa keperawatan suatu penilaian klinis mengenai respon klien
terhadap masalah kesehatan atau proses kehidupan yang dialaminya baik yang
berlangsung aktual maupun potensial (SDKI, 2019). Berdasarkan hal tersebut
penulis dalam kasus asuhan keperawatan pada pasien dengan CA Serviks
menegakkan sebanyak tiga diagnosa yang penulis tegakkan. Diagnosa yang
muncul berdasarkan data pengkajian yang diperoleh, penulis menegakkan
diagnosa yang pertama yaitu nyeri akut berhubungan dengan agen pencedera fisik,
diagnose kedua yaitu kesiapan peningkatan manajemen kesehatan yang
berhubungan dengan pengintegrasian program kesehatan dalam kehidupan sehari-
hari, diagnose ketiga adalah kesiapan peningkatan koping keluarga berhubungan
dengan kesiapan keluarga untuk meningkatkan kesehatan keluarga dan klien.
Hal ini sudah sesuai dengan teori yang ada bahwa masalah keperawatan
yang sering muncul pada syok sepsis salah satunya adalah hipertermi, takikardia
dan hipotensi, oleh karena itu dokter membrikan advice untuk tetap menjaga
kestabilan tensi tidak boleh turun.
4.3 Intervensi Keperawatan
Menurut UU perawat No. 38 Th. 2014, perencanaan merupakan semua rencana
tindakan yang dilakukan untuk mengatasi masalah keperawatan yang diberikan
kepada pasien. Perencanaan menurut SIKI (2019) pada kasus asuhan keperawatan
anak dilakukan perdiagnosa. Diagnosa yang pertama yaitu nyeri akut
berhubungan dengan agen pencedera fisik, dengan perencanaan yang kami
lakukan adalah Manajemen Nyeri yaitu identifikasi lokasi, karateristik, frekuensi,
kualitas, intensitas, skala, dan respon nyeri, berikan teknik nonfarmakologis untuk
mengurangi rasa nyeri yaitu : terapi music dengan cara identifikasi minat terhadap
music dan music yang disukai, pilih music yang disukai, berikan terapi music
sesuai indikasi, anjurkan rileks selama mendengarkan music, anjurkan monitor
nyeri secara mandiri. Diagnose kedua yaitu kesiapan peningkatan manajemen
kesehatan yang berhubungan dengan pengintegrasian program kesehatan dalam
kehidupan sehari-hari dengan perencanaan yang kami lakukan adalah Edukasi
Kesehatan: Identifikasi kesiapan menerima informasi, sediakan materi dan media
pendidikan kesehatan, berikan kesempatan bertanya, jelaskan faktor resiko yang
dapat memengaruhi kesehatan, ajarkan PHBS, identifikasi resiko, lakukan
pengelolaan resiko secara efektif. Diagnose ketiga adalah kesiapan peningkatan
koping keluarga berhubungan dengan kesiapan keluarga untuk meningkatkan
kesehatan keluarga dan klien dengan perencanaan yang kami lakukan adalah
memberikan dukungan koping keluarga : Identifikasi respon emosional terhadap
kondisi saat ini, Dengarkan masalah, perasaan, dan pertanyaan keluarga, Hargai
dan dukung mekanisme koping adaptif yang digunakan, informasikan fasilitas
perawatan kesehatan yang tersedia.

4.4 Implementasi Keperawatan

Implementasi merupakan suatu perwujudan dari perencanaan yang sudah


disusun pada tahap perencanaan sebelumnya. Berdasarkan hal tersebut penulis
dalam mengelola pasien dalam implementasi dengan masing – masing diagnosa.

Tindakan yang kami lakukan adalah BHSP, penyuluhan tentang penyakit


dan pemberian motivasi kepada pasien dan keluarga serta memotivasi anggota
keluarga untuk selalu ke puskesmas untuk control.

Factor pendukung yang kami dapatkan yaitu adanya waktu dan perhatian
yang diperhatikan yang diberikan oleh pasien saat diberikan informasi tentang ca
mamae, sedangkan factor penghambat adalah kekurangan waktu dari keluarga
saat melakukan implementasi kepada pasien dan keluarga.
Daftar Pustaka

American Cancer Society(ACS).(2015).Cancer fact and figures.INC.

Rahayu, Dedeh Sri. 2015. Asuhan Ibu Dengan Kanker Serviks. Jakarta: Salemba Medika

Langhorne E. Martha, Fulton S. Janet, Otto E. Shirley. 2012.Oncologi Nursing.Edisi ke-


5. Mosby Elsevier

Padilla. (2012). Buku Ajar Keperawatan Keluarga. Yogyakarta : Nuha Medika

Mukhtar, Rubina., et al. 2015.  Prevalence of Cervical Cancer in Developing


Country:  Pakistan. US: Global Journal

Brunner and Suddarth. (2010).Text Book Of Medical Surgical Nursing 12th Edition.
China : LWW.

Persatuan Perawat Indonesia (2017). Standar Diagnosis Keperawatan Indonesia


Edisi 1. Dewan Pengurus Pusat PPNI. Jakarta
Persatuan Perawat Indonesia (2017). Standar Luaran Keperawatan Indonesia
Edisi 1. Dewan Pengurus Pusat PPNI. Jakarta
Persatuan Perawat Indonesia (2017). Standar Intervensi Keperawatan Indonesia
Edisi 1. Dewan Pengurus Pusat PPNI. Jakarta
Sandra, M.N. (2017). Lipponcott “Manual Praktik Keperawata”. EGC. Jakarta
Wilkison, Judith. M (2011). Buku Saku Diagnosis Keperawatan: diagnosis
NANDA edisi 9. Jakarta EGC

Anda mungkin juga menyukai