1. Kasus I
Pasien selanjutnya datang dengan keluhan nyeri dada bagian kiri yang dirasakan
begitu hebat seperti tertusuk disertai penjalaran ke leher bahkan terasa ke bagian
belakang.Saya raba tangan pasien dirasakan dingin, pembuluh darah nadipun
saya hitung meningkat.sebagai penanganan pertama, pasien sudah diberikan
terapi dari perawat berkolaborasi dengan dokter. Diagnosa sementara pasien
terkena serangan penyakit jantung koroner.(Coronary Heart Disease).Sebagai
perawat apakah tindakan yang dianjurkan selanjutnya untuk melengkapi
pengkajian pasien tersebut?
A. Tes darah, elektrokardiogram (EKG), angiografi koroner, CT scan,
Echocardiography serta MRI scan.
B. Analisa darah di laboratorium dan pengkajian ulang
C. Pemeriksaan EKG
D. Pemeriksaan EKG dan Gula darah sewaktu
E. Pemasangan infus untuk mencegah syok akibat serangan jantung
Jawaban : A
Pembahasan :
3. Tes darah
Tes darah memeriksa kadar lemak tertentu, kolesterol, gula, dan protein
dalam darah Anda. Tingkat abnormal mungkin menjadi tanda bahwa Anda
berisiko untuk penyakit jantung koroner.
2. Kasus II
Ny.fiona. seorang ibu rumah tangga. umur 55 tahun.TB 158 cm, BB 65 Kg. di
bawa kerumah sakit karena lelah dan sesak napas jika berjalan sejak 4 hari yang
lalu,nyeri dada, ia sudah pernah mengalami hal yang sama 1/2 tahun yang lalu
dan dirawat selama 3 hari dengan diagnosa angina pektoris. ia merasa serangan
kali ini lebih lama dan lebih hebat. Tekanan darah 165/100 mmhg.diagnosa
dokter :miokard infark akut.
Ia sudah tidak mempunyai rahim sejak kelahiran anaknya.yg terakhir 20 tahun
yg lalu. ia sangat aktif dalam bidang sosial di LSM kantor suaminya selain
kesibukannya sebagai ibu rumah tangga.
Ia sangat suka makan cemilan seperti goreng-gorengan dan minuman manis
seperti sirup, ice cream dan kue-kue. ia tidak suka tempe atau tahu , tetapi ia
suka susu kedele, kurang suka makan ikan terutama ikan laut.
Hasil pemeriksaan laboratorium :
Hb : 10%
Kolestrol total 250 mm/hg
HDL : 35 mg/dl
LDL : 135 mg/dl
Saat ini pasien diruang ICU. Berdasarkan kasus diatas Apa faktor pencetus yang
paling besar menyebabkan penyakit tersebut ?
A. Kolestrol khususnya HDL
B. Faktor keturuan penyakit keluarga
C. Gaya hidup makanan berlemak yang kurang sehat
D. Hipertensi
E. Faktor stress
Jawaban : C
Penjelasan :
Kolesterol yang menimbun di dinding bagian dalam pembuluh darah, dapat
mengakibatkan pembuluh darah mengalami penyempitan dan aliran darahpun
menjadi tersumbat.Akibatnya, fungsi jantung terganggu karena harus bekerja
lebih keras untuk memompa aliran darah.Seiring perjalanan waktu, arteri-arteri
koroner makin sempit dan mengeras.Inilah yang disebut aterosklerosis.
3. Kasus III
Tn. B, 43 tahun, ketika sedang menonton TV tiba-tiba nyeri dada di belakang
sternum, nyeri dirasakan seperti tertekan benda berat, nyeri menjalar ke leher
dan bahu, nafas sesak, nadi cepat, kulit dingin, pucat, mual sampai muntah,
riwayat merokok (+). Tn. B segera di bawa ke RS. Dokter memberinya
nitrogliserid sub lingual dan O2 lembab, dan dilakukan pemeriksaan EKG dan
laboratorium.
Fungsi penggunaan nitroliserid dalam penangan pertama adalah :
A. Membuat otot pada tubuh berelaksasi
B. Mengendurkan pembuluh-pembuluh darah dan menurunkan tekanan darah.
sehingga dapat mengurangi permintaan otot jantung untuk oksigen, jadi
membebaskan angina dan pasien dapat beristirahat
C. Sebagai pereda nyeri jantung
D. Menangani kejadian syok agar tidak terjadi komplikasi
E. Untuk pengukuran EKG agar mendapatkan hasil yang maksimal ketika
jantung di EKG.
Jawaban : B
KELOMPOK 2
Kasus 1
Tn. S usia 53 tahun datang ke puskesmas dengan keluhan sakit kepala dan tengkuk
terasa tegang sejak 3 hari yang lalu dan minum obat bodrex yang dibeli di warung. 10
tahun yang lalu Tn. S didiagnosa hipertensi tetapi pasien jarang mengontrolkan diri.
Menurut Tn. S mempunyai kebiasaan merokok sejak di bangku SMP dan suka makanan
yang berlemak. Orangtua (ibu) Tn.S meninggal karena hipertensi. Hasil Pemeriksaan
Fisik : Tekanan darah 160/110 mmHg, nadi = 80 x/menit, suhu = 36oC, dan pernapasan
= 20 x/menit.
Kasus 2
Kasus 3
Tn. A usia 50 tahun, seorang supir, masuk ke ICCU dengan keluhan utama sesak nafas
dan berkurang jika posisi setengah duduk atau tidur menggunakan 2 bantal atau lebih,
sesak napas terkadang dirasakan pada malam hari batuk kadang-kadang. Pada
didiagnosa : Decompensasi Cordis Tn. A mempunyai kebiasaan merokok. 5 tahun yang
lalu Tn. A didiagnosa hipertensi, tetapi pernah memeriksakan diri secara teratur. Orang
tua Tn. A (ayah) menderita hipertensi dan DM. Pada peneriksaan fisik ditemukan :
tanda vital 140/90 mmHg, Hr 100 x/menit, RR 24 x/menit, suhu 36oC Tb 160 cm, BB
75 kg, bunyi jantung S1 & S2 normal, murmur (-), gallop (+), JVP meningkat, suara
napas, wheezing -/-, ronchi +/+, akral dingin, CRT>2 detik, edema pedis (2+/2+). Hasil
laboratorium : Hb 11,9 gr%: leukosit 5.200/menit3, GDS 100 md/dl, kolesterol 235
mg/dl, trigliserida 251 mg/dl, HDL: 49 mg/dl, LDL 150 mg/dl, SGOT 32 U/L, natrium
144 mmol/L, kalium 3.9 mmol/L, klorida 101 mmol/L.Analisa gas darah (AGD) :
pH7.437, PCO2 33.9, PO2 102, HCO3 22.8, O2 Sat 97.7, BE -0.3, total CO2 23.9.
Hasil ECG : gelombang QRS membesar Hasil foto thorax : + 75% Hasil USG Jantung :
LV dilatasi, mitral stenosis, aorta stenosis/aorta insufisiensi. Terapi : Oksigen 3
ltr/menit, Infus D5% : 15 tts/mnt, inhalasi ventolin : bisolvon : NaCl 0,9% (1:1:1),
digoxin 1 x 1 tab, furosemin 1 x 40 mg, ceptopril 2 x 12,5 mg, Simvastatin 10 mg 1 x 1,
Antasida syrup 3 x1.
KELOMPOK 3
Anda diminta untuk mengawasi stress latihan (exercise stress test) pada seorang pria
berusia 65 tahun. Ia bertemu dengan dokternya minggu lalu untuk keluhan nyeri dada
saat menjalani aktivitas dan dispnea ringan. Ia telah mengalami rasa tidak nyaman di
dada selama sekitas setahun, namun frekuensi angina yang meningkat mendesaknya
untuk menemui dokter. Ia mengalami nyeri dada bila berjalan lebih dari satu blok, dan
bila ia melanjutkan berjalan akan timbul sesak napas. Ia tidak pernah mengalami nyeri
dada atau dispnea saat istirahat. Ia tidak mengalami pembengkakan pergelangan kaki,
ortopnea, atau dispnea nokturnal paroksismal. Saat anda memeriksanya sebelum test
stress, tekanan darahnya 120/86 mmHg, laju denyut jantung 82 kali/menit dan teratur,
tekanan vena jugularis 5 cmH2o, dan paru-paru bersih. Denyut apeks sedikit lateral dari
garis midklavikular dan sedikit menetap. Ia memiliki S1 normal dan S2 tunggal.
Ditemukan adanya gallop S4, ia memiliki murmur sistolik lambat kresendo-dekresendo,
paling baik terdengar dapa tepi sternum kanan atas, menjalar ke karotis dan apeks.
Denyut karotis tertunda dan menghilang.
Data kateterisasi pasien secara resmi dirujuk kepada anda, dan anda
merekomendasikan penggantian katup, ia menjalani kateterisasi jantung, dan data
hemodinamik ditunjukan dalam gambar. Curah jantung 5,2 L/menit dan laju denyut
jantung 77. Tidak ada penyakit arteri koroner yang signifikan.
Apa yang dapat anda lakukan? Anda sebenarnya dapat memberi cairan tertentu
untuk meningkatkan preload dan meningkatkan curah jantung. Terapi lainnya, bila
katup tisak dapat segera diganti, adalah intra-aortic ballon counterpulsation. Ini dapat
memperbaiki perfusi koroner pada beberapa kasus dan meredakan iskemia subendokard.
KESIMPULAN
KELOMPOK 4
Seorang laki-laki berusia 57 tahun datang ke rumah sakit dengan keluhan nyeri dada,
keletihan, pusing, mual, muntah, dan pandanganya tampak kabur, sedang pasien tidak
sedang habis beraktivitas, setelah dilakukan pengukuran tanda-tanda vital didapatkan
hasil yaitu, TD 160/95 mmHg, N: 78 x/m, R: 25 x/m, T: 37,5ºC. Tentukan diagnosa
yang tepat!
Tn. K adalah seorang pelayan toko yang berusia 43 tahun, TB 165 dan BB 60 kg.
mempunyai kebiasaan makan 3x sehari dan mengemil kripik kentang paling tidak 1
bungkus/hari @ 250gr, biasa mengkonsumsi alkohol dan merokok,serta kurang makan
sayur dan buah. Dia sering mengalami sakit kepala dan lemas.Dia sudah didiagnosis
menderita hipertensi sejak dua tahun yang lalu.Saat ini saja tekanan darahnya mencapai
180/100 mmHg.Tentukan intervensi yang sesuai untuk Tn.K!
Nn. R 27 tahun datang kerumah sakit dengan keluhan sakit kepala hebat dan tiba-tiba,
penglihatannya kabur, anoreaksia, muntah-muntah, nyeri dada, separuh wajahnya tidak
bisa digerakkan. Setelah dilakukan pemeriksaan didapatkan hasil TD 200/140 mmHg,
terdapat proteinuria dan hasil pemeriksaan EKG terlihat hipertrofi ventrikel kiri.
Tentukan diagnosa yang tepat!
a. Gagal ginjal kronis
b. Gagal jantung
c. Krisis hipertensi
d. Hipertensi
e. Hipertrofi ventrikel kiri
KUNCI JAWABAN
1. C
2. D
3. C
KELOMPOK 5
Pertanyaan:
1. Sebenarnya sebelum kehilangan kesadaran apa yang dialami oleh pasien tersebut
dan jelaskan alasannya !
3. Tindakan apa yang segera harus dilakukan oleh Ners G untuk menyelamatkan
pasien tersebut!
4. Tindakan apa yang harus dilakukan Ners G untuk mengembalikan irama jantung
pasien tersebut!
5. Sebenarnya Ners G melakukan analisa dari segi patofisiologi, apa penyebab pasien
tersebut kehilangan kesadaran!
6. Ners G melakukan evaluasi perbaikan kondisi pasien, maka apa yang harus
dilakukannya!
7. Tindakan pemeriksaan diagnostik apa yang secara rutin dan berkala dilakukan
Ners G, untuk mengevaluasi kondisi pasien tersebut!
Penyelesaian:
1. Sebenarnya sebelum kehilangan kesadaran apa yang dialami oleh pasien tersebut
dan jelaskan alasannya !
Jawab :
Sebelum kehilangan kesadaran pasien tersebut mengalami sesak nafas bahkan
tidak dapat bernafas disebabkan oleh terjadinya gangguan listrik jantung sehingga
terjadi penurunan CO.Akibatnya dapat terjadi kekurangan aliran darah ke otak,
arteri koroner dan bagian tubuh lainnya yang akan menyebabkan letih dan sesak
nafas. Aliran darah yang kurang ke otak dapat menyebabkan pusing atau hilang
kesadaran atau pingsan(syncope). Suplai darah yang kurang ke arteri koroner
menyebabkan angina .
3. Tindakan apa yang segera harus dilakukan oleh Ners G untuk menyelamatkan
pasien tersebut!
Jawab :
Tindakan yang harus segera dilakukan oleh Perawat G untuk menyelamatkan
pasientersebut adalah melakukan tindakan Memonitoring EKG,tujuan
pemonitoringan EKG12 lead tersebut adalah untuk mengetahui menunjukkan pola
cedera iskemik dan gangguan konduksi. Menyatakan tipe/sumber disritmia dan
efek ketidakseimbangan elektrolit dan obat jantung. Sehingga setelah melakukan
EKG kita dapat melakukan tindakan selanjutnya yaitu pemberian oksigen.
Tes EKG dalam keadaan istirahat adalah perekaman yang singkat aktivitas listrik
jantung, umumnya dilakukan ditempat praktek dokter. Tes EKG ini hanya berguna
jika aritmia yang menyebabkan palpitasi terjadi waktu tes EKG ini diadakan.
Sering tes EKG ini tidak dapat menangkap aritmia, maka monitor Holter
diperlukan. Monitor 24 jam Holter adalah cassete tape yang dipakai pasien terus
menerus ketika ia mengerjakan pekerjaan sehari-hari. Pasien bersamaan membuat
catatan harian dari palpitasi atau gejala lain selama periode perekaman ini. Gejala
palpitasi kemudian dapat dikorelasikan dengan adanya atau tidak adanya aritmia
pada Holter tape. Jika kecurigaan adanya aritmia yang menyebabkan palpitasi juga
masih belum bisa ditangkap oleh 24 jam monitor Holter, maka sebuah monitor
kejadian yang kecil dipakai oleh pasien untuk waktu 1 sampai 2 minggu. Jika
pasien mengalami palpitasi maka ia akan menekan tombol merekam ritme jantung
sebelum, selama dan sesudah periode ini. Kemudian rekaman ini dapat dievaluasi
oleh dokter.
4. Tindakan apa yang harus dilakukan Ners G untuk mengembalikan irama jantung
pasien tersebut!
Jawab :
5. Sebenarnya Ners G melakukan analisa dari segi patofisiologi, apa penyebab pasien
tersebut kehilangan kesadaran!
Jawab :
6. Ners G melakukan evaluasi perbaikan kondisi pasien, maka apa yang harus
dilakukannya!
Jawab :
a. EKG :menunjukkan pola cedera iskemik dan gangguan konduksi. Menyatakan
tipe/sumber disritmia dan efek ketidakseimbangan elektrolit dan obat jantung.
b.Monitor Holter :Gambaran EKG (24 jam) mungkin diperlukan untuk menentukan
dimana disritmia disebabkan oleh gejala khusus bila pasien aktif (di
rumah/kerja). Juga dapat digunakan untuk mengevaluasi fungsi pacu
jantung/efek obat antidisritmia.
e. Tes stress latihan : Dapat dilakukan utnnuk mendemonstrasikan latihan yang
menyebabkan disritmia.
7. Tindakan pemeriksaan diagnostik apa yang secara rutin dan berkala dilakukan Ners
G, untuk mengevaluasi kondisi pasien tersebut!
Jawab :
2. Pasien Tn. Dj, 27 tahun, dirawat diruang perawatan CCU (coronary care unit)
dengan gangguan irama jantung. Pada pengkajian gambaran EKG, irama
dasar sinus rhtym tetapi kadang-kadang muncul gambaran ventrikel ekstra
sistol dan ventrikel takikardi. Pada riwayat penyakit, pasien pernah dirawat
dengan masalah yang sama dan elektrolyt imbalance. Hasil pemeriksaan
kalium : 1,8 mmol/L, Na : 134 mmol/l, Clorida : 100mmol/l.
2. Gangguan Kurangnya
DS : - Pasien mengeluh pusing yang
keseimbangan keseimbangan
disertai pingsan (sinkop)
elektrolit Kalium
- Pasien cepat lelah dan sesak nafas
INTERVENSI
1. Penurunan curah jantung berhubungan dengan kelistrikan jantung
Intervensi:
-Raba nadi (radial, femoral, dorsalis pedis) catat frekuensi, keteraturan, amplitudo dan simetris.
Rasional : untuk mengetahui nadi
-Auskultasi bunyi jantung, catat frekuensi, irama. Catat adanya denyut jantung ekstra,penurunan
nadi.
Intervensi:
3. Tn. B, 50 th, 2 bulan ini tidak bisa lagi ke pasar karena kedua kakinya bengkak.
Menurutnya, kurang lebih 1 tahun belakangan ini Tn. A semakin sering
mengalami nyeri dada dan pusing pasien juga mengeluh sesak nafas dan
kadang disertai batuk berdahak. Pasien juga mempunyai riwayat hipertensi
dan jarang memeriksakan diri. Pada pemeriksaan TD: 150/110 MmHg irama
jantung tidak teratur dan pasien mengalami sianosis. Dan hasil dari foto dada
adalah adanya pembesaran bayangan jantung.
PENGKAJIAN
a. Airway
Saluran pernafasan pasien dihalangi oleh sputum
b. Breathing
Inspeksi: pola nafas cepat/sesak, pengembangan dada tidak simetris
Palpasi : tidak ada bunyi krepitasi
Perkusi : hipersonor
Auskultasi: mengi
c. Circulation
TD:150/110 MmHg, nadi: 70x/menit, RR: 37x/menit, suhu: 36,50C
GCS: 13
Pupil: responnya bagus terhadap cahaya
d. Data Subjektif :
- Pasien mengatakan nyeri pada dada
- Pasien mengatakan sering mengalami pusing
- Pasien mengatakan sering mengalami sesak nafas
- Pasien mengatakan batuknya disertai sputum
- Pasien mengatakan mempunyai riwayat hipertensi
e. Objektif:
- TD:150/110 MmHg, nadi: 70x/menit, RR: 37x/menit, suhu: 36,50C
- Irama jantung terdengar tidak teratur
- Pasien terlihat mengalami sianosis
- Pengembangan dada pasien tidak semetris
- Pola nafas pasien terlihat cepat
- Suara jantung hipersonor
KELOMPOK 6
Kasus I :
Tn.M usia 50 tahun datang ke rumah sakit dengan keluhan sesak napas kurang lebih
sejak 5 hari yang lalu, dengan aktifitas yang biasa, napas cepat, dangkal, sering pusing,
dan kelemahan. Klien tampak pucat, segala aktifitas klien dibantu oleh keluarga dari
hasil pemeriksaan fisik terdapat TD : 130/90 mmHg, Suhu : 37,5◦c , R : 29x/mn,
N : 120x/mnt. Dari pemeriksaan Lab didapatkan hasil PH darah : 7,5 PaCO2 : 50mmHg,
PaO2 : 75mmHg, HB : 10 g/dl , Ht : 40%. Setelah di auskultasi terdengar suara cracle
pada paru dan trakea, kemudian dokter mengatakan bahwa terjadi penumpukan
cairan pada paru-paru pasien tepatnya pada aveoli paru. Pengembangan dada klien
abnormal. Klien memiliki riwayat penyakit pneumonia 3 bulan yang lalu.
Kasus II :
Riwayat Penyakit Keluarga :Tidak ada anggota keluarga yang menderita gejala serupa
dengan pasien.
PEMERIKSAAN FISIK :
Kasus III :
Pasien adalah Ny. M, 26 tahun, masuk RS (IGD) pada tanggal 31/1/10 jam 02.00 dan
masuk ICU pada tanggal 31/ 1/10 jam 05.00 dengan keluhan utama sesak napas.
Sejak 3 bulan sebelum masuk rumah sakit, pasien sering merasa sesak terutama bila
melakukan peker-jaan rumah sehari-hari. Sejak 1 hari sebelum masuk rumah sakit
pasien merasa sesak yang semakin bertambah berat. Sesak tidak disertai batuk,
demam dan tidak berbunyi. Beberapa jam sebelum masuk merasa sesak semakin
bertambah hebat. Pasien hamil cukup bulan, ANC teratur ke bidan. Sejak usia
kehamilan 4 bulan pasien dikatakan darah tinggi. Riwayat kaki bengkak, air kencing
berbuih disangkal. Gerak janin ma-sih dirasakan, pandangan kabur disangkal. Riwayat
penyakit dahulu pasien sebagai berikut. Sejak kecil dikatakan denyut jantung OS
tampak keras. Sejak 3 tahun ini os sering merasa sesak bila malam hari sehingga
harus !dur dengan 2 bantal
Penyelesaian :
Kasus I :
DO :
Klien tampak pucat, segala aktifitas klien dibantu oleh keluarga dari hasil
pemeriksaan fisik:
TD : 130/90 mmHg
Suhu : 37,5◦c
R : 29x/mnt
N : 120x/mnt
Dari pemeriksaan Lab didapatkan hasil PH darah : 7,5 PaCO2 : 50mmHg,
PaO2 : 75mmHg, HB : 10 g/dl , Ht : 40%.
Diagnosa Keperawatan :
Penyelesaian Kasus II :
DS :
Diagnosa Keperawatan :
Tujuan/kriteria hasil :
Intervensi :
Penatalaksanaan :
- Mengumpulkan dan menganalisis data kardiovaskular, pernapasan, dan suhu
tubuh pasien untuk menentukan dan mencegah komplikasi.
- Memastikan kepatenan jalan napas dan pertukaran gas yang adekuat.
- Memfasilitasi kepatenan jalan napas
- Auskultasi suara napas , perhatikan area penurunan / tidak adanya ventilasi dan
adanya suara napas tambahan.
KELOMPOK 7
Kasus 1
Tn.K 25 tahun, BB 50 Kg Post- Kraniotomi e.c stroke hemoragik dirawat di ICU. Hari
ke-5 dengan menggunakan settingan ventilator:
RR : 12x/m Pc : 12 mmHg
1. Pengkajian apa saja yang perlu dilakukan dan tindakan apa yang dilakukan
perawat ketika alarm ventilator Tn. K berbunyi?
pH: 7,49
pCO2 : 20
HCO3 : 18
BE : -4
SaO2 : 98%
Jawaban Kasus
1. Pengkajian Kasus
Post Kraniotomi b.d Stroke Hemoragik
Kraniotomi ialah mencakup pembukaan tengkorak melalui pembedahan
untuk meningkatkan akses pada struktur intrakranial.Prosedur ini dilakukan
untuk menghilangkan tumor, mengurangi TIK, mengevakuasi bekuan darah
dan mengontrol hemoragi.(Brunner and Suddarth).
c) Pola aktifitas
Merasa lemah, lelah, kaku, hilang keseimbangan
Perubahan kesadaran, letargi
Hemiparese
Cedera (trauma)
Kehilangan tonus otot.
d) Eliminasi
Inkontinensia kandung kemih atau mengalami gangguan
fungsi
e) Pola persepsi sensori dan kognitif
Pusing
Gelisah
Adanya keluhan napas (sesak, ronchi, apnea)Diagnosa
Keperawatan yang mungkin dialami post kraniotomi
Kasus:
Pada kasus terlihat adanya peningkatan nilai pH, penurunan PaCO 2, yang
juga disertai dengan penurunan HCO3. Peningkatan nilai pH (>7,45)
mengindikasikan terjadinya kondisi alkalosis, penurunan nilai PaCO2 (<35
mmHg) mengindikasikan terjadinya gangguan respiratorik, dan penurunan
HCO3 yang menyertainya menandakan bahwa proses kompensasi sedang
berjalan. Berdasarkan hasil AGD tersebut, maka dapat disimpulkan bahwa
pasien mengalami alkalosis respiratorik terkompensasi sebagian.
Alkalosis respiratorik adalah suatu keadaan dimana darah menjadi basa
karena pernafasan yang cepat dan dalam sehingga menyebabkan kadar
karbondioksida
dalam darah menjadi rendah. Pernafasan yang cepat dan dalam disebut
hiperventilasi yang menyebabkan terlalu banyaknya jumlah karbondioksida
yang dikeluarkan dari aliran darah. Penyebab hiperventilasi yang paling
sering ditemukan adalah kecemasan. Penyebab lain dari alkalosis
respiratorik adalah asma, pneumonia, ansietas, atau abnormalitas kendali
pernapasan akibat trauma atau tumor (Cree & Rischmiller, 2000).
Jika ventilasi paru meningkat melebihi kecepatan produksi CO 2, maka CO2
yang dikeluarkan akan terlalu banyak. Akibatnya H2CO3 yang terbentuk
akan berkurang dan [H+] menurun (Sherwood, 2001). Mekanisme
kompensasi pada tahap awal dilakukan oleh ginjal dengan mengeluarkan
bikarbonat, Na+, dan K+ sehingga urin menjadi basa. Sedangkan H+ dan
anion-anion ditahan. Karena K+ banyak dikeluarkan melalui urin, maka
diperlukan pemberian cairan yang mengandung K+ dan untuk mengganti
kedudukan HCO3 yang hilang, diperlukan cairan yang mengandung Cl-.
Kasus 2
Tn. F dirawat di Rumah Sakit dengan keadaan kritis terpasang ventilator jantung
sehingga sangat rentan akan resiko decubitus.
Jawaban :
Diagnosa Keperawatan :
KELOMPOK 8
1. Pada jam 11.20 Tn.K datang ke rumah sakit dan dilakukan pemeriksaan pasien
mengalami shock septic yang ditandai dengan nadi 116x/menit teraba cepat dan
kuat, tekanan darah 81/44 mmHg, akral teraba dingin dan kunjungtiva terlihat
pucat dan suhu 40,8C. untuk pemantauan keadaan pasien akan dilakukan
pemasangan pasien monitor. Jenis bedside yang tepat untuk Tn.K adalah…
a. Pasien monitor vital sign
b. Pasien monitor 4 parameter
c. Pasien monitor 5 parameter
d. Pasien monitor 6 parameter
e. Pasien monitor 7 parameter
Jawaban C
Keterangan :
2. Tuan X datang ke IGD RSUDZA dibawa oleh istrinya pasca kecelakaan di jalan
raya.Beliau mengalami fraktur os femur bagian dextra. Sebagai penolong, hal
apa saja yang pelu dimonitoring pada tuan X…
a. Nadi
b. Saturasi O2
c. Tekanan Darah
d. Perdarahan
e. Benar semua
Jawaban: E
3. Berikut ini yang merupakan hal yang dapat menimbulkan perburukan pada
pasien saat penanganan pasien kritis adalah…
1. Terlepasnya EKG
3. Terlepasnya ventilator
Jawaban:E E
KELOMPOK 9
1. Tn.A dengan umur 52 tahun datang ke rumah sakit dengan keluhan nyeri
dada. Sebelumnya Tn.A memiliki stroke iskemik dan memiliki riwayat
penyakit diabetes mellitus (DM). Beliau mengatakan akhir-akhir ini beliau
stres dan susah tidur karena memikirkan pekerjaannya. Setelah di lakukan
TTV diketahui TD: 170/90 mmHg, suhu: 39°C, BB: 90 kg, HDL: 35 mg/dl,
LDL: 150 mg/dl. Diagnosa yang muncul pada kasus di atas kecuali
a. Gangguan Perfusi jaringan perifer berhubungan dengan gangguan
sirkulasi
b. Nyeri berhubungan dengan gangguan kemampuan pembuluh darah
menyuplai oksigen ke jaringaqn
c. Resiko kerusakan integritas kulit berhubungan dengan gangguan
sirkulasi
d. Gangguan pertukaran gas berhubungan dengan kongesti pulmonal
e. Kurang pengetahuan tentang modifikasi gaya hidup berhubungan
dengan kurang informasi
Jawaban : D