PRO / AFIRMASI :
Jika yang narasumber yang diundang adalah dua pihak yang mempunyai posisi
pro-kontra dan mempunyai indikasi potensi perdebatan yang memanas. Untuk
itu perlu diatur posisi tempat duduk yang tidak saling berdekatan. Narasumber
ketiga yang netral harus dihadirkan, dan ditempatkan di tengah. Jika tidak ada
narasumber ketiga yang netral, maka pembawa acaralah yang duduk di tengah-
tengah.
Di Amerika tempat acara talk show bermula, acara talk show yang
menghadirkan dua pihak yang pro-kontra di televisi pada awalnya juga kerap
diwarnai saling serang dan adu jotos para narasumber. Kemudian ada aturan
yang tidak tertulis untuk tidak menyediakan minuman, gelas, botol, vas bunga,
atau apapun, yang bisa dijadikan ‘senjata’ oleh para narasumber untuk saling
melukai.
Acara talk show sebenarnya merupakan acara yang mempunyai nilai hiburan,
informatif, edukatif, dan inspiratif. Sehingga tidak heran acara talk show seperti
Oprah Winfrey Show mampu bertahan puluhan tahun disukai ratusan juta
pemirsa, tidak hanya di AS tapi juga dunia. Di Indonesia sebenarnya ada juga
acara talk show yang memenuhi keempat kriteria tersebut seperti Kick Andy
atau Big Bang Show.
Talk Show
Talk show yang seharusnya merupakan acara argumentasi logika untuk mencari
solusi atau kesimpulan, pun bila tidak mencapai sasaran tersebut biarlah
masyarakat pemirsa yang menilai dan menelaah pihak mana yang dianggap
mendekati kebenaran.
Jadi para narasumber harusnya sadar bahwa ada pemirsa yang menilai tingkat
intelektualitas atau tingkat ‘ketololan’ mereka dalam menyajikan logika atau
fakta.
Untuk itu, stasiun tv harus selektif dalam memilih tema pembahasan dalam
acara talk show dan harus selektif pula dalam menghadirkan para narasumber.
Salah satu stasiun tv kita seringkali menghadirkan acara talk show yang
menurut penulis sangat sensitif untuk disiarkan secara langsung. Misalnya
masalah Ahmadiyah atau perusakan rumah ibadah. Hal-hal seperti ini sangat
sensitif sehingga sangat riskan disiarkan secara langsung. Apalagi di acara
tersebut dihadirkan para pihak yang saling berseberangan, jangankan titik temu,
perdamaian, atau saling pengertian. Justru yang ada saling menyerang
keyakinan dan kepercayaan orang lain, bahkan tidak jarang keluar kata-kata
yang tidak pantas yang tidak tersensor karena siaran langsung. Acara tersebut
bukan malah mencari solusi tapi justru menimbulkan provokasi dan anarkhi.
Disalin dari AFP Image caption Tayangan sebuah stasiun televisi swasta terkait
bencana gempa bumi di Pangandaran, Jabar, 17 Juli 2006.
Lagipula, lanjutnya, KPI sesuai tugasnya selama ini sudah meminta masukan
dari masyarakat tentang tayangan televisi dan telah merekomendasikannya
kepada pemerintah.
Jadi, "Gunakan saja data yang ada, tidak perlu dipolitisasi... (Langkah KPI) ini
untuk menunjukkan mereka menggunakan publik untuk manuver poltik dan
menekan para pengelola televisi swasta," kata Suryopratomo kepada BBC
Indonesia.
KONTRA / OPOSISI :
Dibalik keburukan yang telah disampaikan oleh tim pro tersebut ada juga
kebaikan atau manfaat yang terkandung didalamnya salah satunya yaitu :
Makin demokratis
"Justru yang melibatkan banyak publik itu makin demokratis," kata Direktur
Remotivi, Muhammad Heychael kepada BBC Indonesia, Rabu (27/01) sore.
KPI telah mengampanyekan uji publik tersebut sejak Desember 2015. Menurut
KPI, salah satu proses evaluasi izin penyelenggaraan penyiaran dari 10 televisi
yaitu meminta pendapat publik.
Sepuluh stasiun televisi swasta itu adalah RCTI, SCTV, Indosiar, ANTV, MNC
TV, Trans TV, Trans7, TV One, Global TV dan Metro TV.
Bagaimanapun, semenjak KPI mengumumkan pihaknya meminta masukan
masyarakat terkait perpanjangan izin penyelenggaran penyiaran (IPP) Lembaga
penyiaran swasta (LPS) induk televisi berjaringan, telah muncul pro dan kontra
di masyarakat. Dari tanggapan Komisi Penyiaran Indonesia atas tuduhan
ATVSI dijelaskan bahwa Komisioner KPI pusat, Azimah Subagijo, mengatakan
mekanisme uji publik sudah diatur dalam Undang-undang nomor 32 tahun 2002
tentang penyiaran.
Image copyright KPI Image caption KPI mengaku ada mekanisme uji publik
yang sudah diatur dalam undang-undang.
Karena itulah, lanjutnya, pihaknya meminta ATVSI dan para politikus di DPR
tidak terburu-buru menghakimi seolah-olah apa yang dilakukan KPI berdampak
negatif.
Pengamat pertelevisian, Azimah, juga secara implisit menanggapi tuduhan
bahwa pihaknya melakukan politisasi melalui uji publik, dengan mengatakan,
"Kami tidak membatasi dari segi usia, domisili, background pekerjaannya.
Kami hanya membatasi waktu memberi masukan dan identitas resmi mereka."
NETRAL
Kami dari tim netral berpendapat bahwa adanya talkshow di televisi sebaiknya
mengundang para peserta yang berkompeten dan saling menghargai pendapat
antarpeserta dan benar-benar mampu memberikan pandangan yang positif
kepada penonton mengenai suatu perrmasalahan yang menjadi bahan
perbincangan saat ini. Dan juga kami sebagai tim netral tidak berpihak ke tim
manapun , karena kami berkesimpulan bahwa acara televisi memberi contoh
buruk atau tidak , yang penting tergantung kita yang nonton. Karena itu kita
harus pandai - pandai memilih dan menyaring acara televisi yang sesuai dan
mendidik serta menambah wawasan.