Anda di halaman 1dari 16

LAPORAN PRAKTIKUM FISIKA DASAR

GETARAN (KONSTANTA PEGAS)

Oleh :

Reggin Widandy (20420063)

1K3

Dosen Pembimbing :

Mia K., S. ST

POLITEKNIK STTT BANDUNG

KIMIA TEKSTIL

2020/2021
ABSTRAK

Pada eksperimen ini akan diberikan topik mengenai getaran yang sering digunakan dalam
dunia sains. Eksperimen ini juga akan menggunakan persamaan Hukum newton serta hukum
hooke untuk memperlihatkan percepatan grafitasi serta menentukan nilai konstanta pegas yang
akan diuji pada eksperimen ini. Dilakukannya eksperimen konstanta pegas ini untuk mempelajari
hubungan massa beban dengan pertambahan panjang pegas. Teori ralat juga digunakan dalam
eksperimen ini. Pada eksperimen ini diminta untuk melakukan pengukuran tunggal ataupun
berulang, sehingga dari eksperimen ini dapat memahami penggunaan teori ralat serta mengerti cara
penulisan ilmiah dan dapat menggunakan konstanta pegas untuk percepatan grafitasi.

Cara kerja untuk menentukan nilai percepatan grafitasi dengan mengetahui periode dan
𝑙
panjang tali pada bandul terlebih dahulu. Nilai akan didapat menggunakan rumus 𝑔 = 𝑇 2 .
(2𝜋)
kemudian setelah mengetahui nilai grafitasi, lau dapat mencari nilai konstanta pegas dengan rumus
𝑔
𝑘=𝑀
𝑔𝑟𝑎𝑑𝑖𝑒𝑛

Hasil dari percepatan grafitasi dan konstanta pegas pada eksperimen ini akan
disandingkan dengan hasil dari literature, apabila hasilnya tepat maka eksperimen kali ini dapat
dipertanggungjawabkan dan jika tidak tepat maka ada ketidaktelitian yang dilakukan pada saat
penyusunan laporan .
BAB I

PENDAHULUAN

1.1 Latar belakang


Dalam kehidupan sehari-hari kita tidak terlepas dari ilmu fisika, dimulai dari
yang ada dari diri kita sendiri seperti gerak yang kita lakukan setiap saat,
energi yang kita pergunakan setiap hari sampai pada sesuatu yang berada
diluar diri kita, salah satu contohnya adalah pegas yang biasa digunakan dalam
kehidupan sehari hari untuk kebutuhan tertentu.
Penggunaan pegas pada sepeda motor atau shock breaker. Shock breaker ini
mampu mengurangi guncangan yang terjadi ketika mengendarai sepeda
motor. Pegas juga sering ditemukan di tempat tidur atau yang biasa disebut
spring bed, berfungsi untuk membuat nyaman ketika tidur atau duduk. Setiap
pegas memiliki nilai konstanta yang berbeda-beda, tergantung dari gaya dan
pertambahan panjang yang terjadi. Oleh karena itu, praktikum tetapan pegas
ini dilakukan agar dapat memanfaatkan suatu pegas dengan tepat.
1.2 Tujuan Eksperimen
Tujuan dilakukannya eksperimen ini adalah untuk menentukan konstanta
pegas dan mempelajari hubungan antara massa beban dengan pertambahan
panjang pegas.
BAB II

TEORI DASAR

Getaran merupakan suatu gerak bolak-balik di sekitar kesetimbangan.


Kesetimbangan adalah keadaan dimana suatu benda berada pada posisi diam jika
tidak ada gaya yang bekerja pada benda tersebut.
Getaran mempunyai amplitudo yang sama. Getaran bebas terjadi bila sistem
mekanis dimulai dengan gaya awal, lalu dibiarkan bergetar secara bebas. Contoh
bandul yang ditarik dari keadaan setimbang lalu dilepaskan.

2.1. Getaran Bebas Tanpa Peredam

Pada model yang paling sederhana redaman dianggap dapat diabaikan, dan
tidak ada gaya luar yang mempengaruhi massa, seperti gaya angin (getaran
bebas).Dalam keadaan ini gaya yang berlaku pada pegas F sebanding dengan
panjang peregangan xdikalikan dengan konstanta pegas k, sesuai dengan hukum
Hooke, atau bila dirumuskan secara matematis:

𝐹(𝑝𝑒𝑔𝑎𝑠) = −𝑘𝑥 … (1)

Arah gaya pegas berlawanan arah dengan arah gerak partikel massa mdengan k
adalah tetapan pegas. Sesuai Hukum kedua Newtongaya yang ditimbulkan
sebanding dengan percepatan massa:
Untuk benda dalam keadaan setimbang, maka berlaku :

Yang merupakan persamaan garis lurus dengan k=𝑔/𝑀𝑔𝑟𝑎𝑑𝑖𝑒𝑛. untuk pegas


berosilasi dengan suatu percepatan tertentu, maka :

Bila kita menganggap bahwa kita memulai getaran sistem dengan meregangkan
pegas sejauh A kemudian melepaskannya, solusi persamaan di atas yang
memberikan gerakan massa adalah:
Solusi ini menyatakan bahwa massa akan berosilasi dalam gerak harmonis
sederhana yang memiliki amplitudo A dan frekuensi f. Bilangan f adalah salah
satu besaran yang terpenting dalam analisis getaran, dan dinamakan frekuensi
alami takredam. Untuk sistem massa-pegas sederhana,didefinisikan sebagai:
Catatan: frekuensi sudutω (ω = 2πf) dengan satuan radian per detik kerap kali
digunakan dalam persamaan karena menyederhanakan persamaan, namun besaran
ini biasanya diubah ke dalam frekuensi "standar" (satuan Hz) ketika menyatakan
frekuensi sistem.Bila massa dan kekakuan (tetapan k) diketahui frekuensi getaran
sistem akan dapat ditentukan menggunakan rumus di atas.

Saat posisi x sama dengan amplitudo A, maka energy kinetic = nol, sedangkan
energy total adalah sama dengan energi potensial maksimumnya, yaitu :

Saat posisi x=0, maka energy kinetiknya akan maksimal, sedangkan energy
potensialnya adalah nol
2.2. Gerakan Osilasi Bebas pada Bandul
Gerak pada bandul ( seperti apda Gambar-3) adalah salah satu contoh getaran
selaras sederhana yang merupakan gerak bolak-balik suatu benda digantungkan
pada seutas tali dengan panjang l, kemudian benda tersebut diputar dengan sudut
θ.

Persamaan gerak osilasi pada bandul yaitu :

tinjau posisi benda yang bermassa

tinjau perubahan posisi terhadap perubahan waktu

Panjang l tidak mengalami perubahan untuk setiap waktu t sekon, sedangkan


sudut θ mengalami perubahan untuk setiap waktu t sekon, sehingga persamaan
diatas akan menjadi :
Masukkan persamaan diatas

Persamaan Euler-Lagrange adalah

Untuk sudut 𝜃 yang kecil dapat digunakan deret Fourier, sehingga penyelesaian
persamaan ini adalah

Bila kita menganggap bahwa kita memulai getaran sistem dengan meregangkan
bandul sejauh A kemudian melepaskannya, solusi persamaan di atas yang
memberikan gerakan massa adalah:
Besar periode untuk bandul adalah memenuhi persamaan seperti ini
BAB III

METODE EKSPERIMEN

3.1 Alat dan Bahan

Alat dan bahan yang digunakan adalah :

 Ember
 Pegas
 5 massa beban
 Neraca Analitik
 Stopwatch
 Penggaris (alat ukur)
 Seperangkat alat praktikum pegas.

3.2 Langkah Kerja

 Ditimbang berat ember, pegas dan massa beban menggunakan neraca


analitik.
 Diukur terlebih dahulu bandul tali panjang dan pendek.
 Dihitung waktu T bandul menggunakan stopwatch.
 Diukur panjang awal pegas sebelum diberi beban.
 Diukur pertambahan panjang pegas setiap ditambah beban.
 Kurva y-x dibuat dengan massa sebagai sumbu-x dan pertambahan
panjang sebagai sumbu-y
 Besar konstanta pegas dapat ditentukan dari besar gradient Mg
 Diukur terlebih dahulu besar konstanta percepatan grafitasi g
menggunakan persamaan (38)
 Diukur konstanta pegas menggunakan persamaan (7)
 Ditentukan besar ralat konstanta pegas
BAB IV

DATA DAN PEMBAHASAN

1. Pada perhitungan tunggal tali dan bandul pertama didapatkan bahwa :

𝑙𝑡𝑎𝑙𝑖 ± ∆𝑙𝑡𝑎𝑙𝑖 = (18,6 ± 0,05)𝑐𝑚 = (1,86 ± 0,01). 10−1 𝑚

𝑇 ± ∆𝑇 = (9,14 ± 0,05)𝑠

Percepatan grafitasi adalah

𝑙 1,86 𝑥 4(9,87)
𝑔= 2 = = 8,80 𝑚/𝑠 2
𝑇 (9,14)2
( )
2𝜋

Dengan ralat tunggal

𝜕𝑔 𝜕𝑔 1 2
∆𝑔 = | ∆𝑙| + | ∆𝑇| = | 2
∆𝑙| + |𝑙(2𝜋)2 𝑇 3 ∆𝑇 |
𝜕𝑙 𝜕𝑇 (𝑇⁄2𝜋)

1 2
∆𝑔 = | 2
0,001| + |1,86(6,3)2 9,143 0,05| ≅ 0,08
(9,14⁄6,3)
(𝑔 ± ∆𝑔)𝑒𝑘𝑠𝑝𝑒𝑟𝑖𝑚𝑒𝑛 = (8,80 ± 0,08) 𝑚⁄𝑠 2

2. Pada perhitungan tunggal tali dan bandul kedua didapatkan bahwa :

𝑙𝑡𝑎𝑙𝑖 ± ∆𝑙𝑡𝑎𝑙𝑖 = (8,3 ± 0,05)𝑐𝑚 = (8,3 ± 0,1). 10−2

𝑇 ± ∆𝑇 = (7,24 ± 0,05)𝑠

Percepatan grafitasi adalah

𝑙 0,83 𝑥 4(9,87)
𝑔= 2 = = 6,30 𝑚/𝑠 2
𝑇 (7,24)2
( )
2𝜋

Dengan ralat tunggal

𝜕𝑔 𝜕𝑔 1 2
∆𝑔 = | ∆𝑙| + | ∆𝑇| = | ∆𝑙| + |𝑙(2𝜋)2 𝑇 3 ∆𝑇 |
𝜕𝑙 𝜕𝑇 (𝑇⁄2𝜋)2

1 2
∆𝑔 = | 2
0,001| + |0,83(6,3)2 7,243 0,05| ≅ 0,06
(7,24⁄6,3)

(𝑔 ± ∆𝑔)𝑒𝑘𝑠𝑝𝑒𝑟𝑖𝑚𝑒𝑛 = (6,30 ± 0,06) 𝑚⁄𝑠 2


Untuk mendapatkan koefisien konstanta pegas dapat dilakukan dengan tabel dan
diplot kurva seperti digrafik di bawah ini :

Tabel-1 Massa dan Pertambahan Panjang

No Massa beban ± 0,5 (gram) Pertambahan panjang ± 0,05


(cm)
1 8,45 3,5
2 9,61 3,7
3 11,21 4,0
4 13,89 4,4
5 15,76 4,9

5.5

5 y = 0,19x + 1,918
R² = 0,990
PERTAMBAHAN PANJANG (cm)

4.5

3.5

3
8 8.5 9 9.5 10 10.5 11 11.5 12 12.5 13 13.5 14 14.5 15 15.5 16
MASSA (gram)

Grafik kurva massa x pertambahan panjang

4,9 − 3,5
𝑀𝑔𝑟𝑎𝑑𝑖𝑒𝑛 = = 0.19 𝑐𝑚⁄𝑔𝑟
15,76 − 8,45

Mgradien 1 :

(𝑦2 + ∆𝑥 ) − (𝑦1 − ∆𝑥 )
𝑀𝑔𝑟𝑎𝑑𝑖𝑒𝑛1 =
𝑥2− 𝑥1

(4,9 + 0,5) − (3,5 − 0,5)


𝑀𝑔𝑟𝑎𝑑𝑖𝑒𝑛1 = = 0,33 𝑐𝑚⁄𝑔𝑟
15,76 − 8,45
Mgradien 2 :

(𝑦2 − ∆𝑥 ) − (𝑦1 + ∆𝑥 )
𝑀𝑔𝑟𝑎𝑑𝑖𝑒𝑛2 =
𝑥2− 𝑥1

(4,9 − 0,5) − (3,5 + 0,5)


𝑀𝑔𝑟𝑎𝑑𝑖𝑒𝑛2 = = 0,05 𝑐𝑚⁄𝑔𝑟
15,76 − 8,45

Dengan ralat tunggal

|𝑀𝑔1 − 𝑀𝑔 | + |𝑀𝑔2 − 𝑀𝑔 |
∆𝑀𝑔𝑟𝑎𝑑𝑖𝑒𝑛 =
2
|0,33 − 0,19| + |0,05 − 0,19|
= ≅ 0,14
2

(𝑀𝑔𝑟𝑎𝑑𝑖𝑒𝑛 ± ∆𝑀𝑔𝑟𝑎𝑑𝑖𝑒𝑛 ) = (0,19 ± 0,14) 𝑐𝑚⁄𝑔𝑟

Untuk menentukan besar konstanta pegas bandul 1

𝑔 8,8 𝑘𝑔
𝑘= = = 4,630 ⁄𝑠 2
𝑀𝑔𝑟𝑎𝑑𝑖𝑒𝑛 1,9

Sehingga didapatkan bahwa :

𝑔 8,8 𝑘𝑔
∆𝑘 = ∆𝑀𝑔𝑟𝑎𝑑𝑖𝑒𝑛 = 2
0,014 = 0,034 ⁄𝑠 2
𝑀𝑔𝑟𝑎𝑑𝑖𝑒𝑛2 1,9

Untuk menentukan besar konstanta pegas bandul 2

𝑔 6,3 𝑘𝑔
𝑘= = = 3,320 ⁄𝑠 2
𝑀𝑔𝑟𝑎𝑑𝑖𝑒𝑛 1,9

Sehingga didapat bahwa :

𝑔 6,3 𝑘𝑔
∆𝑘 = ∆𝑀𝑔𝑟𝑎𝑑𝑖𝑒𝑛 = 2
0,014 = 0,024 ⁄𝑠 2
𝑀𝑔𝑟𝑎𝑑𝑖𝑒𝑛2 1,9
BAB V KESIMPULAN

Penggunaan ralat secara pengukurang tunggal untuk menghitung


percepatan grafitasi dan konstanta pegas. Dari hasil eksperimen didapat bahwa
gravitasi pada bandul 1 (𝑔 ± ∆𝑔)𝑒𝑘𝑠𝑝𝑒𝑟𝑖𝑚𝑒𝑛 = (8,80 ± 0,08) 𝑚⁄𝑠 2 dan pada
bandul 2 (𝑔 ± ∆𝑔)𝑒𝑘𝑠𝑝𝑒𝑟𝑖𝑚𝑒𝑛 = (6,30 ± 0,06) 𝑚⁄𝑠 2 .Untuk menentukan
konstanta pegas, dapat dihitung dengan 𝑘 = 4,63𝑘𝑔𝑠2
. Terdapat perbedaan antara
literature dengan hasil eksperimen yang telah dilakukan, data hasil eksperimen
menunjukan (𝑔 ± ∆𝑔)𝑒𝑘𝑠𝑝𝑒𝑟𝑖𝑚𝑒𝑛 = (8,80 ± 0.08) 𝑚⁄𝑠 2 dan (𝑔 ±
∆𝑔)𝑒𝑘𝑠𝑝𝑒𝑟𝑖𝑚𝑒𝑛 = (6,30 ± 0,06) 𝑚⁄𝑠 2 sedangkan literature menunjukan 𝑔 =
9,8 𝑚⁄𝑠 2 , dengan ini dapat disimpulkan, bahwa hasil eksperimen ini bandul 1
dapat dipertanggungjawabkan sedangkan pada bandul 2 tidak dapat dipertanggung
jawabkan mungkin karena kekeliruan saat penghitungan data.
DAFTAR PUSTAKA

[1]neliti.com/id/publications/114051/analisis-alat-uji-getaran-mekanis-dengan-
variasi-konstanta-pegas-tanpa-peredam-v

[2]fisikasekolah.com/2016/12/sistem-getaran-pegas.html

[3] Vidia, Galih dan Mulyono ,Olimpiade Fisika SMA,CV. Andi Publisher,
Yogyakarta, 2011.

[4]studiobelajar.com/hukum-hooke/

Anda mungkin juga menyukai