Anda di halaman 1dari 4

TUGAS X

MINGGU XI
DASAR DASAR ILMU PENDIDIKAN
TOKOH TOKOH PENDIDIKAN YANG BERPENGARUH DI INDONESIA

DOSEN PEMBIMBING:
Dr. Syur`aini, M.Pd.

OLEH:
Alfissa Indah Putri
NIM:20061048

PROGRAM STUDI PENDIDIKAN TEKNIK BANGUNAN


FAKULTAS TEKNIK
UNIVERSITAS NEGERI PADANG
2020
Kesimpulan
Membahas tentang tokoh tokoh yang berperan/berpengaruh dalam Pendidikan
diindonesia dpat disimpulkan bahwa tokoh tokoh Pendidikan seperti Ki Hajar Dewantara,
Mohammad Syafei, Kiyai H. Ahmad Dhalan, Rahmah El Yunisiah,dan banyak tokoh tokoh
lainnya yang berperan dalam Pendidikan yang ada di Indonesia, jauh sebelum kemerdekaan
Republik Indonesia 1945 ,banyak diantara tokoh tokoh ini yang pemikirannya maju dalam
bidnag Pendidikan khusunya. Tokoh-tokoh tersebut adalah pahlawan yang bermartabat yang
memperjuangkan Pendidikan dan gigih didalam menyuksuskan dunia Pendidikan,sehingga
dunia Pendidikan dapat kita nikmati dan rasakan pada saat sekarang ini.
Ki Hajar Dewantara merumuskan pemikirannya tentang tujuan Pendidikan yaitu
memajukan bangsa secara keseluruhan tanpa membeda bedakan agama, etnis, suku, budaya,
adat, kebiasaan,status ekonomi,social,dll ia membuat suatu taman siswa. Mohammad Syafei
menyarankan kesempurnaan lahir dan batin yang harus selalu diperbaharui, Ahmad Dhalan
bergerak di bidang Pendidikan agama dan Rahmah El Yunisiah pengerak Pendidikan untuk
kaun wanita. Dan dapat disikmpulkan bahwa bahwa totkoh-tokoh Pendidikan yang ada di
indonesia sangat berpengaruh dalam proses Pendidikan saat sekarang Ini
Penjelasan
1. Ki Hajar Dewantara
Ki Hajar Dewantara, yang sebelumnya bernama Raden Mas Suwardi Suryaningrat, lahir
di Yogyakarta pada tanggal 2 mei 1889. Ia adalah salah seorang putera terbaik negeri ini.
Yang memiliki pemikiran yang sangat maju pada zamanya dalam memperjuangkan
pendidikan, yang hasil pemikiranya masih relevan hingga saat ini. Pemikiranya memiliki inti
ingin “ memajukan bangsa tanpa membedakan RAS, budaya, dan bangsa”. Melihat buah
pemikiran tersebut, betapa pemikiranya sampai saat ini masih relevan.
Ajaran Ki Hajar Dewantara yang saat ini dipakai sebagai lambang Departemen
Pendidikan Nasional (Depdiknas), yaitu Ing Ngarso Sung Tulado, yang berarti seorang guru
hendakya memberikan teladan yang baik kepada murid-muridnya. Ing Madya Mangun Karso,
yang berarti seorang guru harus terus membuat inovasi dalam pembelajaran. dan Tut Wuri
Handayani, yang berarti seorang guru harus dapat membangkitkan motifasi, memberikan
dorongan kepada anak didiknya untuk terus maju, berkarya, dan berprestasi. Semboyan
tersebut sampai saat ini massih relevan, meskipun jika kita perhatikan ada beberapa guru
yang kurang faham tentang falsafah tersebut. Seorang pendidik harus menjadi teladan bagi
anak didiknya dalam berbagai hal, sehingga guru dapat menjadi panutan bagi anak didiknya.
2. Muhammad Syafei
Muhammad Syafei adalah seorang berdarah minang yang dilahirkan di Kalimantan Barat. Ia
dilahirkan tepatnya di daerah Natan tahun 1985. Ayahnya bernama Mara Sultan dan ibunya
bernama Khadijah. Syafei berhasil menamatkan pendidikan dasarnya di Sekolah Rakyat pada
tahun 1908. Kemudian Ia pun meneruskan pendidikanya ke Sekolah Raja (Sekolah Guru) dan
lulus pada tahun 1914.Ia aktif dalam pergerakan Budi Utomo serta membantu pergerakan
Wanita Putri Merdeka. Pada tanggal 31 Mei 1922 Mohammad Syafei berangkat ke negeri
belanda untuk menempuh pendidikan atas biayanya sendiri.

1
Beliau belajar selama 3 tahun dan memperdalam ilmu musik, menggambar, pekerja tangan,
sandiwara, termasuk memperdalam pendidikan dan keguruan.Pada tahun 1925, beliau
kembali ke Indonesia untuk mengabdikan ilmu pengetahuannya.
Sekembalinya dari belanda, Syafei menerapkan ilmunya dengan mengelola sebuah
sekolah yang kemudian dikenal Sekolah INS Kayutanam. Sekolah ini lebih dikenal dengan
nama Sekolah Kayutanam, sebab sekolah ini didirikan di kayutanam. Kayutanam adalah
sebuah nama desa kecil di Sumatra Barat, sedangkan INS sebuah lembaga pendidikan yang
merupakan akronim dari Indonesische Nenderlandsche school. INS kayu tanam tahun 1926
memiliki 75 orang siswa terdiri atas dua kelas (IA dan IB). Gedung sekolah INS Kayutanam
dibangun sendiri oleh siswa tahun 1927 terbuat dari bambu beratap rumbia. Oleh karena
membutuhkan lahan luas, maka pada tahun 1937 dipindahkan ke pelabuhan, kurang lebih dari
dua kilometer dari Kayutanam.
3. Kiyai H Ahmad Dahlan
Kiai Haji Ahmad Dahlan (lahir di Kauman, Yogyakarta, tahun 1868), adalah putra dari
K.H. Abu Bakar bin kiai Sulaiman, seorang Khatib tetap di masjid Agung Yogyakarta.
Ketika lahir, Abu Bakar member nama si anak dengan Muhammad Darwis. Pembentukan
ide-ide dan aktivitas baru pada diri Ahmad Dahlan tidak dapat dipisahkan dari proses
sosialisasi dirinya sebagai pedagang dan ulama serta dengan alur pergerakan sosial
keagamaan, kultural, dan kebangsaan yang sedang berlangsung di indonesia pada abad ke
XX. Sebagai seorang pedagang sekaligus ulama, Ahmad Dahlan sering melakukan perjalanan
ke berbagai tempat di Residensi Yogyakarta maupun daerah lainya seperti Periangan, Jakarta,
Jombang, Banyuwangi, Pasuruan, Surabaya, Gresik, Rembang, Semarang, Kudus,
Pekalongan, Purwokerto, dan Surakarta. Di tempat-tempat itu ia bertemu dengan para ulama,
pemimpin lokal, maupun kaum cerdik cendekia lainya yang sama-sama menjaadi pedagang
ataupun bukan. K.H.
Ahmad Dahlan adalah seorang tokoh Islam yang giat memperjuangkan umat Islam
melalui bidang pendidikan. Dia adalah tokoh pendiri organisasi Muhammadiyah pada tahun
1912 di Yogyakarta. Organisasi Muhammadiyah aktif menyelenggarakan lembaga
pendidikan sekolah pada semua jenjang pendidikan dan tersebar ke berbagai pelosok tanah
air. Tujuannya adalah terwujudnya manusia muslim, berakhlak, cakap, percaya kepada diri
sendiri dan berguna bagi masyarakat dan negara.
4. Rahmah El Yunisiah
Rahma El Yunusiyyah lahir di padang planjang,Sumatra barat ,20 desember 1990 adalah
tokoh pembaharu Pendidikan islam di Indonesia. Ia merupakan pendiri sekolah Diniyyah
Puteri di padang Panjang,Sumatra barat. Rahmah merupakan adik dari Zainuddin Labay El-
Yunusy, yang juga merupakan seorang pembaharu pendidikan Islam di Indonesia.Bentuk
realisasi dari pemikiran pendidikan Rahmah el-Yunusiyah adalah berupa pendirian sekolah–
sekolah bagi perempuan. Hal ini merupakan tanggapan dari situasi pada masa itu dan sejalan
pula dengan teorinya Arnold J. Toynbee yaitu : “Challenge and Respons”. Sedangkan tujuan
pendidikannya untuk mencerdaskan kaum perempuan agar pendidikan pada masa itu tidak
berpusat pada laki–laki, dengan demikian hal ini sejalan dengan teori Feminisme, yaitu teori
poststrukturalis dan postmodernisme.
2
Referensi:
https://slideplayer.info/slide/12624351/
https://etaaprilia.blogspot.com/2017/09/v-behaviorurldefaultvmlo.html
http://ronggoboy44.blogspot.com/2016/04/normal-0-false-false-false-en-us-x-none.html
https://zaeriyahumar.wordpress.com/artikel/tokoh-tokoh-pendidikan-di-indonesia/

Anda mungkin juga menyukai