Anda di halaman 1dari 4

Nama : Ni Ketut Ayu Juliayukha Rommy

Kelas : VIII.7
No : 23

Contoh Teks Ulasan Film Dan Novel

Contoh Teks Ulasan Film

Judul : Sang Pemimpi

Sutradara : Riri Riza

Produser : Mira Lesmana

Penulis : Salma Aristo, Riri Riza, Mira Lesmana

Musik : Said Effendi

Distributor : Miles film dan Mizan Production

Rilis : 17 desember 2009

Durasi : 120 menit

Bahasa : Indonesia

Anggaran : Rp 11 miliar

Prekuel : Laskar Pelangi

Sekuel : Edensor

Pemain : Vikri Setiawan, Lukman Sardi, Zulfanny, Rendy Ahmad, Nazriel Ilham (Ariel
“NOAH”),

Sandy Pranatha, Azwir Fitrianto, Mathias Muchus, Rieke Diah Pitaloka, Nugie, Landung
Simatupang, Maudy Ayunda, Yayu Unru, Jay Wijayanto.
Orientasi:

Sang Pemimpi adalah sebuah film Indonesia (tahun 2009) yang diadaptasi dari tetralogi novel
Laskar Pelangi kedua, Sang Pemimpi, karya Andrea Hirata. Film ini merupakan sekuel dari film
Laskar Pelangi yang menceritakan mengenai kehidupan penulis di Belitong ketika masa SMA.

Tiga tokoh utama di film ini yaitu Ikal, Arai, dan Jimbron. Ikal ialah Andrea Hirata sendiri, Arai
merupakan saudara jauhnya yang menjadi anak yatim piatu sejak kecil. Arai disebut simpai
karena dia adalah orang terakhir yang masih hidup di keluarganya, kemudian dia diangkat anak
oleh ayah Ikal.

Jimbron adalah teman Ikal dan Arai yang sangat terobsesi dengan kuda dan gagap ketika sedang
antusias dengan sesuatu maupun ketika gugup. Ketiga orang ini melalui suatu kisah persahabatan
sejak mereka kecil sampai bersekolah di SMA Negeri Manggar, SMA Negeri pertama yang ada
di Belitong.

Tafsiran:

Dalam memenuhi kebutuhan hidup, Ikal dan Arai harus bekerja sebagai kuli di pelabuhan ikan
pada dini hari kemudian setelah selesai bekerja, mereka pergi ke sekolah. Walau dengan keadaan
seperti ini, mereka tetap semangat belajar dan selalu ranking 5 teratas dari 160 murid di sekolah.
Karena jarak sekolah dari rumah Ikal dan Arai sejauh 30 km maka mereka harus menyewa
kamar dan hidup jauh dari orang tua.

Di bukunya, Andrea Hirata menceritakan bahwa Iklan dan kedua temannya adalah remaja yang
nakal. Mereka sangat dibenci oleh Pak Mustar, Kepala Sekolah SMA Negeri Manggar. Tetapi
berbeda dengan Pak Balia, seorang guru yang memberikan mimpi-mimpi untuk muridnya,
khususnya kepada Ikal, Arai dan Jimbron.

Di Film Sang Pemimpi, banyak kenakalan yang dilakukan oleh Arai dan Akal ketika duduk di
bangku SMA. Mereka pernah mengejek Pak Mustar hingga membuatnya marah ketika upacara
bendera. Mereka juga pernah menyusup ke bioskop walau tidak diizinkan oleh pihak sekolah
untuk masuk dan menonton film di sana. Keesokan harinya, Pak Mustar memberikan hukuman
kepada Ikal dan Arai setelah mengetahui hal itu.

Film ini memiliki kelebihan dengan menceritakan persahabatan dan rasa setia kawan sekaligus
tentang pentingnya pendidikan, selain itu juga kisahnya sangat mengharukan. Mereka harus
hidup mandiri dan terpisah dari orang tua, walau dalam keterbatasan kondisi ekonomi tetapi
memiliki cita-cita yang tinggi.

Sangat disayangkan bahwa alur cerita di dalam film ini tidak jelas dikarenakan alurnya dibolak-
balik, dan hal ini membuat bingung yang menontonnya.
Evaluasi:

Film ini sangat memotivasi para pelajar terutama pelajar SMA, kisah yang mengharukan tetapi
menyenangkan ketika ditonton sekaligus menceritakan tentang persahabatan dan rasa setia
kawan serta menyadarkan pentingnya pendidikan.

Banyak juga kejadian lucu yang menarik dalam film ini. Penonton film Sang Pemimpi mencapai
2 juta lebih dan menjadi film terlaris sepanjang masa, film ini dapat ditonton oleh semua
kalangan.

Rangkuman:

Fillm ini memberikan hikmah dan pelajaran bahwa sifat pantang menyerah dan terus semangat
dapat mengalahkan segala ketidakmungkinan selama kita mau berusaha semaksimal mungkin,
sekaligus rasa setia, saling percaya, dan saling menjaga merupakan kunci dari menjalin
hubungan dengan sahabat sejati. Dan mimpi adalah hal yang sangat penting, karena merupakan
anak tangga pertama untuk meraih kesuksesan.

Contoh Teks Ulasan Novel


Judul : Karang Setan

Penulis : Enid Blyton

Jenis Buku : Fiksi

Penerbit : Gramedia Pustaka Utama

Cetakan XIV : Desember 2011

Tebal : 192 halaman

Orientasi:

Karang Setan adalah novel ke-19 dari seri petualangan Lima Sekawan karya Enid Blyton,
seorang penulis berkebangsaan Inggris. Novel ini menceritakan tentang kisah petualangan dari
lima sekawan yang berlibur ke sebuah mercusuar milik Si Utik yang berada di atas Karang
Setan. Ada dongeng yang menceritakan bahwa terdapat harta karun yang disembunyikan di sana.
Lima Sekawan pun memutuskan untuk menyelidiki ke sekeliling gua. Lima Sekawan terdiri dari
Julian, Dick, George, Anne, dan seekor anjing bernama Timmy. Petualangan mereka kali ini
semakin seru dengan ditemani oleh Si Utik dan monyetnya, Si Iseng.
Tafsiran:

Pada bab pertama, Enid Blyton menceritakan bahwa teman Pak Quentin, ayah George, akan
berkunjung ke Pondok Kirrin untuk menyelesaikan pekerjaan. Mereka berdua senang bekerja
dalam kesunyian, dan di saat yang bersamaan Lima Sekawan juga akan datang untuk berlibur.
Pastinya Pondok Kirrin akan sangat ramai oleh anak-anak dan ditambah dengan teman Pak
Quentin yang membawa serta anaknya, Utik, dan monyetnya, Iseng.

Agar ayah George dan temannya dapat bekerja dengan tenang maka diputuskan Lima Sekawan
bersama Utik dan Iseng agar pergi berlibur ke mercusuar milik Utik, yang merupakan hadiah
ulang tahun dari ayahnya. Tetapi rupanya mercusuar itu dulu dipakai oleh seorang pencuri ulung
untuk menyembunyikan kapal-kapal. Kedua anak pencuri itu sampai sekarang masih mencari
tempat persembunyian harta rampasan ayahnya.

Karena merasa terganggu oleh kedatangan Lima Sekawan dan Si Utik, maka mereka mengurung
Jadi kelima anak itu, Utik, Timmy dan Si Iseng di dalam mercusuar.

Selanjutnya, pembaca akan terkagum dengan berbagai petualangan dan tantangan yang dihadapi
oleh Lima Sekawan dan Utik di Karang Setan. Di setiap bab, buku ini, dari awal hingga akhir
saling terhubung dengan erat dan merupakan kesatuan utuh yang saling melengkapi.

Evaluasi:

Novel disajikan dengan bahasa yang sangat apik dan menarik sehingga membuat pembaca
seolah-olah ikut berpetualang bersama Lima Sekawan ke Karang Setan. Kekonyolan Iseng si
monyet dan Timmy si anjing membuat cerita semakin seru. Hanya satu kekurangan buku ini
yaitu penyelesaiannnya yang kurang mengesankan. Namun, kekurangan tersebut dapat dianggap
sebagai angin lalu dan pembaca dibuat terhanyut dengan cara penulis menyajikan cerita.

Meskipun disebut sebagai novel ke-19 dari seri petualangan Lima Sekawan, novel ini sama
sekali tidak berhubungan satu sama lain. Setiap seri petualangan Lima Sekawan memiliki cerita
yang berbeda dan di tempat yang berbeda juga. Novel-novel tersebut hanya memiliki kesamaan
dalam tokoh, yaitu Lima Sekawan.

Rangkuman:

Dengan mengesampingkan beberapa kekurangan yang ada, novel ini merupakan buku yang
sangat menarik dan cocok untuk dibaca saat memiliki waktu luang. Buku ini menggambarkan
tentang sebuah petualangan yang dipenuhi banyak rintangan. Di dalam buku in, terdapat
pelajaran tentang semangat, kerja keras, dan sifat pantang menyerah dalam menghadapi berbagai
rintangan yang dihadapi.

Anda mungkin juga menyukai