1. Tujuan
PT. X merupakan perusahaan di bidang minyak dan gas yang berkomitmen untuk mengelola aspek
Health, Safety & Environment semaksimal mungkin untuk mewujudkan operasi yang aman, andal
dan efisien guna mendukung visi & misi perusahaan. PT X sadar bahwa untuk mewujudkan
pengelolaan HSE maka diperlukan kerjasama kepada semua pihak terkait baik yang terlibat langsung
maupun tidak langsung dalam operasi termasuk para Kontraktor.
Tujuan PT. X mengembangkan Prosedur Contractor Safety Management System (CSMS) adalah
sebagai berikut :
a. Sebagai panduan dan penyeragaman kepada PT X dalam menyeleksi dan mengelola kinerja HSE
kontraktor.
b. Memastikan kegiatan operasi perusahaan berjalan dengan baik dan aman untuk mencapai
produksi yang ditetapkan.
c. Mengurangi/ menghilangkan dampak negatif terhadap aspek HSE untuk mencegah kerugian
perusahaan.
2. Ruang Lingkup
2. 1 Lingkup Dalam
Prosedur CSMS ini diberlakukan untuk semua kontraktor maupun subkontraktor yang akan
melakukan pekerjaan atau aktivitas di PT X
2. 2 Lingkup Luar
Prosedur CSMS ini tidak berlaku utnuk praktik atau aktivitas kontraktor/subkontraktor diluar
perusahaan kecuali telah terjadi perjanjian tertentu dengan perusahaan PT X.
3. Referensi
a. Pedoman Contractor Safety Management System A-002/XX/2010 rev.03
b. Pedoman Contractor Safety Management System A-003/XX/2015 rev.02
c. Pedoman Pengadaan Barang/Jasa No.034/XX212/2015-S0 Revisi 02.
d. PP No.50 Tahun 2012 Sistem Manajemen Keselamatan Kesehatan Kerja
4. Definisi
a. Contractor Safety Management System adalah sistem yang digunakan untuk memastikan
bahwa Kontraktor yang bermitra dengan PT X telah memiliki sistem manajemen HSE dan telah
memenuhi persyaratan HSE yang berlaku di PT X serta mampu menerapkan persyaratan HSE
dalam pekerjaan kontrak yang dilaksanakan.
b. Contracted Work (pekerjaan yang akan dikontrakan) adalah pekerjaanpekerjaan yang
direncanakan akan di kontrakkan kepada pihak ketiga/Mitra Kerja yang memenuhi
persyaratan-persyaratan yang ditentukan.
c. Hampir celaka/near miss adalah suatu peristiwa yang hampir menimbulkan kerugian
(cedera/harta) dan apabila tidak dilakukan usaha pencegahan, berpotensi mengakibatkan
kecelakaan di kemudian hari.
d. Insiden adalah Kejadian yang tidak diinginkan yaitu berupa kasus hampir celaka (near miss),
kecelakaan, tubrukan, kebakaran, ledakan, kebocoran, semburan liar, kegagalan operasi,
kegagalan tenaga, penyakit akibat kerja, dan pencemaran lingkungan yang menimbulkan
kerugian perusahaan
e. Kecelakaan adalah suatu kejadian tidak diinginkan, yang mengakibatkan cedera pada manusia
dan/atau kerusakan harta benda.
f. Kecelakaan Kerja adalah kecelakaan yang berhubungan dengan operasi atau pemaparan zat
berbahaya tertentu di lingkungan kerja.
g. Kontraktor adalah pihak ketiga yang bekerja untuk PHE dan Anak Perusahaan PHE dalam
periode tertentu, tidak termasuk Kontraktor Production Sharing (KPS) dan tamu Perusahaan.
h. Lokasi Kerja adalah ruangan atau lapangan, tertutup atau terbuka, bergerak atau tetap dimana
pekerja bekerja atau yang sering dimasuki pekerja untuk keperluan suatu usaha dan terdapat
sumber bahaya.
i. Mitra Kerja adalah para vendor/ kontraktor Penyedia barang/Jasa
j. Pemberi Kerja adalah Perusahaan yang mempekerjakan kontraktor untuk melaksanakan suatu
jenis pekerjaan kontrak (PT X)
k. Pencemaran adalah masuknya atau dimasukkannya mahluk hidup, zat, energi dan/atau
komponen lain ke dalam lingkungan hidup oleh kegiatan manusia sehingga kualitasnya turun
sampai ke tingkat tertentu yang menyebabkan lingkungan hidup tidak dapat berfungsi sesuai
peruntukkannya
l. Pengawas Pekerjaan adalah Pihak pemberi kerja yang bertanggung jawab terhadap
pelaksanaan pekerjaan kontrak (Direksi Pekerjaan).
m. Proses Prakualifikasi CSMS adalah tahapan untuk memastikan bahwa Kontraktor telah
memiliki sistem manajemen HSE sehingga memiliki potensi kemampuan untuk mengelola
resiko suatu pekerjaan
n. Safety yang dimaksud pada CSMS adalah tidak terbatas pada keselamatan kerja, tetapi
termasuk didalamnya mengenai pengelolaan Lingkungan dan kesehatan kerja (OH & IH).
5. Prosedur
5. 1 Proses CSMS
Contractor Safety Management System adalah suatu sistem manajemen untuk mengelola
kontraktor dan subkotraktor yang bekerja di lingkungan perusahaan supaya memperhatikan
aspek HSE mulai dari tahap perencanaan sampai pelaksanaan pekerjaan.
5. 2 Gambaran Umum CSMS
Langkah awal dalam pelaksanaan CSMS adalah penilaian risiko yang dilakuakn dengan tujuan
untuk mengkaji seberapa besar dampak negatif pekerjaan yang akan dikontrakkan terhadap
aspek K3. Tingkat risiko yang dihasilkan dari penilaian risiko ini dapat berubah selama evaluasi
atau pengerjaan pekerjaan. Kemudian tingkat rsisiko baru tersebut digunakan untuk
menentukan manajemen kontraktor yang sesuai selama sisa kontrak.
Langkah selanjutnya adalah prakualifikasi yaitu tahap menyeleksi dan menyaring kontraktor.
Kemudian tahap seleksi yaitu tahap evaluasi dan klarifikasi tender. Perusahaan juga akan
mengumumkan pemenang tender. Pada pelaksanaan terdapat 3 tahapan yaitu pra pelaksanaan
pekerjaan (tahap komunikasi awal), pelaksanaan pekerjaan dan evaluasi akhir.
5. 3 Proses CSMS – Ikhtisar
Secara garis besar, proses CSMS terbagi menjadi dua fase yaitu fase administrasi dan
implementasi.
a. Fase Administrasi
Fase Administrasi merupakan fase untuk memilih Kontraktor yang terbaik khususnya
dalam mengelola aspek HSE sebelum pelaksanaan pekerjaan. Fase ini terdiri dari 3 (tiga)
tahapan yaitu :
1) Penilaian Resiko (Risk assessment)
Tahapan Penilaian Resiko bertujuan untuk mengkaji seberapa besar dampak negatif
pekerjaan yang akan dikontrakkan terhadap aspek HSE. Dampak negatif tersebut
dapat menyebabkan kerugian terhadap manusia (korban jiwa), aset / peralatan,
lingkungan dan citra. Kategori resiko pekerjaan yang dikontrakan dibagi dalam 3 (tiga)
tingkatan yaitu resiko tinggi (High risk), resiko menengah (Medium risk) dan resiko
rendah (Low risk). Kategori resiko pekerjaan yang dikontrakkan tersebut menentukan
persyaratan yang dibutuhkan terhadap tahapan CSMS selanjutnya.
2) Prakualifikasi (Pre-qualification)
Tahapan Prakualifikasi CSMS merupakan tahapan untuk menentukan kualifikasi
Kontraktor terhadap pengelolaan aspek HSE. Kontraktor yang akan mengikuti proses
tender harus memiliki kemampuan / sistem untuk mengelola resiko pekerjaan yang
akan dikontrakkan.
3) Seleksi (Selection)
Tahapan Seleksi merupakan tahapan untuk memilih Kontraktor terbaik diantara
peserta tender dimana HSE Plan menjadi persyaratan dalam dokumen tender serta
menjadi salah satu kriteria evaluasi pemenang tender
b. Fase Implementasi
Fase Pelaksanaan adalah fase setelah penandatanganan kontrak kerja untuk memastikan
HSE Plan pemenang tender telah dilaksanakan sesuai dengan persyaratan yang ditentukan
dan disepakati oleh kedua belah pihak yaitu Pemberi Kerja serta Kontraktor . Pada fase ini,
pihak Pemberi Kerja memastikan HSE Plan tersebut dilaksanakan secara konsisten oleh
Kontraktor. Fase pelaksanaan terdiri dari 3 (tiga) tahapan yaitu :
1) Pra Pelaksanaan Pekerjaan (Pre-Job Activity)
Tahap Pra Pelaksanaan Pekerjaan merupakan tahapan komunikasi awal antara
Pemberi Kerja dengan Kontraktor yang menjadi pemenang tender. Dalam tahapan ini
kedua belah pihak memastikan aspek-aspek HSE telah dikomunikasikan dan dipahami
oleh semua pihak sebelum pelaksanaan pekerjaan termasuk meyakinkan seluruh
potensi bahaya/resiko pekerjaan dan rencana Mitigasinya telah dipahami oleh semua
pihak yang terkait serta memastikan kesiapan Kontraktor dalam melaksanakan HSE
Plan yang telah disepakati oleh kedua belah pihak terhadap pekerjaan kontrak yang
akan dilaksanakan tersebut.
2) Pelaksanaan Pekerjaan (Work in progress)
Tahapan Pelaksanaan Pekerjaan merupakan tahapan untuk memastikan bahwa
pekerjaan yang dilaksanakan oleh Kontraktor telah sesuai dengan HSE Plan yang telah
disepakati. Selama dalam pelaksanaan pekerjaan, HSE Plan yang telah
disusun/disepakati dapat diperbaharui bila ditemukan perubahan potensi bahaya
yang teridentifikasi akibat kegiatan/perubahan yang terjadi selama pelaksanaan
pekerjaan.
3) Evaluasi Akhir (Final Evaluation)
Tahapan Evaluasi Akhir merupakan tahapan untuk mengevaluasi kinerja Kontraktor
terhadap penerapan aspek HSE selama pelaksanaan pekerjaan kontrak yang telah
selesai dilaksanakan. Hasil evaluasi akhir kinerja HSE Kontraktor akan menjadi acuan
diberlakukannya penghargaan & sanksi
5. 4 Fase Prakualifikasi
Proses pra-kualifikasi CSMS harus diikuti oleh semua kontraktor yang akan menjadi mitra kerja
Pertamina Hulu Energi dan Anak Perusahaan Pertamina Hulu energi dengan mengisi jawaban
dari daftar pertanyaan prakualifikasi CSMS,dan harus disertai dengan lampiran bukti yang
mendukung implementasinya.
8. LAMPIRAN
8. 1. Lampiran – Formluir.
- Form Penilaian Risiko
Nama Pekerjaan :
Jenis Jasa/Barang :
Nama Perusahaan :
Penanggung Jawab :
Alamat Perusahaan :
Telepon/ Fax : Email :
NPWP :
Kesimpulan :
Masih diapakai, tetap terdaftar dalam daftar kontrak
Tidak dipakai lagi, dan dikeluarkan dari daftar kontak