Anda di halaman 1dari 11

ITM-31: PROSES PHOTOLITHOGRAPHY DALAM FABRIKASI

DIVAIS SEMIKONDUKTOR

Slamet Widodo dan Nanang Sudrajad


PPET-LIPI, Jl. Sangkuriang Komp. LIPI Bandung 40135
No.Telp/Fax:022-2504660/022-2504659,
E-mail: slametwidodo50@gmail.com dan slametwi_dodo@yahoo.co.id

Abstract

Photolithography is basic process step for fabrication of semiconductor device by


microelectronics technology. The photolithographic process is the process of imprinting a
geometric pattern from a mask onto a thin layer (~ µm) of material called a photoresist ( a
radiation sensitive material ). First, a photoresist is usually either spin-coated or sprayed onto the
silicon wafer and then a mask placed above it. Second, in optical lithography, U.V. radiation is
used to change the solubility of the photoresist in a known solvent. Positive photoresists become
more soluble on the exposure to the U.V. light where as negative photoresist become less soluble
due to a polymerisation process. The manufacture of semiconductor devices and integrated
circuits consists of multiple passes through photolithography (or "masking" as it is often called),
with process steps such as oxidation, diffusion, gate, contact hole, or metallization following each
masking step. The masking step defines the region where the subsequent process step will have its
effect. The sum of all process steps produces devices and circuits with specific electrical behavior.

Kata Kunci : Photolithography, positive and negative photoresist, devices, semikonduktor.

Abstrak

Photolithography merupakan tahapan proses dasar (basic) untuk pembuatan divais


semikonduktor dengan teknologi mikroelektronika. Proses photolithography adalah proses
pemindahan pola bentuk geometris pada masker ke lapisan tipis (beberapa mikron) dan bahan
yang peka terhadap radiasi (photoresist). Pertama, photoresist biasanya dilapiskan dengan cara
spin coating atau spray coating untuk melapisi permukaan wafer silikon. Kedua, didalam
lithography sinar (radiasi) ultra violet (U.V.) digunakan untuk mengubah kelarutan photoresist ke
dalam suatu pelarut. Photoresist positip menjadi lebih larut pada penyinaran dengan sinar u.v.,
sedangkan photoresist negatip menjadi lebih larut, setelah photoresist ini mengalami proses
polimerisasi. Pembuatan divais semikonduktor dan rangkaian terintegrasi (IC) terdiri dari
bermacam-macam lapisan melalui photolithography (pelindunglmasker) dengan tahapan proses
seperti daerah oksidasi, difusi, gate, lubang kontak. atau metalisasi dengan setiap tahap
memerlukan pelindung (masker). Tahap pelindung ini menentukan daerah dimana tahap proses
berikutnya akan ditentukan. Jumlah semua tahapan proses itu akan menghasilkan divais dan
rangkaian dengan sifat listrik yang spesifik.

Kata Kunci : Photolithography, photoresist positif dan negatif, divais semikonduktor.

I. PENDAHULUAN dikehendaki pada saat proses difusi. Dengan


Lapisan silikon oksida (SiO2) merupakan membuat pola tertentu pada lapisan oksida
masker pencegah masuknya ketidakmurnian dapat dilakukan difusi, metalisasi, dan
kedalam bagian wafer yang tidak pelapisan polisilikon secara efektif Selain itu

306
lapisan ini dipergunakan juga untuk menjaga atau disebut juga fotolitografi
agar silikon (Si) tidak dipengaruhi langsung (photolithography). Pertama, pada
dalam udara terbuka, dan dapat pula dipakai permukaan bahan yang akan diproses diolesi
untuk mengisolasi silikon terhadap fotoresis dan dikeringkan. Lalu ditempelkan
interkoneksi. Ada 2 cara penumbuhan pola rangkaian yang telah digambar sesuai
silikon oksida, yaitu dengan temperatur dengan yang diinginkan, dan disinari dengan
tinggi dan dengan temperatur rendah. sinar ultra violet. Bagian yang tersinari akan
Penumbuhan dengan temperatur rendah terbongkar (larut) oleh cairan pelarut resis
dilakukan dengan CVD (Chemical Vapour positif, dan dengan resis negatif tidak akan
Deposition = pengendapan uap kimia). melarut. Setelah selesai, fotoresis yang
Pada pembuatan rangkaian terinteo-asi tersisa dipadatkan dan dikeringkan. Dengan
(IC), kecuali untuk hal-hal khusus. jalan seperti inilah fotoresis akan
kebanakan lapisan oksida untuk masker dihilangkan, setelah bahan uji dietsa dengan
pelindung difusi dibentuk dengan metode larutan kimia, pada lapisan fotoresis akan
oksida panas, yaitu dengan jalan menaruh tercetak pola rangkaian. Akhir-akhir ini
keping (wafer) silikon dalam oksigen kering sebagai pengganti sinar ultra violet dapat
atau campuran gas dan uap air dan oksigen dipakai juga berkas elektron atau berkas ion.
(O2 basah) dan dipanasi pada temperatur atau sinar X.
tinggi (900 -1200 °C). Hubungan antar Photolithography adalah proses
lapisan (layer) pada chip melalui lubang pemindahan pola geometris pada masker ke
kontak juga dilakukan dengan melubangi lapisan tipis dari material yang peka
lapisan SiO2 dilakukan melalui proses terhadap radiasi (resis) yang menutupi
photolithography dan etsa. Pada penelitian permukaan wafer semikonduktor dengan
ini disediakan wafer yang telah dibentuk metode penyinaran cahaya. Pola resis yang
pada lapisan oksida diatasnya melalui proses dibentuk oleh proses photolithography
oksidasi. bukanlah elemen yang tetap dari devais
Diatas lapisan SiO2 pada wafer silikon, akhir, tetapi hanya tiruan dari feature
fotoresis (photoresist) dioleskan dengan cara rangkaian.
spinning, digunakan untuk proses Etsa Foto Proses photolithography dalam proses
(photo etching). Fotoresis ini merupakan fabrikasi divais semikonduktor merupakan
bahan molekul tinggi yang coraknya dapat bagian yang penting dimana geometri divais
berubah-ubah bila mendapat pengaruh ditentukan pada permukaan wafer silikon.
penyinaran cahaya. Fotoresis adalah Pembuatan divais semikonduktor terdiri atas
merupakan komposisi kimia molekul tinggi berulang kali proses photolithography
yang mempunyai daya tahan terhadap seperti dalam tahap proses pembukaan
pelarutan, daya lekat yang kuat, dan peka gerbang (gate) untuk difusi, oksidasi atau
cahaya, yang digunakan untuk photo etching pasivasi atau metalisasi.

307
II. MASKER UNTUK PHOTO- photoresist. Photoresist merupakan jenis
LITHOGRAPHY senyawa organik yang peka cahaya
Masker mengandung pola lapisan yang (umumnya cahaya ultra violet) seperti
akan ditransferkan ke wafer untuk cahaya lampu mercury. Pada dasarnya
membentuk rangkaian. Tiap langkah proses dikenal dua jenis photoresist yaitu yang
memerlukan sebuah masker yang memuat bersifat photoresist negatip dan photoresis
pola tertentu yang dibuat oleh perancang. positip.
Perancang membuat pola rangkaian dan Photoresist negatip; dimana cahaya ultra
devais sesuai dengan fungsi IC yang violet yang jatuh pada resist menyebabkan
diharapkan. Hasil perancangan mungkin terjadinya proses polimerisasi yang
merupakan program komputer, yaitu menyebabkan ikatan kimianya bertambah
memakai CAD (computer aided design). kuat sehingga lebih tahan terhadap pelarut.
Oleh pandai silikon, program komputer itu Photoresist positip; dimana cahaya ultra
mengatur penggambaran pola tiap masker violet yang jatuh pada resist merusakkan
sesuai dengan keperluan untuk proses struktur kimia dari senyawa sehingga mudah
pembuatan IC yang telah ditentukan oleh larut dalam larutan pengembang (developer).
pandai silikon itu. Photoresist umumnya harus memiliki
Antara lain pentransferan pola ke tiap sifat-sifat yang diperlukan pada proses
masker dilakukan dengan alat Pattern divais seperti:
Generator vang mampu menggambar pada 1. Daya adhesi yang baik.
plate kaca masker dengan bantuan sinar 2. Tahan terhadap larutan etchant.
yang bentuk dan ukurannya diatur oleh data 3. Sensitivitas atau kepekaan terhadap
komputer, menghasilkan pola kontras hitam cahaya.
putih pada masker yang berbentuk kaca 4. Resolusi yang baik sehingga pola
tersebut. gambar dalam bentuk orde mikron dapat
Sejumlah masker disiapkan dan selanjutnya dicapai dengan tajam.
dipergunakan dalam proses Contoh dari photoresist negatip : Selectilux
photolithography untuk merealisasikan chip N 220; Olint Hunt Way Coat Negative;
yang dipesan oleh perancang. Untuk proses KPR; KMER; KTFR dan lainlainnya.
MOS diperlukan jumlah masker berkisar Photoresist positip :
antara 9 - 12 buah bergantung pada proses AZ 1350 - J Shipley; AZ 111; AZ 119; AZ
yang ada di pandai silikon itu. 345 dan lain-lainnya.
Hal yang penting perlu diperhatikan pada
III.TAHAPAN PROSES PHOTO- pemakaian photoresist adalah lapisan hams
LITHOGRAPHY rata (uniform), homogen dan bebas dari
Proses photolithography dilakukan pinhole. Untuk memperoleh lapisan yang
dengan menggunakan bahan merata pada wafer digunakan photoresist

308
spinner. Untuk viskositas tertentu, ketebalan dalam meratakan permukaan benda kerja
yang dapat memenuhi syarat pada proses yang tidak rata, saat ini mulai dipakai
adalah sekitar 2000 - 4000 rpm. multiresis dengan daya etsa di bagian
Adapun alat spinner dapat dilihat pada bawah, dan kepekaan menerima sinar di
gambar 1 berikut ini : bagian atas.
Photolithography (Etsa foto) sangat
penting dalam proses pembuatan rangkaian
terintegrasi (IC) dan bermanfaat untuk etsa
yang selektif pilihan pada oksida dan juga
untuk etsa dari pola interkoneksi. Proses etsa
yang dilakukan secara kontinu diperlihatkan
pada Gambar 2. Yang terdiri dari proses-
proses :
(a) Melapiskan foto-resist pada SiO2,
(b) Masker foto yang menempel sangat
Gambar 1 Spinner
rapat,
(c) Penyinaran dan pencetakan,
Teknik Etsa Foto (Photolithography)
(d) Etsa SiO2,
yang menggunakan fotoresis selain
(e) Pembuangan dari bahan foto-resis sisa,
digunakan untuk pembuatan divais
(f) Alat pemutar (spinner) dan,
semikonduktor, juga untuk pembuatan papan
(g) Alat untuk menurunkan (alignment)
rangkaian tercetak (printed circuit board,
masker.
PCB). Akan tetapi, yang paling kelihatan
Hal-hal yang penting dalam etsa foto
kemajuannya adalah pada proses pembuatan
(photolithography) dapat dijelaskan sebagai
rangkaian terpadu semikonduktor. Sampai
berikut :
sekarang sudah dapat mentroses a ui kabel
berukuran 1 milro meter. dan dlharapkan
(a) Masker (pelindung) foto : Masker foto
akan setnakin rneneecil sehingga dapat
terdiri dari sebuah pelat gelas dengan pola
digunakan tidak hanya dalam bidang
dari bahan yang tak tembus sinar ultra
semikonduktor (IC atau LSI), tetapi juga
violet. Bahan itu semacam gelatin yang
untuk proses lain yang mementingkan bahan
mengandung halogenida perak (untuk
berukuran kecil.
masker yang lunak), atau logam chromium
Selain itu ada tipe resis dengan nama
atau oksida logam (untuk masker yang
Multiresis, dimana multiresis ini dapat
keras). Bahan tipe gelatin walaupun sudah
menurunkan daya pelarutan sampai lebih
sering dipergunakan untuk proses itu
kecil dan 1 mikrometer, dan dapat
mempunyai kelemahan yaitu mempunyai
menambah daya tahan fotoresis sewaktu
transmitansi cahaya yang besar pada ujung-
pengetsaan. Untuk memenuhi permintaan

309
ujungnya sehingga tidak tepat dipakai untuk III. Pembentukan sejumlah gambar yang
membuat pola yang sangat halus. Tetapi ini sama
baik untuk pola interkoneksi dari alumunium IV. Pengecilan terakhir.
(Al). Karena memberikan faktor refleksi Proses nomer (iii) kadang-kadang
cahaya yang kecil. dilakukan bersamaan dengan (iv) atau
setelah (iv). Faktor pengecilan hingga akhir
terhadap aslinya 250: 1.
Semua proses itu membutuhkan
ketepatan dan ketelitian. Terutama
diperhatikan adanya deformasi gambar asli
karena temperatur dan kelembaban dan lain-
lain. Juga diperlukan resolusi yang sangat
baik dari kamera yang dipergunakan.

(b) Fotoresis :
Fotoresis mempergunakan reaksi
polimerisasi oleh sinar ultra violet,
membutuhkan daya larut yang kuat dan pula
ketahanan terhadap bahan kimia yang
dipakai selanjutnya. Ada 2 macam fotoresis
yaitu; jenis negatif dan jenis positif (tipe-
nega dan tipe-posi). Pada waktu pencetakan
Gambar 2 Tahapan proses setelah penyinaran ultra violet, bagian resis
Photolithography dari tipe-nega yang telah disinari dan bagian
resis dari tipe-posi yang tidak disinari
Sebaliknya masker chromium lazim terlihat bagian yang tersisa pada Gambar 3.
dipergunakan untuk pola halus, walaupun dan hasilm a terdapat perbedaan pada ujung-
pada ujung-ujung masih mempunyai ujungnya dipandang dari daya ketajaman.
transmitansi yang besar tetapi adanya faktor tipe positip lebih baik tetapi mempurryaii
refleksi yang besar diperlukan untuk daya lekat yang buruk pada lapisan SiO2,,
melakukan pencegahan refleksi bila maka lebih banyak dipergunakan untuk
memakai MgF2 dan sebagainya. membuat pola interkoneksi Al saja. Dari
Urutan proses secara umum untuk gambar 3 mudah dimengerti pula pada
membuat masker foto sebagai berikut: pemakaian tipe-nega, adanya lubang-lubang
I. Penggambaran gambar asli kecil dan adanya debu di udara akan
II. Pengecilan intermedia (antara) gambar memberikan kerusakan yang besar. Tidak
asli demikian halnya untuk bagian yang tersisa

310
pada tipe-posi tidak timbul kerusakan besar. kimia, meskipun resolusinya sempurna.
Pada tipe-nega bahan-bahan resis yang Maka bila lapisan resis terlalu tipis timbul
digunakan yaitu karet alam atau sintetis jenis lubang-lubang kecil yang banyak.
polivinil cinnamat, dan pada tipe posi Maka perlu dipilih ketebalan yang
menggunakan bahan novlac quinnon sesuai, dan pada Gambar 3 diperlihatkan
diazonium. Resis-resis yang dipasarkan contoh dari ketebalan lapisan sebagai fungsi
antara lain : KPR Kodak (untuk SiO2 dan dari kecepatan perputaran spinner, ini tidak
Al), KTFR (untuk SiO2 dan lapisan logam), berlaku umum karena bergantung pada alat
KMER (untuk logam dan gelas) dan KOR spinner, misalnya di laboratorium atau di
(untuk logam), semuanya adalah tipe-nega, pabrik, alat perlu diteliti pemakaiannya
dan tipe-posi yaitu keluaran Shipley AZ- terlebih dahulu. Metoda lain untuk
1350 dan AZ-111. Pada waktu menyimpan melapiskan resis yaitu dengan metoda
resis, harus sangat hati-hati terutama pencelupan, di mana keping (wafer)
terhadap debu dan kotoran, sedangkan dicelupkan ke dalam larutan resis, metoda
kelembaban dan temperatur juga harus penyemprotan yaitu resis diatomisasi dan
dijaga baik. Sekarang telah terdapat resis disemprotkan. dan metoda pelapisan dengan
yang mempunyai daya ketajaman yang menggilas yaitu pelapisan resis memakai
tinggi yang perlu dipakai pada pola yang roller (penggilas). Tetapi path waktu ini
sangat halus. kebanyakan dipergunakan spinner dalam
pembuatan IC.
(c) Pelapisan resis : Dalam proses pelapisan
dari resis dipergunakan alat spinner
(pemutar). Metoda dengan spinner ini
dilakukan dengan keping (wafer) silikon
yang akan dilapisi dengan resis ditaruh pada
meja yang berputar. Tebal dari lapisan dari
resis ditentukan oleh kecepatan putar dari
spinner (1000 -5000 perputaran per menit)
dan viskositas dari resis itu. Sebagai
tambahan, keuniforman lapisan yang
dilapiskan akan baik bila momen inersia dari
meja putar spinner kecil, sehingga waktu
percepatan hingga mencapai kecepatan yang
diinginkan sangat singkat. Lapisan resis, bila Gambar 3. Perbedaan antara Resis tipe-

tebal, memberikan ketajaman/kejelasan yang positif dan tipe-negatif

kurang sempurna, dan bila tipis


menyebabkan gangguan terhadap daya tahan (d) Pemanggangan : Karena resis yang

311
dilapiskan pada keping (wafer) tidak cukup (e) Penyinaran dan pencetakan : Dalam
keras, maka diadakan pemanggangan-mula proses penyinaran dipergunakan alat
(prebake) supaya tidak melekat pada alignment (pelurus) masker, yang terdiri dari
masker, pada temperatur yang tidak sumber cahaya (sinar ultra violet, atau
menyebabkan reaksi polimerisasi. Dan lagi, kebanyakan dengan lampu merkuri) dan
lapisan resis yang dilembekkan oleh bahan suatu alat yang mudah bergerak pada sumbu
pengolah (developer), setelah penyinaran x, y dan z dan memutari sumbu putarnya.
dan pengolahan memerlukan Sumber cahaya tegak lurus pada permukaan
pemanggangan lanjut (postbake). Dalam yang disinari dan membutuhkan kekuatan
proses ini resis dipanaskan dalam temperatur cahaya yang konstan. Keping (wafer) dan
cukup tinggi, dimana terjadi polimerisasi, masker diimpitkan satu sama lain setelah
dan melekat sangat erat pada keping (wafer) dicatat dan kemudian disinari. Jumlah
sehingga tidak dapat terkupas pada waktu cahaya yang disinarkan berlain-lainan
etsa SiO2. tergantung pada bahan resis yang
dipergunakan. tebal lapisandan sebagainya;
bila terlalu banyak atau kekurangan
penyinaran mempengaruhi ketajaman
(resolusi). Dalam hal penggunaan resis tipe-
nega, lapisan resis yang harus tersisa (yang
melindungi) akan menjadi tipis akibat
penyinaran yang kurang dan sebaliknya
terjadi polimerisasi yang berlebihan akibat
dari penyinaran yang terlalu banyak.
Sekarang, lebar garis yang dapat
dihasilkan dengan etsa-foto kira-kira 5 -10

Gambar 4 Ketergantungan tebal lapisan Inn, tetapi sangat sukar menghasilkan lebar

fotoresis terhadap kecepatan putaran garis sekitar 0,5 tm karena lebar ini hampir

pemutar. sama dengan panjang gelombang sinar ultra

Tetapi perlu diperhatikan bahwa bila violet. Maka penyinaran dengan

pemanggangan terlalu tinggi temperaturn a mempergunakan berkas-elektron atau sinar-

maka resis dapat retakretak. Waktu dan x akan lebih tepat daripada menggunakan

temperatur yang diperlukan tergantung dari sinar biasa. Paola` penyinaran dengan

macamnya resis yang dipakai. Bila memakai berkas elektron, panjang

mempergunakan KPR atau KTFR sekitar 10 gelombang dari elektron-elektron dapat

menit pada 100 - 120 °C dalam diatur oleh tegangan-akselerasi yang dapat

pemanggangan lanjut. lebih pendek daripada panjang gelombang


ultra violet. Dan metoda ini mempunyai

312
keuntungan lain yaitu mencegah timbulnya tempat-tempat yang terpilih (selektif) di
difraksi bila diameter dan berkas dikecilkan mana akan dilakukan difusi. Lapisan oksida
sekecil-kecilnya. Dan sebagai tambahan, yang tidak berguna dilarutkan dengan
dengan jalan mempolarisasi dan mengulas mencelupkan dalam pelarut dengan waktu
berkas elektron secara listrik (seperti pada yang cukup sehingga oksida terbuang.
tabung gambar televisi), maka tidak lagi Sedangkan oksida yang berada di bawah
diperlukan masker. Sebagai bahan resis resis tentu saja tidak terlarut. Sebagai bahan
dalam proses dengan berkas elektron ini, etsa untuk silikon dioksida ialah tipe NH4F
dipergunakan pada tipe-nega yaitu epoxide (etsa buffer) yang biasa dipergunakan. Laju
polybutadiene dan polyisoprene, sedangkan dari etsa tergantung pada keadaan sifat
untuk tipe-posi dipergunakan polymetyl oksida, komponen dan temperatur bahan
methacrylate (PMMA). Setelah penyinaran, etsa itu, dan dapat dipilih yang optimal. Pada
bagian yang tidak diperlukan dilarutkan Gambar 5 sisi dari keping wafer teretsa
dalam developer/pencetak (yaitu bahan sehingga menimbulkan pola rangkaian tidak
organik seperti trichloroethylene yang beraturan. Juga oksida yang telah digunakan
didapat sebagai pasangan dengan resis). sebagai masker. pada waktu difusi
Waktu penyinaran yang tepat untuk berbagai ketidakmurnian bahan fosfor, fosfor masuk
macam resis yang memakai penyinaran ke dalamnya dan mempunyai laju etsa yang
lampu merkuri tegangan tinggi (500 W), besar sehingga sering mengakibatkan etsa-
diperlihatkan pada Tabel 1 pinggir (side-etched).

Tabel 1 Tabel penyinaran yang cocok


untuk berbagai macam resis
Macam Tanpa Filter hijau Filter
filter filter POO biru
LBC8
17000 Lux Gambar 5 Sisi ter-etsa
33000 17000
Lux Lux
KPR 7 (detik) 4- 5 6- 8 Maka sering terjadi resis terlepas. Di
(menit) (detik) samping etsa yang mempurgunakan larutan,
KOR 2 10 1-2 yaitu yang disebut seperti diterangkan
OMR 10 - 11 20 - 30 12 - 13 diatas, metoda etsa kering yaitu dengan
AZ1350 8 10 10 plasma gas HC1 mempergunakan resis
KMFR 25 40 30 sebagai etsa-basah masih ada dilakukan
KTFR 5 30 6-7 yang juga masker.
Dalam Gambar 6, diperlihatkan laju-etsa
(f) Etsa dari lapisan oksida : Ini adalah
oksida yang mengandung boron dan juga
proses untuk membuka lapisan oksida pada
fosfor, dan sebagai bahan pengetsa

313
digunakan ammoniumhydroloric (NH4F) 36 4. Pindahkan PR yang tidak terexpose.
g, H2O 64 ml dan glycerine 32 ml. 5. Kemudian lapisan oksida dietsa dengan
larutan HF, untuk membuat jendela
(window).
6. Hilangkan PR dan didifusikan dengan B
melalui jendela difusi.
Proses dasar dari etsa-foto telah
diterangkan, dan dalam Tabel 2 didapat
macam-macam resis.

DISKUSI DAN PEMBAHASAN

a).SiO2: mengandung boron (B)


b).SiO2 mengandung fosfor (P) (°C) 1. Setelah proses oksidasi dilanjutkan

Gambar 6 Laju etsa SiO2 yang pelapisan dengan photoresist, tetapi sebelum

mengandung B atau P pelapisan wafer tersebut perlu dipanaskan


didalam oven guna menguapkan air

(g) Membuang lapisan resis : Lapisan (kelembaban) didalam permukaan wafer.

resis dapat dilarutkan dengan menggunakan 2. Agar tidak terjadi cacat jika dilakukan

asam sulfat pekat panas, tetapi metoda ini etsa, rnaka lapisan photoresist diatas lapisan

tidak dapat digunakan untuk pola jalur oksida pada wafer harus benar-benar rata,

aluminium untuk interkoneksi. KPR dihapus cara maka cara spinning merupakan hal

dengan memakai pelarut organik seperti yang paling Flexible, diantara cara lainnya.

trichloroethylene (TCE) setelah lebih dulu 3. pemanggangan mula (pre-baking) selalu

dicelupkan dalam larutan pengembang dilakukan untuk menghilangkan pelarut

supaya mudah rontok yang terdiri dari pada photoresist, sehingga lapisan resist

campuran dari J-100 dengan methylene mengering dan menempel dengan baik pada

chloride. Ada juga cara membuang dengan lapisan oksida.

mengalirkan plasma gas oksigen bergantung


pada proses yang ada di pandai silikon itu. KESIMPULAN

Adapun jalannya proses


photolithography adalah sebagai berikut : Photolithography merupakan tahapan

1. Oksidasi sampel wafer silikon (tentunya proses dasar pada pembuatan divais

sebelumnya wafer silikon dicuci terlebih semikonduktor dengan teknologi

dahulu dengan metode RCA). mikroelektronika. Pada photolithography ini

2. Lapisi wafer silikon dengan photoresist merupakan proses pemindahan pola bentuk

(PR). geometris pada masker ke lapisan tipis (thin

3. Expose PR melalui maker A. film) dari bahan yang peka terhadap

314
cahaya/radiasi (photoresist). 189.
Mula-mula fotoresis (photoresist) 5 F.D Egitto, et al., 1981, Solid State
dilapiskan dengan cara spin coating untuk Tech., 24 (12), 71.
melapisi permukaan wafer silikon. Kedua, 6 H. Boyd & M.S. Tang, 1979, Solid State
didalam lithography sinar (radiasi) ultra Tech., 22, 133.
violet (u.v.) digunakan untuk mengubah 7 Jun-Bo Yoon, Chul-Hi Han, Euisik
Yoon, and Choong-Ki Kim, 1998, Novel
kelarutan fotoresis ke dalam suatu pelarut.
two-step baking process for high-aspect-
Fotoresis positip menjadi lebih larut pada ratio photolithography with conventional
positive thick photoresist, Part of the
penyinaran dengan sinar u.v., sedangkan
SPIE Conference on Materials and
fotoresis negatip menjadi lebih larut, setelah Device Characterization in
Micromachining, Santa Clara, California,
fotoresis ini mengalami proses polimerisasi.
SPIE Vol. 3512
Pembuatan divais semikonduktor dan 8. J.W. Coburn & E. Kay, 1979, IBM J. of
rangkaian terintegrasi (IC) terdiri dari Res. and Dev., 23 (1).
bermacam-macam lapisan melalui 9. K.M. Eisele, 1981, J. Electrochem. Soc.,
photolithography dengan pelindung 128 (1), 123.
(masker) dan tahapan proses ini melalui 10. L.M. Ephrath, 1982, J. Electrochem.
tahapan proses lainnya seperti oksidasi, Soc., 129 (3), 63c .
difusi, gate, lubang kontak, atau metalisasi 11. R.L. Berrin, 1978, Solid State Tech., 21
dengan setiap tahap mernerlukan masker. (11), 71.
Tahap pelindung mi menentukan daerah 12. Robert Balma, Kevin Petsch, Tolga
Kaya, 2011, Proceedings of the 2011
dimana tahap proses berikutnya akan
ASEE NC & IL/IN Section Conference
ditentukan. Jumlah semua tahapan proses itu ,American Society for Engineering
Education, Central Michigan University
akan menghasilkan divais dan rangkaian
dengan sifat listrik yang spesifik.

DAFTAR PUSTAKA

1. A.C. Adam & C.D. Capin, 1981, J.


Electrochem. Soc., 128.
2. After "Positive Photo Resist, 1979, "
Shipley Product Data .
3 A. Arisha, P. Young, and M. El Baradie,
2001, A Simulation Model to
Characterize Photolithography Process
of a Semiconductor Wafer Fabrication,
School of Mechanical and
Manufacturing Engineering, Dublin City
University, Ireland.
4 D. Hess, 1981, Solid State Tech., 24 (4),

315
Tabel 2 Karakteristik dan penanganan dari macam-macam fotoresis
Bahan Pcmang Pcmang
Laru-
Ke- padat Be- gangan gangan Pembua Daerah Nega Keta
Untuk Deve tan
ken- yang rat Thinner mula lanjut ng sensi / hanan
bahan loper peril
talan terkan jenis °C x °C x resis or Posi Kimia
bersih
dung men men
KRP 11.7 6.6 1,01 Si. SiO2.. KRP 80 x 10 KPR KPR 120 x TCLi 2600 Nega Kuat
13.1 7,6 6 Al, Cu. thinner Deve Develop 10 Methyle 4600 untuk
Zn-Cu toper + er ne asam
alloy Ethyl Chlorid
alcohol e T-150
(ratio1to
1)
KOR 46 9.2 1,04 Si, S102, KOR 80 x 10 KOR KPR 120 x TCE 2600 Nega Kuat
54 9,8 0 Al thinner Devclo Deve 10 Methyle - untuk
per+ loper ne 4600 asam
Ethyl Chlorid
alcohol e
(ratio 1 T-I 50
To 1)

KM 396- 24,7 11,90 Si, Si02, KM ER 120 x KM ER KM LIZ 120 x TCE 3060 Nega Kuat
ER 504 27.3 1 Al metal thinner 10 Develo Deve 10 sylcne 4800 untuk
Per + loper T-100 asam
Isopro
pyl
alcohol
KIE 485 - 27,2 0,89 Si, SiO2 KM ER 80 x 20 KM ER KTFR 100 x TCE 3060 Nega Kuat
R 555 28,3 3 Al metal thinner Dcvelo rinse 10 sylene 4800 untuk
per T-100 asam

AZ 36, 2 17.5 Hampir AZ 75 x 10 AZ303 Air 90 x AZ 3400 Posi Kuat


III ±1 Sama thinner Atau Suling 100 Remove - Untuk
dengan larutan (DI r atau 4500 asam
KPR alkali H2O) larutan lemah
Cocok alkali untuk
untuk AC alkali
AZ 6-8 11,5 - Hampir AZ 60-63 x AZ303 Air 120 x AZ U.V. Posi Kuat
1350 Sama Thiner 5 – 10 atau suling 30 rcmover 4500 Untuk
dengan larutan (DI atau asam
KPR alkali H2O) larutan lemah
Cocok alkali amok
untuk AC alkali

316

Anda mungkin juga menyukai