SPESIFIKASI TEKNIS
1. Penyedia Jasa harus melindungi Pemilik dari tuntutan atas paten, lisensi, serta
hak cipta yang melekat pada barang bahan dan jasa yang digunakan atau
disediakan oleh Penyedia jasa untuk pelaksanaan pekerjaan.
2. Apabila ada perbedaan antara standar yang diisyaratkan dengan standar yang
diajukan oleh Penyedia jasa, penyedia jasa harus menjelaskan secara tertulis
kepada Direksi pekerjaan, sekurang-kurangnya 28 hari sebelum Direksi
pekerjaan menetapkan setuju atau tidak.
3. Dalam hal Direksi pekerjaan menetapkan bahwa standar yang diajukan
Penyedia Jasa tidak menjamin secara substansif sama atau lebih tinggi dari
standar yang diisyaratkan, maka penyedia jasa harus tetap memenuhi
ketentuan standar yang diisyaratkan dalam dokumen kontrak.
4. Satu perangkat spesifikasi yang tepat dan jelas merupakan kebutuhan awal
bagi para calon penawar untuk dapat menyusun penawaran realistis dan
kompetitif, sesuai dengan kebutuhan pemilik tanpa catatan atau persyaratan
lain dalam penawaran mereka.
5. Kecuali ditentukan lain dalam kontrak spesifikasi harus mensyaratkan bahwa
semua barang dan bahan yang akan digunakan dalam pekerjaan baru, belum
digunakan, dari tipe/model yang terakhir diproduksi/dikeluarkan, dan
termasuk semua penyempurnaan yang berlaku terhadap desain dan bahan
yang digunakan.
6. Dalam spesifikasi agar menggunakan sebanyak mungkin Standar Nasional
(SNI, SII, SKSNI, dsb) dan Norma Standar Pedoman Manual (NSPM) yang
dikeluarkan Oleh Departemen Kimpraswil untuk barang, bahan dan jasa /
pengerjaan / fabrikasi dari edisi atau revisi terakhir, atau Peraturan Menteri
Pekerjaan Umum No. 28/PRT/M/2016 tentang Pedoman Analisa Satuan
Pekerjaan Bidang Pekerjaan Umum atau Standar Internasional ( ISO,DSB )
/Standar Negara Asing ( ASTM, dsb ) pendanaannya ( eqivalennya ) yang
secara substansif sama atau lebih tinggi dari Standar Nasional yang
diisyaratkan. Apabila standar nasional untuk barang, bahan dan
Pengerjaan/jasa/febrikasi tentu belum ada, dapat digunakan Standar
Internasional atau Standar Negara Asing.
7. Standar satuan pada ukuran yang digunakan pada dasarnya adalah MKS,
sedangkan penggunaan Standar satuan ukuran lainnya, dapat digunakan
sepanjang hal tersebut tidak dapat dielakan.
8. Spesifikasi dapat terdiri dari tetapi tidak terbatas pada :
1) Lingkup Pekerjaan, termasuk ketentuan angka 7 diatas
2) Pekerjaan-pekerjaan yang tidak termasuk dalam kontrak
3) Spesifikasi Umum :
a) Peraturan serta undang-undang terkait misalnya
- UU Tentang Lingkungan Hidup
- UU Tentang Keselamatan Kerja
- UU Tentang Jasa Konstruksi
- UU / PP / SK Bersama / KPTS tentang Tenaga Kerja
- Perda Terkait dsb.
b) Dokumen Acuan (berupa standar-standar) dengan
memperhatikan ketentuan tersebut pada angka 6 dan 7 diatas.
c) Alinyemen dan Survey
d) Hari Kerja dan Jam Kerja
e) Gangguan dan Keadaan Darurat
f) Pengendalian lingkungan
4) Spesifikasi Khusus :
a) Lapangan
b) Bangunan / Desain / Pengerjaan Spesifikasi
c) Bangunan-bangunan Umum dan Fasilitas-fasilitas public
d) Perancah
e) Pengaturan Lalulintas
f) Pengendalian Lingkup Pekerjaan
5) Spesifikasi Untuk Masing-masing Mata Pekerjaan
a. Apabila salah satu bagian Pekerjaan menggunakan dasar standar
pengerjaan atau standar paprikasi tertentu dengan beberapa
perobahan, maka pertama-tama harus dicantumkan ketentuan
sebagai berikut :
PERUBAHAN
Perubahan ini didasarkan pada standar Standar Nasional (SNI, SII,
SKSNI, dsb) dan Norma Standar Pedoman Manual (NSPM) yang
dikeluarkan Oleh Departemen Kimpraswil untuk barang, bahan
dan jasa / pengerjaan / fabrikasi dari edisi atau revisi terakhir, atau
Peraturan Menteri Pekerjaan Umum No. 28/PRT/M/2016 tentang
Pedoman Analisa Satuan Pekerjaan Bidang Pekerjaan Umum atau
Standar Internasional ( ISO,DSB ) /Standar Negara Asing ( ASTM,
dsb ) pendanaannya ( eqivalennya ) yang secara substansif sama
atau lebih tinggi dari Standar Nasional yang diisyaratkan (satu atau
lebih standar pengerjaan atau standar pabrikan)
Perubahan-perubahan dari ketentuan dasar tersebut dilakukan
dengan cara sebagai berikut :
i.) Kata-kata yang merupakan tambahan dari standar dan
merupakan bagian dari spesifikasi, akan ditampilkan dalam
huruf Kursif Italic
ii.) Kata-kata yang akan di hapus dari standar dan bukan
merupakan bagian dari spesifikasi, akan ditampilkan dalam
huruf yang di coret ( Strike out ) sehingga
kata-kata / kalimat asli dari standar yang digunakan masih
dapat di baca.
b. Lingkup pekerjaan
c. Dokumen acuan ( standar-standar ) yang digunakan
d. Uraian ketentuan-ketentuan untuk mata pekerjaan yang
bersangkutan, apabila tidak digunakan standar tertentu
9. Dalam penawaran dan pelaksanaan pekerjaan, penyedia harus mengikuti
ketentuan sebagai berikut:
1) Penyedia harus menggunakan analisa sesuai dicantumkan dalam
spesisfikasi teknis ini.
2) Penggunaan analisa yang berbeda dalam penawaran harus
melalui pembuktian dan dasar yang kuat serta yang disetujui oleh
pokja ULP.
3) Penggunaan analisa yang berbeda dalam pelaksanaan pekerjaan
harus melalui pembuktian dan dasar yang kuat yang disetujui
oleh direksi.
4) Untuk pekerjaan beton, campuran beton yang digunakan dalam
pelaksanaan adalah campuran beton sesuai Job Mix Formula
(JMF) yang menggunakan bahan/material yg sama dengan yang
digunakan untuk pelaksanaan pekerjaan.
GAMBARAN UMUM KEGIATAN
1. Lokasi Pekerjaan :
Lokasi pekerjaan Rehabilitasi D.I. Bandar Galo Gandang terletak di kabupaten
Tanah Datar, yang dapat ditempuh dengan kendaraan roda empat selama ± 2.5
jam dari pusat kota Padang atau sekitar ± 112 Km dari Kota Padang.
2. Lingkup Pekerjaan :
Pekerjaan berupa : Rehabilitasi D.I. Bandar Galo Landang terletak di
kabupaten Tanah Datar, pekerjaan terdiri dari:
dari :
I. PEKERJAAN PERSIAPAN
II. PEKERJAAN KONSTRUKSI
1. UITZET/PENGUKURAN ULANG
1 2 3 4 5
A Tenaga Kerja
1 Pekerja L.01 OH 0,0084
2 Pembantu Juru Ukur L.06 OH 0,0028
3 Juru Ukur L.05 OH 0,0028
4 - 0
5 - 0
B Bahan
1 - -
2 - -
3 - -
4 - -
5 - -
C Peralatan
1 Waterpass E.50 Sewa-hari 0,0028
2 Theodolit E.43a Sewa-hari 0,0028
Pembayaran
Biaya Uizet/pengukuran Ulang diperhitungkan dalam harga satuan m’ dari
panjang pengukuran.
B. PENGGAMBARAN
1. Gambar untuk keperluan kontrak
a. Gambar kontrak merupakan gambar yang dapat dijadikan referensi
b. Gambar untuk pelaksanaan pekerjaan didasarkan atas pengukuran
MC.0 yang dibuat oleh Penyedia Jasa dan diketahui / disetujui oleh
Direksi
c. Gambar-gambar konstruksi dibuat dan diukur oleh penyedia jasa
yang diawasi langsung oleh direksi dan harus mendapat
persetujuan dari direksi terlebih dahulu sebelum pelaksanaan
pekerjaan dimulai.
2. Gambar-gambar yang harus diserahkan oleh Penyedia Jasa
1 2 3 4 5
Pembayaran
Pembayaran Pekerjaan Dokumentasi, Penggambaran, Pencetakan dan
Scanning Laporan/Administrasiharga satuan lump sum.(Ls).
BAGIAN II
PEKERJAAN KONSTRUKSI
1 2 3 4 5
A Tenaga Kerja
1 Pekerja L.01 OH 0.5630
2 Mandor L.04 OH 0.0563
3 - 0
4 - 0
5 - 0
B Bahan
1 - -
2 - -
3 - -
4 - -
5 - -
C Peralatan
1 - -
2 - -
3 - -
4 - -
5 - -
Pembayaran
Pembayaran pekerjaan galian tanah diperhitungkan dalam harga satuan m3
1 2 3 4 5
A Tenaga Kerja
1 Pekerja L.01 OH 1.3510
2 Mandor L.04 OH 0.1351
3 - 0
4 - 0
5 - 0
B Bahan
1 - -
2 - -
3 - -
4 - -
5 - -
C Peralatan
1 - -
2 - -
3 - -
4 - -
5 - -
Pembayaran
Pembayaran pekerjaan galian tanah berbatu diperhitungkan dalam harga
satuan m3
1 2 3 4 5
A Tenaga Kerja
1 Pekerja L.01 OH 2.7000
2 Tukang L.02 OH 0.9000
3 Mandor L.04 OH 0.2700
4 - 0
5 - 0
B Bahan
1 Batu Kali/Batu Belah M.05 m3 1.2000
2 Pasir Pasang M.14.b m3 0.5200
3 Semen Portland M.15 kg 163.0000
4 -
5 -
C Peralatan
1 - -
Pasangan Batu dengan Mortar Tipe N (setara camp. 1 PC : 4 PP) - Manual,
Batu Bekas Bongkaran:
No. Uraian Kode Satuan Koefisien
1 2 3 4 5
A Tenaga Kerja
1 Pekerja L.01 OH 2.7000
2 Tukang L.02 OH 0.9000
3 Mandor L.04 OH 0.2700
4 - 0
5 - 0
B Bahan
1 Pasir Pasang M.14.b m3 0.5200
2 Semen Portland M.15 kg 163.0000
3 -
4 -
5 -
C Peralatan
1 - -
1 2 3 4 5
A Tenaga Kerja
1 Pekerja L.01 OH 1.4000
2 Mandor L.04 OH 0.1400
3 - 0
4 - 0
5 - 0
B Bahan
1 -
2 -
3 -
4 -
5 -
C Peralatan
1 Palu/Godam To.16 Buah 0.0080
2 Pahat Beton To.15.a Buah 0.0120
3 Linggis To.15.b Buah 0.0200
4 - -
5 - -
1 2 3 4 5
A Tenaga Kerja
1 Pekerja L.01 OH 0.3840
2 Tukang L.02 OH 0.1920
3 Kepala Tukang L.03 OH 0.0190
4 Mandor L.04 OH 0.0190
5 - 0
B Bahan
1 Pasir Pasang M.14.b m3 0.0300
2 Semen Portland M.15 kg 7.7760
3 -
4 -
5 -
C Peralatan
1 - -
Pengukuran dan Pembayaran
Pembayaran dihitung berdasarkan volume pekerjaan plestaran yang sudah
dilaksanakan dengan ukuran per m2.
6. PEKERJAAN ACIAN
Bagian yang di aci adalah bagian pekerjaan yang telah diplester dengan
mortar campuran 1PC : 3PP dengan ketebalan 1,5 cm. Penyedia harus
memperoleh izin dari direksi dalam menentukan bagian yang akan di aci.
Komposisi bahan yang digunakan adalah :
- Semen : 3,250 Kg
1 m2 Pekerjaan Acian
1 2 3 4 5
A Tenaga Kerja
1 Pekerja L.01 OH 0.2000
2 Tukang L.02 OH 0.1000
3 Kepala Tukang L.03 OH 0.0100
4 Mandor L.04 OH 0.0200
5 - 0
B Bahan
1 Semen Portland M.15 kg 3.2500
2 -
3 -
4 -
5 -
C Peralatan
1 - -
2 - -
3 - -
4 - -
5 - -
7. PEKERJAAN BETON
Pekerjaan yang diisyaratkan dalam spesifikasi teknik ini mencakup pembuatan
seluruh struktur beton, yaitu beton K-175, dan beton K-225. Kelas beton yang
digunakan pada masing-masing haruslah seperti yang terdapat dalam gambar
kontrak. Takaran Beton yang digunakan harus sesuai dengan Job Mix
Formula (JMF) dengan menggunakan bahan/material uji sesuai dengan
yang digunakan di lapangan.
a. Bahan Beton
1. Semen
Semen yang dipergunakan untuk pekerjaan beton haruslah tipe
semen Portland Type PCC dari hasil produksi pabrik yang
disetujui direksi.
2. Agregat
Gradasi agregat kasar dan halus harus memenuhi syarat-syarat
yang diberikan dalam standar Nasional Indonesia NI-2
3. Air
Air yang digunakan dalam campuran, perawatan atau pemakaian
lainnya harus bersih dan bebas dari benda yang menggangu seperti
minyak, garam, asam, basa gula atau organis.
b. Pencampuran
1. Proporsi material dan berat penakaran harus ditentukan dengan
mengunakan metoda yang disyaratkan dalam PBI-71 dan sesuai
dengan spesifikasi yang diminta.
2. Beton harus dicampur dalam mesin yang dioperasikan secara
mekanikal dari tipe dan ukuran yang disetujui dan akan menjamin
distribusi yang merata dari material
3. Perbandingan Campuran
Beton harus mengandung semen, agregat bergradasi baik, air dan
bahan addetive bila diperlukan, dicampurkan bersama-sama dan
digunakan untuk menghasilkan kekuatan yang diharapkan. Beton
diklasifikasikan berdasarkan kekuatan tekanan pada umur 28 hari
dengan ukuran maksimum agregat dibuat mengikuti tabel di bawah
ini :
Kuat Nilai
Tipe Ukuran
tekan faktor air Pasir Kerikil Kebutuhan
Campuran Agregat
umur 28 semen Semen
Beton Maksimum
hari maksimum ( kg) ( kg) ( kg )
(mm)
(kg/cm2) (%)
c. Pengecoran
1. Sebelum pengecoran beton dimulai, seluruh acuan tulangan dan
benda lain yang harus dimasukkan kedalam beton harus sudah
ditempatkan pada pengecoran beton, acuan harus dibasahi
(dilumuri) dengan oli bekas agar permukaan beton halus dan licin
2. Pengecoran beton harus dilanjutkan tanpa berhenti sampai dengan
sambungan konstruksi yang telah disetujui atau sampai pekerjaan
selesai.
3. Pengecoran tidak boleh dilaksanakan di tempat terbuka selama ada
badai atau hujan lebat. Semua material dan peralatan pengecoran
harus dilindungi terhadap pengaruh hujan lebat dan badai.
4. Pengecoran beton harus dibuat sedemikian rupa hingga
penempatan dan penanganannya mudah dilakukan tanpa adanya
pemisahan butiran. Adukan beton dicor lapis demi lapis pada
ketebalan tertentu, berurutan mulai dari bawah agar lapisan yang
baru dapat menyatu dengan lapisan dibawahnya, adukan beton
digetar dari lapisan bawah, dengan alat penggetar (Vibrator).
Tidak diperkenankan melakukan pengecoran bila persiapan besi
tulangan dan bagian-bagian yang ditanam, cetakan dan perancah
belum diperiksa dan disetujui Direksi secara tertulis.
Dalam pengecoran beton bertulang, harus dijaga jangan sampai
terjadi pemisahan butiran. Apabila bentuk tulangan pada dasar
cetakan cukup rapat, dicor terlebih dahulu lapisan selimut beton
setebal 3 cm, dengan spasi yang sama dengan yang dibutuhkan
oleh beton di atasnya.
Jika pengecoran permukaan telah mencapai ketinggian lebih dari
yang ditentukan oleh Direksi, kelebihan ini harus segera dibuang.
Semua pengecoran harus selesai dalam waktu 60 menit setelah
keluar dari mesin pengaduk, kecuali jika ditentukan lain oleh
Direksi.
Beton jangan dicor di dalam atau pada aliran air kecuali jika
ditentukan atau disetujui sebelumnya. Air yang mengumpul selama
pengecoran harus segera dibuang. Beton yang dicor di atas beton
lain yang baru saja dicor selama lebih dari 30 menit, kecuali jika
ada konstruksi sambungan yang akan ditentukan kemudian.
Jika pelaksanaan pengecoran dihentikan, lokasi sambungan harus
ditempatkan pada posisi yang benar secara vertical maupun
horizontal, dengan permukaan dibuat kasar atau bergerigi untuk
menahan gesekan dan membentuk ikatan sambungan beton
berikutnya, seperti yang diinginkan oleh Direksi.
Sebelum pengecoran berakhir permukaan beton harus dibuat kasar
atau disambungkan untuk menyingkap agregat. Permukaan beton
harus tetap lembab dan dilindungi dengan mortel semen
(perbandingan berat) 1:2, setebal 1 cm. Semua biaya pengasaran
permukaan dan pekerjaan yang terkait lainnya dianggap sudah
tercakup di dalam harga satuan pekerjaan beton di dalam Rencana
Anggaran Biaya.
Beton harus dicor pada posisi dan urutan-urutan seperti yang
ditunjukan dalam gambar, atau atas petunjuk Direksi. Beton yang
dicor ditempatkan langsung pada cetakannya sedemikian rupa
untuk menghindari pemisahan butiran dan penggeseran tulangan
beton, acuan, atau bagian-bagian yang tertanam, serta membentuk
lapisan-lapisan yang tidak lebih tebal dari 40 cm padat.
Pengecoran harus secara terus menerus hingga mencapai
sambungan yang ditentukan pada gambar atau menurut petunjuk
Direksi.
Beton tidak boleh diangkut dengan peluncur atau dijatuhkan dari
kereta sorong lebih tinggi dari 1,5 meter kecuali jika diizinkan oleh
Direksi untuk menjatuhkan ketempat penampungan
sementara dan kemudian diambil lagi dengan sekop sebelum
dicorkan.
5. Pada saat dicor, beton tidak boleh memiliki temperatur lebih dari
32 Derjat Celcius, jika cuaca sangat panas melebihi 32 derjat
Celcius Kontraktor harus melakukan usaha agar temperatur yang
diinginkan tercapai, seperti mendinginkan agregat dan melakukan
pengecoran di malam hari. Kontraktor tidak berhak menuntut biaya
tambahan untuk pekerjaan tersebut.
d. Penakaran beton
Kontraktor harus menyediakan alat penakar yang disetujui Direksi dan
harus memelihara serta mengoperasi peralatan seperti yang diperlukan
agar secara tepat mengontrol dan menentukan jumlah dari masing-
masing bahan-bahan yang dicampurkan, sesuai dengan petunjuk
Direksi. Peralatan harus mampu memproduksi beton sebanyak (1) satu
hingga (5) lima meter kubik atau lebih per jam secara keseluruhan
dengan mencampurkan agregat, semen, dan air menjadi suatu
campuran yang merata tanpa pemisahan-pemisahan. Juga mampu
mengimbangi perubahan-perubahan kadar air dari agregat, serta
merubah berat material-material yang ikut tercakup.
Jumlah masing-masing bahan-bahan yang membentuk beton tersebut
dapat ditentukan dengan timbangan kecuali jumlah air yang diukur
dengan takaran. Meskipun demikian material beton dapat juga diukur
secara volume, bilamana disetujui oleh Direksi.
Kontraktor yang harus menyediakan penguji berat yang standard dan
peralatan lain yang diperlukan untuk mengecek operasi dan tiap-tiap
skala pengukuran pengaduk tersebut serta melakukan pengujian
periodik terhadap perubahan harga pengukuran dalam pekerjaan-
pekerjaan adukan.
f. Truk Pencampur
Material beton dapat juga dicampur di dalam sebuah truk pencampur.
Drum-drum yang ada pada truk pencampur harus berputar dengan
kecepatan yang dianjurkan oleh pabrik. Operasi pencampuran dapat
dimulai dalam waktu 30 menit setelah bahan-bahan pencampur
tersebut berada di dalam pencampur, setelah itu beton dapat diangkut
menuju tempat pekerjaan dan satu jam setelah penambahan air
pengecoran harus selesai.
Pada saat cuaca panas atau pada kondisi adukan beton yang cepat
mengeras, waktu pencampuran harus kurang dari satu jam sesuai
dengan petunjuk Direksi.
Pengangkutan Beton
Beton harus dipindahkan dari pengaduk beton dan diangkut selambat-
lambatnya dalam 1 jam menuju lokasi pekerjaan yang akan diawasi
oleh Direksi, beton yang diharapkan adalah beton yang mudah
dikerjakan pada tempat pengecoran, maka dijaga agar pengiriman
beton selalu menerus. Semua peralatan yang digunakan untuk
keperluan ini harus dalam keadaan bersih dan kondisi baik.
Jika beton dituangkan dengan alat penuang atau peluncur harus dijaga
agar adukan beton tetap merata dan tidak mengalami pemisahan
butiran.
Slang pompa harus ditempatkan sedemikian rupa hingga aliran beton
tidak terganggu. Kandungan air dan ukuran partikel harus
dipertahankan pada saat beton dipompakan tidak menyumbat pipa.
Kemiringan peluncur untuk membawa adukan beton harus dipilih
sedemikian, agar beton dengan kandungan air minimum mengalir
dengan aliran yang menerus, merata dan tidak terjadi pemisahan
butiran.
g. Pemeriksaan Benda Uji
Pengujian mutu material beton dapat dilakukan oleh kontraktor,
menggunakan laboratorium dan peralatan yang menuhi standart dan
disetujui oleh Direksi Pekerjaan. Pemeriksaan benda uji beton yang
dicor selama pekerjaan berlangsung harus dilaksanakan kontraktor di
laboratorium. Semua biaya-biaya yang timbul adalah menjadi beban
Kontraktor.
Pemeriksaan material beton meliputi pengujian berat jenis, pengujian
penyerapan, pengujian gradasi, pengujian cuci semen, pengujian kadar
udara, pengujian daya tahan agregat kasar, pengujian agregat halus,
serta analisa cuci dari beton. Data pengujian analisa kimia untuk semen
dari pabrik harus ada.
Pengujian mengenai beton selama pekerjaan berlangsung harus
dilaksanakan sebagai berikut:
(a) Pengujian gradasi agregat
Untuk agregat halus sekali setiap 500 m3 dan sewaktu-waktu bila
sumber tempat pengambilannya diganti
Untuk agregat kasar, sekali setiap 500 m3 dan sewaktu-waktu bila
sumber tempat pengambilannya diganti.
(b) Kelembeban permukaan agregat
Dua kali sehari, pagi dan sore
(c) Slump Test :
Dilakukan untuk setiap pengambilan benda uji beton, min. dua kali
sehari, pagi dan sore
(d) Pengujian kandungan udara:
Dua kali sehari, pagi dan sore
(e) Pengujian kekuatan tekan
Sekali setiap 5 m3 per proporsi atau setiap waktu bila diminta oleh
Direksi.
Selama pencetakan dan pengecoran beton, tidak kurang dari dua
contoh setiap hari dan tidak kurang dari satu random contoh untuk
tiap 5 m3 pekerjaan pengecoran yang menerus harus diambil.
Benda uji kekuatan tekan beton berbentuk kubus ukuran 15 cm x
15 cm x 15 cm atau selinder berdiameter 15 cm dan tinggi 30 cm
dari tiap contoh-contoh yang diambil, dilaksanakan pada umur 7
hari dan pada umur 28 hari.
Hasil tes harus dianalisa dan dievaluasi secara statistik. Evaluasi
harus dibuat untuk lebih dari 20 kali tes dengan dasar-dasar berikut
:
(1) Kemungkinan dari pengujian kekuatan di bawah ketentuan-
ketentuan dalam standart mutu kekuatan tidak lebih dari 25
%.
(2) Kemungkinan dari pengujian kekuatan 80 % dari kekuatan
yang ditentukan dalam standart mutu kekuatan bahan dapat
lebih dari 5 %
Slump test dapat dibuat segera sebelum pengecoran dimulai atau
atas perintah Direksi. Semua pengujian-pengujian di atas harus
sesuai dengan ketentuan-ketentuan yang ada dalam standart mutu
beton yang ditetapkan.
Analisa yang digunakan:
1 2 3 4 5
A Tenaga Kerja
1 Pekerja L.01 OH 1,6500
2 Tukang L.02 OH 0,2750
3 Kepala Tukang L.03 OH 0,0280
4 Mandor L.04 OH 0,1650
5 - 0
B Bahan
1 Semen Portland M.15 kg 326
2 Pasir Beton M.14.a kg 760
3 Kerikil M.12 kg 1.029
4 - -
5 - -
C Peralatan
1 - -
1 2 3 4 5
A Tenaga Kerja
1 Pekerja L.01 OH 1.6500
2 Tukang L.02 OH 0.2750
3 Kepala Tukang L.03 OH 0.0280
4 Mandor L.04 OH 0.1650
5 - 0
B Bahan
1 Semen Portland M.15 kg 371
2 Pasir Beton M.14.a kg 698
3 Kerikil M.12 kg 1,047
4 - -
5 - -
C Peralatan
1 - -
Pengukuran dan Pembayaran
Pengukuran beton yang telah digunakan akan diukur dengan jumlah satuan
masing-masing seperti yang tercantum dalam Rencana Anggaran Biaya dan
telah diterima dalam pekerjaan sesuai dengan dimensi yang ditunjukkan
dalam gambar atau yang diperintahkan Direksi. Pengukuran dan pembayaran
dihitung dalam satuan ukuran per m3.
Batang Bulat
Uraian Batang Bulat Biasa
Berulir
1 2 3 4 5
A Tenaga Kerja
1 Pekerja L.01 OH 2.1000
2 Tukang L.02 OH 1.4000
3 Kepala Tukang L.03 OH 0.1400
4 Mandor L.04 OH 0.2100
5 - 0
B Bahan
1 Besi Beton M.55.d kg 105.0000
2 Kawat Beton M.67 kg 2.1000
3 - -
4 - -
5 - -
C Peralatan
1 - -
1 2 3 4 5
A Tenaga Kerja
1 Pekerja L.01 OH 0,2000
2 Tukang L.02 OH 0,1000
3 Kepala Tukang L.03 OH 0,0100
4 Mandor L.04 OH 0,0200
5 - 0
B Bahan
C Peralatan
1 - -
Pengukuran dan pembayaran
Pengukuran dan pembayaran dihitung berdasarkan yang terdapat dalam
Rencana Anggaran Biaya seperti yang tertera dalam kontrak yaitu dalam
satuan m2.
1 2 3 4 5
A Tenaga Kerja
1 Pekerja L.01 OH 0.3300
2 Mandor L.04 OH 0.0330
3 - 0
4 - 0
5 - 0
B Bahan
1 - -
2 - -
3 - -
4 - -
5 - -
C Peralatan
1 - -
2 - -
3 - -
4 - -
5 - -
Spesifikasi Pintu :
b : 0.80 m
tinggi frame : 2.00 m
frem : Siku70 Ulir 1,75 mm
Daun Pintu 8 mm
13. PENGECATAN
Pengecatan dilakukan untuk menutupi dan melindungi permungkaan pipa
galfanis untuh handrail dan realing handrail . pengecatan dilakukan secara
merata hingga seluruh permukaan yang akan ditutupi cat tertutup sempurna.
Pengukuran dan Pembayaran
Pembayaran dihitung dalam satuan meter luas m².