Anda di halaman 1dari 32

SPESIFIKASI TEKNIS DAN GAMBAR

SPESIFIKASI TEKNIS

1. Penyedia Jasa harus melindungi Pemilik dari tuntutan atas paten, lisensi, serta
hak cipta yang melekat pada barang bahan dan jasa yang digunakan atau
disediakan oleh Penyedia jasa untuk pelaksanaan pekerjaan.
2. Apabila ada perbedaan antara standar yang diisyaratkan dengan standar yang
diajukan oleh Penyedia jasa, penyedia jasa harus menjelaskan secara tertulis
kepada Direksi pekerjaan, sekurang-kurangnya 28 hari sebelum Direksi
pekerjaan menetapkan setuju atau tidak.
3. Dalam hal Direksi pekerjaan menetapkan bahwa standar yang diajukan
Penyedia Jasa tidak menjamin secara substansif sama atau lebih tinggi dari
standar yang diisyaratkan, maka penyedia jasa harus tetap memenuhi
ketentuan standar yang diisyaratkan dalam dokumen kontrak.
4. Satu perangkat spesifikasi yang tepat dan jelas merupakan kebutuhan awal
bagi para calon penawar untuk dapat menyusun penawaran realistis dan
kompetitif, sesuai dengan kebutuhan pemilik tanpa catatan atau persyaratan
lain dalam penawaran mereka.
5. Kecuali ditentukan lain dalam kontrak spesifikasi harus mensyaratkan bahwa
semua barang dan bahan yang akan digunakan dalam pekerjaan baru, belum
digunakan, dari tipe/model yang terakhir diproduksi/dikeluarkan, dan
termasuk semua penyempurnaan yang berlaku terhadap desain dan bahan
yang digunakan.
6. Dalam spesifikasi agar menggunakan sebanyak mungkin Standar Nasional
(SNI, SII, SKSNI, dsb) dan Norma Standar Pedoman Manual (NSPM) yang
dikeluarkan Oleh Departemen Kimpraswil untuk barang, bahan dan jasa /
pengerjaan / fabrikasi dari edisi atau revisi terakhir, atau Peraturan Menteri
Pekerjaan Umum No. 28/PRT/M/2016 tentang Pedoman Analisa Satuan
Pekerjaan Bidang Pekerjaan Umum atau Standar Internasional ( ISO,DSB )
/Standar Negara Asing ( ASTM, dsb ) pendanaannya ( eqivalennya ) yang
secara substansif sama atau lebih tinggi dari Standar Nasional yang
diisyaratkan. Apabila standar nasional untuk barang, bahan dan
Pengerjaan/jasa/febrikasi tentu belum ada, dapat digunakan Standar
Internasional atau Standar Negara Asing.
7. Standar satuan pada ukuran yang digunakan pada dasarnya adalah MKS,
sedangkan penggunaan Standar satuan ukuran lainnya, dapat digunakan
sepanjang hal tersebut tidak dapat dielakan.
8. Spesifikasi dapat terdiri dari tetapi tidak terbatas pada :
1) Lingkup Pekerjaan, termasuk ketentuan angka 7 diatas
2) Pekerjaan-pekerjaan yang tidak termasuk dalam kontrak
3) Spesifikasi Umum :
a) Peraturan serta undang-undang terkait misalnya
- UU Tentang Lingkungan Hidup
- UU Tentang Keselamatan Kerja
- UU Tentang Jasa Konstruksi
- UU / PP / SK Bersama / KPTS tentang Tenaga Kerja
- Perda Terkait dsb.
b) Dokumen Acuan (berupa standar-standar) dengan
memperhatikan ketentuan tersebut pada angka 6 dan 7 diatas.
c) Alinyemen dan Survey
d) Hari Kerja dan Jam Kerja
e) Gangguan dan Keadaan Darurat
f) Pengendalian lingkungan
4) Spesifikasi Khusus :
a) Lapangan
b) Bangunan / Desain / Pengerjaan Spesifikasi
c) Bangunan-bangunan Umum dan Fasilitas-fasilitas public
d) Perancah
e) Pengaturan Lalulintas
f) Pengendalian Lingkup Pekerjaan
5) Spesifikasi Untuk Masing-masing Mata Pekerjaan
a. Apabila salah satu bagian Pekerjaan menggunakan dasar standar
pengerjaan atau standar paprikasi tertentu dengan beberapa
perobahan, maka pertama-tama harus dicantumkan ketentuan
sebagai berikut :
PERUBAHAN
Perubahan ini didasarkan pada standar Standar Nasional (SNI, SII,
SKSNI, dsb) dan Norma Standar Pedoman Manual (NSPM) yang
dikeluarkan Oleh Departemen Kimpraswil untuk barang, bahan
dan jasa / pengerjaan / fabrikasi dari edisi atau revisi terakhir, atau
Peraturan Menteri Pekerjaan Umum No. 28/PRT/M/2016 tentang
Pedoman Analisa Satuan Pekerjaan Bidang Pekerjaan Umum atau
Standar Internasional ( ISO,DSB ) /Standar Negara Asing ( ASTM,
dsb ) pendanaannya ( eqivalennya ) yang secara substansif sama
atau lebih tinggi dari Standar Nasional yang diisyaratkan (satu atau
lebih standar pengerjaan atau standar pabrikan)
Perubahan-perubahan dari ketentuan dasar tersebut dilakukan
dengan cara sebagai berikut :
i.) Kata-kata yang merupakan tambahan dari standar dan
merupakan bagian dari spesifikasi, akan ditampilkan dalam
huruf Kursif Italic
ii.) Kata-kata yang akan di hapus dari standar dan bukan
merupakan bagian dari spesifikasi, akan ditampilkan dalam
huruf yang di coret ( Strike out ) sehingga
kata-kata / kalimat asli dari standar yang digunakan masih
dapat di baca.

b. Lingkup pekerjaan
c. Dokumen acuan ( standar-standar ) yang digunakan
d. Uraian ketentuan-ketentuan untuk mata pekerjaan yang
bersangkutan, apabila tidak digunakan standar tertentu
9. Dalam penawaran dan pelaksanaan pekerjaan, penyedia harus mengikuti
ketentuan sebagai berikut:
1) Penyedia harus menggunakan analisa sesuai dicantumkan dalam
spesisfikasi teknis ini.
2) Penggunaan analisa yang berbeda dalam penawaran harus
melalui pembuktian dan dasar yang kuat serta yang disetujui oleh
pokja ULP.
3) Penggunaan analisa yang berbeda dalam pelaksanaan pekerjaan
harus melalui pembuktian dan dasar yang kuat yang disetujui
oleh direksi.
4) Untuk pekerjaan beton, campuran beton yang digunakan dalam
pelaksanaan adalah campuran beton sesuai Job Mix Formula
(JMF) yang menggunakan bahan/material yg sama dengan yang
digunakan untuk pelaksanaan pekerjaan.
GAMBARAN UMUM KEGIATAN

1. Lokasi Pekerjaan :
Lokasi pekerjaan Rehabilitasi D.I. Bandar Galo Gandang terletak di kabupaten
Tanah Datar, yang dapat ditempuh dengan kendaraan roda empat selama ± 2.5
jam dari pusat kota Padang atau sekitar ± 112 Km dari Kota Padang.

2. Lingkup Pekerjaan :
Pekerjaan berupa : Rehabilitasi D.I. Bandar Galo Landang terletak di
kabupaten Tanah Datar, pekerjaan terdiri dari:
dari :
I. PEKERJAAN PERSIAPAN
II. PEKERJAAN KONSTRUKSI

3. Lokasi untuk Akomodasi Tambahan


Jika penyedia jasa yang memanfaatkan izin jalan khusus atau sementara
akomodasi tambahan yang diperolehnya menurut persyaratan kontrak atau
suatu tempat untuk pembuangan bahan-bahan yang berlebihan, maka harus
memperoleh persetujuan tertulis dari pemilik dan pemukim atau penguasa yang
berhak atas lahan dimana izin jalan, akomodasi / tempat pembuangan bahan-
bahan yang berlebihan tersebut terdapat dan harus membuat bukti tercatat yang
harus disetujui oleh pemilik pemukim atau penguasa sebagaimana disebutkan
terdahulu mengenai kondisi permukaan lahan tersebut memasuki daerah itu
harus mengembalikannya lagi setelah selesai pelaksanaan pekerjaan / kegiatan
atas biayanya sendiri dan harus memuaskan pemilik, pemukim, penguasa, dan
direksi sesuai persyaratan kontrak.
Sekiranya penyedia jasa yang memanfaatkan suatu izin jalan khusus atau
sementara akomodasi tambahan yang disediakan baginya oleh pengguna jasa
untuk kepentingan kontrak, lahan dimana tempat izin jalan atau akomodasi
tambahan tersebut berada harus dianggap menjadi bagian dari lokasi seperti
ditentukan dalam persyaratan kontrak.
Sekirannya penyedia jasa yang memanfaatkan suatu izin jalan khusus atau
sementara atau akomodasi tambahan yang disediakan bagiannya oleh
pengguna jasa untuk kepentingan kontrak, lahan dimana tempat ijin jalan atau
akomodasi tambahan tersebut berada harus dianggap menjadi bagian dari
lokasi seperti ditentukan dalam persyaratan kontrak.
BAGIAN I
PEKERJAAN PERSIAPAN

1. UITZET/PENGUKURAN ULANG

Pekerjaan pengukuran tersebut dimaksud dalam rangka menentukan arah


trase sungai/saluran juga mengukur potongan memanjang dan potongan
melintang sungai/saluran, elevasi dasar sungai, elevasi tanggul sungai, serta
elevasi bangunan air misalnya : jembatan dan jalan inspeksi, gorong-gorong,
stop lock, dan lain-lain..
Atas persetujuan Direksi, penyedia jasa harus memberikan data pengukuran
sebanyak kepada Direksi dalam rangkap 6 (enam), semua data yang ada dalam
form usulan yang memberi detail lokasi dan elevasi tiap-tiap titik tetap yang
dipakai atau dibangun atau dibuat oleh penyedia jasa.
Metoda pengukuran dipakai atas persetujuan Direksi. Buku-buku lapangan
dan tabel data tersedia dan dirawat dengan baik guna pemeriksaan,
pengecekan oleh Direksi apabila diperintahkan.
Ketinggian dalam pengukuran harus selalu dalam batas-batas keseksamaan
sebagai berikut :
a. Titik tampang lintang, boleh terletak kurang dari 25 m, dari posisi yang
ditentukan baik dalam arah vertikal maupun horizontal.
b. Pengukuran titik tinggi harus diselesaikan pada sebuah titik petak atau
dibawa kembali ke titik persamaan.
c. Patok-patok yang menunjukan tinggi akhir dari pekerjaan tanah harus
dipasang tidak melewati 2,5 mm dari titik tinggi yang benar.
d. Garis singgung dan lengkung, perbedaannya dengan yang benar khusus
kurang dari 20 mm terhadap posisi yang benar titik untuk bangunan harus
terletak tidak lebih dari 2,5 mm dari kedudukan yang sebenarnya.
e. Kecuali pada pekerjaan pemasangan baja, dan peralatan yang memerlukan
ketelitian yang lebih tinggi.

Analisa yg digunakan berdasarkan lebar potongan melintang pengukuran


yang ditentukan sesuai KAK:
- lebar penampang melintang ≤ 10 m
No. Uraian Kode Satuan Koefisien

1 2 3 4 5
A Tenaga Kerja
1 Pekerja L.01 OH 0,0084
2 Pembantu Juru Ukur L.06 OH 0,0028
3 Juru Ukur L.05 OH 0,0028
4 - 0
5 - 0

B Bahan
1 - -
2 - -
3 - -
4 - -
5 - -

C Peralatan
1 Waterpass E.50 Sewa-hari 0,0028
2 Theodolit E.43a Sewa-hari 0,0028

Pembayaran
Biaya Uizet/pengukuran Ulang diperhitungkan dalam harga satuan m’ dari
panjang pengukuran.

2. DOKUMENTASI, PENGGAMBARAN, PENCETAKAN DAN


SCANNING LAPORAN/ADMINISTRASI

Penyedia jasa diwajibkan membuat semua bentuk dokumen administrasi,


Penyedia jasa diwajibkan menyiapkan gambar Shop Drawing (MC.0) gambar
addendum (jika ada), Asbuilt Drawing (MC.100) dan keperluan lain selama
berlangsungnya proyek. diantaranya RMK, Time/Re Schedule, Addendum,
Laporan Harian, Laporan Mingguan, Back Up Termin, , dll dan diserahkan
kepada Direksi dalam bentuk hard copy, soft copy dan hasil scan dalam
format pdf sebelum Penyerahan pertama dilaksanakan hard copy diserahkan
sebanyak 6 (Enam) rangkap, gambar-gambar dan laporan diserahkan
sebelum penyerahan pekerjaan Ke-I (satu) / PHO.
A. FOTO DOKUMENTASI
- Penyedia jasa diwajibkan mengambil foto dokumentasi setiap pekerjaan
yang akan dilaksanakan. Dengan pengambilan foto :
Sebelum dilaksanakan ( 0% ), sedang dilaksanakan (50%) dan selesai
dilaksanakan (100%) dengan arah dan posisi yang sama. Foto-foto tersebut
disusun dengan menampilkan kondisi 0%, 50% dan 100% setiap item dan
bagian pekerjaan serta dicetak pada kertas foto / inkjet paper ukuran A4
sebanyak 6 (enam) rangkap dan diserahkan kepada Direksi sebelum
Penyerahan pertama dilaksanakan
- Dalam pengambilan foto dokumentasi penyedia jasa diwajibkan memakai
kamera digital/SLR dan menyerahkan file-file foto berbentuk CD kepada
Direksi Setiap pengambilan hasil prestasi pekerjaan

B. PENGGAMBARAN
1. Gambar untuk keperluan kontrak
a. Gambar kontrak merupakan gambar yang dapat dijadikan referensi
b. Gambar untuk pelaksanaan pekerjaan didasarkan atas pengukuran
MC.0 yang dibuat oleh Penyedia Jasa dan diketahui / disetujui oleh
Direksi
c. Gambar-gambar konstruksi dibuat dan diukur oleh penyedia jasa
yang diawasi langsung oleh direksi dan harus mendapat
persetujuan dari direksi terlebih dahulu sebelum pelaksanaan
pekerjaan dimulai.
2. Gambar-gambar yang harus diserahkan oleh Penyedia Jasa

Penyedia jasa sebelum melaksanakan kegiatan harus menyerahkan


kepada direksi, gambar rencana pelaksanaan / gambar konstruksi dan
penyedia jasa harus melaksanakan pekerjaan sesuai dengan gambar
yang disetujui oleh direksi, tanpa ada tambahan pembayaran apapun.
Jika kontraktor memperkirakan bahwa perubahan-perubahan tersebut
akan menambah tanggung jawab penyedia jasa menurut kontrak ,
maka penyedia jasa harus menyampaikan pernyataan tertulis kepada
direksi dalam waktu 7 ( tujuh ) hari setelah menerima perubahan-
perubahan tersebut dan harus menentukan hal-hal khusus yang
dirasakan memberatkan. Direksi akan mempertimbangkan masalah
tersebut.

3. Persetujuan atas gambar

Pemeriksaan atau pertimbangan tentang usulan-usulan, gambar-


gambar atau dokumen atau direksi yang diserahkan oleh penyedia jasa
untuk memperoleh persetujuan direksi maupun persetujuan yang
berkenaan dengan hal tesebut, baik dengan atau tanpa perubahan-
perubahan, tidak boleh dibebaskan penyedia jasa dari suatu tanggung
jawab atas kekurangan yang dibebankan kepada penyedia jasa sesuai
ketentuan kontrak. Sekiranya terdapat gambar-gambar yang tidak
sesuai dengan persyaratan-persyaratan kontrak setelah persetujuan
diberikan oleh direksi terhadap gambar-gambar yang diserahkan
terdahulu, maka berbagai perubahan dan tambahan yang dianggap
perlu oleh direksi harus dilakukan penyedia jasa dan pekerjaan
tersebut harus dilaksanakan penyedia jasa tanpa ada tambahan
pembayaran.

4. Gambar Asbuilt Drawing

Gambar asbuilt drawing dibuat apabila pekerjaan sudah selesai 100


% ( sebelum serah terima pertama ). Untuk mendapatkan ukuran dan
elevasinya perlu dilakukan pengukuran terakhir yang mengambil
bentuk kondisi lapangan yang sesungguhnya dan telah siap
dilaksanakan. Gambar asbuilt drawing dibuat rangkap 6 ( Enam)
semua biaya-biaya yang dikeluarkan untuk pembuatan gambar-
gambar tersebut diatas secara proporsional sudah harus dimasukkan
dalam harga satuan pekerjaan yang dilaksanakan.

Analisa yang digunakan:


No. Uraian Kode Satuan Koefisien

1 2 3 4 5

Pencetakan gambar layout, tampak,


1 LA.07.cx lembar 40,0000
potongan dan detail uk. A3

2 Penggambaran dengan CAD LA.07.a buah 1,0000

Pengadaan dan Scanning


3 LA.08.ax buku 21,0000
Pelaporan/Kontrak/Buku
Foto Dokumentasi dengan Kamera
4 LA.05.b Set 1,0000
Digital
1 Set Foto Dan Video Dokumentasi
5 Ls 1,0000
Menggunakan Drone

Pembayaran
Pembayaran Pekerjaan Dokumentasi, Penggambaran, Pencetakan dan
Scanning Laporan/Administrasiharga satuan lump sum.(Ls).
BAGIAN II
PEKERJAAN KONSTRUKSI

1. PEKERJAAN GALIAN BIASA


Yang dimaksud dengan pekerjaan galian adalah semua pekerjaan galian yang
ditunjukkan dalam gambar konstruksi dengan menggunakan peralaltan
mekanis, hasil galian dibuang kelokasi dimana tempat tersebut tidak
mengganggu lokasi pekerjaan konstruksi dan hasil buangan harus dirapikan.
Penyedia Jasa harus menyerahkan rencana pelaksanaan pekerjaan galian
kepada Direksi sebelum kegiatan di atas dilaksanakan. Apabila menurut hasil-
hasil investigasi geologi menunjukkan bahwa semua material yang digali tidak
cocok untuk dimanfaatkan sebagai bahan timbunan, maka material tersebut
harus dibuang di tempat pembuangan (Disposal Area) yang akan ditunjukkan
oleh Direksi.
Semua galian harus dikerjakan sesuai dengan garis-garis dan elevasi yang
tercantum pada gambar atau garis dan elevasi tertentu sesuai dengan petunjuk
Direksi. Kontraktor harus merapikan semua galian sesuai garis-garis dan
elevasi yang tercantum pada gambar atau petunjuk Direksi.
Bila galian berikut perapiannya telah selesai dikerjakan, Direksi harus
diberitahu untuk melakukan pemeriksaan hasil pekerjaan. Sebelum diperiksa
dan disetujui Direksi, galian tidak diperkenankan ditimbun kembali atau
ditutup dengan beton. Kontraktor boleh melanjutkan pekerjaan tahap
berikutnya setelah mendapat ijin tertulis dari Wakil Direksi.
Semua akibat penggalian atau kelebihan penggalian yang dikerjakan oleh
Kontraktor untuk tujuan dan alasan tertentu kecuali atas perintah Direks
adalah menjadi beban Kontraktor. Jika diperlukan untuk mengatasi semua
akibat penggalian dan kelebihan galian tersebut, diisi dengan tanah yang
dipadatkan, pasir, kerikil atau beton atau bahan lain yang ditetapkan oleh
Direksi atas biaya Kontraktor.
Besarnya penggalian pada bangunan diukur sesuai dengan garis-garis dan
elevasi yang tercantum pada gambar atau jika tidak tercantum pada gambar,
sesuai dengan garis-garis dan elevasi berdasarkan pada ketentuan yang disebut
dalam Spesifikasi Teknik. Tanpa memperhatikan volume yang dikerjakan
sebenarnya. Besarnya pembayaran penggalian atau pembongkaran material di
luar ukuran yang sudah dijelaskan, kecuali penggalian atau pembongkaran
tertentu atas perintah Direksi.
Pada pekerjaan Galian Tanah Biasa jenis kegiatan :
Analisa yang digunakan:
1 m3 Galian Tanah Bias a

No. Uraian Kode Satuan Koefisien

1 2 3 4 5
A Tenaga Kerja
1 Pekerja L.01 OH 0.5630
2 Mandor L.04 OH 0.0563
3 - 0
4 - 0
5 - 0

B Bahan
1 - -
2 - -
3 - -
4 - -
5 - -

C Peralatan
1 - -
2 - -
3 - -
4 - -
5 - -

Pembayaran
Pembayaran pekerjaan galian tanah diperhitungkan dalam harga satuan m3

2. GALIAN TANAH BERBATU


Yang dimaksud dengan pekerjaan galian adalah semua pekerjaan galian yang
ditunjukkan dalam gambar konstruksi dengan menggunakan peralaltan
mekanis, hasil galian dibuang kelokasi dimana tempat tersebut tidak
mengganggu lokasi pekerjaan konstruksi dan hasil buangan harus dirapikan.
Penyedia Jasa harus menyerahkan rencana pelaksanaan pekerjaan galian
kepada Direksi sebelum kegiatan di atas dilaksanakan. Apabila menurut hasil-
hasil investigasi geologi menunjukkan bahwa semua material yang digali tidak
cocok untuk dimanfaatkan sebagai bahan timbunan, maka material tersebut
harus dibuang di tempat pembuangan (Disposal Area) yang akan ditunjukkan
oleh Direksi.
Semua galian harus dikerjakan sesuai dengan garis-garis dan elevasi yang
tercantum pada gambar atau garis dan elevasi tertentu sesuai dengan petunjuk
Direksi. Kontraktor harus merapikan semua galian sesuai garis-garis dan
elevasi yang tercantum pada gambar atau petunjuk Direksi.
Bila galian berikut perapiannya telah selesai dikerjakan, Direksi harus
diberitahu untuk melakukan pemeriksaan hasil pekerjaan. Sebelum diperiksa
dan disetujui Direksi, galian tidak diperkenankan ditimbun kembali atau
ditutup dengan beton. Kontraktor boleh melanjutkan pekerjaan tahap
berikutnya setelah mendapat ijin tertulis dari Wakil Direksi.
Semua akibat penggalian atau kelebihan penggalian yang dikerjakan oleh
Kontraktor untuk tujuan dan alasan tertentu kecuali atas perintah Direks
adalah menjadi beban Kontraktor. Jika diperlukan untuk mengatasi semua
akibat penggalian dan kelebihan galian tersebut, diisi dengan tanah yang
dipadatkan, pasir, kerikil atau beton atau bahan lain yang ditetapkan oleh
Direksi atas biaya Kontraktor.
Besarnya penggalian pada bangunan diukur sesuai dengan garis-garis dan
elevasi yang tercantum pada gambar atau jika tidak tercantum pada gambar,
sesuai dengan garis-garis dan elevasi berdasarkan pada ketentuan yang disebut
dalam Spesifikasi Teknik. Tanpa memperhatikan volume yang dikerjakan
sebenarnya. Besarnya pembayaran penggalian atau pembongkaran material di
luar ukuran yang sudah dijelaskan, kecuali penggalian atau pembongkaran
tertentu atas perintah Direksi.
Analisa yang digunakan:
No. Uraian Kode Satuan Koefisien

1 2 3 4 5
A Tenaga Kerja
1 Pekerja L.01 OH 1.3510
2 Mandor L.04 OH 0.1351
3 - 0
4 - 0
5 - 0

B Bahan
1 - -
2 - -
3 - -
4 - -
5 - -

C Peralatan
1 - -
2 - -
3 - -
4 - -
5 - -

Pembayaran
Pembayaran pekerjaan galian tanah berbatu diperhitungkan dalam harga
satuan m3

3. PASANGAN BATU KALI DENGAN MORTAR TIPE N (MUTU PP


TERTENTU SETARA DENGAN CAMPURAN 1 PC:4 PP)
a. Batu untuk Pasangan
Semua batu tersebut dikumpulkan disuatu tempat sedemikian rupa
diusahakan menjadi sedikit basah pada saat akan digunakan dan berukuran
hampir satu sama lain agar tidak ada rongga yang besar diantara batu-batu
tersebut.
Penggunaan batu yang bulat hanya diizinkan dalam jumlah yang terbatas
dicampur dengan batu bersudut tajam, batu yang bulat tidak boleh
digunakan untuk dinding yang mempunyai ketebalan kurang dari 30 cm.
b. Pemasangan
Batu tersebut dengan basah secukupnya sebelum dipasang dan harus
ditempatkan dengan tangan sedemikian rupa sehingga tiap-tiap batu
dikelilingi oleh mortal semen seluruhnya melekat satu sama lain.
Batu harus disesuaikan dengan ukurannya, tiap-tiap batu harus terselubung
didalam mortal.
c. Mortal Semen Untuk Perekat
Pasangan batu berdasarkan persyaratan campuran semen dan pasir
digunakan mortal semen yang digunakan adalah sebagai perekat dan harus
sesuai dengan tipe pasangan batu yang digunakan, kemudian perbandingan
semen dan pasir adalah 1 bagian semen porland berbanding empat bagian
pasir ( 1 : 4 ) digunakan untuk semua bangunan yang menggunakan
pasangan batu dan sebagainya.
Penggunaan mortal semen untuk pasangan batu harus sesuai dengan
persyaratan atau atas petunjuk Direksi.
d. Rencana Kebutuhan Bahan untuk camp 1 : 4 :
Pasangan batu kali yang dipakai adalah dengan menggunakan
perbandingan camp 1 : 4 dengan analisa:
Pasangan Batu dengan Mortar Tipe N (setara camp. 1 PC : 4 PP) – Manual

No. Uraian Kode Satuan Koefisien

1 2 3 4 5
A Tenaga Kerja
1 Pekerja L.01 OH 2.7000
2 Tukang L.02 OH 0.9000
3 Mandor L.04 OH 0.2700
4 - 0
5 - 0

B Bahan
1 Batu Kali/Batu Belah M.05 m3 1.2000
2 Pasir Pasang M.14.b m3 0.5200
3 Semen Portland M.15 kg 163.0000
4 -
5 -

C Peralatan
1 - -
Pasangan Batu dengan Mortar Tipe N (setara camp. 1 PC : 4 PP) - Manual,
Batu Bekas Bongkaran:
No. Uraian Kode Satuan Koefisien

1 2 3 4 5
A Tenaga Kerja
1 Pekerja L.01 OH 2.7000
2 Tukang L.02 OH 0.9000
3 Mandor L.04 OH 0.2700
4 - 0
5 - 0

B Bahan
1 Pasir Pasang M.14.b m3 0.5200
2 Semen Portland M.15 kg 163.0000
3 -
4 -
5 -

C Peralatan
1 - -

Pengukuran dan Pembayaran


Pengukuran untuk pekerjaan pasangan batu kali berdasarkan yang sudah
terpasang.
Pembayaran pasangan batu dibuat dalam satuan per m3 seperti yang ada pada
gambar dan tercantum dalam Rencana Anggaran Biaya .
Harga satuan mencakup semua biaya upah pekerja, material dan peralatan
pelaksanaan pekerjaan termasuk pengadaan, pengangkutan, pasir, semen dan
pembuatan mortel berikut pemasangan dan pekerjaan finishing.

4. BONGKARAN PASANGAN BATU DAN PEMBERSIHAN BATU


(MANUAL)
Pasangan yang dibongkar adalah Pasangan yang mengalami rusak yang
cukup signifikan (tidak dimungkinkan dilakukan perbaikan). Pasangan yang
dibongkar harus atas izin Direksi. Dalam pembongkaran harus diusahakan
sedemikian rupa sehingga tidak mengakibatkan getaran yang berlebihan dan
tidak merusak. Batu bekas bongkaran harus dibersihkan kembali karena akan
dimanfaatkan kembali.
1 m3 Bongkar Pas angan Batu dan Pembersihan Batu - Manual

No. Uraian Kode Satuan Koefisien

1 2 3 4 5
A Tenaga Kerja
1 Pekerja L.01 OH 1.4000
2 Mandor L.04 OH 0.1400
3 - 0
4 - 0
5 - 0

B Bahan
1 -
2 -
3 -
4 -
5 -

C Peralatan
1 Palu/Godam To.16 Buah 0.0080
2 Pahat Beton To.15.a Buah 0.0120
3 Linggis To.15.b Buah 0.0200
4 - -
5 - -

Pengukuran dan Pembayaran


Pengukuran dan Pembayaran Pekerjaan BongkaranPasangan Batu dan
Pembersihan Batu dihitung berdasarkan pekerjaan yang telah selesai
dilaksanakan dalam harga satuan per meter kubik (M³).

5. PLESTERAN MORTAR JENIS PC-PP TIPE S (1 PC:3 PP)


Bagian atas pasangan batu kali, pada dinding luar, dan bagian lain yang
nampak harus diplester dengan mortal campuran 1 : 3. Spesifikasi bahan
semen, pasir dan air yang digunakan sama dengan spesifikasi pasangan batu
kali camp 1 : 4 seperti pada item tersebut diatas.
Analisa yang digunakan:
No. Uraian Kode Satuan Koefisien

1 2 3 4 5
A Tenaga Kerja
1 Pekerja L.01 OH 0.3840
2 Tukang L.02 OH 0.1920
3 Kepala Tukang L.03 OH 0.0190
4 Mandor L.04 OH 0.0190
5 - 0

B Bahan
1 Pasir Pasang M.14.b m3 0.0300
2 Semen Portland M.15 kg 7.7760
3 -
4 -
5 -

C Peralatan
1 - -
Pengukuran dan Pembayaran
Pembayaran dihitung berdasarkan volume pekerjaan plestaran yang sudah
dilaksanakan dengan ukuran per m2.

6. PEKERJAAN ACIAN
Bagian yang di aci adalah bagian pekerjaan yang telah diplester dengan
mortar campuran 1PC : 3PP dengan ketebalan 1,5 cm. Penyedia harus
memperoleh izin dari direksi dalam menentukan bagian yang akan di aci.
Komposisi bahan yang digunakan adalah :
- Semen : 3,250 Kg
1 m2 Pekerjaan Acian

No. Uraian Kode Satuan Koefisien

1 2 3 4 5
A Tenaga Kerja
1 Pekerja L.01 OH 0.2000
2 Tukang L.02 OH 0.1000
3 Kepala Tukang L.03 OH 0.0100
4 Mandor L.04 OH 0.0200
5 - 0

B Bahan
1 Semen Portland M.15 kg 3.2500
2 -
3 -
4 -
5 -

C Peralatan
1 - -
2 - -
3 - -
4 - -
5 - -

Pengukuran dan Pembayaran


Pengukuran dan Pembayaran dihitung berdasarkan volume pekerjaan
Acainyang sudah dilaksanakan dengan ukuran per m2.

7. PEKERJAAN BETON
Pekerjaan yang diisyaratkan dalam spesifikasi teknik ini mencakup pembuatan
seluruh struktur beton, yaitu beton K-175, dan beton K-225. Kelas beton yang
digunakan pada masing-masing haruslah seperti yang terdapat dalam gambar
kontrak. Takaran Beton yang digunakan harus sesuai dengan Job Mix
Formula (JMF) dengan menggunakan bahan/material uji sesuai dengan
yang digunakan di lapangan.

a. Bahan Beton
1. Semen
Semen yang dipergunakan untuk pekerjaan beton haruslah tipe
semen Portland Type PCC dari hasil produksi pabrik yang
disetujui direksi.
2. Agregat
Gradasi agregat kasar dan halus harus memenuhi syarat-syarat
yang diberikan dalam standar Nasional Indonesia NI-2

3. Air
Air yang digunakan dalam campuran, perawatan atau pemakaian
lainnya harus bersih dan bebas dari benda yang menggangu seperti
minyak, garam, asam, basa gula atau organis.
b. Pencampuran
1. Proporsi material dan berat penakaran harus ditentukan dengan
mengunakan metoda yang disyaratkan dalam PBI-71 dan sesuai
dengan spesifikasi yang diminta.
2. Beton harus dicampur dalam mesin yang dioperasikan secara
mekanikal dari tipe dan ukuran yang disetujui dan akan menjamin
distribusi yang merata dari material
3. Perbandingan Campuran
Beton harus mengandung semen, agregat bergradasi baik, air dan
bahan addetive bila diperlukan, dicampurkan bersama-sama dan
digunakan untuk menghasilkan kekuatan yang diharapkan. Beton
diklasifikasikan berdasarkan kekuatan tekanan pada umur 28 hari
dengan ukuran maksimum agregat dibuat mengikuti tabel di bawah
ini :

Kuat Nilai
Tipe Ukuran
tekan faktor air Pasir Kerikil Kebutuhan
Campuran Agregat
umur 28 semen Semen
Beton Maksimum
hari maksimum ( kg) ( kg) ( kg )
(mm)
(kg/cm2) (%)

A (K-225) 225 40 (2) 50 698 1.047 371

B (K-175) 175 41 (4) 50 760 1.029 326

c. Pengecoran
1. Sebelum pengecoran beton dimulai, seluruh acuan tulangan dan
benda lain yang harus dimasukkan kedalam beton harus sudah
ditempatkan pada pengecoran beton, acuan harus dibasahi
(dilumuri) dengan oli bekas agar permukaan beton halus dan licin
2. Pengecoran beton harus dilanjutkan tanpa berhenti sampai dengan
sambungan konstruksi yang telah disetujui atau sampai pekerjaan
selesai.
3. Pengecoran tidak boleh dilaksanakan di tempat terbuka selama ada
badai atau hujan lebat. Semua material dan peralatan pengecoran
harus dilindungi terhadap pengaruh hujan lebat dan badai.
4. Pengecoran beton harus dibuat sedemikian rupa hingga
penempatan dan penanganannya mudah dilakukan tanpa adanya
pemisahan butiran. Adukan beton dicor lapis demi lapis pada
ketebalan tertentu, berurutan mulai dari bawah agar lapisan yang
baru dapat menyatu dengan lapisan dibawahnya, adukan beton
digetar dari lapisan bawah, dengan alat penggetar (Vibrator).
Tidak diperkenankan melakukan pengecoran bila persiapan besi
tulangan dan bagian-bagian yang ditanam, cetakan dan perancah
belum diperiksa dan disetujui Direksi secara tertulis.
Dalam pengecoran beton bertulang, harus dijaga jangan sampai
terjadi pemisahan butiran. Apabila bentuk tulangan pada dasar
cetakan cukup rapat, dicor terlebih dahulu lapisan selimut beton
setebal 3 cm, dengan spasi yang sama dengan yang dibutuhkan
oleh beton di atasnya.
Jika pengecoran permukaan telah mencapai ketinggian lebih dari
yang ditentukan oleh Direksi, kelebihan ini harus segera dibuang.
Semua pengecoran harus selesai dalam waktu 60 menit setelah
keluar dari mesin pengaduk, kecuali jika ditentukan lain oleh
Direksi.
Beton jangan dicor di dalam atau pada aliran air kecuali jika
ditentukan atau disetujui sebelumnya. Air yang mengumpul selama
pengecoran harus segera dibuang. Beton yang dicor di atas beton
lain yang baru saja dicor selama lebih dari 30 menit, kecuali jika
ada konstruksi sambungan yang akan ditentukan kemudian.
Jika pelaksanaan pengecoran dihentikan, lokasi sambungan harus
ditempatkan pada posisi yang benar secara vertical maupun
horizontal, dengan permukaan dibuat kasar atau bergerigi untuk
menahan gesekan dan membentuk ikatan sambungan beton
berikutnya, seperti yang diinginkan oleh Direksi.
Sebelum pengecoran berakhir permukaan beton harus dibuat kasar
atau disambungkan untuk menyingkap agregat. Permukaan beton
harus tetap lembab dan dilindungi dengan mortel semen
(perbandingan berat) 1:2, setebal 1 cm. Semua biaya pengasaran
permukaan dan pekerjaan yang terkait lainnya dianggap sudah
tercakup di dalam harga satuan pekerjaan beton di dalam Rencana
Anggaran Biaya.
Beton harus dicor pada posisi dan urutan-urutan seperti yang
ditunjukan dalam gambar, atau atas petunjuk Direksi. Beton yang
dicor ditempatkan langsung pada cetakannya sedemikian rupa
untuk menghindari pemisahan butiran dan penggeseran tulangan
beton, acuan, atau bagian-bagian yang tertanam, serta membentuk
lapisan-lapisan yang tidak lebih tebal dari 40 cm padat.
Pengecoran harus secara terus menerus hingga mencapai
sambungan yang ditentukan pada gambar atau menurut petunjuk
Direksi.
Beton tidak boleh diangkut dengan peluncur atau dijatuhkan dari
kereta sorong lebih tinggi dari 1,5 meter kecuali jika diizinkan oleh
Direksi untuk menjatuhkan ketempat penampungan
sementara  dan kemudian diambil lagi dengan sekop sebelum
dicorkan.
5. Pada saat dicor, beton tidak boleh memiliki temperatur lebih dari
32 Derjat Celcius, jika cuaca sangat panas melebihi 32 derjat
Celcius Kontraktor harus melakukan usaha agar temperatur yang
diinginkan tercapai, seperti mendinginkan agregat dan melakukan
pengecoran di malam hari. Kontraktor tidak berhak menuntut biaya
tambahan untuk pekerjaan tersebut.

d. Penakaran beton
Kontraktor harus menyediakan alat penakar yang disetujui Direksi dan
harus memelihara serta mengoperasi peralatan seperti yang diperlukan
agar secara tepat mengontrol dan menentukan jumlah dari masing-
masing bahan-bahan yang dicampurkan, sesuai dengan petunjuk
Direksi. Peralatan harus mampu memproduksi beton sebanyak (1) satu
hingga (5) lima meter kubik atau lebih per jam secara keseluruhan
dengan mencampurkan agregat, semen, dan air menjadi suatu
campuran yang merata tanpa pemisahan-pemisahan. Juga mampu
mengimbangi perubahan-perubahan kadar air dari agregat, serta
merubah berat material-material yang ikut tercakup.
Jumlah masing-masing bahan-bahan yang membentuk beton tersebut
dapat ditentukan dengan timbangan kecuali jumlah air yang diukur
dengan takaran. Meskipun demikian material beton dapat juga diukur
secara volume, bilamana disetujui oleh Direksi.
Kontraktor yang harus menyediakan penguji berat yang standard dan
peralatan lain yang diperlukan untuk mengecek operasi dan tiap-tiap
skala pengukuran pengaduk tersebut serta melakukan pengujian
periodik terhadap perubahan harga pengukuran dalam pekerjaan-
pekerjaan adukan.

e. Mesin pengaduk beton


Material beton harus dimasukan dalam pengaduk yang berpenakar
dalam waktu yang tidak lebih dari satu setengah menit, kecuali
sejumlah air yang diperlukan sudah ada dalam alat pengaduk tersebut.
Seluruh air pencampur harus diberikan sebelum seperempat waktu
pencampuran terlampaui. Waktu pencampuran adukan yang
volumenya lebih besar dari 0,75 m3 harus ditambah seperempat menit
pada setiap penambahan 0,5 m3
Alat pencampur beton tidak boleh dibebani volume yang melebihi
kapasitas yang maksimum, atau dioperasikan melebihi kecepatan yang
dianjurkan pabrik pembuatnya. Alat tersebut dapat menghasilkan beton
dengan kekentalan dan warna yang merata secara menerus dan
disetujui Direksi.
Semua peralatan pencampur harus selalu dibersihkan sebelum
melakukan pekerjaan. Pencampuran pertama setelah pembersihan,
tidak boleh digunakan dalam pekerjaan. Blades penumbuk yang ada
dalam alat pencampur perlu diganti bila telah aus menjadi 2 cm.

f. Truk Pencampur
Material beton dapat juga dicampur di dalam sebuah truk pencampur.
Drum-drum yang ada pada truk pencampur harus berputar dengan
kecepatan yang dianjurkan oleh pabrik. Operasi pencampuran dapat
dimulai dalam waktu 30 menit setelah bahan-bahan pencampur
tersebut berada di dalam pencampur, setelah itu beton dapat diangkut
menuju tempat pekerjaan dan satu jam setelah penambahan air
pengecoran harus selesai.
Pada saat cuaca panas atau pada kondisi adukan beton yang cepat
mengeras, waktu pencampuran harus kurang dari satu jam sesuai
dengan petunjuk Direksi.
Pengangkutan Beton
Beton harus dipindahkan dari pengaduk beton dan diangkut selambat-
lambatnya dalam 1 jam menuju lokasi pekerjaan yang akan diawasi
oleh Direksi, beton yang diharapkan adalah beton yang mudah
dikerjakan pada tempat pengecoran, maka dijaga agar pengiriman
beton selalu menerus. Semua peralatan yang digunakan untuk
keperluan ini harus dalam keadaan bersih dan kondisi baik.
Jika beton dituangkan dengan alat penuang atau peluncur harus dijaga
agar adukan beton tetap merata dan tidak mengalami pemisahan
butiran.
Slang pompa harus ditempatkan sedemikian rupa hingga aliran beton
tidak terganggu. Kandungan air dan ukuran partikel harus
dipertahankan pada saat beton dipompakan tidak menyumbat pipa.
Kemiringan peluncur untuk membawa adukan beton harus dipilih
sedemikian, agar beton dengan kandungan air minimum mengalir
dengan aliran yang menerus, merata dan tidak terjadi pemisahan
butiran.
g. Pemeriksaan Benda Uji
Pengujian mutu material beton dapat dilakukan oleh kontraktor,
menggunakan laboratorium dan peralatan yang menuhi standart dan
disetujui oleh Direksi Pekerjaan. Pemeriksaan benda uji beton yang
dicor selama pekerjaan berlangsung harus dilaksanakan kontraktor di
laboratorium. Semua biaya-biaya yang timbul adalah menjadi beban
Kontraktor.
Pemeriksaan material beton meliputi pengujian berat jenis, pengujian
penyerapan, pengujian gradasi, pengujian cuci semen, pengujian kadar
udara, pengujian daya tahan agregat kasar, pengujian agregat halus,
serta analisa cuci dari beton. Data pengujian analisa kimia untuk semen
dari pabrik harus ada.
Pengujian mengenai beton selama pekerjaan berlangsung harus
dilaksanakan sebagai berikut:
(a) Pengujian gradasi agregat
Untuk agregat halus sekali setiap 500 m3 dan sewaktu-waktu bila
sumber tempat pengambilannya diganti
Untuk agregat kasar, sekali setiap 500 m3 dan sewaktu-waktu bila
sumber tempat pengambilannya diganti.
(b) Kelembeban permukaan agregat
Dua kali sehari, pagi dan sore
(c) Slump Test :
Dilakukan untuk setiap pengambilan benda uji beton, min. dua kali
sehari, pagi dan sore
(d) Pengujian kandungan udara:
Dua kali sehari, pagi dan sore
(e) Pengujian kekuatan tekan
Sekali setiap 5 m3 per proporsi atau setiap waktu bila diminta oleh
Direksi.
Selama pencetakan dan pengecoran beton, tidak kurang dari dua
contoh setiap hari dan tidak kurang dari satu random contoh untuk
tiap 5 m3 pekerjaan pengecoran yang menerus harus diambil.
Benda uji kekuatan tekan beton berbentuk kubus ukuran 15 cm x
15 cm x 15 cm atau selinder berdiameter 15 cm dan tinggi 30 cm
dari tiap contoh-contoh yang diambil, dilaksanakan pada umur 7
hari dan pada umur 28 hari.
Hasil tes harus dianalisa dan dievaluasi secara statistik. Evaluasi
harus dibuat untuk lebih dari 20 kali tes dengan dasar-dasar berikut
:
(1) Kemungkinan dari pengujian kekuatan di bawah ketentuan-
ketentuan dalam standart mutu kekuatan tidak lebih dari 25
%.
(2) Kemungkinan dari pengujian kekuatan 80 % dari kekuatan
yang ditentukan dalam standart mutu kekuatan bahan dapat
lebih dari 5 %
Slump test dapat dibuat segera sebelum pengecoran dimulai atau
atas perintah Direksi. Semua pengujian-pengujian di atas harus
sesuai dengan ketentuan-ketentuan yang ada dalam standart mutu
beton yang ditetapkan.
Analisa yang digunakan:

Beton k.175, Manual:

No. Uraian Kode Satuan Koefisien

1 2 3 4 5
A Tenaga Kerja
1 Pekerja L.01 OH 1,6500
2 Tukang L.02 OH 0,2750
3 Kepala Tukang L.03 OH 0,0280
4 Mandor L.04 OH 0,1650
5 - 0

B Bahan
1 Semen Portland M.15 kg 326
2 Pasir Beton M.14.a kg 760
3 Kerikil M.12 kg 1.029
4 - -
5 - -

C Peralatan
1 - -

Beton k.225, Manual:

No. Uraian Kode Satuan Koefisien

1 2 3 4 5
A Tenaga Kerja
1 Pekerja L.01 OH 1.6500
2 Tukang L.02 OH 0.2750
3 Kepala Tukang L.03 OH 0.0280
4 Mandor L.04 OH 0.1650
5 - 0

B Bahan
1 Semen Portland M.15 kg 371
2 Pasir Beton M.14.a kg 698
3 Kerikil M.12 kg 1,047
4 - -
5 - -

C Peralatan
1 - -
Pengukuran dan Pembayaran
Pengukuran beton yang telah digunakan akan diukur dengan jumlah satuan
masing-masing seperti yang tercantum dalam Rencana Anggaran Biaya dan
telah diterima dalam pekerjaan sesuai dengan dimensi yang ditunjukkan
dalam gambar atau yang diperintahkan Direksi. Pengukuran dan pembayaran
dihitung dalam satuan ukuran per m3.

8. PEMBESIAN DENGAN BESI ULIR / POLOS


a) Besi tulangan untuk beton harus seperti ditunjukkan dalam gambar dan
memenuhi PBI-71, NI-2 atau SII 0136.
b) Tulangan harus dibersihkan sesaat sebelum pemasangan untuk
menghilangkan kotoran, Lumpur, oil, cat, karat dan kerat, percikan adukan
atau lapisan lain yang dapat mengurangi atau merusak pelekat dengan
beton.
c) Batang tulangan harus diikat kencang dengan menggunakan kawat
pengikat sehingga tidak tergeser waktu operasi pengecoran
d) Besi tulangan bulat berulir maupun bulat biasa, harus sesuai dengan
ketentuan standard, dalam Spesifikasi Umum dan table berikut ini :

Batang Bulat
Uraian Batang Bulat Biasa
Berulir

Tensile strength, kg/mm2 49 - 63 49 - 63


Pemanjangan % 14 atau lebih 16 atau lebih
Yield Point kg / cm2 2400 atau lebih 2400 atau lebih

Besi tulangan harus mempunyai diameter dan penampang melintang sama


disetiap bagian besi tulangan itu. Diameter rata-rata besi tulangan yang
digunakan di lokasi pekerjaan tidak boleh lebih besar atau lebih kecil dari
2 (dua) persen diameter yang telah ditentukan besi tulangan harus bersih
dari serpihan, minyak, kotoran dan cat-cat pembuatannya.
e) Pemotongan dan pembengkokan tulangan mengikuti daftar yang dibuat
terlebih dahulu berdasarkan gambar kerja yang sudah disetujui oleh
Direksi pembengkokan tulangan harus dilakukan diatas meja
pembengkokan dengan menggunakan kunci penekuk yang cocok dengan
tiap ukuran besi tulangan serta harus mengikuti aturan dan pemasangan
penyusunannya harus sesuai dengan gambar design / kontrak.
Tekukan besi tidak boleh retak dan apabila pada saat pembengkokan
terjadi keretakan pada tekukan, maka besi harus diganti. Sambungan besi /
overlap ujung sambungan besi harus paling sedikit 40 x diameter besi.
Selama pemotongan, pembengkokan, serta perangkaian dan besi tulangan
yang telah disusun/dipasang sebelum pengecoran harus terlindungi dari
pengaruh cuaca sampai saat pengecoran.

Analisa yang digunakan:

No. Uraian Kode Satuan Koefisien

1 2 3 4 5
A Tenaga Kerja
1 Pekerja L.01 OH 2.1000
2 Tukang L.02 OH 1.4000
3 Kepala Tukang L.03 OH 0.1400
4 Mandor L.04 OH 0.2100
5 - 0

B Bahan
1 Besi Beton M.55.d kg 105.0000
2 Kawat Beton M.67 kg 2.1000
3 - -
4 - -
5 - -

C Peralatan
1 - -

Pengukuran dan pembayaran


Pengukuran dan pembayaran dihitung berdasarkan yang terdapat dalam
Rencana Anggaran Biaya seperti yang tertera dalam kontrak yaitu dalam
satuan kg.
9. PEKERJAAN BEKISTING
1. Bekisting dan perancah dapat dibuat dari kayu, multiplek atau baja dengan
sambungan kedap terhadap adukan dan cukup kokoh untuk
mempertahankan posisi yang diperlukan selama pengecoran, pemadatan
dan perawatan
2. Kayu yang tidak dihaluskan dapat dipergunakan pada permukaan yang
tidak tampak pada struktur akhir, sedangkan untuk permukaan beton yang
tampak harus menggunakan kayu yang dihaluskan dengan tebal dan
merata
3. Bekisting dan perancah harus dibangun sedemikian rupa sehingga dapat
dibongkar tanpa merusak beton.
4. Cetakan harus digunakan, dimana perlu untuk membatasi dan membentuk
beton sesuai dengan keinginan. Cetakan dapat dibuat dari kayu, besi atau
dari bahan lainnya yang cukup kuat sesuai dengan ukuran-ukuran yang ada
di dalam gambar-gambar. Cetakan harus diperkuat dan ditopang agar
mampu menahan berat sendiri adukan beton, getaran beton, beban
konstruksi, angin dan tekanan lainnya dengan tidak berubah bentuk.
Kontraktor harus menyerahkan satu set yang lengkap, gambar cetakan
sesuai dengan ketentuan di atas, untuk mendapatkan persetujuan Direksi,
sebelum memulai pekerjaan, walaupun demikian penyerahannya tersebut
kepada Direksi untuk disetujui, tidak mengurangi tanggung jawab
Kontraktor bagi keberhasilannya.
Permukaan cetakan beton yang berhubungan dengan beton harus bebas
dari sampah, paku, alur-alur, belahan, atau cacat-cacat lainnya. Mengisi
celah-celah sambungan cetakan beton harus berhati-hati dan dilaksanakan
sedemikian rupa agar sanggup mengembang dibawah pengaruh
kelembaban beton tanpa menimbulkan perobahan bentuk cetakan, celah-
celah harus diisi secukupnya untuk mencegah hilangnya air semen.
Bagaimanapun penggunakan kertas dengan tegas dilarang.
Pembuatan lubang bagian dalam cetakan untuk pemeriksaan, dan
pembuangan air dapat dilakukan, untuk itu cetakan dapat dibuat
sedemikian rupa hingga dapat dengan mudah ditutup sebelum pengecoran
dimulai.
Sebelum pengecoran beton, semua baut-baut harus dipasang pada
posisinya, semua yang diperlukan dan alat-alat lain untuk menutup lobang
harus dipasang pada cetakan. Tidak diperbolehkan membuat lubang
didalam beton tanpa persetujuan Direksi.
Penggunaan kawat yang diikat untuk menyanggah cetakan tidak diizinkan
dilakukan pada dinding beton yang akan tampak. Lobang-lobang bekas
ikatan kawat harus ditutup dengan beton setelah cetakan dibongkar. Jika
batang lobang digunakan untuk menyanggah cetakan, ujungnya tidak
boleh kurang dari 3 cm dari permukaan beton yang terbentuk. Semua
permukaan cetakan yang menempel dengan beton harus dilumasi dengan
oli untuk memastikan bahwa cetakan dapat dibuka dengan mudah.
Pelumas harus diterapkan pada cetakan sebelum tulangan dipasang dan
harus berhati-hati mencegah pelumas jangan sampai mengenai besi
tulangan. Sebelum pengecoran dan pembersihan, semua celah-celah
cetakan yang telah diisi dengan dempul, harus dibersihkan dan
dikeringkan.
Bila cetakan beton dibuat dan disiapkan untuk pengecoran, maka harus
diperiksa oleh Direksi. Tidak diperkenankan pengecor bila cetakan belum
disetujui Direksi.
Kontraktor harus memberitahukan kepada Direksi, sekurang-kurangnya 24
(dua puluh empat) jam sebelum cetakan siap untuk diperisksa.
5. Kontraktor harus bertangung jawab bahwa pembongkaran cetakan pada
waktu umur beton untuk mencapai kekuatan tekanan yang cukup sudah
terlampaui. Meskipun demikian, cetakan tidak boleh dibongkar tanpa
persetujuan Direksi dan waktu pembongkaran cetakan, harus mengingat
waktu minimum seperti yang tersebut dalam table di bawah ini :
Waktu Standard
Lokasi untuk Persentase
Pembongkaran

Sisi dalam Gelagar, balok, rangka 14 hari 80 %


Plat lantai 14 hari 70 %
Dinding 1 hari 25 %
Kolom 2 hari 40 %
Sisi balok dan semen permukaan 1 hari 25 %
vertikal

Sambungan-sambungan harus dibuat sedemikian rupa untuk memudahkan


pembongkaran cetakan tanpa harus mengetuk dengan palu dan tanpa
merusak permukaan beton.
6. Untuk bekisting yang berasal dari triplek atau kayu/multiplek dapat
digunakan paling banyak untuk 2 (dua) kali pengecoran.
Analisa yang digunakan:

No. Uraian Kode Satuan Koefisien

1 2 3 4 5
A Tenaga Kerja
1 Pekerja L.01 OH 0,2000
2 Tukang L.02 OH 0,1000
3 Kepala Tukang L.03 OH 0,0100
4 Mandor L.04 OH 0,0200
5 - 0

B Bahan

1 Multipleks 12 mm M.39.c Lembar 0,2030


2 Kaso 5/7 cm M.37.b m3 0,0080
3 Paku 5 cm dan 7 cm M.71.b kg 0,2200
4 Minyak Bekisting M.129 Liter 0,2000

C Peralatan
1 - -
Pengukuran dan pembayaran
Pengukuran dan pembayaran dihitung berdasarkan yang terdapat dalam
Rencana Anggaran Biaya seperti yang tertera dalam kontrak yaitu dalam
satuan m2.

10. TIMBUNAN TANAH ATAU URUGAN TANAH KEMBALI (MANUAL)


Pekerjaan timbunan dibelakang pasangan dilaksanakan pada bagian yang
dibutuhkan, sesuai petunjuk direksi dengan memakai bahan hasil galian yang
telah mendapat persetujuan direksi.
Pekerjaan timbunan dilakukan sesuai garis dan batas yang tertera pada gambar
atau atas perintah Direksi. Bahan-bahan untuk timbunan tidak boleh
mengandung material berupa, abu, alang-alang sisa akar, gumpalan dan
material lain yang dapat membusuk kecuali ditentukan lain oleh direksi.
Analisa yang digunakan:
1 m3 Timbunan Tanah atau Urugan Tanah Kembali (Manual)

No. Uraian Kode Satuan Koefisien

1 2 3 4 5
A Tenaga Kerja
1 Pekerja L.01 OH 0.3300
2 Mandor L.04 OH 0.0330
3 - 0
4 - 0
5 - 0

B Bahan
1 - -
2 - -
3 - -
4 - -
5 - -

C Peralatan
1 - -
2 - -
3 - -
4 - -
5 - -

Pengukuran dan Pembayaran


Untuk pengukuran dan pembayaran dihitung berdasarkan volume yang sudah
dikerjakan dengan ukuran per m3

11. PENGADAAN DAN PEMASANGAN PINTU ANGKAT TEKAN B =


0.40
Pintu air dibuat dibengkel resmi atau bengkel spesial pintu air yang sudah
punya Standar Nasional Indonesia, dimana pintu air dicat dengan kualitas
yang baik, pintu air diperkenankan sudah boleh dipasang pekerjaan bangunan
pada posisi pintu betul-betul sudah selesai dengan sempurna sesuai dengan
ukuran pintu, selanjutnya setelah dipasang dapat berfungsi baik dan mudah
dioperasikan.
Spesifikasi Pintu :
b : 0.40 m
tinggi frame : 1.00 m
frem : siku 50
Daun Pintu 6 mm
Pengukuran dan Pembayaran

Pengukuran dan Pembayaran dihitung berdasarkan volume yang terpasang dan


dapat difungsikan dengan baik dihitung dalam satuan unit.

12. PENGADAAN DAN PEMASANGAN PINTU SALURAN SLIDE GATE


B = 0.80
Pintu air dibuat dibengkel resmi atau bengkel spesial pintu air yang sudah
punya Standar Nasional Indonesia, dimana pintu air dicat dengan kualitas
yang baik, pintu air diperkenankan sudah boleh dipasang pekerjaan bangunan
pada posisi pintu betul-betul sudah selesai dengan sempurna sesuai dengan
ukuran pintu, selanjutnya setelah dipasang dapat berfungsi baik dan mudah
dioperasikan.

Spesifikasi Pintu :
b : 0.80 m
tinggi frame : 2.00 m
frem : Siku70 Ulir 1,75 mm
Daun Pintu 8 mm

Pengukuran dan Pembayaran

Pengukuran dan Pembayaran dihitung berdasarkan volume yang terpasang dan


dapat difungsikan dengan baik dihitung dalam satuan unit.

13. PENGECATAN
Pengecatan dilakukan untuk menutupi dan melindungi permungkaan pipa
galfanis untuh handrail dan realing handrail . pengecatan dilakukan secara
merata hingga seluruh permukaan yang akan ditutupi cat tertutup sempurna.
Pengukuran dan Pembayaran
Pembayaran dihitung dalam satuan meter luas m².

Padang, Februari 2018


Kuasa Pengguna Angggaran

SYAFRIL DAUS, ST, MT.


NIP. 19630711.199103.1.008

Anda mungkin juga menyukai