Anda di halaman 1dari 13

Jurnal Fropil Vol 5 Nomor 1 Jan-Jun 2017

ANALISIS STRUKTUR GEDUNG BETON BERTULANG


BERDASARKAN SNI 2847-2002 DAN SNI 2847-2013
(Studi Kasus: Gedung C Rumah Sakit Ibu dan Anak “Rona” Pangkalpinang)

Sartika1, Indra Gunawan,S.T.,M.T.2, Endang S Hisyam,S.T.,M.T.3


1
Mahasiswa Jurusan Teknik Sipil , Fakultas Teknik Universitas Bangka Belitung
email: sartikat2@gmail.com
2
Staf Pengajar Jurusan Teknik Sipil, Fakultas Teknik Universitas Bangka Belitung
Email: gunawanindra15@yahoo.co.id
3
Staf Pengajar Jurusan Teknik Sipil, Fakultas Teknik Universitas Bangka Belitung
Email: hisyam.endang@gmail.com

ABSTRAK

Bangunan gedung adalah wujud fisik hasil pekerjaan konstruksi yang berfungsi sebagai tempat
manusia melakukan kegiatannya. Bangunan gedung yang berupa gedung bertingkat pada
umumnya direncanakan dengan struktur beton bertulang. Di Indonesia standar tata cara
perencanaan struktur beton bertulang mengalami pembaharuan, sehingga yang berlaku secara
resmi saat ini adalah SNI 2847-2013. Akan tetapi masih banyak perencana struktur gedung beton
bertulang yang menggunakan SNI 2847-2002 sebagai standar perencanaannya. Terdapat
beberapa perbedaan antara SNI 2847-2002 dan SNI 2847-2013 diantaranya adalah pada
pembagian kategori penampang struktur lentur dan faktor reduksinya. Oleh karena itu, dilakukan
analisis terhadap struktur gedung beton bertulang (pelat, balok dan kolom) berdasarkan SNI 2847-
2002 dan SNI 2847-2013 serta kemudian dilengkapi dengan desain ulang berdasarkan SNI 2847-
2013. Adapun analisis tersebut dilakukan dengan studi kasus pada Gedung C Rumah Sakit Ibu dan
Anak “Rona” Pangkalpinang. Berdasarkan hasil analisis diperoleh hasil analisis untuk SNI 2847-
2002 dan SNI 2847-2013 pada pelat dan balok tidak memenuhi persayaratan rasio penulangan
(ρmin < ρ < ρmaks) dan memenuhi persyaratan kekuatan momen (Mr > Mu), analisis pada kolom
dengan pembuatan diagram interaksi kolom berdasarkan SNI 2847-2002 dan SNI 2847-2013
diperoleh hasil memenuhi persyaratan, dan dari segi tulangan geser untuk balok dan kolom
diperoleh hasil memenuhi syarat. Hasil perbandingan analisis berdasarkan SNI 2847-2002 dan
SNI 2847-2013 untuk rasio penulangan maksimum diperoleh persentase selisih untuk pelat 30%
dan balok 16,667%, serta untuk momen rencana pelat maupun balok 11,111% sedangkan untuk
gaya geser rata-rata balok 1,093%. Untuk kolom diperoleh persentase untuk gaya aksial maupun
momen rencana 6,667% dan gaya geser rata-rata 1,199%. Hasil desain ulang berdasarkan SNI
2847-2013 untuk pelat dengan ketebalan 120 mm digunakan tulangan daerah lapangan dan
tumpuan arah sumbu x Ø10-140 serta daerah lapangan dan tumpuan sumbu y Ø10-150. Hasil
desain balok B1 direncanakan sebagai balok dengan tulangan tunggal yaitu untuk daerah tumpuan
6D16 serta tulangan begel Ø8-150 dan untuk daerah lapangan 5D16 serta tulangan begel Ø8-210.
Hasil desain balok B2 direncanakan sebagai balok dengan tulangan tunggal yaitu untuk daerah
tumpuan 3D16 serta tulangan begel Ø8-170 dan untuk daerah lapangan 2D16 serta tulangan
begel Ø8-210. Hasil desain kolom K1 direncanakan sebagai kolom langsing dengan tulangan
10D16 dan tulangan geser Ø8-170. Hasil desain ulang kolom (K2) direncanakan sebagai kolom
langsing dengan tulangan 6D16 dan tulangan geser Ø8-170.

Kata kunci: analisis, SNI 2847-2002, SNI 2847-2013.

PENDAHULUAN dengan tempat kedudukannya, sebagian


Bangunan gedung adalah wujud fisik atau seluruhnya berada di atas dan/atau di
hasil pekerjaan konstruksi yang menyatu dalam tanah dan/atau air, yang berfungsi

Jurnal Teknik Sipil Fakultas Teknik Universitas Bangka Belitung 57


Jurnal Fropil Vol 5 Nomor 1 Jan-Jun 2017

sebagai tempat manusia melakukan struktur gedungnya menggunakan standar


kegiatannya, baik untuk hunian atau (SNI) yang lama. Salah satu contoh
tempat tinggal, kegiatan keagamaan, gedung yang menggunakan SNI 2847-
kegiatan usaha, kegiatan sosial, budaya 2002 dalam perencanaannya adalah
maupun kegiatan khusus (Peraturan Gedung C Rumah Sakit Ibu dan Anak
Menteri Pekerjaan Umum “Rona” Pangkalpinang. Gedung tersebut
No.29/PRT/M/2006). Di Indonesia standar direncanakan pada tahun 2015, dimana
tata cara perencanaan struktur beton SNI perencanaan struktur beton bertulang
bertulang mengalami pembaharuan yang berlaku adalah SNI 2847-2013. Oleh
sehingga yang berlaku untuk saat ini yaitu karena itu, dalam hal ini dilakukan analisis
SNI 2847-2013. Salah satu hal yang terhadap struktur Gedung C Rumah Sakit
mengalami perubahan adalah pada Ibu dan Anak “Rona” Pangkalpinang
penampang struktur lentur yang tersebut yang merupakan gedung 3 lantai
dikategorikan menjadi tiga kategori yaitu dengan struktur beton bertulang. Bangunan
penampang terkendali tarik, penampang gedung rumah sakit tersebut direncanakan
terkendali tekan, dan penampang yang dengan ukuran utama 12,00 m x 20,50 m.
berada dalam zona transisi antara tarik dan Analisis ini dilakukan dengan berdasarkan
tekan. Penentuan kriteria penampang SNI 2847-2002 dan SNI 2847-2013 yang
tersebut didasarkan pada regangan tarik kemudian membandingkan hasilnya.
netto εt yang terjadi pada tulangan baja Selain itu, setelah analisis juga dilakukan
terluar. Hal tersebut sedikit berbeda desain (perencanaan) ulang terhadap
dengan SNI 2847-2002 yang elemen struktur yang dianalisis.
mengkategorikan menjadi dua macam TINJAUAN PUSTAKA
yaitu aksial tarik dan aksial tarik dengan Andini Paramita, 2016, melakukan studi
lentur (penampang terkendali tarik) dan komparasi perancangan struktur gedung
aksial tekan dan aksial tekan dengan lentur berdasarkan SNI 2847-2002 dan SNI
(penampang terkendali tekan). 2847-2013 dengan SNI 1726-2012. Studi
Perbedaan tersebut tentunya juga komparasi tersebut dilakukan dengan studi
berpengaruh terhadap faktor reduksi kasus pada Gedung Apartemen 11 Lantai
kekuatannya. Pada SNI 2847-2013 faktor Malioboro City Yogyakarta.
reduksi untuk penampang terkendali tarik Sutrizal Hartawan, 2015, melakukan
sebesar 0,9 dan penampang terkendali perencanaan ulang struktur portal gedung
tekan sebesar 0,75. Sedangkan pada SNI dengan SNI 2847-2002 dan SNI 2847-
2847-2002 nilainya lebih kecil, yaitu aksial 2013 studi kasus Hotel Yellow Star di Jl.
tarik dan aksial tarik dengan lentur Adi Sucipto, Sleman Yogyakarta. Pada
(penampang terkendali tarik) sebesar 0,8 penelitiannya ini dilakukan dengan
dan aksial tekan dan aksial tekan dengan merencanakan ulang struktur portal dengan
lentur (penampang terkendali tekan) SNI 2002 dan SNI 2013 dan kemudian
sebesar 0,7. Mempertimbangkan membandingkannya.
perbedaan yang ada, perencanaan struktur Agus Setiawan, 2015, melakukan kajian
gedung sebaiknya menggunakan peraturan persyaratan komponen struktur lentur
terbaru demi kelayakan dan keamanan beton bertulangan tunggal antara SNI
strukturnya. Akan tetapi masih banyak 2847-2002 dengan SNI 2847-2013. Tujuan
perencana gedung yang merencanakan kajian ini adalah untuk membandingkan

Jurnal Teknik Sipil Fakultas Teknik Universitas Bangka Belitung 58


Jurnal Fropil Vol 5 Nomor 1 Jan-Jun 2017

konsep desain komponen struktur lentur perhitungan dan kesimpulan dengan tahap-
balok beton bertulang berdasarkan SNI tahap prosedur perhitungan berdasarkan
2847-2002 dengan SNI 2847-2013, SNI 2847-2013 dan British Standard 8110-
ditinjau dari perbandingan rasio tulangan 1-1997. Dari penelitian tersebut diperoleh
beton (ρ), terhadap kapasitas momen kesimpulan bahwa dari hasil perhitungan
ultimit dari penampang, serta untuk balok, kolom dan pelat diperoleh dimensi
mengetahui rasio tulangan maksimum tulangan yang berbeda dengan metode SNI
(ρmaks) yang diijinkan untuk berbagai mutu menghasilkan desain yang lebih ekonomis
beton berdasarkan SNI 2847-2013. Selain dibandingkan dengan metode British
itu, dalam penelitian ini juga mengkaji Standard.
hubungan antara rasio tulangan terhadap Eddy Ristanto, 2015, melakukan analisis
regangan tarik neto, εt, yang terjadi pada joint balok kolom dengan metode SNI
tulangan baja tarik terluar. 2847-2013 dan ACI 352R-2002 pada Hotel
Priscillia, 2015, melakukan studi Serela Lampung. Pendekatan penelitian
komparasi perhitungan struktur bangunan yang digunakan adalah pendekatan
dengan menggunakan SNI 2847-2013 dan kuantitatif, yaitu hasil penelitian yang
British Standard 8110-1-1997. Metode dilakukan berupa angka atau bilangan.
analisisnya meliputi penyusunan, LANDASAN TEORI
Pelat bertulangan tunggal dan balok bertulangan
Pelat beton bertulang merupakan suatu rangkap.
struktur tipis yang dibuat dari beton Kolom
bertulang dengan bidang yang arahnya Pada suatu konstruksi bangunan gedung,
horizontal dan beban yang bekerja tegak kolom berfungsi sebagai pendukung
lurus bidang struktur tersebut (Asroni, beban-beban dari balok dan pelat untuk
2010). Berdasarkan sistem penulangannya diteruskan ke tanah dasar melalui fondasi.
pelat terdiri dari penulangan pelat satu arah Beban dari balok dan pelat ini berupa
dan penulangan pelat dua arah. beban aksial tekan serta momen lentur
Balok (akibat kontinuitas konstruksi). Sehingga
Balok merupakan salah satu dari elemen dapat didefinisikan kolom ialah suatu
struktur portal dengan bentang yang struktur yang mendukung beban aksial
arahnya horizontal, sedangkan portal dengan/ tanpa momen lentur (Asroni,
merupakan kerangka utama dari struktur 2010). Berdasarkan panjang kolom atau
bangunan khususnya bangunan gedung. kelangsingan kolom terdiri dari kolom
Beban yang bekerja pada balok biasanya panjang (langsing) dan kolom pendek
berupa beban lentur, beban geser maupun (tidak langsing).
torsi (momen puntir), sehingga perlu baja Gambaran Umum Perbedaan SNI 2847-
tulangan untuk menahan beban-beban 2002 dan SNI 2847-2013
tersebut. Tulangan tersebut berupa Berdasarkan analisis gambaran umum
tulangan memanjang atau tulangan terhadap perbedaan SNI 2847-2002 dan
longitudinal yang menahan beban lentur SNI 2847-2013 yang digunakan untuk
serta tulangan geser/ begel yang menahan pelat, balok dan kolom sebagaimana pada
beban geser dan torsi (Asroni, 2010). Tabel 1.
Berdasarkan penulangan untuk menahan
beban lentur balok terdiri dari balok

Jurnal Teknik Sipil Fakultas Teknik Universitas Bangka Belitung 59


Jurnal Fropil Vol 5 Nomor 1 Jan-Jun 2017

Tabel 1. Perbedaan SNI 2847-2002 dan SNI 2847-2013


SNI 2847-2002 SNI 2847-2013

Selimut beton untuk batang 15 13


tulangan D16, kawat M-16
ulir atau polos dan yang lebih
kecil (pada pelat)

Batas β1 1. fc’ ≤ 30 MPa, β1 1. fc’ 17 – 28 MPa, β1


= 0,85 = 0,85
2. fc’ > 30 MPa, 2. fc’ > 28 MPa,
β1 = 0,85–(0,05.(fc’ – β1 = 0,85 –(0,05.(fc’–
30)/7))≥ 0,65 28)/7)≥ 0,65
Penampang struktur lentur 1. Aksial tarik ϕ = 0,8 1. Terkendali tarik ϕ= 0,9
dan faktor reduksi (ϕ) 2. Aksial tekan ϕ = 0,7 2. Terkendali tekan ϕ= 0,75
3. Transisi (0,002< εt <0,004)
Rasio tulangan maksimum f
0,003 Es
(ρmaks), untuk pelat dan balok ρmaks = 0,75 ρb ρmak = ρ
0,008

Gaya geser b. 0,35. b.


Av,u = Av,u =
3. f f

75. √fc’. b . 0,062. √fc’. b.


Av,u = Av,u =
1200. f f

Balok: Balok:

c = 1/6.√fc’ b. d c = 0,17. .√fc’ b. d

Kolom: Kolom:

Pu Pu
c = ( ) c = 0,17. ( )
14.Ag 14.Ag

.1/6 .√fc’ b. d . .√fc’ b. d

METODE PENELITIAN pendadaran/ sidang akhir.


Tempat/lokasi dan Waktu Penelitian Bahan dan Alat
tempat : Gedung C Rumah Sakit Ibu dan Bahan yang digunakan dalam
Anak “Rona” Pangkalpinang penelitian ini adalah berupa data-data
(alamat : Jl. KH. Hasan Basri pendukung untuk analisis struktur gedung.
Sulaiman No.20, RT. 01/RW. 01, Data yang digunakan tersebut adalah data
Batin Tikal, Taman Sari sekunder yang diperoleh dari perencanaan
Pangkalpinang). awal struktur gedung yang terdiri dari:
waktu : lama penelitian terhitung sejak 1. Denah dan tata letak struktur (geometri
ujian proposal sampai dengan ujian atau bentuk bangunan).

Jurnal Teknik Sipil Fakultas Teknik Universitas Bangka Belitung 60


Jurnal Fropil Vol 5 Nomor 1 Jan-Jun 2017

2. Dimensi dan detail struktur pelat, balok HASIL DAN PEMBAHASAN


dan kolom. Pembebanan
3. Pembebanan atap. Pembebanan untuk pelat diperhitungkan
Alat atau software tersebut terdiri dari: dengan metode pendekatan PBI 1971
1. Program SAP 2000 yang digunakan (menggunakan tabel PBI 1971) dan dipilih
untuk analisis pembebanan untuk momen terbesar terhadap beberapa momen
memperoleh gaya-gaya dan momen- yang ditinjau. Sedangkan pembebanan
momen maksimum pada analisis balok untuk balok dan kolom diperhitungkan
dan kolom. dengan menggunakan bantuan software
2. Microsoft Office yang terdiri dari SAP 2000. Berdasarkan hasil analisis
Microsoft Office Excel dan Microsoft pembebanan dengan SAP 2000 tersebut
Office Word. Microsoft Office Excel dipilih nilai yang terbesar untuk balok
digunakan untuk analisis elemen- maupun kolom. Hasil pembebanan pelat
elemen struktur secara manual, sebagaimana pada Tabel 2 dan hasil
sedangkan Microsoft Office Word pembebanan balok dan kolom pada Tabel
digunakan untuk penulisan laporan. 3.
3. Program AutoCAD yang digunakan Tabel 2. Hasil momen pelat
untuk pembuatan gambar-gambar atau
desain yang diperlukan.

Langkah Atau Diagram Alir Penelitian


Tabel 3. Hasil analisis pembebanan balok
dan kolom

Hasil analisis
Analisis dengan berdasarkan SNI 2847-
2002 dan SNI 2847-2013 terhadap Gedung
C Rumah akit Ibu dan Anak “Rona”
Pangkalpinang dilakukan terhadap elemen
struktur pelat, balok dan kolom. Hasil
analisis pelat sebagaimana pada Tabel 4,
hasil analisis balok pada Tabel 5 dan Tabel
6. Sedangkan untuk kolom sebagaimana
Gambar 1. Diagram alir penelitian pada Gambar 2. dan Gambar 3. diagram
interaksi kolom untuk hasil analisis kolom.

Jurnal Teknik Sipil Fakultas Teknik Universitas Bangka Belitung 61


Jurnal Fropil Vol 5 Nomor 1 Jan-Jun 2017

Tabel 4. Hasil analisis pelat Tabel 5. Hasil analisis balok B1

Tabel 6 Hasil analisis balok B2

Jurnal Teknik Sipil Fakultas Teknik Universitas Bangka Belitung 62


Jurnal Fropil Vol 5 Nomor 1 Jan-Jun 2017

Tabel 8 Perbandingan hasil analisis balok

Gambar 2 Diagram interaksi kolom K1


hasil analisis SNI 2847-2002 dan SNI
2847-2013

Tabel 9 Perbandingan hasil analisis kolom

Gambar 3 Diagram interaksi kolom K2


hasil analisis SNI 2847-2002 dan SNI
2847-2013
Berdasarkan diagram interaksi kolom pada
Gambar 2. untuk kolom K1 dan Gambar 3.
untuk kolom K2, titik perpotongan antara
Pu dan Mu berada didalam grafik Pn dan
Mn untuk SNI 2847-2002 maupun SNI
2847-2013. Sehingga dapat disimpulkan
bahwa kolom K1 maupun kolom K2 aman
atau mampu menahan beban berdasarkan
analisis SNI 2847-2002 maupun SNI 2847-
2013.
Perbandingan Hasil Analisis Berdasarkan hasil analisis dengan
Perbandingan hasil analisis sebagai berdasarkan SNI 2847-2002 dan SNI
berikut: 2847-2013 jika dibandingkan diperoleh
Tabel 7 Perbandingan hasil analisis pelat selisih sebagaimana pada Tabel 7 untuk
pelat, Tabel 8 untuk balok dan Tabel 9
untuk kolom.
Berdasarkan tabel tersebut tampak bahwa
hasil analisis dari segi kekuatan (gaya
aksial, momen dan gaya geser) dengan
menggunakan SNI 2847-2013 memiliki

Jurnal Teknik Sipil Fakultas Teknik Universitas Bangka Belitung 63


Jurnal Fropil Vol 5 Nomor 1 Jan-Jun 2017

nilai yang lebih besar dibandingkan tentang ketersediaan atau jumlah


dengan SNI 2847-2002. Hal tersebut pemakaian tulangan dalam elemen struktur
menjelaskan bahwa untuk elemen dan tersebut. Rasio penulangan maksimum
material yang sama, SNI 2847-2013 untuk SNI 2847-2013 persamaannya
mampu menahan beban yang lebih besar bernilai lebih kecil jika dibandingkan
dibandingkan dengan SNI 2847-2002. dengan persamaan untuk SNI 2847-2002.
Perbedaan hasil momen antara SNI 2847- Sehingga dengan rasio tulangan yang kecil
2002 dan SNI 2847-2013 terjadi karena dan kemampuan menahan beban atau
nilai faktor reduksi untuk SNI 2847-2013 momen rencana yang besar artinya untuk
lebih besar dari pada SNI 2847-2002. perencanaan struktur beton bertulang yang
Sedangkan jika dari segi penulangannya, aman akan lebih efisien dari segi jumlah
SNI 2847-2013 menghasilkan rasio penampang tulangannya dengan SNI 2847-
penulangan maksimum (ρmaks) yang lebih 2013 dibandingkan dengan SNI 2847-
kecil dibandingkan dengan SNI 2847- 2002.
2002. Rasio penulangan menjelaskan
Hasil Desain Ulang
Desain ulang dilakukan berdasarkan SNI 2847-2013 dan diperoleh hasil sebagaimana pada
Tabel 10 berikut:
Tabel 10 Hasil desain ulang
Perencanaan awal Hasil desain ulang

Pelat

Penulangan sumbu x Ø10-200 Ø10-140


Ø10-200
Penulangan sumbu y Ø10-150

Balok B1

Tumpuan As = 7D16 As = 6D16

As’ = 5D16 As’ = 2D16

Av = Ø8-150 Av = Ø8-150

Lapangan As = 7D16 As = 5D16

As’ = 5D16 As’ = 2D16

Jurnal Teknik Sipil Fakultas Teknik Universitas Bangka Belitung 64


Jurnal Fropil Vol 5 Nomor 1 Jan-Jun 2017

Perencanaan awal Hasil desain ulang

Av = Ø8-200 Av = Ø8-210

Balok B2

Tumpuan As = 3D16 As = 3D16

As’ = 3D16 As’ = 2D16

Av = Ø8-150 Av = Ø8-170

3D16
400 mm

400 mm
Ø8-170
2D16

200 mm 200 mm
B2 Tumpuan B2 Lapangan
Lapangan As = 3D16 As = 3D16

As’ = 3D16 As’ = 2D16

Av = Ø8-200 Av = Ø8-170

3D16 2D16
400 mm

400 mm

Ø8-170 Ø8-170
2D16 2D16

200 mm 200 mm
B2 Tumpuan B2 Lapangan
Kolom K1

Tumpuan = lapangan A1 = 6D16 A1 = 5D16

A2 = 6D16 A2 = 5D16

Jurnal Teknik Sipil Fakultas Teknik Universitas Bangka Belitung 65


Jurnal Fropil Vol 5 Nomor 1 Jan-Jun 2017

Perencanaan awal Hasil desain ulang

Av = Ø8-150 Av = Ø8-170

400 mm
10D16

Ø8-170

400 mm

Kolom K1

Kolom K2

Tumpuan = lapangan A1 = 4D16 A1 = 3D16

A2 = 4D16 A2 = 3D16

Av = Ø8-125 Av = Ø8-170

Berdasarkan hasil desain ulang yang yang digunakan tidak memenuhi


dilakukan dengan berdasarkan SNI 2847- persyaratan jarak maksimumnya. Hasil
2013 sebagaimana pada Tabel 10, tampak desain ulang kolom K1 maupun K2
bahwa terdapat perubahan jumlah tulangan didesain sebagai kolom langsing. Hasil
longitudinal maupun jarak (s) tulangan desain kolom K1 dan K2 diperoleh hasil
geser/ begel dibandingkan dengan jumlah tulangan yang lebih kecil dari pada
perencanaan awalnya. Untuk penulangan jumlah tulangan perencanaan awal.
pelat pada analisis tidak memenuhi rasio Kemudian untuk tulangan geser diperoleh
penulangan, sehingga hasil desain ulang jarak yang lebih besar dari pada
diperoleh hasil jarak antar tulangannya perencanaan awal. Tentunya berdasarkan
lebih kecil dari pada perencanaan awalnya. hasil desain ulang dapat dinyatakan bahwa
Hasil desain balok B1 maupun B2 didesain SNI 2847-2013 lebih ekonomis atau lebih
sebagai balok dengan penulangan tunggal efisien dari segi jumlah penampang
dan diperoleh jumlah tulangan lebih sedikit tulangan dalam perencanaan struktur
daripada jumlah tulangan awal, sedangkan gedung beton bertulang.
untuk tulangan geser/ begel pada daerah PENUTUP
tumpuan B1 tidak ada perubahan dan Kesimpulan
daerah lapangan B1 serta daerah tumpuan Berdasarkan analisis yang dilakukan
B2 jarak tulangannya lebih besar daripada terhadap struktur gedung beton bertulang
perencanaan awal. Sedangkan untuk Gedung C Rumah Sakit Ibu dan Anak
tulangan geser lapangan B2 jaraknya lebih “Rona” berdasarkan NI 2847-2002 dan
kecil yang diperoleh berdasarkan SNI 2847-2013 diperoleh kesimpulan
persyaratan jarak maksimum sehingga sebagai berikut:
jarak tulangan geser perencanaan awal

Jurnal Teknik Sipil Fakultas Teknik Universitas Bangka Belitung 66


Jurnal Fropil Vol 5 Nomor 1 Jan-Jun 2017

1. Hasil analisis berdasarkan SNI 2847- rencana 6,667% dan gaya geser rata-
2002 untuk pelat dan balok (B1 dan B2) rata 1,199%.
dari segi rasio penulangan tidak 4. Desain (perencanaan) ulang struktur
memenuhi persyaratan (ρmin < ρ < ρmaks) gedung beton bertulang berdasarkan
untuk daerah tumpuan maupun SNI 2847-2013 direncanakan untuk
lapangan, sedangkan dari segi kekuatan pelat, balok dan kolom. Hasil desain
(Mr > Mu) terpenuhi. Adapun hasil ulang untuk pelat dengan ketebalan 120
analisis pada kolom baik kolom K1 mm digunakan tulangan daerah
maupun K2 memenuhi syarat serta lapangan dan tumpuan arah sumbu x
termasuk pada jenis keruntuhan tekan. Ø10-140 serta daerah lapangan dan
Kemudian dari segi penulangan geser tumpuan sumbu y Ø10-150. Hasil
pada balok maupun kolom memenuhi desain ulang balok (B1) direncanakan
persyaratan. sebagai balok dengan tulangan tunggal
2. Hasil analisis berdasarkan SNI 2847- yaitu untuk daerah tumpuan diperoleh
2013 untuk pelat dan balok (B1 dan B2) tulangan tarik 6D16 dan ditambahkan
dari segi rasio penulangan tidak tulangan tekan 2D16 dan tulangan begel
memenuhi persyaratan (ρmin < ρ < ρmaks) Ø8-150 serta untuk daerah lapangan
untuk daerah tumpuan maupun diperoleh tulangan tarik 5D16 dan
lapangan, sedangkan dari segi kekuatan ditambahkan tulangan tekan 2D16 dan
(Mr > Mu) terpenuhi dengan selisih tulangan begel Ø8-210. Hasil desain
yang cukup jauh. Adapun hasil analisis ulang balok (B2) direncanakan sebagai
pada kolom baik kolom K1 maupun K2 balok dengan tulangan tunggal yaitu
memenuhi syarat serta termasuk pada untuk daerah tumpuan diperoleh
jenis keruntuhan tekan. Begitu juga tulangan tarik 3D16 dan ditambahkan
untuk penulangan geser pada balok dan tulangan tekan 2D16 dan daerah
kolom diperoleh hasil memenuhi lapangan diperoleh tulangan tarik 2D16
persyaratan. dan ditambahkan tulangan tekan 2D16,
3. Perbandingan hasil analisis berdasarkan serta untuk tulangan begel Ø8-170
SNI 2847-2002 dan SNI 2847-2013 untuk daerah tumpuan dan daerah
untuk pelat, balok dan kolom dari segi lapangan. Hasil desain ulang kolom
rasio penulangan maksimum SNI 2847- (K1) direncanakan sebagai kolom
2013 lebih kecil dibandingkan SNI langsing dengan tulangan 10D16 dan
2847-2002, sedangkan dari segi tulangan geser Ø8-170. Hasil desain
kekuatan SNI 2847-2013 lebih besar ulang kolom (K2) direncanakan sebagai
daripada SNI 2847-2002. Persentase kolom langsing dengan tulangan 6D16
selisih hasil analisis pelat yaitu untuk dan tulangan geser Ø8-170.
rasio penulangan maksimum 30% dan Saran
momen rencana 11,111%. Persentase Saran yang dapat diberikan yaitu dalam
selisih hasil analisis balok yaitu untuk analisis struktur gedung untuk penulisan
rasio penulangan maksimum 16,667%, tugas akhir selanjutnya dapat dilakukan
momen rencana 11,111% dan gaya analisis secara keseluruhan tidak hanya
geser rata-rata 1,093%. Persentase hasil untuk struktur tertentu saja namun bisa
analisis kolom yaitu untuk kekuatan lengkap untuk struktur atas dan struktur
baik gaya aksial maupun momen bawah gedung. Selain itu, untuk penelitian

Jurnal Teknik Sipil Fakultas Teknik Universitas Bangka Belitung 67


Jurnal Fropil Vol 5 Nomor 1 Jan-Jun 2017

selanjutnya analisis dengan menggunakan Anonim. 2013. SNI 2847-2013


peraturan yang lain misalnya antara Persyaratan Beton Struktural untuk
peraturan di Indonesia dan peraturan di Bangunan Gedung. Jakarta: Badan
luar negeri juga dapat dilakukan. Standarisasi Nasional.
Kemudian berdasarkan analisis yang
pernah dilakukan, terkait untuk Asroni, A. 2010a. Balok dan Pelat Beton
perencanaan struktur gedung beton Bertulang. Yogyakarta: Garaha Ilmu.
bertulang sebaiknya mempertimbangkan Asroni, A. 2010b. Kolom Fondasi & Balok
persyaratan secara keseluruhan tidak hanya T Beton Bertulang. Yogyakarta:
untuk memenuhi kekuatan atau momen. Garaha Ilmu.
Daftar Pustaka
Anonim. 1979. Peraturan Beton Bertulang Aulia, M. 2014. Tinjauan Perhitungan
Indonesia 1971 (cetakan ke 7). Struktur Gedung The 18 Office Park
Bandung: Departemen Pekerjaan Jakarta. Jurnal Teknik Sipil dan
Umum dan Tenaga Listrik Direktorat Lingkungan Vol. 2 No.3 September
Jenderal Cipta Karya Direktorat 2014 (ISSN:2355-374X), Universitas
Penyelidikan Masalah Bangunan Sriwijaya.

Anonim. 1987. Pedoman Perencanaan Hartawan, S. 2015. Perencanaan Ulang


Pembebanan untuk Rumah dan Struktur Portal Gedung dengan SNI
Gedung. Jakarta: Yayasan Badan 2847-2002 dan SNI 2847-2013.
Penerbit PU Departemen Pekerjaan Seminar Tugas Akhir, Jurusan
Umum. Teknik Sipil FT Universitas
Muhammadiyah Yogyakarta.
Anonim. 2002. SNI 07-2052-2002 Baja
Tulangan Beton. Jakarta: Badan Irfan, A. R. 2015. Perencanaan Ulang
Standarisasi Nasional. Gedung Rumah Sakit An-Nur
Yogyakarta dengan Beton Bertulang.
Anonim. 2002. SNI 2847-2002 Tata Cara Naskah Publikasi Tugas Akhir,
Perhitungan Struktur Beton untuk Program Studi Teknik Sipil FT
Bangunan Gedung. Bandung: Beta Universitas Muhammadiyah
Version. Surakarta. Surakarta.
Anonim. 2002. SNI 1726-2002 Standar Paramita, A. 2016. Studi Komparasi
Perencanaan Ketahanan Gempa Perancangan Struktur Gedung
untuk Bangunan Gedung. Jakarta: Berdasarkan SNI 2847-2002 dan SNI
Departemen Permukiman dan 2847-2013 dengan SNI 1726-2012.
Prasarana Wilayah. Seminar Hasil Penelitian Tugas
Anonim. 2006. Peraturan Menteri Akhir Agustus 2016, Jurusan Teknik
Pekerjaan Umum No. Sipil FT Universitas Muhammadiyah
29/PRT/M/2006. Pedoman Yogyakarta.
Persyaratan Teknis Bangunan Purwono,R, dkk. 2007. Tata Cara
Gedung. Jakarta: Menteri Pekerjaan Perhitungan Struktur Beton untuk
Umum. Bangunan Gedung (SNI 2847-2002)

Jurnal Teknik Sipil Fakultas Teknik Universitas Bangka Belitung 68


Jurnal Fropil Vol 5 Nomor 1 Jan-Jun 2017

Dilengkapi dengan Penjelasan (S- Setiawan, A. 2015. Persyaratan Desain


2002). Surabaya: ITS Press. Komponen Struktur Lentur Beton
Bertulangan Tunggal antara SNI
Ristanto, E. 2015. Analisis Joint Balok 2847-2002 dan SNI 2847-2013.
Kolom dengan Metode SNI 2847- Jurnal Teknik dan Ilmu Komputer
2013 dan ACI 352R:2002 pada Vol. 04 No.14 Apr-Jun 2015,
Hotel Serela Lampung. Jurnal Universitas Pembangunan Jaya.
JRSDD September 2015 Vol 3 No. 3
(ISSN:2303-0011), Universitas Ticoalu, P. E. E. 2015. Studi Komparasi
Lampung. Perhitungan Struktur Bangunan dengan
Menggunakan SNI 2847-2013 dan British
Setiawan, A. 2015. Perancangan Struktur Standard 8110-1-1997. Jurnal Sipil Statik
Beton Bertulang Berdasarkan SNI Vol. 3 No.10 Oktober 2015 (ISSN:2337-
2846-2013. Jakarta: Erlangga. 6732), Universitas Sam Ratulangi Manado

Jurnal Teknik Sipil Fakultas Teknik Universitas Bangka Belitung 69

Anda mungkin juga menyukai