Anda di halaman 1dari 13

BAB 11

PEMBAHASAN

2.1 Pengertian Enzim

Enzim merupakan protein yang berfungsi sebagai katalisator (protein


katalitik) untuk reaksi-reaksi kimia di dalam sistem biologi. Katalisator
mempercepat reaksi kimia. Walaupun katalisator ikut serta dalam reaksi, ia
kembali ke keadaan semula bila reaksi telah selesai. Suatu katalis adalah suatu
agen kimiawi yang mengubah laju reaksi tanpa harus dipergunakan oleh reaksi
tersebut. Aktivitas enzim dipengaruhi oleh beberapa faktor, diantaranya
konsentrasi substrat, pH, suhu, dan inhibitor (penghambat).1

Berbeda dengan katalisator nonprotein (H+, OH-, atau ion-ion logam),


tiap-tiap enzim mengkatalisis sejumlah kecil reaksi, kerapkali hanya satu. Jadi
enzim adalah katalisator yang reaksi-spesifik karena semua reaksi biokimia perlu
dikatalis oleh enzim, sehingga terdapat banyak jenis enzim.
Enzim merupakan komplek molekul organik yang berada dalam sel hidup
yang beraksi sebagai katalisdalam mempercepat laju reaksi kimia. Tanpa enzim,
tidak akan ada kehidupan. Meskipun enzim hanya dibentuk dalam sel hidup,
namun beberapa dapat dipisahkan dari selnya dan melanjutkan fungsinya dalam
kondisi in vitro.2
Bisa disimpulkan bahwa enzim merupakan senyawa organik bermolekul
besar yang berfungsi untuk mempercepat jalannya reaksi metabolisme di dalam
tubuh tanpa memperngaruhi keseimbangan reaksi. Dari beberapa pengertian
tersebut jelaslah bahwa enzim sangat berperan dalam sebagian besar reaksi kimia
dalam tubuh makhluk hidup, tak terkecuali mikroba yang banyak digunakan
sebagai agen biologi dalam bioteknologi.
Dalam bioteknologi enzim merupakan produk yang mempunyai nilai
ekonomis tinggi dan telah menjadi alat praktis yang penting karena sangat
diperlukan untuk menunjang berbagai proses dalam industri pangan maupun
non pangan.

1
Campbel and Reece. 2002. Biologi Edisi Kelima. Hal:98
2
John E. Smith. 1981. Biotechnology. Hal: 39
2.2   Sumber Enzim
Berbagai enzim yang digunakan secara komersial berasal dari jaringan
tumbuhan, hewan, dan dari mikroorganisme yang terseleksi. Enzim yang secara
tradisional diperoleh dari tumbuhan termasuk protease (papain, fisin, dan
bromelain), amilase, lipoksigenase, dan enzim khusus tertentu. Dari jaringan
hewan, enzim yang terutama adalah tripsin pankreas, lipase dan enzim untuk
pembuatan mentega. Dari jaringan hewan, enzim yang terutama adalah tripsin
pankreas, lipase, dan enzim untuk pembuatan mentega. Dari kedua sumber
tumbuhan dan hewan tersebut mungkin timbul banyak persoalan, yakni: untuk
enzim yang berasal dari tumbuhan, persoalan yang timbulantara lain variasi
musim, konsentrasi rendah dan biaya proses yang tinggi. Sedangkan yang
diperoleh dari hasil samping industri daging, mungkin persediaan enzimnya
terbatas dan ada persaingan dengan pemanfaatan lain. Sekarang jelas bahwa
banyak dari sumber enzim yang tradisional ini tidak memenuhi syarat untuk
mencukupi kebutuhan enzim masa kini. Oleh karena itu, peningkatan sumber
enzim sedang dilakukan yaitu dari mikroba penghasil enzim yang sudah dikenal
atau penghasil enzim-enzim baru lainnya.
Program pemilihan produksi enzim sangat rumit, dan dalam hal tertentu
jenis kultivasi yang digunakan akan menentukan metode seleksi galur. Telah
ditunjukkan dahwa galur tertenttu hanya akan menghasilkan konsentrasi enzim
yang tinggi pada permukaan atau media padat, sedangkan galur yang lain
memberi respon pada teknik kultivasi terbenam (submerged), jadi teknik seleksi
harus sesuai dengan proses akhir produksi komersial.3

Beberapa sumber enzim disajikan dalam tabel berikut:


Enzim Sumber
α-amilase Aspergillus oryzae
Bacillus amyloliquefaciens
Bacillus licheniformis
β-glukonase Aspergillus niger
Bacillus amyloliquefaciens
Glucoamylase Aspergillus niger

3
Primrose. 1987. Modern Biotechnology.Hal : 80
Rhizopus sp
Glukosa isomerase Arthobacter sp
Bacillus sp
Lactase Kluyveromyces sp
Lipase Candida lipolytica
Pectinase Aspergillus sp
Penicilin acylase Eschericia coli
Protease, asam Aspergillus sp
Protease, alkali Aspergillus oryzae
Bacillus sp
Protease, netral Bacillus amyloliquefaciens
Bacillus thermoproteolyticus
Pullulanase Klebsiela aerogenes
Tabel 1. Enzim dan sumbernya (Primrose, 1987: 80)

2.2 Peranan Enzim Dalam Bioteknologi


Ribuan tahun yang lalu proses seperti membuat bir, membuat roti, dan
produksi keju melibatkan enzim yang belum diketahui jenisnya. Dalam cara
konvensional ini, teknologinya dipercayakan pada konversi enzim sebelum
bangun pengetahuan yang koheren dikembangkan.
Di negara barat, industri menggunakan enzim pada produksi yeast dan ragi
dimana pembuatan bir dan roti secara tradisional sudah jarang dikembangkan.
Beberapa perkembangan awal biokimia dipusatkan pada fermentasi yeast dan
konversi energi pada glukosa. Di negara timur, industri yang sama memproduksi
sake dan banyak makanan fermentasi, semuanya dibuat dari filamentous fungi
sebagai sumber aktivitas enzim.
Pada tahun 1896, memperlihatkan permulaan yang sebenarnya dari
teknologi mikrobia enzim dengan pemasaran pertama takadiastase, campuran
kasar dari enzim hidrolitik yang disiapkan pada pertumbuhan jamur Aspergillus
oryzae pada tepung gandum. Perkembangan lebih lanjut dari penggunaan enzim
meningkatkan proses secara konvensional ke era baru. Meskipun sebagian besar
produksinya masih menghasilkan enzim kasar.
Sampai saat ini lebih dari 200 enzim telah diisolasi dari mikroorganisme,
tumbuhan dan hewan, tetapi kurang dari 20 macam enzim yang digunakan pada
skala komersial atau industri. Kini, produsen enzim komersial memasarkan enzim
dalam bentuk kasar karena proses isolasinya lebih sederhana, terutama digunakan
dalam makanan dan dalam industri detergen (menggunakan enzim amilase),
industri roti (menggunakan enzim proteinase), industri pembuatan bir
(menggunakan enzim betaglukanase, amiloglukosidase), industri tekstil
(menggunakan enzim amilase), industri kulit (menggunakan enzim tripsin),
industri farmasi dan obat-obatan (menggunakan enzim tripsin, enzim pankreatic
tripsin).

Kemampuan enzim yang unik, spesifik terhadap substrat meningkatkan


penggunaannya dalam proses industri secara kolektif yang dikenal dengan istilah
teknologi enzim. Teknologi enzim mencakup produksi, isolasi, purifikasi,
menggunakan bentuk yang dapat larut dan akhirnya sampai pada immobilisasi dan
penggunaan enzim dalam skala yang lebih luas melalui sistem reaktor.
Peranan teknologi enzim berkontribusi pada pemecahan beberapa masalah
vital di era modern seperti sekarang, misalnya produksi makanan, kekurangan dan
pemeliharaan energi, dan peningkatan lingkungan. Teknologi baru ini dasarnya
dari biokimia tetapi diterangkan lebih luas dengan mikrobiologi, kimia, dan proses
alat teknologi yang mendukung keberadaan sains.
1. Bidang Industri Pangan
Dalam bidang bioteknologi enzim merupakan salah satu produk yang
banyak digunakan atau diaplikasikan untuk keperluan industri seperti industri
makanan, minuman, farmasi, kosmetik dan lain sebagainya. Beberapa contoh jenis
enzim yang umum dan banyak digunakan dalam industri makanan antara lain:
a. Rennet

Rennet adalah enzim yang digunakan dalam proses pembuatan keju


(cheese) yang terbuat dari bahan dasar susu. Susu adalah cairan yeng tersusun atas
protein yang terutama kasein yang dapat mempertahankan bentuk cairnya. Rennet
merupakan kelompok enzim protease yang ditambahkan pada susu pada saat
proses pembuatan keju. Rennet berperan untuk menghidrolisis kasein terutama
kappa kasein yang berfungsi mempertahankan susu dari pembekuan. Enzim yang
paling umum yang diisolasi dari rennet adalah chymosin. Chymosin dapat
diisolasi dari beberapa jenis binatang, mikroba atau sayuran. Chymosin yang
berasal dari mikroorganisme lokal atau asli yang belum mendapat rekayasa
genetik dalam aplikasi pembuatan keju atau cheddar kadang-kadang menjadi
kurang efektif.

b. Laktase

Laktase adalah enzim likosida hidrolase yang berfungsi untuk memecah


laktosa menjadi gula penyusunnya yaitu glukosa dan galaktosa. Tanpa suplai atau
produksi enzim laktase yang cukup dalam usus halus, akan menyebabkan
terjadinya lactose intolerant yang mengakibatkan rasa tidak nyaman diperut
(seperti kram, banyak buang gas, atau diare) dalam saluran cerna selama proses
pencernaan produk-produk susu. Secara komersial laktase digunakan untuk
menyiapkan produk-produk bebas laktosa seperti susu. Ini juga dapat digunakan
untuk membuat es krim dalam pembuatan cream dan rasa produk yang lebih
manis. Laktase biasanya diisolasi dari yeast (Kluyveromyces sp.) dan fungi
(Aspergillus sp.).

c. Katalase

Katalase adalah enzim yang dapat diperoleh dari hati sapi (bovine livers) atau
sumber mikrobial. Katalase digunakan untuk mengubah hidrogen peroksida
menjadi air dan molekul oksigen.

H2O2 + H2O2 2H2O + O2

Enzim ini digunakan secara terbatas pada proses produksi keju. Hidrogen
peroksida selain digunakan sebagai agen bleaching atau pemutih di industri kertas
atau tekstil, juga digunakan untuk melindungi buah dan sayuran segar dari bakteri
patogen seperti Salmonella atau E.coli, pasteurisasi produk susu, ataupun
digunakan dalam sterilisasi karton pembungkus jus atau susu segar sehingga tak
perlu pendinginan.

d. Lipase
Lipase digunakan untuk memecah atau menghidrolisis lemak susu dan
memberikan flavour keju yang khas. Flavour dihasilkan karena adanya asam
lemak bebas yang diproduksi ketika lemak susu dihidrolisis. Selain pada industri
pengolahan susu Lipase juga digunakan pada industri lainnya.

Mikroba penghasil lipase antara lain adalah Pseudomonas aeruginosa,


Serratia marcescens, Staphylocococcus aureus dan Bacillus subtilis. Enzim lipase
ini digunakan sebagai biokatalis untuk memproduksi asam lemak bebas, gliserol,
berbagai ester, sebagian gliserida, dan lemak yang dimodifikasi atau diesterifikasi
dari substrat yang murah, seperti minyak kelapa sawit. Produk-produk tersebut
secara luas digunakan dalam industri farmasi, kimia dan makanan.

Di samping itu, enzim lipase dapat digunakan untuk menghasilkan


emulsifier, surfaktant, mentega, coklat tiruan. Aplikasi enzim lipase untuk sintesis
senyawa organik semakin banyak dikembangkan, terutama karena reaksi
menggunakan enzim bersifat regioselektif dan enansioselektif. Aktifitas katalitik
dan selektivitas enzim tergantung dari struktur substrat, kondisi reaksi, jenis
pelarut, dan penggunaan air dalam media. Contohnya biosintesis senyawa
pentanol, hexanol & benzyl alkohol ester, serta biosintesis senyawa terpene ester
menggunakan enzim lipase yang berasal dari Candida antartica dan Mucor miehei.
Sampai saat ini lipase yang banyak digunakan untuk keperluan reaksi sintesis
adalah lipase komersial dari Rhizomucor miehei dan Pseudomonas sp.

e. Protease

Protease adalah enzim yang berfungsi untuk menghidrolisis ikatan peptida


dari senyawa-senyawa protein dan diurai menjadi senyawa lain yang lebih
sederhana (asam amino). Protease yang dipakai secara komersial seperti serine,
protease, dan metalloprotease biasanya berasal dari Bacillus subtilis yang
mempunyai kemampuan produksi dan sekresi enzim yang tinggi.

Enzim protease berfungsi melembekkan, melembutkan atau menurunkan


gluten yang membentuk protein. Contoh protease yang dapat dimanfaatkan adalah
bromelin dan papain sebagai bahan pengempuk daging. Enzim protease dapat
digunakan sebagai pelembut daging bagi daging yang liat supaya mudah
dikunyah, dan membantu menanggalkan kulit ikan dalam industri pengetinan
ikan.

f. Enzim Papain

Manfaat utama papain adalah pelunak daging. Daging dari hewan tua dan
bertekstur bisa menjadi lunak. Pada pH, suhu, dan kemurnian papain tertentu daya
pemecahan protein yang dimiliki papain dapat diintensifkan lebih jauh menjadi
kegiatan hidrolisis protein.

Manfaat lainnya adalah bahan perenyah pada pembuatan kue kering


seperti crackers, bahan penggumpal susu pada pembuatan keju, bahan pelarut
glatin, dan bahan pencuci lensa. Buah pepaya juga menghasilkan pektin. Industri
makanan dan minuman telah menggunakan pektin sebagai bahan pemberi tekstur
pada roti dan keju, bahan pengental dan stabilizer pada minuman sari buah, bahan
pokok pembuatan jelly, jam, dan marmalade.

g. Amilase

Amilase merupakan enzim yang berfungsi untuk menghidrolis amilum


(pati) menjadi gula-gula sederhana seperti dekstrin dan glukosa. Enzim amilase
digunakan untuk menghidrolisis pati menjadi suatu produk yang larut dalam air
serta mempunyai berat molekul rendah yaitu glukosa. Enzim amilase dapat
digunakan dalam proses pembuatan biskuit, minuman beralkohol, dan pembuatan
sirup glukosa. Namun, pada umumnya amilase banyak digunakan pada industri
minuman misalnya pembuatan High Fructose Syrup (HFS). Enzim amilase dapat
diproduksi oleh berbagai jenis mikroorganisme terutama dari keluarga Bacillus,
Psedomonas dan Clostridium. Bakteri potensial yang akhir-akhir ini banyak
digunakan untuk memproduksi enzim amilase pada skala industri antara lain
Bacillus licheniformis dan B.stearothermophillus. Bahkan penggunaan
B.stearothermophillus lebih disukai karena mampu menghasilkan enzim yang
bersifat termostabil sehingga dapat menekan biaya produksi. Enzim amilase juga
dapat digunakan untuk menghilangkan kanji dalam buah-buahan dan cocoa saat
proses pengejusan buah-buahan dan coklat, dan sebagai bahan tambahan dalam
proses pencairan kanji sebelum penambahan malt dalam industri alkohol.
Pada industri pembuat pemanis misalnya, enzim amilase dan glucose
isomerase hipertermofilik akan sangat membantu proses pemecahan pati (starch)
menjadi oligomer lalu menjadi fruktusa atau glukosa dalam bentuk sirup. Proses
ini semua dilakukan pada suhu sangat tinggi dan ada pula proses pengadukan,
sehingga menuntut enzim yang mendegradasi pati atau mengubah gula oligomer
menjadi glukosa atau fruktosa harus sangat stabil dan aktif di suhu panas.

Dalam keperluan proses kontrol produksi makanan jadi atau olahan


misalnya, kadar pelezat asam dalam bentuk monosodium glutamate (MSG) sangat
penting. Karena kadar MSG yang berlebihan dapat menyebabkan gejala sakit
kepala yang dikenal dengan Chinese food syndrome.

h. Enzim Xylanase

Xilanase juga dapat digunakan untuk menghidrolisis xilan (hemiselulosa)


menjadi gula xilosa. Xilan banyak diperoleh dari limbah pertanian dan industri
makanan. Pengembangan proses hidrolisis secara enzimatis merupakan prospek
baru untuk penanganan limbah hemiselulosa (Biely, 1985; Rani dan Nand, 1996;
Beg et al., 2001). Gula xilosa banyak digunakan untuk konsumsi penderita
diabetes. Di Malaysia gula xilosa banyak digunakan untuk campuran pasta gigi
karena dapat berfungsi memperkuat gusi, Van Paridon et al. 1992 telah
melakukan penelitian pemanfaatan xilanase untuk campuran makanan ayam
boiler, dengan melihat pengaruhnya terhadap berat yang dicapai dan efisiensi
konversi makanan serta hubungannya dengan viskositas pencernaan.

Hal yang sama juga dilakukan oleh Bedford dan Classen (1992), yang
melaporkan bahwa campuran makanan ayam boiler dengan xilanase yang berasal
dari T. longibrachiatum ternyata mampu mengurangi viskositas pencernaan,
sehingga meningkatkan pencapaian berat dan efisiensi konversi makanan.
Xilanase dapat juga digunakan untuk menjernihkan juice, ekstraksi kopi, minyak
nabati, dan pati (Wong dan Saddler, 1993). Kombinasi dengan selulase dan
pektinase dapat untuk penjernihan juice dan likuifikasi buah dan sayuran (Beg et
al., 2001). Efisiensi xilanase dalam perbaikan kualitas roti yang telah dilakukan,
yaitu xilanase yang berasal dari Aspergillus niger var awamori yang ditambahkan
ke dalam adonan roti untuk menghasilkan kenaikan volume spesifik roti dan
untuk lebih meningkatkan kualitas roti maka perlu dilakukan kombinasi
penambahan amilase dan xilanase (Maat et al., 1992).

i.Enzim Selulase

Enzim selulase dapat digunakan untuk melembutkan sayur-sayuran


dengan mencernakan sebagian selulosa sayur itu, mengeluarkan kulit dari biji-
bijian seperti gandum, mengeluarkan agar-agar dari rumput laut dengan
menguraikan dinding sel daun rumput dan membebaskan agar-agar yang
terkandung dalamnya.

2. Bidang Kesehatan

Enzim juga memberikan peranan dalam tatanan klinik yaitu antara lain (Sadikin,
2002) :

1. Sebagai alat diagnostik suatu penyakit (abnormalitas).

Pemanfaatan enzim untuk alat diagnosis secara garis besar dibagi dalam
tiga kelompok :
a. Enzim sebagai pertanda (marker) dari kerusakan suatu jaringan atau
organ akibat penyakit tertentu.

Penggunaan enzim sebagai petanda dari kerusakan suatu jaringan


mengikuti prinsip bahwasanya secara teoritis enzim intrasel seharusnya
tidak terlacak di cairan ekstrasel dalam jumlah yang signifikan. Pada
kenyataannya selalu ada bagian kecil enzim yang berada di cairan
ekstrasel. Keberadaan ini diakibatkan adanya sel yang mati dan pecah
sehingga mengeluarkan isinya (enzim) ke lingkungan ekstrasel, namun
jumlahnya sangat sedikir dan tetap. Apabila enzim intrasel terlacak di
dalam cairan ekstrasel dalam jumlah lebih besar dari yang seharusnya, atau
mengalami peningkatan yang bermakna/signifikan, maka dapat
diperkirakan terjadi kematian (yang diikuti oleh kebocoran akibat
pecahnya membran) sel secara besar-besaran. Misalnya : Peningkatan
jumlah tripsinogen I (salah satu isozim dari tripsin) hingga empat ratus kali
menunjukkan adanya pankreasitis akut.

b. Enzim sebagai suatu reagensia diagnosis

Dengan memanfaatkan enzim, keberadaan suatu senyawa petanda


yang dicari dapat diketahui dan diukur berapa jumlahnya. Contoh :
Uricase yang berasal dari jamur Candida utilis dan bakteri Arthobacter
globiformis dapat digunakan untuk mengukur asam urat.

c. Enzim sebagai petanda pembantu dari reagensia

Sebagai petanda pembantu dari reagensia, enzim bekerja dengan


memperlihatkan reagensia lain dalam mengungkapkan senyawa yang
dilacak. Senyawa yang dilacak dan diukur sama sekali bukan substrat yang
khas bagi enzim yang digunakan. Contoh penggunaannya adalah pada
teknik EMIT (Enzim Multiplied Immunochemistry Test), molekul kecil
seperti obat atau hormon ditandai oleh enzim tepat di situs katalitiknya,
menyebabkan antibodi tidak dapat berikatan dengan molekul (obat atau
hormon) tersebut. Enzim yang lazim digunakan dalam teknik ini adalah
lisozim, malat dehidrogenase, dan gluksa-6-fosfat dehidrogenase.

2. Untuk mengetahui perjalanan suatu penyakit.

3. Enzim digunakan sebagai obat

Penggunaan enzim sebagai obat biasanya mengacu kepada pemberian


enzim untuk mengatasi defisiensi enzim yang seyogyanya terdapat di dalam tubuh
manusia untuk mengkatalis rekasi-reaksi tertentu. Berdasarkan lamanya
pemberian enzim sebagai pengobatan, maka keadaan defisiensi enzim dapat
diklasifikasikan menjadi dua yaitu keadaan defisiensi enzim yang bersifat
sementara dan bersifat menetap. Contoh kelainan akibat defisiensi enzim antara
lain adalah hemofilia.

4. Enzim sebagai sasaran pengobatan


Merupakan terapi di mana senyawa tertentu digunakan untuk
memodifikasi kerja enzim, sehingga dengan demikian efek yang merugikan dapat
dihambat dan efek yang menguntungkan dapat dibuat.Berdasarkan sasaran
pengobatan, dapat dibagi menjadi :

a. Terapi di mana enzim sel individu sebagai sasaran kinerja


terapi Dalam hal ini digunakan senyawa-senyawa untuk
mempengaruhi kerja suatu enzim sebagai penghambat
bersaing. Contoh penyakit yang dapat diobati dengan terapi ini:
DM, penyakit kanker, penyakit kejiwaan dll.
b. Terapi di mana enzim mikroorganisme yang menjadi sasaran
kerja
c. Dalam hal ini digunakan prinsip bahwa enzim yang dibidik
tidak boleh mengkatalisis reaksi yang sama atau menjadi
bagian dari proses yang sama dengan yang terdapat pada sel
pejamu. Hal ini bertujuan untuk melindungi sel pejamu,
sekaligus meningkatkan spesifitas terapi ini. Karena yang
dibidik adalah enzim mikroorganisme, maka penyakit yang
dihadapi kebanyakan adalah penyakit-penyakit infeksi. Contoh
penyakit yang dapat diobati dengan terapi ini adalah : penyakit
tumor.

3.Bidang Pertanian

Penggunaan enzim di bidang pertanian seadanya tidak dapat dilepaskan


dari makhluk hidup lainnya. Kebanyakan enzim yang digunakan dalam bidang
pertanian dihasilkan oleh sel hidup baik hewani maupun nabati. Penggunaan
enzim dengan bahan organik lainnya bisa mengubah susunan senyawaya menjadi
sederhana namun enzim tidak berubah sehingga dapat dikatakan bahwa enzim
dalam bidang pertanian berperan sebagai biokatalisator/katalisator organik yang
pada dasarnya dihasilkan oleh sel. Peranan enzim sangat penting dalam makhluk
hidup dimana enzim sendiri memiliki kaitan yang erat dengan makhluk hidup
yang bersangkutan. Misalnya dalam tepung tidak akan memiliki sifat- sifat
tertentu bila dalam biji gandum tidak ada enzim. Dapat disimpulkan bahwa
enzim digunakan sebagai katalisator biologis yang dihasilkan oleh sel-sel hidup
yang dapat membantu mempercepat bermacam-macam reaksi biokimia.

Penggunaan enzim yang di isolasi dari microalgae yang merupakan jenis


algae yang berukururan makrospik. Beberapa alga dilaporkan mengandung
senyawa enzim yang berperan penting diantaranya adalah jenis alga hijau
(Spirogyra, Mougeotia sp., Zygnema cylindricum and Mesotaenium caldariorum)
yang mengandung enzim glycosidase (a-glucosidase, a-amylase and fl-
galactosidase, beberapa jenis cyanophyta juga mengandung enzim yang berperan
penting dalam mendegradasi bakteri atau sebagai inhibitor. Adapun manfaat
mikro alga di berbagai bidang pertanian dengan pemanfaatan biomassa mikroalga
yang selain mengandung protein, karbohidrat dan vitamin juga mengandung
minyak. Bahkan jenis mikroalga tertentu, misal Botrycoccus braunii memiliki
kandungan minyak yang komposisinya mirip seperti tanaman darat dengan jumlah
yang lebih tinggi bila dibanding dengan kandungan minyak pada kelapa, jarak dan
sawit.

Penggunan enzim pertanian pada jagung manis. Jagung manis merupakan


produk pertanian yang sangat banyak dimanfaatkan dalam rumah tangga maupun
industri. Permasalahan dari penanaman jagung manis adalah semakin
berkurangnya lahan pertanian. Salah satu usaha untuk memenuhi permintaan
konsumen adalah peningkatan kualitas dan kuantitas jagung manis. Peningkatan
kualitas jagung manis dapat diketahui dari rasa yang semakin manis, dan
bertambahnya bobot segar tongkol. Peningkatan kuantitas jagung manis dapat
diamati dari bertambahnya tongkol per tanaman. Beberapa cara yang dapat
digunakan untuk meningkatkan kualitas dan kuantitas jagung manis adalah
penggunaan pupuk kimia dan pupuk kandang dengan perbandingan seimbang,
serta pemberian larutan enzim pertanian. Enzim pertanian merupakan salah satu
penemuan baru dibidang pertanian. Enzim pertanian tersusun dari enzim hayati,
chellate hayati, substrat , vitamin dan garam. Enzim hayati berfungsi untuk
mempercepat berlangsungnya proses reaksi kimia, dimana enzim tersebut tidak
mengalami perubahan didalam proses reaksi yang berlangsung. Dari hasil
penelitiannya diperoleh bahwa penggunaan enzim pertanian ternyata dapat
mempengaruhi pertumbuhan jagung manis.

Anda mungkin juga menyukai