Anda di halaman 1dari 20

ASUHAN KEPERAWATAN PADA PASIEN DENGAN RHEUMATOID

ARTHRITIS

Disusun Oleh :

Kelompok 9

Nama Anggota :

1. Hewy Lelinia Febriachi

2. Intan Wahyu Al Rozak

3. Kisna Sonia

4. Ludovika Amelina Haryanti

AKADEMI KEPERAWATAN NGESTI WALUYO PARAKAN

TAHUN 2020
KATA PENGANTAR

Puji syukur kehadirat Tuhan Yang Maha Esa karena dengan rahmatNya
kelompok dapat menyelesaikan makalah ini yang diberi judul ASUHAN
KEPERAWATAN PADA PASIEN DENGAN REUMATOID ARTRITIS. Makalah
ini disusun untuk memenuhi penugasan pada Blok 16.4.3 Asuhan Keperawatan
Sistem Muskuloskeletal. Akhir kata, saya menyadari bahwa makalah ini sangat jauh
dari kesempurnaan. Karena itu, dengan segala kerendahan hati kami mohon maaf.
Terimakasih dan semoga bermanfaat bagi para pembaca.

Penulis

Kelompok 9

ii
DAFTAR ISI

Halaman judul.......................................................................................................... i

Kata Pengantar.........................................................................................................ii

Daftar Isi.................................................................................................................iii

BAB I PENDAHULUAN

a. Latar belakang..........................................................................................1

b. Tujuan Penulisan......................................................................................2

c. Manfaat Penulisan....................................................................................2

BAB II ISI

a. Konsep Medis...........................................................................................3

a) Pengertian..........................................................................................3

b) Etiologi..............................................................................................3

c) Patofisiologi.......................................................................................4

d) Manifestasi Klinis..............................................................................4

e) Pemeriksaan Penunjang.....................................................................5

f) Komplikasi.........................................................................................6

g) Penatalaksanaan.................................................................................7

b. Asuhan Keperawatan...............................................................................8

a) Pengkajian..........................................................................................9

b) Diagnosa..........................................................................................11

c) Intervensi.........................................................................................12

iii
BAB III KESIMPULAN DAN SARAN

a. Kesimpulan................................................................................................

b.Saran...........................................................................................................

DAFTAR PUSTAKA................................................................................................

iv
BAB I

PENDAHULUAN

a. Latar Belakang

Reumatoid Artritis (RA) adalah gangguan autoimun sistemik yang


ditandai dengan adanya artritis erosif pada sendi sinovial yang simetris dan
kronis yang menyebabkan gangguan fungsi yang berat serta kecacatan.
Kelainan ini juga dihubungkan dengan adanya manifestasi ekstraartikular dan
autoantibodi terhadap imunoglobulin dalam sirkulasi yang dikenal sebagai
faktor reumatoid. (Davey, 2005)

Menurut World Health Organization (WHO) angka kejadian rematik


pada tahun 2010 mencapai 20% dari penduduk dunia yang telah terserang
rematik, dimana 5-10% berusia 5-20 tahun dan 20% berusia 55 tahun
sedangkan tahun 2012 meningkat menjadi 25% penderita rematik yang akan
mengalami kecacatan akibat kerusakan pada tulang dan gangguan pada
persendian. Rheumatoid arthritis adalah bentuk paling umum dari arthritis
autoimun, yang mempengaruhi lebih dari 1,3 juta orang di Amerika. Dari
jumlah tersebut, sekitar 75% adalah perempuan, bahkan 1-3% wanita
mungkin mengalami rheumatoid arthritis dalam hidupnya. (Devi R et al,
2019)

Di Indonesia sendiri kejadian penyakit ini lebih rendah dibandingkan


dengan negara maju seperti Amerika. Prevalensi kasus Arthritis Rheumatoid
di Indonesia berkisar 0,1% sampai dengan 0,3%. Sementara, di Amerika
mencapai 3% (Nainggolan, 2009, dalam Devi. R et al, 2019). Angka kejadian
Arthritis Rheumatoid di Indonesia pada penduduk dewasa (di atas 18 tahun)
berkisar 0,1% hingga 0,3%. Pada anak dan remaja prevalensinya satu per
100.000 orang. Diperkirakan jumlah penderita Rheumatoid arthritis di
Indonesia 360.000 orang lebih (Tunggal, 2012, dalam Devi. R et al, 2019).

1
b. Tujuan

1. Memenuhi tugas kelompok Blok 16.4.3 Asuhan Keperawatan Sistem


Muskuloskeletal yang diberikan

2. Memberikan penjelasan tentang definisi, patofisiologi, etiologi,


manifestasi klinis, pemeriksaan penunjang dan komplikasi dari
Reumatoid Artritis

3. Memberikan penjelasan apa saja Asuhan Keperawatan yang digunakan


pada pasien Reumatoid Artritis

c. Manfaat

1. Sebagai tambahan materi untuk mahasiswa

2. Membantu mahasiswa dalam penerapan asuhan keperawatan pada pasien


Reumatoid Arthritis

2
BAB II
KONSEP MEDIS

A. Pengertian
Artritis rheumatoid (AR) merupakan suatu penyakit reumatik autoimun yang
ditandai oleh kerusakan sendi progresf, keterbatasan fungsional dan manifestasi
sistemik. Beberapa penderita AR mempunyai manifestasi yang lebih progresif
sehingga memiliki prognosis (fungsional dan harapan hidup) yang buruk.
B. Etiologi
Hingga saat ini penyebab dari rhematoid arthritis belum dapat ditentukan
secara pasti, tetapi beberapa hipotesa menunjukkan bahwa rhematoid arthritis
dipengaruhi oleh faktor-faktor :
1. Mekanisme imun (antigen-antibodi), seperti interaksi IGC dari faktor
Rhematoid (RF).
2. Gangguan metabolisme
3. Genetik
AR (Artritis Rheumatoid) adalah suatu penyakit auto imun yang timbul pada
individu yamg rentan setelah respon imun terhadap agen pencetus yang tidak
diketahui. Factor pencetus adalah bagian dari suatu bakteri, mikroplasma,
virus yang menginfeksi sendi.biasanya respon bodi awal diperantai oleh igG.
Namun individu mengidap AR akan membentuk anti bodi lain. Misalnya
igG atau igG, terhadap anti bodi IgG semula. Anti bodi yang ditunjukkan ke
komponen tubuh itu sendiri disebut Factotr Rheumatoid(FR). FR menetap
dikapsul sendi akan menimbulkan peradangan kronik dan disruksi ringan.
AR diperkirakan terjadi karena predisposisi genetic terhadap penyakit auto
imun. Biaanya wanita sering terkena AR dibandingkan dengan pria.

3
C. Patofisiologi
Inflamasi mula-mula mengenai sendi-sendi synovial seperti edema, kongesti
vascular, eksudat fibrin dan inflitrasi selular. Peradangan yamg berkelanjutan,
sinovial menjadi menebal, terutama pada sendi articular kartilago dari sendi.
Pada persendian ini granulasi membentuk pannus, atau penutup yang menutupi
kartilago. Pannus masuk ke tulang subchondria. Jaringan granulasi menguat
karena radang menimbulkan gangguan pada nutrisi kartilago artikuer. Kartilago
menjadi nekrosis. Tingkat erosi dari kartilago menentukan tingkat
ketidakmampuan sendi. Bila kerusakan kartilago sangat luas maka terjadi adhesi
diantara permukaan sendi, karena jaringan fibrosa atau tulang bersatu
(ankilosis). Kerusakan kartilago dan tulang menyebabkan tendon ligamen jadi
lemah dan bisa menimbulkan sublukasi atau dislokasi dari persendian. Invasi
dari tulang sub chondrial bisa menyebabkan osteoporosis setempat.

Lamanya arthritis rheumatoid berbeda dari tiap orang. Ditandai dengan


masa adanya serangan dan tidak adanya serangan. Sementara ada orang yang
sembuh dari serangan pertama dan selanjutnya tidak terserang lagi. Yang lain.
Terutama yang mempunyi faktor rheumatoid (seropositive gangguan
rheumatoid) gangguan akan menjadi kronis yang progresif.

D. Manifestasi Klinis

Keluhan biasanya mulai secara perlahan dalam bebberapa minggu atau bulan.
Sering pada keadaan awal tidak menunnjukkan tanja yang jelas. Keluhgan
tersebut dapat berupa keluhan umum, keluhan pada sendi dan keluhan diluar
sendi.

1. Keluhan umum
Keluhan umum dapat berupa perasaan badan lemah, nafsu makan
menurun, peningkatan panas badan yang ringan atau penurunan berat badan.

4
2. Kelainan sendi
Terutama mengenai sendi kecil dan simetris yaitu sendi pergelangan
tangan, lutut, kaki( sendi diartrosis). Sendi lainnya juga dapat terken seperti
sendi siu, bahu stemo-klavika, panggul, pergelangan kaki. Kelainan tulang
belakangterbatas pada leher. Keluhan sering berupa kaku sendi di pagi hari,
pembengkakakn dan nyeri sendi.
3. Kelainan di luar sendi
a. Kulit : nodul subukutan (nodul rematoid)
b. Jantung : kelainan jantung yang simtomatis jarang didapatkan, namun
40%pada autopsy RA didapatkan kelainan perikard
c. Paru : kelainan yang sering ditemukan berupa paru obstruktif dan
kelainan pleura (efusi pleura, nodul subpleura)
d. Saraf : berupa sindrom multiple neuritis akibat vaskulitis yang sering
terjadi berupa keluhan kehilangan rasa sensoris di ekstremitas dengan
gejala foot or wrist drop
e. Mata : terjadi sindrom sjogren ( keraktokjungtivitis sika) berupa
kekeringan mata, skleritis atau eriskleritis dan skleromalase peroforans
f. Kelenjar limfe : sindrom felty adalah RA dengan speleenomegali,
limpadenopati, anemia, trombositopeni, dan neutropenia.

E. Pemeriksaan Penunjang
1. Laboratorium
a. Penanda inflamasi : Laju Endap Darah (LED) dan C-Reactive
Protein(CRP) meningkat
b. Rheumatoid Factor (RF) : 80%pasien memiliki RF positif namun
RF negative tidak menyingkirkan diagnosis
c. Anti Cyclic Citrullinated Peptide (anti CCP) : biasanya digunakan
dalam diagnosis dini dan penaganan RA dengan spesifisitas 95-98%

5
dan sensitivitas 70% namun hubungan antara anti CCP terhadap
beratnya penyakit tidak konsisten

2. Radiologis
Dapat terlihat berupa pembengkakan jaringan lunak,
penyempitan ruang sendi, demineralisasi “juxta articular”,
osteoporosis,erosi tulang atau sublukasi sendi.
F. Komplikasi
Proses infamasi yang terjadi pada AR akan menyebabkan erosi pada
tulanh, kerusakan kartilago dan kerusakn pada sekitar ligamen. Proses ini
menyebabkan deformitas sehingga sendi kehilangan bentuk awalnya dan
menganggu fungsi sendi. Deformitas yang terjadi pada sendi dapat dilihat
pada tabel
Tangan:
Swan neck Hiperekstensi dari PIP disertai fleksi
DIP sehingga berbentuk seperti leher
angsa.
Boutonniere PIP fleksi dengan DIP hiperekstensi.
Mallet Fleksi pada DIP jari tangan disertai
kesulitan ekstensi jari.
z-thumb Hiperekstensi parah ibu jari tangan
sehingga membentuk benruk Z.
deviasi ulnar Pembekakan pada regio MCP tangan
sehingga jari berbelok kearah
kelingking
fusiform swelling Sinovitis pada PIP menyebabkan jari
terlihat lebih kurus
piano key styloid Subluksasi regio ulnar pasien
Kaki

6
Clock up/clow Sendi pada jari kaki proksimal akan
mengalami ekstensi sedangkan
distalnya akan fleksi sehingga
membentuk seperti cakar
Servikal
Subluksasi atlantoaksial Pada tulang vertebra dapat terjadi
subluksasi pada C1-C2 yang dapat
mengakibatkan progresifspastik
quadrricep dengan kehilangan rasa
nyeri pada tangan dan kegagalan
episodik mendula yang dapat berakibat
parestesi
Tabel.01
Komplikasi sistemik juga dapat terjadi pada AR (seperti osteoporosis dan
aterosklerosis ).
G. Penatalaksanaan
Tujuan pengobatan AR adalah :
1) Menekan aktivitas penyakitnya sehingga menghambat progesifitas
penyakit serta mencegah kecacatan
2) Mengatasi nyeri
3) Memperbaiki kualitas hidup
Pengobatan untuk menghambat progesivitas penyakit AR adalah dengan
DMARD, yang dikelompokkan menjadi DMARD sintetis dan DMARD
biologis. Lini pertama pengobatan AR adalah Metrotreksat. Obat lainnya
adalah sebagai berikut :

1. Anti Inflamasi

7
- OAINS/ penghambat COX-2 : Dilkofenak, Meloksikam,
Celecoxib, Etoricoxib
- Glukokortikoid
2. DMARD sintetis
- Metrotreksat
- Hidroksiklorokuin/ klorokuin
- Sulfasalazine
- Leflunomide
3. DMARD biologis
- Anti-IL 1 : Anakinra
- Anti-TNF : Etanercept, Infliximab, Adalimumab,
Golimumab, Certolizumab
- Anti IL 6 : Tocilizumab
Penatalaksanaan nonfarmakologi pada AR meliputi:
a. Edukasi pada pasien mengenai penyakitnya, perjalanan
penyakit, pengobatab, efek samping pengobatan, edukasi
berhenti merokok dan alkohol
b. Terapi fisik dan rehabilitasi penting untuk mempertahankan
fungsi sendi dan kekuatan otot
c. Diet, umumnya penderita AR memiliki komorbiditas
kardiovaskular, sehingga penting untuk melakukan diet rendah
gula dan rendah lemak.

8
BAB III

ASUHAN KEPERAWATAN

1. PENGKAJIAN

A. .Identitas pasien

Meliputi nama,alamat,tanggal lahir,jenis kelamin.

B. Keluhan Utama

Pada pasien RA biasanya nyeri sendi karena peradangan yang terjadi pada
persendian yang berakibat pada nyeri yang akan timbul. Tapi juga bisa
mengalami keluhan kekakuan sendi massif pada pagi hari dan pembengkakan
sendi.

C. Riwayat Kesehatan Masa Lalu

Mungkin pasen yang terkena sering mengalami nyeri peradangan kronik yang
menyebabkan degenerasi jaringan ikat. Biasanya jaringan ikat di lapisan
sendi yang mengalami kerusakan yaitu membrane sinovium. Peradangan
pada AR biasanya berlangsung terus menerus dan menyebar ke struktur sendi
sekitarnya termasuk tulang rawan sendi dan vibrosa sendi. Akhirnya tendon
ikut meradang . Sinovium yang meneal kemudian dilapisi oleh granular yang
disebut panus,panus dapat menyebabkan jaringa parut pada sendi dan
menyebabkan nyer hebat.

D. Riwayat Alergi Terhadap Makanan

E. Riwayat Diit yang Dikonsumsi

9
F. Pengkajian Pola gordon

1. Aktivitas dan Istirahat


Gejala : nyeri sendi karena gerakan, nyeri tekan, kekakuan pada pagi hari,
biasanya bilateral dan simetris.
Keterbatasan fungsional dan berpengaruh pada gaya hidup,pekerjaan
,keletihan.
Tanda : malaise
Keterbatasan rentang gerak,atrofi otot,kulit, kontraktur,kelainan pada sendi.
2. Kardiovaskuler
Gejala : Kebiruan pada jari tangan atau kaki (Pucat intermiten, sianosis)
3. Integritas Ego
Gejala Faktor Stres Akut : finensial, perkerjaan.
4. Makanan dan Cairan
Gejala : misalnya kesulitan mengunyah , anoreksia.
Tanda : penurunan berat badan.
5. Hygene
Gejala : berbagai kesulitan untuk melakukan prawatan pribadi dan
ketergantungan.
6. Neurosensori
Tanda : kesemutan pada tangan dan kaki, hilangnya sensasi pada jaringan
tangan.
Gejala : pembengkakan sendi.
7. Nyeri / Kenyamanan
Gejala : fase akut terjadi nyeri yang terjadi pada sendi.
8. Keamanan
Gejala: kulit mengkilat, lesi kulit, ulkus kaki.
9. Interaksi social
Gejala : kerusakan interaksi social dengan keluarga karena peran social.

10
G. Pemeriksaan Fisik
b. Inspeksi dan palpasi persendian untuk masing masing sisi bilateral amati
warna kulit,ukuran,lembut tidaknya kulit dan pembengkakan.
c. Lakukan pengukuran passive range f mation pada sendi-sendi sinovial
H. Pemeriksaan heat to toe.

2. DIAGNOSA KEPERAWATAN
1. Nyeri akut berhubungan dengan agent cidera biologis(Distruksi Sendi)
2. Intoleransi aktivitas berhubungan dengan aliran darah tidak adekuat
3. Resiko cidera berhubungan dengan hilangnya kekuatan otot.

11
No Diagnosa Tujuan dan Kriteria Hasil Intervensi
Keperawatan

1. Nyeri akut Setelah diakukan 1. Kaji tanda-tanda vital klien


berhubungan tindakan keperawatan dan nyeri klien dengan
dengan agent selama 3x24 jam masalah (P,Q,R,S,T).
cidera nyeri akut berhubungan
2. Berikan berbagai upaya
biologis(Distruksi dengan agent cidera
kenyamanan misalny
Sendi) biologis (Distruksi Sendi)
kompres panas atau
dapat teratasi dengan
dingin,masase,perubahan
kriteria hasil:
posisi,istirahat kasur
1.TTV:Nadi,Suhu,RR,dan busa,teknik relaksasi,nafas
TD dibatas normal. dalam.

2.Klien sudah 3. Berikan obat


mengatakan nyeri sudah antiinflamasi,analgetik,dan
berkurang. antireumatik.

3.Peradangan pada sendi 4.Kolaborasi dengan dokter


pasien yang untuk melakukan tindakan
menyebabkan nyeri dapat fisioterapi.
sembuh dan pulih.

2. Intoleransi Setelah dilakukan 1.Kaji tanda-tanda vital


aktivitas tindakan eperawatan klien,dan adanya factor yng
berhubungan selama 3x24jam masalah menyebabkan kelelahan.
dengan aliran intoleransi aktivitas dapat
2.Observas adanya
darah tidak teratasi dengan kriteria
pembatasan klien dalam
adekuat hasil:

12
1.Pasien tidak dyspnea melakukan aktivitas
saat melakukan aktivitas.
3.Edukas klien dalam
2.TD dalam rentang penerapan rutinitas tidur dan
normal 90/60 mmHg jelaskan istirahat untuk
hingga 130/80 meredakan stress
mmHg.Nadi dalam batas sistematik,articular,emosial
60-100x/menit.RR dalam
4.Eduasi pada klien dalam
batas 12-20x/menit.
pemberian nutrisi yang
3.Antibodi pada tubuh adekuat, termasuk sumber zat
klien normal besi dari makanan dan
suplemen.
4.Klien tidak lesu dan
lemas. 5.Kolaborasi dengan keluarga
untu mengatur jadwal dalam
memberi jeda antar-
ativitas,mendelegaskan
tugas,menetapkan prioritas.

Setelah dilakukan
3. Resiko cidera tindakan keperawatan 1.Kaji penyebab defisit fisik
berhubungan selama 3x24 jam pasien.
dengan hilangnya diharkan masalah resiko
2.Manajemen lingkungan.
kekuatan otot. cidera dapat tratasi
dengan kriteria hasil : 3.Ciptakan lingkungan yang
aman bagi klien.

4.Berikan side rail


1.Menghindari jatuh dan
terpleset lantai

13
2.Memakai alas kaki yang
idak mudah slip

3.Mengatur tinggi bed

Tabel.02

14
BAB III
PENUTUP

A. Kesimpulan
Atritis rematoid (AR) adalah suatu penyakit peradangan kronik yang
menyebabkan degenerasi jaringan ikat. Biasanya jaringan ikat di lapisan sendi
yang mengalami kerusakan yaitu membrane sinovium penyakit system kronik
ini ditandai peradangan ringan penyambut. Manifestasi tersering penyakit ini
adalah terserangnya sendi yang umumnya bersifat menetap dan progresif yang
berakibat pada deformitas sendi dan gangguan fungsi yang ditandai rasa nyeri.
Pada penyakit rheumatoid artritis, reaksi autoimun terutama terjadi pada
jaringan synovial. Proses vagositosis menghasilakn enzim-enzim dalam sendi.
Enzim tersebut amemecah kolagen sehingga terjadi edema, poliferassi
membrane synovial dan akirnya membentuk panas. Manas akan menghancurkan
tulang rawan dan menghasilkan erosi tulang, akibatnya menghilangkan
permukaan sendi yang mengganggu gerak sendi. Otot akan ikut terkena karena
serabut oto akan mengalami perubahan generative yang berakibat pada kekuatan
dan kontraksi otot.
B. Saran
Jika anda memiliki tanda dan gejala:
1. AR ditandai gejala umum peradangan berupa demam, rasa lemah, nyeri
tubuh dan pembengkakan sendi
2. Terjadinya nyeri dan kekakuan sendi, kekakuan terjadi parah pada di pagi
hari dan mengenai sendi secara birateral
3. Rentang gerak berkurang. Timbul deeformitas sendi dan kontraksi otot
4. Terbentuk nodus-nodus rematoid atau pembengkakan terutama pada daerah
trauma ataumengakami tekanan.
5. Atritis erosive merupakan sifat radiologis penyakit ini
6. Terdapat deformitas. Sendi mungkin mengalami ankilosis disertai
kemamouan bergerak yang total

15
DAFTAR PUSTAKA

Kalim, H et al. 2019. Reumatologi Klinik. Malang: UB Press

Risnanto dan Insani, U. 2014. Buku Ajar Asuhan Keperawatan Medikal Bedah :
Sistem Muskuloskeletal. Yogyakarta : Deepublish

Davey, Patrick. 2005. At a Glance Medicine. Jakarta : Erlangga

Devi, R et al. 2019. Asuhan Keperawatan Keluarga Pada Kasus Arthritis Reumatoid
Untuk Mengurangi Nyeri Kronis Melalui Pemberian Terapi Kompres Hangat
Serei. Jurnal Kesehatan Tadulako .5( 2)

Herdman. T. Heather, Kamitsuru. Shigemi. 2017. NANDA-I Diagnosis Keperawatan


Definisi dan Klarifikasi 2018-2020. Jakarta : EGC

Bulechek. Gloria. M, et al. 2013. Nursing Interventions ni Classification (NIC).

Moorhead. Sue, et al. 2013. Nursing Outcomes Classificstion (NOC).

16

Anda mungkin juga menyukai