Anda di halaman 1dari 13

BENANG

Disusun untuk memenuhi tugas pengetahuan bahan dan


struktur tekstil
TUGAS 3

NAMA : ADITIA
NIM : C0915001
KELOMPOK : 1

PROGRAM STUDI KRIYA TEKSTIL


FAKULTAS SENI RUPA DAN DESAIN
UNIVERSITAS SEBELAS MARET
Sejarah Benang

Penemuan benang diawali dengan penemuan benang sutera, benang sutra yangdi dapat
dari ulat sutera pertama kali ditemukan oleh ratu Xi Ling-Shi ribuan taun lalu. Ceritanya, suatu
hari ketika Ratu Xi Ling-Shi sedang bertamasya, ia menemukan kepompong ulat sutra. Karena
penasaran, kepompong itupun disentuh dengan jarinya, diapun mencoba menarik
selembar benang yang keluar dari kepompong itu. Dan,sungguh menakjubkan,
semakin dia tarik benangnya semakin panjang hingga menutupi dan membalut
jarinya. Ratupun berhenti menarik benang karena tangannya terasa panas.
Ketika benang itu habis, ratu melihat kepompong kecil. Akhirnya dia menyadari bahwa
kepompong itu merupakan sumber benang yang disebut benang sutra. Ratu pun lalu bercerita
kepada semua orang, sehingga penemuan ini dikenal secara luas. Benang tersebut kemudian
dipintal dan dijadikan kain dan ternyata memiliki kualitas bagus. Selain sangat halus, kain halus
kain sutera juga sangat lembut hingga banyak orang yang suka.

Definisi Benang

Benang adalah susunan seratserat yang teratur kearah memanjang dengan garis tengah
dan jumlah antihan tertentu yang diperoleh dari suatu pengolahan yang disebut pemintalan.
Serat-serat yang dipergunakan untuk membuat benang, ada yang berasal dari alam dan ada
yang dari buatan. Serat-serat tersebut ada yang mempunyai panjang terbatas (disebut stapel)
dan ada yang mempunyai panjang tidak terbatas (disebut filamen).
Benang-benang yang dibuat dari serat-serat stapel dipintal secara mekanik, sedangkan
benang-benang filamen dipintal secara kimia. Benang-benang tersebut, baik yang dibuat dari
serat-serat alam maupun dari serat-serat buatan, terdiri dari banyak serat stapel atau filamen.
Hal ini dimaksudkan untuk memperoleh benang yang fleksibel. Untuk benang-benang dengan
garis tengah yang sama, dapat dikatakan bahwa benang yang terdiri dari sejumlah serat yang
halus lebih fleksibel daripada benang yang terdiri dari serat-serat yang kasar.
www.wikipedia.com
Struktur benang

Bahan baku atau bahan dasar benang dan jaring terdiri atas serat alami (natural fibre) dan serat
sintesis (synthetic fibre). Serat alami adalah serat yang dibuat dengan bahan dasar tumbuhan
dan hewan (Klust, 1983a). Contoh serat alami yang berbahan dasar tumbuhan (plant fibre)
adalah kenaf, ramie, abaca, jute, flax/linen, sisal, hemp, cotton, soybean, bambu, raffia, rina dll
(Wikipedia, 2007). Adapun serat alami yang berbahan dasar hewan (animal fibre) adalah
mohair, wool, camel, alpaca, llama, angora, cashmere, yak, silk, sinew dll (Binhaitimes, 2005).
Selain serat alami adapula serat sintesis, yaitu serat yang dibuat dari unsur-unsur kimia yang
sederhana kemudian digabungkan sehingga terbentuk susunan baru secara lengkap dan
kompleks, sehingga mempunyai sifat-sifat baru yang semakin rumit dan berubah dari sifat
semula (Klust, 1983a). Contoh-contoh serat sintesis adalah Polyamide (PA), Polyester (PES),
Polyethylene (PE), Polyprophylene (PP), Polyvinyl Chloride (PVC), Polyvinyllidene Chloride
(PVD), Polyvinyl Alcohol (PVA), dll (Klust, 1983a).
Benang Berstruktur
Benang bertekstur umumnya dihasilkan dari serat thermoplastic (serat yang bentuknya
dapat diatur oleh panas, yang diterapkan pada proses pembuatannya). Serat-serat buatan
mampu menyesuaikan diri terhadap panas. Pada bagian terdahulu telah diuraikan bahwa
benang akan melalui proses penyisiran agar menjadi lurus, sehingga pada saat dibentangkan
akan rapi ke satu arah. Pada benang bertekstur serat-serat justru sengaja diacak, sehingga pada
saat dibentangkan menjadi tidak sama. Benang bertekstur dapat diikalkan pada sati sisi atau
kedua-duanya, digulung, dilipat, atau dikerut atau diolah menjadi bulu-bulu halus (agar
mengembang). Panas yang diterapkan pada titik tertentu ketika proses pembuatan berlangsung
akan menghasilkan tekstur yang dikehendaki pada benang. Benang bahkan dapat dirajut
menjadi kain, yang setelah dipanaskan lalu ditutup sehingga benang yang dihasilkan akan
memiliki bentuk dan akan mempengaruhi permukaan kain yang dibuat dengan benang
bertekstur.

(Klust, Gerhard. 1983a. Bahan Jaring untuk Alat Penangkapan Ikan. Edisi ke-2. (Penterjemah Team
BPPI Semarang). Terjemahan dari Netting Materials for Fishing Gear. Semarang: BPPI Semarang.)
Jenis Benang
Jenis Benang Menurut Kategorinya

Sebenarnya terdapat beberapa kategori jenis benang, yaitu : benang dasar, benang hias,
benang spiral dan benang berstruktur.
1. Benang Dasar (Simple Yarns)
Benang dasar adalah jenis yang paling sederhana. Meskipun benang ini mungkin
terbuat dari satu serat yang sama atau serat campuran, jumlah pilinan pada keseluruhan
panjangnya sama dan jenis ini tampak cukup lembut serta rata. Kain yang terbuat dari benang
dasar satu ukuran dengan kandungan serat yang sama, akan menghasilkan tenunan yang lembut
permukaannya namun kurang bervariasi. Sedangkan benang dasar yang dipilih dengan cara
berlainan, atau benang dasar yamg memiliki kandungan serat berbeda, dapat dikombinasikan
dalam proses menenun untuk menghasilkan kain dengan efek permukaan yang beragam.
Dengan ini, dapat dilakukan berbagai kombinasi sehingga menghasilkan jenis kain yang
bervariasi.
2. Benang Hias (Novelty yarns)
Benang hias biasanya dibuat berpilin dua, meskipun terdapat beberapa jenis khusus
yang diperoleh dari benang tunggal. Benang khusus jenis ini dibuat dari dua benangtunggal
atau lebih. Benang tunggal pertama berfungsi sebagai“dasar” atau “inti” dan menjadi tempat
membelitnya benang-benang tunggal lainnya. Benang tunggal kedua akan menciptakan efek-
efek khusus. Benang ketiga, menyatukan kedua benang pertama. Bila benang dasar dibuat
halus dan rata, sebaliknya dengan benang hias dibuat tidak teratur, kadang-kadang tidak rata,
agar bisa menghasilkan kain dengan permukaan dan tekstur yang tidak lazim.
Benang-benang hias dapat menghasilkan berbagai kain yang menarik, tetapi kain tersebut
biasanya kurang enak dipakai dibanding dengan kain permukaan halus. Ikatan
pada boucle misalnya, mudah robek. Semnetara bagian yang lebih tinggi yang terbuat dari
simpul-simpul tampak lebih using dibanding kain halus bagian belakangnya. Terdapat banyak
variasi pada benang hias, tetapi yang paling umum digunakan adalah jenis slubbed, looped,
dan knotted spiral.
a. Benang slubbed (slubbed yarns)
Benang slubbed dibuat dengan mengubah kadar pilih yang digunakan sehingga selembar
benang akan tampak lebih halus. Pada helaian benang, slub dapat dibentuk dalam satu benang,
sementara benang-benang lainnya digunakan untuk menahan slub itu ke bawah. Benang yang
digunakan untuk jenis kain shantung merupakan jenis slubbed dan permukaannya yang tidak
rata dibuat oleh slub benang.
b. Benang Ikal (looped yarns)
Benang jenis ini dibuat dengan ikatan penuh pada interval yang teratur. Boucle, merupaka
salah satu contoh benang ikal yang kerap kali digunakan untuk pakaian wanita.
c. Benang Bersimpul (knotted/nubbed yarns)
Benang semacam ini dibuat dengan mengatur mesin pemintalnya sehingga mesin tersebut
akan melilit benang dengan sendirinya secata terus menerus di satu tempat, hingga terbentuk
suatu simpul. Kadangkala, benang ini dibuat dengan dua warna, dan simpul yang terjadi
hanmya dalam satu warna. Kain yang ditenun dengan benang dua warna itu akan tampak
memiliki bintik berwarna yang jelas pada dasarnya.
3. Benang Spiral
Benang spiral dapat diperoleh dengan memilin dua benang yang memiliki ketebalan
berbeda. Biasanya, benang bermutu memiliki pilinan lebih tinggi dan lebih baik daripada yang
kasar dan benang yang lebih kasar melilit benang yang lebih baik. Berbagai variasi dapat
dilakukan tergantung pada efek yang dikehendaki pada kain yang akan dibuat.

Jenis Benang Menurut Panjang Serat


Menerut panjang seratnya benang dapat dibagi menjadi dua jenis yaitu benang stapel dan
benang filamen.

1. Benang Stapel
Benang stapel ialah benang yang dibuat dari serat-serat stapel. Serat-serat stapel yang
berasal dari serat alam dengan terbatas, yaitu sesuai alamiahnya dan serat stapel yang berasal
dari serat buatan yang dipotong-potong dengan panjang
tertentu. Ada beberapa benang stapel diantaranya :
a. Benang Stapel Pendek
Benang stapel pendek ialah benang yang dibuat dari seratserat stapel yang pendek.
Contohnya ialah benang kapas, benang rayon dan lain-lain.
b. Benang Stapel Sedang
Benang stapel sedang ialah benang yang dibuat dari seratserat stapel yang panjang seratnya
sedang. Contohnya ialah benang wol, benang serat buatan.
c. Benang Stapel Panjang
Benang stapel panjang ialah benang yang dibuat dari seratserat stapel yang panjang.
Contohnya ialah benang rosella, benang serat nenas dan lainlain.
2. Benang Filamen
Benang filamen ialah benang yang dibuat dari serat filamen. Pada umumnya benang
filamen berasal dari serat-serat buatan, tetapi ada juga yang berasal dari serat alam. Contoh
benang filamen yang berasal dari serat alam ialah benang sutera. Benang filamen yang berasal
dari serat-serat buatan misalnya :
· Benang rayon yaitu benang filamen yang dibuat dari bahan dasar selulosa.
· Benang nylon yaitu benang filamen yang dibuat dari bahan dasar poliamida yang berasal dari
petrokimia.
· Benang poliakrilik yaitu benang yang dibuat dari bahan dasar poliakrilonitril yang berasal
dari petrokimia.

Ada beberapa macam benang filamen, diantaranya :


a. Benang Monofilamen
Benang monofilamen ialah benang yang terdiri dari satu helai filamen saja. Benang ini
terutama dibuat untuk keperluan khusus, misalnya tali pancing, senar raket, sikat, jala dan
sebagainya.
b. Benang Multifilamen
Benang multifilamen ialah benang yang terdiri dari seratserat filamen. Sebagian besar
benang filamen dibuat dalam bentuk multifilamen.
c. Benang Tow
Tow ialah kumpulan dari beriburibu serat filamen yang berasal dari ratusan spinnerette
menjadi satu.
d. Benang stretch
Benang stretch ialah benang filamen yang termoplastik dan mempunyai sifat mulur yang
besar serta mudah kembali ke panjang semula.
e. Benang Bulk
Benang bulk ialah benang yang mempunyai sifat-sifat mengembang yang besar.
f. Benang Logam
Benang logam. Benang filament umumnya dibuat dari serat buatan, namun disamping itu
ada juga yang dibuat dari logam. Benang ini telah dipergunakan beribu-ribu tahun yang lalu.
Benang yang tertua dibuat dari logam mulia dan benangnya disebut lame. Keburukan dari
benang ini ialah : berat, mudah rusak dan warnanya mudah kusam.
Jenis Benang Menurut Kontruksinya
Menurut kontruksinya benang dapat dibagi menjadi :
1. Benang Tunggal
Benang tunggal ialah benang yang terdiri dari satu helai benang saja. Benang ini terdiri dari
susunan serat-serat yang diberi antihan yang sama.
2. Benang Rangkap
Benang rangkap ialah benang yang terdiri dari dua benang tunggal atau lebih yang
dirangkap menjadi satu.
3. Benang Gintir
Benang gintir ialah benang yang dibuat dengan menggintir dua helai benang atau lebih
bersama-sama. Biasanya arah gintiran benang gintir berlawanan dengan arah antihan benang
tunggalnya. Benang yang digintir lebih kuat daripada benang tunggalnya.
4. Benang Tali
Benang tali ialah benang yang dibuat dengan menggintir dua helai benang gintir atau lebih
bersama-sama.

Jenis Benang Menurut Pemakaiannya


Menurut pemakaiannya benang di bagi menjadi :
1. Benang Lusi
Benang lusi ialah benang untuk lusi, yang pada kain tenun terletak memanjang kearah
panjang kain. Dalam proses pembuatan kain, benang ini banyak mengalami tegangan dan
gesekan. Oleh karena itu, benang lusi harus dibuat sedemikian rupa, sehingga mampu untuk
menahan tegangan dan gesekan tersebut. Untuk memperkuat benang lusi, maka jumlah
antihannya harus lebih banyak atau benangnya dirangkap dan digintir. Apabila berupa benang
tunggal, maka sebelum dipakai harus diperkuat terlebih dahulu melalui proses penganjian.
2. Benang Pakan
Benang pakan ialah benang untuk pakan, yang pada kain tenun terletak melintang kearah
lebar kain. Benang ini mempunyai kekuatan yang relatif lebih rendah daripada benang lusi.
3. Benang Rajut
Benang rajut ialah benang untuk bahan kain rajut. Benang ini mempunyai antihan / gintiran
yang relatif lebih rendah daripada benang lusi atau benang pakan.
4. Benang Sisir
Benang sisir ialah benang yang dalam proses pembuatannya, melalui mesin sisir (Combing
machine). Nomor benang ini umumnya berukuran sedang atau tinggi (Ne1 40 keatas) dan
mempunyai kekuatan dan kerataan yang relatif lebih baik daripada benang biasa.
5. Benang Hias
Benang hias ialah benangbenang yang mempunyai corakcorak atau konstruksi tertentu
yang dimaksudkan sebagai hiasan. Benang ini dibuat pada mesin pemintalan dengan suatu
peralatan khusus.
6. Benang Jahit
Benang jahit ialah benang yang dimaksudkan untuk menjahit pakaian. Untuk pakaian
tekstil benang jahit ini terdiri dari benang-benang yang digintir dan telah diputihkan atau
dicelup dan disempurnakan secara khusus.
7. Benang Sulam
Benang sulam ialah benangbenang yang dimaksudkan untuk hiasan pada kain dengan cara
penyulaman. Benangbenang ini umumnya telah diberi warna, sifatnya lemas dan mempunyai
efek-efek yang menarik.

PROSES PEMBUATAN BENANG

Pada dahulu, prinsip pembuatan benang yang umumnya telah digunakan sejak jaman dahulu
sampai sekarang yaitu terdiri dari proses-proses peregangan serat, pemberian antihan dan
penggulungan yang keseluruhannya disebut proses pemintalan.

Selain itu, proses pemintalan yang sesungguhnya, baru dilakukan setelah serat-serat
mengalami proses-proses pendahuluan misalnya pembersihan, penguraian serat dari
gumpalan-gumpalan dan lainlain. Dahulu, pembersihan dan penguraian serat hanya dilakukan
menggunakan tangan, akan tetapi sekarang sudah menggunakan mesin-mesin yang
macamnya tergantung dari pada jenis serat yang digunakan. Untuk mempelajari macam-
macam mesin yang digunakan, perlu diketahui sistem yang digunakan pada proses pintal.
Sistem-sistem itu antara lain ialah :

sistem pintal ring

Sistem ini yang paling banyak digunakan untuk pembuatan benang. Di Indonesia hampir
semua pabrik penghasil benang menggunakan sistem ini. Dipakai terutama untuk seratserat
yang relatif pendek, terutama serat kapas. Prinsipnya dapat diikuti sebagai berikut, Spindel
diputar melalui pita. Bobin yang berlubang dapat dimasukkan ke spindle sedemikian,
sehingga kalau spindel berputar bobin turut pula berputar. Melingkari bobbin tersebut
terdapat ring yang terletak pada landasan ring yang dapat naik turun. Pada bibir ring
dimasukkan semacam cincin kecil berbentuk “C” yang disebut traveller dan berfungsi
sebagai pengantar benang selama penggulungan. Agar benang tidak mengenai ujung spindel
selama dipintal, maka diatas spindel dipasang pengantar benang yang berbentuk seperti ekor
babi. Benang dari rol depan melalui pengantar benang selanjutnya digulung ke bobin yang
lebih dahulu melalui traveller.

Karena bobin berputar maka traveller turut berputar mengelilingi bibir ring. Oleh sebab
traveller mengalami gesekan, maka putaran bobin lebih cepat dari pada traveller, sehingga
terjadilah penggulungan benang pada bobin dan bersamaan dengan itu putaran traveller
memberikan antihan pada benang.

sisem pintal dengan flyer

Dalam system flyer digunakan alat pintal fleyer. Alat ini terdiri dari suatu spindle yang dapat
diputar melalui roda pemutar spindel. Pada ujung spindel tersebut diterapkan flyer, sehingga
bila spindel ber putar, maka flyer juga turut ber putar. Bobin dimana poros spindel
dimasukkan, dapat ber putar bebas dan dapat diputar tersendiri melalui roda pemutar bobin.
Waktu proses berlang sung, kelompok serat melalui puncak flyer, keluar melalui lubang
saluran benang secara radial, lalu dibelitkan melalui kait pengantar benang dari sayap flyer ke
bobin untuk digulung. Bobin dan flyer berputar sama arah nya tetapi bobbin lebih cepat,
sehingga terjadi penggulungan. Sedangkan putaran flyer dipakai untuk memberikan antihan
pada benang.

Sistem ini digunakan untuk memintal serat-serat panjang seperti flax, henep, wol yang
panjang dan sebagainya. Dalam pembuatan benang kapas, biasanya mesin roving sebelum
mesin pintal benang yang sesungguhnya.

sistem pintal open end

Sistem pintal Open-end adalah cara pembuatan benang dimana bahan baku setelah
mengalami peregangan seolah-olah terputus (terurai kembali) sebelum menjadi benang.
Berbeda dengan sistem yang diuraikan terdahulu, maka pada sistem ini pemberian antihan
tidak menggunakan putaran spindel tetapi dengan cara lain yaitu dengan menggunakan gaya
aerodinamik yang dihasilkan oleh putaran rotor. Salah satu prinsip pemintalan Open-end
sebagai berikut :

Bahan berupa sliver masuk melalui corong, diambil oleh rol penyuap, dimasukkan ke daerah
penggarukan. Oleh rol pengurai serat-serat diuraikan. Selanjutnya melalui pipa disalurkan ke
rotor. Oleh rotor, serat dikumpulkan sepanjang sudut bagian dalam rotor, kemudian serat-
serat masuk ke saluran dimana susunan serat-serat tersebut sudah menjadi benang yang
antihannya ditentukan oleh rotor tersebut. Oleh perbedaan putaran rotor dengan kecepatan
tarikan rol pelepas, maka terjadilah antihan dan penggulungan. Dari rol pelepas benang
digulung pada bobin di atas rol penggulung.

Dengan sistem ini produksinya jauh lebih tinggi dari pada sistem-sistem lain. Bahan baku
dalam proses pembuatan benang adalah serat dan melalui proses pembukaan, pembersihan,
peregangan dan pemberian antihan terbentuklah benang.
mesin-mesin pembuatan benang

Adapun mesin pembuatan benang sebagai berikut :

1. Mesin Blowing

Pada proses pemintalan serat staple atau serat pendek maka bahan yang akan diproses harus
melalui proses blowing karena bahan baku serat pendek tersebut dikemas dalam bentuk bal
yang merupakan serat-serat pendek yang dipadatkan dan berbentuk kotak. Oleh karena itu
maka serat serat yang menggumpal harus diurai atau dibuka terlebih oleh mesin blowing .
Adapun tujuan proses blowing adalah :

 Mencampur serat
 Membuka gumpalan-gumpalan serat.
 Membersihkan kotoran-kotoran
 Membuat gulungan lap

2. Carding

Secara singkat, tujuan dari mesin Carding adalah :

1. Membuka gumpalan-gumpalan serat lebih lanjut, sehingga serat-seratnya terurai satu


sama lain.
2. Membersihkan kotoran-kotoran yang masih ada didalam gumpalan-gumpalan serat
atau yang tersangkut sejauh mungkin.
3. Memisahkan serat-serat yang sangat pendek dari serat-serat panjang (main fibre).
4. Membentuk serat-serat tersebut menjadi sliver , dengan arah serat ke sumbu dari
sliver.
5. Mesin Drawing

Pada prinsipnya mesin drawing merupakan proses peregangan pada bahan yang berupa sliver
sehingga bahan tersebut setelah mengalami proses drawing akan mengalami pengecilan
bahan, pensejajaran atau pelurusan serat, perangkapan dan pencampuran bahan. Selain itu
tekukan tekukan yang dialami serat karena proses carding akan kembali diluruskan pada
proses ini.

Adapun tujuan proses drawing secara umum adalah :

1. Meluruskan dan mensejajarkan serat-serat dalam sliver ke arah sumbu dari sliver
2. Memperbaiki kerataa berat per satuan panjang, campuran atau sifat-sifat lainnya
dengan jalan perangkapan.
3. Menyesuaikan berat sliver per satuan panjang dengan keperluan pada proses
berikutnya

Mesin drawing terbagi tiga bagian utama yaitu :Bagian penyuapan, bagian peregangan dan
bagian penampungan.
4. Mesin Combing

Mesin Combing merupakan Mesin perantara mesin Carding dan Drawing. Fungsi dari mesin
Combing adalah :

1. Memisahkan kotoran-kotoran yang masih terdapat pada sliver hasil mesin Carding.
2. Memisahkan serat-serat pendek dengan panjang tertentu, dengan tujuan untuk
memperbaiki kerataan panjang serat.
3. Meluruskan dan mensejajarikan serat yang lebih baik, sehingga proses regangan pada
proses berikutnya dapat dilakukan dengan mudah.
4. Mesin Roving

Setelah mengalami proses peregangan, perangkapan, pensejajaran dan pelurusan serat pada
mesin drawing maka serat yang dalam bentuk sliver diproses pada mesin roving. Serat-serat
yang telah sejajar lurus dan rata hasil dari proses drawing sebelum dibuat menjadi benang
harus melewati proses roving, karena pada mesin ini sliver akan mengalami pengecilan
diameter (peregangan), pemberian sedikit antihan, penggulungan dalam bobin yang sesuai
dengan proses selanjutnya (proses ring spinning). Sehingga fungsi atau tujan dari proses
roving adalah :

1. Peregangan (drafting) pada sliver sehingga diameternya mengecil dan serat lebih
sejajar
2. Pemberian antihan (twisting) pada sliver roving untuk meningkatkan kekuatan tarik
pada saat peregangan di proses ring spinning
3. Penggulungan (winding) sliver roving pada bobin yang sesuai untuk proses
selanjutnya (ring spinning).
4. Mesin Ring Spinning

Mesin Spinning merupakan lanjutan dari mesin roving yang akan merubah sliver roving
menjadi benang yang diinginkan. Agar proses pada mesin spinning berjalan dengan baik dan
tidak mengalami kesulitan maka pemberian antihan pada mesin roving diberikan
secukupnya/tidak boleh terlalu banyak. Sebab pada waktu peregangan pada mesin spinning
dimana pembukaan antihan sliver roving menjadi serat-serat yang dilakukan tidak akan
mengalami kesulitan.

Proses pada mesin Spinning terbagi menjadi 3 bagian yaitu :

1. Drafting (peregangan)
2. Twisting (pemberi antihan
3. Winding (penggulungan)

(Abdul latief sulam , 2008 , Teknologi Pembuatan Benang dan Pembuatan Kain Jilid 2 kelas 11 ,
pusat perbukuan departemen pendidikan nasional)
Kesimpulan
Benang adalah hasil akhir daripada proses pemintalan baik berupa benang alam antara lain benang
kapas/katun, ataupun benang buatan antara lain benang nilon, poliester, sesuai dengan asal dari
seratnya. Benang terbagi menjdi beberapa jenis seperti benang menurut panjang seratnya, menurut
kategorinya, menurut kontruksinya dan jenis benang menurut pemakaiannya. Dalam prosesnya
benang terbagi menjadi beberapa tahapan terus secara kualitas benang tergantung dari syarat serat
yang dipintal.
DAFTAR PUSTAKA

Klust, Gerhard. 1983a. Bahan Jaring untuk Alat Penangkapan Ikan. Edisi ke-2. (Penterjemah
Team BPPI Semarang). Terjemahan dari Netting Materials for Fishing Gear. Semarang:
BPPI Semarang.
Abdul latief sulam , 2008 , Teknologi Pembuatan Benang dan Pembuatan Kain Jilid 2 kelas
11 , pusat perbukuan departemen pendidikan nasional
www.wikipedia.com

Anda mungkin juga menyukai