Anda di halaman 1dari 10

Tugas Pendidikan Agama Islam (PAI)

Qada dan Qadar

Penyusun :

Shabrinna Carlaanastasia

Kelas :

XII BAHASA

Tahun Ajaran 2020/2021


SMAN 1 LEUWILIANG
KATA PENGANTAR

Puji serta syukur kita ucapkan kehadiratAllah S.W.T atas limpahan rahmat dan
hidayah-Nya sehingga saya dapat menyelesaikan makalah tentang Qada dan Qadar.

Adapun tujuan dari penulisan dari makalah ini adalah untuk memenuhi
tugas Ibu Ade Hekmawati pada mata pelajaran Pendidikan Agama Islam. Selain itu,
makalah ini juga bertujuan untuk menambah wawasan tentang Qada dan Qadar Allah
SWT bagi para pembaca dan juga bagi penulis.

Saya mengucapkan terima kasih kepada Ibu Ade Hekmawati, selaku guru


pembimbing mata pelajara Pendidikan Agama Islam yang telah memberikan tugas ini
sehingga dapat menambah pengetahuan dan wawasan sesuai dengan materi yang saya
pelajari.

Saya menyadari, makalah yang saya tulis ini masih jauh dari kata sempurna. Oleh
karena itu, kritik dan saran yang membangun akan saya nantikan demi kesempurnaan
makalah ini.

Bogor, 01 Februari 2020

Penyusun
DAFTAR ISI

KATA PENGANTAR....................................................................................i

DAFTAR ISI...................................................................................................ii

BAB I PENDAHULUAN...............................................................................iii

1.1Latar Belakang.............................................................................................iii

1.2Rumusan Masalah........................................................................................iii

1.3Tujuan Pembahasan.....................................................................................iii

BAB II PEMBAHASAN.................................................................................1
2.1 Pengertian Qada dan Qadar........................................................................1
2.2 Penyajian Kaitan.........................................................................................1
BAB III PENUTUP.........................................................................................5
3.1 Kesimpulan.................................................................................................5
DAFTAR PUSTAKA………………………………………………………...6
BAB I
PENDAHULUAN

1.1 Latar Belakang

Bagi seluruh umat Islam, tentu mengetahui dan memahami bahwa segala


sesuatu yang terjadi dalam kehidupan merupakan takdir dari Allah SWT. Baik itu
sebuah kehidupan atau kelahiran, rezeki yang didapatkan, hingga kematian yang
datang pada seseorang. Bukan hanya itu, semua hal yang terjadi dalam hidup
manusia merupakan campur tangan dari takdir yang digariskan oleh Allah.
Dengan begitu, seluruh umat muslim sudah semestinya mempercayai hal ini.
Bahwa Allah adalah Dzat Yang Maha Kuasa, yang memiliki segala kekuatan
untuk menciptakan dan memberikan keputusan dalam berbagai urusan manusia
dan makhluk hidup lainnya. Bahkan percaya kepada hari akhir atau qada dan qadar
merupakan salah satu iman Islam yang harus dimiliki setiap umat muslim.

1.2 Rumusan Masalah

 Apa pengertian Qada dan Qadar?


 Apa kaitan antara beriman kepada Qada dan Qadar Allah S.W.T.dengan
sikap Optimis, Berikhtiar, dan Bertawakkal?

1.3 Tujuan

 Agar pembaca dan penulis bias mengetahui,mempelajari dan memahami kaitan


antara qada dan qadar Allah SWT dengan sikap optimis, berikhtiar, dan
bertwakal.
BAB II

PEMBAHASAN

2.1 Pengertian Qada dan Qadar

Qada dapat dipahami sebagai putusan Allah pada azali atau mengenai suatu hal
yang akan menjadi apa kelak. Sedangkan qadar merupakan realisasi Allah atas qadha
terhadap diri manusia sesuai kehendak-Nya.
Dengan bgeitu dapat dipahami, bahwa qada merupakan suatu kehendak Allah
yang akan terjadi kelak kemudian hari. Sementara qadar merupakan bentuk realisasi
atau bentuk nyata dari kehendak yang telah ditetapkan Allah sebelumnya.
Sebagai contoh, sesuai dengan kehendak Allah akan menjadikan seseorang
menjadi orang yang alim atau berpengetahuan merupakan qada. Sementara itu,
penciptaan ilmu di dalam diri orang tersebut merupakan qadar karena hadir sesuai
dengan kehendak-Nya.

2.2 Penyajian Kaitan Antara Beriman kepada Qa«±' dan Qadar Allah Swt.
dengan Sikap Optimis, Berikhtiar, dan Bertawakal

Qada dan Qadar atau takdir berjalan menurut hukum “sunnatullah”. Artinya
keberhasilan hidup seseorang sangat tergantung sejalan atau tidak dengan sunnatullah.
Sunnatullah adalah hukum-hukum Allah Swt. yang disampaikan untuk umat manusia
melalui para Rasul, yang tercantum di dalam al-Quran berjalan tetap dan otomatis.
Misalnya malas belajar berakibat bodoh, tidak mau bekerja akan miskin, menyentuh
api merasakan panas, menanam benih akan tumbuh, dan lain-lain.

Kenyataan menunjukkan bahwa siapa pun orangnya tidak mampu mengetahui


takdirnya. Jangankan peristiwa masa depan, hari esok terjadi apa, tidak ada yang
mampu mengetahuinya. Siapa pun yang berusaha dengan sungguh-sungguh sesuai
hukum-hukum Allah Swt. disertai dengan do’a, ikhlas, dan tawakal kepada Allah
Swt., dipastikan akan memperoleh keberhasilan dan mendapatkan cita-cita sesuai
tujuan yang ditetapkan.

Berkaitan dengan makna beriman kepada Qada dan Qadar dapat diketahui
bahwa nasib manusia telah ditentukan Allah Swt. sejak sebelum ia dilahirkan.
Walaupun setiap manusia telah ditentukan nasibnya, tidak berarti bahwa manusia
hanya tinggal diam menunggu nasib tanpa berusaha dan ikhtiar. Manusia tetap
berkewajiban untuk berusaha, sebab keberhasilan tidak datang dengan sendirinya.

1. Sikap Optimis akan Takdir Terbaik Allah Swt.


Mengapa manusia tidak mampu terbang laksana burung, tumbuh-tumbuhan
berkembang subur, lalu layu, dan kering. Rumput-rumput subur bila selalu
disiram dan sebaliknya bila dibiarkan tanpa pemeliharaan akan mati. Semua
contoh tersebut adalah ketentuan Allah Swt. dan itulah yang disebut Takdir.
Manusia mempunyai kemampuan terbatas sesuai dengan ukuran yang diberikan
Allah Swt. kepadanya. Di samping itu, manusia berada di bawah hukum-hukum
tersebut (Qauliyah dan Kauniyah). Hanya berbeda dengan makhluk selain
manusia, misalnya matahari, bulan, dan planet lainnya, seluruhnya ditetapkan
takdirnya tanpa dapat ditawar-tawar.
Manusia makhluk yang paling sempurna. Oleh karena itu, ia diberi kemampuan
memilih bahkan pilihannya cukup banyak. Manusia dapat memilih ketentuan
(takdir) Allah Swt. yang ditetapkan keberhasilan atau kemalangan, kebahagiaan
atau kesengsaraan, menjadi orang yang baik atau tidak. (Q.S. al-Kahfi/18:29).
Namun, harus diingat bahwa setiap pilihan yang diambil manusia, pada saatnya
akan diminta pertanggungjawaban terhadap pilihannya, karena dilakukan atas
kesadaran sendiri. Firman Allah Swt.: “Maka Dia mengilhamkan kepadanya
(jalan) kejahatan dan ketakwaannya, sungguh beruntung orang yang
mensucikannya (jiwa itu), dan sungguh rugi orang yang mengotorinya” (Q.S.
asy-Syams/91:8-10).
2. Ikhtiar
Ikhtiar adalah berusaha dengan sungguh-sungguh dan sepenuh hati dalam
menggapai cita-cita dan tujuan. Allah Swt. menentukan takdir, kita sebagai
manusia berkewajiban melakukan ikhtiar. Firman Allah Swt. dalam Q.S. al-
Anbiyaa’/21:90 yang artinya: “Sungguh mereka adalah orang-orang yang selalu
bersegera dalam (mengerjakan) per buatan-perbuatan baik”.
Kemudian, dalam Q.S. al- Mukminuun/23:60, Allah Swt. Berfirman: “Mereka
itu bersegera untuk mendapatkan kebaikan-kebaikan, dan merekalah orang-
orang yang segera memperolehnya”.
Dari beberapa ayat di atas, Allah Swt. mendorong manusia untuk berusaha,
berlomba, dan berkompetisi menjadi orang yang tercepat. Siapa pun yang
berusaha dengan sungguh-sungguh, berarti dia sedang menuju keberhasilan.
Pepatah Arab mengatakan “Man jadda wajada”, Artinya: “Siapa pun orangnya
yang bersungguh-sungguh akan memperoleh keberhasilan”.
3. Do’a
Do’a adalah ikhtiar batin yang besar pengaruhnya bagi manusia yang
meyakininya. Hal ini karena merupakan bagian dari motivasi intrinsik. Bagi
yang meyakini, do’a akan memberikan energi dalam menjalani ikhtiarnya,
karena Allah Swt. telah berjanji untuk mengabulkan permohonan orang yang
bersungguh-sungguh memohon. Firman Allah Swt.: “Aku mengabulkan
permohonan orang yang berdoa, apabila ia berdoa kepada-Ku, ...” (Q.S. al-
Baqarah/2:186).
4. Tawakal
Setelah meyakini dan mengimani takdir, kemudian dibarengi dengan ikhtiar dan
do’a, maka tibalah manusia mengambil sikap tawakal. Tawakal adalah
“menyerahkan segala urusan dan hasil ikhtiarnya hanya kepada Allah Swt.”
Dasar pengertian tawakal diambil diantaranya dari sebuah hadis yang
diriwayatkan oleh Imam Ibnu Hibban dan Imam Al-Hakim dari Ja’far bin Amr
bin Umayah dari ayahnya
Radhiyallahu ‘anhu, ia berkata: “Seseorang berkata kepada Nabi Shallallahu ‘alaihi
wa sallam, ‘Aku lepaskan untaku dan (lalu) aku bertawakal?’ Nabi Shallallahu ‘alaihi
wa sallam bersabda, ‘Ikatlah kemudian bertawakallah.”
Oleh karena itu, sebagai penghayatan terhadap keyakinan akan takdir, ikhtiar, doa
dan tawakal, maka kewajiban kita memilih segala hal yang baik. Adapun ukuran
mengenai baik dan buruknya adalah norma yang tercantum pada Al Quran dan hadits,
senantiasa tekun, bersungguh-sungguh dalam bekerja sesuai kemampuan, bertawakal,
berdoa, tidak sombong atau lupa diri dan bersyukur apabila berhasil serta tidak
berputus asa apabila belum berhasil.
Memang semua manusia sudah ditetapkan rizkinya masing-masing, namun rizki itu
tidak datang dengan sendirinya, tetapi harus melalui ikhtiar atau usaha, do’a dan
tawakkal. Misalkan saja, jika kita ingin pandai, haruslah kita rajin belajar, dll. Dalam
segala usaha (ikhtiar) haruslah disertai dengan do'a, berdo'a dengan sungguh-sungguh
kepada Allah mengharap apa yang diinginkan.
Kalau sudah berikhtiar, berdoa dan bertawakkal ternyata tidak membuahkan hasil
seperti yang kita harapkan, yakinlah bahwa di balik semua kegagalan pasti ada
hikmah yang lebih baik. Boleh jadi kita membenci sesuatu, namun di balik itu ada
hikmah kebaikan. Sebaliknya, boleh jadi kita menyukai sesuatu, namun di balik itu
ada keburukan. Karenanya, kita harus selalu berprasangka baik pada Allah, bahwa
Allah akan memberikan yang terbaik
BAB III

PENUTUP
3.1 Kesimpulan
Dengan beriman kepada qada' dan qadar setiap kita melakukan sesuatu hal, pasti
memiliki rasa optimis dimana semua akan dilancarkan oleh Allah serta bertawakkal
akan segala yang terbaik oleh keputusan Allah dan pastinya ada hikah yang baik dibalik
setiap ketetapan Allah.
DAFTAR PUSTAKA

Sumber;

https://text-id.123dok.com/document/oz19v1ndq-kaitan-antara-beriman-kepada-qa-dan-
qadar-allah-swt-dengan-sikap-optimis-berikhtiar-dan-bertawakal-buku-siswwa-pai-
kelas-12-edisi-revisi-2018.html

https://www.merdeka.com/jateng/pengertian-qada-dan-qadar-dalam-agama-islam-
ketahui-perbedaannya-kln.html?page=2

Anda mungkin juga menyukai