Anda di halaman 1dari 8

KATA PENGANTAR

Alhamdulillah penyusun haturkan kehadirat Allah SWT, atas rahmat dan karunia-Nya
jualah penyusun dapat menyelesaikan  tugas pembuatan makalah yang berjudul “DIURETIK”
guna memenuhi tugas mata kuliah KIMIA MEDICINAL.Penyusun sangat menyadari, bahawa
dalam makalah ini masih banyak kekurangan maupun kesalahan, untuk itu kepada para pembaca
yang budiman harap memaklumi adanya mengingat keberadaan penyusunlah yang masih banyak
kekurangannya. Dalam kesempatan ini pula penyusun mengharapakan kesediaan pembaca untuk
memberikan saran yang bersifat perbaikan, yang dapat menyempurakan isi makalah ini dan
dapat bermanfaat dimasa yang akan datang.
Ucapan terimakasih sangat perlu penyusun haturkan kepada dosen mata kuliah kimia
medicinal, sekaligus sebagai pembimbing dalam pembuatan makalah ini, semoga atas kebesaran
hati dan kebaikan beliau mendapat rahmat dari Allah SWT. Amin
Akhir kata semoga makalah ini dapat membawa wawasan, khususnya bagi penyusun dan
umumnya bagi para pembaca yang budiman.

                                                                                        Makassar, Januari 2018

                                                                                                      Penyusun
  
BAB I
PENDAHULUAN

A.    Latar Belakang
Obat-obat yang menyebabkan suatu keadaan meningkatnya aliran urine disebut diuretic.
Obat-obat ini merupakan penghambat transport ion yang menurunkan reabsorpsi Na+ pada
bagian-bagian nefron yang berbeda. Akibatnya, Na+ dan ion lain Cl- memasuki urine dalam
jumlah banyak dibandingkan dengan keadaan normal bersama-sama air, yang mengangkut
secara pasif untuk mempertahankan keseimbangan osmotic. Jadi, diuretik meningkatkan volume
urine dan sering mengubah pH-nya serta komposisi ion dan didala urine dan darah.
Pemakaian diuretik sebagai terapi edema telah dimulai sejak abad ke-16 HgCl2
diperkenalkan oleh Paracelcus sebagai diuretic. 1930 Swartz menemukan bahwa sulfanilamide
sebagai antimicrobial dapat juga digunakan untuk mengobati  edema pada pasien payah jantung,
yaitu dengan meningkatkan ekskresi dari Na+. Diuretik modern semakin berkembangsejak
ditemukannya efek samping dari obat-obat anti mikroba yang mengakibatkan perubahan
komposisi dan output urine. Terkecuali spironolakton, diuretic kebanyakan berkembang secara
empiris tanpa mengetahui mekanisme system transport spesifik di nephron. Diuretic adalah obat
yang terbanyak diresepkan di USA, cukup efektif, namun memiliki efek samping yang banyak
pula.
Diuretik dapat dibagai menjadi 5 golongan yaitu :
1.      Diuretik osmotic
2.      Diuretik golongan tiazid
3.      Diuretik hemat kalium
4.      Diuretik kuat
5.      Xantin

  
BAB II

PEMBAHASAN

Diuretik ialah obat yang dapat menambah kecepatan pembentukan urin. Istilah diuresis
mempunyai dua pengertian, pertama menunjukkan adanya penambahan volume urin yang
diproduksi dan yang kedua menunjukkan jumlah pengeluaran (kehilangan) zat-zat terlarut dan
air. Fungsi utama diuretic adalah untuk memobilisasi cairan udem, yang berarti mengubah
keseimbangan cairan sedemikian rupa sehingga volume cairan ekstrasel kembali menjadi
normal.
Fungsi utama diuretic adalah untuk memobalisasi cairan udem, yang  berarti mengubah
keseimbangan cairan sedemikian rupa sehingga volume cairan ekstrasel kembali menjadi
normal.
Diuretik dapat dibagi menjadi 5 golongan :
A.    DIURETIK TIAZID
Menghambat reabsorpsi natrium dan klorida pada pars asendens ansa henle tebal, yang
menyebabkan diuresis ringan. Suplemen kalium mungkin diperlukan karena efeknya yang boros
kalium.
1)      ( TABLET HYDROCLOROTHIAZIDE ( HTC ) )
Golongan obat antihipertnsi ini merupakan obat antihipertensi yang prosesnya melalui
pengeluaran cairan tubuh via urin. Golongan antihipertensi ini cukup cepat menurunkan tekanan
darah namun dengan prosesnya yang melalui pengeluaran cairan, ada kemungkinan besar
potassium ( kalium ) terbuang.
         Sediaan obat : Tablet
         Mekanisme kerja : mendeplesi (mengosongkan) simpanan natrium sehingga volume darah,
curah jantung dan tahanan vaskuler perifer menurun. Dan menghambat reabsorpsi natrium dan
klorida dalam pars asendens ansa henle tebal dan awal tubulus distal. Hilangnya K+, Na+, dan
Cl- menyebabkan peningkatan pengeluaran urin 3x. Hilangnya natrium menyebabkan turunnya
GFR.
         Farmakokinetik : diabsorbsi dengan baik oleh saluran cerna. Didistribusi keseluruh ruang
ekstrasel dan hanya ditimbun dalam jaringan ginjal.umumnya efek obat tampak setelah 1
jam,didistribusikan keseluruh ruang ekstra sel. Dengan proses aktif,tiazid dieksresi oleh sel tubuli
proksimal kedalam cairan tubuli. Biasanya dalam 3-6 jam sudah dieksresi dari tubuh.
         Indikasi : digunakan untuk mengurangi udema akibat gagal jantung, cirrhosis hati, gagal
ginjal kronis, hipertensi, Obat awal yang ideal untuk hipertensi, edema kronik, hiperkalsuria
idiopatik. Digunakan untuk menurunkan pengeluaran urin pada diabetes inspidus (GFR rendah
menyebabkan peningkatan reabsorpsi dalam nefron proksimal, hanya berefek pada diet rendah
garam)
         Kontraindikasi : hypokalemia, hypomagnesemia, hyponatremia, hipertensi pada kehamilan,
hiperurisemia, hiperkalsemia, oliguria, anuria, kelemahan, penurunan aliran plasenta, alergi
sulfonamide, gangguan saluran cerna.
         Dosis :
o   Dewasa 25 – 50 mg/hr
 Anak 0,5  –  1,0 mg/kgBB/ 12 – 24 jam
 Farmakodinamik : efek farmakodinamik tiazid yang utama adalah meningkatkan eksresi
natrium,klorida dan sejumlah air.efek ini disebabkan oleh peghambtan reabsorbsi elektrolit
pada hulu tubuli distal.
 Efek samping : reaksi alergi, dan pada penggunaan lama dapat timbul hiperglikemi terutama
pada penderita diabetes,menyebabkn peningkatan kolesterol dan trigliserida,dan gejala
infusiensi ginjal dapat diperberat oleh tiazid.

B.    LOOP DIURETIC
Lebih potensial dibandingkan tiazid dan harus digunakan dengan hati-hati untuk
menghindari dehidrasi. Obat-obat ini dapat mengakibatkan hipokalemia, sehingga kadar
kalium harus dipantau ketat.
1)      FUROSEMIDE
         Nama paten : Cetasix, farsix, furostic, impungsn, kutrix, Lasix, salurix, uresix.
         Sediaan obat : Tablet, capsul, injeksi.
         Mekanisme kerja : mengurangi reabsorbsi aktif NaCl dalam lumen tubuli ke dalam
intersitium pada ascending limb of henle dan menghambat reabsorpsi klorida,natriumn dan
clorida dalam pars asendens ansa henle tebal(nefron). Karena itu reabsorbsi natrium,
kalium,klorida menurun.
         Indikasi : Diuretik yang dipilih untuk pasien dengan GFR rendah dan kedaruratan hipertensi.
Juga edema, edema paru dan untuk mengeluarkan banyak cairan. Kadangkala digunakan untuk
menurunkan kadar kalium serum.Edema paru akut, edema yang disebabkan penyakit jantung
kongesti, sirosis hepatis, nefrotik sindrom, hipertensi.
         Kontraindikasi : wanita hamil dan menyusui
         Efek samping : pusing. Lesu, kaku otot, hipotensi, mual, diare. Hiponatremia, hipokalemia,
dehidrasi, hiperglikemia, hiperurisemia, hipokalsemia, ototoksisitas, alergi sulfonamide,
hipomagnesemia, alkalosis hipokloremik, hipovolemia.
            Interaksi obat : indometasin menurunkan efek diuretiknya, efek ototoksit meningkat bila
diberikan bersama aminoglikosid. Tidak boleh diberikan bersama asam etakrinat. Toksisitas
silisilat meningkat bila diberikan bersamaan.
 farmakokinetik : mudah diserap dalma saluran cerna.diureik kuat terikat pada protein plasma
secara eskstensif sehingga tidkak difiltrasi di glomerulus tetapi cepat sekali diseksresi melalui
sistem transport asam organik ditubuli proksimal.
 Farmakodinamik :
         Dosis : Dewasa 40 mg/hr
Anak 2 – 6 mg/kgBB/hr

C.     DIURETIK HEMAT KALIUM


            Meningkatkan ekskresi natrium dan air sambil menahan kalium. Obat-obat ini
dipasarkan dalam gabungan dengan diuretic boros kalium untuk memperkecil
ketidakseimbangan kalium.
1)      AMILORID (MIDAMOR)
         Mekanisme Kerja : secara langsung meningkatkan ekskresi Na+ menurunkan sekresi K+
dalam tubulus kontortus distal.
         Indikasi : Digunakan bersama diuretik lain karena efek hemat K+ mengurangi efek
hipokalemik. Dapat mengoreksi alkalosis metabolik.
         Efek tak diinginkan : Hiperkalemia, kekurangan natrium atau air. Pasien dengan diabetes
militus dapat mengalami intoleransi glukosa.
         Tingkat Keamanan Menurut FDA : Katagori C
2)    SPIRONOLAKTON (ALDACTONE)
         Mekanisme Kerja : antagonis aldosteron (aldosteron menyebabkan retensi Na+). Juga
memiliki jerja serupa dengan amilorid.
         Indikasi : digunakan dengan tiazid untuk edema (pada gagal jantung kongestif), sirosis, dan
sindrom nefrotik. Juga untuk mengobati atau mendiagnosis hiperaldo-steronisme. Efek tak
diinginkan : seperti amilorid. Juga menyebabkan ketidakseimbangan endokrin (jerawat, kulit
berminyak, hirsutisme, ginekomastia).
         Tingkat Keamanan Menurut FDA : Katagori C
3)    TRIAMTERIN (DYRENIUM)
         Mekanisme Kerja : secara langsung menghambat reabsorpsi Na+ serta sekresi K+ dan H+
dalam tubulus koligentes.
         Indikasi : tidak digunakan untuk hiperaldosteronisme. Lain-lain seperti Spironolakton.
         Efek tak diinginkan : dapat menyebabkan urin menjadi biru dan menurunkan aliran darah
ginjal. Lain-lain seperti amilorid.
D.  DIURETIK OSMOTIK
Menarik air ke urin, tanpa mengganggu sekresi atau absorpsi ion dalam ginjal.
(Manitol/Resectisol)
1)    MANITOL (MIS. RESECTISOL)
         Mekanisme kerja : secara osmotic menghambat reabsorpsi natrium dan air. Awalnya
menaikkan volume plasma dan tekanan darah.
         Indikasi : gagal ginjal akut, glaucoma, sudut tertutup akut, edema otak, untuk menghilangkan
kelebihan dosis beberapa obat.
         Efek tak diinginkan : sakit kepala, mual, muntah, menggigil, pusing, polidipsia, letargi,
kebingungan, dan nyeri dada.
         Tingkat Keamanan Menurut FDA : Katagori C

B.     Urea
Merupakan suatu Kristal putih dengan rasa agak pahit dan mudah larut dalam air.
Sediaan intravena mengandug urea sampai 30% dalam dekstrose 5% (iso-osmotik) sebab
urea murni dapat menimbulkan hemolisis. Pada tindakan bedah syaraf, urea diberikan
intravena dengan dosis 1-1,5g/KgBB. Sebagai diuretic, urea potensinya lebih lemah
dibandingkan dengan monitol, karena 50% senyawa urea ini akan direabsorpsi
oleh   tubuli ginjal
C.     Gliserin
Diberikan peroral sebelum suatu tindakan optalmologi dengan tujuan menurunkan
tekanan intraokuler. Efek maksimal terlihat satu jam sesudah pemberian obat dan
menghilang sesudah 5 jam.
Dosis untuk orang dewasa yaitu 1-1,5g/KgBB dalam larutan 50 atau 75%. Gliserin ini
cepat dimetabolisme, sehingga efek diuresisnya relative kecil.
D.    Isosorbid
Diberikan secara oral untuk indikasi yang sama dengan gliserin. Efeknya juga
sama, hanaya isosorbid menimbulkan diuresis yang lebih besar daripada fliserin, tanpa
menimbulkan hiperglikemia. Dosis berkisar antara 1-3g/KgBB, dan dapat diberikan 2-4
kali sehari

E.      Xantin
Xantin mempunyai efek diuresis. Efek stimulasinya pada jantung, menimbulkan dugaan
bahwa diuresis sebagian disebabkan oleh peningkatannya aliran darah ginjal dan laju filtrasi
glomerulus. Namun, semua derivate xantin ini berefek langsung pada tubuli ginjal yaitu
menyebabkan peningkatan ekskresi Na+ dan Cl- tanpa disertai perubahan yang nyata pada
pengasaman urine. Efek diuresis ini hanya edikit dipengaruhi oleh keseimbangan asam basa,
tetapi mengalami potensiasi bila diberikan bersama penghambat karbonik anhidrase.
Diantara kelompok xantin, teofilin memperlihatkan efek diuresis yang paling kuat. Xatin sangat
jarang digunakan sebagai diuretic utama, namun bila digunakan untuk tujuan lain terutama
sebagai bronkodilator adanya efek diuresis harus tetap diingat.

  
BAB III
PENUTUP

Diuretik adalah obat yang dapat menambah kecepatan pembentukan urine. Istilah diuresis
mempunyai dua pengertian, pertama menunjukan adanya penambahan urine yang diproduksi dan
yang kedua menunjukkkan jumlah pengeluaran (kehilangan) zat-zat terlarut dan air.
Fungsi utama diuretic ialah untuk memobilisasi cairan udem, yang berarti mengubah
keseimbangan cairan sedemikian rupa sehingga volue cairan ekstrasel kembali menjadi normal.
Diuretik dapat dibagai menjadi 5 golongan yaitu :
1.      Diuretik osmotic
2.    Diuretik golongan tiazid
3.      Diuretik hemat kalium
4.      Diuretik kuat
5.      Xantin

Anda mungkin juga menyukai