Anda di halaman 1dari 12

I. PENGENALAN TANAMAN SERAI WANGI o Batang berwarna hijau dan merah keunguan.

1
A. Ciri-ciri Tanaman Serai Wangi
Tanaman serai wangi sudah sejak lama
dibudidayakan di Indonesia. Tanaman serai wangi
memiliki bentuk daun yang lebih lebar dibandingkan
bentuk serai wangi biasa. Daunnya membentuk
rumpun yang lebih besar dengan jumlah batang lebih
banyak. Warna daun lebih tua (hijau tua), sedangkan
serai biasa berdaun hijau muda agak kelabu.
Klasifikasi tanaman serai wangi sebagai berikut :
Divisi : Spermatophyta Gambar 1. Ciri-ciri Serai Wangi
Sub divisi : Angiospermae
Ordo : Graminales
Family : Panicodiae B. Syarat Tumbuh Tanaman Serai Wangi
Genus : Cymbopogon
Spesies : Cymbopogon nardus L.Rendle a. Ketinggian Tempat
O Tanaman serai wangi dapat hidup pada
Tanaman serai wangi memiliki ciri – ciri sebagai ketinggian 200–1.000 m dpl.
berikut : O Ketinggian yang ideal 350–600 m dpl dimana
o Tumbuh berumpun. serai wangi dapat menghasilkanrendemen dan
o Akar serabut jumlah cukup banyak, mampu mutu minyak atsiri yang baik.
menyerap unsure hara dalam tanah cukup baik
sehingga pertumbuhannya lebih cepat. b. Iklim
o Daun pipih memanjang menyerupai alang – alang. O Tanaman serai wangi menghendaki suhu panas
Panjang daun mencapai 1 meter melengkung. Lebar dan lembab serta curah hujan meratasepanjang
daun bila pertumbuhan normal antara 1 – 2 cm. tahun.
o Bila daun diremas Tercium aroma tajam khas serai o Suhu yang cocok 180–250C.
wangi. o Tanaman serai wangi menyukai sinar matahari
O Warna daun hijau muda hingga hijau kebiru– yang jatuh langsung karena
biruan. mampumeningkatkan kadar minyaknya.

Bidang Perkebunan Dinas Pertanian Kabupaten Sukabumi Bidang Perkebunan Dinas Pertanian Kabupaten Sukabumi
2
o Bila daun serai wangi berwarna kekuningan dan II. CARA BERTANAM SERAI WANGI
mengecil, berarti tingkattranspirasinya lebih Kualitas daun tanaman serai wangi menentukan
tinggi dari absorbsi air oleh akar tanaman serai mutu minyak yang dihasilkan. Pertumbuhan dan
wangi. kualitas daun yang dihasilkan dipengaruhi oleh tehnik
O Curah hujan yang ideal untuk tanaman serai budidayanya.
wangi 1.800–2.500 mm/tahun. Tahapan-tahapan budidaya serai wangi :
O Curah hujan bermanfaat bagi tanaman serai 1. Persiapan bibit.
wangi sebagai pelarut zat nutrisi,pembentukan 2. Pengolahan tanah,
saripati dan gula serta membantu pembentukan 3. Penanaman.
sel dan enzim , juga menjaga stabilitas suhu 4. Pemeliharan.
tanaman. 5. Peremajaan.
6. Pengendalian hama dan penyakit.
c. Jenis Tanah
o Tanaman serai wangi cocok tumbuh di tanah A. Persiapan Bibit
subur, gembur dan banyak mengandungbahan Tanaman serai wangi diperbanyak secara
organic. vegetative yaitu dengan anakan. Walau menghasilkan
O Untuk mendapatkan kondisi tanah yang bunga tetapi perbanyakan dengan biji kurang efektif
diinginkan dapat dilakukan pemupukandengan (terlalu sulit). Hal ini karena tingkat hidup bibit berasal
pupuk kandang. dari biji sangat rendah.
O Pada kondisi tanah berat (tanah liat) dengan
Kriteria bibit serai wangi yang baik adalah sebagai4
tekstur ringan tidak baik untuk budidayatanaman
berikut :
serai wangi.
O Tanaman induk harus sehat, bebas dari hama
O Tanaman serai wangi dapat ditanam pada
penyakit.
berbagai kontur tanah (datar, miring
O Tanaman induk berupa rumpun tua, sekurangnya
atauberbukit-bukit).
O Tanah mediteran kuning coklat atau coklai berumur 1 tahun.
O Stek diperoleh dengan cara memecah rumpun yang
berpasir sangat cocok untuk media tumbuhserai
wangi. berukuran besar namun tidak beruas.
O pH tanah yang cocok untuk budidaya tanaman o Sebagian dari pelepah daun stek dipotong atau
serai wangi 6–7,5. dikurangi 3 – 5 cm.
o Sebagian akar dikurangi dan ditinggalkan + 2,5 cm
di bawah leher akar.

Bidang Perkebunan Dinas Pertanian Kabupaten Sukabumi 3 Bidang Perkebunan Dinas Pertanian Kabupaten Sukabumi
 Tanah dibersihkan dari macam rumput atau gulma.
Kebutuhan stek bibit tanaman serai wangi untuk 1 ha4  Tanah yang semula berada di bawah dibalik ke
sekitar 30.000 – 40.000 stek dalam kondisi normal. permukaan. 5
 Lahan dibiarkan 2-3 hari agar tanah dapat
Cara pemisahan anakan : melakukan penguapan.
 Pilih tanaman yang sehat dan cukup umur minimal  Lahan datar dibuat bedengan ukuran panjang +2 m
1 tahun. dengan lebar +1,5 cm.
 Pilih bonggol yang cukup besar, setidaknya 1  Lahan yang miring dibuat terasering agar humus
bonggol berisi 4 – 6 tunas. Pisah-pisahkan bonggol pada permukaan tanah tidak hanyut atau terbawa
rumpun untuk memperoleh bibit. oleh air hujan.
 Potong atau kurangi akar yang terlalu panjang  Seluruh areal pertanaman diberi saluran
dengan gunting tanaman. Potong bagian daun pembuangan air agar tidak tergenang air.
sisakan + 5 cm dari pangkal daun tertua. Pertumbuhan tanaman serai wangi kurang baik jika
 Tempatkan bibit pada keranjang dalam posisi terlalu banyak air.
berdiri.

Gambar 2. Bibit Serai Wangi Gambar 3. Persiapan Lahan Serai wangi

B. Pengolahan Tanah
 Tanah digemburkan dengan cara dicangkul sedalam C. Penanaman
35 cm. Sebelum dilakukan penanaman dikebun atau
lapangan sebaiknya stek bibit tanaman serai wangi
Bidang Perkebunan Dinas Pertanian Kabupaten Sukabumi Bidang Perkebunan Dinas Pertanian Kabupaten Sukabumi
6
disemai dahulu. Tindakan persemain diawali dengan
pengolahan tanah; tanah dicangkul dan dicampur Langkah-langkah penanaman bibit serai wangi
dengan pasir perbandingan 2 : 1. Buat bedengan 7
ukuran; lebar 80 – 120 cm, tinggi 25 – 50 cm, dan Ambil 2 – 3 bibit serai wangi masukkan tepat di tengah
panjang disesuaikan dengan kondisi lapangan. Di atas lubang tanam. Posisi agak miringsekitar 60 0 - 700 dari
bedengan diberi pupuk kandang atau kompos secara permukaan tanah.Timbun bibit dengan tanah bekas
merata. Bedengan diberi pohon naungan atau diberi galian lubang lalu tekan merata ke sekeliling tanaman.
atap daun kelapa, alang dsb. Lakukan penanaman pada sore hari.

Pembuatan lubang tanam


- Untuk satu lubang tanam diperlukan 2 – 3 bibit.
- Jarak tanam ideal 100 cm x 50 cm sehingga
kebutuhan bibit per ha sekitar 45.000 – 50.000
bibit.
- Lubang tanam dibuat berbaris dengan jarak dalam
baris 50 cm dan jarak lubang tanam antar baris
100 cm.
- Lubang tanam; panjang 30 cm, lebar 30 cm, dalam
30 cm.
- Lubang tanam diberi pupuk kandang yang telah
matang, pupuk kandang per lubang tanam + 0,2
kg – 0,3 kg.
- Kebutuhan pupuk kandang per ha (sekitar 20.000
lubang tanam) + 5,5 ton – 6,5 ton. Gambar 4. Cara Penanaman Serai Wangi
- Kebutuhan pupuk kandang per ha (sekitar 20.000
lubang tanam) + 5,5 ton – 6,5 ton.
- Lubang tanam dibiarkan terbuka selama 2 minggu D. Pemeliharaan
agar mendapat sinar matahari.
- Tanah bekas cangkulan dimasukkan kembali ke Tanaman serai wangi yang baik, sehat dan
dalam lubang seperti sediakala. dapat mkan minyak cukup banyak adalah tanaman
yang perawatannya cukup. Perawatan serai wangi
Agar bibit serai wangi tidak banyak yang mati dilakukan mulai penanaman hingga masa produksi
sebaiknya penanaman dilakukan pada musim hujan. berakhir.
Bidang Perkebunan Dinas Pertanian Kabupaten Sukabumi Bidang Perkebunan Dinas Pertanian Kabupaten Sukabumi
Pembumbunan dilakukan bersamaan dengan
Pemeliharaan meliputi : penyiangan.
8
Tanaman serai wangi yang masih muda,
a. Penyulaman
pembumbunan cukup dilakukan tanah dicangkul tipis9
Bibit dikontrol setelah 2 –3 minggu ditanaman.Bila ada di sekeliling rumpun tanaman dengan jarak + 20 cm.
tanaman layu/mati atau pertumbuhannya kurang
sempurna lakukan penyulaman. d. Pemupukan
Penyulaman berguna untuk mengetahui jumlah
Pemupukan dilakukan berkala untuk menjaga
tanaman yang sesungguhnya dan nantinya digunakan
kesuburan tanah dan kesediaan unsura hara yang
untuk memprediksi produksi yang dihasilkan.
dibutuhkan tanaman.
Dosis pemupukan tanaman serai wangi per ha per
b. Penyiangan
tahun adalah 150 kg – 300 kg urea,25 kg – 50 kg
Penyiangan perlu dilakukan agar tanaman dapat TSP, 125 kg – 250 kg KCl.
tumbuh dengan baik. Dilakukan secara kontinu setiap
selesai panen. Rincian pemberian pupuk ;
Penyiangan bukan hanya membersihkan tanaman dari Tahapan I diberikan 3 kali :
gulma tetapi juga membuang batang-batang daun i. Umur 1 bulan
serai wangi yang telah kering, berguna untuk memacu
37,5 kg – 75 kg Urea
pertumbuhan daun baru lebih baik lagi.
31,25 kg – 62,5 kg KCl
Tujuan penyiangan juga untuk menolak datangnya
25 kg – 20 kg TSP
hama dan penyakit sekaligus untuk memutus daur
ii. Umur 6 bulan
hidup hama dan penyakit.
37,5 kg – 75 kg Urea
Penyiangan biasanya dilakukan pada awal maupun
31,25 kg – 62,5 kg KCl
akhir musim penghujan karena pada waktu itu banyak
iii. Umur 9 bulan
gulma yang tumbuh.
75 kg – 150 kg Urea
62,5 kg – 125 kg KCl
c. Pembumbunan
Tahapan II diberikan 2 kali
Tanaman serai wangi tidak tahan terhadap tanah yang
i. Umur 12 bulan
airnya tergenang. Oleh karena itu aerasi dan drainase
75 kg – 150 kg Urea
dapat diatur dengan baik sehingfga perlu dilakukan
62,5 kg – 125 kg KCl
pembumbunan.
25 kg – 50 kg TSP

Bidang Perkebunan Dinas Pertanian Kabupaten Sukabumi Bidang Perkebunan Dinas Pertanian Kabupaten Sukabumi
ii. Tahun ke-3 dan ke-4

Cara pemberian pupuk adalah dengan di masukkan ke PEMANENAN TANAMAN SERAI WANGI
dalam lubang melingkar sedalam 10 cm dan ditutup10 Panen merupakan tahapan akhir dari proses
11
dengan tanah. budidaya tanaman serai wangi. Pada tahapan ini juga
menentukan kualitas tanaman yang dipanen. Agar
E. Peremajaan hasil panen sesuai dengan diharapkan maka harus
diperhatikan syarat-syarat pemanenan yaitu :
Tanaman serai wangi memiliki masa produksi hingga
berumur 4 tahun. Ditandai dengan berkurangnya A. Umur Panen
rendemen minyak pada daun tanaman serai wangi Panen dilakukan saat daun serai wangi sudah
oleh karena itu perlu dilakukan peremajaan tanaman. mengandung cukup unsur minyak untuk disuling
Agar tidak mengganggu kontinuitas produksi daun menjadi minyak atsiri (sudah cukup umur untuk
serai wangi, peremajaan dapat dilakukan dengan cara dipanen).
menanaman bibit baru pada sela-sela atau tengah
barisan tanaman lama. Panen I dilakukan saat tanaman berumur 7 - 8 bulan,
Penanaman bibit baru dilakukan pada akhir tahun ke- tetapi daun yang dihasilkan belum banyak karena
3. Menjelang akhir tahun ke-4 tanaman baru telah rumpun yang terbentuk masih sedikit.
berumur 1 tahun lalu tanaman lama dibongkar Untuk merangsang pertumbuhan bonggol tunas baru
sehingga rumpun semakin banyak dapat dilakukan
dengan pemangkasan daun.
F. Pengendalian Hama dan Penyakit Panen II dilakukan saat tanaman berumur 10 – 12 (1
tahun).Pada tahun ke-2 tanaman memasuki umur
Tingkat dan frekuensi ancaman serangan hama dan produktif sudah dapat dipanen setiap 3 – 4 bulan
penyakit terhadap tanaman serai wangi relative sekali.
rendah.
Kadang-kadang saja dijumpai ulat daun namun tidak B. Ciri-ciri Tanaman Siap Panen
banyak merugikan. a. Sedikitnya tanaman telah memiliki 6 – 8 lembar
daun tua pada masing-masing tunas setiap
rumpunnya.
b. Daun berwarna lebih tua (hijau tua).

Bidang Perkebunan Dinas Pertanian Kabupaten Sukabumi Bidang Perkebunan Dinas Pertanian Kabupaten Sukabumi
Daun sudah beraroma wangi kuat, caranya dengan
meremas daun tua dan menciumnya. Gambar 5. Panen Serai wangi
c. Daun lebih lentur (tidak rapuh), jika bagian bawah IV. PENANGANAN PASCA PANEN
daun ditekuk dengan pelan akan terlihat titik-titik 13
Setelah panen, daun sereh hendaknya langsung
minyak keluar dari pori-pori daun. 12
disuling untuk menghindari kehilangan minyak karena
C. Waktu Panen penguapan. Daun sereh dirajang dahulu sampai
Panen yang baik dilakukan pada pagi hari antara jam panjangnya menjadi sekitar 10 – 15 cm dan
06.00 – 10.00 WIB. Panen juga dapat dilakukan pada secepatnya dimasukkan ke dalam ketel suling.
sore hari antara jam 15.00 – 18.00 WIB.
Perajangan ini berfungsi untuk memperbesar bulk
D. Cara Panen density bahan, sehingga secara kuantitas dapat
o Memanen daun serai wangimenggunakan sabit dimasukkan lebih banyak bahan ke dalam ketel suling.
dengan cara memangkas daun tanaman. Perajangan ini berpengaruh terhadap rendemen
o Jarak pemangkasan sekitar 3 – 5 cm di atas minyak yang dihasilkan karena pada saat proses
pangkal daun. Pemangkasan daun lebih mudah perajangan terdapat sejumlah kecil minyak yang
dimulai dari bagian pingir.
menguap ke udara bebas. Ketel suling bervolume 3000
o Hasil panen ditumpuk dekat rumpun tanaman.
Setelah pemangkasan tumpukan daun hasil panen liter mampu menampung bahan olah 800 – 1000 kg
dikemas dalam bentuk gulungan dan diikat dengan daun rajangan.
tali.
Pada system penyulingan dengan uap (Steam
destilation), air sebagai sumber uap panas terdapat
dalam “boiler” yang letaknya terpisah dari ketel
penyulingan. Uap yang dihasilkan mempunyai tekanan
lebih tinggi dari tekanan udara luar. Penyulingan
dengan uap sebaiknya dimulai dengan tekanan uap
yang rendah (kurang lebih 1 atmosfir), kemudian
secara berangsur-angsur tekanan uap dinaikkan
menjadi kurang lebih 3 atmosfir. Jika permulaan
penyulingan dilakukan pada tekanan tinggi, maka

Bidang Perkebunan Dinas Pertanian Kabupaten Sukabumi Bidang Perkebunan Dinas Pertanian Kabupaten Sukabumi

14
komponen kimia dalam minyak akan mengalami
dekomposisi. Jika minyak dalam bahan di anggap
V. ANALISA USAHA SERAI WANGI
sudah habis tersuling, maka tekanan uap perlu 15
diperbesar lagi yang bertujuan untuk menyuling  Pada tahapan penyulingan sereh wangi, kita akan
menemui tahapan yang paling penting yaitu dimana
komponen kimia yang bertitik didih tinggi.
seberapa banyak daun sereh wangi yang akan di
Sebuah perkebunan sereh dapur yang dikelola suling dengan hasil minyak nya maksimal (Rendemen),
dengan baik akan menghasilkan rata-rata sekitar 80- sehingga terkalkulasi seberapa banyak kita untung
100 ton daun basah/tahun. Jika rendemen rata-rata dalam menanam dan menyulingnya sereh wangi
0.3%, maka setiap ha lahan akan menghasilkan 240 – tersebut. Untuk jenis penyulingan dan kandungan
300 kg minyak/tahun. Citronela dan lain-lain (akan di bahas pada buku
selanjutnya), karena di pengaruhi teknik penyulingan
dan tingkat kesuburan tanah, sehingga dihiraukan
dulu, kita fokus membahas banyaknya daun sereh
wangi yang di suling dan seberapa banyaknya minyak
sereh wangi yang dihasilkan, agar kita bisa
menganalisis usaha ini lebih dalam dengan melihat
keuntungan ataupun resiko kerugian yang akan di
alami atau kita antisipasi. 
Pada umumnya ketika sereh wangi di tanam pada
dataran rendah (<400 mdpl), hasil pemanenan
daunnya berkisar 1 - 1,3 kg, pada dataran sedang
(400 - 800 mdpl) 1,3 - 1,6 kg dan pada dataran tinggi
(>800mdpl) 1,6 - 2 kg, adapun jika kita ingin
memaksimalkan hasil panen daun sereh wangi bisa
juga dengan pengolahan lahan di awal penanaman,
pemupukan, dan pembersihan gulma pengganggu
tanaman sereh wangi tersebut, sehingga kita
Gambar 6. Penyulingan Serai Wangi menghasilkan daun sereh wangi melebihi pada standar
atau pada umunya, baik di dataran rendah sedang
ataupun tinggi.
Rendemen adalah banyak minyak yang di hasilkan
dari proses penyulingan daun sereh wangi, biasanya di
Bidang Perkebunan Dinas Pertanian Kabupaten Sukabumi Bidang Perkebunan Dinas Pertanian Kabupaten Sukabumi

16
cantumkan dalam satuan persen (%). Hasil memperkirakan hal - hal apa saja yang di upayakan
pengamatan dari berbagai perkebunan dan ketika mencoba usaha sereh wangi ini baik di dataran
penyulingan sereh wangi di seluruh indonesia, bahwa rendah, sedang ataupun tinggi, agar menghasilkan
rendemen minyak sereh wangi segar atau basah keuntungan yang besar.
berbeda - beda setiap tempat atau dataran, dimana Berikut Contoh perhitungan ketika kita mencoba
rata - rata rendemen sereh wangi pada dataran menanam sereh wangi pada luasan lahan 3 ha di
rendah yaitu 1%, dataran sedang 0,8% dan dataran dataran rendah.
tinggi 0,7% (berdasarkan daun sereh wangi segar
yang di suling). 
Perbedaan hasil panen daun dan rendemen hasil
penyulingan sereh wangi pada setiap dataran wilayah
sangatlah berbeda - beda, sehingga bisa di jelaskan
pada data di bawah ini :

Gambar 7. Grafik Rendemen Serai Wangi


Mengacu dari data tabel ini kita bisa simpulkan, bahwa
sebenarnya menanam sereh wangi pada dataran
rendah lebih menguntungkan (4,9 juta per Ha setiap
bulannya), pada dataran sedang (4,6 juta per Ha
setiap bulannya), pada dataran tinggi (3,5 juta per Ha
setiap bulannya). Namun ini hanya acuan analisa
usaha pertanian dan penyulingan sereh wangi sebelum
memulai dan atau mengevaluasinya, sehingga kita bisa

Bidang Perkebunan Dinas Pertanian Kabupaten Sukabumi Bidang Perkebunan Dinas Pertanian Kabupaten Sukabumi
17 18
DAFTAR PUSTAKA KATA PENGANTAR

Tanaman sereh merupakan tanaman herbal


Ani Sjahazman .1970. Penyulingan Minyak Sereh. Dep. yang relatif umum dijumpai ditanam di pekarangan
THP, Fateta-IPB, Bogor. rumah atau kebun-kebun penduduk di Bali. Tanaman
ini banyak digunakan dalam Bali kuliner Bali maupun
Bambang Djatmiko, dan S. Kataren.1980. Analisa masakan Indonesia juga. Demikian pula umum
Fisiko Minyak Atsiri. Fateta-IPB, Bogor. ditemukan sebagai salah satu bahan pada makanan
dan minuman di Asia. Dalam industri spa dan aroma
Hobir, Emmyzar, 2002, Perkembangan Teknologi terapi, minyak tanaman sereh telah banyak digunakan
Produksi Minyak Atsiri Indonesia. Balai Penelitian sebagai minyak pijat. Terutama di Bali, minyak
Tanaman Rempah dan Obat, Bogor. aromatik yang dihasilkan dari tanaman sereh
digunakan untuk dupa atau lilin aromatik. Selain
Rusli, S, N Nurdjanah, Soediarto, D Sitepu, S Ardi, DT penggunaan tersebut, beberapa penelitian terhadap
Sitorus, 1985, Penelitian dan Pengembangan manfaat minyak sereh juga menunjukkan bahwa
Minyak Atsiri Indonesia. Edisi Khusus Penelitian adanya manfaat sebagai pestisida dan pengawet.
Tanaman Rempah dan Obat, Vol. I No. 2, Balitro, Aplikasi ekstrak sereh menurut beberapa penelitian
Bogor. yang dapat bekerja sebagai pembasmi ulat.

Susetyo, R, Reny Haryati. 2008. Kiat Hasilkan Sereh Aspek manfaat terhadap lingkungan dari
Wangi Kualitas Atas. Penebar Swadaya, Jakarta. tanaman sereh tidak dapat dianggap remeh. Tanaman
sereh dapat hidup dalam kondisi ekstrim seperti tanah
yang miskin hara, tanah basa, lereng terjal, dan hutan
yang terdegradasi. Akarnya mampu menahan tanah
sehingga banyak direkomendasikan sebagai tanaman
pencegah erosi. Tanaman ini termasuk dalam daftar
klasifikasi tanaman pelindung tanah atau tanaman
konservasi lahan.
Walau demikian, tanaman sereh belum banyak
dibudidayakan secara luas dalam konteks tanaman
komersial. Tanaman sereh tumbuh di daerah dengan
sumber air terbatas atau di lahan-lahan dengan kontur
Bidang Perkebunan Dinas Pertanian Kabupaten Sukabumi 19 Bidang Perkebunan Dinas Pertanian Kabupaten Sukabumi i
yang ekstrim, sehingga layak dikembangkan di lahan
marginal.

Buku Budidaya sereh ini disusun dengan


harapan dapat dijadikan panduan dalam pelaksanaan
budidaya tanaman dengan baik. Teknik Budidaya
yang baik (Good Agricultural Practice = GAP) DAFTAR ISI
merupakan suatu upaya yang dilakukan banyak
negara untuk meningkatkan produksi, produktifitas,
dan mutu produk yang aman dikonsumsi. Perbedaan KATA PENGANTAR........................................... i
mendasar dalam teknik budidaya dengan menerapkan DAFTAR ISI..................................................... iii
GAP terletak pada tujuan proses budidaya yang tidak
hanya berorientasi pada hasil namun juga tetap I. PENGENALAN TANAMAN SERAI WANGI....... 1
memperhatikan kelestarian lingkungan dengan tetap II. CARA BERTANAM SERAI WANGI................. 4
mengupayakan lahan produksi yang subur. Pencapaian
hasil produksi yang tinggi dicapai melalui efisiensi III. PEMANENAN TANAMAN SERAI WANGI........ 12
produksi dan kemampuan melihat celah pasar IV. PENANGANAN PASCA PANEN...................... 14
potensial produk pertanian tersebut.
V. ANALISA USAHA SERAI WANGI.................. 16
Teknik budidaya sereh dapat disusun secara DAFTAR PUSTAKA........................................... 19
ringkas setelah membaca berbagai literature dan
artikel sehingga layak kiranya penyusun
menyampaikan ungkapan terima kasih kepada
berbagai pihak yang telah turut memberikan masukan
dalam penyusunan buku panduan budidaya sereh
wangi.

Palabuhanratu, 2018
Penyusun.

Bidang Perkebunan Dinas Pertanian Kabupaten Sukabumi ii Bidang Perkebunan Dinas Pertanian Kabupaten Sukabumi iii
BUDIDAYA SERAI WANGI
(Cymbopogon nardus L. Randle)

YANA CHEFIANA

DINAS PERTANIAN
KABUPATEN SUKABUMI
2018

Bidang Perkebunan Dinas Pertanian Kabupaten Sukabumi Bidang Perkebunan Dinas Pertanian Kabupaten Sukabumi

Anda mungkin juga menyukai