NPM : 18210003
1. Tanaman Lada
Tanaman lada sangat cocok ditanam di daerah beriklim tropis antar 20o LU dan 20o LS
dengan curah hujan 1000-3000 mm per tahun, merata sepanjang tahun dan mempunyai hari
hujan 110-170 hari per tahun, musim kemarau hanya 2-3 bulan per tahun. Kelembaban udara
65-98% selama musim hujan, dengan suhu maksimal 35oC dan suhu minimum 20oC.
Tanaman lada dapat tumbuh pada ketinggian 0-1500 mdpl, akan tetapi paling baik pada
ketinggian sekitar 0-500 mdpl. Lada sangat cocok ditanam pada tanah lia berpasir, tanah
podsolik komplek, dan tanah latosol dengan pH tanah optimum berkisar antar 5,5 - 6,5.
Tanaman lada memiliki daun berbentuk bulat telur sampai memanjang dengan ujung
meruncing. Buah lada berbentuk bulat, berbiji keras, memiliki kulit buah yang lunak, dan
melekat pada malai. Kulit buah yang masih muda berwarna hijau, sedangkan yang sudah tua
berwarna kuning, dan buah yang sudah masak berwarna merah berlendir dengan rasa manis
pada kulit buahnya. Besar buah lada 4-6 mm, sedangkan biji lada besarnya 3-4 mm dengan
berat 100 biji kurang lebih 38 gram.
Busuk batang, hal ini dapat terjadi di karenakan sebagian besar bibit diambil dari tanaman
lada yang lama dan kebanyakan yang mengalami pembusukan batang adalah bibit yang
diambil dari batang yang paling atas
Meminimalisir pengambilan bibit dari batang yang paling atas tapi seing terjadi juga
kekurangan bibit maka mau tidak mau petani tetap mengambil stok bibit yang di
dapat dari batang yang paling atas
Dilakukan Penyemaian bibit di polybag sampai batang dari sibibit siap berkembang dan
memiliki minilal daun untuk ditanam dikebun, serta seharusnya pengambilan stok bibit
diambil dari batang yang paling bawah dan yang meramban di tanah
2. Tanaman Kakao
Kingdom: Plantae
Divisio: Spermatophyta
Subdivisio: Angiospermae
Kelas: Dicotyledonae
Ordo: Malvales
Famili: Sterculiaceae
Genus: Theobroma
Tanah : Tanaman kakao untuk tumbuhnya memerlukan kondisi tanah yang mempunyai
kandungan bahan organ yang cukup, lapisan olah yang dalam untuk membantu pertumbuhan
akar, sifat fisik yang baik seperti struktur tanah yang gembur juga sistem drainase yang baik.
pH tanah yang ideal berkisar antara 6 – 7 Menurut Situmorang (2003) tanah mempunyai
hubungan erat dengan sistem perakaran tanaman kakao, karena perakaran tanaman kakao
sangat dangkal dan hampir 80% dari akar tanaman kakao berada disekitar 15 cm dari
permukaan tanah, sehingga untuk mendapatkan pertumbuhan yang baik tanaman kakao
menghendaki struktur tanah yang gembur agar perkembangan akar tidak terhambat.
Selanjutnya Tjasadiharja (2000) berpendapat, perkembangan akar yang baik menentukan
jumlah dan distribusi akar yang kemudian berfungsi sebagai organ penyerapan hara dari
tanah. Tanaman kakao menghendaki permukaan air tanah yang dalam. Permukaan air tanah
yang dangkal menyebabkan dangkalnya perakaran sehingga tumbuhnya tanaman kurang kuat
Iklim : Lingkungan yang alami bagi tanaman kakao adalah hutan tropis, dengan demikian
curah hujan, suhu, kelembaban udara, intensitas cahaya dan angin merupakan faktor
pembatas penyebaran tanaman kakao Siregar et al., (2009). Tanaman kakao dapat tumbuh
dengan baik pada ketinggian 0 – 600 meter diatas permukaan laut, dengan penyebaran
meliputi 20˚ LU dan 20˚ LS. Daerah yang ideal untuk pertumbuhannya berkisar antara 10˚
LU dan 10˚ LS (Suyoto dan Djamin, 2003). Tanaman kakao dalam pertumbuhan dan
perkembangannya membutuhkan persediaan air yang cukup. Air ini diperoleh dari dalam
tanah yang berasal dari air hujan atau air siraman. Curah hujan yang optimal untuk
pertumbuhan tanaman kakao berkisar antara 1.500 – 2.000 mm setiap tahun, dengan
penyebaran yang merata sepanjang tahun. Curah hujan 1.354 mm/tahun dianggap cukup jika
hujan merata sepanjang tahun dengan musim kering tidak lebih dari 3 bulan
Pengoptimalan tumbuh dari bakal buah/buah dari kakao tidak sempurna maka akan
menurunkan prodksi dari tanaman kakao itu biasanya masalah yang terjadi adalah kering nya
bakal calon buah atau ada kerusakan pada kuliah buahnya
Pemupukan pada tanaman durian dilakukan sebanyak 3 kali setelah masa tanam. Pemupukan
pertama dilakukan saat umur 0-2 tahun, 2-4 tahun, dan umur 4 tahun. Dan harus rajin
menyemprot tanaman durian agar tidak terserang penyakit.
3. Tanaman Alpukat
Kingdom : Plantae
Sub Kingdom : Trachebionta
Sub Divisi : Spermatophyta
Kelasm: Magnoliopsida
Sub Kelas : Magnoliidae
Ordo : Laurales
Famili : Lauraceae
Genus : Persea
1.Iklim
1. Angin diperlukan oleh tanaman alpukat, terutama untuk proses penyerbukan. Namun
demikian angin dgn kecepatan 62,4-73,6 km/jam dapat dapat mematahkan ranting &
percabangan tanaman alpukat yg tergolong lunak, rapuh & mudah patah.
2. Curah hujan minimum untuk pertumbuhan adalah 750-1000 mm/tahun. Untuk daerah
dgn curah hujan kurang dari kebutuhan minimal (2-6 bulan kering), tanaman alpukat
masih dapat tumbuh asal kedalaman air tanah maksimal 2 m. Kebutuhan cahaya
matahari untuk pertumbuhan alpukat berkisar 40-80 %. Suhu optimal untuk
pertumbuhan alpukat berkisar antara 12,8-28,3 derajat C. Mengingat tanaman alpukat
dapat tumbuh di dataran rendah sampai dataran tinggi, tanaman alpukat dapat
mentolerir suhu udara antara 15-30 derajat C atau lebih.
2.Tanah
1. Tanaman alpukat agar tumbuh optimal memerlukan tanah gembur, tidak mudah
tergenang air, (sistem drainase/pembuangan air yg baik), subur & banyak
mengandung bahan organik.
2. Jenis tanah yg baik untuk pertumbuhan alpukat adalah jenis tanah lempung berpasir
(sandy loam), lempung liat (clay loam) & lempung endapan (aluvial loam).
3. Keasaman tanah yg baik untuk pertumbuhan alpukat berkisar antara pH sedikit asam
sampai netral, (5,6-6,4). Bila pH di bawah 5,5 tanaman akan menderita keracunan
karena unsur Al, Mg, & Fe larut dlm jumlah yg cukup banyak. Sebaliknya pada pH di
atas 6,5 beberapa unsur fungsional seperti Fe, Mg, & Zn akan berkurang.
3.Ketinggian
Pada umumnya tanaman alpukat dapat tumbuh di dataran rendah sampai dataran tinggi, yaitu
5-1500 m dpl. Namun tanaman ini akan tumbuh subur dgn hasil yg memuaskan pada
ketinggian 200-1000 m dpl. Untuk tanaman alpukat ras Meksiko & Guatemala lebih cocok
ditanam di daerah dgn ketinggian 1000-2000 m dpl., sedangkan ras Hindia Barat pada
ketinggian 5-1000 m dpl.
Pola Tanam MonokulturPola monokultur merupakan suatu pola tanam yang bertentangan
dengan aspek ekologis.Penanaman suatu komoditas seragam dalam suatu lahan dalam jangka
waktu yang lama telahmembuat lingkungan pertanian yang tidak mantap. Ketidak mantapan
ekosistem pada pertanaman monokultur dapat dilihat dari masukan-masukan yang harus
diberikan agar pertaniandapat terus berlangsung. Masukan-masukan yang dimaksud adalah
pupuk ataupun obat-obatankimia untuk mengendalikan organisme pengganggu tanaman.
Ketidakmantapan ekosistem jugadapat dilihat dari meledaknya poulasi suatu jenis hama yang
sulit dikendalikan karena musuhalami untuk setiap jenis hama yang menyerang terbatas
jumlahnya.
Pada intinya, kelebihan usaha tani dengan pola monokultur adalah dapatmengintensifkan
suatu komoditas pertanian serta lebih efisien dalam pengelolaan yang nantinyadiharapkan
mendapatkan keuntungan yang lebih besar.