Anda di halaman 1dari 21

MAKALAH KEPERAWATAN KOMUNITAS

MEMAHAMI DAN MAMPU MERENCANAKAN ASUHAN KEPERAWATAN


KOMUNITAS DALAM RENTANG SEHAT-SAKIT

KELOMPOK 3 :

1. Kadek Dian Sri Widnyani 17089014025

2. Ni Putu Jemmy Kherisna Sari 17089014042

3. Ni Nyoman Cahayu Harta Ningrum 17089014017

SEKOLAH TINGGI ILMU KESEHATAN BULELENG


PROGRAM STUDI S1 KEPERAWATAN
2019

2
Kata Pengantar

Puji syukur kami panjatkan kehadirat Tuhan Yang Maha Esa karena dengan
rahmat, karunia, kami dapat menyelesaikan makalah kelompok keperawatan komunitas
tentang memahami dan mampu merencanakan asuhan keperawatan komunitas dalam
rentang sehat-sakit
dengan baik meskipun banyak kekurangan didalamnya. Kami sangat berharap makalah
ini dapat berguna dalam rangka menambah wawasan serta pengetahuan kita mengenai
keperawatan
komunitas. Kami juga menyadari sepenuhnya bahwa di dalam makalah ini terdapat
kekurangan dan jauh dari kata sempurna. Oleh sebab itu, kami berharap adanya kritik,
saran dan usulan demi perbaikan makalah yang telah kami buat di masa yang akan
datang, mengingat tidak ada sesuatu yang sempurna tanpa saran yang membangun.
Semoga makalah ini dapat dipahami bagi siapapun yang membacanya.
Sekiranya makalah yang telah disusun ini dapat berguna bagi kami sendiri maupun
orang yang membacanya. Sebelumnya kami mohon maaf apabila terdapat kesalahan
kata-kata yang kurang berkenan dan kami memohon kritik dan saran yang membangun
demi perbaikan di masa depan.

Singaraja, 04 November 2019

Penyusun

i
DAFTAR ISI
Kata pengantar....................................................................................................................
Daftar isi ............................................................................................................................
BAB I PENDAHULUAN
1.1 Latar Belakang..............................................................................................................
1.2 Rumusan Masalah.........................................................................................................
1.3 Tujuan...........................................................................................................................
BAB II PEMBAHASAN
2.1 Definisi Peran, Fungsi Dan Etika Keperawatan Komunitas………………………....

2.2 Proses Keperawatan Komunitas……………………………………………………..

2.3 Standar Praktek Keperawatan Komunitas…………………………………………....

2.4 Program Evaluasi Keperawatan Komunitas…………………………………………

2.5 Proses Belajar Mengajar Di Komunitas………………………………………………

2.6 Terapi Tradisional Di Komunitas……………………………………………………..

BAB III KESIMPULAN DAN SARAN


3.1 Kesimpulan ..................................................................................................................
3.2 Saran..............................................................................................................................
DAFTAR PUSTAKA ........................................................................................................

ii
BAB I

PENDAHULUAN

1.1 LATAR BELAKANG


Saat ini dunia keperawatan semakin berkembang. Perawat dianggap
sebagai salah satu profesi kesehatan yang harus dilibatkan dalam pencapaiantujuan
pembangunan kesehatan baik di dunia maupun di Indonesia.Perawat komunitas
bekerja di berbagai bidang, memberikan perawatan kesehatan primer sepanjang
umur. Mereka menyediakan keperawatan yang komprehensif di berbagai
kebutuhan kesehatan untuk klien di mana saja dimasyarakat dari pusat-pusat
kesehatan masyarakat, klinik kesehatan primer, unit kesehatan masyarakat, sekolah
dan universitas, dewan lokal dan rumah klien.Perawat komunitas memberikan
perawatan kesehatan untuk mereka yang memerlukan intervensi kesehatan
dan juga mempertimbangkan kondisi social yang mempengaruhi status
kesehatan.
Saat ini perawat bekerja di berbagai tempat dengan berbagai peran dan
kolaborasi dengan berbagai profesi kesehatan yang ada. Praktik keperawatan di atur
oleh pihak administrasi rumah sakit,lembaga kesehatan dan institusi lainnya.
Perawat juga berperan dalam membuat kebijakan kesehatan di wilayah dan provinsi,
serta menetapkan regulasi legal dan spesifik untuk praktik keperawatan. Selain itu,
organisasi profesi keperawatan juga menetapkan standar kerja sebagai criteria untuk
asuhan keperawatan professional.

1.2 RumusanMasalah
1. Jelaskan yang di maksud dengan peran,fungsi dan etika keperawatan
komunitas ?
2. Bagaimanakah proses keperawatan komunitas ?
3. Bagaimanakah standar praktek keperawatan komunitas?

3
4. Bagaimanakah program evaluasi keperawatan komunitas?
5. Bagaimnakah proses belajar mengajar di komunitas ?
6. Bagaimanakah terapi tradisional di komunitas ?

1.3 Tujuan

Mahasiswa/i dapat memahami dan mampu merencanakan asuhan keperawatan


komunitas dalam rentang sehat-sakit yang meliputi:
1. Definisi peran,fungsi , dan etika keperawatan komunitas
2. Proses keperawatan komunitas
3. Standar praktek keperawatan komunitas
4. Program evaluasi keperawatan komunitas
5. Proses belajar mengajar di komunitas
6. Terapi tradisional di komunitas
1.4 Manfaat
1. Agar mahasiswa dapat mengetahui definisi dari peran,fungsi,dan etika
keperawatan komunitas
2. Agar mahasiswa dapat mengetahui proses keperawatan komunitas

3. Agar mahasiswa dapat mengetahui Standar praktek keperawatan komunitas

4. Agar mahasiswa dapat mengetahui Program evaluasi keperawatan komunitas

5. Agar mahasiswa dapat mengetahui Proses belajar mengajar di komunitas

6. Agar mahasiswa dapat mengetahui Terapi tradisional di komunitas

4
BAB II

PEMBAHASAN

2.1 Peran , Fungsi, Etika Perawat Komunitas

1. Peran perawat
Peran merupakan seperangkat tingkah laku yang diharapkan oleh orang lain
terhadap seseorang sesuai kedudukannya dam unit social (Robbins, 2002). Peran
dipengaruhi oleh keadaan social baik dari dalam maupun dari luar dan bersifat
stabil. Banyak peranan yang dapat dilakukan oleh perawat kesehatan masyarakat
oleh perawat kesehatan masyarakat diantaranya adalah (Widyanto, 2014):
a. Pemberi Asuhan Keperawatan (Care provider)
Peran perawat sebagai care provider ditujukan kepada individu,
keluarga, kelompok, dan masyarakat berupa asuhan keperawatan masyarakat
yang utuh (holistic) serta berkesinambungan (komprehensif). Asuhan
keperawatan dapat diberikan secara langsung maupun secara tidak langsung
pada berbagai tatanan kesehatan meliputi puskesmas, ruang rawat inap
puskesmas, puskesmas pembantu, puskesmas keliling sekolah, panti, posyandu,
dan keluarga.
b. Peran Sebagai Pendidik (Educator)
Peran sebagi pendidik (educator) menuntut perawat untuk memberikan
pendidikan kesehatan kepada individu, keluarga, kelompok, dan masyarakat
baik di rumah, puskesmas dan di masyarakat secara terorganisir dalam rangka
menanamkan perilaku sehat, sehingga terjadi perubahan perilaku seperti yang
optimal. Perawat bertindak sebagai pendidik kesehatan harus mampu mengkaji
kebutuhan klien yaitu kepada individu, keluarga, kelompok masyarakat,
pemulihan kesehatan dari suatu penyakit, menyusun program penyuluhan atau
pendidikan kesehatan baik sehat maupun sakit. Misalnya penyuluhan tentang

5
nutrisi, senam lansia, manajemen stress, terapi relaksasi, gaya hidup bahkan
penyuluhan mengenai proses terjadinya suatu penyakit.

c. Peran sebagai konselor (Counselor)


Peran sebagai konselor melakukan konseling keperawatan sebagai usaha
memecahkan masalah secara efektif. Pemberian konseling dapat dilakukan
dengan individu, keluarga, kelompok, dan masyarakat.
d. Peran sebagai panutan (Role Mode)
Peran kesehatan masyarakat harus dapat member contoh yang baik
dalam bidang kesehatan kepada individu, keluarga, kelompok dan masyarakat
tentang bagaimana tatacara hidup sehat yang dapat ditiru dan dicontoh oleh
masyarakat.
e. Peran sebagai pembela (Advocate)
Pembelaan dapat diberikan kepada individu, kelompok atau tingkat
komunitas. Pada tingkat keluarga, perawat dapat menjalankan fungsinya
melalui pelayanan social yang ada pada masyarakat. Seorang pembela klien
adalah pembela dari hak-hak klien. Pembelaan termasuk didalamnya
peningkatan apa yang terbaik untuk klien, memastikan kebutuhan klien
terpenuhi dan melindungi hak-hak klien.
f. Peran sebagai manajer kasus (Case Manager)
Perawat kesehatan masyarakat diharapkan dapat mengelola berbagai
kegiatan pelayanan kesehatan puskesmas dan masyarakat sesuai dengan beban
tugas dan tanggung jawab yang dibebankan kepadanya.
g. Peran sebagai kolaborator
Peran sebagai kolaborator dapat dilaksanakan dengan cara bekerja sama
dengan tim kesehatan lain, baik dengan dokter, ahli gizi, ahli radiologi, dan
lain-lain dalam kaitannya membantu mempercepat proses penyembuhan klien.
Tindakan kolaborasi atau kerjasama merupakan proses pengambilan keputusan

6
dengan orang lain pada tahap proses keperawatan. Tindakan ini berperan
sangat penting untuk merencanakan tindakan yang akan dilaksanakan.
h. Peran sebagai penemu kasus (Case Finder)
Melaksanakan monitoring terhadap perubahan-perubahan yang terjadi
pada individu, keluarga, kelompok dan masyarakat yang menyangkut masalah-
masalah kesehatan dan keperawatan yang timbul serta berdampak terhadapat
status kesehatan melalui kunjugan rumah, pertemuan-pertemuan observasi dan
pengumpulan data. (Widyanto, 2014).
1) Peran Pada Invidu Atau Keluarga
2) Sebagai pelaksana kesehatan
3) Sebagai pendidik
4) Sebagai konselor
5) Sebagai peneliti
i. Perawat kesehatan masyarakat sekolah
Keperawatan sekolah adalah keperawatan yang difokuskan pada anak
ditatanan pendidikan guna memenuhi kebutuhan anak dengan mengikut
sertakan keluarga maupun masyarakat sekolah dalam perencanaan pelayanan
(Logan, BB, 1986). Fokus utama perawat kesehatan sekolah adalah siswa dan
lingkungannya dan sasaran penunjang adalah guru dan kader.
j. Peran dalam bidang kesehatan kerja
Perawatan kesehatan kerja adalah penerapan prinsip-prinsip keperawatan
dalam memelihara kelestarian kesehatan tenaga kerja dalam segala bidang
pekerjaan. Perawat kesehatan kerja mengaplikasikan praktik keperawatan dalam
upaya memenuhi kebutuhan unik individu, kelompok dan masyarakat ditatanan
industry, pabrik, tempat kerja, tempat konstruksi, universitas dan lain-lain.
k. Perawatan kesehatan di rumah
Perawatan kesehatan dirumah adalah bagian dari rangkaian perawatan
kesehatan umum yang disediakan pada individu dan keluarga untuk
meningkatkan, memelihara dan memulihkan kesehatan guna memaksimalkan
kesehatan dan meminimalkan penyakit. (Ilmi, 2011).

7
2. Fungsi perawat komunitas
Fungsi adalah suatu pekerjaan yang harus dilakukan sistem organ
fungsional sampai molekuler. Kegiatan ini dilakukan dengan diprakarsai oleh
perawat dan perawat bertanggung jawab serta bertanggung gugat atas rencana
keputusan tindakannya.
a. Fungsi independent :
Yaitu fungsi dimana perawat melaksanakan perannya secara sendiri,
tidak tergantung pada orang lain atau tim kesehatan lainnya. Perawaat
harus dapat memberikan bantuan terhadap adanya penyimpangan atau
tidak terpenuhinya kebutuhan dasar manusia baik bio, psiko,
sosio/cultural maupun spiritual, mulai dari tingkat individu utuh,
mencakup seluruh siklus kehidupan, sampai pada tingkat masyarakat,
dan juga mencerminkan pada tidak terpenuhinya kebutuhan dasar pada
tingkat system organ fungsional sampai molecular. Kegiaatan ini
dilakukan dengan diprakarsai oleh perawat, dan perawat serta
bertanggung gugat atas rencana dan keputusannya. 
b. Fungsi Dependen :
yaitu kegiatan yang dilakukan dan dilaksanakan oleh seorang perawat
atas instruksi dari tim kesehatan lainnya (dokter, ahli gizi, radiologi dan
lainnya).
c. Fungsi Interdependen, fungsi ini berupa kerja tim (Astuti, 2014).
3. Etika Keperawatan Komunitas
Etika (ethics) berasal dari bahasa yunani ethos yang berarti adat,
kebiasaan, perilaku atau karakter. Sedangkan menurut kamus Webster, etik
adalah ilmu yang mempelajari tentang apa yang baik dan buruk secara moral.
Dari pengertian diatas, dapat disimpulkan bahwa etika adalah ilmu tentang
kesusilaan yang menentukan bagaimana seharusnya manusia hidup didalam
masyarakat, yang menyakut aturan-aturan atau prinsip-prinsip yang menentukan
tingkah laku yang benar, yaitu baik dan buruk, serta kewajiban dan tanggung
jawab. Jadi etika berhubungan dengan pertimbangan membuat keputusan
terhadap suatu perbuatan karena tidak ada undang-undang atau peraturan yang

8
menegskan apa yang harus dilakukan moral. Etika keperawatan merupakan alat
untuk mengukur perilaku moral dalam keperawatan. Keputusan perawat
seharusnya berdasarkan kode etik sebagai standar yang dapat diukur dan
dievaluasi melalui perilaku moral perawat.
Sementara itu etika keperawatan kesehatan komunitas adalah etika
pengambilan keputusan berdasarkan moral, pengetahuan tentang hak klien, dan
tanggung jawab profesi. Hak klien atau kesehatan merupakan hak yang bersifat
alami, dimana tiap masyarakan berhak memproleh derajat kesehatan seoptimal
mungkin. Hak atas pelayanan kesehatan merupakan hak untuk mendapatkan
pelayanan atas rang dan jasa kesehatan:
1. Hak untuk mendapatkan pelayanan yang terhormat
2. Memproleh informasi pengobatan yang lengkap
3. Informasi untuk suatu persetujuan
4. Penolakan pengobatan
5. Minta dilayani
6. Penolakan partisipasi riset
7. Kesinambungan pelayanan
8. Informasi tentang peraturan

2.2 Proses Keperawatan Komunitas

Banyak ahli yang mendefinisikan tentang langkah – langkah proses keperawatan


komunitas diantaranya adalah sebagai berikut :
1. Subdit Perawatan Kesehatan Masyarakat Depkes RI Membagi dalam
empat tahap yaitu :
a. Identifikasi
b. Pengumpulan data
c. Rencana dan kegiatan
d. serta Penilaian.
2. Freeman : Sedangkan Freeman membagi dalam enam tahap yaitu :
a) Membina hubungan saling percaya dengan klien,

9
b) Pengkajian,
c) Penentuan tujuan bersama keluarga dan orang terdekat klien,
d) Merencanakan tindakan bersama klien,
e) Melaksanakan kegiatan sesuai dengan rencana,
f) Hasil evaluasi.
3. S.G Bailon : Membagi menjadi empat tahap yaitu :
a) Pengkajian,
b) Perencanaan,
c) Implementasi,
d) Evaluasi.

Dari pendapat – pendapat dari para ahli tersebut diatas, maka penulis
menyimpulkan bahwa pada dasarnya langkah – langkah dalam proses
keperawatan komunitas adalah :

1) Pengkajian
2) Diagnosis Keperawatan
3) Perencanaan
4) Pelaksanaan
5) Evaluasi atau penilaian

2.3 Standar Praktek Keperawatan Komunitas


Sejak tahun 1986, standar praktik keperawatan komunitas ditulis dalam suatu
kerangka kerja proses keperawatan. Keperawatam kesehatan komunitas
diinterpretasikan secara luas untuk mencakup sub-bidang keahlian tentang kesehatan
masyarakat, kesehatan rumah, kesehatan kerja, sekolah keperawatan, dan praktisi
perawata dalm bidang asuhan primer. Proses keperawatan digunakan untuk
mengkaji, merencanakan, mendiagnosis, mengintervensi, dan mengevaluasi
individu, keluarga dan komunitas. Kolaborasi dengan keluarga sangat ditekankan.
Oleh karena itu, praktik keperawatan kesehatan komunitas mengarahkan
pelayanannya kepada individu, keluarga dan kelompok meski tanggug jawab
dominannya tetap pada populasi secara keseluruhan (friedman dan Marilyn, 1998).

10
Standar praktik keperawatan merupakan komitment profesi keperawatan dalam
melindungi masyarakat terhadap prakatik yang dilakukan oleh anggota profesi (DPP
PPNI, 1999).
Steven (1983) menjelaskan tentang dua pengertian standar praktik
keperawatan komunitas seperti yang tertera di bawah ini:
1. kriteri keberhasilan
2. sebagai dasar untuk mengukur peristiwa.

Sedangkan menurut ANA (1974) Standart Praktek Keperawatan Komunitas


adalah :

1. Pengumpulan data status kesehatan klien sistemik dan terus menerus


2. Menegakkan diagnosa dari data
3. perencanaan : Menentukan tujuan
4. Perencanaan diprioritaskan pemberian keperawatan.
5. Pemberian tindakan keperawatan ( Promosi, menjaga dan perbaikan )
6. Tindakan keperawatan dalam membantu klien meningkatkan kesehatan.
7. kemajuan klien thd pencapaian tujuan
8. tindakan keperawatan pengkajian secara kontinu

2.4 Program Evaluasi


Evaluasi merupakan tahap akhir proses keperawatan. Evaluasi merupakan
sekumpulan informasi yang sistemik berkenaan dengan program kerja dan
efektivitas dari serangkaian program yang digunakan masyarakat terkait program
kegiatan, karakteristik, dan hasil yang telah dicapai (patton, 1986 dalam Helvie,
1998). Program evaluasi dilakukan untuk memberikan informasi kepada
perencanaan program dan pengambil kebijakan tentang efektivitas dan efisiensi
program. Evaluasi merupakan sekumpulan metode dan ketrampilan untuk
menentukan apakah program sudah sesuai dengan rencana dan tuntutan
masyarakat. Evaluasi digunakan untuk mengetahui beberapa tujuan yang
diharapkan telah tercapai dan apakah itervensi yang dilakukan efektif untuk

11
masyarakat setempat sesuai dengan kondisi dan situasi masyarakat, apakah sesuai
dengan rencana atau apakah dapat mengatasi masalah masyarakat.
Evaluasi ditunjukan untuk menjawab apa yang menjadi kebutuhan
masyarakat dan program apa yang dibutuhkan masyarakat, apakah media yang
digunakan tepat , ada tidaknya program perencanaan yang dapat di
implementasikan, apakah program dapat menjangkau masyarakat, siapa yang yang
menjadi target sasaran program, apakah program yang dilakukan dapat memenuhi
kebutuhan masyarakat. Evaluasi juga bertujuan mengidentifikasi masalah dalam
perkembangan program dan penyelesaian. Program evaluasi dilaksanakan untuk
memastikan apakah ada hasil program sudah sejalan dengan sasaran dan tujuan,
memastikan biaya program sumber daya, dan waktu pelaksanaan program yang
telah dilakukan. Evaluasi juga diperlukan  untuk memastikan apakah prioritas
program yang disusun sudah memenuhi kebutuhan masyarakat, dengan
membandingkan perbedaan program terkait keefektifannya.
Evaluasi dapat berupa evaluasi struktur, proses, dan hasil. Evaluasi program
merupakan proses mendapatkan dan menggunakan informasi sebagai dasar proses
pengambilan keputusan, dengan cara meningkatkan pelayanan kesehatan. Evaluasi
proses difokuskan pada urutan kegiatan yang dilakukan untuk mendapatkan hasil.
Evaluasi hasil dapat diukur melalui perubahan pengetahuan ( knowledge) , sikap
( attitude), dan perubahan prilaku masyarakat.
Evaluasi terdiri atas evaluasi formatif, menghasilkan informasi untuk
umpan balik selama program berlangsung. Sementara itu, evaluasi sumatif
dilakukan setelah program selesai dan mendapatkan informasi tentang efektifitas
pengambilan keputusan. Pengukuran efektifitas program dapat dilakukan dengan
cara mengevaluasi kesuksesan dalam pelaksanaan program. Pengukuran
efektivitas  program dikomonitas dapat dilihat berdasarkan:
1. pengukuran komonitas sebagai klien. Pengukuran ini dilakukan dengan cara
mengukur kesehatan ibu dan anak, mengukur kesehatan komonitas.
2. pengukuran komonitas sebagai pengalaman Pembina hubungan.
Pengukuran dilakukan dengan cara melakukan pengukuran social dari
determinan kesehatan.

12
3. pengukuran komonitas sebagai sumber. Ini dilakukan dengan mengukur
tingkat keberasilan pada kluarga atau masyarakat sebagai sumber informasi
dan sumber intervensi kegiatan.

2.5 Proses Belajar Mengajar Di Komunitas


Metode pendidikan kesehatan dipilih berdasarkan besarnya kelompok
masyarakat, tingkat pendidikan masyarakat, dan tujuan pendidikan kesehatan. Pada
sasaran kelompok dan masyarakat, perawat komunitas dapat menggunakan metode
ceramah, diskusi kelompok, curah pendapat (brain storning), dan demonstrasi.
1. Ceramah
Ceramah merupakan salah satu metode penyampaian informasi oleh
perawat komunitas kepada masyarakat untuk menjelaskan ide, pengertian,
atau pesan kesehatan disertai diskusi dan tnya jawab secara langsung.
Tujuan penyampaian cermah adalah menyajikan satu pandangan tentang
masalah yang menarik, secara langsung dan logis, menyajikan satu masalah
untuk dibahas melalui diskusi umum sehingga merangsang masyarakat
untuk berpikir dan belajar lebih lanjut tentang suatu masalah.
Keuntungan penggunaan metode ceramah, yaitu dapat diterapkan
pada sekelompok besar orang dewasa, tidak melibatkan terlalu banyak alat
bantu, mudah diselenggarakan, dan dapat dilakukan pada masyarakat.
2. Diskusi Kelompok
Diskusi kelompok dapat dilakukan bila peserta diskusi kurang dari
15 orang. Agar semua peserta diskusi dapat berpartisipasi, diperlukan tata
letak duduk berhadapan dan saling memandang satu sama lain, seperti saat
melakukan refleksi diskusi kasus (RDK). Melalui diskusi, diharapkan
terjadi keterbukaan dan kebebasan mengeluarkan pendapat. Dengan
demikian, diperlukan peran fasilator ataupemimpin diskusi untuk
mengarahkan dan mengatur jalannya diskusi sehingga semua orang
mempunyai kesempatan yang sama untuk menyampaikan pendapatnya
tanpa ada dominasi diantara mereka.

13
Keuntungan diskusi kelompok, yaitu dapat mendorong rasa
kesatuan dan menciptakan rasa kepemimpinan bersama dengan saling
memberi dan menerima pendapat. Kerungian diskusi kelompok adalah tidak
dapat digunakan pada kelompok besar karena dianggap kurang efektif dan
dapat berlarut- larut, terutama bila didominasi oleh orang- orang tertentu
saja dan pemimpin diskusi tidak dapat mengarahkan jalannya diskusi.
3. Curah Pendapat
Curah pendapat (brain storrning) merupakan proses pemecahan
masalah melalui penyampaian usul semua kemungkinan pemecaha masalah
oleh anggota, tanpa krtik dan evaluasi atas pendapat tersebut. Curah
pendapat dapat dilakukan pada saat focus group discussion (FGD). Prinsip
pelaksanaan curah pendapat sama dengan diskusi kelompok, memerlukan
pemimpin diskusi untuk memancing satu masalah yang menarik untuk
dibahas bersama dan menjadi kebutuhan masyarakat. Curah pendapat
bertujuan menciptakan suasana menyenangkan bagi peserta diskusi, dengan
menggembangkan daya kreatif untuk berpikir dan menggali pendapat
masyarakat dengan merangsang partisipasi semua peserta diskusi.
Keuntungan curah pendapat, yaitu dapat digunakan pada kelompok
besar maupun kecil dengan membangkitkan dan merangsang pendapat baru
tanpa memberikan evaluasi atas pendapat yang disampaikan, merangsang
semua peserta untuk berbicara dan mengeluarkan pendapat, dan tidak
menyita banyak waktu. Sedangkan kekuranga curah pendapat, yaitu sangat
sulit membuat anggota mengerti bahwa semua pendapatnya dapat diterima
dan ada kecendrungan peserta mengadakan evaluasi segera setelah pendapat
diajukan, bahkan terkadang diskusi “ lepas kendali”, terutama bila
pemimpin diskusi atau fasilator kurang mampu mengarahkan.
4. Demonstrasi
Demonstasi merupakan cara penyampaian ide yang dipersiapkan
dengan teliti untuk mengevaluasi perubahan psikomotor dengan
memperlihatkan cara melaksanakan suatu tindakan atau prosedur dengan
alat peraga dan tanya jawab. Demosntasi biasanya dilakukan oleh perawat

14
komunitas untuk memberikan gambaran tentang prosedur atau langkah-
langkah pelaksanaan terapi modalitas dan terapi pelengkap (terapi
alternative) di masyarakat.
Tujuan demonstasi adalah mengajarkan cara melaksanakan dan
memperagakan satu teknik baru, dengan menyakinkan masyarakat bahwa
prosedur baru tersebut telah terbukti bermanfaat. Selain itu, demonstrasi
juga bertujuan meningkatkan minat belajar dengan mencoba sendiri
prosedur yang di demonstrasikan.

Kegiatan promosi kesehatan di masyarakat dapat dilakukan secara langsung


berhadapan dengan masyarakat,seperti penyampaian pendidikan kesehatan melalui
ceramah, diskusi, curah pendapat, dan demonstrasi. Selain itu, kegiattan promosi
kesehatan dapat dilakukan secara tidak langsung (penyampaian pesan kepada
masyarakat tanpa berhadapan langsung), yaitu menggunakan perantara media cetak
dan elektronik, seperti diskusi interaktif yang membahas masalah kesehatan
masyarakat melalui televise dan radio ataupun tulisan di majalah, koran, atau
internet tentang konsultasi dan tanya jawab kesehatan. Selain itu, promosi
kesehatan juga dapat dilakukan dengan melakukan pemasangan spanduk atau
poster yang dipasang di pinggir jalan, puskesmas, rumah sakit, pasar, sekolah, atau
tempat umum lain yang sering dilalui dan menjadi tempat pertemuan dan
berkumpul masyarakat. Semua kesehatan tersebut bertujuan mengubah perilku
masyarakat kea rah yang lebih baik dan bermanfaat bagi kesehatan.
2.6 TERAPI TRADISIONAL DI KOMUNITAS
Kunyit selama ini lebih banyak digunakan orang sebagai obat tradisional
untuk menyembuhkan penyakit masuk angin dan batuk. Padahal khasiat dari kunyit
sebagai penyembuh juga memiliki khasiat yang luar biasa sebagai obat diabetes
alami. Kunyit memiliki senyawa yang bernama kurkumin yang dapat membantu
tubuh untuk memproduksi hormone insulin. Hormon insulin tersebutlah yang
nantinya akan mempertahankan kadar gula darah anda tetap dalam keadaan yang
normal. Insulin sendiri diproduksi oleh pankreas, dan senyawa kurkumin ini akan
membantu pankreas agar tetap dalam kondisi yang sehat.

15
Beberapa khasiat yang dimiliki oleh kunyit sebagai obat diabetes alami
diantaranya sebagai berikut :
a) Mencegah Lemak Berlebihan dalam Tubuh
Hampir mayoritas orang yang mengalami penyakit diabetes
cenderung memiliki masalah dalam kadar lemak dalam tubuhnya. Obesitas
mempertinggi kemungkinan seseorang untuk terkena penyakit gula.
Berbeda halnya dengan penyakit gula kering yang biasanya justru dialami
orang yang berbadan kurus atau biasa-biasa saja. Jadi dengan kemampuan
kunyit dalam menghambat obesitas membuat seseorang juga cenderung
untuk lebih sulit terkena penyakit diabetes.
b) Pengatur Kadar Insulin
Sebagaimana yang telah disampaikan dalam paragraf diatas bahwa
senyawa kurkumin memiliki kelebihan untuk mengatur kadar insulin dalam
tubuh. Senyawa kurkumin yang dicerna oleh tubuh nantinya berfungsi
sebagai penjaga kesehatan pankreas. Pankreas yang sehat bisa
memproduksi insulin dengan jumlah yang cukup. Selain itu senyawa
kurkumin memiliki fungsi untuk menurunkan kadar gula dalam darah dan
trigliserida dalam tubuh.
c) Kekebalan Tubuh akan Meningkat
Kunyit mampu membuat tubuh pengkonsumsinya lebih terjaga dan
bugar. Sifat antioksidan dan anti glikemik yang dimiliki oleh kunyit mampu
membuat tubuh menjadi bekerja lebih optimal. Sehingga penyakit-penyakit
seperti diabetes bisa dengan mudah dicegah.

16
BAB III

PENUTUP

3.1 KESIMPULAN

Peran merupakan seperangkat tingkah laku yang diharapkan oleh orang lain
terhadap seseorang sesuai kedudukannya dam unit social (Robbins, 2002).

1) Pemberi Asuhan Keperawatan (Care provider)


2) Peran Sebagai Pendidik (Educator)
3) Peran sebagai konselor (Counselor)
4) Peran sebagai panutan (Role Mode)
5) Peran sebagai pembela (Advocate)
6) Peran sebagai manajer kasus (Case Manager)
7) Peran sebagai kolaborator
8) Peran sebagai penemu kasus (Case Finder)
9) Perawat kesehatan masyarakat sekolah
10) Peran dalam bidang kesehatan kerja
11) Perawatan kesehatan di rumah
Fungsi adalah suatu pekerjaan yang harus dilakukan sistem organ fungsional
sampai molekuler.
d. Fungsi independent
e. Fungsi Dependen
f. Fungsi Interdependen
Etika keperawatan kesehatan komunitas adalah etika pengambilan keputusan
berdasarkan moral, pengetahuan tentang hak klien, dan tanggung jawab profesi. Hak
klien atau kesehatan merupakan hak yang bersifat alami, dimana tiap masyarakan
berhak memproleh derajat kesehatan seoptimal mungkin.
Sejak tahun 1986, standar praktik keperawatan komunitas ditulis dalam suatu
kerangka kerja proses keperawatan. Keperawatam kesehatan komunitas
diinterpretasikan secara luas untuk mencakup sub-bidang keahlian tentang kesehatan

17
masyarakat, kesehatan rumah, kesehatan kerja, sekolah keperawatan, dan praktisi
perawata dalm bidang asuhan primer. Proses keperawatan digunakan untuk mengkaji,
merencanakan, mendiagnosis, mengintervensi, dan mengevaluasi individu, keluarga dan
komunitas.
Evaluasi merupakan tahap akhir proses keperawatan. Evaluasi merupakan
sekumpulan informasi yang sistemik berkenaan dengan program kerja dan efektivitas
dari serangkaian program yang digunakan masyarakat terkait program kegiatan,
karakteristik, dan hasil yang telah dicapai (patton, 1986 dalam Helvie, 1998). Program
evaluasi dilakukan untuk memberikan informasi kepada perencanaan program dan
pengambil kebijakan tentang efektivitas dan efisiensi program.

3.2 SARAN

Setelah membaca makalah ini penulis menyarankan agar pembaca


dapat

memahami tentang peran dan fungsi perawat dalam komunitas. Dengan makalah ini,
penulis juga menyarankan agar kita sebagai seorang perawat lebih memahami
peran,fungsi dan etika , serta standar praktik keperawatan komunitas dan juga program
evaluasi komunitas, kita sebagai seorang perawat dalam menjalankan tugas
dimanapun kita ditempatkan.

18
DAFTAR PUSTAKA

Wahit Iqbal Mubarak,Chayati Nurul. 2013 . Ilmu Keperawatan Komunitas. Jilid 2.


Jakarta:Salemba Medika

Ilmi, Ani Aulia. 2011. Keperawatan komunitas.Makassar: AlauddinUniversity Press.

Widyanto. 2014.Keperawatan Komunitas Dengan Pendekatan Praktis.Yogyakarta:


Nuha Medika.

Hidayat Aziz Halimul. 2004. Pengantar Konsep Keperawatan Dasar. Salemba


Medika :
Jakarta.
Mubarak, Iqbal Wahit. 2009. Pengantar dan Teori Ilmu Keperawatan Komunitas 1.
Cv Sagung Seto : Jakarta.

19

Anda mungkin juga menyukai