8 Maret 2016
MANAJEMEN STRATEGI –
STRATEGI TINGKAT BISNIS
ANGGOTA KELOMPOK:
UNIVERSITAS SEMARANG
2015
KATA PENGANTAR
Puji dan syukur penulis panjatkan ke Hadirat Allah SWT karena berkat limpahan Rahmat
dan Hidayah-Nya sehingga penulis dapat menyusun makalah ini tepat pada waktunya.
Makalah ini membahas tentang Strategi Tingkat Bisnis pada mata kuliah Manajemen
Strategi.
Dalam penulisan makalah ini, penulis banyak mendapatkan tantangan dan hambatan akan
tetapi dengan bantuan dari berbagai pihak tantangan itu bisa teratasi. Oleh karena itu
penulis mengucapkan banyak terima kasih kepada semua pihak yang telah membantu
dalam penyusunan makalah ini, semoga bantuannya mendapatkan balasan yang setimpal
dari Allah SWT.
Penulis menyadari bahwa makalah ini masih jauh dari kesempurnaan baik dari bentuk
penyusunan maupun materinya. Kritik dan saran dari pembaca sangat penulis harapkan
untuk penyempurnaan makalah selanjutnya.
Akhir kata semoga makalah ini dapat bermanfaat bagi para pembaca sekalian. Terima
kasih.
Semarang, Desember2015
Penulis
DAFTAR ISI
HALAMAN JUDUL
KATA PENGANTAR
……………………………………………………………………………………….. i
DAFTAR
ISI…………………………………………………………………………………………
………….. ii
BAB I. PENDAHULUAN
Latar
Belakang……………………………………………………………………………
…………. 1
Rumusan
Masalah……………………………………………………………………………
…….. 2
Tujuan
Penulisan……………………………………………………………………………
………. 2
DAFTAR PUSTAKA
BAB I
PENDAHULUAN
Latar Belakang
lnternet memiliki potensi untuk menciptakan lebih banyak nilai bagi para pelanggan
dalam bentuk biaya-biaya yang lebih rendah dan bentuk-bentuk diferensiasi tambahan.
lnternet semakin mempengaruhi pilihan perusahaan akan strategi tingkat-bisnisnya.
Dalam contoh-contoh lain, lnternet mempengaruhi bagaimana perusahaan menerapkan
suatstrategi tingkat bisnis ketika ia telah dipilih. Untuk mencapai daya saing strategis dan
menghasilkan iaba di atas rata-rata, suatu perusahaan rnenganalisis lingkungan
eksternalya, mengidentifikasi peluang-peluang terdapat di dalamnya, menentukan mana
dari sumber daya dan kapabilitas intemalnya yang menjadi kompetensi ini, dan memiljh
suatu strategi yang tepat untuk mengimplementasikannya. Susunan tindakan ini
diperlukan oleh semua perusahaan yaitu mereka yang bersaing melalui sarana-sarana
yang bersifat lebih tradisional, juga perusahaan-perusahaan yang mencari laba di atas
rata-rata sebagai usaha yang berbasiskan Intemet.
Suatu strategi adalah serangkaian komitmen dan tindakan yang terintegrasi dan
terkoordinasi, yang dirancang untuk mengeksploitasi kompetensi inti dan mendapatkan
keunggulan kompetitif. Strategi itu memiliki tujuan dan mendahului pengambilan
tindakan yang menerapkannya, dan menunjukkan pemahaman bersama akan tujuan dan
misi perusahaan.Suatu strategi yang diformulasikan secara efektif memimpin,
mengintegrasikan, dan mengalokasikan sumber daya, kapabilitas, dan kompetensi
perusahaan sehingga ia dapat mengatasi lingkungan eksternalnya. Sebuah strategi yang
efektif juga merasionalisasikan tujuan dan misi strategis perusahaan dan apa yang akan
dilakukan untuk mencapainya. Informasi tentang sekelompok besar variabel, termasuk
pasar, pelanggan, teknologi, keuangan tingkat dunia, dan perubahan ekonomi dunia,
harus dikumpulkan dan dianalisis untuk memformulasikan dan menerapkan strategi-
strategi dengan benar.
Rumusan Masalah
Masalah-masalah yang akan dipecahkan dalam makalah ini yaitu sebagai berikut :
Tujuan Penulisan
BAB II
PEMBAHASAN
Strategi tingkat bisnis adalah serangkaian komitmen dan tindakan yang terintegrasi dan
terkoordinasi, yang dirancang untuk menyediakan nilai kepada para pelanggan dan
mendapatkan keunggulan kompetitif dengan mengeksploitasi kompetensi – kompetensi
inti dari pasar produk individual dan spesifik. Jadi, strategi tingkat bisnis merefleksikan
keyakinan perusahaan tentang di mana dan bagaimana ia memiliki keunggulan di atas
lawan-lawannya. Esensi dari strategi tingkat bisnis perusahaan adalah “memilih untuk
melakukan aktivitas-aktivitas secara berbeda dan untuk melakukan aktivitas-aktivitas
yang berbeda dari lawan-lawannya. Berkaitan dengan lingkungan persaingan perusahaan
dan interaksi yang dimiliki perusahaan dan lingkungannya, adalah suatu keharusan
bahwa semua pegawai memahami apa yang menjadi keunggulan perusahaan bersifat
relatif dengan yang dimiliki lawan-lawannya. Pertanyaan-pertanyaan tentang strategi
perusahaan di masa datang dan keunggulan kompetitif yang menjadi dasarnya, harus
dipecahkan dengan cepat untuk memungkinkan dilakukannya tindakan-tindakan strategis
yang efektif.
Para pelanggan adalah dasar dari keberhasilan strategi-strategi tingkat bisnis. Perusahaan-
perusahaan terus menerus menekankan pentingnya hubungan antara membangun relasi
dan mengirimkan jasa ke pelanggan dan kinerja keuangan perusahaan. Sekali CEO
menangkap sentimen ini dengan mengamatinya dalam perusahaannya, “pertanyaan
sentralnya adalah, inisiatif seperti apa yang akan membantu kita memperkuat relasi
pelanggan yang kita miliki dan mendorong munculnya relasi yang baru?”. Penekanan ini
konsisten dengan perspektif bahwa, pada intinya, strategi tingkat bisnis adalah
“kemampuan untuk membangun dan mempertahankan relasi dengan orang-orang yang
terbaik untuk penciptaan nilai maksimum, baik ‘secara internal’ (ke perwakilan
perusahaan) maupun ‘secara eksternal’ (ke pelanggan).”
Karena kepentingan strategis, kita memulai dengan diskusi tentang pelanggan. Tiga isu
dipertimbangkan dalam analisis ini. Setiap perusahaan menetapkan (1) siapa yang akan
dilayaninya, (2) apa yang dibutuhkan pelanggan sasaran yang akan dipuaskan oleh
perusahaan, (3) bagaimana kebutuhan-kebutuhan itu akan dipuaskan melalui
implementasi strategi yang dipilih.
Salah satu alasan kunci kenapa perusahaan harus mampu memuaskan kebutuhan
pelanggan adalah bahwa, dalam analisis akhir, laba yang dihasilkan dari relasi dengan
pelanggan darah yang meghidupi semua organisasi.
Ketika sebuah perusahaan memutuskan siapa yang akan ia layani, ia harus secara
bersamaan mengidentifikasi kebutuhan kelompok pelanggan sasaran yang dapat
dipuaskan oleh barang dan jasanya. Para manajer tingkat atas berperan penting dalam
usaha untuk mengenali, memahami kebutuhan ini. Kapasitas mereka untuk mendapatkan
wawasan yang berharga dengan mendengarkan dan mempelajari pelanggan akan
mempengaruhi keputusan-keputusan produk, teknologi, dan distribusi.
Empat strategi tingkat bisnis generik untuk membangun dan mengeksploitasi keunggulan
kompetitifnya dalam ruang lingkup:
1. Kepemimpinan biaya
2. Diferensiasi
3. Fokus Kepemimpinan Biaya
4. Fokus Diferensiasi
Memiliki posisi biaya rendah merupakan pertahanan yang berharga dalam menghadapi
para pesaing, karena posisi yang menguntungkan sebagai pemimpin biaya, para pesaing
ragu bersaing dengan basis harga. Melainkan, mereka akan berusaha untuk bersaing
melawan para pemimpin biaya melalui cara-cara diferensiasi.
Pelanggan yang berkuasa dapat mendesak pemimpin biaya untuk mengurangi harga-
harganya, tapi harga tersebut tidak akan didesak sampai ditingkat harga dimana pesaing
industry selanjutnya yang paling efisien dapat menghasilkan laba diatas rata-rata.
Walaupun pelanggan yang berkuasa dapat mendesak pemimpin biaya untuk mengurangi
harga bahkan dibawah level tersebut, mereka mungkin tidak akan melakukannya.
Pemimpin biaya beroperasi dengan margin yang lebih besar daripada para pesaingnya.
Diantara banyak keuntungan, margin lebih tinggi yang relatif dengan margin para pesaing
memungkinkan pemimpin biaya untuk menyerap kenaikan harga supplier. Ketika suatu
industri dihadapkan dengan kenaikan biaya persediaan yang substansial, pemimpin biaya
mungkin satu-satunya perusahaan yang mampu membayar harga yang lebih tinggi itu dan
terus menghasilkan laba rata-rata atau laba diatas rata-rata. Dengan cara lain, pemimpin
biaya yang kuat dapat mendesak para supplier untuk menahan harga mereka, mengurangi
margin mereka dalam proses tersebut.
Peserta Potensial
Melalui usaha yang terus menerus untuk mengurangi biaya ke tingkat yang lebih rendah
dari pada pesaingnya, pemimpin biaya menjadi sangat efisien. Karena mereka
meningkatkan margin laba, tingkat efisiensi yang selalu diperbaiki ini menjadi halangan
masuk yang signifikan bagi peserta bisnis yang potensial. Peserta yang potensial harus
mau menerima laba rata-rata sampai mereka mendapatkan pengalaman yang diperlukan
untuk mencapaintingkat efisiensi yang dimiliki pemimpin biaya. Bahkan untuk
mendapatkan laba rata-rata, peserta baru harus memiliki kompetensi yang diperlukan
untuk menyesuaikan tingkat biaya dengan para pesaing lainnya.
Produk Pengganti
Strategi kepemimpinan biaya tidak bebas dari risiko. Salah satu risikonya adalah
peralatan manufaktur pemimpin biaya dapat menjadi using karena inovasi teknologi para
pesaingnya. Inovasi ini memungkinkan para pesaingnya untuk memproduksi pada tingkat
biaya yang lebih rendah daripada pemimpin biaya.
Risiko kedua adalah terlalu banyak fokus pada pengurangan harga dapat membuat
perusahaan kurang memperhatikan kebutuhan pelanggan atau isu-isu yang berkaitan
dengan dimensi persaingan lainnya.
Risiko terakhir dari strategi kepemimpinan biaya berkaitan dengan imitasi (penjiplakan).
Dengan menggunakan kompetensi inti yang dimilikinya sendiri, kadang-kadang para
pesaing belajar bagaimana meniru strategi pemimpin biaya dengan berhasil. Ketika hal
ini terjadi, pemimpin biaya harus mencari jalan untuk meningkatkan nilai barang dan jasa
yang ditawarkan.
Strategi Diferensiasi
Dengan strategi diferensiasi, atribut dan karakteristik unit dari produk perusahaan (selain
biaya) memberikan nilai bagi pelanggan. Sebagian yakin bahwa keunikan atribut dan
karakterteristik Lexus dari Toyota memberikan pelanggannya (Termasuk Bill Gates,
Nicolas Cage, Master P, dan Dennis Rodman) kualitas terbaik, suasana mengendara yang
tenang,dan sentuhan kemewahan yang superior. Karena diferensiasiasi produk
memuaskan kebutuhan unik pelanggan, perusahaan yang menjalani strategi diferensiasi
biasanya membebankan harga-harga premium. Untuk berhasil melakukannya, suatu
“perusahaan harus benar-benar unik dalam sesuatu hal atau dianggap sebagai unik .
kemampuan untuk menjual barang atau jasa pada tingkat harga yang melampui biaya
yang dikeluarkan untuk menciptakan bentuk-bentuk diferensiasi produk tersebut
memungkinkan perusahaan untuk berkinerja lebih diatas pesaingnya dan mendapatkan
laba di atas rata-rata.
Strategi diferensiasi memusatkan diri pada investasi dan pengembangan ciri yang terus-
menerus, dan bukan fokus pada biaya, yang membedakan barang dan jasanya dalam hal
yang dihargai oleh para pelanggan. Secara keseluruhan, suatu perusahaan yang
menggunakan strategi diferensiasi berusaha berbeda dari para pesainnya dalam sebanyak
mungkin dimensi. Semakin sedikit kemiripan antara barang dan jasa perusahaan dengan
para pesainnya, semakain perusahaan itu dapat bertahan dari tindakan-tindakan pesainnya
secara umum, produk-produk diferensiasi yang dikenal adalah Lexus dari Toyota.
Sebuah produk dapat dideferrensiasikan dalam sejumlah cara yang terbatas. Bentuk-
bentuk yang tidak biasa, jasa pelanggan yang responsif, inovasi produk yang cepat, dan
kepemimpian teknologi, prestos dan staus, rasa yang berbeda, dan rekayasa teknologi
dibidang desain dan kinerja adalah contoh-contoh dari pendekatan diferensiasi.
Kenyataannya secara virtual, segala sesuatu yang dapat dilakukan perusahaan untuk
menciptakan nilai riel atau nilai yang diterima bagi para pelangganya, merupakan basic
untuk diferensiasi tantangannya adalah mengidentifikasikan bentuk-bentuk yang
menciptakan nilai bagi pelanggan.
Keunikan difereniasi barang dan jasa mengisolasi suatu perusahaan dari persaingan
kometitif dan mengurangi kepekaan pelanggan terhadap kenaikan harga. Berdasarkan
kombinasi keunikan bahan baku dan imaji merek, “L’Oreal telah mengembangkan
sebuah formula pemenang: sebuah portofolio merek-merek internasional yang sedang
bertumbuh, yang mentransform perusahaan Perancis tersebut menjadi kecantikan
Amerika Serikat. Dalam satu kedipan mata, L’Oreal baru saja menjual 85 produknya
keseluruh dunia, dari make up mata Mabelline, perawatan rambut Redken dan parfum
Ralph Lauren sampai kosmetik Hel ena Rubinsten dan perawatan kulit Vichy. “L’Oreal
berusaha memikat kebudayaan-kebudayaan yang berbeda melalui produk-produknya:
“Apakah ia menjual keanggunan bangsa Italia, kecerdasan jalan-jalan New York, atau
kecantikan Prancis melalui merek-mereknya, L’Oreal menggapai lebih banyak orang
lintas kisaran penghasilan dan budaya yang besar dari sekedar sebagai sebuah perusahaan
produk-produk kecantikan didunia, “L’Oreal berusaha memuaskan kebutuhan unik
pelanggan tertentu dengan lebih baik dari yang ditawarkan para pesaingnya. Salah satu
alasan kunci mengapa sebagian pembeli mau membayar harga premium untuk item-item
kosmetik perusahaan adalah, bagi mereka, produk-produk lain tidak menawarkan
kombinasi bentuk dan biaya yang sebanding. Kurangnya alternative yang dapat diterima
meningkatkan kekuatan perusahaan, relatif terhadap para pelanggannya.
Peserta Potensial
Produk Pengganti
Seperti strategi tingkat bisnis lainnya, strategi diferensiasi tidak bebas dari risiko. Salah
satu risiko. Salah satu risikonya adalah bahwa pelanggan dapat memutuskan bahwa
perbedaan harga antara produk pembuat diferensiasi dan produk pemimpin biaya terlalu
besar. Dalam hal itu, perusahaan dapat menawarkan bentuk-bentuk diferensiasi yang
melampaui kebutuhan pelanggan. Ketika hal itu terjadi, perusahaan itu rentan terhadap
para pesaing yang mampu menawarkan kombinasi bentuk-bentuk dan harga yang lebih
konsisten dengan kebutuhan pelanggan. Sebagian masalah ini digambarkan dalam Focus
Strategi tentang Gap, Inc.
Dalam kasus Gap, konsep lain yang dimilikinya (misalnya Old Navy Store) adalah
musuh terberatnya: perusahaan itu mengalami terlalu banyak kanibalisasi. Gap juga telah
kehilangan pejualan pada peritel on-line-nya. Walaupun baru-baru ini Gap berusaha
untuk menangkis serangan-serangan online dengan membuka toko on-line nya sendiri,
hal tersebut dapat menimbulkan masalah, kecuali jika toko-toko fisik Gap dapat
digunakan sebagai suatu kelebihan.
Risiko lain dari strategi diferensiasi adalah bahwa cara-cara diferensiasi perusahaan tidak
lagi menyediakan nilai yang mau dibayar oleh pelanggannya. Strategi diferensiasi
menjadi kurang berharga jika penjiplakan oleh para pesaing membuat pelanggan
beranggapan bahwa para pesainnya menawarkan barang dan jasa yang sama baiknya,
kadang-kadang dengan harga yang lebih rendah. Misalnya, diawal tahun 1990-an,
beberapa organisasi pemliharaan kesehatan (health maintenance organizations-HMO)
mampu mendiferensiasi diri mereka sendiri dengan jaringan dokter yang unik dan
ekstensif. Saat ini, dalam banyak pasar, pesaing HMO menawarkan rencana yang hampir
identik dengan jaringan rumah sakit dan dokter yang tumpang tindih. Komoditisasi jasa
ini berarti bahwa banyak perusahaan asuransi kesehatan tidak lagi mampu membedakan
diri mereka sendiri dan sekarang bersaing hanya ditingkat harga saja.
Risiko ketiga dari strategi diferensiasi adalah bahwa pembelajaran akan menyempitkan
persepsi pelanggan nilai diferensiasi bentuk perusahaan. Nilai nama IBM untuk computer
personal merupakan salah satu bentuk diferensiasi yang bagi sebagian pelanggan
membuatnya mau membayar dengan harga premium. Akan tetapi, ketika pelanggan
tersebut mulai mengenal bentuk-bentuk standar, dan ketika hasil kloning PC mulai
memasuki pasar, Loyalitas terhadap merek IBM mulai turun. Hasil kloning itu
menawarkan bentuk-bentuk yang mirip dengan produk IBM kepada pelanggan, dengan
harga yang secara substansial lebih murah, yang pada akhirnya mengurangi daya tarik
produk IBM. Bahkan, baru-baru ini lini produk IBM yang relatif baru, Aptiva, gagal
memenuhi pengharapan perusahaan. Dalam menilai situasi ini salah seorang penyalur
mengamati bahwa, sementara Aptiva adalah mesin yang “hebat”, tetapi terlalu mahal
dibandingkan dengan kombinasi bentuk dan harga yang ditawarkan oleh produk-produk
pesaing seperti Compaq dan HP.
Risiko keempat berkaitan dengan pemalsuan. Barang-barang palsu produk-produk yang
berusaha meniru bentuk-bentuk diferensiasi itu dengan harga yang jauh lebih murah
menjadi keprihatinan banyak perusahaan yang menggunakan strategi diferensiasi. Di
Inggris, misalnya, “ Diperkirakan bahwa pasar untuk impor-impor parallel mobil,
perlengkapan mandi, dan baju-baju yang diimpor ke UK tanpa pemilik merek bergabung
dengan menjual dengan harga ritel yang berdiskon substansial bernilai 1,3 triliun
poundsterling setahun. Perusahaan sering kali mencari bantuan dari pemerintah dan
undang-undang impor untuk mengontrol masalah yang dapat timbul karena kekhususan
risiko dari strategi diferensiasi ini.
Strategi Fokus
Walnut Grove Press adalah contoh lain dari perusahaan yang menggunakan strategi
fokus. Perusahaan ini menjual buku-buku melalui gerai-gerai selain took-toko buku
utamnya, menghasilkan 85% penghasilannya dari penjualan buku ke took-toko hadiah,
took serba guna dan bahkan di ruang tunggu pencucian mobil. Walnut Grove tidak
mendistribusikan produk-produknya melalui jaringan took buku (misalnya, Barnes dan
Noble) atau jaringan utama penerbit-penerbit New York. Pengarang dan pemilik usaha
ini adalah Criswell Freeman, yang bukunya terjual 330.000 eksemplar pada 1998.
Volume penjualan diharapkan meningkat dua kali lipat pada 1999. Sejal 1995, Freeman
telah menulis 40 buku, termasuk The Book Of Stock Car Wisdom, The Book of New
England and The Gardener’s Guide to Life. Bukunya penuh dengan kutipan-kutipan.
Freeman mengembangkan ketertarikan terhadap kutipan-kutipan yang inspiratif ketika ia
kehilangan pekerjaan di bisnis real estate dan mulai mencoba pulih secara psikologi
dengan membca kutipan yang inspiratif setiap hari. Pada saat yang bersamaan, ia mulai
bekerja mencapai gelar di psikologi klinik. Setelah mendapat gelar, Freeman mulai
menemui pasien-pasien. Akan tetapi, keinginannya untuk mempengaruhi hidup orang-
orang melampaui basis pasien-pasien, untuk mewujudkan tujuan ini, ia memutuskan
untuk menerbitkan sebuah buku menolong diri sendiri (a self help book). Sambil
mempelajari kemungkinan distribusinya, Freeman belajar bahwa jaringan took buku
tradisional mengembalikan buku-buku yang tidak terjual. Sebaliknya, kebnyakan took-
toko hadiah yang ia temukan membeli seluruhnya. Berdasarkan hakikat khusus dari
produk awalnya dan buku-buku selanjutnya, dan berdasarkan praktik-praktik paritel yang
berbeda, freeman memutuskan untuk mengembangkan walnut grove press untuk
mendistribusikan buku-bukunya. Produk freeman sekarang terjual dalam 5.000 lokasi,
dengan penjualan mencapai $1 juta.
Perusahaan dapat menciptakan nilai bagi pelanggan dalam segemen pasar yang unik dan
spesifik dengan menggunakan satu dari dua strategi fokus yang berbeda kepemimpinan
biaya fokus dan diferensiasi fokus.
Ketika menggunakan salah satu tipe strategi fokus, perusahaan menghadapi resiko umum
yang sama seperti perusahaan yang melakukan strategi kepemimpinan biaya atau
diferensiasi dengan basis industry yang luas. Akan tetapi, strategi fokus memiliki tiga
tambahan resiko selain risiko yang umum.
1. Seorang pesaing dapat melakukan fokus pada segmen kompetitif yang lebih
sempit dan “menggaburkan fokus” perusahaan yang melakukan strategi fokus.
2. Sebuah perusahaan yang bersaing dengan basis industri yang luas dapat
memutuskan bahwa segmen pasar yang dilayani oleh strategi fokus perusahaan itu
atraktif dan berharga untuk disaingi.
3. Kebutuhan pelanggan dalam segmen kompetitif yang sempit dapat serupa dengan
pelanggan pada umumnya.
Alasan kunci mengapa perusahaan yang berhasil menerapkan strategi integratif tersebut
dapat menghasilkan laba diatas rata-rata adalah bahwa manfaat strategi ini bersifat aditif
(tambahan) “(diferensiasi mengarah ke harga-harga premium, pada saat
bersamaan,kepemimpinan biaya berimplikasi pada biaya rendah. Jadi strategi integratif
memungkinkan perusahaan-perusahaan untuk mendapatkan keunggulan kompetitif
dengan menawarkan dua jenis nilai kepada pelanggan: beberapa bentuk diferensiasi (tapi
lebih sedikit dari yang disediakan oleh perusahaan diferensiasi produk) dan biaya yang
relative rendah (tetapi tidak serendah produk dari pemimpin biaya).
Jadi teknologi FMS adalah kemajuan teknologi yang signifikan, yang memungkinkan
perusahaan untuk memproduksi beberapa produk dengan biaya rendah.
Sistem Manajemen Kualitas Total
Potensi sistem Integritif, dalam hal laba diatas rata-rata, adalah signifikan, tapi potensi ini
dapat berisiko yang substansial. Pemilihan sebuah strategi tingkat bisnis menuntut
perusahaan untuk melakukan pilihan-pilihan tentang bagaimana mereka mau
bersaing.mencapai posisi biaya-rendah dalam sebuah industri atau segmen (misalnya
strategi fokus) menuntut bahwa perusahaan harus mampu mengurangi biayanya dengan
konsisten relative terhadap biaya para pesaingnya. Penggunaan strategi diferensiasi,
dengan ruang lingkup industri secara luas atau fokus. Menghasilkan laba diatas rata-rata
hanya ketika perusahaan menyediakan barang dan jasa diferensiasi yang dihargai oleh
para pelanggan dan yang mau dibayar mereka dengan harga premium.
Perusahaan yang gagal membangun relasi kepemimpinan dalam memilih ruang lingkup
kompetitifnya, sebagai pemimpin biaya atau sebagai penentu diferensiasi, beresiko
menjadi terjebak ditengah-tengah. Berada terjebak ditengah-ditengah menghalangi
perusahaan menangani kelima kekuatan persaingan dengan berhasil dan menghasilkan
laba diatas rata-rata. Tentu saja, sebagian hasil riset menunjukan bahwa bisnis yang
kinerjanya terendah adalah mereka yang kekurangan keunggulan kompetitif yang dapat
dibedakan.
BAB III
PENUTUP
Strategi tingkat bisnis adalah serangkaian komitmen dan tindakan yang integratif dan
koordinatif, yang dirancang untuk memberikan nilai bagi pelanggan dan mendapatkan
keunggulan kompetitif dengan mengeksploitasi kompetensi-kompetensi inti dalam pasar
produk spesifik dan individual. Lima strategi tingkat bisnis dipelajari dalam bab ini.
Kapabilitas Internet mempengaruhi tindakan-tindakan strategis perusahaan dalam hal
pemilihan strategi tingkat bisnis dan menentukan bagaimana mengimplementasi
tasikannya. Daya saing strategis suatu perusahaan ditingkatkan ketika perusahaan itu
mampu mengembangkan dan mengeksploitasi kompetensi inti yang baru dengan lebih
cepat daripada yang dapat dilakukan para pesaingnya dalam meniru keunggulan
kompetitif yang dimiliki oleh kompetensi perusahaan saat ini.