Anda di halaman 1dari 14

LAPORAN PRAKTIKUM

PERAWATAN BOILER DAN ANALISIS KERUSAKAN (TROUBLE


SHOOTING)

Dosen Pembimbing : Ir. LISTIYONO, M.T.

Disusun Oleh :
MUHAMMAD TAWAKKAL ALDION 1841230025

D4 TEKNIK MESIN PRODUKSI DAN PERAWATAN


JURUSAN TEKNIK MESIN
POLITEKNIK NEGERI MALANG
2020
BAB I
PENDAHULUAN

1.1 Latar Belakang.


Boiler atau ketel uap adalah suatu bejana atau wadah yang di dalamnya berisi air atau fluida
lain untuk dipanaskan. Energi panas dari fluida tersebut selanjutnya digunakan untuk berbagai
macam keperluan, seperti untuk turbin uap, pemanas ruangan, mesin uap, dan lain sebagainya.
Untuk itu di perlukan adanya perawatan dan perbaikan yang terjadwal untuk menjaga
konfigurasi energi yang Secara proses konversi energi boiler memiliki fungsi untuk
mengkonversi energi kimia yang tersimpan di dalam bahan bakar menjadi energi panas yang
tertransfer ke fluida kerja.

1.2 Tujuan Percobaan


Setelah melakukan praktikum ini, diharapkan mahasiswa mampu :

 mengetahui cara menggunakan boiler.


 mengetahui bagian – bagian dari boiler.
 memahami prinsip kerja boiler.
 mengetahui perawatan boiler.
BAB 2

TINJAUAN PUSTAKA

2.1 Latar Belakang

2.1.1 Pengertian dan Peranan Pemeliharaan

Pemeliharaan merupaka suatu fungsi dalam suatu perusahaan atau pabrik sama pentingnya
dengan fungsi lain seperti produksi. Hal ini terjadi apabila seseorang mempunyai peralatan
atau fasilitas, maka biasanya dia akan selalu berusaha untuk tetap menggunakan peralatan
tersebut. Dalam usaha untuk dapat terus menggunakan fasilitas tersebut agar komunitas
produksi terjamin ,maka dibutuhkan kegiatan pemeliharaan dan perawatan yang meliputi
kegiatan pemeriksaan,pelumasan dan perbaikan atau mereparasi kerusakan-kerusakan yang
ada serta penyesuaian atau penggantian spare part atau komponen yang terdapat pada
fasilitas tersebut. Kegiatan ini merupakan tugas bagian pemeliharaan yang dapat menentukan
proses berlangsungnya produksi.

Maintenance dapat diartikan sebagai kegianan untuk memelihara atau menjaga


fasilitas maupun peralatan dan mengadakan perbaikan atau penyesuaian maupun penggantian
yang diperlukan agar diperoleh suatau operasi prosuksi yang memuaskan.

2.1.2 Jenis-Jenis Pemeliharaan

Kegiatan pemeliharaan yang dilakukan ada dua jenis yaitu preventive maintenance dan
breakdown maintenance.

2.1.2.1) Preventive Maintenance

Pengertian preventive maintenance adalah kegiatan pemeliharaan dan perawatan yang


dilakukan untuk mencegah timbulnya kerusakan-kerusakan yang tidak terduga dan
menemukan kondisi atau keadaan yang dapat menyebabkan fasilitas prosuksi mengalami
kerusakan pada waktu digunakan

2.1.2.2) Breakdown Maintenace

Breakdown atau corrective maintenance adalah kegiatan pemeliharaan dan perawatan


yang dilakukan setelah terjadinya suatu kerusakan atau kelainan pada fasilitas maupun
peralatan sehingga tidak dapat berfungsi dengan baik sehingga dilakukan reparasi.
2.2 Dasar Teori

2.2.1 Boiler
Boiler adalah suatu tabung yang tertutup dimana air atau cairan dipanaskan, cairan yang
dipanaskan atau diuapakan tersebut menuju ketel uap untuk digunakan dalam berbagai proses –
proses memanaskan. Boiler ini terdiri dari satu bekas tertutup dan bertekanan tinggi yang
digunakan untuk menghasilkan steam.

Proses pembakaran dalam boiler dapat digambarkan dalam bentuk diagram alir energi.
Diagram ini menggambarkan secara grafis tentang bagaimana energi masuk dari bahan bakar
diubah menjadi aliran energi dengan berbagai macam kegunaan dan menjadi aliran energi dan
kehilangan panas.

Berikut memberikan gambaran berbagai kehilangan yang terjadi untuk pembangkit steam.
Jenis-jenis Boiler

1. Fire Tube Boiler


Fire Tube Boiler , Gas panas yang melewati pipa-pipa dan air umpan boiler ada didalam
shell untuk dirubah menjadi steam. Fire tube boilers biasanya digunakan untuk kapasitas
steam yang relative kecil dengan tekanan steam rendah sampai sedang. Sebagai pedoman,
fire tube boilers kompetitif untuk kecepatan steam sampai 12.000 kg/jam dengan tekanan
sampai 18 kg/cm2. Fire tube boilers dapat menggunakan bahan bakarminyak, gas atau
bahan bakarpadat dalam operasinya. Untuk alasan ekonomis, sebagian besar fire tube
boilers dikonstruksisebagai “paket” boiler (dirakit oleh pabrik) untuk semua bahan bakar.

2. Water Tube Boiler


Pada water tube boiler, air umpan boiler mengalir melalui pipa-pipa masuk kedalam
drum. Air yang tersirkulasi dipanaskan oleh gas pembakar membentuk steam pada daerah
uap dalam drum. Boiler ini dipilih jika kebutuhan steam dan tekanan steam sangat tinggi
seperti pada kasus boiler untuk pembangkit tenaga. Water tube boiler yang sangat
modern dirancang dengan kapasitas steam antara 4.500 – 12.000 kg/jam, dengan tekanan
sangat tinggi. Banyak watertube boilers yang dikonstruksi secara paket jika digunakan
bahan bakar minyak bakar dan gas. Untuk water tube yang menggunakan bahan bakar
padat, tidak umum dirancang secara paket.
Karakteristik water tube boilers sebagai berikut:
a. Forced, induced dan balanced draft membantu untuk meningkatkan efisiensi
pembakaran
b. Kurang toleran terhadap kualitas air yang dihasilkan dari plant pengolahan air.
c. Memungkinkan untuk tingkat efisiensi panas yang lebih tinggi.

3. Paket Boiler
Disebut boiler paket sebab sudah tersedia sebagai paket yang lengkap. Pada saat dikirim
ke pabrik, hanya memerlukan pipa steam, pipa air, suplai bahan bakar dan sambungan
listrik untuk dapat beroperasi. Paket boiler biasanya merupakan tipe shell and tube
dengan rancangan fire tube dengan transfer panas baik radiasi maupun konveksi yang
tinggi.
Ciri-ciri dari packaged boilers adalah:

a. Kecilnya ruang pembakaran dan tingginya panas yang dilepas menghasilkan


penguapan yang lebih cepat.
b. Banyaknya jumlah pipa yang berdiameter kecil membuatnya memiliki
perpindahan panas konvektif yang baik.
c. Sistem forced atau induced draft menghasilkan efisiensi pembakaran yang baik.
d. Sejumlah lintasan/pass menghasilkan perpindahan panas keseluruhan yang lebih
baik.
e. Tingkat efisiensi thermisnya yang lebih tinggi dibandingkan dengan boiler
lainnya.
Boiler tersebut dikelompokkan berdasarkan jumlah pass nya (berapa kali gas pembakaran
melintasi boiler). Ruang pembakaran ditempatkan sebagai lintasan pertama setelah itu kemudian
satu, dua, atau tiga set pipa api. Boiler yang paling umum dalam kelas ini adalah unit tiga pass/
lintasan dengan dua set fire-tube/ pipa api dan gas buangnya keluar dari belakang boiler.
BAB 4

HASIL PRAKTIKUM

4.1 Bagian – Bagian Boiler

a. Cerobong Uap
Mengeluarkan gas buang yang dihasilkan oleh boiler menuju atmosfer

b. Pressure Gauge
Sebuah alat ukur yang fungsinya memberikan informasi mengenai besarnya tekanan
udara atau benda gas maupun cair yang terdapat dalam suatu media tamping

c. Safety Valve
Alat ini bekerja membuang uap apabila tekanan melebihi dari tekanan yang telah
ditentukan sesuai dengan penyetelan katup alat ini. Umumnya pada katup pengaman tekanan uap basah
(Saturated Steam) diatur pada tekanan 21 kg/cm 2, sedang pada katup pengaman uap kering tekanannya
20,5 kg/cm2. sedang pada katup pengaman uap kering tekanannya 20,5 kg/cm 2.

d. Kran Uap
Sebagai alat untuk membuka dan menutup aliran uap ketel yang terpasang pada pipa uap
terbuat dari bahan tahan panas dan tekanan tinggi. 

e. Panel, Saklar, Pengatur Suhu Preheater


Tempat indikator mesin menyala,untuk mengaktifkan pompa dan preheater, pengatur
suhu uap air yang akan dicapai.

f. Bak Penampung Air


Untuk menampung air untuk dipanaskan / wadah pembuangan embunan uap panas .

g. Mesin Pompa
Untuk memompa air dari bak penampung menuju ke proses boiler.
h. Preheater
Untuk pemanasan awal air sampai suhu yang dicapai sebelum di proses oleh furnace.
i. Furnace
Bagian ini merupakan tempat terjadinya pembakaran bahan bakar yang akan
menjadi sumber panas, proses penerimaan panas oleh media air dilakukan melalui pipa yang
telah dialiri air, pipa tersebut menempel pada dinding tungku pembakaran.

j. Blower
berfungsi agar proses pembakaran dapat terjadi. Fungsi lain dari blower juga
untuk mengirimkan udara kedalam ruang bakar untuk mengeluarkan gas sisa sebelum
pengapian boiler dimulai (pre-purge).

k. Seal
Berfungsi untuk mencegah kebocoran pada sambungan pipa
BAB 5

PEMBAHASAN

5.1 Boiler
Untuk meningkatkan efisiensi boiler perlu dilakukan seperti di bawah ini :

2.1 Tugas berkala dan pemeriksaan bagian boiler


 Seluruh pintu masuk dan sambungan plat harus dijaga kedap udara dengan gasket
yang efektif.
 Seluruh sistim sambungancerobong harus tertutup secara efektif dan diisolasi bila
perlu.
 Dinding boiler dan bagian-bagiannya harus diisolasi secara efektif.
 Pada akhir dari waktu pemanasan, boiler harus ditutup secara seksama, permukaan
bagian dalam yang terbuka selama musim panas ditutupi dengan lembaran yang
berisipkan.
2.2. Hal-hal lain untuk meningkatkan steam dan air panas boiler
 Memeriksa secara teratur pembentukan kerak atau lumpur dalam tangki boiler atau
memeriksa TDS air boiler setiap sift (tidak kurang dari sekali per hari). Blowdown
boiler harus diminimalkan tetapi harus tetap dijaga kwalitas airnya tetap pada batas
yang benar. Memanfaatkan kembali panas dari air blowdown.
 Pada steam boiler, apakah perlakuan air sudah cukup untuk mencegah foaming atau
Priming.
 Kebocoran udara disekitar pintu pemeriksaan boiler, atau diantara boiler dan
cerobong dapat menurunkan efisiensi, yang berikutnya dapat mengganggu sirkulasi
dan dapat mendorong terjadinya pengembunan, korosi dan kotoran.
 Kondisi pembakaran harus diperiksa dengan menggunakan alat analisis gas buang
paling tidak dua kali per musim dan perbandingan bahan bakar/udara harus diset bila
diperlukan.
 Tempat yang dideteksi dan dikontrol harus diberi label yang efektif dan diperiksa
secara teratur.
 Untuk mengurangi korosi, harus dijaga supaya terjadinya suhu air kondensat kembali
yang jauh dibawah titik embun seminimal mungkin, terutamanya pada boiler
berbahan bakar minyak dan batubara.
 Pada plant boiler, harus dipastikan bahwa bahan bakar yang digunakan sesuai dengan
kebutuhan. Pada bahan bakar padat, kualitas atau ukuran yang benar adalah penting,
dan kadar abu dan uap air harus direncanakan sejak awal oleh perancang pabrik. Pada
bahan bakar minyak, harus dipastikan bahwa viskositas pada burner sudah benar, dan
diperiksa juga suhu bahan bakar minyak.
 Memantau penggunaan bahan bakar harus seteliti mungkin dan mengukur persediaan
bahan bakar secara realistik.
 Pada burner minyak, sebaiknya diperiksa setiap bagiannya dan perbaiki. Nosel pada
burner harus diganti secara teratur dan dibersihkan dengan hati-hati untuk mencegah
kerusakan pada ujung burner.
 Prosedur pemeliharaan dan perbaikan harus ditinjau terutama untuk peralatan burner,
peralatan pengendalian dan pemantauan.
 Pembersihan secara teratur permukaan perpindahan panas menjaga efisiensi pada
tingkat yang setinggi mungkin.
 Harus diyakinkan bahwa para operator boiler mengenal prosedur operasi terutama
 terhadap peralatan kendali yang baru.
 Tangki umpan dan header harus diperiksa untuk setiap kebocoran pada kran make up,
isolasi yang benar atau kehilangan air dalam pengurasan
 Air umpan harus diperiksa secara teratur untuk kuantitas dan kemurnian.
 Alat pengukur steam harus secara berkala terhadap kemungkinan kerusakan karena
erosi pada lubang pengukuran atau pilot head. Harus diperhatikan bahwa pengukur
steam hanya memberikan pembacaan yang benar pada tekanan steam yang sudah
dikalibrasi. Kalibrasi ulang mungkin diperlukan.
 Memeriksa seluruh pipa, sambungan-sambungan dan steam traps dari kebocoran,
bahkan dalam ruang yang tidak dapat dimasuki sekalipun.
 Memisahkan Pipa-pipa yang tidak digunakan dan mengurangi pipa-pipa yang
berlebihan
 Harus dijaga agar tekanan steam tidak lebih dari yang dibutuhkan untuk pekerjaan.
Bila beban bahan pada malam hari lebih kecil daripada beban pada siang hari, perlu
dipertimbangkan pemasangan sebuah saklar tekanan untuk tekanan beragam dengan
rentang yang lebih luas pada malam hari untuk mengurangi frekuensi matinya
burner, atau membatasi laju maksimum pembakaran burner.
 Diperiksa kebutuhan pemeliharaan boiler dalam kondisi standby (sering terjadi
kehilangan panas yang tidak terduga). Boiler yang sedang tidak bekerja harus
dijauhkan dari fluida dan gas.
 Dilakukan pemeriksaan untuk meyakinkan bahwa fluktuasi beban yang parah tidak
diakibatkan oleh pengoperasian alat pembantu yang tidak tepat dalam uang boiler,
sebagai contoh, Kontrol ON/OFF untuk umpan, sistim pengatur umpan yang rusak
atau rancangan header yang tidak benar.
 Diperiksa dosis bahan aditif anti korosi pada sistim pemanasan air panas setiap tahun
untuk melihat bahwa konsentrasinya masih tepat. dipastikan bahwa bahan aditif ini
TIDAK tidak dimasukkan ke tangk i pemanas air panas domestik, karena hal ini akan
mencemari air kran.
 Dilakukan kemanfaatan kembali seluruh kondensat jika memungkinan didalam
praktek dan jika memungkinkan mendapatkan penghematan.
2.3. Ruang boiler dan ruang plant
 Pembukaan ventilasi harus dijaga agar bebas dan bersih sepanjang waktu dan area
pembukaan harus diperiksa apakah sudah mencukupi.
 Ruang plant jangan digunakan untuk tempat keperluan penyimpanan, untuk angin-
angin atau pengeringan.
 Memeriksa ketelitian instrumen secara teratur.
 Memeriksa secara visual seluruh pekerjaan pipa dan klep dari berbagai kebocoran.
 Memeriksa bahwa seluruh peralatan keamanan beroperasi secara efisien.
 Memeriksa seluruh kontak listrik untuk melihat bahwa semuanya bersih dan aman.
 Memeriksa seluruh alat sensor, yakinkan dalam kondisi bersih, tidak terhalangi dan
tidak terbuka kearah kondisi yang perlu, sebagai contoh sensor suhu harus tidak
terbuka ke cahaya matahari langsung, juga tidak ditempatkan dekat pipa panas atau
plant proses.
 Setiap bagian di plant harus beroperasi bila perlu sekali, dan sebaiknya dikendalikan
secara otomatis.
 Pengendalian waktu harus saling tersambung dan operasi seluruh plant sebaiknya
otomatis.
 Jauhkan boiler yang tidak diperlukan pada sisi air dan jika aman dan memungkinkan,
pada sisi gas. Yakinkan boiler-boler tersebut tidak dapat terbakar.
 Pengisolasian sistim gas buang (untuk perlindungan) juga menurunkan kehilangan
panas.
 Pada pemasangan banyak boiler, kontrol kemajuan/keterlambatan harus memiliki
fasilitas pergantian.
 Penurunan suhu operasi sistim harus dibuat menggunakan peralatan eksternal ke
boiler dan dengan pengoperasian boiler dibawah kisaran suhu konstan yang normal.
2.4. Air dan steam
 Air yang diumpankan ke boiler harus memenuhi spesifikasi yang diberikan oleh
pabrik pembuatnya.
 Air harus bersih, tidak berwarna dan bebas dari kotoran yang tersuspensi.
 CO2 harus dijaga rendah. Keberadaannya dengan O2 menyebabkan korosi, terutama
pada tembaga dan bearing dengan bahan campuran tembaga.
 Air harus bebas dari minyak – hal ini akan menyebabkan priming.
 Pemeliharaan boiler diperlukan untuk menyimpan boiler dalam kondisi yang aman.
Suatu pemeriksaan yang internal, pengujian yang terperinci, berkala dan suatu
perbaikan menyeluruh yang umum harus dilakukan pada boiler.
BAB 6

KESIMPULAN

Mengetahui bagian-bagian dan karakteristik dari suatu alat itu penting, karena dengan
mengetahuinya dapat dilakukan perawatan pada alat tersebut. Perawatan pada suatu alat dapat
menjaga kestabilan efisiensi dari sebuah alat, memperpanjang umur pakai dari suatu alat,
mengurangi bahaya kecelakaan akibat kerusakan alat dan mengurangi/menghemat biaya
perbaikan akibat kerusakan alat. Maka dari itu perawatan suatu alat harus dilakukan secara
berkala.

Anda mungkin juga menyukai