Skripsi Sandria Bab 1-5
Skripsi Sandria Bab 1-5
SKRIPSI
Oleh
MUHAMAD SANDRIA
1630811051
1
BAB 1
PENDAHULUAN
Dunia kerja atau dunia industri saat ini sangat besar peranannya bagi
kehidupan masyarakat bahkan dalam setiap harinya dunia kerja ini menjadi
perbincangan setiap individu atau kelompok dalam meningkatkan kesejahtraan
mereka kedepannya. Yang mana dunia kerja ini faktor penggerak utamnya yaitu
sember daya manusia. Karena di dalam setiap organisasi atau perusahaan yang
menjadi penentu keberlangsungannya yaitu SDM nya itu sendiri.
Sumber daya manusia atau karyawan yang ada didalam suatu perusahaan
merupakan asset atau kekayaan utama bagi setiap perusahaan. Karena sumber
daya manusia ini bagian dari perencana, pelaksana dan pengendali yang selalu
berperan aktif dalam mewujudkan tujuan perusahaan. Sumber daya manusia atau
karyawan yang menjadi pelaku dalam menunjang tercapainya tujuan, mempunyai
pikiran, perasaan, serta keinginan yang dapat mempengaruhi sikapnya terhadap
pekerjaan. Maka dari itu sumber daya ini bisa disebut aspek yang sangat
diunggulkan dalam menunjang keberhasilan perusahaan. Melalui sumber daya
manusia yang baik, perusahaan atau organisasi akan berkembang dengan baik
pula kedepannya begitupun sebaliknya jika perusahaan dijalankan dengan sumber
dayanya yang tidak berjalan dengan apa yang di harapkan maka kehancuran atau
kerugian akan timbul dengan sendirinya bagi perusahaan tersebut. Salah satu hal
yang paling diperhatikan dari sumber daya manusia ini adalah kinerja karyawan.
2
Perusahaan baik dari segi kualitas ataupun kuantitasnya. Banyak faktor
pendukung yang mampu mempengaruhi dari kinerja itu sendiri salah satunya
yaitu dalam penembapatan kerjanya atau pun pendeskripsian kerjanya itu harus di
perhatikan.
Selain job deskripsi yang menjadi faktor penting dalam kinerja karyawan,
ada juga penempatan kerja atau job placement Penempatan kerja ini bagian dari
proses pengadaan karyawan yang dilakukan perusahaan, yang mana di dalam
pelaksanaanya pihak perusahaan harus mampu memilih calon atau pekerja-
pekerjanya secara efisien atau tepat sesuai dengan kebutuhannya, dimulai dari
keahliannya apa, latar belakang pendidikannya bagaimana, keterampilannya
3
seperti apa itu harus di seimbangkan dengan pekerjaannya agar setiap karaywan di
berikan kesempatan untuk mengolah kompetensisnya sesuai dengan
kemampuannya di bidang itu. Karena dengan penempatan karyawan yang sesuai
akan membuat karyawan mengoptimalkan keteampilan serta pengetahuannya.
Dengan penempatan kerja dan jabatan yang tepat kepada orang yang tepat akan
mempermudah kinerja karyawan dalam mencapat target pokok perusahaan. Jika
hal itu tidak terjadi akan menibulkan akibat bagi perusahaan dengan menurunnya
kinerja karyawan itu sendiri karna hilangnya kegairahan dalam bekerja dan lain-
lain.
Tabel 1.1
Pra Kuesioner Penelitian
4
4 kekonsistenan bekerja didalam 7 3 10
perusahaaan sangat diperlukan
harus memiliki prilaku tanggung jawab
5 6 4
yang tinggi terhadap perusahaan
5
1.3 Tujuan Penelitian
a. Untuk mengetahui peranan Job description pada PT. Jaya Bakti Raharja
Sukabumi.
b. Untuk mengetahui peranan penempatan kerja pada PT. Jaya Bakti Raharja
Sukabumi.
c. Untuk mengetahui peranan kinerja karyawan pada PT. Jaya Bakti Raharja
Sukabumi.
d. Untuk mengetahui bagaimana Pengaruh Job description dan penempatan
kerja terhadap kinerja karyawan pada PT. Jaya Bakti raharja Sukabumi.
2. Bagi Peneliti
Untuk peneliti atau penulis di harapkan mampu menambah wawasan serta
pengetahuan dalam dunia kerja . Dan mampu menerapkan teori-teori sesuai
dengan apa yang menjadi pokok bahasan daam penelitian ini khususnya
dalam penempatan kerja dan job deskripsi.
6
3. Untuk Pembaca
Diharapkan untuk pembaca dengan adanya penelitian ini mampu
menambah pengetahuan serta menjadi bahan referensi dalam melakukan
penelitian selanjutnya.
7
BAB II
KERANGKA TEORITIS
8
1. Man
Man atau manusia adalah tenaga kerja manusia, baik tenaga kerja pimpinan
maupun tenaga kerja operasional/pelaksana.
2. Money
Money atau uang adalah uang yang di butuhkan untuk mencapai tujuan yang
diinginkan.
3. Methode
Methode atau cara adalah cara-cara yang dipergunakan dalam usaha mencapai
tujuan.
4. Materials
Materials atau bahan adalah bahan-bahan yang digunakan yang diperlukan
untuk mencapai tujuan.
5. Machine
Machines atau mesin adalah mesin-mesian atau alat-alat yang diperlukan atau
dipergunakan untuk mencapai tujuan.
6. Market
Market atau pasar adalah pasar untuk menjual barang dan jasa-jasa yang
dihasilkan.
Dari beberpa pemaparan teori di atas maka dapat di tarik sebuah
kesimpulan mengenai manajemen yang berperan penting dalam kegiatan
perusahaan, tanpa adanya sebuah manajemen maka tidak akan adanya sinkronisasi
dengan individu lainnya, karena sebuah manajemen yang sifatnya mengatur akan
membawa sebuah organisasi pada tujuan yang diharapkan serta dapat
mewujudkan tujuan yang dicita-citakan sejak awal.
9
“Manajemen sumber daya manusia adalah kebijakan dan praktik
menentukan aspek manusia atau sumber daya manusia dalam posisi manajemen,
termasuk mererut, menyaring, melatih, memberi penghargaan dan penilaian”.
Berdasarkan pemaparan teori diatas yang telah disampaikan oleh para ahli
maka dapat ditarik sebuah kesimpulan bahwa manajemen sumber daya manusia
menjadi penggerak yang aktif dalam memerankan manajemen yang telah ada,
dengan begitu segala kebutuhan perusahaan yang ada akan terorganisir dengan
baik sejalan dengan kekompakan yang dilakukan dalam manajemen sumber daya
manusianya. Ini berarti bahwa karyawan bukan hanya sebagai mesin penggerak
satu-satunya dalam sebuah organisasi atau perusahaan atau sebagai mesin
pendukung yang bisa di compare kapan saja, hal yang paling penting dalam
manajemen sumber daya manusia adalah manusia itu sendiri.
10
maksimal dalam menempuh rencana yang telah direncanakan. Investasi modal
dari pengusaha merupakan unsur manajemen yang tentunya memberikan Money
atau uang untuk membesarkan usaha nya, dengan pengorganisasian berdasarkan
prinsip mananajemen, sementara itu karywan merupakan penggerak organisasi
berbasis aturan yang diterapkan oleh perusahaan atau organisasi, tanpa
mengesampingkan hak-hak karyawan seperti kompensasi, atau jenjang karir agar
motivasi kerja dan kinerja karyawan meningkat.
11
sumber daya manusia pada sebuah organisasi, pihak manajemen mengatur sumber
daya manusia nya dengan beberapa tindakan, baik berupa keputusan yang dapat
diterima maupun tidak. Seperti adanya mutasi bagi karyawan atau pun
pemberhentian karyawan. Setiap organisasi khususnya perusahaan mempunyai
sebuah role model dalam memanfaatkan sumber daya manusia nya, tergantung
kepada prosedur dan aturan yang telah disepakati.
12
Kompensasi (compensation) adalah pemberian balas jasa langsung (direct)
dan tidak langsung (indirect), uang atau barang kepada karyawan sebagai
imbalan jasa yang diberikan kepada perusahaan.
8. Pengintegrasian
Pengintegrasian (integration) adalah kegiatan untuk mempersatukan
kepentingan perusahaan dan kebutuhan karyawan, agar tercipta kerja sama
yang serasi dan menguntungkan.
9. Pemeliharaan
Pemeliharaan (maintenance) adalah kegiatan untuk memelihara atau
meningkatkan kondisi fisik, mental, dan loyalitas karyawan agar mereka tetap
mau bekerja sama sampai pensiun.
10. Kedisiplinan
Kedisiplinan merupakan fungsi MSDM yang terpenting dan kunci
terwujudnya tujuan karena tanpa disiplin yang baik sulit terwujud tujuan yang
maksimal. Kedisiplinan adalah kenginan dan kesadaran untuk mentaati
peraturan-peraturan perusahaan dan norma-norma sosial.
11. Pemberhentian
Pemberhentian (seperation) adalah putusnya hubungan kerja seseorang dari
suatu perusahaan. Pemberhentian ini disebabkan oleh keinginan karyawan,
keinginan perusahaan, kontrak kerja berakhir, pensiun dan sebab-sebab
lainnya. Pelepasan ini di atur oleh Undang-undang No. 12 Tahun 1964.
Sedangkan menurut Anwar P. Mangkunegara (2009:2) menyatkan bahwa
terdapat enam fungsi operatif manajemen sumber daya manusia, yaitu sebagai
berikut:
1. Pengadaan tenaga kerja terdiri dari:
a. Perencanaan sumber daya manusia
b. Analisis jabatan
c. Penarikan pegawai
d. Penempatan kerja
e. Orientasi kerja (job orientation)
13
e. Partisipasi kerja
5. Pemeliharaan tenaga kerja mencakup:
a. Komunikasi kerja
b. Kesehtan dan keselamatan kerja
c. Pengendalian konflik kerja
d. Konseling kerja
6. Pemisahan tenaga kerja mencakup:
Pemberhentian karyawan
14
2.1.2 Prilaku Organisasi
15
Menurut Wiwin dalam (Syelviani, 2017) dalam penelitiannya menjelaskan
bahwa dengan adanya “deskripsi pekerjaan diharapkam tugas-tugas yang
diberikam pimpinan dapat dikerjakan tepat pada waktunya dan hasil yang baik
dengan upaya menjelaskan tugas pokok dan fungsi masing-masing dari setiap
klasifikasi jabatan untuk mengetahui dan memahami posisi masing-masing”.
16
(Tarigan et al., 2019) menjelaskan bahwa job description ini merupakan
“ Pekerjaan yang harus dilakukan secara efektif dan efisien untuk membantu
organisasi mencapai tujuannya. Supaya bisa efektif dan efisien ,pekerjaan tersebut
harus dilakukan oleh tenaga kerja yang tepat ,yang memiliki kemampuan sesuai
dengan pekerjaannya.”
17
i. Membantu memperbaiki administrasi dan supervise dan hubungan-
hubungan jabatan terhadap jabatan;
j. Bermanfaat dalam program keselamatan, menunjukan tindakan-tindakan
yang berbahaya, dan menyarankan perubahan dalam pelaksanaan;
k. Para pimpinan organisasi dapat memanfaatkan deskripsi jabatan tersebut,
karena deskripsi jabatan tersebut berguna sebagai dasar untuk mengadakan
evaluasi jabatan, menetapkan standar hasil pekerjaan, menilai hasil
pekerjaan pegawai perorangan dan menganalisa pemanfaatan tenaga kerja
lebih jauh, deskripsi jabatan itupun berguna sebagai alat rekayasa
manajemen.
18
c) Pemegang jabatan : uraian pekerjaan sebagai panduan dan pedoman kerja
serta mengetahui apa yang harus dilakukan dan diharapkan dari organisasi.
d) Perekrut : uraian pekerjaan dilakukan untuk mengetahui kandidat yang
tepat dan paling cocok sesuai kebutuhan jabatan. Dengan memahami
uraian pekerjaan seorang perekrut dapat memahami apa tuntutan jabatan
yang diperluka sehingga lebih mudah mencari atau menilai jenis orang
yang bagaimana yang sesuai memegang jabatan tersebut.
e) Trainer : Uraian pekerjaan digunakan untuk mengetahui kebutuhan
pelatihan bagi pemegang jabatan dan untuk menentukan jenis pelatihan
apa yang dapat membantu pemegang jabatan agar lebih baik dalam
melaksankan tugas-tugasnya.
f) Perencana karir : Uraian pekerjaan digunakan untuk menempatkan
individu sesuai dengan peran tanggung jawab dan kebutuhan oragnisasi
serta menata jabatan-jabatan yang ada agar setiap pemegang jabatan
memiliki arah yang jelas.
g) Perencana dan pegembangan organisasi : uraian pekerjaan berfungsi untuk
membuat perencanaan pengembangan organisasi yang membutuhkan
pemahaman tentang jabatan dan jenis peran/tanggung jawab yang
diperlukan untuk menyusun perencanaan pengembangan organisasi yang
ada saat ini untuk menghadapi tantangan baik dari segi internal maupun
eksternal.
h) Job evaluator : uraian pekerjaan berfungsi untuk memberikan bbot jabatan
dan membandingkan jabatan lain didalam organisasi.
a. Sistematis
b. Jelas
c. Ringkas
19
Deskripsi jabatan perlu menggunakan kata-kata dan kalimat yang singkat,
padat, dan jelas sehingga memudahkan pegawai untuk memahaminya
ketika membutuhkannya.
d. Tepat
Deskripsi jabatan mampu menyajikan uraian yang sesuai dengan apa yang
dimaksud dalam isi pekerjaan sehingga pegawai dapat memperoleh
gambaran yang sama dengan isi yang sebenarnya.
e. Taat Azas
Deskripsi jabatan berisi kata dan kalimat yang isinya menunjukan arah dan
maksud yang sama atau selaras dan tidak bertentangan satu dengan yang
lainnya.
f. Akurat
20
mempunyai keterampilan (kompetensi) sesuai dengan bidang pekerjaannya dan
yang tak kalah penting terdapat pembagian pekerjaan (job description) yang jelas.
Didalam struktur organisasi, orang-orangnya harus mempunyai tugas, wewenang
dan tanggung jawab didalam departemen (unit kerjanya) masing-masing, terdapat
tata hubungan diantara departemen, koordinasi internal dan eksternal, dan fungsi
kontrol dari manajemen. Esensi dalam struktur organisasi adalah adanya pedoman
kerja. Struktur organisasi yang efektif akan tercipta bila pembagian tugas berjalan
dengan baik sebagai pedoman kerja yang bermuara pada peningkatan
produktivitas perusahaan. Berikut ini akan dijelaskan mengenai pengertian Job
Analys ( Analisis Pekerjaan) menurut para ahli yaitu :
Adapun manfaat dari analisi jabatan yang telah di jalaskan oleh Bilson
Simamora diantaranya :
21
2) Desain organisasi
Analisis pekerjaan sering diaplikasikan dalam desain dan redesain
pekerjaan tertentu serta pekerjaan terkait lainnya yang tujuannya adalah untuk
menciptakan perubahan perilaku organisasional yang signifikan.
3) Redesain pekerjaan
Suatu pekerjaan dapat dikaji atau dikaji ulang ketika pekerjaan itu telah
dipakai untuk meningkatkan metode pekerjaan, mengurangi kesalahan,
mengeliminasi penanganan bahan yang tidak perlu dan duplikasi upaya,
mengurangi kelelahan,
4) Perencanaan kinerja
Meningkatkan tanggung jawab dan akhirnya memperbaiki kinerja
karyawan, analisis pekerjaan menciptakan informasi perencanaan dan evaluasi
kinerja lebih akurat dan hal itu merupakan hal yang bersifat fundamental.
Kesuksesan manajemen tidak lepas dari analisis pekerjaan/jabatan karena profil
pekerjaan yang dibuat akan menentukan apa saja aktifitas utama, penempatan
kerja dengan persyaratan - persyaratan apa saja yang dibutuhkan dan pertanggung
jawaban dari setiap pekerja/pegawai atau langsung pada penilaian terhadap sistem
yang ada. Sehingga dapat mengetahui
5) Pelatihan dan pengembangan
Lewat analisis pekerjaan, progam pelatihan dan pengembangan dari setiap
lini dan lapisan organisasi akan mudah ditentukan. Deskripsi tugas pekerjaan
merupkan materi yang membantu pembuatan isi program pelatihan. Sehingga
perusahaan dapat mengetahui apa saja kebutuhan-kebutuhan yang diperlukan.
6) Jalur karir
Jalur karir merupakan penjabaran secara eksplisit dari urusan alternatif
pekerjaan yang dapat diduduki oleh seorang individu dalam suatu karir
organisasional. Ketika karyawan memiliki informasi tentang persyaratan
pekerjaan, maka akan memungkinkan karyawan akan memiliki perencanaan karir
yang baik.
7) Kriteria seleksi
Output dari analisa pekerjaan akan menjadi dasar kriteria seleksi karyawan
baik pada awal rekrutmen maupun ketika akan dipromosikan atau penugasan
selanjutnya.
8) Evaluasi pekerjaan
Analisis pekerjaan memberikan deskripsi atau gambaran tentang suatu
pekerjan bagaimana kekuatan dan kelemahan dari suatu organisasi.
22
Analisis jabatan akan dimulai dengan proses pengumpulan data-data dari intern
organisasi. Data-data yang biasanya digunakan adalah dokumen visi misi
perusahaan, dokumen peraturan perusahaan atau perjanjian kerja bersama,
Analisis jabatan akan dimulai dengan proses pengumpulan data-data dari
intern atau langsung pada penilaian terhadap sistem yang ada. Sehingga dapat
mengetahui data-data yang biasanya digunakan adalah dokumen visi misi
perusahaan, dokumen peraturan perusahaan atau perjanjian kerja bersama,
dokumen prosedur operasi yang sudah distandardisasikan, dan dokumen lain yang
dapat memberikan histori jabatan yang akan dianalisa. Selanjutnya analis jabatan
(sebutan untuk orang yang melakukan analisa jabatan) akan mempelajari
dokumen tersebut dan menggali informasi mengenai suatu jabatan. Setelah
mendapatkan info melalui Penyebaran kusioner, Wawancara dengan pemangku
jabatan, atasan,rekan,dan bawahan, atau Observasi, yang mana Proses ini terjun di
lapangan ini dilakukan untuk organisasi yang proses bisnisnya sudah berjalan.
Artinya sudah ada kegiatan yang dilakukan. Di lapangan ini, analis jabatan
akan menggali mengena tanggungjawab dan wewenang jabatan, tugas-tugas yang
dijalankan, prosedur standar dalam operasionalisasi, kendala dan hambatan, pihak
yang biasa terlibat dalam penanganan pekerjaan.
c. Spesifikasi pekerjaan
23
pengalaman dan yang lainnya dari orang yang akan melaksanakan pekerjaan
tersebut dengan baik. Spesifikasi pekerjaan menunjukan persyaratan orang yg
akan direkrut. Menurut Hasibuan (2010:34) menyatakan bahwa :
24
2. Deskripsi pekerjaan lebih berhubungan dengan organisasi, struktur, tanggung
jawab, dan hubungan diantaranya. Deskripsi pekerjaan merupakan peta
organisasional yang menunjukkan tujuan pekerjaan dan apa yang harus dikerjakan
untuk mencapai tujuan organisasi.
Kaitan antara job analysis, job description dan job spesification adalah job
analsis merupakan proses mencari informasi sampai dengan analisis untuk
penyususunan uraian pekerjaan (job description) dan spesifikasi pekerjaan atau
persyaratan apa/siapa dari masing-masing jenis pekerjaan harus dikerjakan.
Uraian yang diperoleh dari analisis pekerjaan diharapkan benar-benar diperoleh
sesuai dengan kebutuhan organisasi atau lembaga sehingga efektifitas dan efesensi
SDM.
25
penempatan, jika fungsi penempatan tidak dilaksanakan dengan baik maka dengan
sendirinya akan berakibat fatal terhadap pencapaian tujuan tujuan\organisasi”.
Tohardi (Azizah, 2014) berpendapat bahwa penempatan kerja adalah
”...menempatkan seseorang pada pekerjaan yang sesuai dengan
ketrampilan,pengetahuan, dan kemampuan yang dimiliki serta sesuai dengan
kebutuhan perusahaan”. dan Hariandja (Azizah, 2014) penempatan merupakan
“...proses penugasan/ pengisian jabatan atau penugasan kembali pegawai pada
tugas/ jabatan baru atau jabatan yang berbeda”.
Terakhir menurut pendapat (Mansur, 2017) Penempatan kerja adalah
“kebijaksanaan atasan memposisikan pegawai pada pekerjaan yang didasarkaan
pada kompetensi yang dimiliki pegawai. Olehnya itu penempatan kerja harus
betul-betul disesuaikan dengan kemampuan, skill, wawasan dari pegawai yang di
tempatkan. Penempatan pegawai pada posisi tertentu dalam suatu organisasi harus
didahului oleh pelaksanaan kegiatan analisis pekerjaan atau tugas uraian pekerjaan
dan persyaratan pekerjaan. Untuk melaksanakan penerimaan atau seleksi tenaga
dengan baik dan tepat, perlu lebih dahulu diketahui keterangan yang lengkap
tentang pekerjaan tugas yang akan diisi”.
Dapat ditarik kesimpulan dari beberapa pendapat ahli di atas, bahwa
penempatan kerja merupakan sebuah penugasan yang dibuat oleh perusahaan
sebagai suatu proses seleksi agar mendapatkan posisis dan jabatan yang sesuai.
Penyaluran karyawan memiliki tujuan diantaranya agar memperoleh kinerja yang
optimal, serta menilai authority karyawan. Namun, jika penempatan kerja tidak
sesuai dengan orang yang tepat atau sumber daya nya maka akan membuat suatu
permasalahan yang fatal sehingga terhambatnya tujuan dan pencapaian
perusahaan. Maka daripada itu proses seleksi sangatlah penting sebelum
menepatkan pekerjaan pada karyawan, alat ukurnya harus dilihat dari kemampuan
pengelolaan yang karyawan miliki serta pengetahuan tentang jabatan atau posisi
kerja yang diterima.
26
guna dalam melaksanakan pekerjaan yang di bebankan, serta untuk meningkatkan
kemampuan dan keterampilan sebagai dasar kelancaran tugas”.
Di kutip dari Suwatno (2012:122), diadakan penempatan pegawai adalah
untuk menempatkan pegawai sebagai unsur pelaksanaan pekerjaan pada posisi
yang sesuai dengan kriteria sebagai berikut:
a. Kemampuan
b. Kecakapan
c. Keahlian
2.1.4.3 Jenis-jenis Penempatan
Para pegawai baru yang telah selesai menjalankan program orientasi harus
segera mendapatkan tempat pekerjaan yang sesuai dengan bakat dan keahlian
yang di milikinya. Salah satu fungsi Manajemen Sumber Daya Manusia (MSDM)
untuk mengurus hal ini adalah placement. Penempatan pegawai berarti
mengalokasikan para pegawai pada posisi kerja tertentu, hal ini khusus terjadi
pada pegawai baru. Kepada pegawai lama yang telah menduduki jabatan atau
pekerjaan termasuk sasaran fungsi penempatan pegawai dalam arti
mempertahankan pada posisinya atau memindahkan pada posisi yang lain. Di
kutip dari Sondang dalam (CAHYATI, 2018) dalam alur ini terdapat empat jenis
penting dari penempatan yaitu promosi, transfer, dan demosi. Setiap keputusan
harus diiringi dengan orientasi dan tindak lanjut. Berikut ini di jelaskan tiga jenis
penempatan:
1. Promosi
Promosi adalah pemindahan pegawai dari satu pekerjaan ke pekerjaan lain
yang lebih tinggi dalam penggajian, tanggung jawab dan atau level.
2. Transfer
Transfer adalah pemindahan pegawai dari satu bidang tugas ke bidang
lainnya yang tingkatannya hampir sama baik tingkat gaji, tanggung jawab,
maupun tingkat strukturalnya.
3. Demosi
27
Demosi adalah pemindahan pegawai dari satu posisi ke posisi lainnya
yang lebih rendah tingkatannya, baik tingkat gaji, tanggung jawab, maupun
tingkat strukturalnya.
4. Pemutusan hubungan kerja
Pemutusan hubungan kerja merupakan keadaan yang mungkin terjadi
dalam suatu perusahaan, yang disebabkan oleh berbagai macam alasan seperti
disiplin, ekonomi, bisnis, dan alasan-alasan pribadi. Alasan disiplin misalnya
untuk kerja yang rendah, absensi yang tinggi, pencurian, dan lain-lain. Alasan
ekonomi misalnya perubahan-perubahan lingkungan ekomnomi yang dapat
mengakibatkan turunnya aktifitas perusahaan, yang dapat mengakibatkan
kebutuhan tenaga kerja berkurang. Alasan bisnis dapat berupa keputusan-
keputusan perusahaan dalam perubahan strategi, atau penggunaan teknologi baru
yang dapat mengakibatkan kebutuhan tenaga kerja yang lebih kecil. Dan alasan
pribadi yaitu keputusan pegawai untuk keluar dari perusahaan.
28
selamanya dapat menjamin bahwa yang bersangkutan benar-benar sehat jasmani
ketidaksesuaian kualifikasi yg dibutuhkan oleh perusahaan.
4. Faktor Status Perkawinan
Status perkawinan juga perlu dipertimbangkan mengingat banyak hal
merugikan kita bila tidak ikut dipertimbangkan, terutama bagi pegawai wanita
sebaiknya ditempatkan pada lokasi atau kantor cabang dimana suaminya bertugas.
5. Faktor Usia
Dalam rangka menempatkan pegawai, faktor usia pada diri pegawai yang
lulus dalam seleksi, perlu mendapatkan pertimbangan. Hal ini dimaksudkan untuk
menghindarkan rendahnya produktivitas kerja yang dihasilkan oleh pegawai yang
bersangkutan.
a. Prinsip kemanusiaan.
29
Prinsip yang menganggap manusia sebagai unsur pekerja yang mempunyai
persamaan harga diri, kemauan, keinginan, cita-cita, dan kemampuan harus
dihargai posisinya sebagai manusia yang layak tidak dianggap mesin.
b. Prinsip demokrasi.
Prinsip ini menunjukan adanya saling menghormati, saling menghargai,
dan saling mengisi dalam melakasanakan pekerjaan.
c. Prinsip orang yang tepat ditempat yang tepat (Prinsip the right man on the right
place).
Prinsip ini penting dilaksanakan dalam arti bahwa penempatan setiap
orang dalam setiap organisasi yang berarti bahwa penempatan setiap orang dalam
organisasi perlu didasarkan pada kemampuan, keahlian, pengalaman, serta
pendidikan yang dimiliki oleh orang yang bersangkutan.
d. Prinsip upah yang sama untuk pekerjaan yang setara(Equal pay for equal
work).
Pemberian balas jasa terhadap pegawai baru didasarkan atas hasil prestasi
kerja yang didapat oleh pegawai yang bersangkutan.
e. Prinsip Kesatuan Arah.
Prinsip ini diterapkan dalam perusahaan terhadap setiap pegawai yang
bekerja agar dapat melaksanakan tugas-tugas, dibutuhkan kesatuan arah, kesatuan
pelaksanaan tugas sejalan dengan program dan rencana yang di gariskan.
f. Prinsip Kesatuan Tujuan.
Prinsip ini erat hubungannya dengan kesatuan arah artinya arah yang
dilaksanakan pegawai harus difokuskan pada tujuan yang dicapai.
g. Prinsip Kesatuan Komando.
Pegawai yang bekerja selalu di pengaruhi adanya komando yang diberikan
sehingga setiap pegawai hanya mempunyai satu orang atasan.
h. Prinsip Efisiensi dan Produktifitas Kerja.
Prinsip ini merupakan kunci ke arah tujuan perusahaan karena efisiensi
dan produktifitas kerja harus dicapai dalam rangka mencapai tujuan perusahaan.
2.1.4.6 Proses Penempatan Kerja Pegawai
30
perusahaan dalam mencapai tujuan yang diharapkan. Untuk mencapai tujuan ini,
studi tentang manajemen personalia akan menunjukkan bagaimana seharusnya
perusahaan mendapatkan, mengembangkan,
Berikut ini adalah metode penempatan menurut Gomes (2003: 122) dalam
(CAHYATI, 2018) yaitu:
31
“hasil atau tingkat keberhasilan seseorang secara keseluruhan selama periode
tertentu dalam melaksanakan tugas dibandingkan dengan berbagai kemungkinan,
seperti standar hasil kerja, target atau sasaran atau kriteria yang telah ditentukan
terlebih dahulu dan telah disepakati bersama”.
Sedangkan menurut Sinambela dalam (Fadhil and Mayowan, 2018)
mengemukakan bahwa kinerja karyawan para pegawai didefinisikan “sebagai
kemampuan pegawai di dalam melakukan sesuatu keahlian tertentu. Kinerja
karyawan pegawai sangatlah perlu, sebab dengan kinerja karyawan ini akan
diketahui seberapa jauh kemampuan pegawai dalam melaksanakan tugas yang
dibebankan. Untuk itu diperlukan penentuan kriteria yang jelas dan terukur serta
ditetapkan secara bersamasama yang dijadikan sebagai acuan.”
Adapun (Nurhaedah, Mardjuni and Saleh, 2018) memeliki pendapat
bahwa “kinerja merupakan produk dari melakukan segala sesuatu yang
berhubungan dengan suatu pekerjaan, jabatan, atau peranan dalam organisasi
dengan penuh rasa tanggung jawab, dedikasi dan loyalit yang maksimum”.
Jumingan 2016 dalam (Fachreza1, Musnadi2 and Majid3, 2018)
menjelaskan bahwa Kinerja merupakan:
“hasil kerja yang dapat dicapai oleh seseorang atau sekelompok orang
dalam suatu organisasi, sesuai dengan wewenang dan tanggung jawab masing-
masing dalam rangka upaya mencapai tujuan organisasi yang bersangkutan secara
legal, tidak melanggar hukum dan sesuai dengan moral maupun etika. Jadi kinerja
merupakan hal yang penting bagi perusahaan atau organisasi. Usaha untuk
meningkatkan kinerja karyawan, diantaranya dengan memperhatikan lingkungan
kerja. Lingkungan kerja merupakan segala sesuatu yang ada disekitar para pekerja
yang dapat mempengaruhi dirinya dalam menjalankan tugas-tugas yang
dibebankan (Nitisemito, 2000)”.
Definisi kinerja karyawan selanjutnya menurut (Sari and Hadijah, 2016)
adalah “hasil kerja pegawai secara keseluruhan atau selama periode tertentu baik
secara kualitas maupun kuantitas berdasarkan kriteria yang telah ditentukan dan
disepakati terlebih dahulu”.
(Lusri and Siagian, 2017) Kinerja adalah “hasil kerja secara kualitas dan
kuantitas yang dicapai oleh seorang pegawai dalam melaksanakan tugasnya sesuai
dengan tanggung jawab yang diberikan kepadanya”. Penilaian kinerja menurut
Suwondo dan Sutanto (2015) diukur dengan (1)Ketepatan dalam menyelesaikan
32
pekerjaan, yaitu ketelitian dalam menyelesaikan pekerjaan, perhatian pada
kualitas dalam penyelesaian pekerjaan, kemampuan memenuhi target perusahaan
dan kemampuan menyelesaikan pekerjaan dengan tepat waktu.(2)Tingkat inisiatif
dalam bekerja, antara lain kemampuan mengantisipasi masalah yang mungkin
terjadi dan kemampuan untuk membuat solusi alternatif bagi masalah tersebut.
(3)Kecekatan mental, kecekatan mental diukur melalui kemampuan karyawan
dalam memahami arahan yang diberikan oleh pemimpin dan kemampuan
karyawan untuk bekerjasama dengan rekan kerja lain.(4)Kedisiplinan waktu dan
absensi, merupakan tingkat ketepatan waktu dan tingkat kehadiran karyawan di
tempat kerja.
Dapat ditarik kesimpulan bahwa Kinerja merupakan keberhaslan yang
dicapai oleh karyawan selama masa jabatannya, seperti melaksanakan tugas dan
mencapai target maksimal. Kinerja karyawan ditunjang oleh keahlian yang
mempuni dalam dirinya sehingga kemampuan karyawan akan terlihat pada hasil
kerja nya, diantaranya menyelesaikan permasalahan dalam perusahaan dan beban
yang ditangguhkan selesai dikerjakan. Tanggung jawab karyawan terhadap
pekerjaan akan mendorong kinerja nya menjadi lebih baik, yaitu dengan adanya
dedikasi dan loyalitas yang maksimal pada perusahaan maupun organisasi. Hasil
dari kinerja yang baik dapat diukur dengan adanya prestasi yang diterima oleh
karyawan baik itu menyangkut finansial, pemasaran, penyaluran dana atau
memajukan perusahaan dari aspek teknologi. Kinerja karyawan dapat dinilai dari
berbagai aspek dan faktor pendukung, seperti mengelola waktu dengan baik,
berinisiatif terlebih dahulu agar terhindar dari masalah-masalah yang akan
menimpa perusahaan, adanya hubungan dan komunikasi yang dibangun oleh
mental yang baik sehingga terciptanya iklim komunikasi organisasi yang baik
dalam perusahaan, dan yang terakhir adalah kedisiplinan karyawan.
Ada beberapa hal yang dapat meningkatkan kinerja karyawan pada sebuah
organisasi demi tercapainya suatu organisasi sesuai yang di inginkan berikut
pendapat menurut beberapa ahli mengenai faktor-faktor yang dapat
mempengaruhi tingkat kinerja karyawan. Mangkunegara (2011, hal. 67) dalam
(SAFITRI, 2018) menyatakan bahwa:Faktor-faktor yang mempengaruhi
pencapaian kinerja adalah faktor kemampuan (ability) dan faktor motivasi
33
(motivation) hal ini sesuai dengan pendapatan Keith Davis yang merumuskan
bahwa:
34
2.1.5.3 Tujuan Kinerja
Kemudian menurut Rivai dan Basri (2005) dalam (Putro, 2017) Tujuan
dari sebuah hasil kinerja adalah:
1) Tujuan evaluasi
Seorang manajer menilai kinerja dari masa lalu seorang karyawan dengan
menggunakan rating deskriptif untuk menilai kinerja dan dengan data tersebut
berguna dalam keputusan-keputusan promosi. demosi, terminasi dan kompensasi.
2) Tujuan pengembangan
Seorang manajer mencoba untuk meningkatkan kinerja seorang karyawan
dimasa yang akan datang. Sedangkan tujuan pokok dari sistem penilaian kinerja
karyawan adalah: sesuatu yang menghasilkan informasi yang akurat dan valid
berkenaan dengan prilaku dan kinerja anggota organisasi atau perusahaan.
35
berarti mengevaluasi kinerja karyawan saat ini dan/atau di masalalu relative
terhadap standart kinerjanya. Penilaian kinerja mengacu pada suatu sistem formal
dan terstruktur yang di gunakan untuk mengukur, menilai dan mempengaruhi
sifat-sifst yang berkaitan dengan pekerjaan, prilaku dan hasil, termasuk tingkat
ketidak hadiran. Dengan demikian, penilaian kinerja adalah merupakan hasil kerja
karyawan dalam lingkup tanggung jawabnya. Dengan ada penilaian kinerja maka
karyawan memerlukan umpan balik atas hasil kerja mereka sebagai panduan bagi
prilaku di masa yang akan datang. Para pekerja juga ingin umpan balik yang
bersifat positif atas hasil yang telah mereka lakukan dengan baik, walaupun pada
kenyataannya hasil dari penilaian kinerja tersebut masih lebih banyak berupa
koreksi dan keritik saja. Selain itu penilaian menurut Kaswan (2012, hal. 211)
bahwa penilaian kinerja di perlukan karena sejumlah alasan, yang di antaranya:
Perbedaan
Author, Judul
No Hasil Penelitian Penelitian
Tahun Penelitian
Terdahulu Sekarang
1 Penelitian Penelitian
36
Meilisa PENGARUH Hasil penelitian terdahulu sekarang
Syelviani DESKRIPSI menunjukkan menggunak menggunaka
(2017) PEKERJAA terdapat an variabel n variabel X1
N pengaruh yang X1 Job
TERHADAP signifikan antara deskripsi description
KINERJA deskripsi kerja Pekerjaan (deskripsi
PEGAWAI terhadap kinerja dan Y Kerja) dan
NEGERI pegawai negeri Kinerja X2
SIPIL PADA sipil di kantor Pegawai. Penempatan
KANTOR camat Penelitian Kerja, Serta
CAMAT Tembilahan tersebut Y Kinerja
TEMBILAH dengan nilai dlakukan di Karyawan .
AN adjusted R Kantor dan
square 72% Camat penelitian
yang artinya Tembilahan dilakukan di
sebanyak 28% PT. Jaya
kinerja pegawai Bakti
dipengaruhi oleh Raharja
faktor lain.
2. Beverly Pengaruh Hasil penelitian Penelitian Penelitian
M. O. pengalaman menunjukkan terdahulu sekarang
Pua, Kerja dan ada pengaruh menggunak menggunaka
Victor P. Penempatan positif dari an X1 n variabel X1
K. Kerja pengalaman pengalaman Job
Lengkong terhadap kerja terhadap kerja dan description
, Djemly Kinerja kinerja X2 (deskripsi
Woran Karyawan karyawan, Penempatan Kerja) dan
(2017) pada PT. Air penempatan Kerja X2
Menado kerja terhadap sedangkan Penempatan
kinerja untuk Y nya Kerja, Serta
karyawan, adalah Y Kinerja
pengalaman Kinerja Karyawan .
kerja dan Karyawan dan
37
penempatan sebagai penelitian
kerja terhadap objek dilakukan di
kinerja penelitian. PT. Jaya
karyawan. Dan Bakti
Sebaiknya PT. penelitian Raharja
Air Manado dilakukan di
dalam PT. Air
meningkatkan Menado
kinerja
karyawannya
dapat
memperhatikan
pengalaman
kerja dan
penempatan
kerja dari
karyawan
3. Rigska R. Pengaruh Penelitian Penelitian
Muntu, Seleksi, Hasil penelitian terdahulu sekarang
Vicktor. Pelatihan, menunjukan ini menggunaka
P.K. dan secara parsial menggunak n variabel X1
Lengkong Penempatan seleksi dan an 4 Job
, Kerja pelatihan variabel description
Raymond Terhadap berpengaruh dalam (deskripsi
Ch Kawet Kinerja signifikan penelitianny Kerja) dan
(2017) Karyawan terhadap kinerja a, dengan X2
PT. Bank sedangkan X1 seleksi, Penempatan
Negara penempatan X2 Kerja, Serta
Indonesia karyawan secara Pelatihan, Y Kinerja
(Persero), parsial tidak X3 Karyawan .
Tbk Kantor berpengaruh Penempatan dan
cabang signifikan kerja, serta penelitian
Manado terhadap kinerja Y Kinerja dilakukan di
38
karyawan. karyawan. PT. Jaya
Secara simultan Dan Bakti
seleksi, Penelitian Raharja
pelatihan dan dilakukan di
penempatan Bank
kerja negara
berpengaruh Indonesia
signifikan cabang
terhadap kinerja Manado
karyawan.
Untuk PT. Bank
Negara
Indonesia
Cabang Manado
untuk lebih
memperhatikan
variabel-
variabel di
penelitian ini
yang
berpengaruh
signifikan
terhadap kinerja
4. Calista Pengaruh Hasil penelitian Penelitian Penelitian
Feby Disiplin menunjukkan terdahulu sekarang
Tarigan, kerja dan bahwa disiplin ini menggunaka
Sufika Job kerja dan menggunak n variabel X1
Sari, description deskripsi an X1 Job Job
Florencia terhadap pekerjaan Description description
Magdalen Kinerja keduanya dan Y (deskripsi
a Karyawan memiliki Kinerja Kerja) dan
Sitompul, pada PT. pengaruh Karyawan. X2
Resa Giovani signifikan Dan Penempatan
39
Wanda Abadi terhadap kinerja penelitian Kerja, Serta
Sari Br Sentosa karyawan. ini Y Kinerja
Perangin- Estimasi dilakukan di Karyawan .
angin koefisien PT.Giovani dan
(2019) hipotesis Abadi penelitian
menggunakan Sentosa. dilakukan di
Adjusted R –2 PT. Jaya
sebanyak Bakti
44,9%. Variabel Raharja
kinerja
karyawan (Y)
dapat
ditunjukkan oleh
variasi variabel
Disiplin Kerja
(X1) dan
Deskripsi
Pekerjaan (X2)
dan sisanya
sebesar 55,1%
adalah variabel
lain yang tidak
diuji dalam
penelitian ini.
5. Penelitian Penelitian
Karina PENGARUH Hasil dari terdahulu sekarang
Octavia PENEMPAT penelitian ini ini menggunaka
Muaja, AN KERJA menunjukkan menggunka n variabel X1
Adolfina, DAN bahwa n X1 Job
Lucky.O. PENGALAM penempatan Penempatan description
H.Dotulon AN KERJA kerja dan Kerja X2 (deskripsi
g (2017) TERHADAP pengalaman Pengalaman Kerja) dan
KINERJA kerja Kerja dan Y X2
40
KARYAWA berpengaruh Kinerja Penempatan
N PADA positif dan Karyawan. Kerja, Serta
PT.BANK signifikan Peneliti. Y Kinerja
SULUTGO terhadap kinerja Penelitian Karyawan .
KANTOR karyawan PT. dilakukan di dan
CABANG Bank Sulut-Go PT. Bank penelitian
UTAMA Kantor Cabang Sulutugo dilakukan di
MANADO Utama Manado. Kator PT. Jaya
Dalam upaya Cabang Bakti
meningkatkan Manado Raharja
kinerja
karyawan,
manajer
hendaknya dapat
menempatkan
karyawan sesuai
dengan latar
belakang
pendidikan
dengan bidang
pekerjaannya
Menurut (Susan, 2019) “Sumber daya manusia (SDM) adalah individu produktif
yang bekerja sebagai penggerak suatu organisasi, baik itu di dalam institusi
maupun perusahaan yang memiliki fungsi sebagai aset sehingga harus dilatih dan
dikembangkan kemampuannya”.
41
Middle Range Theory yang digunakan adalah perilaku organisasi , Menurut
(Wijaya, 2017a) “Perilaku organisasi berkaitan dengan bagaimana orang bertindak
dan bereaksi dalam semua jenis organisasi. Dalam kehidupan organisasi, orang
dipekerjakan, dididik dan dilatih, diberi informasi, dilindungi dan dikembangkan.
Dengan kata lain, maka perilaku organisasi adalah bagaimana orang berperilaku di
dalam suatu organisasi”.
Applied Theory yang digunakan adalah job description, penempatan kerja dan
kinerja karyawan, daintaranya :
Adapun dimensi dari Job description ini menurut (Diana Angelica 2013)
dalam (FRIDAYANTY, 2018)diantaranya :
1. Wewenang
2. Tanggung jawab
3. Kondisi pekerjaan
4. Fasilitaas Kerja
5. Standar hasil kerja
6. Pendidikan
7. Kompetensi
Penempatan Kerja karyawan merupakan pencocokan atau membandingkan
kualifikasi yang dimiliki dengan persyaratan pekerjaan, dan sekaligus
memberikan tugas, pekerjaan kepada calon karyawan untuk dilaksanakan, itulah
sekilas tentang pemaparan penempatan kerja menurut Ardana dalam (Muaja,
Adolfina and Lucky.O.H.Dotulong, 2017)
42
1. Pendidikan
2. Pengetahuan kerja
3. Keterampilan Kerja
4. Pengalaman Kerja
Selanjutnya Kinerja Karyawan Menurut (Orocomna, Tumbel and Asaloei,
2018) adalah hasil atau tingkat keberhasilan seseorang secara keseluruhan selama
periode tertentu dalam melaksanakan tugas dibandingkan dengan berbagai
kemungkinan, seperti standar hasil kerja, target atau sasaran atau kriteria yang
telah ditentukan terlebih dahulu dan telah disepakati bersama.
1. Kualitas
2. Kuantitas
3. Sikap
4. Keandalan
44
independen (X1 dan X2) dan satu variabel dependen (Y). hal ini
digambarkandalam paradigma sebagai berikut:
Job Description
1.Wewenang
2. Tanggung jawab
3. Kondisi Pekerjaan
4. Fasilitas kerja
45
5. Standar hasil kerja
6. Pendidikan
Kinerja Karyawan
Gambar 2.2 Paradigma Penelitian
2.4 Hipotesis
46
BAB III
METODOLOGI PENELITIAN
47
dihasilkan terbukti konkrit/empiris,terukur, obyektif, rasional, dan sistematis
karena dalam penelitiannya menggunakan angka serta analisis dengan
menggunakan statistik.”
variabel yang akan diteliti yang sekaligus mencerminkan jenis dan jumlah
rumusan masalah yang perlu dijawab melalui penelitian, teori yang digunakan
untuk merumuskan hipotesis, jenis dan jumlah hipotesis, dan teknik analisa
sebagai pola pikir yang menunjukan hubungan antara variabel yang akan diteliti
yang sekaligus mencerminkan jenis dan jumlah rumusan masalah yang perlu
jenis dan jumlah hipotesis, dan teknik analisa statistik yang akan digunakan”.
X1
Y
X2
48
Keterangan:
49
3.Kondisi Peraturan tingkatan Ordinal 3
Pekerjaan atau dalam
kebijakan mengukur
perusahana peraturan dan
dapat kebijakan
dipahami perusahaan
50
7. Kompetensi Kesesuaian Tingkatan Ordinal 7
pekerjaan kesesuaian
dengan pekerjaan
keahlian dan dengan
keterampilan keahlian dan
keterampilan
3.Keterampila
Keterampila Tingkat Ordinal 10
n Kerja n fisik keterampilan
fisik
51
3. Keandalan Konsistensi Tingkatan Ordinal 14
dalam konnsistensi
bekerja dalam bekerja
3.5.1 Populasi
Dalam pengujian hipotesis dalam penelitian dibutuhkannya data untuk
memutuskannya. Salah satu langkah yang harus diketahui bagaimana karakteristik
dari populasi yang merupakan elemen-elemen dalam objek penelitian yaitu
kegiatan pengumpulan data.
Menurut (Sugiyono, 2017:80) pengertian populasi yaitu “populasi
merupakan wilayah generalisasi yang terdiri atas objek/subjek yang memiliki
kualitas dan karakteristik tertentu yang ditetapkan oleh peneliti untuk dipelajari
dan ditarik kesimpulannya “.
3.5.2 Sampel
Menurut (Sugiyono, 2017:81) pengertian sampel yaitu “sampel merupakan
bagian dari jumlah dan karakteristik yang dimiliki oleh populasi tersebut.Bila
52
populasi besar, peneliti tidak mungkin mempelajari semua yang ada di populasi
kaena keterbatasan waktu, dana, dan tenaga, maka peneliti bisa mengambil dari
populasi itu”.
Dengan jumlah 36 karyawan pada PT Jaya Bakti Raharja, maka dari itu
penulis akan menggunakan semua populasi untuk dijadikan responden penelitian.
Dengan menggunakan metode sampel jenuh. Istilah sampel jenuh adalah semua,
dimana anggota populasi dijadikan sampel Sugiyono (2013:85). Dalam penelitian
ini, yang akan menjadi populasi adalah seluruh karyawan PT Jaya Bakti Raharja
Sukabumi.
Dari keseluruhan karyawan PT. Jaya Bakti Raharja yang dijadikan sampel
dalam penelitian ini, diantaranya :
53
Menurut (Sugiyono, 2017: 267) “untuk mengukur valid tidaknya suatu
kuesioner”.
n ∑ XY − (∑ X ) (∑Y )
rxy =
2 2 2 2
√[ n X −( ∑ X ) ][ n Y −( ∑Y ) ]
Keterangan :
rxy = Koefisien korelasi antara X dan Y
X = Skor item
Y = Skor total
∑X = Jumlah skor butir
∑Y = Jumlah skor total
∑X2 = Jumlah kuadrat butir
∑Y2 = Jumlah kuadrat total
∑XY = Jumlah perkalian skor butir dengan skor total
n = Jumlah responden
54
“Pengujian reliabilitas untuk jawaban alternative yang lebih dari dua akan
menggunakan uji Cronbach’s Alpha”. Rumusnya adalah sebagai berikut :
Keterangan :
а = Reliabilitas instrumen
K = Banyaknya butir pertanyaan
Σsb2 = Jumlah deviasi standar total
Sb2 =
Varians Total
3.7 Teknik Pengumpulan Data
Teknik pengumpulan data adalah langkah-langkah yang dilakukan oleh
peneliti untuk mengumpulkan data. Adapun teknik pengumpulan data yang
digunakan oleh peneliti meliputi data primer dan data sekunder.
Menurut (Sugiyono, 2017:224) “pengertian teknik pengumpulan data
adalah “langkah yang paling strategis dalam penelitian, karena tujuan utama dari
penelitian yaitu mendapatkan data tanpa mengetahui teknik pengumpulan data,
maka peneliti tidak akan mendapatkan data yang memenuhi standar data yang
ditetapkan”. Berikut pengumpulan data yang digunakan peneliti yaitu data primer
dan data sekunder.
3.7.1 Data Primer
Data primer dilaksanakan dengan melakukan penelitiaan langsung
kelapangan yang dimaksudkan untuk memperoleh data yang akurat. Data ini
dikumpulkan dari sumber-sumber asli dan langsung di dapatkan dari lapangan
dengan data yang akurat untuk tujuan tertentu. Data primer ini diperoleh dengan
cara:
1.7.1.1 Observasi
Menurut (Sugiyono, 2017:145) “Observasi merupakan Teknik
pengumpulan data yang memiliki ciri yang spesifik bila dibandingankan dengan
teknik yang lainnya. Melakkuan pengamatan langsung dan mengajukan
55
pertanyaan yang berkaitan dengan job description dan penempatan kerja kepada
karyawan PT jaya Bakti Raharja Sukabumi.
Dalam penelitian ini peneliti tidak ikut terlibat dalam kegiatan pekerjaan
pada kantor penjualan Sukabumi. karena peneliti menggunakan observasi non
partisipan. Observasi non partisipan yaitu peneliti tidak terlibat dan hanya sebagai
pengamat independen.
1.7.1.2 Wawancara
Wawancara dilakukan untuk memperoleh data yang dibutuhkan langsung
dari sumber yang bersangkutan. Dengan teknik mengumpulkan data dilakukan
dengan mengajukan pertanyaan atau pernyataan yang berkaitan dengan penelitian.
Menurut (Sugiyono, 2017:137) “Wawancara adalah teknik pengumpulan
data apabila ingin melakukan studi pendahuluan untuk menemukan permasalahan
yang harus diteliti, dan juga apabila peneliti ingin mengetahui hal –hal dari
responden yang lebih medalam dan jumlah respondennya sedikit/kecil”.
1. Wawancara tersetruktur
Wawancara terstruktur ialah teknik pengumpulan data telah mengetahui
dengan pasti tentang informasi yang akan diperoleh oleh karena itu dalam
melakukan wawancara pengumpulan data telah menyiapkan instrument berupa
pertanyaan tertulis yang alternative jawabannya telah dipersiapkan
2. Wawancara tidak tersetruktur
Wawancara tidak tidak terstruktur merupakan wawancara yang bebas dimana
peneliti tidak menggunakan pedoman wawncara yang sudah tersusun secara
sistematis dan lengkap untuk pengumpulan datanya. Pedoman wawancara
yang digunakan hanya berupa garis-garis besar permasalahan yang akan
ditanyakan.
Dalam penelitian ini, peneliti melakukan wawancara tidak terstruktur,
dimana peneliti tidak menggunakan pedoman wawancara yang telah disusun
secara sistematis dan lengkap. Serta yang menjadi responden dalam penelitian ini
adalah Makeover Consultand
3. Angket
56
Menurut (Sugiyono, 2017:142) “kuesioner (angket) adalah teknik
pengumpulan data yang dilakukan dengan cara memberi seperangkat pertanyaan
atau pernyataan tertulis kepada responden untuk dijawab”.
Berdasarkan uraian diatas, maka dalam penelitian ini penulis akan
memberikan seperangkat pertanyaan atau penyataan tertulis kepada para
responden untuk dijawab. Yang menjadi responden dalam penelitian ini adalah
karyawan PT Jaya Bakti Rahrja Sukabumi .
Dalam penelitian ini pedoman skala yang akan digunakan adalah Skala
Likert dengan alternative pernyataan atau pertanyaan.
Tabel 3.3 Kriteria Jawaban Serta Bobot Nilai
NO Jawaban Responden Skor
1 Sangat Setuju (SS) 5
2 Setuju (S) 4
3 Ragu-ragu (RR) 3
4 Tidak Setuju (TS) 2
5 Sangat Tidak Setuju (STS) 1
Sumber: (Sugiyono, 2017)
1.7.2 Data Sekunder
Data sekunder di dapatkan secara tidak langsung yaitu dengan melakukan
studi literatur/studi kepustakaan dengan mempelajari, meneliti, mengkaji serta
menelaah literatur-literatur, jurnal dan lain-lain. Adapun data sekunder ini
diperoleh dengan cara:
1.7.2.1 Studi Kepustakaan
Adalah data yang diperoleh dengan mengumpulkan buku-buku, media
cetak untuk dikaji dan ditelaah yang ada hubungannya dengan masalah yang
diteliti.
1.7.2.2 Dokumentasi
Dokumentasi digunakan untuk mengumpulkan data sekunder sebagai
pendukung dari data primer yakni seperti profil perusahaan, visi dan misi, dan
lain-lain.
57
Menurut (Sugiyono, 2017:244) “Analisis Data merupakan proses mencari
dan menyusun secara sistematis data yang diperoleh dari wawancara, catatan
lapangan sehingga dapat dengan mudah dipahami untuk menjawab rumusan
masalah atau menguji hipotesis yang telah dirumuskan”.
Teknik anlisis data dalam penelitian kuantitatif dilakukan setelah data dari
seluruh responden terkumpul. Langkah pertama yang dilakukan sebelum
menganalisis data yaitu pengkuran ekuitas merek dengan skala Likert. Denga
sakla ini variabel dijabarkan menjadi indikator da dijadikan sebagai acuan untuk
menyusun instrument yang berupa pertanyaan atau pernyataan.
Selanjutnya dilakukan pengelompokkan data berdasarakan item
pertanyaan dan jenis responden, menstabulasi data berdasarkan item pernyataan
dari seluruh responden, menyajikan data dari tiap variabel yang diteliti dan
melakukan perhitungan untuk menjawab rumusan masalah.
Adapun rumusan masalah adak dapat dijawab dengan mendeskripsikan
data yang telah terkumpul tanpa membuat kesimpulan untuk umum dengan
menggunakan teknik analisis kolerasi berganda.
3.8.1 Koefisiensi kolerasi Berganda
“Kolerasi ganda dan multiple correlate adalah suatu nilai yang
memberikan kuatnya pengaruh atau hubungan dua variabel atau lebih secara
bersama-sam dengan variabel lain” (Riduwan, 2014: 238)
58
Hasil Perhitungan yang telah diperoleh kemudian dapat diberikan
interpretasi terhadap kuatnya hubungan itu dengan menggunakan pedoman seperti
pada tabel di bawah ini:
responden.
responden.
59
Skor Minimun Skor Maksimum
SR R S T ST
(Sangat (Rendah) (Sedang) (Tinggi) (Sangat Tinggi)
Rendah)
Kd = x 100%
Dimana:
Kd = Koefisien determinasi
r = Koefisien korelasi
Kriteria untuk koefisien determinasi :
1) Jika “kd” mendekati 0, maka pengaruh variabel X terhadap variabel Y lemah.
2) Jika “kd” mendekati 1, maka pengaruh variabel X terhadap variabel Y kuat.
Koefisien determinasi untuk melihat beberapa persentase (%) Job
description dan penempatan kerja (variabel X) mempengaruhi kinerja karyawan
(variabel Y).
Untuk memprediksi seberapa jauh perubahan nilai variabel dependen bila
nilai variabel independen dirubah-rubah yaitu dengan menggunakan analisis
regresi linear berganda .
3.8.3 Regresi Linear Berganda
Teknik analisis yang digunakan dalam penelitian ini yaitu regresi linear
berganda (multiple linier regression).Analisis regresi linear berganda adalah suatu
60
alat analisi peraamalan nilai pengaruh dua tau lebih variabel bebas (X) terhadap
variabel terikat (Y) untuk membuktikan ada atau tidaknya hubungan kasual antara
dua variabel bebas atau lebih.
Setelah dilakukan kolerasi ganda, dapat dilanjutkan dengan regresi ganda.
Menurut (Sugiyono, 2014: 277) menyatakan bahwa “Regresi ganda dilakukan
oleh peneliti, untuk meramal bagaimana kead aan (naik atau turunnya) variabel
dependen, bila dua variabel independen sebagai faktor predictor dimaipulasi
(dinaik turunkan nilainya). Dengan rumus sebagai berikut:
Keterangan:
Y = Subyek dalam dependent variable yang diprediksi
X = Subjek dalam Independent Variable
α = harga Y ketika X = 0 (harga konstan)
b = Angka atau koefisien regresi yang menunjukan angka peningkatan
ataupun penurunan variabel dependen yang didasarkan pada
perubahan variabel independen.
3.8.4 Pengujian Hipotesis secara simultan
Bermaksud untuk mengetahui kekuatan secara bersama-sama dari variabel
independen terhadap variabel dependen. Penelitian ini dilakukan untuk
mengetahui seberapa besar pengaruh Job description dan penempatan kerja
terhadap kinerja karyawan.
Adapun uji statistik yang digunakan dalam pengujian hipotesis secara
bersama-sama atau simultan (Riduwan, 2014: 238)adalah sebagai berikut:
R2
k
F=
(1 − R2 )
n−k−1
Dimana:
R = Nilai koefisien korelasi ganda
k = Jumlah variabel bebas (independen)
n = Jumlah sampel
61
R2 = Koefisien korelasi ganda yang telah ditentukan
F = F hitung yang selanjutnya akan dibandingkan dengan F tabel.
Uji hipotesis korelasi ganda langsung dikonsultasikan dengan harga F
taraf kesalahan yang ditetapkan adalah 5%. Ketika uji hipotesis simultan atau uji
2017:137)
62
BAB IV
63
1. Terus menerus memperluas jaringan distribusi dan memperluas pemerataan
ketersediaan produk-produk principal.
64
4.1.3 Struktur Organisasi dan Uraian Tugas Perusahaan
Sales Supervisor
All
Salesman
65
e. mengendalikan days of inventory (DOI) agar sesuai waktu yang di tetapkan
perstock keeping unit (SKU)
f. Mengembangkan Sumber Daya Manusia (SDM) dicabang dengan melakukan
evaluasi, coaching dan counselling
g. Menjamin terlaksananya stock opname harian
h. mengontrol proses administrasi yang dilakukan dicabang agar sesuai prosedur
yang ditentukan
i. Menjamin pengendalian aset dan semua hal yang terkait dengan inventaris sub
branch (Contoh : Gedung, Peralatan kantor, kendaraan).
2. Sales Supervisor
a. Mengkoordinasi kegiatan penjualan para salesman yang menjadi tanggung
jawabnya guna mencapai target penjualan
b. Membagi target para salesman dibawahnya
c. Mengkoordinasikan dan meningkatkan effective call (EC) salesman sesuai
target yang ditentukan
d. Melaksankan dan mengkoordinasikan kegiatan program dari principal
e. Melakukan kegiatan penjualan untuk mempercepat ketersediaan produk baru di
areanya
f. Memastikan ketersediaan mandatory produk di outlett pada area yang menjadi
tanggung jawabnya
g. Membuat laporan harian aktivitas penjualan
3. Salesman
a. Melakukan penjualan produk perusahaan
b.Merekap hasil penjualan yang sudah dilakukan secara detail
c. Menetapkan rencana dan strategi yang harus di laukan kedepannya
d. Mempunyai wawasan dan mencari relasi yang luas
e. Menjamin kepuasan pelanggan dalam melakukan penjualan
4. Admin Gudang
a. Membuat SPK ke branch
b. menerima dan mencocokan data pengeluaran barang dari branch dengan fisik
barang
c. Menginput penerimaan barang dari branch menjadi laporan barang masuk
(LBM)
d. Mencetak penerimaan barang (LBM) dan mengarsipkan
66
e. Membantu memberikan informasi ketersediaan stock kepada head of sub
branch dan sales supervisor.
f. Melakukan loading stock dan stock opname kepada salesman spreading
g. Melakukan stock opname harian secara rutin segera setelah loading stock
selesai dilakukan dan mencocokan stock fisik dengan stock di sistem.
h. Menerima dan mencatat barang retur dan menginput data tersebut ke sistem
i. Mengontrol serah terima barang/produk dari gudang kebagian pengiriman
j. Mengkoordinir helper untuk menata dan membersihkan gudang
k. Mengkoordinir bagian pengiriman dan menata rute hantaran agar lebih efisien
l. Ekspedisi dapat dilakukan sesuai standar maksimal 3X24 jam, jika tidak terkrim
admin gudang segera melakukan input data faktur yang akan diretur
m. Mendata dan mengirimkan barang BS ke branch
5. Admin sales
a. menerima surat pesanan outlet (SPO), yang telah disetujui oleh sales supervisor
dan admin supervisor
b. Menginput SPO menjadi faktur penjualan dan mencetak faktur penjualan serta
faktur retur
c. Mengolah bukti-bukti biaya yang berkaitan dengan dengan kas kecil dan
membuat laporan biaya.
d. Menginput biaya ke sistem sphere dan menerbitkan voucher biaya
6. Admin Financial
a. mengontrol surat pesanan outlet sebelum di cetakmenjadi faktur apakah ada
piutang belum lunas dan order melampaui plapon limit kredit
b.Mengarsip semua nota penjualan tunai maupun faktur tagihan piutang secara
lengkap
c. filling piutang, menyiapkan DTH dalam bentuk 3 rangkap
d. menyiapkan faktur tagihan (DTH) dan faktur tagihan piutang lalu menyetorkan
ke sales SPV
e. mencocokan faktur tunai dan menerima setoran dari salesman spreading
ataupun salesman canvas
f. membukukan hasil tagihan tunai ke sistem dan membuat voucher penerimaan
tagihan
g. mencocokan dan menerima setoran dari salesman regular TO berdasarkan
faktur DTH dan faktur Tagihan piutang
h. Membukukan hasil tagihan kesistem dan mencetak voucher penerimaan kas
besar
67
i. Melakukan penagihan kepada toko-toko yang sudah melampaui jatuh tempo
umur piutang
j. Mengontrol report analisa piutang di sistem untuk melihat umur piutang toko
k. Merapihkan uang hasil storan penjualan /giro yang sudah jatuh tempo dan
meyetorkan ke bank PT.JBR
l. Membukukan hasil setoran bank ke sitem dalam bentuk voucher pengeluaran
kas besar dan bank
m. Membukukan penerimaan saldo khas kecil dari branch ke sistem dalam bentuk
vouchr peneriimaan khas kecil
n. Mengontrol dan mengelola bukti bukti biaya yang berkaitan dengan kas kecil
dan buat laporan biaya
o. Mengimput biaya ke system dan menerbitkan voucher pengeluaran kas kecil
p. mengelola dan melaporkan pengeluaran kas kecil ke branch
q. membuat laporan kas besar dan melaporkan ke branch
r. Apabila ada pengajuan new open outlet dari sales departement, admin spv
melakukan pengecekan by phone sesuai dengan data di form NOO jika data sudah
lengkap
s. memastikan seluruh kegiatan operasional di back office dapat berjalan sesuai
dengan sisdur yang telah ditetapkan
t. mengirimkan report opname harian finance ke branch
u. melakukan proses closing finance kemudian kirim data teks ke branch
v. Melaporkan permasalahan kepada HSB dan branch (FM) dan menyelesaikan
masalah yang terjadi sub branch bersama HSB.
7. Helper gudang
a. Menerima fisik barang/produk disaat pengiriman dari branch dan mencocokan
sesuai data DO
b. Memasukan dan mendata barang kedalam gudang
c. menyiapkan barang sesuai rekap delivery order
d. Membantu memilah barang kepada pengiriman atau ekspedisi
e. membantu admin gudang melakukan stock opname harian
f. Menjaga keamanan barang di gudang inti dan gudang hantaran
g. Membersihkan seluruh area gudang, ruangan, toilet, dan peralatan kantor.
h. Memantau voucher dan peralatan kelistrikan, fotocopy, dan lain-lain
8. Loper
a. Melakukan pengiriman produk sesuai faktur kepada outlet yang ditentukan
b. Menjaga keutuhan dan kondisi barang dalam perjalanan
68
c. Menyerahkan dan meminta persetujuan faktur pada outlet/pelanggan
d. Menerima hasil tagihan pada saat pengiriman barang dari faktur kiriman tunai
e. Melaporkan dan menyerahkan uang hasil penagihan pada kasir/bagian
keuangan
f. Melakukan serah terima barang dan faktur yang tidak terkirim
g. Menerima barang retur dari outlet dan melaporkan pada atasan
h. Melakukan serah terima barang retur denghan bagian gudang
9. Helper Ekspedisi
a. Memastikan barang terjaga dengan baik
b. memastikan barang terhitung dengan benar
c. Memastikan data di computer sama dengan data di fisik
d. Memastikan pengiriman bisa sampai tepat waktu
e. Memastikan target kerjater capai sesuai dengan yang telah ditentukan oleh
perusahaan
f. Menjaga dan memelihara kebersihan gudang
10. Driver
a. Melakukan pembersihan kendaran dan melakukan pemeriksaan kondisi bodi,
mesin, dall.
b. melakukan pemeriksaan masa berlakunya surat-surat ataau izin operasi
kendaraan
c. melakukan tugas ruitin antar jemput barang dan karyawan ke atau dari tempat
tujuan
d. Membuat dan mengisi laporan dan ceklist yang berkaitan dengan tugasnya
NO NAMA PRODUK
1 ANTANGIN JRG SYRUP D12
2 FC STRONG
3 ANTANGIN SYRUP JUNIOR D5
69
4 ANTANGIN SYRUP MINT D12
5 PIL KITA 2D
6 ANTANGIN JRG 4D
7 HOTIN CREAM 60 ML
8 ANTANGIN CANDY ASSORTED
BAG
9 HOTIN CREAM 120 ML
10 FC ORIGINAL
11 WELMOVE ISI 5 KAPLET
12 HC STRONG 120 ML
13 HOTIN CREAM TUBE 60 ML
14 MADU TJ MURNI 150 gr
15 HC STRONG TUBE 60 gr
16 OB HERBAL 60 ml
17 MADU TJ JERUK D12
18 MADU TJ SACHET ORIGINAL
19 HOTIN CREAM TUBE 120 ML
20 ANTANGIN CANDY ASS T250
21 FC SPLASH FRUITY
22 MADU TJ MURNI 250 gr
23 KULDON SARIAWAN 4D
24 MADU TJ STRAWBERRY D12
25 FC GREENTEA
26 ANTANGIN CANDY ASS BAG 200
pcs
27 TEJAHE BAG 50 pcs
28 OB HERBAL 100 ml
29 MINYAK TELON 100 ml BANDED
30 MADU TJ JOYBEE JERUK 100 ml
31 ANTANGIN JRG 4R
32 MADU TJ JOYBEE STRAWBERRY
100
33 OB HERBAL ZIPLONG R10
34 HC AROMATHERAPY 120 ml
35 HC AROMATHERAPY 60 ml
36 ANTANGIN CANDY ASS T150
37 OM3HEART 30 SC
38 FC LAVENDER
39 RAPET WANGI KAPLET D10
40 SARI KURMA TJ 250 GR
41 FC MINYAK KAYU PUTIH
42 MADU TJ SUPER ISI 150 gr
43 MADU TJ MURNI 500 gr
44 HOTIN STRONG TUBE 120 GR
45 OB HERBAL JUNIOR 60 ml
46 MADU TJ JOYBEE G E 200 ML
70
47 PATA 250 PCS BONUS GELAS
48 OB HERBAL ZIPLONG D5
49 MADU KURMA TJ 150 gr
50 OB HERBAL ZIPLONG 50 S
51 MADU TJ JOYBEE ORIGINAL 100
ml
52 HC AROMATHERAPY TUBE 60 ml
53 TUNTAS KAPLET D10
54 BT TRESNOJOYO 20 GR
55 MADU TJ PANAS DALAM
56 BT TRESNOJOYO 40 gr
57 BALJITOT 50 ML
58 HC AROMATHERAPY TUBE 120
ml
59 HOTIN KOYO AROMATHERAPY
10 Lbr
60 ANTANGIN CANDY HM D15
61 HOTIN CREAM PUMP 120 ML
62 TEJAHE SEKOTENG BAG 50 S
63 FRESHCARE MIX CITRUS
64 TEJAHE BANDREK BAG 50 PCS
65 NATURSLIM 30
66 FC SPORT
67 TJ JOYBEE GUMMY
68 MADU TJ SUPER 250 gr
69 ANTANGIN CANDY HM T30
70 TEJAHE TOPLES 250 PCS
71 KULDON SARIAWAN 4R
72 MINYAK KAYU PUTIH LOS 30
ML
73 MINYAK KAYU PUTIH LOS 60 ml
74 OB HERBAL D10
75 MADU KURMA TJ 250 gr
76 MADU TJ SUPER 500 gr
77 SKINFIT 5 KAPLET
78 MADU LEMON TJ
79 FRESHCARE PRESS & RELAX
STRONG 10 ml
80 ANTALINU 2D
81 OB HERBAL 30 ML
82 HOTIN BALSEM OTOT EXTRA
HOT 20g +5g
83 THP ORANGE PEEL 60 ML
84 HC AROMATHERAPY PUMP 120
ML
85 TH LAVENDER 60 ml
86 ANTAN SEHAT R12
71
87 MT TRESNOJOYO 60 ML
88 ANTANGIN JRG SYRUP T24
89 FITBES FORCE KAPLET 5 S
90 FC SANDALWOOD
91 EZYVEGIE
92 THP CITRONELLA 60 ml
93 TEJAHE SACHET BOX
94 KOJIMA D10
95 SRONGPAS GINSENG 2D
96 OB HERBAL JUNIOR 30 ML
97 THP CITRONELLA 100 + TELON
30
98 TEJAHE TOPLES 150 PCS
99 ANTALINU 2R
100 WELMOVE ULTRA
4.2 PEMBAHASAN
4.2.1 Job Description
Job description atau uraian pekerjaan merupakan gambaran jabatan dalam
sebuah organisasi baik itu disebuah perusahaan ataupun yang lainnya dengan
menguraikan rincian tugas ataupun rangkaian kegiatan dalam mengolah informasi
pekerjaan. Job description ini sangat penting untuk di terapkan di perusahaan
sehingga semua aspek yang terlibat di dalam sebuah perusahaan mempunyai
tanggung jawab dan wewenang yang jelas dalam melaksankan pekerjaannya agar
tujuan kerja menjadi lebih terukur dan jelas target pencapaiannya. Job Description
ini pula mempengaruhi akan pekerjaan menjadi lebih efektif dan efisien.
PT Jaya Bakti Raharja merupakan perusahaan yang bergerak dibidang
distributor jamu dan herbal modern dengan mengutamakan sumber daya
manusianya dalam mengontrol dan menjalankan setiap kegiatan didalam dan luar
lapangan. Tidak lepas dari peran masing-masing karyawannnya dengan tanggung
jawab yang berbeda, tugas yang berbeda di setiap aktivitasnya. karena dengan
adanya peran job description tersebut akan membuat perusahaan mudah dalam
menganalisis setiap kegiatan yang terjadi didalam perusahaan.
72
peernyataan yang telah dirangkum dalam bentuk kuesioner dan diajukan oleh
peneliti kepada 36 orang karyawan PT Jaya Bakti Raharja Kota Sukabumi.
4.2.1.1 Wewenang
Salah satu peran job description didalam perusahaan adalah wewenanng.
Wewenang ini merupakan hak dan kekuasaan karyawan dalam bertindak disebuah
perusahaan untuk mengekspresikan setiap pekerjaan yang dihadapi agar terasa
lebih ringan, jangan sampai wewenang di dalam perusahaan membatasi ruang
lingkup pekerjaan menjadi lebih sempit dan karyawan tidak bisa menyalurkan ide
atau masukan-masukan penting bagi perusahaan. Artinya kewenangan karyawan
di PT Jaya bakti raharja harus seimbang dalam pelaksaannya jangan sampai
kewenangan itu menjadi batasan dan berlebihan.
73
leluasa dalam bekerja akan tetapi masih sesuai dengan ruang lingkup
pekerjaannya.
74
4.2.1.3 Kondisi Pekerjaan
Fasilitas kerja ini merupakan sesuatu yang di dapat di perusahaan baik itu
di tempati maupun di nikmati karyawan dalam mendukung kelancaran
75
pekerjaan.Fasilitas kerja ini dapat berbentuk fisik maupun non fisik dan dapat
mendorong karyawan menjadi lebih semangat dalam bekerja dengan rasa nyaman
dan aman bekerja di perusahaan PT Jaya Bakti Raharja. Fasilitas fisik ini biasanya
bersifat dengan benda atau segala jenis peralatan kantor,transfortasi, dan untuk
nonfisik itu biasanya bersifat dengan reward atau jaminan-jaminan yang diperoleh
karyawan.
76
memenuhi standar hasil kerjanya. Jika standar hasil kerja itu tidak terpenuhi
berarti ada hal-hal yang perlu dievaluasi dalam pelaksanaannya apakah sudah
sesuai prosedur atau belum.
Dalam job description salah satu poin pentingnya bisa dikatakan juga dari
segi pendidikan, karena pendidikan ini mempengaruhi peran seseorang di dalam
sebuah perusahaan, Khususnya dari latar belakang pendidikan itu sendiri. Dalam
menentukan posisi pekerjaan perusahaan biasanya melihat dari segi
pendidikannya seperti apa, apakah ia lulusan SD, SMP, SMA, S1 ataupun yang
lainnya yang kemudian baru di tempatkan sesuai dengan apa yang menjadi kriteria
perusahaan. Apabila perusahaan menempatkan karyawan tidak sesuai basic awal
77
pendidikannya maka menjadi tanggung jawab perusahaan dalam melatihnya
kembali.
4.2.1.7 Kompetensi
Diperusahaan ini juga segala hal yang berkaitan dengan kemampuan dan
pengetahuan dijadikan suatu acuan dalam melakukan pekerjaan. Tidak hanya itu
keahlian dan keterampilanpun menjadi bagian dari kompetensi yang penting bagi
karyawan agar mampu melakssanakan pekerjaannya sesuai dengan keingina
perusahaan.
78
bekerja, maka peneliti menyebarkan kuesioner kepada 36 karyawan pabrik PT
Jaya Bakti Raharja Kota Sukabumi. Adapun hasil jawaban pada kuesioner dapat
dilihat dari tabel dibawah ini :
Tabel 4.9 Jumlah Skor Tanggapan Responden Mengenai Variabel Job Description
No Pernyataan Skor
1 Kewenangan yang diberikan perusahaaan harus sesuai dengan 153
posisi pekerjaan
2 karyawan harus memperoleh kejelasan mengenai tanggung 151
jawab yang diemban secara keseluruhan
3 peraturan atau kebijakan perusahan harus dapat dipahami 144
didalam perusahaan
4 perusahaan harus memenuhi fasilitas untuk mendukung 141
kelancaran pekerjaan
5 Target perusahaan harus jelas dalam pelaksanaanya 147
6 Latar belakang pendidikan harus sesuai dengan posisi 151
pekerjaan diperusahaan
79
7 Keahlian individu harus sesuai dengan posisi pekerjaan 153
Total 1040
Sumber: Hasil pengolahan data kuesioner 2020
Untuk mengklasifikasi penilaian responden terhadap Job description
secara keseluruhan bagian, maka dibuat pengkategorian sebagai berikut:
Setelah mengetahui total skor setiap dari sub indikator, kemudian dapat
dilakukan analisa indeks minimum sehingga dapat diketahui variabel job
description termasuk pada garis kontinum sangat rendah (SR), rendah (R),
Sedang (S), tinggi (T), atau sangat tinggi (ST) melalui garis kontinum pada
gambar sebagai berikut :
SR R S T ST
1040
252 504 756 1008 1260
Gambar IV.2 Jumlah Skor Tanggapan Responden Mengenai
Variabel Job description
Secara keseluruhan, berdasarkan perhitungan dari hasil diatas dengan
pengkategorian data diketahui bahwa nilai Job Description sebesar 1.040 berada
di antara kriteria tinggi dan sangat tinggi. Hal ini menunjukan bahwa pelaksanaan
Job description yang dilakukan PT Jaya Bakti Raharja Kota Sukabumi terbilang
kurang baik, oleh karena itu Job description perlu di perhatikan lagi oleh
perusahaan agar tercipta lingkungan kerja yang sesuai dengan yang perusahaan
harapkan.
80
tetapkan sebagai penempatan kerja itu sendiri karena penempatan kerja ini
merupakan bentuk klasifikasi penugasan karyawan yang telah disesuaikan dengan
keterampilan, pengetahuan, dan kemampuan yang dimiliki kemudian disesuaikan
dengan kriteria perusahaan untuk mencocokan posisi pekerjaaan yang akan
menjadi tanggung jawab kedepannya di perusahaan ini.
4.2.2.1 Pendidikan
81
Total 36 152 100
Sumber : Hasil penelitian diolah, 2020.
82
Berdasarkan jawaban responden dari tabel diatas,diketahui dari 36
karyawan, ada 25 karyawan ( 64.5%) menyatakan setuju dengan pengetahuan
kerja yang diberikan perusahaan harus mampu di pahami karyawan. Maka
seharusnya PT Jaya Bakti Raharja Kota Sukabimi harus mampu memberikan
informasi-informasi pekerjaan yang mampu dipahami agar karyawan mengerti
untuk bertindak dalam pekerjaannya.
83
fisik harus seusuai dengan posisi pekerjaan yang di dapatkan. Karena
keterampilan fisik ini akan berkaitan dengan mampu atau tidaknya seorang
karyawan berada dalam posisi tersebut sehingga PTJaya Bakti Raharja harus
menempatkan tiap individu karyawannya kedalam pekerjaan yang cocok pula
dengan keterampilan fisiknya.
Setelah mengetahui total skor setiap dari sub indikator, kemudian dapat
dilakukan analisa indeks minimum sehingga dapat diketahui variabel Penempatan
Kerja termasuk pada garis kontinum sangat rendah (SR), rendah (R), Sedang (S),
tinggi (T), atau sangat tinggi (ST) melalui garis kontinum pada gambar sebagai
berikut :
SR R S T ST
84
458
108 216 324 432 540
Gambar 4.3 Jumlah Skor Tanggapan Responden Mengenai
Variabel Penempatan Kerja
Secara keseluruhan, berdasarkan perhitungan dari hasil diatas dengan
pengkategorian data diketahui bahwa nilai Penempatan Kerja sebesar 458 berada
di antara kriteria tinggi dan sangat tinggi. Hal ini menunjukan bahwa pelaksanaan
Penempatan Kerja yang dilakukan PT Jaya Bakti Raharja Kota Sukabumi
terbilang kurang baik, oleh karena itu terkait penempatan kerja ini perlu lakukan
pembenahan posisi pekerjaan agar karyawan merasa nyaman dalam bekerja dan
mencapai target perusahaan yang sesuai.
Terkait kinerja karywan itu sendiri perusahaan PT Jaya Bakti Raharja Kota
Sukabumi menginginkan setiap karyawannya bekerja sesuai dengan prosedur
yang ada serta mencapai hasil yang ditargetkan perusahaan. Dengan demikian PT
Jaya Bakti Raharja Sukabumi memperhatikan hal-hal apa saja yang akan
meningkatkan setiap kinerja karyawannya, dimulai dengan dari segi kualitas,
kuantitas, keandalan dan sikap menjadi faktor yang menjadi perusahaan dalam
menilai karywannya.
85
Untuk dapat mengukur kinerja karyawan ini dapat di lihat dari kualitas
kerja karyawan itu sendiri yang berdasarkan dari hasil kinerjanya dengan
penjualan produk setiap bulannya ataupun yang lainnya. Selain itu juga salah satu
yang menetukan kualitas karyawan di PT Jaya Bakti Raharja ini yaitu dinilai ari
Kedisiplinannya dalam bekerja. Yang mana kedisiplinan ini adalah sebagai sikap
karyawan dalam mentaati aturan-aturan yang ada di perusahaan PT Jaya Bakti
Raharja dalam menjalankan setiap aktivitasnya diperusahaan.
86
berkorban lebih dalam mengeluarkan tenaga, pikiran serta waktu demi
perusahaan, , Hal tersebut seharusnya dapat diapresiasi oleh perusahaan agar tidak
menurunkan tingkat dedikasi karyawannya.
Sudah menjadi hal lumrah didalam perusahaan selalu tertuju pada target
yang harus diselesaikan karyawan setiap harinya. Karena kuantitas kerja ini
mengukur jumlah target yang tercapai oleh karyawan dan ditentukan oleh
perusahaan agar ada titik acuan yang menjadi bahan motivasi untuk diselesaikan.
Setiap target perusahan yang di tentukan sudah menjadi analisis bagian
perusahaan untuk di bebankan terhadap karyawan, yang mana target tersebut
harus diselesaikan karyawan agar menjadi nilai plus diperusahaan.
87
Untuk mengetahui jawaban responden PT Jaya Bakti Raharja Kota
Sukabumi, mengenai Kuantitas kerja dalam mengukur target perusahan yang
harus di selesaikan karyawan, maka peneliti menyebarkan kuesioner kepada 36
karyawan pabrik PT Jaya Bakti Raharja Kota Sukabumi. Adapun hasil jawaban
pada kuesioner dapat dilihat dari tabel dibawah ini :
4.2.3.3 Keandalan
88
kepada 36 karyawan pabrik PT Jaya Bakti Raharja Kota Sukabumi. Adapun hasil
jawaban pada kuesioner dapat dilihat dari tabel dibawah ini :
4.2.3.4 Sikap
89
Tabel 4.17 Jawaban Responden Mengenai Sikap Karyawan Di PT Jaya Bakti
Raharja
90
Untuk mengklasifikasi penilaian responden terhadap Kinerja Karyawan
secara keseluruhan bagian, maka dibuat pengkategorian sebagai berikut:
Setelah mengetahui total skor setiap dari sub indikator, kemudian dapat
dilakukan analisa indeks minimum sehingga dapat diketahui variabel linerja
karyawan termasuk pada garis kontinum sangat rendah (SR), rendah (R), Sedang
(S), tinggi (T), atau sangat tinggi (ST) melalui garis kontinum pada gambar
sebagai berikut :
SR R S T ST
749
180 360 540 720 900
Gambar 4.4 Jumlah Skor Tanggapan Responden Mengenai
Variabel Kinerja Karyawan
Secara keseluruhan, berdasarkan perhitungan dari hasil diatas dengan
pengkategorian data diketahui bahwa nilai Kinerja Karyawan sebesar 749 berada
di antara kriteria tinggi dan sangat tinggi. Hal ini menunjukan bahwa pelaksanaan
Kinerja karyawan yang dilakukan PT Jaya Bakti Raharja Kota Sukabumi
terbilang kurang baik, oleh karena itu Kinerja karyawan di PT Jaya Bakti raharja
mesti di tingkatkan lagi dengan memperhatikan setiap prilaku karyawan dalam
bekerja.
91
description, Penempatan Kerja, dan Kinerja karyawan pada PT Jaya Bakti Raharja
kemudian akan dianalisis oleh peneliti untuk menyimpulkaan hasil dari suatu
permasalahan yang ada.
92
disimpulkan bahwa alat pengukur itu valid”. Sebaliknya, jika korelasi tidak
berhubungan atau tidak signifikan, alat pengukur tersebut tidak valid serta alat
pengukur itu tidak perlu dipakai untuk mengukur atau mengambil data. Syarat
minimum yang dianggap memenuhi syarat adalah r ≥ 0,3.
n ∑ XY − (∑ X ) (∑Y )
rxy=
2 2 2 2
√[ n X −( ∑ X ) ] [ n Y −( ∑Y ) ]
Diantaranya :
rxy = Koefisien (hubungan) korelasi antara X dan Y
X = Skor per item
Y = Skor/Nilai total
∑X = Jumlah skor item
∑Y = Jumlah skor/nilai total
∑X2 = Jumlah kuadrat item
∑Y2 = Jumlah kuadrat total skor
∑XY = perkalian skor butir dengan skor total
n = Jumlah responden keseluruhan
93
tersebut memiliki nilai total di atas 0,3 dengan demikian seluruh butir instrumen
item Job description dinyatakan Valid..
Adapun item dengan nilai validitas paling tinggi didapatkan pada item
nomor 6 dengan nilai koefisien korelasi sebesar 0.669 sedangkan item yang
memiliki nilai validitas terendah adalah terdapat pada item nomor 3 dengan nilai
0,446.
Keterangan :
а = Reliabilitas instrumen penelitian
K = Banyaknya poin pertanyaan
Σsb2 = Jumlah deviasi standar total
Sb2 =
Varians Total
Dasar pengambilan dari uji reliabilitas ini terbagi kedalam dua bagian
yaitu apabila nilai cronbach’s alpha >0.60 maka dapat dinyatakan bahwa kesioner
tersebut reliabel atau konsisten untuk di gunakan, dan sebaliknya apabila nilai
cronbach’s alpha <0.60 maka kuesioner tersebut tidak reliabel dan tidak konsisten
untuk digunakan.(Sujarweni, 2017)
Dalam melakukan uji reliabilitas ini, peneliti menggunakan software atau
perangkat lunak SPSS 24. Hasil uji reliabilitas item Job Description dapat dilihat
pada tabel dibawah :
Tabel 4.21 Hasil Uji Reliabilitas Job Description
Reliability Statistics
94
Cronbach's
Alpha N of Items
.698 7
4.2.4.2 Hasil Uji Validitas dan Reliabilitas Penempatan Kerja (Variabel X2)
4.2.4.2.1 Hasil Uji Validitas Penempatan Kerja
n ∑ XY − (∑ X ) (∑Y )
rxy =
2 2 2 2
√[ n X −( ∑ X ) ][ n Y −( ∑Y ) ]
Diantaranya :
rxy = Koefisien (hubungan) korelasi antara X dan Y
X = Skor per item
Y = Skor/Nilai total
∑X = Jumlah skor item
∑Y = Jumlah skor/nilai total
∑X2 = Jumlah kuadrat item
∑Y2 = Jumlah kuadrat total skor
∑XY = perkalian skor butir dengan skor total
n = Jumlah responden keseluruhan
95
Sebelum melakukan pengujian validitas, Data yang didapatkan dari hasil
angket kemudian data tersebut terlebih dahulu dihitung dengan menggunakan
perangkat lunak SPSS 24. Adapun hasil pengujian validitas item Penempatan
Kerja dapat dilihat dari tabel dibawah ini :
Tabel 4.22 Hasil Uji Validitas Item Penempatan Kerja
Item r hitung r kritis Keterangan
1 0,796 0,329 Valid
2 0,711 0,329 Valid
3 0,784 0,329 Valid
Sumber: hasil penelitian yang diolah pada 2020
Berdasarkan hasil dari tabel di atas, dapat dilihat bahwa nilai korelasi
antara skor item nomor 1-3 dengan skor total diantaranya 0.796, 0.711, dan 0.784
. Seluruh item dari hasil pengujian tersebut memiliki nilai total di atas 0,329
dengan demikian seluruh butir instrumen item Penempatan Kerja dinyatakan
Valid..
Adapun item dengan nilai validitas paling tinggi didapatkan pada item
nomor 1 dengan nilai koefisien korelasi sebesar 0.796 sedangkan item yang
memiliki nilai validitas terendah adalah terdapat pada item nomor 2 dengan nilai
0,711.
Keterangan :
а = Reliabilitas instrumen penelitian
K = Banyaknya poin pertanyaan
96
Σsb2 = Jumlah deviasi standar total
Sb2 =
Varians Total
Dasar pengambilan dari uji reliabilitas ini terbagi kedalam dua bagian
yaitu apabila nilai cronbach’s alpha >0.60 maka dapat dinyatakan bahwa kesioner
tersebut reliabel atau konsisten untuk di gunakan, dan sebaliknya apabila nilai
cronbach’s alpha <0.60 maka kuesioner tersebut tidak reliabel dan tidak konsisten
untuk digunakan.(Sujarweni, 2017)
Dalam melakukan uji reliabilitas ini, peneliti menggunakan software atau
perangkat lunak SPSS 24. Hasil uji reliabilitas item Penempatan Kerja dapat
dilihat pada tabel dibawah :
Tabel 4.23 Hasil Uji Reliabilitas Penempatan Kerja
Reliability Statistics
Cronbach's
Alpha N of Items
.644 3
97
Dalam mengukur penelitian ini, pengujian validitas dijabarkan dengan
menggunakan rumus korelasi product moment sebagai berikut:
n ∑ XY − (∑ X ) (∑Y )
rxy=
2 2 2 2
√[ n X −( ∑ X ) ] [ n Y −( ∑Y ) ]
Diantaranya :
rxy = Koefisien (hubungan) korelasi antara X dan Y
X = Skor per item
Y = Skor/Nilai total
∑X = Jumlah skor item
∑Y = Jumlah skor/nilai total
∑X2 = Jumlah kuadrat item
∑Y2 = Jumlah kuadrat total skor
∑XY = perkalian skor butir dengan skor total
n = Jumlah responden keseluruhan
Adapun item dengan nilai validitas paling tinggi didapatkan pada item
nomor 2 dengan nilai koefisien korelasi sebesar 0.811 sedangkan item yang
98
memiliki nilai validitas terendah adalah terdapat pada item nomor 3 dengan nilai
0557.
Keterangan :
а = Reliabilitas instrumen penelitian
K = Banyaknya poin pertanyaan
Σsb2 = Jumlah deviasi standar total
Sb2 =
Varians Total
Dasar pengambilan dari uji reliabilitas ini terbagi kedalam dua bagian
yaitu apabila nilai cronbach’s alpha >0.60 maka dapat dinyatakan bahwa kesioner
tersebut reliabel atau konsisten untuk di gunakan, dan sebaliknya apabila nilai
cronbach’s alpha <0.60 maka kuesioner tersebut tidak reliabel dan tidak konsisten
untuk digunakan.(Sujarweni, 2017)
Dalam melakukan uji reliabilitas ini, peneliti menggunakan software atau
perangkat lunak SPSS 24. Hasil uji reliabilitas item Kinerja Karyawan dapat
dilihat pada tabel dibawah :
Tabel 4.25 Hasil Uji Reliabilitas Kinerja Karyawan
Reliability Statistics
Cronbach's
Alpha N of Items
.656 5
99
Adapun dari hasil pengujian reliabilitas Kinerja Karyawan tersebut,
sebesar 0,656, skor tersebut membuktikan berada di atas nilai Cronbach Alpha
>0,60 sehingga dapat dikatakan reliabel, yang artinya data hasil dari penelitian ini
dapat digunakan untuk mengukur analisis data selanjutnya.
100
“Kolerasi ganda dan multiple correlate merupakan suatu nilai yang
memberikan kuatnya pengaruh antara hubungan dua variabel atau lebih secara
bersama-sama dengan variabel lainnya” (Riduwan, 2014: 238)
101
0,80 – 1,000 Sangat Kuat
Sumber: (Sugiyono, 2017)
SR R S K SK
0,803
Kd = x 100%o
Keterangan :
Kd = Koefisien determinasi
r = Koefisien korelasi
Diketahui:
r = 0,803
Kd = (0,803)2 x 100%
102
Kd = 0,645 x 100%
Kd = 64.5 % (0.645)
35.5%
0.752
X1
64.5%
0,803 Y
X2 0,684
Gambar 4.6 Model Hasil Penelitian PT Jaya Bakti Raharja
Keterangan:
rx1x2 = 0,803
r2x1y = 0,752
r2x2y = 0,684
r2x1x2y = 64,5%
103
ε = 35,5%
Dari gambar di atas dapat disimpulkan bahwa korelasi atau hubungan antara
Job Desciption dan penempatan kerja 0,803, peran job description terhadap
kinerja karyawan sebesar 0,752, pengaruh penempatan kerja terhadap kinerja
karyawan sebesar 0,684 kemudian besarnya pengaruh atau peran job description
dan penempatan kerja terhadap kinerja karyawan sebesar 64,5%, sedangkan
sisanya sebesar 33,5% dipengaruhi oleh faktor lain diluar penelitian ini.
Keterangan:
Y = Subyek dependent variable yang diprediksi
X = Subjek Independent Variable
α = harga Y ketika X = 0 (harga konstan)
b = Angka atau koefisien regresi yang menunjukan angka peningkatan
ataupun penurunan variabel dependen yang didasarkan pada
perubahan variabel independen.
104
Job Description .363 .090 .533 4.046 .000
Penempatan Kerja .456 .168 .356 2.706 .011
a. Dependent Variable: Kinerja Karyawan
Sumber: hasil penelitian yang diolah,2020
Dari tabel diatas, dapat disimpulkan nilai dari persamaan regresi linier ganda
tersebut, adalah :
a = 4.479
b1 = 0.363
b2 = 0.456
Uji-t ini digunakan untuk menguji berarti atau tidak berartinya hubungan
antara variabel secara parsial signifikan maka sampel ini dapat digeneralisasikan
pada populasi dimana sampel mencerminkan keadaan populasi. Menurut
Sugiyono (2017), Uji-t ini menggunakan rumus, sebagai berikut:
Keterangan:
105
r = koefisien korelasi parsial
n = Jumlah responden
k = banyaknya variabel
Hipotesis pada uji ini adalah sebagai berikut:
thitung > ttabel, maka H1 ditolak sehingga terdapat hubungan/korelasi yang signifikan
106
Kemudian selanjutnya selanjutnya untuk variabel penempatan kerja (X2)
memiliki nilai 0,011, dengan nilai batas yang digunakan sebesar 0,05. Jadi bisa
disimpulkan nilai signifikansi kompensasi fringe benefits lebih kecil dari nilai
batas yaitu 0,011<0,05 sehingga H1 diterima dan H0 ditolak. Dan hasil tabel
coefficient diatas juga menunjukan nilai thitung (X2) penempatan kerja yaitu sebesar
2,706, sedangkan nilai ttabel yaitu sebesar 1,692 yang berarti nilai thitung lebih besar
dari ttabel (2,706>1,656) yang dapat diartikan penempatan kerja (X2) berpengaruh
terhadap kinerja karyawan (Y).
4.2.7.2 Uji Hipotesis secara simultan (Uji F)
taraf kesalahan yang ditetapkan adalah 5%. Ketika uji hipotesis simultan atau uji
2017:137)
107
Tabel 4. 31 Hasil Uji Hipotesis Secara Simultan (Uji F)
ANOVAa
Sum of
Model Squares df Mean Square F Sig.
1 Regression 48.733 2 24.366 29.885 .000b
Residual 26.906 33 .815
Total 75.639 35
a. Dependent Variable: Kinerja Karyawan
b. Predictors: (Constant), penempatan kerja, job description
Sumber: hasil penelitian yang diolah pada 2020
108
BAB V
KESIMPULAN DAN SARAN
V.1 Kesimpulan
Berdasarkan dari hasil penelitian, mengenai pembahasan dan teknik
analisis data yang penulis lakukan tentang job description dan penempatan kerja
dalam meningkatkan kinerja karyawan pada PT Jaya Bakti Raharja, dengan ini
penulis mengambil beberapa kesimpulan, diantaranya :
1. Job description di dalam PT Jaya Bakti Raharja dinilai cukup baik, hal ini
dapat dibuktikan dengan indikator-indikator job description yang telah
direspon oleh responden bahwa job description ini berjalan dengan
semestinya, hal tersebut dibuktikan oleh PT Jaya bakti raharja dengan
mengutamakan segala aspek yang menjadi kepentingan job description
tersebut dimulai dengan wewenang karyawan, tanggung jawab
karyawan,fasilitas, dan lain lain akan tetapi ada juga beberapa respondeng
yang kurang menerima segala bentuk hak yang diberikan perusahaan
sehingga masih ada beberapa indikator yang belum tergolong sempurna
dalam pelaksanaannya.
2. Penempatan Kerja yang berjalan di PT Jaya Bakti Raharja ini tergolong
baik juga dalam pelaksaannyanya atau bisa dikatakan perusahaan sesuai
menempatkan setiap posisi karyawannya. Hal tersebut juga dibuktikan dari
hasil jawaban responden mengenai latar belakang pendidikan,pemahaman
teori dan keterampilan bekerja yang mana sudah sesuai dengan harapan
karyawan namun tidak bisa di kesampingkan juga mengenai hal ini bahwa
masih terdapat beberapa responden yang menjawab kurang setuju akan hal
ini sehingga penempatan kerja ini belum 100%^ berjalan dengan baik.
3. Job description dan Penempatan kerja dalam proses meningkatan kinerja
karyawan pada PT Jaya Bakti Raharja Kota Sukabumi memiliki pengaruh
positif dan signifikan, hal tersebut dapat dilihat atau disimpulkan setelah
dalam hasil pengujian hipotesis, dan beberapa faktor lainnya yang
mempengaruhi kinerja karyawan di PT Jaya Bakti Raharja Kota Sukabumi
itu dipengaruhi oleh variabel lain diluar variabel penelitian ini.
109
5.2 Saran
1. Perusahaan harus lebih memperhatikan dan meningkatkan terus kualitas
karyawannya di dalam perusahaan, terlebih lagi mengenai job description ini
yang harus selalu perusahaan utamakan dalam meningkatkan kinerja
karyawan agar tidak salah dalam memberikan suatu pekerjaan didalamnya dan
tepat sasaran intinya. khususnya harus ada pemerataan yang sesuai kepada
setiap karyawannya agar semua karyawan PT Jaya Bakti Raharja merasa
setiap posisi pekerjaannya bisa di kendalikan dengan nyaman, dengan
memberikan wewenang, tanggung jawab, fasilitas, dan lain-lain sehingga
karyawan mampu mengaplikasikan setiap tugas perusahaan dengan baik.
2. untuk Penempatan kerja sendiri didalam PT Jaya Bakti Raharja Kota
Sukabumi sama seperti job description bahwa harus selalu ada peningkatan
kemballi dan bisa membuat karyawannya nyaman didalam perusahaan. Yang
mana perusahaan harus ammpu menempatkan setiap latar belakng
pendidikannya sesuai dengan posisi pekerjaan, ataupun keterampilan serta
pemahaman teori pekerjaannpun harus mampu dipahami karyawan.
3. kemudian Perusahaan harus bisa menstabilakan bahkan meningkatkan
kinerja karywan yang telah dinilai baik dalam hasil jawaban responden. Agar
mempermudah perusahaan dalam mencapai setiap tujuan ataupun targetnya,
karna jika kinerja karyawan tidak maksimal dalam bekerja secara otomatis
target perusahaanpun akan tertunda.
110