Anda di halaman 1dari 11

See discussions, stats, and author profiles for this publication at: https://www.researchgate.

net/publication/282264382

SISTEM PENGUKUR KECEPATAN PADA VISKOMETER BOLA JATUH BERBASIS


MIKROKONTROLER ATMEGA 8535

Research · September 2015


DOI: 10.13140/RG.2.1.3464.7526

CITATIONS READS
0 3,329

1 author:

Arif Surtono
Lampung University
9 PUBLICATIONS   1 CITATION   

SEE PROFILE

Some of the authors of this publication are also working on these related projects:

Rancang bangun alat ukur massa jenis zat cair View project

All content following this page was uploaded by Arif Surtono on 29 September 2015.

The user has requested enhancement of the downloaded file.


SISTEM PENGUKUR KECEPATAN PADA VISKOMETER BOLA JATUH
BERBASIS MIKROKONTROLER ATMEGA8535

Arif Surtono dan Sri Wahyu Suciyati


Jurusan Fisika Fakultas MIPA Universitas Lampung
Jl. Prof. Sumantri Brojonegaoro No. 1 Bandar Lampung
Email: arifgandes@gmail.com / arifs@unila.ac.id

ABSTRAK

Pengukuran viskositas fluida dengan metoda bola jatuh sering dilakukan mengingat
kesederhanaan alat dan kemudahan dalam pelaksanaannya. Pengukuran kecepatan pada
viskometer bola jatuh merupakan kunci utama keakuratan pengukuran viskositas. Oleh karena
itu perlu dirancang sistem pengukuran kecepatan bola jatuh yang akurat. Penelitian ini
bertujuan untuk rancang bangun sistem pengukur kecepatan bola jatuh menggunakan sensor
fotodioda dan mikrokontroler pada pengukuran viskositas metoda bola jatuh agar mengurangi
kesalahan-kesalahan dalam mengukur kecepatan bola jatuh. Untuk mendeteksi bola jatuh
digunakan laser pointer dan sensor fotodioda. Keluaran sensor dihubungkan ke pin 16 (PD.2)
dan pin 17 (PD.3) ATMega8535. Setiap ada perubahan level tegangan pada pin 16
mikrokontroler akan memicu mulai cacahan waktu dan setiap ada perubahan level tegangan
pada pin 17 membuat mikrokontroler menghentikan cacahan waktu. Cacahan waktu ini
disimpan di dalam register perekam counter yaitu TCNT1H dan TCNT1L. Pencacah waktu diatur
menggunakan frekuensi 1 MHz sehingga resolusi waktu adalah 1 mikrodetik (1 us). Data waktu
ini digunakan untuk menghitung kecepatan bola jatuh pada sampel oli. Diperoleh hasil bahwa
kecepatan yang dihitung mikrokontroler sama dengan kecepatan dari analisa perhitungan.
Kecepatan bola jatuh dalam oli yang sama diperoleh tetap meskipun jarak antar sensor diubah-
ubah.

Kata-kata kunci : kecepatan, bola jatuh, mikrokontroler, fotodioda.

Proseding SATEK 3, 19 Oktober 2010, Universitas Lampung Page 1


1. PENDAHULUAN

Mengukur viskositas fluida dengan metoda bola jatuh merupakan metoda yang sering
digunakan karena sederhana dan mudah memakainya (Viswanath, et.al, 2007; Walters and
Jones, 1996). Prinsip pengukuran viskositas metode bola jatuh ialah dengan cara mengukur
kecepatan bola (pejal) jatuh di dalam fluida uji. Dengan terlebih dulu diketahui data jari-jari
bola, massa jenis bola, massa jenis cairan dan percepatan gravitasi maka viskositas cairan dapat
dihitung. Mengukur kecepatan bola jatuh biasanya dilakukan dengan cara mencatat waktu yang
dibutuhkan untuk menempuh jarak tertentu (Zemansky and Sears, 1991).

Kelemahan utama metode bola jatuh selama ini adalah (Giancoli, 1998) : 1) kesalahan
dalam pengamatan gerak bola akibat tidak lurus pandangan (kesalahan paralak), 2) kelelahan
atau kerusakan mata pengamat, 3) ketidakakuratan dalam mengukur waktu tempuh bola jatuh
karena tidak serempaknya pengamatan bola dan pengamatan pencatatan waktu. Alhasil, data
kecepatan bola jatuh yang diinginkan tidak akurat. Meskipun dengan cara tersebut sudah
memberikan hasil yang cukup untuk praktikum di laboratorium, namun untuk mendapatkan
data dengan keakuratan tinggi misalnya untuk tujuan riset, perlu dilakukan perbaikan terhadap
kelemahan tersebut.

Untuk meminimalisir kelemahan tersebut maka perlu dikembangkan sistem pengukuran


kecepatan yang lebih baik sehingga diperoleh data viskositas yang akurat. Penelitian serupa
pernah dilakukan menggunakan sensor fototransistor (Surtono dan Susanto, 2007) dan sensor
koil (Suciati dan Surtono, 2007), namun keduanya masih menggunakan komputer pribadi (PC)
sehingga kurang fleksibel jika digunakan di lapangan dan membutuhkan daya listrik besar. Pada
penelitian ini sistem pengukur kecepatan bola jatuh menggunakan sensor fotodioda dan laser
pointer berbasis mikrokontroler ATMega8535 sehingga lebih fleksibel dan konsumsi daya listrik
lebih rendah. Mikrokontroler ATMega8535 merupakan mikrokontroler keluarga AVR yang
memiliki fitur cukup lengkap seperti timer/counter, kapasits memori cukup besar, PWM,
USART, ADC internal dan lain-lain sehingga cocok untuk kebutuhan rancang bangun
instrumentasi pengukuran maupun kendali (Heryanto dan Adi, 2008; Bejo, 2008; Wardhana,
2006). Selain itu juga memiliki kemudahan dalam pemrograman menggunakan bahasa C.

Proseding SATEK 3, 19 Oktober 2010, Universitas Lampung Page 2


2. METODE PENELITIAN

2.1 Diagram Blok dan Prinsip Kerja Alat


Gambar di bawah ini adalah diagram blok alat yang direalisasikan dalam penelitian.

Bola pejal

LCD
2x16 karakter

L
F SC Kecepatan bola
L jatuh v
A U Mikro
S I kontroler
E D SC Atmega
R A 8535

fotodioda

Gambar 1. Diagram blok rancangan alat

Adapun prinsip kerja alat dijelaskan sebagai berikut :


Laser dan fotodioda dibuat berpasangan, yaitu dalam posisi berhadap-hadapan. Pasangan
bagian atas untuk mendeteksi mulainya hitungan waktu bola jatuh dan pasangan bagian bawah
untuk deteksi berakhirnya hitungan waktu. Jadi fotodioda atas untuk menentukan mulai
(START) cacahan waktu dan fotodioda bawah untuk menghentikan (STOP) cacahan waktu.
Ketika bola melewati cahaya laser bagian atas cacahan waktu dimulai (START) dan ketika bola
sudah melewati cahaya laser bagian bawah maka cacahan waktu berhenti (STOP). Kedua
fotodioda ini dihubungkan ke rangkaian pengkondisi sinyal berupa komparator tegangan yang
tersusun atas sejumlah resistor dan sebuah IC komparator LM 311. Keluaran pengkondisi sinyal
(komparator) bagian atas dihubungkan ke pin 16 (port D.2) ATMega8535 dan keluaran
pengkondisi sinyal bagian bawah dihubungkan ke pin 17 (port D.3). Register timer1 (TCNT1H
dan TCNT1L) difungsikan untuk mencacah waktu. Banyaknya cacahan waktu (misal n) disimpan

Proseding SATEK 3, 19 Oktober 2010, Universitas Lampung Page 3


dalam bentuk integer di register tersebut. Interval waktu bola jatuh diperoleh dari hitungan
konversi nilai cacahan :

Interval waktu (t) = n . T (detik) (1)

dengan T = 1/fclock = periode clock mikrokontroler. fclock = 1 MHz = 1000000 Hz.

Nilai interval waktu ini oleh mikrokontroler digunakan untuk menghitung kecepatan bola jatuh (
v = d/t ). Hasil perhitungan nilai kecepatan v dikirim ke LCD untuk ditampilkan sebagai nilai
kecepatan bola jatuh.

2.2 Rangkaian Pengkondisi Sinyal


Pada prinsipnya rangkaian ini terdiri dari dua buah, yang pertama untuk memberi tanda mulai
cacahan waktu dan yang kedua untuk tanda cacahan waktu berakhir. Komponen penting
rangkaian ini adalah fotodioda, IC komparator LM311 dan laser pointer seperti pada gambar 2.

VCC VCC

R2
1K R3 R4 R6
1 0K 1 00 K 1K

L0
8
6

LED/LASER L1

2
7 PD2
3
R5 IC4
PT0 1 00 K LM3 11
4

Gambar 2. Rangkaian pendeteksi bola


Keluaran komparator LM311 akan memiliki kondisi high jika input tak-membalik V+ (pin 2) lebih
besar dari input membalik V- (pin 3). Begitu pula sebaliknya, keluaran komparator LM311 akan
memiliki kondisi low jika input tak-membalik V+ lebih kecil dari input membalik V-. Besarnya
tegangan pada pin 2 adalah Vcc/2 karena adanya pembagi tegangan R4 dan R5 yang nilainya
sama. Keluaran LM311 selalu berubah-ubah seiring dengan perubahan cahaya dari laser pointer
yang mengenai sensor fotodioda (Fraden, 1996 ; Areny and Webster, 1991).

Proseding SATEK 3, 19 Oktober 2010, Universitas Lampung Page 4


Ketika cahaya laser mengenai sensor maka terjadi hubungan singkat ke ground
sehingga V- lebih kecil dari V+, akibatnya keluaran LM311 menjadi high (indikatornya LED
mati). Dan ketika cahaya laser terhalang oleh bola jatuh maka sensor tidak terjadi hubungan
singkat ke ground sehingga V- lebih besar dari V+ sehingga keluaran LM311 menjadi low
(indikatornya LED nyala). Pada prakteknya cahaya laser akan mengalami perubahan jika ada
benda yang menghalanginya, dalam penelitian ini ada bola yang jatuh di dalam fluida oli. Dua
keluaran LM311 merupakan level TTL yang dihubungkan ke pin 16 dan pin 17 ATMega8535
untuk mengatur kapan cacahan waktu dimulai dan diakhiri.

2.2 Kerangka Dudukan Laser dan Sensor

Tiang untuk dudukan laser pointer dan sensor harus dibuat berdiri tegak dan berhadapan.
Di tengah-tengah di antara dudukan laser dan sensor ditempatkan tabung gelas untuk
mewadahi sampel oli yang hendak diukur viskositasnya. Cahaya laser ditembakkan pada gelas
dan oli, lurus menghadap sensor di depannya. Gambar 3 berikut ini adalah kerangka dudukan
laser dan sensor yang digunakan pada penelitian ini.

Gambar 3. Dudukan laser pointer dan sensor fotodioda

Proseding SATEK 3, 19 Oktober 2010, Universitas Lampung Page 5


Dudukan laser dan sensor menempel pada sebuah tiang alumunim empat persegi panjang.
Kedua dudukan dapat digerakkan naik-turun agar fleksibel mengatur jarak antar sensor. Dari
gambar 3 dapat dilihat tiang laser pointer disebelah kanan dan sensor disebelah kiri.

3 HASIL DAN PEMBAHASAN

3.1 Tanggapan Rangkaian Pengkondisi Sinyal


Tanggapan rangkaian pengkondisi sinyal merupakan tanggapan keluaran IC komparator
LM311 seperti pada rangkaian di gambar 2. Tanggapan ini diperoleh dengan cara mengukur
tegangan pada titik pembagi tegangan yang menjadi input komparator ( V+ dan V-) terhadap
respon cahaya dari laser pointer. Keluaran pin 7 LM311 diamati dengan melihat LED indikator.
Jika LED menyala maka keluaran komparator low dan jika LED padam maka keluaran
komparator high. Tanggapan rangkaian terjadi pada saat sensor diberikan paparan cahaya dari
laser pointer dan saat tidak dipapari cahaya laser. Ketika hanya ada cahaya dari lingkungan,
misal dari lampu ruangan atau cahaya dari luar, sensor tidak menanggapinya. Artinya sensor
dirancang hanya menanggapi cahaya dari laser pointer. Hasil selengkapnya tanggapan
rangkaian pendeteksi bola terangkum pada tabel 1 berikut ini.

Tabel 1. Tanggapan rangkaian pendeteksi bola


Kondisi laser Tanggapan rangkaian
pointer
V+ V- Output LM311 Kondisi LED
Menyala (ON) 2,34 V 0,01 – 0,02 V High Padam (OFF)
Padam (OFF) 2,34 V 4,33 – 4,88 V Low Menyala (ON)

Berdasarkan tabel 1 dapat dikatakan bahwa rangkaian pendeteksi bola memiliki tanggapan
yang sangat baik. Sensor memberikan tanggapan sangat sensitif terhadap perubahan cahaya
laser, yaitu membuat tegangan pada titik pembagi tegangan berubah dari sekitar 0,01 V saat
dikenai laser menjadi sekitar 4,33 – 4,88 V saat laser dipadamkan.

Proseding SATEK 3, 19 Oktober 2010, Universitas Lampung Page 6


3.2 Hasil Uji Pengukuran Waktu Bola Jatuh dan Kecepatannya
Keakuratan pengukuran kecepatan bola jatuh ditentukan oleh keakuratan pengukuran
waktu tempuh bola jatuh. Hal ini pada aplikasinya juga menentukan keakuratan viskometer
bola jatuh. Pada penelitian ini digunakan sebuah bola terbuat dari bahan ebondit bermassa
2,8129 gram dan kerapatannya 1478,1041 kg/m3 . Bola dijatuhkan pada sampel oli baru
SAE20W-50 dan jarak tempuh ditetapkan 12 cm. Waktu tempuh bola diukur menggunakan alat
hasil rancangan yang ditampilkan pada LCD dan dibandingkan dengan pengukuran manual
menggunakan stopwatch. Tabel 2 berikut ini adalah hasil pengukuran waktu bola jatuh pada
sampel oli tersebut.
Tabel 2. Waktu bola jatuh pada oli
Pengukuran
ke- talat(s) tmanual (s)
1 1.875 1.95
2 1.875 1.94
3 1.899 1.95
4 1.923 1.93
5 1.923 1.94
6 1.974 1.93
7 1.948 1.96
8 2.000 1.95
9 2.027 2.06
10 1.974 2.00

Grafik data pengukuran waktu tabel 2 seperti gambar 4 berikut ini.

Gambar 4. Pengukuran waktu bola jatuh pada oli SAE20W-50

Proseding SATEK 3, 19 Oktober 2010, Universitas Lampung Page 7


Berdasarkan tabel 2 dan grafik gambar 4 dapat diterangkan bahwa :
1) alat mampu mengukur waktu bola jatuh yang tidak jauh berbeda dengan hasil pengukuran
manual menggunakan stopwatch. Ini berarti hasil sistem pengukur kecepatan bola jatuh
menggunakan mikrokontroler ATMega8535 dapat berfungsi sesuai dengan yang
diharapkan.
2) Pengukuran waktu berulang sebanyak 10 kali pada alat menunjukkan konsistensi yang baik.
Hal ini ditunjukkan tidak adanya perbedaan yang signifikan antar hasil pengukuran satu
dengan yang lain seperti pada data tersebut.
Adapun pengukuran kecepatan juga diujikan pada sampel yang sama, namun dilakukan pada
jarak tempuh berbeda-beda untuk mengetahui apakah kecepatan bola jatuh di berbagai tempat
dalam sampel oli berubah-ubah. Pengukuran kecepatan dilakukan menggunakan alat sistem
pengukur kecepatan berbasis mikrokontroler ATMega8535 hasil rancangan dan dibandingkan
dengan perhitungan kecepatan secara manual yang didasarkan pada rekaman waktu alat
tersebut.
Tabel 3 berikut ini adalah data uji pengukuran kecepatan bola jatuh di dalam sampel oli
SAE20W-50 pada jarak berbeda-beda.

Tabel 3. Kecepatan bola jatuh pada sampel oli pada jarak berbeda-beda.
Vhitung
Jarak (m) Waktu (s) Valat (m/s) (m/s)
0.15 2.445 0.061 0.061
0.13 2.092 0.062 0.062
0.11 1.859 0.059 0.059
0.09 1.467 0.061 0.061
0.07 1.114 0.063 0.063
0.05 0.820 0.061 0.061

Berdasarkan hasil pada tabel 3 diperoleh bahwa kecepatan yang dihitung


mikrokontroler sama dengan kecepatan dari analisa perhitungan yang didasarkan bacaan waktu
oleh alat (pada LCD). Ini berarti dalam hal menghitung rumus kecepatan mikrokontroler mampu
memberikan hasil sesuai dengan perhitungan secara manual.

Proseding SATEK 3, 19 Oktober 2010, Universitas Lampung Page 8


Selain itu kecepatan bola jatuh di dalam oli yang sama diperoleh relatif tetap meskipun
jarak antar sensor diubah-ubah. Kondisi ini adalah ideal untuk sebuah desain viskometer bola
jatuh karena kecepatan bola jatuh di dalam sampel oli telah konstan. Kecepatan bola jatuh
konstan artinya jumlah gaya-gaya yang bekerja pada bola di dalam sampel oli adalah nol
sehingga viskositas sampel dapat dihitung secara sederhana berdasarkan persamaan viskositas
metoda bola jatuh yaitu (Giancoli, 1998 ; Zemansky and Sears, 1991) :
2r 2 g  '  
 (2)
9v
dengan: = viskositas (N s/m2)
r = jejari bola (m)
ρ’ = massa jenis bola (kg/m3)
ρ = massa jenis fluida (kg/m3)
g = percepatan gravitasi (m/s2)
ν = kecepatan gerak bola jatuh (m/s)

4 KESIMPULAN
Secara umum dari pengujian alat sistem pengukur kecepatan ini diperoleh kesimpulan bahwa
1. pasangan laser pointer-sensor fotodioda yang dirangkai ke dalam rangkaian komparator
tegangan menggunakan IC LM311 dapat berfungsi sebagai sistem deteksi objek bergerak,
dalam hal ini bola jatuh di dalam fluida oli.
2. Mikrokontroler Atmega 8535 dapat mengukur waktu dan kecepatan bola jatuh dengan
hasil cukup baik dibanding cara manual.
3. Sistem pengukur kecepatan bola jatuh berbasis mikrokontroler Atmega 8535 layak
digunakan untuk alat viskometer bola jatuh karena cukup akurat mengukur kecepatan
bola jatuh dan

UCAPAN TERIMA KASIH

Ucapan terimakasih kami sampaikan kepada Pemerintah melalui Dirjen Dikti yang telah
membiayai penelitian ini pada Program Penelitian Hibah Bersaing Dikti Tahun Anggaran 2009-

Proseding SATEK 3, 19 Oktober 2010, Universitas Lampung Page 9


2010. Ucapan terimakasih juga kami sampaikan kepada Jurusan Fisika FMIPA Unila yang telah
menyediakan sarananya selama menyelesaikan penelitian ini.

DAFTAR PUSTAKA

Areny, P.R. and Webster, J.G, 1991, Sensors and Signal Conditioning, John Willey and Sons, Ins.
, New York.

Bejo, A., 2008, C dan AVR : Rahasia Kemudahan Bahasa C dalam Mikrokontroler ATMega8535,
Graha Ilmu, Yogyakarta.

Fraden, J, 1996, Modern Sensor: Physics, Designs and Application, Thermoscan Inc., Sandiego,
California.

Giancoli, Douglas C., 1998, Physics, terjemahan Yuhilza Hanum, Erlangga, Jakarta.

Heryanto, M.A. dan Adi P, W., 2008, Pemrograman Bahasa C untuk Mikrokontroler
Atmega8535, Penerbit ANDI, Yogyakata.

Surtono, A. dan Susanto, E., 2007, Aplikasi Sensor Fotodioda pada Viskometer Metode Bola
Jatuh Berbantukan Komputer, Jurnal Sains dan Teknologi, vol. 13, No. 03, hal. 251-256.

Suciati, S. dan Surtono, A., 2007, Aplikasi Kumparan Kawat sebagai Sensor pada Pembuatan
Viskositasmeter Metode Bola Jatuh Berbasis Komputer, Laporan Akhir Penelitian Dosen
Muda, Lembaga Penelitian Unila.

Visnawath, D.S, Ghosh, T.K, Prasad, D.H.L, Dutt, N.V.K, and Rani, K.Y, Viscosity of Fluid : Theory,
Estimation, Experiment, and Data, Springer, Netherlands.

Walters, K. and Jones, W. N., 1996, Measurement of Viscosity, dalam Instrumentation


Reference Book, editor Noltingk, B. E., Butterwoth-Heineman, Oxford.

Wadhana,L., 2006, Belajar Sendiri Mikrokontroler AVR Seri ATMega8535, Penerbit ANDI,
Yogyakarta.

Zemansky, M.W. and Sears, F.W., 1991, University Physics, terjemahan Soerdajana dan Amir
Achmad, Binacipta, Jakarta.

Proseding SATEK 3, 19 Oktober 2010, Universitas Lampung Page 10

View publication stats

Anda mungkin juga menyukai