Anda di halaman 1dari 6

TANYA JAWAB PKM

1. Apakah sudah ada penelitian sebelumnya? A


 Belum ada penelitian yang memanfaatkan satelit di daerah Olele. Penelitian geologi
yang telah dilakukan ialah pemetaan Oleh Bahutala. Ecotourism telah diteliti oleh
Mahale dkk (2018), Hamzah dkk (2020). Untuk konsep Eco-geotourism belum ada
yang meneliti, terutama pembuatan rancangan kawasan wisata. Website yang memuat
potensi Olele hanya berupa tulisan-tulisan artikel lepas secara personal. Belum ada
website yang membahas konsep wisata daerah Olele.
2. Apakah ada perubahan judul/metode? A
 Tidak ada perubahan judul. Metode integrasi data satelit tidak ada perubahan, hanya
pada data geologi dan kelautan yang berubah menjadi kajian pustaka.
3. Kendala yang dihadapi? A
 Sejauh ini penelitian ini tidak terhalangi dengan adanya pandemi. Perubahan metode
menjadi kajian pustaka tidak menghalangi kami untuk mencapai tujuan awal kami
yang kami janjikan dalam proposal penelitian kami. Akses ke data citra satelit juga
tidak mengalami kendala karena dapat diakses secara gratis melalui website Badan
Informasi Geospasial (BIG). Pengolahan data citra juga tidak mengalami kendala
karena diolah menggunakan aplikasi/software Sistem Informasi Geografis.
4. Penggunaan dananya? Y
 Penggunaan dana kami dominan pada publikasi (sebut total publikasi), dan pembelian
pulsa untuk ketua dan anggota (fyi: total utk pulsa 600.000)
5. Apa kebaruan yang ditemukan? Apa perbedaan penelitian ini dengan penelitian
sebelumnya? Apa kelebihan penelitian ini dibanding penelitian sebelumnya? A
 yang pertama: berdasarkan kajian literatur kami menemukan bahwa di daerah Olele
terdapat kontak Breksi Vulkanik yang merupakan produk gunungapi purba dengan
batugamping terumbu yang merupakan produk laut dangkal. Pada zaman Tersier,
Olele berada pada kawasan Gunungapi, kemudian berubah menjadi perairan laut
dangkal pada zaman kuarter, dan mengalami pengangkatan akibat prose tektonik
sehingga berada di daratan seperti saat ini. Olele merupakan satu-satunya daerah di
Indonesia dimana produk gunungapi purba zaman tersier bertemu dengan produk laut
dangkal zaman kuarter di satu tempat yang sama.
 yang kedua: berdasarkan kajian literatur kami menemukan bahwa sponge Petrosia
lignosa yang ada di Olele memiliki keunikan yang terletak pada warnanya yang lebih
variatif, bentuk permukaannya yang artistik, corak Salvador Dali, dan ukurannya yag
mencapai 3 meter lebih. Jauh berbeda dengan Petrosia lignosa yang ada di Togean
(Wilson, 1925), Brasil (Leal, 2017), Thailand (Putchakarn, 2014) dan San Fransisco
(Thacker, 2013).
 yang ketiga: berdasarkan teknologi data citra satelit kami menemukan bahwa
keunikan Petrosia lignosa Olele terletak pada model topografi bawah laut.
Berdasarkan model 3D batimetri yang kami buat, topografi Olele menurun dengan
sangat tajam dan membentuk Carbonate Shelf Environment.
 yang keempat: Kami juga menemukan hubungan antara morfologi bukaan pada Goa
Jin dengan kelurusan struktur pada daratan. Berdasarkan temuan kami, morfologi
bukaan pada Gua Jin dipengaruhi oleh struktur di daratan tidak hanya oleh proses
pengerjaan air laut.
TANYA JAWAB PKM

 yang kelima: berdasarkan model 3D daratan kami menemukan adanya sungai yang
berpotensi mengangkut sedimen dari perbukitan curam yang berpotensi merusak
terumbu karang. Oleh karena itu kami merancang adanya waduk penahan sedimen.
 yang keenam: kami membuat model rancangan eco-geotourism. Konsep rancangan
eco-geotourism merupakan rancangan yang sustainable dan belum pernah ada
sebelumnya di Sulawesi. Rancangan kawasan kami buat dengan memanfaatkan
teknologi data citra satelit.
 yang ke tujuh:
 Hal-hal yang kami temukan ini tidak pernah ditemukan oleh peneliti sebelumnya.
6. Berapa jumlah rujukan? F
 Keseluruhan rujukan berjumlah 54, yang kami cantumkan ke daftar pustaka berjumlah
23, yang kami rujuk untuk studi komparasi pada narrative review berjumlah 11.
7. Apa gagasan awal munculnya penelitian ini? A
 Pengelolaan pariwisata Olele yang belum optimal (tidak terstruktur dengan baik
sehingga dapat mengakibatkan kerusakan pada potensi eco-geo di Olele) padahal
Olele telah ditetapkan sebagai kawasan konservasi.
 Olele kalah saing dari Togean (Sulteng) Wisatawan lebih sering menuju ke Togean,
padahal perairan Olele memiliki keindahan perairan yang lebih indah dibanding
Togean. Menurut Mahale dkk (2018) dan Lasoma (2019), Olele memiliki potensi
yang memukau namun pengelolaannya masih tergolong belum baik. Selain itu,
potensi geologi daerah Olele belum dimanfaatkan sebagai wisata daerah. (Cerita
David Finn ke Togean - 2017)
8. Pengelolaan website?Y
 Pengelolaan website akan diserahkan pada POKDARWIS desa Olele. Sebelum
penyerahan website akan diadakan sosialisasi dan pelatihan pengelolaan website
kepada POKDARWIS desa Olele berkolaborasi dengan Bappeda Provinsi Gorontalo.
Kerjasama dengan Bappeda telah dirintis sejak pelaksanaan diseminasi.
9. Keunggulan website?F
 Artikel terkait Olele umumnya merupakan artikel lepas yang ditulis secara pribadi
oleh wisatawan. Website ini akan dirancang agar SEO friendly dan dapat diakses
secara global sehingga dapat menyajikan potensi, keindahan, dan keunikan daerah
Olele serta konsep kawasan Eco-Geotourism Olele.
10. JPCS Publication konferensinya ?F
 Konferensinya ialah 4th International Conference on Advance and Scientific
Innovation. dilaksanakan online via Join Zoom Meeting
https://us02web.zoom.us/j/84238122532?
pwd=M05oQVMyUDBrMUtrRmp2SURwcFZzZz09 Meeting ID: 842 3812 2532 Passcode:
UNHAR. Pelaksana: Universitas Harapan Medan.
11. Potensi di masa depan?Y
 Hasil penelitian kami berhasil menemukan kebaruan daerah Olele, baik dari aspek
geologi maupun kelautan. Hasil penelitian ini dapat menjadi penunjang dalam
pengembangan Geopark Gorontalo yang akan diusulkan oleh Bappeda Provinsi
Gorontalo pada Desember 2020 ke Badan Geolog, Kementerian ESDM. Selain itu,
penelitian ini dapat dilanjutkan dengan skim PKM-M di masa yang akan datang.
TANYA JAWAB PKM

12. Kenapa harus ada keunikan?F


 Konsep wisata suatu daerah yang hanya mengandalkan keindahan akan kalah saing
dengan konsep eco-geotourism. Poin keindahan pada daerah wisata hampir dimiliki
oleh setiap daerah. Namun keunikan merupakan hal yang langka. Dengan adanya
keunikan, maka potensi wisata suatu daerah dapat dimaksimalkan.
13. Apa Keunikan Olele? Apa hasil yang diperoleh dari penelitian? A
Keunikan breksi dan spesies petrosia lignosa daerah Olele ada pada skala lokal, nasional,
dan internasional ini dapat menjadi daya tarik wisata daerah Olele dikarenakan keunikan
ini hanya dapat ditemukan di Olele.
 Hanya dalam jarak 1 m dari bibir pantai terumbu karang yang indah dapat ditemukan
di Olele (berdasarkan hasil kajian pustaka kelautan dan 3D batimetri).
 Sponge Petrosia lignosa merupakan yang paling unik dan indah di seluruh dunia
karena proses pertumbuhannya tidak terhalang oleh gelombang laut dangkal. Hal ini
dikarenakan model topografi bawah laut Olele (berdasarkan model 3D batimetri)
membentuk carbonate shelf environment.
 Terdapat kontak yang sangat jelas antara breksi vulkanik (yang merupakan produk
gunungapi purba) dan batugamping terumbu (yang merupakan produk laut dangkal)
di Olele. Satu-satunya di Gorontalo dan Indonesia.
14. Proses penelusuran jurnal?F
 Penelusuran jurnal dilakukan secara daring pada search engine google, researchgate,
sciencedirect, repository ung, dan google scholar. Jurnal yang digunakan adalah jurnal
nasional dan jurnal internasional.
15. Hubungan DEMNAS dan kajian geologi?F
 DEMNAS daerah Olele digunakan untuk mengetahui morfologi dan kemiringan
lereng daerah Olele, sementara kajian geologi akan menjelaskan geologi daerah Olele.
Integrasi DEMNAS ke geologi akan menghasilkan geomorfologi daerah Olele dan
model 3D geomorfologi
16. Kontribusi peta kemiringan dan geomorfologi?F
 Peta kemiringan lereng dan geomorfologi berfungsi membantu penentuan geosite
yang dapat dijangkau oleh wisatawan dan menunjang penempatan landscape
observatory point. Penentuannya didasarkan pada daerah dengan kemiringan lereng
rendah, dan mewakili dari masing-masing satuan geomorfologi daerah Olele.
17. Kontribusi Kelurusan?F
 Peta kelurusan dapat menunjukkan daerah dengan intensitas rekahan yang tinggi.
Intensitas rekahan yang rendah dapat menjadikan kawasan tersebut stabil untuk
perancangan landscape observatory point. Kawasan dengan intensitas rekahan yang
tinggi dapat mengindikasikan intesitas rekahan yang dapat menjadi daerah tangkapan
air meteorik. Sehingga dapat menjadi cadangan air daerah Olele.
18. Kenapa hanya ada 2 geosite ?A
 Akses yang mudah hanya 2 spot. Kawasan lain akan dijaga kelestariannya. Selain itu,
kedua geosite ini telah mewakili rekaman sejarah geologi daerah olele.
19. Kenapa hanya ada 4 ecosite ?Y
TANYA JAWAB PKM

 Kerena spot ecosite merujuk pada penelitian Hamzah dkk, 2020 dan DKP Bone
Bolango 2006, spot ini merupakan spot ideal untuk pengamatan Biodiversitas daerah
olele

20. Kenapa buat pemodelan yang lebih luas?F


 Pemodelan dilakukan untuk mengetahui daerah sekitar karena daerah sekitar memiliki
pengaruh kepada daerah Olele. Hasil pemodelan kami berhasil menemukan bahwa
sungai-sungai yang bermuara di Olele otomatis membawa sedimen, sehingga hal ini
melatarbelakangi rancangan waduk penahan sedimen di Desa Olele.
21. Tahu darimana perbedaan Petrosia lignosa Olele dan daerah lainnya?Y
 Menurut Jones (2014), lingkungan ideal bagi sponge petrosia lignosa untuk hidup
adalah pada tebing terumbu yang jauh dari pengaruh gelombang permukaan.
Berdasarkan model 3D Batimetry, topografi bawah laut Olele membentuk carbonate
shelf environment dan memiliki perubahan topografi yang menurun secara tajam
sehingga menunjang pertumbuhan ideal bagi petrosia lignosa dan spesies terumbu
lainnya. Inilah yang membuat petrosia lignosa Olele, satu-satunya yang terbaik di
dunia. Sedangkan lingkungan pertumbuhan sponge petrosia lignosa lainnya di
Togean, Thailand, Brasil dan San Fransisco berdasarkan hasil pengamatan pada
google earth termasuk pada perairan paparan yang dangkal. Oleh karenaya petrosia
lignosa dan terumbu karang di tempat tersebut tidak tumbuh dengan baik. Tidak
memiliki bentuk, corak dan warna yang menarik.
22. Apa Prinsip konservasi, edukasi, dan mitigasi yang kalian tawarkan? A
 Konservasi: Waduk penahan sedimen; Edukasi: Geosite dan Ecosite; Mitigasi:
Landscape Observatory Point.

23. Kenapa penelitian ini penting untuk dilakukan? A


 Pertama, pengelolaan wisata Olele belum terstruktur menurut (Mahale dkk, 2018),
oleh karenanya, kami membuat suatu konsep dan rancangan kawasan yang dapat
menjadikan pariwisata Olele lebih terstruktur.
 Kedua, Olele memiliki potensi yang sangat melimpah, namun belum dikenal secara
global. Hal ini dikarenakan kurang tereksposnya Olele di tingkat Global. Sehingga
kami membuat website yang dapat diakses secara global, guna mengenalkan
pariwisata Olele ke tingkat Internasional.
24. Apakah ada wilayah lain yang kalian pelajari terkait eco-geotourism? A
 Berdasarkan hasil pencarian jurnal yang kami lakukan, Kawasan Eco-Geotourism
Olele merupakan kawasan pertama yang ada di Sulawesi dan kedua di Indonesia
setelah Eco-Geotourism yang ada di Merangin, Jambi pada penelitian (Wibowo,
2019). Hanya saja pada penelitian Wibowo tidak membuat rancangan dan hanya
sebatas mengidentifikasi potensinya saja.
25. Rekomendasi kepada Pemerintah? Y
 Pertama, Kami berkolaborasi dengan BAPPEDA provinsi Gorontalo untuk
mensosialisasikan konsep Eco-Geotourism Olele dan pelatihan pengelolaan website .
TANYA JAWAB PKM

 Kedua, Menjadi acuan bagi pemerintah terkait penentuan regulasi dan kebijakan yang
akan diterapkan pada kawasan wisata Olele dan geopark Gorontalo yang akan
diajukan pemerintah provinsi Gorontalo ke Badan Geologi pada desember 2020.
26. Konservasi, Edukasi, Mitigasi? F
 Konservasinya terletak pada waduk penahan sedimen yang kami rancang untuk
mengurangi suplai sedimen ke laut yang berpotensi merusak ekosistem terumbu
karang Olele.
 Konsep eduwisata pada rancangan ini terletak pada 2 geosite dan 4 ecosite Olele.
Kekayaan geodiversitas dan biodiversitas olele, seperti breksi vulkanik, batugamping
terumbu, spesies biota laut, dan sponge petrosia lignose yang dapat menjadi eduwisata
bagi wisatawan yang berkunjung dan menjadi objek telitian bagi peneliti dan
mahasiswa.
 Mitigasinya terletak pada rancangan landscape observatory point yang merupakan
titik kumpul apabila terjadi bencana tsunami. Penempatannya dibangun pada bukit
yang relative stabil sebagaimana terlihat pada peta kelurusan yang kami buat.
27. Usaha yang dilakukan agar kawasan tetap lestari? Y
 Usaha yang perlu dilakukan yaitu pengawasan terhadap wisatawan agar tidak
mengganggu ataupun merusak ekosistem dan situs-situs penting yang ada di olele,
selain itu rancangan waduk yang kami usulkan, berfungsi untuk mengurangi suplai
sedimen ke ekosistem terumbu karang olele.
28. Masalah apabila kawasan Eco-Geotourism dirintis? Y
 Perintisan kawasan Eco-Geotourism Olele akan meningkatkan jumlah wisatawan
Olele. hal ini berpotensi memicu masalah sampah sehinga perlu adanya regulasi dan
pengawasan terkait pengelolaan sampah pada kawasan ini.
29. Pihak yang terlibat? Y
 Pihak pemerintah yang terlibat ialah Bappeda Provinsi Gorontalo sejak diseminasi
virtual yang dilakukan. Keterlibatan Bappeda Provinsi Gorontalo berupa ajakan
kerjasama dalam pengelolaan kawasan eco-geotourism Olele.
30. Apa perbedaan metode yang digunakan jika dilakukan secara luring? A
 Dari segi geologi kami akan melakukan identifikasi mikroskopis mineral dan fosil
pada batuan dan akan melakukan pemetaan pada skala 1:10.000, Dari segi kelautan
kami akan melakukan pengamatan biodiversitas secara langsung untuk
mengidentifikasi biota yang terdapat diperairan olele melalui metode transek.
31. Subjek pengelola kawasan eco-geotourism Olele? Y
 Pengelola kawasan eco-geotourism Olele akan diserahkan kepada masyarakat desa
Olele, khususnya POKDARWIS Desa Olele sehingga dampak positif dari adanya
kawasan ini dapat dirasakan langsung oleh masyarakat olele.
32. Segmentasi atau target wisatawan ? F
 Penerapan konsep ini akan memperluas cakupan wisatawan yang tertarik pada
keindahan Biodiversitas Olele, panorama Olele, maupun sejarah Geologi daerah Olele
yang terangkum dalam geosite dan ecosite Olele.
33. Bagaimana memperkenalkan ke masyarakat? Y
 Pendekatan yang dapat dilakukan ialah dengan melakukan sosialisasi terkait konsep
dan rancangan eco-geotourism Olele dan pelatihan pengelolaan website kepada
TANYA JAWAB PKM

masyarakat Olele. Pendekatan ini dilakukan bersama BAPPEDA Provinsi Gorontalo


sebagai mitra kerjasama.
34. Dampak yang diberikan pada kesejahteraan masyarakat? F
 Dampak yang di rasakan langsung oleh masyarakat olele yaitu peningkatan ekonomi
dan ketersediaan lapangan kerja baru hal ini bisa dilihat dari pembagian sector yang
ada dalam rancangan kawasan yang kami ajukan. melalui penyewaan cottage/villa
dan homestay, penyewaan alat selam, jasa guide, dan penjualan cenderamata maupun
kuliner lokal masyarakat.
35.

Anda mungkin juga menyukai