yang kelima: berdasarkan model 3D daratan kami menemukan adanya sungai yang
berpotensi mengangkut sedimen dari perbukitan curam yang berpotensi merusak
terumbu karang. Oleh karena itu kami merancang adanya waduk penahan sedimen.
yang keenam: kami membuat model rancangan eco-geotourism. Konsep rancangan
eco-geotourism merupakan rancangan yang sustainable dan belum pernah ada
sebelumnya di Sulawesi. Rancangan kawasan kami buat dengan memanfaatkan
teknologi data citra satelit.
yang ke tujuh:
Hal-hal yang kami temukan ini tidak pernah ditemukan oleh peneliti sebelumnya.
6. Berapa jumlah rujukan? F
Keseluruhan rujukan berjumlah 54, yang kami cantumkan ke daftar pustaka berjumlah
23, yang kami rujuk untuk studi komparasi pada narrative review berjumlah 11.
7. Apa gagasan awal munculnya penelitian ini? A
Pengelolaan pariwisata Olele yang belum optimal (tidak terstruktur dengan baik
sehingga dapat mengakibatkan kerusakan pada potensi eco-geo di Olele) padahal
Olele telah ditetapkan sebagai kawasan konservasi.
Olele kalah saing dari Togean (Sulteng) Wisatawan lebih sering menuju ke Togean,
padahal perairan Olele memiliki keindahan perairan yang lebih indah dibanding
Togean. Menurut Mahale dkk (2018) dan Lasoma (2019), Olele memiliki potensi
yang memukau namun pengelolaannya masih tergolong belum baik. Selain itu,
potensi geologi daerah Olele belum dimanfaatkan sebagai wisata daerah. (Cerita
David Finn ke Togean - 2017)
8. Pengelolaan website?Y
Pengelolaan website akan diserahkan pada POKDARWIS desa Olele. Sebelum
penyerahan website akan diadakan sosialisasi dan pelatihan pengelolaan website
kepada POKDARWIS desa Olele berkolaborasi dengan Bappeda Provinsi Gorontalo.
Kerjasama dengan Bappeda telah dirintis sejak pelaksanaan diseminasi.
9. Keunggulan website?F
Artikel terkait Olele umumnya merupakan artikel lepas yang ditulis secara pribadi
oleh wisatawan. Website ini akan dirancang agar SEO friendly dan dapat diakses
secara global sehingga dapat menyajikan potensi, keindahan, dan keunikan daerah
Olele serta konsep kawasan Eco-Geotourism Olele.
10. JPCS Publication konferensinya ?F
Konferensinya ialah 4th International Conference on Advance and Scientific
Innovation. dilaksanakan online via Join Zoom Meeting
https://us02web.zoom.us/j/84238122532?
pwd=M05oQVMyUDBrMUtrRmp2SURwcFZzZz09 Meeting ID: 842 3812 2532 Passcode:
UNHAR. Pelaksana: Universitas Harapan Medan.
11. Potensi di masa depan?Y
Hasil penelitian kami berhasil menemukan kebaruan daerah Olele, baik dari aspek
geologi maupun kelautan. Hasil penelitian ini dapat menjadi penunjang dalam
pengembangan Geopark Gorontalo yang akan diusulkan oleh Bappeda Provinsi
Gorontalo pada Desember 2020 ke Badan Geolog, Kementerian ESDM. Selain itu,
penelitian ini dapat dilanjutkan dengan skim PKM-M di masa yang akan datang.
TANYA JAWAB PKM
Kerena spot ecosite merujuk pada penelitian Hamzah dkk, 2020 dan DKP Bone
Bolango 2006, spot ini merupakan spot ideal untuk pengamatan Biodiversitas daerah
olele
Kedua, Menjadi acuan bagi pemerintah terkait penentuan regulasi dan kebijakan yang
akan diterapkan pada kawasan wisata Olele dan geopark Gorontalo yang akan
diajukan pemerintah provinsi Gorontalo ke Badan Geologi pada desember 2020.
26. Konservasi, Edukasi, Mitigasi? F
Konservasinya terletak pada waduk penahan sedimen yang kami rancang untuk
mengurangi suplai sedimen ke laut yang berpotensi merusak ekosistem terumbu
karang Olele.
Konsep eduwisata pada rancangan ini terletak pada 2 geosite dan 4 ecosite Olele.
Kekayaan geodiversitas dan biodiversitas olele, seperti breksi vulkanik, batugamping
terumbu, spesies biota laut, dan sponge petrosia lignose yang dapat menjadi eduwisata
bagi wisatawan yang berkunjung dan menjadi objek telitian bagi peneliti dan
mahasiswa.
Mitigasinya terletak pada rancangan landscape observatory point yang merupakan
titik kumpul apabila terjadi bencana tsunami. Penempatannya dibangun pada bukit
yang relative stabil sebagaimana terlihat pada peta kelurusan yang kami buat.
27. Usaha yang dilakukan agar kawasan tetap lestari? Y
Usaha yang perlu dilakukan yaitu pengawasan terhadap wisatawan agar tidak
mengganggu ataupun merusak ekosistem dan situs-situs penting yang ada di olele,
selain itu rancangan waduk yang kami usulkan, berfungsi untuk mengurangi suplai
sedimen ke ekosistem terumbu karang olele.
28. Masalah apabila kawasan Eco-Geotourism dirintis? Y
Perintisan kawasan Eco-Geotourism Olele akan meningkatkan jumlah wisatawan
Olele. hal ini berpotensi memicu masalah sampah sehinga perlu adanya regulasi dan
pengawasan terkait pengelolaan sampah pada kawasan ini.
29. Pihak yang terlibat? Y
Pihak pemerintah yang terlibat ialah Bappeda Provinsi Gorontalo sejak diseminasi
virtual yang dilakukan. Keterlibatan Bappeda Provinsi Gorontalo berupa ajakan
kerjasama dalam pengelolaan kawasan eco-geotourism Olele.
30. Apa perbedaan metode yang digunakan jika dilakukan secara luring? A
Dari segi geologi kami akan melakukan identifikasi mikroskopis mineral dan fosil
pada batuan dan akan melakukan pemetaan pada skala 1:10.000, Dari segi kelautan
kami akan melakukan pengamatan biodiversitas secara langsung untuk
mengidentifikasi biota yang terdapat diperairan olele melalui metode transek.
31. Subjek pengelola kawasan eco-geotourism Olele? Y
Pengelola kawasan eco-geotourism Olele akan diserahkan kepada masyarakat desa
Olele, khususnya POKDARWIS Desa Olele sehingga dampak positif dari adanya
kawasan ini dapat dirasakan langsung oleh masyarakat olele.
32. Segmentasi atau target wisatawan ? F
Penerapan konsep ini akan memperluas cakupan wisatawan yang tertarik pada
keindahan Biodiversitas Olele, panorama Olele, maupun sejarah Geologi daerah Olele
yang terangkum dalam geosite dan ecosite Olele.
33. Bagaimana memperkenalkan ke masyarakat? Y
Pendekatan yang dapat dilakukan ialah dengan melakukan sosialisasi terkait konsep
dan rancangan eco-geotourism Olele dan pelatihan pengelolaan website kepada
TANYA JAWAB PKM