Anda di halaman 1dari 25

MODEL ATOM RUTHERFORD – BOHR

(SPEKTRUM ATOM HIDROGEN)

KELOMPOK 2
HUSNUR ARLINI H0413039
HARMA M H0413014
IKA SARTIKA H0413024
MISBAH H0413038
IMRAN H0413042

PRODI PENDIDIKAN FISIKA


FAKULTAS MATEMATIKA DAN ILMU PENGETAHUAN ALAM
UNIVERSITAS SULAWESI BARAT
2015
KATA PENGANTAR

Assalamu’alaikum Wr. Wb.

Puji syukur kita panjatkan atas kehadirat Allah SWT, Beliaulah Sang
Penguasa Alam Semesta, Raja dari Ilmu Pengetahuan, karena atas Rahmat dan
hidayah serta dengan seizin-Nya-lah Kami Kelompok 2 dapat menyelesaikan
Makalah “Model Atom Rutherford-Bohr (Spektrum Atom Hidrogen)” tepat pada
waktunya. Tak lupa pula Kita kirimkan salam serta shalawat pada junjungan Kita
Nabi besar Muhammad SAW, karena Beliaulah yang menjadi suri tauladan yang
baik bagi seluruh umat sepanjang masa.

Makalah ini sengaja Kami buat untuk memenuhi tugas matakuliah FISIKA
MODERN pada semester V yang dibawa oleh Ibu Dewi Sartika, S.Pd., M.Pd.
Makalah ini berisi tentang model atom Rutherford, model atom Bohr dan
spektrum atom Hidrogen.

Kami ucapkan terima kasih pada ibu Dewi Sartika, S.Pd., M.Pd. sebagai
dosen pengampuh pada matakuliah FISIKA MODERN yang telah memberikan
arahan kepada Kami dalam membuat karya ilmiah dalam bentuk makalah ini,
kepada teman-teman Fisika yang selalu memberikan semangat yang tiada henti-
hentinya, serta kepada orang tua Kami yang selalu memberikan motivasi dan
doanya sehingga Makalah Kami dapat terselesaikan.

Semoga Makalah ini dapat memberikan manfaat bagi pembaca. Kami


menyadari bahwa makalah yang Kami buat ini masih jauh dari kesempurnaan.
Untuk itu, saran dan kritik selalu Kami harapkan.

Majene, 27 November 2015

Penyusun
DAFTAR ISI

Halaman Sampul............................................................................................... i
Kata Pengantar.................................................................................................. ii
Daftar Isi........................................................................................................... iii
BAB I PENDAHULUAN................................................................................. 1
A. Latar Belakang...................................................................................... 1
B. Rumusan Masalah................................................................................. 2
C. Tujuan................................................................................................... 2
BAB II PEMBAHASAN.................................................................................. 3
A. Model Atom Rutherford....................................................................... 3
1. Percobaan Hamburan Partikel Alfa.................................................. 3
2. Model Atom Rutherford................................................................... 4
3. Kekurangan dan Kelebihan Model Atom Rutherford...................... 5
B. Spektrum Atom Hidrogen..................................................................... 5
C. Model Atom Bohr.................................................................................. 13
1. Model Atom Bohr Berdasarkan Dua Postulat.................................. 14
2. Energi Total Elektron....................................................................... 15
3. Jari-Jari Lintasan Elektron................................................................ 16
4. Kelebihan dan Kekurangan Model Atom Bohr................................ 19
BAB III PENUTUP.......................................................................................... 20
A. Kesimpulan........................................................................................... 20
B. Saran..................................................................................................... 22
DAFTAR PUSTAKA
BAB I
PENDAHULUAN
A. LATAR BELAKANG
Atom adalah satuan unit terkecil dari sebuah unsur yang memiliki
sifat-sifat dasar tertentu. Setiap atom terdiri dari sebuah inti kecil yang terdiri
dari proton dan neutron dan sejumlah elektron pada jarak yang jauh.
Mempelajari tentang teori atom sangatlah penting sebab atom
merupakan penyusun materi yang ada di alam semesta. Dengan memahami
atom kita dapat mempelajari bagaimana satu atom dengan yang lain
berinteraksi, mengetahui sifat-sifat atom, dan sebagainya sehigga kita dapat
memanfaatkan aam semesta untuk kepentingan umat manusia.
Nama “atom” berasal dari bahasa Yunani yaitu “atomos”
diperkenalkan oleh Democritus yang artinya tidak dapat dibagi lagi atau
bagain terkecil dari materi yang tidak dapat dibagi lagi. Konsep atom yang
merupakan penyusun materi yang tidak dapat dibagi lagi pertama kali
diperkenalkan oleh ahli filsafat Yunani dan India.
Konsep atom yang lebih modern muncul pada abab ke 17 dan 18
dimana saat itu ilmu kimia mulai berkembang. Para ilmuwan mulai
menggunakan teknik menimbang untuk mendapatkan pengukuran yang lebih
tepat dan menggunakan ilmu fisika untuk mendukung perkembangan teori
atom.
Dasar dimulaianya periode mekanika kuantum adalah ketika mekanika
klasik tidak bisa menjelaskan gejala-gejala fisika yang bersifat mikroskofis
dan bergerak dengan kecepatan yang mendekati kecepatan cahaya. Oleh
karena itu, diperlukan cara pandang yang berbeda dengan sebelumnya dalam
menjelaskan gejala fisika tersebut.
Teori atom mengalami perkembangan mulai dari teori atom John
Dalton, Joseph John Thomson, Ernest Rutherford, dan Niels Henrik David
Bohr. Perkembangan teori atom menunjukkan adanya perubahan konsep
susunan atom dan reaksi kimia antar atom.
Kelemahan model atom yang dikemukakan Rutherford disempurnakan
oleh Niels Henrik David Bohr. Bohr mengemukakan gagasannya tentang
penggunaan tingkat energi elektron pada struktur atom. Model ini kemudian
dikenal dengan model atom Rutherford-Bohr. Tingkat energi elektron
digunakan untuk menerangkan terjadinya spektrum atom yang dihasilkan oleh
atom yang mengeluarkan energi berupa radiasi cahaya.

B. RUMUSAN MASALAH
Berdasarkan latar belakang tersebut di atas, Kami merumuskan masalah
sebagai berikut:
1. Bagaimana model atom menurut Rutherford?
2. Bagaimana prinsip percobaan spektrum atom Hidrogen?
3. Mengapa model atom Bohr mampu menjelaskan spektrum atom
Hidrogen?
4. Bagaimana model atom menurut Bohr?
5. Bagaimana kelemahan teori model atom Bohr?

C. TUJUAN
Tujuan merujuk pada rumusan masalah, yaitu:
1. Untuk memahami model atom Rutherford.
2. Untuk memahami prinsip percobaan spektrum atom Hidrogen.
3. Untuk mengetahui penjelasan model atom Bohr mengenai spektrum atom
Hidrogen.
4. Untuk memahami model atom Bohr.
5. Untuk mengetahui kelemahan teori model atom Bohr?
BAB 2
PEMBAHASAN

A. MODEL ATOM RUTHERFORD


1. Percobaan Hamburan Partikel Alfa
Ernest Rutherfordmengadakan suatu percobaan dengan
menembakkan partikel-partikel alf
apada suatu lempengan emas yang
sangat tipis, yaitu setebal 0,01 mm
atau kira-kira setebal 2000 atom.
Tujuan dari perobaan ini adalah
untuk mengadakan pengujian lebih
lanjut terhadap teori atom Gambar 1.1 Skema Percobaan Rutherford
Thomson. Thomson
mengemukakan bahwa atom
merupakan bola pejal yang positif.
Apabila teori atom Thomson itu
benar, maka partikel-partikel alfa
tidak akan dihamburkan padaGambar 1.2 Bentuk sederhana
diagram percobaan Rutherford
waktu mengenai lempengan emas.
Partikel alfa dengan energi yang sangat besar dengan massa yang jauh lebih
besar dari massa elektron diharapkan akan bergerak lurus, tak terganggu oleh
electron dan muatan positif atom emas yang menyebar disekitar elektron.
Ternyata partikel-partikel alfa yang dipergunakan dalam percobaan itu tidak
seluruhnya dapat menembus lempengan emas secara lurus, tetapi beberapa
diantaranya ada yang dibelokkan, bahkan ada yang dikembalikan dengan
membentuk sudut antara 90° sampai 180°. Hal ini menunjukkan bahwa
muatan positif dari atom tidak menyebar, tetapi mengumpul dalam suatu
tempat dalam tiap-tiap atom. Sehingga dapat menghamburkan partikel-partikel
alfa pada saat menumbuk atom-atom tersebut.
beberapa kesimpulan sebagai berikut:
1. Atom bukan merupakan bola pejal, karena hampir semua partikel alfa
diteruskan.
2. Jika lempeng emas tersebut dianggap sebagai satu lapisan atom-atom
emas, maka didalam atom emas terdapat partikel yang sangat kecil yang
bermuatan positif.
3. Partikel tersebut merupakan partikel yang menyusun suatu inti atom,
berdasarkan fakta bahwa 1
dari 20.000 partikel alfa akan
dibelokkan. Bila
perbandingan 1:20.000
merupakan perbandingan
diameter, maka didapatkan
ukuran inti atom kira-kira
10.000 lebih kecil daripada
ukuran atom keseluruhan.

2. Model Atom Rutherford

Berdasarkan fakta-fakta yang didapatkan


dari percobaan tersebut, Rutherford (1871-1937)
mengusulkan model atom yang dikenal dengan
Model Atom Rutherford yang menyatakan bahwa
Atom terdiri dari inti atom yang sangat kecil dan
bermuatan positif, dikelilingi oleh elektron yang
Ernest Rutherford
bermuatan negatif. Rutherford menduga bahwa
didalam inti atom terdapat partikel netral yang
berfungsi mengikat partikel-partikel positif agar
tidak saling tolak menolak. Banyaknya electron
dalam atom sama dengan jumlah proton dalam inti. Gambar 1.3 Model Atom
3. Kekurangan dan Kelebihan Model Atom Rutherford Rutherford

a. Kekurangan Model Atom Rutherford


1. Teori atom Rutherford tidak dapat menerangkan kestabilan atom
Sewaktu mengelilingi proton, elektron mengalami percepatan
sentripetal karena pengaruh gaya sentripetal (gaya Coulomb). Menurut
teori elektromagnetik klasik dari Maxwel, sebuah partikel bermuatan
yang mengalami percepatan akan memancarkan radiasi
elektromagnetik. Dengan demikian elektron yang mengorbit selalu
memancarkan radiasi (energi) dan pada akhirnya akan kehilangan
segenap energinya sehingga lintasannya berbentuk spiral dengan jari-
jari yang mengecil dan kemudian jatuh ke inti. Jika ini terjadi maka
atom akan musnah. Dalam dunia nyata tidak kita temukan hal yang
demikian, karena pada kenyataannya atom stabil.
2. Teori atom Rutherford tidak dapat menjelaskan spektrum atom
Hidrogen
Radiasi yang dipancarkan oleh atom seharusnya mempunyai
spektrum pita atau spectrum kontinu jika atom mengikuti teori
Rutherford. Hal ini disebabkan lintasan yang mengecil mengakibatkan
periode mengecil atau frekuensi makin besar sehingga semua frekuensi
dapat dibangkitkan (spektrum kontinu). Pada kenyataannya, spektrum
atom Hidrogen yang diamati dalam spektrometer mempunyai
spektrum garis.
b. Kelebihan model atom Rutherford
Membuat hipotesa bahwa atom tersusun dari inti atom dan
elektron yang mengelilingi inti.

B. SPEKTRUM ATOM HIDROGEN

Transisi elektron dari kulit berenergi tinggi (kulit luar) menuju


kulit dengan energi yang lebih rendah (kulit lebih dalam) akan
menghasilkan pancaran cahaya atau foton dengan panjang gelombang
yang berbeda tergantung dari seberapa besar selisih energi antar kulit.
Untuk dapat mempelajari
spektrum atom ini
diperlukan sebuh alat yang
namanya spektrometer.
Spektrometer adalah alat
yang digunakan untuk
menentukan, mngetahui,
mengidentifikasikan Gambar 1.4 Spektrometer

spektrum cahaya akibat adanya pola sebaran gelombang dari efek difraksi.
Untuk dapat mempelajari spektrum setiap atom, para ilmuwan memulai
pengamatan dari spektrum sederhana yang dihasilkan dari transisi elektron
atom hidrogen.

Atom hidrogen merupakan atom yang memiliki struktur paling


sederhana yaitu terdiri atas satu elektron dan satu proton. Kesederhanaan
dari struktur ini menghasilkan spektrum yang sederhana pula sehingga
lebih mudah untuk diamati dan dipelajari. Untuk dapat mengamati
spektrum atom hidrogen dilakukanlah suatu percobaan dengan
menggunakan gas hidrogen pada tabung bertekanan rendah seperti yang
ditunjukkan pada gambar berikut.

Tabung Hidrogen dihubungkan dengan beda potensial tertentu


sehingga dihasilkan
Gambar atom-atom Hidrogen gas
1.5 Percobaan menggunakan dan memancarkan cahaya.
Hidrogen

Cahaya tersebut diteruskan pada sebuah celah sempit agar terpolarisasi dan
dibiaskan melalui prisma kaca. Hasil pembiasan dari prisma akan
ditangkap oleh layar. Ternyata spektrum yang dihasilkan dari percobaan
ini adalah spektrum garis.
Panjang gelombang yang dihasilkan pada spektrum atom Hidrogen
dipengaruhi oleh transisi elektron dari kulit ke kulit dengan mengikuti
persamaan berikut:
1 1 1
λ (
=R 2 − 2
m n )
Keterangan:
λ= panjang gelombang yang dihasilkan spectrum atom Hidrogen
R= tetapan Rydberg (1,097 ×107 m−1 )
n= kulit elektron yang dituju
m= kulit elektron mula-mula atau asal

Deret Transisi Spektrum Atom Hidrogen


Panjang gelombang yang dihasilkan dari spektrum atom Hidrogen
merupakan sebuah bilangan istimewa yang dihasilkan sebuah deret yang
disebut deret spektral. Deret spektral yang pertama ditemukan oleh
seorang ilmuwan bernama J.J Balmer pada tahun 1885 ketika dia sedang
mempelajari bagian sinar tampak pada spektrum atom Hidrogen.
Balmer menemukan bahwa panjang gelombang cahaya yang
terekam (dalam nm) mengikuti suatu keteraturaan dan dipolakan dalam
persamaan

n2 (1)
λ n=364,6 2 , n=3 , 4 , 5 , 6
n −4

Pada tahun 1890, Rydberg menemukan rumus yang hampir sama


dengan rumus yang sama pada atom yang lain. Ia mengusulkan penulisan
rumus tersebut sebagai perbedaan dua variabel. Bentuk rumus yang
diusulkan Rydberg adalah
1 1 1
λ ( )
=R 2 − 2 , n=3 , 4 ,5 , 6
2 n
(2)

Dengan nilai R=1,097× 107 m−1.


Tak lama setelah Balmer menemukan deret tersebut, ilmuwan lain
menemukan deret yang serupa namun panjang gelombang yang terjadi
berbeda dengan deret yang ditemukan oleh Balmer. Deret tersebut terletak
dalam rentang panjang gelombang yang dimiliki oleh ultra ungu sehingga
deret tersebut dinamakan deret ultra ungu atau deret Lyman sesuai
dengan penemunya. Ternyata persamaan yang mempolakan deret tersebut
hampir sama dengan deret Balmer. Di tahun-tahun berikutnya ditemukan
deret-deret lain seperti Paschen, Brackett dan Pfund yang berpola sama
seperti tampak pada gambar 1.5. Ada keteraturan yang kuat pada deret ini
dan ada jarak-jarak antara spektrum yang teratur.

Panjang gelombang pada deret-deret spektrum tersebut dapat


ditampilkan dengan persamaan sebagai berikut:
1. Deret Lyman (Deret Ultra Ungu)

1 1 1
λ ( )
=R 2 − 2 , n=1 , 2, 3 , …
1 n
(3.a)

2. Deret Balmer (Deret Cahaya Tampak)

1 1 1
λ ( )
=R 2 − 2 , n=3 , 4 ,5 , …
2 n
(3.b)

3. Deret Paschen (Deret Inframerah I)


1 1 1
λ ( )
=R 2 − 2 , n=4 , 5 , 6 , …
3 n
(3.c)

4. Deret Brackett (Deret Inframerah II)

1 1 1
λ ( )
=R 2 − 2 , n=5 , 6 , 7 , …
4 n
(3.d)

5. Deret Pfund (Deret Inframerah III)

1 1 1
λ ( )
=R 2 − 2 , n=6 ,7 , 8 , …
5 n
(3.e)

Keterangan:
λ=¿ panjang gelombang spektrum cahaya yang dipancarkan oleh spektrum
atom Hidrogen

Transisi elektron yang menghasilkan deret spektral dapat digambarkan


sebagai berikut.

Spektrum atom Hidrogen mengikuti pola yang dihasilkan pada deret


spektral dan memiliki keteraturan dalam jarak garis-garis spektrum. Setiap
transisi elektron menuju kulit yang lebih dalam atau tingkat energi yang
lebih rendah akan dihasilkan panjang gelombang yang berbeda. Panjang
gelombang yang dihasilkan pada setiap deret akan mencapai maksimum
pada saat terjadi transisi dari kulit yang satu tingkat lebih tinggi energinya.
Sebaliknya panjang gelombang minimum dihasilkan pada saat elektron
bertransisi dari kulit tak berhingga menuju kulit yang lebih rendah
energinya (lebih dalam).

Tingkat Energi
Persamaan energi elektron pada suatu orbit, yaitu:
−13,6
En = eV
n2
Untuk keadaan dasar atau kulit pertama, n=1, energi elektron E1 adalah
energi dasar, yaitu
−13,6
E 1= eV =−13,6 eV
12
Untuk kulit kedua, n=2, energi elektron adalah:
−13,6
E 2= eV =−3,4 eV
22
Satu elektron Volt (1 eV) adalah besar energi yang dimiliki sebuah
elektron jika diberi tegangan satu Volt.
Nilai 1 eV setara dengan 1,6 ×1 0−19 Joule
Jika atom menyerap energi (akibat tumbukan atau disinari radiasi),
elektron akan berpindah ke tingkat yang lebih tinggi (tereksitasi). Dalam
keadaan tereksitasi, atom menjadi tidak stabil dan dalam waktu yang
singkat akan kembali ke tingkat yang lebih rendah sambil memancarkan
kembali energi yang semula diserap.
Berapa energi yang terlibat dalam perpindahan elektron? Misalkan
terdapat sebuah elektron yang berada di kulit n A dan berpindah kulit n B.
Energi yang dilibatkan dalam proses perpindahan ini adalah:
2 π 2 k 2 me 4 1 1
∆ E=EnB −EnA = 2
( 2− 2)
h nB nA
Jika konstanta yang ada dimasukkan ke dalam Persamaan, akan
diperoleh persamaan:
1 1
∆ E=−13,6
( 2
nB nA )
− 2 eV

Dengan n A = kulit yang ditinggalkan dan n B= kulit yang dituju.


Jika ∆ E> 0, energi elektron akan bertambah, artinya diperlukan
energi pada proses perpindahannya. Sebaliknya, jika ∆ E< 0 elektron akan
kehilangan energi, artinya dilepaskan energi dalam bentuk gelombang
elektromagnetik.

Jika elektron pindah ke tingkat n=, maka elektron akan terbebas


dari atom dan atom berada dalam keadaan terionisasi. Jumlah energi
minimum yang diperlukan untuk mengionisasi atom yang berada pada
tingkat dasarnya disebut energi ionisasi pertama (atau utama) atom
tersebut. Jika elektron berasal dari tingkat kedua disebut energi ionisasi
kedua, begitu seterusnya. Energi ionisasi dapat dihitung dengan
memasukkan n B tak terhingga ( ) pada persamaan diatas, sehingga
13,6
Eionisasi = eV
n2
Potensial yang diperlukan untuk mengionisasi atom disebut
potensial ionisasi. Secara numerik nilai energi ionisasi sama dengan
potensial ionisasi. Jadi, energi ionisasi atom Hidrogen (n=1) adalah 13,6
eV sedangkan potensial ionisasinya 13,6 V.
Kesimpulan:
1. Atom H hanya ada pada keadaan (state) tertentu.
2. Masing-masing keadaan menyatakan energi yang tertentu pula,
yang ditunjukkan dengan diagram tingkat energi.
3. Jika elekrton berada jauh dari atom dan tidak mempunyai
energi kinetik (yaitu atom terionisasi) energi pada keadaan ini
didefinisikan nol.
4. Keadaan dasar atom mempunyai energi terendah. Atom tak
tereksitasi berada pada keadaan ini.
5. Ketika elektron jatuh dari satu tingkatan ke tingkatan yang
lebih rendah, maka atom akan berubah dari satu keadaan ke
keadaan lain. Foton yang diemisikan mempunyai energi yang
sama dengan beda energi antara kedua keadaan tersebut.
6. Energi foton berhubungan dengan λ garis spekrum yang
diemisikan yaitu:
hc
Energi foton, ε r= =hf
λ

C. MODEL ATOM BOHR

Pada tahun 1913, Niels Bohr, fisikawan


berkebangsaan Swedia, mengikuti jejak Einstein
menerapkan teori kuantum untuk menerangkan
hasil studinya mengenai spektrum atom Hidrogen.
Bohr mengemukakan teori baru mengenai struktur
dan sifat-sifat atom. Teori atom Bohr ini pada
prinsipnya menggabungkan teori kuantum Planck Niels Bohr

dan teori atom dari Ernest Rutherford yang


dikemukakan pada tahun 1911. Bohr mengemukakan bahwa apabila elektron
dalam orbit atom menyerap suatu kuantum energi, elektron akan meloncat
keluar menuju orbit yang lebih tinggi. Sebaliknya, jika elektron itu
memancarkan suatu kuantum energi, elektron akan jatuh ke orbit yang lebih
dekat dengan inti atom.

1. Model Atom Bohr Berdasarkan Dua Postulat


Untuk menutupi kelemahan model atom Rutherford, Niels Bohr
mengemukakan dua postulat. Model atom yang dikemukakan oleh Bohr
disebut model atom Niels Bohr atau disingkat dengan model atom Bohr.
Kedua postulat Bohr tersebut adalah:
a. Elektron tidak mengorbit
mengelilingi inti melalui
sembarang lintasan melainkan
hanya melalui lintasan-lintasan
tertentu dengan momentum
anguler tertentu tanpa
membebaskan energi. Lintasan
Gambar 1.6 Model Atom Bohr
ini disebut lintasan stasioner
dan memiliki energi tertentu.
Momentum anguler L elektron sewaktu mengelilingi inti atom harus
memenuhi

h
L=mvr=n , n=1 , 2 ,3 ,… (4)

Keterangan:
L : momentum anguler
m : massa elektron
v : kecepatan elektron
r : jari-jari lintasan elektron
n : nomor lintasan elektron (untuk kulit K, n=1, untuk kulit L, n=2
dan seterusnya)
h : konstanta Planck (6,62 ×10−34 Js)
b. Elektron dapat pindah dari satu orbit ke orbit lainnya. Jika elektron
pindah dari orbit yang lebih luar ke orbit yang lebih dalam maka
elektron akan melepaskan energi sebesar hf . Jika elektron pindah dari
orbit yang lebih dalam ke orbit yang lebih luar maka elektron akan
menyerap energi sebesar hf .
Misalkan elektron pindah dari orbit dengan jari-jari r m dan energi Em
ke orbit dengan jari-jari r n ¿ dan energi En maka elektron akan melepas
energi.

c
∆ E=Em −En=hf =h (5)
λ

Dengan c adalah kecepatan cahaya di ruang hampa.

2. Energi Total Elektron


Sewaktu mengelilingi inti (Gambar 1.7), elektron memiliki dua
bentuk energi yaitu energi potensial listrik dan energi kinetik. Energi
potensial elektron ( E p ) untuk atom Hidrogen dengan jumlah proton =
1 adalah

q1 q2 e2
E p =k =−k (6)
r r

Energi potensial bertanda negatif karena muatan proton q 1=+e


dan muatan electron q 2=−e (berlawanan

tanda).
Pada saat mengelilingi inti
elektron mengalami gaya elektrostatik
yang bertindak sebagai gaya sentripetal.

q1q2
Besar gaya elektrostatik F Coulomb=k
r2
Gambar 1.7 Model Atom Bohr

mv 2 untuk Atom Hidrogen


dan gaya sentripetal F S= , sehingga
r

mv2 e2 2 e2
=k 2 atau mv =k (7)
r r r
1 2 e2
Energi kinetik elektron adalah Ek = mv . Karena mv 2=k ,
2 r
maka dapat ditulis:

ke2
Ek = (8)
2r

Energi total yang dimiliki oleh elektron sewaktu mengelilingi


inti adalah penjumlahan energi potensial dengan energi kinetik, yaitu

−ke 2
E=EP + Ek = (9)
2r

Untuk elektron yang mempunyai jari-jari lintasan sangat besar


(r = ), energi total yang dimiliki elektron sama dengan nol. Tanda
minus menunjukkan bahwa untuk mengeluarkan elektron dari lintasan
stasionernya diperlukan energi.

3. Jari-Jari Lintasan Elektron

Tidak semua nilai r dapat disubstitusikan ke dalam persamaan


di atas karena jari-jari lintasan
elektron harus memenuhi syarat
sesuai dengan postulat Bohr.
Lintasan elektron ini diberi nama
K, L, M dan seterusnya, seperti
pada gambar 1.8.

Gambar 1.8 Model atom Bohr memiliki


lintasan electron yang diberi nama
dengan abjad K, L, M dan seterusnya.
Jari-jari lintasan electron harus sesuai
dengan postulat Bohr.

Berdasarkan persamaan (4) diperoleh


nh 2 n2 h2
v= , atau v = 2 2 2 (10)
2 πmr 4π m r

Persamaan (8) dan (10) mengakibatkan energi kinetik elektron


dapat ditulis menjadi

1 n2 h2 e2
Ek = m
2 (
4 π 2 m2 r2 )
=k
2r
(11)

Dengan sedikit manipulasi matematik akan diperoleh jari-jari


elektron yang diperbolehkan untuk setia lintasan:

2h2
r n =n × (12)
4 π 2 kme2
Ruas kanan dari persamaan diatas merupakann nilai yang
konstan kecuali n yang merupakan bilangan bulat. Jika dimasukkan
nilai h, π, k, m dan e akan diperoleh lintasan jari-jari elektron:

r n =n2 × 0,528 Å=n2 × 5,28× 11−11 m (13)


Persamaan (13) menunjukkan bahwa jari-jari orbit elektron
berbanding lurus dengan kuadrat bilangan-bilangan bulat positif.
Secara matematik dapat ditulis:

r n =n2 a0 (14)

Dengan jari-jari lintasan pertama (kulit K), a 0=0,528 Å

Apabila persamaan (14) dan (12) disubstitusikan ke dalam


persamaan (9) maka persamaan energi total elektron pada kulit ke- n dapat
di tulis menjadi

−ke2 −2 π 2 k 2 me4 E1
En = = atau E n= 2 (15)
2 2 2
rn h n n
Keterangan:

k = tetapan = 9 ×10 9 N m 2 c−2

h= tetapan Planck = 6,626 ×10−34 Js

m = massa electron = 9,1 ×10−31 kg

e = muatan electron = 1,6 ×10−19 C

Bohr mengembangkan model atom yang dinyatakan bahwa:

1. Atom tersusun atas inti bermuatan positif dan dikelilingi oleh elektron
yang bermuatan negatif.
2. Elektron mengelilingi inti atom pada orbit tertentu dan stasioner (tetap),
dengan tingkat energi tertentu.
3. Elektron pada orbit tertentu dapat berpindah lebih tinggi dengan
menyerap energi. Sebaliknya, elektron dapat berpindah dari orbit yang
lebih tinggi ke yang rendah dengan melepaskan energi.
4. Pada keadaan normal (tanpa pengaruh luar), elektron menempati tingkat
energi terendah (disebut tingkat dasar = ground state).

Teori atom yang diajukan oleh Bohr, hanya dapat menjelaskan


hubungan antara energi dengan elektron untuk atom hidrogen, namun
belum memuaskan untuk atom yang lebih besar.
Model atom Bohr berhasil menjelaskan kestabilan elektron dengan
memasukkan konsep lintasan atau orbit stasioner dimana elektron dapat
berada di dalam lintasannya tanpa membebaskan energi. Spektrum garis
atomik juga merupakan efek lain dari model atom Bohr. Spektrum garis
adalah hasil mekanisme elektron di dalam atom yang dapat berpindah
lintasan dengan menyerap atau melepas energi dalam bentuk foton cahaya.
Dengan demikian, struktur atom berdasarkan model atom Bohr
adalah elektron dapat berada di dalam lintasan-lintasan stasioner dengan
energi tertentu. Lintasan elektron dapat juga dianggap sebagai tingkat
energi elektron.

4. Kelebihan dan Kekurangan Model Atom Bohr


a. Kelebihan Model Atom Bohr
 Keberhasilan teori Bohr terletak pada kemampuannya untuk
meramalkan garis-garis dalam spektrum atom hidrogen.
 Atom Bohr terdiri dari beberapa kulit untuk tempat berpindahnya
elektron.
b. Kelemahan Model Atom Bohr
 Lintasan elektron yang mengelilingi inti ternyata sangat rumit
karena sebenarnya masih mempunyai subkulit orbital yang bukan
hanya berupa lingkaran saja.
 Model atom Bohr hanya dapat menerangkan model atom Hidrogen,
belum dapat menerangkan model atom berelektron banyak.
 Tidak dapat menerangkan pengaruh medan magnet terhadap
spekrum atom.

Dengan keberhasilan Bohr menerangkan deret Spektrum atom


Hidrogen, teori atom Bohr dianggap berhasil. Meskipun demikian,
dalam teori atom tahun-tahun berikutnya terdapat beberapa perbaikan
pada teori atom Bohr. Beberapa perbaikan tersebut tidak dibahas dalam
makalah ini.

BAB III
PENUTUP
A. KESIMPULAN
Berdasarkan pembahasan di atas dapat ditarik beberapa kesimpulan, yaitu
sebagai berikut.
1. Model atom Rutherford menyatakan bahwa atom terdiri dari inti atom
yang sangat kecil dan bermuatan positif, dikelilingi oleh elektron yang
bermuatan negatif. Rutherford menduga bahwa didalam inti atom
terdapat partikel netral yang berfungsi mengikat partikel-partikel
positif agar tidak saling tolak menolak. Banyaknya electron dalam
atom sama dengan jumlah proton dalam inti.
2. Tabung Hidrogen dihubungkan dengan beda potensial tertentu
sehingga dihasilkan atom-atom Hidrogen dan memancarkan cahaya.
Cahaya tersebut diteruskan pada sebuah celah sempit agar terpolarisasi
dan dibiaskan melalui prisma kaca. Hasil pembiasan dari prisma akan
ditangkap oleh layar. Ternyata spektrum yang dihasilkan dari
percobaan ini adalah spektrum garis. Spektrum atom Hidrogen
mengikuti pola yang dihasilkan pada deret spektral dan memiliki
keteraturan dalam jarak garis-garis spektrum. Setiap transisi elektron
menuju kulit yang lebih dalam atau tingkat energi yang lebih rendah
akan dihasilkan panjang gelombang yang berbeda. Panjang gelombang
yang dihasilkan pada setiap deret akan mencapai maksimum pada saat
terjadi transisi dari kulit yang satu tingkat lebih tinggi energinya.
Sebaliknya panjang gelombang minimum dihasilkan pada saat elektron
bertransisi dari kulit tak berhingga menuju kulit yang lebih rendah
energinya (lebih dalam).
3. Model atom Bohr berhasil menjelaskan kestabilan elektron dengan
memasukkan konsep lintasan atau orbit stasioner dimana elektron
dapat berada di dalam lintasannya tanpa membebaskan energi. Bohr
mengemukakan gagasannya tentang penggunaan tingkat energi
elektron pada struktur atom. Tingkat energi elektron digunakan untuk
menerangkan terjadinya spektrum atom yang dihasilkan oleh atom
yang mengeluarkan energi berupa radiasi cahaya. Spektrum garis
atomik juga merupakan efek lain dari model atom Bohr. Spektrum
garis adalah hasil mekanisme elektron di dalam atom yang dapat
berpindah lintasan dengan menyerap atau melepas energi dalam bentuk
foton cahaya.
4. Model atom Bohr menyatakan bahwa elektron tidak mengorbit
mengelilingi inti melalui sembarang lintasan melainkan hanya melalui
lintasan-lintasan tertentu dengan momentum anguler tertentu tanpa
membebaskan energi. Lintasan ini disebut lintasan stasioner dan
memiliki energi tertentu. Elektron dapat pindah dari satu orbit ke orbit
lainnya. Jika elektron pindah dari orbit yang lebih luar ke orbit yang
lebih dalam maka elektron akan melepaskan energi sebesar hf . Jika
elektron pindah dari orbit yang lebih dalam ke orbit yang lebih luar
maka elektron akan menyerap energi sebesar hf .
5. Kelemahan Model Atom Bohr
 Lintasan elektron yang mengelilingi inti ternyata sangat rumit
karena sebenarnya masih mempunyai subkulit orbital yang bukan
hanya berupa lingkaran saja.
 Model atom Bohr hanya dapat menerangkan model atom
Hidrogen, belum dapat menerangkan model atom berelektron
banyak.
 Tidak dapat menerangkan pengaruh medan magnet terhadap
spekrum atom.

B. SARAN
Kami telah berusaha semaksimal mungkin dalam proses
penyusunan karya ilmiah dalam bentuk makalah ini. Namun, kami tetap
mendapati hambatan yang diantaranya ialah referensi yang sangat minim,
khususnya untuk simulasi pada spektrum atom Hidrogen. Sehingga, hal ini
bisa saja menjadi penyebab kurang sempurnanya isi makalah Kami.
DAFTAR PUSTAKA
Foster, Bob. 2003. FISIKA TERPADU. Bandung: ERLANGGA.
Malago, Jasruddin Dauud. 2005. Pengantar Fisika Modern. Makassar: Badan
Penerbit Universitas Negeri Makassar.

http://www.kajianteori.com/2013/02/teori-atom-model-teori-atom-bohr.html.
Diakses tanggal 28 November 2015.

http://garda-pengetahuan.blogspot.co.id/2012/04/teori-atom-bohr-serta-kelebihan-
dan.html. Diakses tanggal 28 November 2015.

http://sumarnokimia.blogspot.co.id/2011/07/model-atom.html. Diakses tanggal 28


November 2015.

http://fisikazone.com/spektrum-atom-hidrogen/. Diakses tanggal 28 November


2015.

https://aktifisika.wordpress.com/2009/02/06/231/. Diakses tanggal 28 November


2015.
http://chemist3fkipuns.blogspot.co.id/2012/12/spektrum-atom-hidrogen.html.
Diakses tanggal 29 November 2015.

http://id.wikipedia.org/wiki/Model_Bohr. Diakses tanggal 29 November 2015.

Anda mungkin juga menyukai