Anda di halaman 1dari 22

BAB I

PENDAHULUAN

1.1 Latar Belakang

Islam adalah agama yang sempurna (kamil) dan menyeluruh (syamil),


islam mengatur kehidupan manusia dalam berbagai aspek termasuk dalam dunia
perawatan dan pengobatan, Allah mengajarkan kepada manusia cara merawat
dan memelihara kesehatan. Allah swt mengisyaratkan bahwa al-quran
diturunkan sebagai penawar dan Rahmat bagi orang-orang yang mukmin.
Firman Allah Swt dalam beberapa surat: ” Dan kami menurunkan Al Qur’an
sebagai penawar dan Rahmat untuk orang-orang yang mu’min “( Al-Isra : 82 ).
Menurut para ahli tafsir bahwa nama lain dari Al Qur’an yaitu ” Asysyifa ” yang
artinya secara Terminologi adalah Obat Penyembuh.” Hai manusia , telah datang
kepadamu kitab yang berisi pelajaran dari tuhanmu dan sebagai obat penyembuh
jiwa, sebagai petunjuk dan rahmat bagi orang-orang yang beriman ” ( Yunus :
57 ). 

Pengobtan ala nabi biasa dikenal dengan sebutan Thibun Nabawi sekitar
abad ke -13 yang diperkenalkan oleh Syekh Ibnu Qoyyim Al Jauziah didalam
kitabnya Zaadul Maad. Thibbun nabawi mengacu terhadap semua perkataan,
pengajaran, dan tindakan Rasul yang berkaitan dengan pengobatan atau
penyembuhan suatu penyakit. Termasuk tindakan medis yang dilakukan sahabat
atau orang pada zaman Rasul. Pengobatan Ala Nabi dapat diyakini dan bersifat
pasti (qath’i) karena berasal dari wahyu dan misykat Nubuwwah, bernuansa
illahiah, alamiah, dan ilmiah yang berasal dari kesempurnaan akal melalui
proses berfikir (aqliyah).

Illahiah bermakna bahwa segala penyakit berasal dari Allah swt dan


Allah swt pula yang menyembuhkan penyakit tersebut. Sementara manusia
berikhtiar bersungguh-sungguh menggunakan ilmu yang diberikan Allah SWT
kepadanya. Sebagaimana sabda Rasulullah: ”Berobatlah kamu karena
sesungguhnya Allah swt yang menurunkan penyakit dan Dia juga yang
menurunkan obatnya”. (H.R. Ahmad). Oleh karena itu, dalam menjalankan
pengobatan tidak hanya berfokus pada khasiat obat tertentu melainkan juga

1
harus disertai dengan keyakinan bahwa Allah lah yang menyembuhkan. “Setiap
penyakit ada obatnya. Maka bila obat itu mengenai penyakit akan sembuh
dengan izin Allah SWT.” (HR. Muslim)

Rasullullah SAW pernah beberapa kali mengalami sakit, dan setiap sakit
beliau pasti berobat. Ruqiyyah/doa saja, kadang harus dengan tindakan seperti
bekam/hijamah atau ada dengan meminum obat seperti madu dan
habbatussaudah. Melihat fenomena diatas maka diperlukan pengkajian
mengenai pengobatan di zaman nabi tersebut mulai pengertian, macam – macam
mengenai mengobatan dizaman nabi.

1.2 Rumusan Masalah


1. Bagaimana upaya kuratif pada Zaman Rasullullah ?
2. Apa Macam-macam pengobatan Natural (Alamiah) Pada Zaman
Rasullullah

1.3 Tujuan dan Manfaat


1. Mengetahui upaya kuratif pada zaman Rassullalah
2. Mengetahui Macam-macam pengobatan Natural (Alamiah) Pada Zaman
Rasullullah

2
BAB II

TINJAUAN TEORI

2.1 Pengobatan Dalam Islam

Pada dasarnya, pengobatan terdiri dari dari dua bagian, yaitu pencegahan
dan penyembuhan. Islam sangat memperhatikan kedua prinsip ini, dengan
memaduhkan manfaat keduanya dalam jasmani dan rohani untuk memperoleh
kesehatan tubuh dan keselamatan jiwa. Dengan memperhatikan kedua prinsip
tersebut, akan terlihat pengaruh yang nyata bagi kaum muslimin generasi
pertama sebagai umat manusia paling bersih jiwanya dan paling kuat tubuhnya.
Dan keistimewaan ini tidak terdapat pada agama lain. Disamping pencegahan,
islam juga memerintahkan untuk memelihara kehidupan yang dikaruniakan
Allah, sebagaimana Surah An-Nisa : 29 yang artinya “ Dan janganlah kamu
membunuh dirimu; Sesungguhnya Allah adalah Maha Penyayang kepadamu”

Pada dasarnya semua penyakit berasal dari Allah, maka yang dapat
menyembuhkan juga Allah semata. Akan tetapi untuk mencapai kesembuhan
tersebut tentunya dengan usaha yang maksimal. Sesungguhnya Allah
mendatangkan penyakit, maka bersamaan dengan itu Allah juga mendatangkan
obat. Hal ini sesuai dengan sabda Rasulullah SAW :

“ Abu Darda’ berkata, bahwa Rasulullah bersabda, “Sesungguhnyqa


Allah menurunkan penyakit serta obat dan diadakan-Nya bagi tiap penyakit
obatnya, maka berobatlah kamu, tetapi janganlah kamu berobat dengan yang
haram”. (HR. Abu Daud).

“Usumah bin Syarik berkata, “Di waktu saya beserta Nabi Muhammad
SAW., datanglah beberapa orang badui, lalu mereka bertanya, “Ya, Rasulullah,
apakah kami mesti berobat?”, Jawab beliau, “Ya, wahai hamba Allah,
berobatlah kamu, karena Allah tidak mengadakan penyakit melainkan Dia
adakan obatnya, kecuali satu penyakit”. Tanya mereka, “Penyakit apa itu?”.
Beliau menjawab, “Tua”. (HR. Ahmad).

3
“Diriwayatkan dari Hurairah r.a bahwa Nabi SAW. Pernah bersabda “
Allah tidaklah menurunkan suatu penyakit melainkan dia juga menurunkan
obatnya (penawarnya)” (HR Al-Bukhari).

Berdasarkan beberapa hadist tersebut dapat diketahui bahwa Allah SWT


tidak akan menurunkan penyakit kecuali Allah juga menurunkan obatnya, baik
itu penyakit yang muncul pada zaman nabi maupun sesudah Nabi (Hawari,
2008). Segala jenis penyakit pasti ada obatnya, tergantung bagaimana cara
mengatasi penyakit tersebut sehingga penyakit tersebut bisa sembuh dengan
izin Allah SWT. Hal ini sesuai dengan sabda Nabi Muhammad SAW:

“Setiap penyakit ada obatnya, jika obat itu tepat mengenai sasarannya,
maka dengan izin Allah penyakit itu sembuh” (HR. Muslim dan Ahmad).

Allah SWT menciptakan segala sesuatu yang ada di alam semesta ini
dalam keadaan seimbang. Begitu pula tubuh manusia juga yang diciptakan
dalam keadaan yang seimbang, Sebagaimana firman Allah berikut ini:

“Yang telah menciptakan kamu lalu menyempurnakan kejadianmu dan


menjadikan (susunan tubuh) mu seimbang. Dalam bentuk apa saja yang dia
kehendaki, dia menyusun tubuhmu” (QS.Al-Infithar/82: 7-8).

2.2 Metode Pengobatan Menurut Rasulullah

Thibbun nabawi mencakup bidang penyembuhan, pencegahan, cara


hidup sehat Rasul, keadaan mental, serta spiritual karena thibbun nabawi
berjalan tidak hanya pada ruh melainkan juga pada jasad. Secara garis besar
pengobatan thibbun nabawi memiliki tujuan preventif (pencegahan) dan kuratif
(pengobatan).

2.2.1 Preventif (Pencegahan)

Semua tata cara hidup sehat ala Rasulullah merupakan tindakan


preventif yang beliau ajarkan kepada umatnya. Diantaranya:

4
a. Ibadah, dapat menjaga kesehatan
 Shalat tahajud 

“Hendaklah kalian bangun malam. Sebab hal itu merupakan


kebiasaan orang-orang shaleh sebelum kalian. Wahana
pendekatan diri kepada Allah SWT, penghapus dosa dan
pengusir penyakit dari dalam tubuh”. (HR at-Tirmidzi).

Jika melakukan shalat tahajud secara rutin, benar gerakannya,


ikhlas dan khusuk niscaya (dengan seijin Allah SWT) akan
terbebas dari penyakit infeksi dan kanker, menjadikan tubuh
bugar dan bersemangat, serta terhindar dari penyakit punggung
pada usia tua. Dr. Abdul Hamid diyab dan Dr. Ah Qurquz
mengungkapkan bahwa shalat malam atau shalat tahajud dapat
meningkatkan daya tahan tubuh kita sehingga tidak mudah
terkana penyakit, akan menenangkan hati dari segala kegundahan
dan kegelisahan hidup yang dialami. memiliki kandungan aspek
meditasi dan relaksasi yang cukup besar, dan memiliki pengaruh
terhadap kejiwaan yang dapat digunakan sebagai strategi
penanggulangan adaptif pereda stres.

 Puasa sunnah

ْ‫ َوأَن‬ ‫صو ُموا‬
ُ َ‫تَ ْعلَ ُمون ُك ْنتُ ْم إِنْ لَ ُك ْم َخ ْي ٌر ت‬

“Dan kalau kalian puasa itu lbh baik bagi kalian kalau
kalian mengetahuinya.” (Surat Al-Baqoroh: 184)

Puasa menjaga kesehatan pencernaan, perbaikan tubuh dan


otak, menyehatkan jantung, menurunkan berat badan,
memelihara kesehatan jiwa, meredakan rasa sakit,serta terhindar
dari ” jet lag” yaitu suatu sindrom berupa rasa tidak nyaman
pada pencernaan, pikiran, kelelahan disertai gangguan tidur,
akibat bepergian melintasi zona waktu yang berbeda.

5
b. Menjaga kebersihan dan kesucian

 Kebersihan tubuh

“Abu Hurairah radhiyallahu ‘anhu meriwayatkan bahwa Nabi


Muhammad shallallahu ‘alaihi wasallam bersabda: “Fitrah ada
lima atau lima perkara dari fitrah; berkhitan, menghabiskan bulu
kemaluan, memotong kuku, mencabut bulu ketiak dan menipiskan
kumis.” (HR. Bukhari dan Muslim).

 Kebersihan Lingkungan

Menjaga lingkungan dari sumber penyakit misalnya karantina


untuk penderita wabah, melarang urinasi pada air yang tenang
(tidak mengalir), dll. Menutup tempat makanan dan minuman
yang terisi juga merupakan tindakan perventif (pencegahan)
“Jabir radhiyallahu ‘anhu meriwayatkan bahwa
Rasulullah shallallahu ‘alaihi wasallam bersabda: “Tutuplah
tempat-tempat makanan, tempat-tempat minuman karena
sesungguhnya di dalam setahun ada sebuah malam yang turun di
dalamnya wabah penyakit tidak dia melewati sebuah tempat
makanan atau minuman yang tidak tertutup, atau tidak ada
penghalang di atasnya melainkan turun di dalamnya dari wabah
penyakit tersebut.” (HR. Muslim).

c. Pola dan Tata Cara Makan

 Pastikan makanan yang didapatkan adalah halal dan baik


(thayyib) serta tidak mengandung unsur-unsur yang haram.

َ‫ي أَنتُم ِب ِه ُمؤْ ِمنُون‬ َ ً‫َو ُكلُو ْا ِم َّما َر َزقَ ُك ُم هّللا ُ َحالَال‬
َ ‫طيِّبا ً َواتَّقُو ْا هّللا َ الَّ ِذ‬

“Dan makanlah makanan yang halal lagi baik dari apa yang
Allah telah rezekikan kepadamu, dan bertakwalah kepada Allah
yang kamu beriman kepada-Nya.” (QS: Al Maidah: 88).

6
Halal berkaitan dengan urusan akhirat, yaitu halal cara
mendapatkannya dan halal barangnya. Sedangkan thayyib
berkaitan dengan urusan duniawi, seperti baik tidaknya atau
bergizi tidaknya makanan yang dikonsumsi.

 Makan sesudah lapar dan berhenti sebelum kenyang

Aturannya, kapasitas perut dibagi ke dalam tiga bagian, yaitu


sepertiga untuk makanan (zat padat), sepertiga untuk minuman
(zat cair), dan sepertiga lagi untuk udara (gas).

“Al Miqdam bin Ma’dikarib radhiyallahu ‘anhu berkata: “Aku


telah mendengar Rasulullah shallallahu ‘alaihi
wasallam bersabda: “Tidaklah seorang manusia mengisi sebuah
tempat yang lebih buruk daripada perut, cukuplah bagi seorang
manusia beberapa suapan yang menegakkan punggungngya, dan
jika hawa nafsunya mengalahkan manusia, maka 1/3 untuk
makan dan 1/3 untuk minum dan 1/3 untuk bernafas.” HR. Ibnu
Majah dan dishahihkan oleh Al Albani di dalam kitab Silsilat Al
Ahadits Ash Shahihah, no. 2265.

 Mencuci kedua tangan sebelum makan

“Apabila Rasululllah Sholallahu Alaihi Wassalam hendak tidur


sedangkan Beliau dalam keadaan junub, maka beliau berwudhu
terlebih dahulu dan apabila hendak makan, beliau mencuci
kedua tangannya terlebih dahulu.” (HR. Ahmad)

 Makan dengan tenang, tidak tergesa-gesa, dan dengan tempo


sedang.

Cara makan seperti ini akan menghindarkan tersedak, tergigit,


dan makanan bisa dikunyah dengan lebih baik, sehingga kerja
organ pencernaan pun jadi lebih ringan.

7
2.2.2 Kuratif (Pengobatan)

Sabda Rasulullah SAW: “Tidaklah Allah SWT menurunkan suatu


penyakit, melainkan Dia turunkan penyembuhnya.” (HR. Al-Bukhari dan
Ibnu Majah)

Macam Pengobatan ala Nabi SAW.

a. Ruqyah
Merupakan salah satu cara pengobatan yang pernah diajarkan malaikat
jibril kepada Nabi Muhammad SAW, ketika Rasulullah sakit maka
datang malaikat jibril mendekati tubuh beliau, kemudian jibril
membacakan salah satu doa sambil ditiupkan ke tubuh Nabi, seketika
itu beliau sembuh. Ini lah doanya “ bismillahi arqiika minkulli
syai-in yu’dziika minsyarri kulli nafsinau-ainiasadin Alloohu yasyfiika
bismillahi arqiika”.
Ada 3 (tiga) cara ruqyah yang dilakukan oleh Nabi :
 Nafats : membacakan ayat alquran atau doa kemudian ditiupkan
pada kedua telapak tangan kemudian di usapkan keseluruh badan
pasien yang sakit, dalam suatu riwayat bahwasannya Nabi
Muhammad SAW apabila beliau sakit membaca surat Al-
muawwidzat yaitu surat an-Naas, Al-Falaq dan Al-ikhlas
kemudian ditiupkan pada kedua telapak tangannya, lalu
diusapkan keseluruh badan.
 Air liur yang ditempelkan pada tangan
kanannya.Diriwayatkan oleh Bukhari-Muslim, bahwasanya
NabiMuhammad SAW apabila ada manusia yang tergores
kemudianluka, maka kemudian beliau membaca doa kemudian
air liurnyaditempelkan pada tangan kanannya, lalu di
usapkan pada lukaorang tersebut.  Adapun doa yang
dibaca adalah sebagai berikut:
“Allahumma robbinnas adzhabilbas isyfi antasy-syafii laa syifa-a
illa syifa-uka laa yughodiru saqoman”

8
 Meletakkan tangan pada salah satu anggota badan.  Nabi
Muhammad SAW pernah memerintahkan Utsman bin Abil Ash
yang sedang sakit dengan sabdanya :
“letakkanlah tanganmu pada anggot badan yang sakit kemudian
bacalah basmalah 3x dan A’udzu bi-izzatillah waqudrotihi
minsyarrimaajidu wa uhajiru 7x.

b. Al-hijamah (bekam)
Aiman bin ’Abdul Fattah (2005:230) menjelaskan bahwa
bekam atau Al-Hijamah berasal dari bahasa Arab yaitu hajama, yang
berarti menghisap dan hijama yang artinya pelepasan darah kotor.
Kata kerjanya adalah hajama-yahjimu-yahjumu. Al-Hajam adalah
orang yang menghisap lubang alat bekam. Mihjam dan mihjamah
artinya alat bekam, bisa alat untuk menghisap darah, untuk
mengumpulkan darah, maupun untuk menyayat dalam proses
pembekaman. Dalam Bahasa Inggris, Al-Hijamah disebut dengan
istilah treatment cupping method, dan dalam Bahasa Melayu dikenal
pula dengan istilah bekam. Di Indonesia bekam lebih populer dengan
istilah kop atau canthuk. Teknik pengobatan bekam adalah suatu
proses membuang darah kotor (toksid/racun) dalam tubuh yang
berbahaya melalui permukaan kulit dengan pisau penyayat atau jarum
(lancet) di titik-titik tertentu.

Dalam buku “Keajaiban Thibun Nabawi: Bukti Ilmiah dan


Rahasia Kesembuhan dalam Metode Pengobatan Nabawi” yang
ditulis oleh Aiman bin ‘Abdul Fattah (2005:230) menjelaskan tentang
darah bekam yang dikeluarkan oleh juru bekam dari tubuh yang
memiliki ciri-ciri sebagai berikut:

1. Teroksidasi darah tanpa udara (anaerob).


2. Terpisahnya plasma (cairan darah) dari darah.
3. Keluarnya plasma saja dari tempat yang dibekam.
4. Jika kita memasang dua gelas (alat bekam) untuk menghisap
darah, maka bisa saja darah keluar pada gelas yang satu, tetapi

9
tidak bisa keluar sama sekali pada gelas yang satu lagi padahal
keduanya berdampingan.
5. Bisa saja kesembuhan datang meskipun darah tidak ada yang
keluar ke gelas.

Dari penelitian yang dilakukan oleh ilmuwan Damaskus,


Muhammad Amin Syaikhu tentang mekanisme kesembuhan yang
diperoleh dari metode bekam bahwa kesembuhan metode ini terletak
pada dibersihkannya tubuh dari darah rusak yang menghambat
berjalannya fungsi-fungsi dan tugas-tugas tubuh secara sempurna.

Aiman bin ‘Abdul Fattah menambahkan informasi


berdasarkan hasil tim laboratorium yang mengadakan penelitian darah
yang keluar dari titik-titik bekam yang hasilnya sebagai berikut:

1.    Bahwa terapi bekam tetap melindungi dan sekaligus


menguatkan unsure-unsur system kekebalan.

2.    Proses bekam membuang sel-sel darah merah yang rusak dan
darah yang tidak dibutuhkan lagi.

3.   Kapasitas ikatan zat besi dalam darah bekam tinggi sekali (550-
1.100), satu hal yang menunjukkan bahwa bekam
mempertahankan zat besi yang ada di dalam tubuh tidak ikut
keluar bersama darah yang dikeluarkan dengan bekam sebagai
awal penggunaan zat besi tersebut dalam pembentukan sel-sel
muda yang baru.

4.   Kandungan sel darah merah maupun sel darah sel darah putih
dalam darah bekam tinggi sekali. Ini menunjukkan bahwa
proses bekam berhasil mengeluarkan semua kotoran, sisa, dan
endapan darah sehingga mendorong kembali aktifnya selurih
system dan organ tubuh.

10
c. Habbatussauda (jinten hitam)

Habbahtussaudah adalah jenis buah yang mirip dengan jintan


hitam, tapi bukan jintan hitam yang dikenal di Indonesia, material yang
terkandung di dalamnya berkhasiat menawarkan racun, kuman dan
virus, maka buah ini dikatakan oleh Rasulullah SAW dapat mengobati
segala penyakit.

Imam Bukhari meriwayatkan dari ‘Aisyah radhiyallahu ‘anha.


bahwa ia pernah mendengar Nabi shallallahu ‘alaihi wa
sallam bersabda yang artinya: “Sungguh dalam habbatus sauda’ itu
terdapat penyembuh segala penyakit, kecuali as-sam.”Saya
bertanya, “Apakah as-sam itu?” Beliau menjawab, “Kematian”.

Manfaat Habbatus Sauda` menurut hasil penelitian:


a)   Antioksidan, anti radang, dan anti alergi
b)    Mengobati gangguan pencernaan
c)    Melawan kanker
d)    Memperkuat imunitas tubuh
e)    Meningkatkan memori dan konsentrasi
f)    Meningkatkan bioaktivitas hormone
g)    Menetralkan toksin
h)    Mengatasi susah tidur dan stress
i)    Suplemen nutrisi, dll.

d. Madu

ً ‫ج ُذ ُلال‬ ۡ َ‫من ي‬
ُ ‫خ ُر‬ ِ ‫ها‬
َ ِ‫اب ُبطُون‬
ٌ ‫ش َر‬
َ ‫ف‬ ۡ ‫هم‬
ٌ ِ‫ُّخ َتل‬ َ ‫ه أَ ۡل‬
ُ ‫وا ُن‬ ِ ِ‫إِنَّ لِل َّناس‬
ِ ‫شفَاء فِي‬
ً َ‫م آلي‬
‫ة‬ ٍ ۡ‫ك ُرون ِلِّ*)قَو‬ َ ‫م يَ َت‬
َّ ‫ف‬ َّ ‫كلِي ُث‬
ُ ‫من‬
ِ ‫ِل‬
)*ِّ ‫ك‬
ُ ِ‫م َرات‬ ۡ ‫ف‬
َ ‫اس ُلكِي ال َّث‬ َ ‫ل‬
َ ‫س ُب‬
ُ ‫ك‬
ِ )*ِّ‫َرِب‬
‫ك فِي‬ َ
َ ِ ‫ذل‬
“Kemudian makanlah dari tiap-tiap (macam) buah-buahan dan
tempuhlah jalan Tuhanmu yang telah dimudahkan (bagimu). Dari
perut lebah itu ke luar minuman (madu) yang bermacam-macam
warnanya, di dalamnya terdapat obat yang menyembuhkan bagi
manusia. Sesungguhnya pada yang demikian itu benar-benar

11
terdapat tanda (kebesaran Tuhan) bagi orang-orang yang
memikirkan.“ (QS. An-Nahl: 69)
Manfaat madu diantaranya:
a) Antibakteri, anti radang, dan antioksidan
b) Madu menyehatkan gigi dan gusi, memutihkan gigi, mengobati
sariawan dan gangguan mulut lainnya.
c) Mengobati diabetes, mencegah terjadinya radang usus besar
(colitis), maag dan tukak lambung, membersihkan liver,
memperlancar buang air kecil, dll.

e. Kurma
“Barang siapa yang makan pagi dengan tujuh butir kurma Ajwah, maka
tak akan mencelakainya racun dan sihir dihari itu” (Riwayat Shahih Al-
Bukhari).
Manfaat kurma diantaranya:
a) Mencegah penyerapan kolesterol LDR dalam usus.
b) Melancarkan buang air besar dan mencegah konstipasi.
c) Kurma mengandung antioksidan, anti infeksi, anti inflamasi dan
anti hemoragik.
d) Menjaga kesehatan mata dan kulit
e) Kalium dalam kurma adalah komponen penting dari sel dan
cairan tubuh yang membantu mengendalikan denyut jantung
dan tekanan darah, sehingga memberikan perlindungan terhadap
penyakit jantung koroner dan stroke, dll.

12
BAB III

PEMBAHASAN

3.1 Ruqyah

Rasulullah SAW seringkali mengobati penyakitnya, dengan membaca


mu^awwidzatain lalu ditiupkan ke tangannya kemudian mengusap wajah dan
tubuhnya. Aisyah RA bercerita : Rasulullah jika merasa sakit, Beliau membaca
mu^awwidztain (QS. al Falaq dan al Naas) lalu meniupkannya (kemudian
mengusapkannya ke wajah dan tubuhnya). (HR. al Bukhari Muslim) Annas ibn
Malik RA berkata kepada Tsabit yang mengadu kepadanya tentang sakit yang
diderita. “Maukah kamu saya ruqiyah sebagaimana Rasulullah SAW lakukan
kepadaku ?” Tsabit berkata : Tentu. Annas berdoa :

“Ya Allah, Rabb-nya Manusia. penghilang segala yang menakutkan,


sembuhkanlah sesungguhnya Engkau maha penyembuh, tidak ada yag dapat
menyembuhkan kecuali Engkau. kesembuhan yang tidak meninggalkan penyakit
apapun”. (HR. al Bukhari, abu Dawud dan al Tirmidzi)

3.2. Al-hijamah (bekam)

Dari Jabir RA, bahwa ada seorang wanita Yahudi dari penduduk Khaibar
memasukkan racun ke dalam daging domba yang dipanggang, lalu
menghadiahkannya kepada Rasulullah SAW. Beliau mengambil bagian kaki dan
memakan sebagian darinya. Beberapa orang shahabat yang bersamanya juga
ikut memakannya. Tiba-tiba beliau bersabda, “Lepaskan tangan kalian!”. Beliau
mengirim utusan untuk memanggil wanita Yahudi itu, lalu beliau bersabda,
“Rupanya engkau telah meracun domba ini”. “Siapa yang memberitahumu?
Tanya wanita Yahudi. Beliau menjawab, “Bagian kaki domba inilah yang
memberitahukannya kepadaku”. “Memang aku telah meracunnya. Dalam hati
aku berkata, “Kalau memang dia benar-benar seorang Nabi, maka racun itu
tidak akan membahayakannya dirinya. Tapi kalau memang dia bukan seorang

13
Nabi, maka kami dapat merasa tenang,” jawab wanita Yahudi. Rasulullah SAW
memaafkan wanita Yahudi itu dan tidak menjatuhkan hukuman kepadanya.
Sebagian shahabat yang terlanjur memakannya ada yang meninggal. Lalu
Rasulullah SAW melakukan pengobatan dengan hijamah di bagian pundaknya
karena daging yang terlanjur beliau makan. Yang mengobatinya adalah Abu
Hindun, dengan menggunakan tulang tanduk dan mata pisau.

“Jikalau ada diantara obat kalian yang baik, maka itu ada pada meminum
madu atau bekam atau besi panas, akan tetapi saya tidak menyukai pengobatan
dengan besi panas”. (HR. al Bukhari, Muslim)

Teknik pengobatan bekam adalah suatu proses membuang darah kotor 


(toksid-racun yang berbahaya dari dalam tubuh, melalui permukaan 
kulit. Toksid / toksin adalah endapan racun / zat kimia yang tidak 
dapat diuraikan oleh tubuh kita. Toksin ini berada pada hampir setiap 
orang. Toksin - toksin ini berasal dari pencemaran udara, maupun dari 
makanan yang banyak mengandung zat pewarna, zat pengembang, penyedap 
rasa, pemanis, pestisida sayuran dll.

Dari penelitian yang dilakukan oleh ilmuwan Damaskus, Muhammad


Amin Syaikhu tentang mekanisme kesembuhan yang diperoleh dari metode
bekam bahwa kesembuhan metode ini terletak pada dibersihkannya tubuh dari
darah rusak yang menghambat berjalannya fungsi-fungsi dan tugas-tugas tubuh
secara sempurna. Aiman bin ‘Abdul Fattah menambahkan informasi
berdasarkan hasil tim laboratorium yang mengadakan penelitian darah yang
keluar dari titik-titik bekam yang hasilnya sebagai berikut:

1. Bahwa terapi bekam tetap melindungi dan sekaligus menguatkan unsure-


unsur system kekebalan.
2. Proses bekam membuang sel-sel darah merah yang rusak dan darah yang
tidak dibutuhkan lagi.
3. Kapasitas ikatan zat besi dalam darah bekam tinggi sekali (550-1.100), satu
hal yang menunjukkan bahwa bekam mempertahankan zat besi yang ada di
dalam tubuh tidak ikut keluar bersama darah yang dikeluarkan dengan bekam

14
sebagai awal penggunaan zat besi tersebut dalam pembentukan sel-sel muda
yang baru.
4. Kandungan sel darah merah maupun sel darah sel darah putih dalam darah
bekam tinggi sekali. Ini menunjukkan bahwa proses bekam berhasil
mengeluarkan semua kotoran, sisa, dan endapan darah sehingga mendorong
kembali aktifnya selurih system dan organ tubuh.

3.3. Habbatussauda (jinten hitam)

Imam Bukhari meriwayatkan dari ‘Aisyah radhiyallahu ‘anha. bahwa ia


pernah mendengar Nabi shallallahu ‘alaihi wa sallam bersabda yang
artinya: “Sungguh dalam habbatus sauda’ itu terdapat penyembuh segala
penyakit, kecuali as-sam.”Saya bertanya, “Apakah as-sam itu?” Beliau
menjawab, “Kematian”.

Dia menumbuhkan tanaman-tanaman untukmu seperti zaitun, kurma,


anggur dan buah-buahan lain. Sesungguhnya pada hal-hal yang demikian itu
terdapat tanda-tanda kekuasaan Allah swt bagi orang-orang yang mau
memikirkan.” (An-Nahl : 11)

Dr. Ahmad Al Qadhy dan rakan-rakannya melakukan penelitian di


Amerika tentang pengaruh habbatus sauda' terhadap sistem kekebalan tubuh
(imuniti) manusia. Penelitian yang dilakukan dalam dua tahap itu menghasilkan
kesimpulan pertama: Kelebihan prosentase The Helper T-Cell atas suppresor
cells ts mencapai 55% dan ada sedikit kelebihan atas killer cell orcytoxic
sebanyak 30%. Penelitian tahap kedua dengan melibatkan 18 sukarelawan yang
badan mereka sihat dan segar. Mereka dibahagikan dalam dua kelompok, satu
kelompok diberi satu gram habatus sauda' setiap hari dan kelompok lain diberi
karbon. Selama empat hari mereka mengamalkan habbatus sauda' dan karbon
yang sudah di masukkan dalam butir-butir kapsul. Hasilnya, habbatus sauda'
menguatkan tugas-tugas imuniti dengan tambahan prosentase The Helper T-
lymphocytes cell atas supressor cell-ts. Jadi, sistem kerja habbatus sauda' dalam
tubuh manusia adalah dengan memperbaiki, menjaga dan meningkatkan sistem
kekebalan tubuh manusia terhadap berbagai penyakit.

15
Dalam sistem perkumuhan tubuh manusia, habbatus sauda' adalah satu-
satunya ubat yang memiliki senjata khusus untuk menghancurkan segala macam
penyakit. Antara sebabnya ialah setelah sel paghocytosis menelan kuman-kuman
yang menyerang, ia membawa bakteri antigenic ke permukaannya, kemudian
menempel dengan sel lymph, untuk mengetahui bagaimana susunan mikro
secara detil, lalu memerintahkan masing-masing sel T-lymphocytes untuk
memproses antibodi atau sel T-spesific, khususnya adalah antigenic yang juga
dibolehkan untuk berproses.

Dinding sel B-Lymphocytes memiliki kurang lebih 100 ribu molekul dari
antibodi yang saling berinteraksi secara khusus dan dengan kemampuan yang
tinggi dengan jenis khusus yang ditimbulkan oleh antigenic dalam mikroba.
Antibodi yang bersatu dengan sel T- Lymhocytes, lalu bersama-sama dengan
antigenic melawan mikroba, sehingga mikroba tidak dapat berkerja dan
sekaligus dapat menghancurkan mikroba.

Dengan demikian, kekebalan itu merupakan kekebalan khusus untuk


menghadapi setiap benda asing yang masuk ke dalam tubuh. Habbatus sauda'
mempunyai kekebalan spesifik yang didapat secara otomatis, yang memiliki
kemampuan berbentuk antibodies dan senjata sel serta pengurai khusus untuk
setiap benda asing yang masuk dan menyebabkan penyakit.

3.4. Madu

Dari Abu Said al Khudri, bercerita : bahwa seorang laki-laki datang


kepada Rasulullah SAW mengadukan keadaan saudaranya yang sakit perut dan
diare, lalu Rasulullah SAW bersabda : Berilah dia minum madu. Sahabat inipun
memberi saudaranya minum madu. kemudian sahabat ini kembali menghadap
Rasulullah SAW dan berkata : Ya Rasulullah, saya sudah memberinya madu
tapi makin tambah parah diarenya. Rasulullah SAW bersabda : Berilah dia
minum madu. lagi-lagi sahabat ini kembali menghadap Rasulullah SAW dan
berkata : Ya Rasulullah, saya sudah memberinya madu tapi makin tambah parah
diarenya. Rasulullah SAW bersabda : Allah itu benar dan perut saudaramu yang
bohong. Beri dia minum madu. Sahabat inipun kembali memberi saudaranya
minum madu dan dia pun sembuh ( HR al Tirmidzi).

16
Dan makanlah oleh kamu bermacam-macam sari buah-buahan, serta
tempuhlah jalan-jalan yang telah digariskan Tuhanmu dengan lancer. Dari perut
lebah itu keluar minuman madu yang bermacam-macam jenisnya yang dapat
dijadikan obat untuk manusia. Dialamnya terdapat tanda-tanda kekuasaan Allah
swt bagi orang-orang yang memikirkan”. (An-nahl : 69)
Berikut Khasiat Madu
1. Madu untuk Sumber energi
Pada masa lalu, para atlet Romawi dan Yunani kuno meminum madu
sebelum dan sesudah bertanding sebagai obat untuk stamina dan pemulih
energi. Selama berabad-abad madu memang dikenal sebagai bahan bakar
para olahragawan ini karena madu mengandung gula yang cepat diserap oleh
sistem pencernaan jadi madu adalah sumber energi instan. Hingga kini,
dalam dunia olahraga madu diberikan sebelum pertandingan dan sebagai
pengganti karbohidrat yang digunakan pada saat latihan.

2. Madu Seefektif glukosa


Hasil riset yang dikeluarkan sebuah jurnal kesehatan menyebutkan kadar
glycemic index (GI ukuran untuk mengukur dampak negatif makanan dalam
gula darah) yang rendah pada madu memperlambat penyerapan gula dalam
darah sehingga lebih menyehatkan sistem pencernaan dan menjamin
ketersediaan karbohidrat selama berolahraga. Sementara itu, Laboratorium
Nutrisi di Universitas Mempish menyatakan bahwa madu seefektif glukosa
pengganti karbohidrat selama pemanasan.

3. Madu untuk Penyembuh luka


Dalam dunia pengobatan masyarakat Yunani dan Romawi memelopori
penggunaan madu untuk mengobati hidung tersumbat sementara itu bangsa
mesir kuno menjadi pelopor pemanfaatan madu untuk mengobati luka.
Mereka membuat salep dari madu untuk mengobati luka bakar dan luka
akibat tusukan benda tajam.

4. Madu Sebagai antibiotik


Setelah ribuan tahun digunakan, khasiat madu sebagai obat luka terungkap
secara ilmiah. Madu bekerja sebagai antibiotik alami yang sangggup

17
mengalahkan bakteri mematikan. Madu sangat asam sehingga tidak cocok
untuk pertumbuhan dan perkembangbiakan bakteri. Madu menghasilkan
hidrogen peroksida yang merupakan anti septik luar biasa. Proses osmosis di
dalam madu membasmi bakteri kekentalan madu yang sedikit mengandung
air menghasilkan proses osmosis menyerap air dari bakteri pada luka dan
luka bakar, tak ubahnya spons menyerap air. Madu mengeringkan bakteri
sehingga bakteri sulit tumbuh.

5. Madu untuk Membunuh kuman


Kandungan gizi yang luar biasa antara lain asam amino bebas dalam madu
mampu membantu penyembuhan penyakit. Madu mengandung zat antibiotik
yang berguna untuk mengalahkan kuman patogen penyebab panyakit infeksi.
Mengikuti bangsa mesir kuno setelah menempuh kajian untuk menemukan
fakta ilmiah, salep madu untuk luka kini di produksi di Australia.

6. Madu untuk Terapi


Bangsaa Mesir dikenal paling piawai meramu obat dari bahan-bahan alami.
Madu termasuk dalam 500 resep obat dari 900 resep yang diketahui.
Pengobatan modern yang mengacu pada terapi kuno penggunaan madu dari
Mesir puas dengan hasilnya.

7. Madu untuk Mengobati borok


RS Universitas Wisconsin Medical School and Public Health misalnya,
Menerapkan terapi madu bagi borok yang diderita penderita diabetes. Uji
coba terhadap seorang pasien berusia 79 tahun berhasil menyembuhkan
borok pada jari kakinya. Sang pasien bahkan tidak jadi diamputasi berkat
terapi madu tersebut.

8. Madu untuk Antioksidan


Di Selandia Baru, terapi madu berhasil menyembuhkan lecet pada punggung
pasien yang terlalu lama terbaring di ranjang rumah sakit. Di Uni Emirat
Arab, terapi madu untuk luka akibat herpes bibir dan alat kelamin
mempercepat penyambuhan dan mengurangi rasa sakit. Sementara itu untuk
membuktikan peran madu sebagai antioksidan peneliti di Universitas

18
California membuktikan konsumsi madu mampu meningkatkan antioksidan
dalam darah. Uji coba pada tikus untuk mengkaji kemampuan madu
meningkatkan penyerapan kalsium memberikan hasil memuaskan. Riset di
Universitas Purdue itu menyimpulkan, konsumsi suplemen kalsium bersama
madu mampu meningkatkan penyerapan kalsium oleh tubuh.

3.5. Kurma

“Barang siapa yang makan pagi dengan tujuh butir kurma Ajwah, maka tak
akan mencelakainya racun dan sihir dihari itu” (Riwayat Shahih Al-Bukhari).
Menurut Prof Dr Ir Ali Khomsan, MS, kurma memiliki kandungan nutrisi yang
berguna bagi tubuh. “Setidaknya gula (glukosa) menjadi komponen utama
dengan komposisi yang mencapai 50 persen dari seluruh kandungan buahnya,”
katanya. Guru besar IPB ini juga mengatakan, kandungannya lebih besar
dibandingkan buah-buahan lainnya yang hanya mencapai 20-30 persen saja.

Manfaat dan Khasiat buah Kurma :

1. Tamr (kurma kering) berfungsi untuk menguatkan sel-sel usus dan dapat
membantu melancarkan saluran kencing karena mengandung serabut-
serabut yang bertugas mengontrol laju gerak usus dan menguatkan rahim
terutama ketika melahirkan.

Penelitian yang terbaru menyatakan bahwa buah ruthab (kurma basah)


mempunyai pengaruh mengontrol laju gerak rahim dan menambah masa
systolenya (kontraksi jantung ketika darah dipompa ke pembuluh nadi).
Bahkan Allah Subhanahu wa Ta’ala memerintahkan Maryam binti Imran
untuk memakan buah kurma ketika akan melahirkan, dikarenakan buah
kurma mengenyangkan juga membuat gerakan kontraksi rahim bertambah
teratur, sehingga Maryam dengan mudah melahirkan anaknya. Al-Hafizh
Ibnu Katsir rahimahullah membawakan perkataan ‘Amr bin Maimun di
dalam tafsirnya : “Tidak ada sesuatu yang lebih baik bagi perempuan
nifas kecuali kurma kering dan kurma basah”

19
Buah kurma matang sangat kaya dengan unsur Kalsium dan besi. Oleh
karena itu, sangat dianjurkan bagi perempuan yang sedang hamil dan yang
akan melahirkan, bahkan Allah Subhanahu wa Ta’ala memerintahkan
kepada Maryam Al-Adzra (perawan) untuk memakannya ketika sedang
nifas (setelah melahirkan). Kadar besi dan Kalsium yang dikandung buah
kurma matang sangat mencukupi dan penting sekali dalam proses
pembentukan air susu ibu. Kadar zat besi dan Kalsium yang dikandung
buah kurma dapat menggantikan tenaga ibu yang terkuras saat melahirkan
atau menyusui. Zat besi dan Kalsium merpuakan dua unsur efektif dan
penting bagi pertumbuhan bayi. Alasannya , dua unsur ini merupakan
unsur yang paling berpengaruh dalam pembentukan darah dan tulang
sumsum.

2. Ruthab (kurma basah) mencegah terjadi pendarahan bagi perempuan-


perempuan ketika melahirkan dan mempercepat proses pengembalian
posisi rahim seperti sedia kala sebelum waktu hamil yang berikutnya. Hal
ini karena dalam kurma segar terkandung hormon yang menyerupai
hormon oxytocine yang dapat membantu proses kalahiran. Hormon
oxytocine adalah hormon yang salah satu fungsinya membantu ketika
wanita atau pun hewan betina melahirkan dan menyusui.
3. Menenangkan Sel-Sel Saraf. Buah kurma, baik tamr maupun ruthab dapat
menenangkan sel-sel saraf melalui pengaruhnya terhadap kelenjar gondok.
Oleh karena itu, para dokter menganjurkan untuk memberikan beberapa
buah kurma di pagi hari kepada anak-anak dan orang yang lanjut usia, agar
kondisi kejiwaannya lebih baik.
4. Buah kurma Ajwah dapat digunakan sebagai alat ruqyah dan mencegah
dari ganguan jin.
5. Kurma sangat dianjurkan sebagai hidangan untuk berbuka puasa. Ada hal
yang sudah ditetapkan dalam bidang kedokteran bahwa gula dan air
merupakan zat yang pertama kali dibutuhkan orang berpuasa setelah
melalui masa menahan makan dan minum. Berkurangnya glukosa (zat
gula) pada tubuh dapat mengakibatkan penyempitan dada dan gangguan
pada tulang-tulang. Dilain pihak, berkurangnya air dapat melemahkan dan
mengurangi daya tahan tubuh. Hal ini berbeda dengan orang berpuasa

20
yang langsung mengisi perutnya dengan makanan dan minuman ketika
berbuka. Padahal ia membutuhkan tiga jam atau lebih agar pencernaannya
dapat menyerap zat gula tersebut. Oleh karena itu, orang yang menyantap
makanan dan minuman ketika berbuka puasa tetap dapat merasakan
fenomena kelemahan dan gangguan-ganguan jasmani akibat kekurang zat
gula dan air.
6. Buah kurma kaya dengan zat garam mineral yang menetralisasi asam,
seperti Kalsium dan Potasium. Buah kurma adalah makanan terbaik untuk
menetralisasi zat asam yang ada pada perut karena meninggalkan sisa
yang mampu menetralisasi asam setelah dikunyah dan dicerna yang timbul
akibat mengkonsumsi protein seperti ikan dan telur.
7. Buah kurma mengandung vitamin A yang baik dimana ia dapat
memelihara kelembaban dan kejelian mata, menguatkan penglihatan,
pertumbuhan tulang, metabolisme lemak, kekebalan terhadap infeksi,
kesehatan kulit serta menenangkan sel-sel saraf.

21
BAB IV
PENUTUP

4.1 Kesimpulan
1. Penyakit dalam Islam terdiri dari penyakit jasmaniah dan rohaniah. Ajaran
Islam menganjurkan berikhtiar saat sakit dan diiringi dengan tawakkal pada
Allah SWT.
2. Pengobatan yang dilakukan harus sesuai syariat Islam. Dalam Al-quran dan
Hadist sudah memberi tuntunan pada kita tentang upaya kuratif yang dimasa
kini sudah dibuktikan dengan uji klinis.

4.2 Saran
1. Jika sakit baik rohani maupun jasmani hendaklah berikhtiar untuk mencari
kesembuhan dan bertawakkal.
2. Memilih pengobatan yang sesuai syariat Islam.
3. Lakukanlah cara pengobatan yang sesuai dengan cara Rasulullah

22

Anda mungkin juga menyukai