Narator: Dian
Dokter: Aldi
Perawat 1: Choi
Perawat 2: Galuh
Pada pagi hari, seorang ibu datang ke Unit Gawat Darurat di Rumah Sakit Mardi
Waluyo . Ibu tersebut mengatakan bahwa anaknya mengalami diare dan muntah sejak
semalam.
Ibu: Tolong anak saya perawat.Anak saya sudah lemas dan hampir tidak sadarkan diri.
Dokter: Baik nyonya, saya akan menangani anakmu. Perawat (perawat 2) bantu aku disini.
Dokter dan Perawat menangani pasien didalam unit gawat gawat darurat. Sedangkan
perawat lainnya, berbicara kepada Ibu pasien diluar ruangan untuk menyarakan agar tidak
panik dan mengurus administrasi rumah sakit.
Perawat 1: Baik nyonya, anakmu sudah ditangani oleh di dalam. Selagi menunggu , nyonya
bisa ke bagian resepsionis untuk mengurus pendaftaran serta administrasi rumah sekit
terlebih dahulu.
Ibu: baik , perawat saya akan kesana . Tolong selamatkan anak saya.
Ibu pasien pergi ke bagian administrasi rumah sakit untuk mendaftarkan anaknya di
rumah sakit ini agar mendapatkan perawatan yang baik.
Ibu: Ada, Anak saya baru saja masuk ke unit gawat darurat. Saya ingin mengurus
administrasinya agar anak saya mendapatkan perawatan.
Resepsionis: Baik , nyonya. Saya akan mencatat administrasi perawatan pasien baru untuk
anak nyonya. Silahkan nyonya menjawab pertanyaan yang saya ajukan dan menandatangani
beberapa dokumen administrasi.
Ibu: Baik
Resepsionis: Baik. Tolong nyonya, Sebutkan nama anakmu, umur, tanggal lahir serta hal
yang dikeluhkan.
Ibu: Namanya Nabila, Umur 6 tahun, lahir pada tanggal 11 maret 2015. Sakit diare dan
muntah.
Resepsionis: Selanjut, tolong nyonya bisa tanda tangan disertai namamu di sebelah sini.
Resepsionis: Baik Nyonya, proses administrasi pasien sudah selesai . Nyonya, bisa menunggu
di ruang tunggu nanti saya akan mengabari mu tentang ruangan rawat pasien.
Ibu Pasien menunggu di ruang tunggu. Sedangkan, di dalam unit gawat darurat dokter
dan perawat sedang menolong pasien dengan diare.
Perawat 2: Hasil dari pengakian pasien dengan diare adalah keadaan umum: Lemas dan tidak
sadarkan diri. Mata: Cekung, Turgor kulit: kembali sangat lambat.
Dokter: Perawat Galuh tolong berikan pasien ini terapi Infus RL sebanyak lima ratus ml
dalam waktu delapan jam. Dan pindahkan di ruangan anak.
Dokter: Untuk perawat Choi tolong kabari pihak resepsionis untuk mengabari keluarga
pasien bahwa Pasien di rawat di ruangan anak.
Perawat mengabari resepsionis bahwa pasien dengan diare akan dirawat di ruangan anak.
Ibu: Terimakasih.
Ibu pasien mendatangi ruangan anak untuk menemani anaknya yang sudah selesai di
obati. Didalam ruangan tersebut ada dokter dan 2 perawat untuk memperkenalkan dirinya dan
menjelaskan prosedur pengobatan pasien.
Dokter: Saya dokter Aldi dan mereka adalah perawat yang akan menjaga anak nyonya di
ruangan ini.
Dokter: Keadaan anak nyonya aman dan sudah diobati. Nanti saya akan meresepkan
beberapa obat dan perawat akan mengganti infus bila sudah habis.
Perawat 1: Nyonya dapat menekan tombol bantuan di samping tempat tidur pasien
Dokter: Baik nyonya saya akan pergi bersama perawat untuk memantau pasien lain, saya izin
terlebih dahulu.
Ibu: baik, Terimakasih dokter dan perawat sudah menolong anak saya.
Pada malam hari ibu pasien komplain terhadap perawat yang terlambat untuk
mengganti infus anaknya. Perawat tersebut terlambat karena tidak mendengar bel pertolongan
yang sedang berbunyi di ruangan pasien anak. Perawat tersebut tertidur karena belum terbiasa
untuk jaga malam. Setelah itu perawat segera bangun dan sadar dari tidurnya , karena
menyadari bahwa bel berbunyi kencang selama beberapa kali. Perawat datang ke ruangan
anak membawa infus baru untuk mengganti infus pasien yang sudah habis.
Ibu pasien marah dan komplain kepada perawat setelah perawat mengganti infus anaknya.
Ibu: Perawat, bagaimana bisa kamu terlambat . saya sudah menekan tombol bantuan dari tadi.
Perawat 2: Tenang Nyonya. Saya bisa jelaskan. Maafkan saya nyonya atas keterlambatan ini.
Saya tertidur sebentar sehingga tidak mendengar bunyi bel tersebut.
Ibu: Beraninya kamu, tidur saat bekerja. Sungguh sangat tidak professional. Bagaimana bila
anak saya meninggal akibat keterlambatan kamu dalam menanganinya.
Perawat 2: Saya sangat menyesal dan sungguh meminta maaf atas kesalahan saya. Tolong
maafkan saya nyonya. Saya tidak akan mengulangi kesalahan tersebut kembali.
Ibu: baik , Saya memaafkan kamu . Saya mengerti memang sulit untuk bekerja di saat malam
hari seperti ini , pasti tubuh belum terbiasa dan akan merasa mengantuk. Tetapi itu tidak bisa
dijadikan alasan untuk tidak bekerja secara professional. Tolong ingat pesan saya dan jangan
kamu ulangi kembali kesalahan mu.
Perawat 2: Terimakasih nyonya, baik saya akan mengingat pesanmu dan berjanji tidak akan
membuat kesalahan yang sama kembali.
Perawat 2: Baik, nyonya . Saya akan kembali bekerja dan mengecek pasien yang lain. Saya
izin pergi terlebih dahulu.
Perawat kembali bekerja dan mengingat pesan dari ibu pasien tersebut untuk
dijadikan pengingat diri.
Keesokan harinya, dokter dan perawat datang untuk mengecek kembali keadaan pasien.
Dokter: Baiklah, setelah melihat keadaan mu dan catatan perkembangan kesehatan, kesehatan
mu semakain membaik. Jadi, lusa kamu sudah bisa kembali ke rumah.
Ibu: Terimkasih dokter sudah mengobati anak saya, dan untuk perawat terima kasih untuk
membantu menjaga dan merawat anak saya.
Setelah itu perawat dan dokter kembali bekerja untuk menangani pasien lainnya.