Anda di halaman 1dari 17

Puisi dan Unsur Pembentuk Puisi

(​Ciri-Ciri, Struktur, Unsur, Jenis, dan Contoh Puisi)

Pengertian Puisi
Puisi merupakan suatu bentuk karya sastra yang mengungkapkan pikiran serta perasaan dari penyair
dan secara imajinatif serta disusun dengan mengonsentrasikan kekuatan bahasa dengan
pengonsentrasian struktur fisik serta struktur batinnya. Penekanan pada segi estetik pada suatu
bahasa serta penggunaan sengaja pengulangan dan rima merupakan hal yang membedakan pada
puisi dari prosa. Namun dari perbedaan tersebut masih saja diperdebatkan.

Dari pandangan kaum awam biasanya cara dalam membedakan puisi dan prosa yaitu dari jumlah
huruf serta kalimat dalam karya tersebut. Puisi umumnya lebih singkat dan padat, sedangkan pada
prosa lebih mengalir seperti pada mengutarakan cerita.

Beberapa dari para ahli modern memiliki pendekatan untuk mendefinisikan puisi tidak sebagai jenis
literatur tetapi sebagai sebuah perwujudan dari imajinasi manusia, yang hal ini menjadi sumber dari
segala kreativitas. Selain itu pada puisi juga terdapat curahan dari isi hati seseorang yang membawa
orang lain ke dalam keadaan hati yang sedang dialaminya.

Pengertian Puisi Menurut Para Ahli


1. H.B. Jassin

Menurut H.B. Jassin menyatakan bahwa puisi adalah sebuah pengucapan dengan sebuah perasaan
yang didalamnya mengandung sebuah fikiran-fikiran dan tanggapan-tanggapan.

2. Herman Waluyo

Menurut Herman J. Waluyo puisi adalah karya sastra yang bersifat tertulis yang paling awal ditulis
oleh manusia. Ia menyatakan bahwa puisi ialah sebuah bentuk karya sastra yang mengungkapkan
suatu pikiran dan perasaan penyair secara imajinatif dan disusun dengan mengonsentrasikan semua
kekuatan bahasa dengan pengonsentrasian sebuah struktur fisik dan struktur batinnya.

1
3. Sumardi
Menurut Sumardi puisi adalah salah satu karya sastra dengan bahasa yang dipersingkat, dipadatkan,
serta diberi irama dengan bunyi yang padu dan pemilihan kata-kata yang imajinatif.

4. James Reevas
Menurut James Reevas puisi adalah suatu ekspresi bahasa yang kaya dan penuh dengan daya pikat.

5. Thomas Carlye
Puisi merupakan ungkapan pikiran yang memiliki sifat musikal.

6. Pradopo
Puisi merupakan rekaman serta interpretasi pengalaman manusia yang sangat penting dan digubah
dalam wujud yang berkesan.

7. Herbert Spencer
Puisi merupakan bentuk pengucapan gagasan yang memiliki sifat emosional dengan
mempertimbangkan efek keindahan.

Itulah pengertian puisi menurut para ahli.

Jenis-Jenis Puisi
Puisi dibedakan menjadi 3, yaitu :

1. Puisi lama
2. Puisi baru
3. Puisi Kontemporer

Pengertian Puisi Lama


Puisi lama merupakan puisi yang masih terikat oleh aturan-aturan. Aturan puisi lama seperti jumlah
kata yang terdapat dalam 1 baris, jumlah baris yang terdapat dalam 1 bait, persajakan atau rima,
banyak suku kata pada tiap baris, dan irama.

1. Mantra ialah suatu ucapan-ucapan yang masih dianggap mempunyai suatu kekuatan gaib
2. Pantun​ merupakan salah satu puisi lama yang mempunyai ciri bersajak a-b-a-b, tiap baris
terdiri atas 8 hingga 12 suku kata, 2 baris pada awal pantun disebut sampiran, 2 baris
berikutnya disebut sebagai isi, tiap bait 4 baris.
3. Karmina merupakan salah satu jenis pantun yang kilat seperti sebuah pantun tetapi sangat
pendek.
4. Seloka adalah pantun yang berkait.
5. Gurindam adalah puisi yang terdiri dari tiap bait 2 baris, bersajak a-a-a-a, dan biasanya berisi
nasihat.
6. Syair merupakan puisi yang bersumber dari negara Arab dan dengan ciri pada tiap bait 4
baris, bersajak a-a-a-a, biasanya berisi nasihat atau sebuah cerita.
7. Talibun adalah pantun genap yang tiap bait terdiri dari bilangan genap seperti 6, 8, ataupun
10 baris.

Ciri-Ciri Puisi lama

2
Berikut ciri-ciri puisi lama :

1. Puisi lama bisanya berupa puisi rakyat dan tidak diketahui nama pengarangnya.
2. Puisi lama masih terikat oleh berbagai aturan-aturan seperti dari jumlah baris pada setiap
baitnya, sajak serta jumlah suku kata pada setiap barisnya.
3. Disampaikan dari mulut ke mulut dan dapat disebut juga dengan sastra lisan.
4. Menggunakan majas atau gaya bahasa tetap dan klise.
5. Biasanya berisikan tentang kerajaan, fantastis, serta istanasentris.

Puisi baru merupakan puisi yang sudah tidak terikat oleh aturan, berbeda dengan puisi lama. Puisi
baru memiliki bentuk yang lebih bebas dibandingkan puisi lama baik dalam jumlah baris, suku kata,
ataupun rima.

Jenis Puisi Baru berdasarkan isi


1. Balada merupakan salah satu jenis puisi baru. Balada merupakan puisi tentang cerita. Balada
terdiri dari 3 bait dan masing-masing dengan 8 larik serta dengan skema rima a-b-a-b-b-c-c-b. Lalu
skema rima berubah menjadi a-b-a-b-b-c-b-c. Pada larik terakhir dalam bait pertama digunakan
refren dalam bait-bait selajutnya.
2. Himne merupakan puisi yang digunakan sebagai pujaan untuk Tuhan, tanah air, atau seorang
pahlawan.
3. Ode adalah puisi sanjungan bagi orang yang telah berjasa. Nada serta gayanya sangat resmi,
bernada sangat anggun, dan membahas sesuatu yang mulia, memiliki sifat yang menyanjung baik
itu terhadap pribadi tertentu atau suatu peristiwa umum.
4. Epigram adalah puisi yang memiliki isi berupa tuntunan atau ajaran hidup.
5. Romansa adalah puisi yang berisi tentang luapan perasaan penyair tentang cinta kasih.
6. Elegi adalah puisi yang memiliki isi tentang kesedihan.
7. Satire adalah puisi yang berisi tentang sindiran atau suatu kritikan.

Jenis Puisi Baru berdasarkan bentuk

1. Distikon adalah suatu puisi yang tiap baitnya terdiri dari 2 baris (puisi 2 seuntai).
2. Terzinaa adalah puisi yang pada tiap baitnya terdiri dari 3 baris (puisi 3 seuntai).
3. Kuatrain adalah puisi yang pada tiap baitnya terdiri dari 4 baris (puisi 4 seuntai).
4. Kuint adalah puisi yang pada tiap baitnya terdiri dari 5 baris (puisi 5 seuntai).
5. Sektet adalah puisi yang pada tiap baitnya terdiri dari 6 baris (puisi 6 seuntai).

3
6. Septime, adalah puisi yang pada tiap baitnya terdiri dari 7 baris (puisi 7 seuntai).
7. Oktaf atau Stanza merupakan puisi yang pada tiap baitnya terdiri 8 baris (double kutrain atau
dapat disebut juga dengan puisi 8 seuntai).
8. Soneta merupakan salah satu jenis puisi yang terdiri dari 14 baris yang terbagi menjadi 2, 2 bait
pertama masing-masing terdiri dari 4 baris dan 2 bait kedua masing-masing 3 baris.

Ciri-Ciri Puisi Baru


Ciri-ciri puisi baru antara lain:

1. Diketahui nama pengarangnya, berbeda dengan puisi lama yang tidak diketahui nama
pengarangnya
2. Perkembangannya secara lisan serta tertulis.
3. Tidak terikat oleh berbagai aturan-aturan seperti rima, jumlah baris dan suku kata.
4. Menggunakan majas yang dinamis atau berubah-ubah.
5. Biasanya berisikan tentang kehidupan.
6. Biasanya lebih banyak memakai sajak pantun dan syair.
7. Memiliki bentuk yang lebih rapi dan simetris.
8. Memiliki rima akhir yang teratur.
9. Pada tiap-tiap barisnya berupa kesatuan sintaksis.

Struktur Puisi

1. Struktur Fisik Puisi


a) Rima atau Irama adalah persamaan bunyi yang terdapat pada puisi, baik itu di awal, tengah,
atau di akhir baris puisi.
b) Imaji merupakan suatu kata atau susunan kata-kata yang mampu untuk dapat
mengungkapkan pengalaman indrawi, seperti perasaan, penglihatan, dan pendengaran.
c) Diksi yaitu pemilihan beberapa kata-kata yang dilakukan penyair dalam karya puisinya.
d) Kata konkret adalah kata yang dapat ditangkap dengan menggunakan indera yang dapat
memungkinkan munculnya imaji.
e) Gaya bahasa adalah penggunaan bahasa yang dapat menghidupkan efek serta menimbulkan
konotasi tertentu.
f) Tipografi adalah bentuk puisi seperti pada halaman yang tidak dipenuhi dengan kata-kata, tepi
kanan-kiri, pengaturan barisnya, hingga baris pada tiap puisi yang tidak selalu dimulai dengan
menggunakan huruf kapital serta diakhiri dengan tanda titik. Hal-hal tersebut menentukan
dalam pemaknaan terhadap puisi.
2. Struktur Batin Puisi

4
a) Tema atau makna; media puisi adalah bahasa. Tataran bahasa adalah suatu hubungan tanda
dengan makna, maka puisi harus memiliki suatu makna baik itu tiap kata ataupun
keseluruhan.
b) Rasa merupakan sikap penyair terhadap suatu pokok permasalahan yang ada dalam
puisinya.
c) Nada atau tone adalah sikap penyair terhadap pembacanya serta nada berhubungan dengan
tema dan rasa.
d) Amanat merupakan pesan yang ingin disampaikan dari penyair kepada pembaca puisi
tersebut.

Jenis-jenis Puisi Berdasarkan Isi


1. Puisi Naratif

Puisi naratif mengungkapkan suatu cerita atau penjelasan penyair. Puisi ini terbagi ke dalam
beberapa macam, yakni balada dan romansa. Balada ialah puisi yang berisi cerita tentang
orang-orang perkasa ataupun tokoh pujaan. Contoh Balada Orang-orang Tercinta dan Blues untuk
Bonnie karya WS Rendra. Romansa ialah jenis puisi cerita yang memakai bahasa romantik yang berisi
kisah percintaan, yang diselingi perkelahian dan petualangan.

2. Puisi Lirik

Jenis puisi ini terbagi ke dalam beberapa macam, yakni elegi, ode, dan serenade.

Elegi ialah puisi yang mengungkapkan perasaan duka. Misal Elegi Jakarta karya Asrul Sani yang
mengungkapkan perasaan duka penyair di Kota Jakarta.

Serenada merupakan sajak percintaan yang dapat dinyanyikan. Kata “serenada” bermakna nyanyian
yang tepat dinyanyikan pada waktu senja. Rendra banyak menciptakan serenada dalam 4 Kumpulan
Sajak. Misalnya “Serenada Biru”, “Serenada Hitam”, “Serenada Merah Jambu”, “Serenada Kelabu”,
“Serenada Ungu”, dan lain sebagainya. Warna-warna di belakang serenade itu menggambarkan sifat
nyanyian cinta itu, ada yang bahagia, sedih, dan kecewa.

Ode ialah puisi yang berisi pujaan terhadap seseorang, sesuatu hal, atau sesuatu keadaan. Ode
banyak ditulis sebagai pemujaan terhadap tokoh-tokoh yang dikagumi contohnya seperti Teratai
(karya Sanusi Pane), Diponegoro (karya Chairil Anwar), dan Ode buat Proklamator (karya Leon
Agusta).

3. Puisi Deskriptif

Dalam jenis puisi ini, penyair bertindak sebagai pemberi kesan terhadap keadaan/peristiwa, benda,
atau suasana yang dipandang menarik perhatian. Puisi yang termasuk kedalam jenis puisi deskriptif,
misaInya satire dan puisi yang bersifat kritik sosial.

Satire ialah puisi yang mengungkapkan perasaan ketidak puasan penyair terhadap suatu keadaan,
namun dengan cara menyindir atau menyatakan keadaan sebaliknya.

5
Puisi kritik sosial ialah puisi yang juga menyatakan ketidak puasan penyair terhadap keadaan atau
terhadap diri seseorang, namun dengan cara membeberkan kepincangan atau ketidak beresan
keadaan atau orang tersebut. Kesan penyairan ini juga dapat kita hayati dalam puisi-puisi
impresionistik yang mengungkapkan kesan (impresi) penyair terhadap suatu hal.

Unsur Dalam Puisi

1. Unsur intrinsik

Unsur intrinsik puisi merupakan unsur-unsur yang terkandung dalam puisi dan mempengaruhi puisi
sebagai karya sastra. Yang termasuk unsur intrinsik puisi ialah diksi, imaji, majas, bunyi, rima, ritme,
dan tema.

Diksi atau pilihan kata : Dalam membangun puisi, penyair hendaknya memilih kata dengan cermat
dengan cara mempertimbangkan makna, komposisi bunyi dalam rima dan irama, kedudukan kata di
tengah konteks kata lainnya, dan kedudukan kata dalam suatu puisi keseluruhan.

Daya bayang atau imaji : Yang dimaksud dengan daya bayang atau imaji ketika membangun puisi
ialah penggunaan kata-kata yang konkret dan khas yang dapat menimbulkan imaji visual, auditif,
ataupun taktil.

Gaya bahasa atau majas : Gaya bahasa atau majas atau bahasa figuratif dalam puisi ialah bahasa
yang dipakai penyair untuk mengatakan sesuatu dengan cara yang tidak biasa atau memakai
kata-kata yang bermakna kiasan atau lambing.

Bunyi : Bunyi dalam puisi mengacu pada dipakainya kata-kata tertentu sehingga menimbulkan efek
nuansa tertentu.

Rima : Rima ialah persamaan bunyi atau perulangan bunyi dalam puisi yang bertujuan untuk
menimbulkan efek keindahan.

Ritme : Ritme dalam puisi adalah dinamika suara dalam puisi agar tidak dirasa monoton bagi
penikmat puisi.

Tema : Tema dalam puisi ialah ide atau gagasan pokok yang ingin disampaikan oleh pengarang
melalui puisinya.

2. Unsur ekstrinsik

Unsur ekstrinsik puisi merupakan unsur-unsur yang berada di luar puisi dan mempengaruhi
kehadiran puisi sebagai karya seni. Adapun yang termasuk dalam unsur ekstrinsik puisi ialah aspek
historis, psikologis, filsafat, dan religious.

Aspek historis merupakan unsur-unsur kesejarahan atau gagasan yang terkandung dalam puisi.

Aspek psikologis merupakan aspek kejiwaan pengarang yang termuat dalam puisi.

Aspek filsafat Beberapa ahli menyatakan bahwa suatu filsafat berkaitan erat dengan puisi atau karya
sastra keseluruhan dan beberapa ahli lainnya menyatakan bahwa filsafat dan karya sastra dalam hal
ini puisi tidak saling terkait satu sama lain.

Aspek religius dalam puisi mengacu pada tema yang umum diangkat dalam puisi oleh pengarang.

Struktur Dalam Puisi

6
A. Struktur Batin

Struktur batin puisi bisa disebut juga sebagai hakikat suatu puisi, yang terdiri dari beberapa hal,
seperti :

1. Tema/ Makna (sense)

Ini ialah unsur utama dalam puisi karena dapat menjelaskan makna yang ingin disampaikan oleh
seorang penyair dimana medianya berupa bahasa.

2. Rasa (feeling)

Ini ialah sikap sang penyair terhadap suatu masalah yang diungkapkan dalam puisi. Pada umumnya,
ungkapan rasa ini berkaitan dengan latar belakang sang penyair, misalnya agama, pendidikan, kelas
sosial, jenis kelamin, pengalaman sosial, dan lain-lain.

3. Nada (tone)

Nada adalah sikap seorang penyair terhadap audiensnya serta sangat berkaitan dengan makna dan
rasa. Melalui nada, seorang penyair dapat menyampaikan suatu puisi dengan nada mendikte,
menggurui, memandang rendah, dan sikap lainnya terhadap audiens.

4. Tujuan (intention)

Tujuan/ maksud/ amanat ialah suatu pesan yang ingin disampaikan oleh sang penyair kepada
audiensnya.

B. Struktur Fisik

Struktur fisik suatu puisi bisa disebut juga dengan metode penyampaian hakikat suatu puisi, yang
terdiri dari beberapa hal berikut ini :

1. Perwajahan Puisi (tipografi)

Tipografi ialah bentuk format suatu puisi, seperti pengaturan baris, tepi kanan-kiri, halaman yang
tidak dipenuhi kata-kata. Perwujutan puisi ini sangat berpengaruh pada pemaknaan isi puisi itu
sendiri.

2. Diksi

Diksi merupakan pemilihan kata yang dilakukan oleh seorang penyair dalam mengungkapkan
puisinya sehingga didapatkan efek sesuai dengan yang diinginkan. Pemilihan kata pada puisi sangat
berkaitan dengan makna yang ingin disampaikan oleh sipenyair.

3. Imaji

Imaji ialah susunan kata dalam puisi yang bisa mengungkapkan pengalaman indrawi sang penyair
(pendengaran, penglihatan, dan perasaan) sehingga dapat mempengaruhi audiens seolah-olah
merasakan yang dialami sang penyair.

4. Kata Konkret

Kata konkret merupakan bentuk kata yang bisa ditangkap oleh indera manusia sehingga
menimbulkan imaji. Kata-kata yang dipakai umumnya berbentuk kiasan (imajinatif), misalnya
penggunaan kata “salju” untuk menjelaskan kebekuan jiwa.

7
5. Gaya Bahasa

Gaya bahasa merupakan penggunaan bahasa yang bisa menimbulkan efek dan konotasi tertentu
dengan bahasa figuratif sehingga mengandung banyak makna. Gaya bahasa ini bisa disebut juga
dengan majas (metafora, ironi, repetisi, pleonasme, dan lain-lain).

6. Rima/ Irama

Irama/ rima ialah adanya persamaan bunyi dalam penyampaian puisi, baik di awal, tengah, maupun
di akhir puisi. Beberapa bentuk rima yakni :

Onomatope, yakni tiruan terhadap suatu bunyi. Misalnya ‘ng’ yang mengandung efek magis.

Bentuk intern pola bunyi, yakni aliterasi, asonansi, persamaan akhir, persamaan awal, sajak
berselang, sajak berparuh, sajak penuh, repetisi, dan sebagainya.

Pengulangan kata, yakni penentuan tinggi-rendah, panjang-pendek, keras-​lemah suatu bunyi.

Contoh Puisi
Hujan Bulan Juni

Karya Sapardi Djoko Damono


Tak ada yang lebih tabah dari hujan bulan juni
dirahasiakannya rintik rindunya
kepada pohon berbunga itu
tak ada yang lebih bijak
dari hujan bulan juni
dihapuskannya jejak-jejak kakinya
yang ragu-ragu di jalan itu
tak ada yang lebih arif
dari hujan bulan juni
dibiarkannya yang tak terucapkan
diserap akar pohon bunga itu

3. Puisi Kontemporer
Di dalam Kamus Besar Bahasa Indonesia, Kontemporer berarti Waktu Kini. maksudnya ialah Puisi
Kontemporer merupakan puisi yang diciptakan waktu kini. Puisi ini lebih terlihat kekinian dari
kebebasan pembuatannya, puisi ini tidak terikat pada bentuk dan rima. Tujuan diciptakan puisi ini
yaitu untuk menyampaikan gagasan. Di Indonesia, tokoh-tokoh yang berperan penting dalam puisi
kontemporer adalah:

Sutardji Calzoum Bachri, terkenal dalam karyanya O, Amuk, dan O Amuk Kapak

Ibrahim Sattah, terkenal dalam kumpulan puisinya Hai Ti

Hamid Jabbar, terkenal dalam kumpulan puisinya Wajah Kita

Ciri-Ciri Puisi Kontemporer

8
Adapun ciri-ciri puisi kontemporer diantaranya:

Tipografi atau bentuk penulisannya unik

Cara penulisan kata, baris dan bait menyimpang dari penulisan puisi pada umumnya

Terjadinya kemacetan bunyi bahkan hampir tidak bisa dibaca karena terkadang hanya berupa tanda
tanya yang disejajarkan.

Menggunakan idiom yang tidak lazim atau inkonvensional

Memperhatikan kemerduan bunyi

Terdapat pengulangan kata, frasa dan kelompok kata yang tidak wajar

Terkadang mencampurkan kata atau kaliamat bahasa indonesia dengan kata atau kalimat bahasa
lain baik bahasa asing atau bahasa daerah.

Menggunakan bahasa paralelisme dikombinasi dengan gaya bahasa hiperbola.

Unsur Menonjol Dari Puisi Kontemporer

Dalam puisi kontemporer ini terdapat beberapa unsur yang sangat menonjol, Diantaranya:

Unsur bunyi yaitu susunan baris atau bait dan cara penulisan huruf

Enjambemen yakni pemotongan kalimat atau frase

Unsur kelakar

Jenis-Jenis Puisi Kontemporer

Berikut ini jenis-jenis puisi kontemporer beserta dengan contohnya:

Puisi Mantra
Puisi mantra adalah jenis puisi kontemporer yang satu ini berkaitan dengan salah satu jenis puisi
lama yaitu mantra. Puisi mantra pertama kali dikenalkan oleh Sutardji Calzoum Bachri. Ciri-ciri Puisi
mantra diantaranya:

Disajikan untuk menimbulkan efek tertentu

Digunakan untuk menghubungkan dengan dunia misteri

Memberikan efek kemanjuran

Berikut ini merupakan salah satu contoh puisi mantra karya Sutardji Calzoum Bachri:
Shang Hai 
    ping di atas pong 
    pong di atas ping 
    ping ping bilang pong 
    pong pong bilang ping 

    mau pong? bilang ping 


    mau mau bilang pong 
    mau ping? bilang pong 
    mau mau bilang ping 

9
    ya pong ya ping 
    ya ping ya pong 
    tak ya pong tak ya ping 
    ya tak ping ya tak pong 
    sembilu jarakMu merancap nyaring 

Puisi Mbeling
Kata ini “mbeling” berasal dari bahasa Jawa yang artinya nakal atau sulit diatur. Arti dari kata
mbeling ternyata sesuai dengan ciri khas puisi ini. Ketentuan numum dalam puisi tidak berlaku
dalam puisi mbeling. Puisi mbeling tidak mengikuti aturan. Ciri-ciri puisi mbeling, diantaranya:

Biasanya berisi kritik sosial untuk pemerintahan

Digunakan untuk menyindir penyair puisi jenis yang lain

Pengarang mengutamakan unsur kelakar tanpa ada unsur tersirat

Berikut ini contoh puisi mbeling:

Belajar Menghargai Hak Asasi Kawan 


  
Jika 
laki mahasiswa 
ya perempuan mahasiswi. 
  
Jika 
laki saudara 
ya perempuan saudari. 
  
Jika 
laki pemuda 
ya perempuan pemudi. 
  
Jika 
laki putra 
ya perempuan putri. 
  
Jika 
laki kawan 
ya perempuan kawin. 
10
  
Jika 
kawan kawin 
ya jangan ngintip. 

Menyingkat Kata 
  
Karena 
kita orang Indonesia 
suka 
menyingkat kata wr. wb. 
Maka 
rahmat dan berkah Ilahi 
pun 
menjadi singkat 
dan tak utuh buat kita. 
 
 
Presiden 
  
Presiden pertama 
bermain mata dengan komunis. 
  
Presiden kedua 
bermain mata dengan kapitalis. 
  
Presiden ketiga 
bermain mata dengan presiden kedua. 
  
Presiden keempat 
tidak mungkin bermain mata. 
 
 
Teks Atas Decrates 
  
Orang Perancis 
berpikir 
maka mereka ada 
Orang Indonesia 

11
tidak berpikir 
namun terus ada 
 
Olahraga 
  
olahraga 
orang kota 
mengangkat barbel 
di fitness centre 
  
olahraga 
orang desa 
memacul tanah 
di sawah ladang 
  
yang satu 
mencari sehat 
karena anjuran 
yang lain 
menemukan sehat 
karena telanjur 
 
(Remi Sylado) 

Puisi Konkret
Puisi konkret adalah jenis puisi kontemporer yang menitikberatkan pada tampilan grafis susunan
katanya. Susunan grafis tersebut dapat menyerupai gambar tertentu. Contoh puisi konkret yaitu:

Cinta

12
T
​ ragedi Winka dan Sihka
kawin
kawin
kawin
kawin
kawin
ka
win
ka
win
ka
win
ka
win
ka
win
ka
winka
winka
winka
sihka
sihka
sihka
sih
ka
sih
ka
sih
ka
sih
ka

13
sih
ka
sih
sih
sih
sih
sih
sih
ka
Ku

(Sutardji Calzoum Bachri, 1983)

Puisi Tanpa Kata


Puisi kontemporer jenis ini tidak menggunakan kata-kata untuk mengungkapkan ekspresinya, namun
sebagai gantinya digunakan titik, garis, huruf atau simbol tertentu. Berikut contoh puisi tanpa kata:

14
Puisi tanpa kata

Puisi Minim Kata


Puisi minim kata merupakan jenis puisi kontemporer yang minim sekali dalam penggunaan kata,
namun dilengkapi simbol lain berupa huruf, garis ataupun tanda baca. Berikut contoh puisi minim
kata:

II I
IIIII

I
IIIIIIIII

IIIIIIIII

IIIIIIII

INDONESIA !

Contoh: 

● mati 

———————m—————- 

———-a—————————- 

—————————-t———- 

—————i—————-i!!!!!!!!!! 

15
Puisi Multi Lingual
Puisi multi lingual aadalah jenis puisi kontemporer yang menggunakan kata atau kalimat dalam
berbagai bahasa, baik bahasa daerah maupun bahasa asing.

merapi…
saumpamane kowe bisa nguri-nguri
kabeh sing kaleksena ing Tanah Jawi
prilakune manungsa
becik lan ora
marang alam
karunia sang Illahi

Puisi Supra Kata


Merupakan jenis puisi kontemporer yang menggunakan kata-kata konvensional dan susunannya
dijungkirbalikkan sehingga menciptakan kosakata baru yang belum ditemui sebelumnya. Aspek bunyi
dan juga ritme merupakan hal yang sangat ditonjolkan. Puisi ini yang satu lebih mirip dengan puisi
mantra karena digunakan untuk merangsang timbulnya suasana magis. Berikut ini contoh puisi supra
kata .

”Sepisaupi”

sepisau luka sepisau duri


sepisau dosa sepisau sepi
sepisau duka sepisau diri
sepisau sepi sepisau nyanyi

sepisaupa sepisaupi
sepisapanya sepikau sepi
sepisaupa sepisaupi
sepikul diri keranjang duri

sepisaupa sepisaupi
sepisaupa sepisaupi
sepisaupa sepisaupi
sampai pisauNya ke dalam nyanyi

Puisi Idiom Baru


Puisi idiom baru menggunakan idiom baru di dalamnya. Kata yang dipakai dalam puisi ini
diungkapkan dengan cara baru sehingga mengandung nyawa baru. Idiom yang dipakai dalam puisi
ini adalah idiom yang jarang digunakan. Berikut ini contohnya :

Tidak

keheningan
bukanlah sepi
kesepian
bukanlah sunyi
penderitaan

16
bukanlah luka
pertanyaan
bukanlah ketidakpercayaan
menghilang
bukanlah ketakutan
firasat
jadi pertanda
kau pergi
tuk selamanya!

Puisi Kontemporer Tipografi

TAPI
aku bawakan bunga padamu
tapi kau bilang masih
aku bawakan resah padamu
tapi kau bilang hanya
aku bawakan darahku padamu
tapi kau bilang cuma
aku bawakan mimpiku padamu
tapi kau bilang meski
aku bawakan dukaku padamu
tapi kau bilang tapi
aku bawakan mayatku padmu
tapi kau bilang hampir
aku bawakan arwahku padamu
tapi kau bilang kalau
tanpa apa aku datang padamu
wah!

(Sutardji Calzoum Bachri)

Demikianlah hal-hal yang berkaitan dengan pembahasan teks puisi (pengertian puisi, jenis-jenis
puisi, ciri-ciri puisi, dan struktur puisi).

17

Anda mungkin juga menyukai