Termokimia mempelajari jumlah kalor yang menyertai suatu reaksi. Apakah kalor reaksi itu? Bagaimana
cara pengukurannya?
Gambar 5.1 Tiga jenis sistem: (a) terbuka; (b) tertutup dan (c) terisolasi.
3. Kalor dan Kerja
o Pertukaran energi antara sistem dan linkungan dapat berupa kalor dan/atau kerja.
o Kalor adalah bentuk energi yang berpindah dari satu sistem ke sistem lain karena perbedaan
suhu. Kalor berpindah dari suhu lebih tinggi ke suhu lebih rendah.
o Jumlah kalor dapat ditentukan dengan mengukur perubahan suhu yang terjadi, dengan rumus:
2
q = m c ∆t atau q = C ∆t
m = massa zat; c = kalor jenis; C = kapasitas kalor; ∆t = suhu akhir – suhu awal
o Semua bentuk pertukaran energi lainnya di luar kalor digolongkan sebagai kerja.
o Bentuk kerja yang paling lazim menyertai perubahan kimia adalah kerja tekanan-volum, yaitu
kerja yang berkaitan dengan perubahan volum.
o Besarnya kerja tekanan-volum yang dilakukan sistem sama dengan hasilkali tekanan luar
dengan perubahan volum sistem: w = –P ∆V.
o Tanda untuk energi (kalor dan kerja): Jika energi meninggalkan sistem, diberi tanda negatif;
sebaliknya, jika energi memasuki sistem, diberi tanda positif.
Gambar 5.2 Kerja tekanan volum: Untuk memperbesar volum diperlukan energi yang disebut kerja.
B. KALOR REAKSI
1. Kalor Reaksi: ∆E dan ∆H
o Jika reaksi berlangsung pada volum tetap (∆V = 0) maka w = –P ∆V = 0.
o Sesuai dengan hukum I termodinamika:
∆E = q + w ∆E = qv + 0
Jadi, kalor reaksi pada volum tetap sama dengan perubahan energi dalamnya: qv = ∆E
o Jika reaksi berlangsung pada tekanan tetap, maka sistem dapat melakukan atau menerima kerja.
o Kerja yang dilakukan sistem: w = –P ∆V
o Sesuai dengan hukum I termodinamika:
∆E = q + w ∆E = qp – P ∆V atau qp = ∆E + P∆V
o Kalor reaksi yang berlangsung pada tekanan tetap selanjutnya dinyatakan sebagai perubahan
entalpi). Jadi, ∆H = qp = ∆E + P∆V
3
o Entalpi merupakan suatu besaran termodinamika yang juga menyatakan sejumlah tertentu
energi.
o Sama seperti energi-dalam, nilai entalpi tidak dapat ditentukan, tetapi perubahannya dapat.
Perubahan entalpi yang menyertai suatu reaksi sama dengan selisih entalpi produk dengan entalpi
pereaksi:
∆H = H(P) – H(R)
o Oleh karena pada umumnya reaksi berlangsung pada tekanan tetap, maka kalor reaksi biasanya
dinyatakan sebagai perubahan entalpi (∆H).
2. Reaksi Eksoterm dan Endoterm
o Reaksi yang membebaskan kalor disebut reaksi ekstern, sedangkan reaksi yang menyerap kalor
disebut reaksi endoterm.
Gambar 5.3 Aliran kalor pada reaksi eksoterm dan reaksi endoterm
Penyelesaian:
Diagram menunjukkan pengubahan zat A menjadi zat B melalui dua lintasan, yaitu:
I. Lintasan langsung, dan
II. Lintasan bertahap: A → C kemudian C → D (arahnya perlu disesuaikan), dan akhirnya D → B.
Menurut hukum Hess: ∆H lintasan-I = ∆H lintasan-II.
∆H lintasan-I dapat diperoleh dengan menjumlahkan ketiga tahap dalam lintasan II, sebagai berikut:
A→ C ∆H = +50 kJ
C→ D ∆H = +100 kJ
D→B ∆H = –40 kJ
A→B ∆H = +110 kJ
Jadi, perubahan entalpi A → B adalah +110 kJ.
Contoh Soal 5-6: Hukum Hess
Diketahui:
Mg(s) + 2HCl(aq) → MgCl2(aq) + H2(g) ∆H = –467 kJ .................... (1)
MgO(s) + 2HCl(aq) → MgCl2(aq) + H2O(l) ∆H = –151 kJ .................... (2)
Selain itu juga diketahui entalpi pembentukan air, H 2O(l) = –286 kJ mol–1.
Berdasarkan data tersebut, tentukanlah entalpi pembentukan MgO(s).
Penyelesaian:
Data yang tersedia, yaitu dua persamaan termokimia dan satu data entalpi pembentukan. Data entalpi
pembentukan air dapat dinyatakan dalam bentuk persamaan termokimia sebagai berikut:
H2(g) + ½O2(g) → H2O(l) ∆H = –286 kJ ..................... (3)
Adapun reaksi yang perubahan entalpinya ditanyakan, yaitu entalpi pembentukan MgO dapat
dinyatakan dalam bentuk persamaan termokimia sebagai beriktut:
Mg(s) + ½O2(g) → MgO(s) ∆H = . . . ?
Perubahan entalpi reaksi ini dapat diperoleh dengan menyusun ketiga persamaan termokimia yang
diketahui perubahan entalpinya. Ketiga persamaan termokimia tersebut harus disusun sedemikian
rupa sehingga penjumlahannya sama dengan reaksi yang ditanyakan.
Reaksi (2) harus dibalik sehingga MgO berada di ruas kanan, sesuai reaksi yang ditanyakan.
Reaksi (1) ditulis sebagaimana adanya, sehingga MgCl 2 dapat dihilangkan dari reaksi (2).
Realsi (3) ditulis sebagaimana adanya, sehingga ½O2 berada di ruas kiri.
MgCl2(aq) + H2O(l) → MgO(s) + 2HCl(aq) ∆H = +151 kJ .................. (–2)
Mg(s) + 2HCl(aq) → MgCl2(aq) + H2(g) ∆H = –467 kJ .................... (1)
H2(g) + ½O2(g) → H2O(l) ∆H = –286 kJ .................... (3)
Mg(s) + ½O2(g) → MgO(s) ∆H = –602 kJ
Jadi, entalpi pembentukan MgO adalah –602 kJ mol–1.
3. Entalpi Pembentukan
7
Apabila entalpi pembentukan zat-zat yang terlibat dalam reaksi diketahui, maka entalpi reaksi dapat
ditentukan dengan rumus berikut:
∆Hreaksi = ∑∆Hfº(produk) – ∑∆Hfº(pereaksi)
Contoh Soal 5-7: Menentukan perubahan entalpi reaksi berdasarkan data entalpi pembentukan.
Diketahui entalpi pembentukan CH4(g) = –75 kJ mol –1; CO2(g) = –393,5 kJ mol–1 dan H2O(l) = –286
kJ mol–1. Tentukan jumlah kalor yang dihasilkan pada pembakaran sempurna 1 g metana.
Penyelesaian:
o Langkah pertama, menentukan entalpi pembakaran metana berdasarkan data entalpi
pembentukan yang diketahui.
o Reaksi pembakaran sempurna metana sebagai berikut:
CH4(g) + 2O2(g) → CO2(g) + 2H2O(l)
∆Hreaksi = ∑∆Hfº(produk) – ∑∆Hfº(pereaksi)
= {∆Hfº(CO2) + 2 × ∆Hfº(H2O)} – {∆Hfº(CH4) + ∆Hfº(2 × O2)}
= {–393,5 + (2 × –286)} – {–75 + 2 × 0}
= –890 kJ
Jadi, ∆H pembakaran metana adalah –890,5 kJ mol–1.
1g
o Kalor pembakaran 1 gram metana = × (–890,5 kJ mol–1) = –55,66 kJ
16 g / mol
4. Energi Ikatan
o Energi ikatan adalah energi yang diperlukan untuk memutuskan 1 mol ikatan dari suatu
molekul dalam wujud gas.
o Jika energi ikatan diketahui, maka perubahan entalpi reaksi dapat diperkirakan dengan rumus
berikut:
∆H = ∑Epemutusan ikatan – ∑Epembentukan ikatan
Contoh Soal 5-8: Menggunakan data energi ikatan
Berdasarkan data energi ikatan, tentukanlah perubahan entalpi reaksi berikut:
CH3–CHO(g) + H2(g) → CH3–CH2OH(g)
Energi
Ikatan
(kJ mol–1)
C–C 348
C–H 413
C=O 799
C–O 358
H–H 436
O–H 463
Penyelesaian:
Reaksi di atas dapat ditulis dalam bentuk yang lebih terurai sebagai berikut:
8
Ikatan yang putus: Ikatan yang terbentuk
1 mol C=O : 799 kJ 1 mol C–O : 358 kJ
1 mol H–H : 436 kJ 1 mol O–H : 463 kJ
Jumlah : 1235 kJ 1 mol C–H : 413 kJ
Jumlah : 1234 kJ
∆H reaksi = ∑energi ikatan yang putrus –∑energi ikatan yang terbentuk
= 1235 kJ – 1234 kJ
= 1 kJ