RMK ASP Regulasi Dan Standar Sektor Akuntansi Publik - Armayanti. S (A031191006)
RMK ASP Regulasi Dan Standar Sektor Akuntansi Publik - Armayanti. S (A031191006)
Secara garis besar regulasi di sektor publik dapat dibagi menjadi 2 bagian, yaitu
perkembangan regulai yang terkait dengan organisasi nirlaba & instansi pemerintah. Kedua
jenis perkembangan ini perlu dibedakan mengingat sifat regulasi di sektor publik bersifat
spesifik untuk setiap jenis organisasi. Selain itu, di instansi pemerintah, regulasi yg
digunakan cenderung lebih rumit dan detail.
Regulasi yg terkait dengan yayasan adalah UU No. 2 tahun 2001 tentang yayasan. UU
ini dimaksudkan untuk menjamin kepastian dan ketertiban hukum agar yayasan dapat
berfungsi sesuai dengan maksud dan tujuannya berdasarkan prinsip keterbukaan dan
akuntabilitas kepada masyarakat. Kemudian UU tersebut diperbarui dalam beberapa
aspek dengan UU No. 28 tahun 2004.
Selain dari dua UU tersebut, untuk lebih menjamin kepastian hukum pemerintah juga
mengeluarkan peraturan pemerintah No. 63 Tahun 2008 mengenai Undang-Undang
tentang Yayasan.
UU yang pertama ada setelah era reformasi adalah UU No. 2 tahun 1999. Seiring
dengan perkembangan masyarakat dan perubahan sistem ketatanegaraan yang dinamis di
awal-awal reformasi, UU ini diperbarui dengan keluarnya UU No. 31 tahun 2002 tentang
partai politik. Kemudian UU No. 31 tahun 2002 kembali perbarui pada tahun 2008 melalui
UU No. 2 tahun 2008 tentang partai politik.
Regulasi Tentang Badan Hukum Milik Negara (BHMN) dan Badan Hukum
Pendidikan (BHP)
BHMN adalah salah satu bentuk badan hukum di Indonesia yang awalnya dibentuk
untuk mengakomodasikan kebutuhan khusus dalam rangka “privitisasi” lembaga
pendidikan yang memiliki karakteristik tersendiri, khususnya sifat non-profit meski
berstatus sebagai badan usaha.
Pada akhir tahun 2008 terdapat perkembangan baru pada dunia pendidikan tinggi
di Indonesia dengan disahkannya UU tentang Badan Hukum Pendidikan (BHP).
ARMAYANTI. S
A031191006
REGULASI DAN STANDAR SEKTOR PUBLIK DI INDONESIA |
Wacana tentang BLU dalam regulasi di level UU disebut dalam UU No. 1 tahun 2004
tentang Perbendaharaan Negara. Level regulasi dibawahnya yang secara khusus
menjelaskan tentang BLU adalah peraturan pemerintah No. 23 tahun 2005 tentang
pengelolaan keuangan badan layanan umum.
ARMAYANTI. S
A031191006
REGULASI DAN STANDAR SEKTOR PUBLIK DI INDONESIA |
Terdapat 4 prinsip dasar pengelolaan keuangan negara yang telah dirumuskan dalam 3
Paket UU Bidang Keuangan Negara tersebut, yaitu:
ARMAYANTI. S
A031191006
REGULASI DAN STANDAR SEKTOR PUBLIK DI INDONESIA |
Dalam UU 17 Tahun 2003 tentang Keuangan Negara pasal 1 angka 13, 14,15, dan 16,
dapat dilihat bahwa definisi pendapatan dan belanja negara/daerah berbasis akrual karena
disana disebutkan bahwa: Pendapatan negara/daerah adalah hak pemerintah pusat/daerah
yang diakui sebagai penambah nilai kekayaan bersih dan Belanja negara/daerah adalah
kewajiban pemerintah pusat/daerah yang diakui sebagai pengurang nilai kekayaan bersih.
Namun kita diperkenankan untuk transisi karena saat itu praktik yang ada adalah dengan
menggunakan basis kas, dimana pendapatan dan belanja diakui saat uang
masuk/keluar ke/dari kas umum negara/daerah.
Dispensasi ini tercantum dalam Pasal 36 ayat 1 UU 17 Tahun 2003 yang intinya
ketentuan mengenai pengakuan dan pengukuran pendapatan dan belanja berbasis akrual
dilaksanakan selambat-lambatnya dalam 5 (lima) tahun, artinya sampai dengan tahun 2008.
Untuk masa transisi itulah PP 24 tahun 2005 tentang Standar Akuntansi Pemerintah terbit,
ARMAYANTI. S
A031191006
REGULASI DAN STANDAR SEKTOR PUBLIK DI INDONESIA |
dimana kita memakai basis Kas Menuju Akrual (Laporan Realisasi Anggaran berdasarkan
basis kas, Neraca berdasarkan basis Akrual). Dalam pelaksanaan PP 24 Tahun 2005
tersebut hingga Laporan Keuangan Pemerintah tahun 2008 selesai diaudit di tahun 2009,
ternyata opini yang didapat pemerintah saat itu masih menyedihkan. Untuk itulah,
Pemerintah akhirnya berkonsultasi dengan Pimpinan DPR, dan disepakati bahwa
basis akrual akan dilaksanakan secara penuh mulai tahun 2014.
Perbedaan mendasar dari sisi jenis laporan keuangan antara Lampiran I dan
Lampiran II adalah sebagai berikut:
Lampiran I
Laporan Anggaran (Budgetary Reports): Laporan Realisasi Anggaran, Laporan
Perubahan Saldo Anggaran Lebih
Laporan Keuangan (Financial Reports): Neraca, Laporan Operasional, Laporan
Perubahan Ekuitas, Laporan Arus Kas, dan Catatan atas Laporan Keuangan
Lampiran II
Laporan terdiri dari Neraca, Laporan Realisasi Anggaran, Laporan Arus Kas, dan
Catatan atas Laporan Keuangan.
Kedua daftar isi hampir serupa karena kebijakan yang diambil oleh Komite Standar
Akuntansi Pemerintah saat mengembangkan Standar Akuntansi Pemerintahan
berbasis akrual ini adalah dengan beranjak dari PP 24 tahun 2005 yang kemudian dilakukan
penyesuaian-penyesuaian terhadap PP 24 tahun 2005 itu sendiri. Dengan strategi ini
ARMAYANTI. S
A031191006
REGULASI DAN STANDAR SEKTOR PUBLIK DI INDONESIA |
Suatu barang dikategorikan sebagai barang ‘swasta’ atau ‘publik’ dalam kaitannya
dengan tingkat excludability dan persaingannya. Tingkat excludablity suatu barang
ditentukan dengan kondisi dimana konsumen dan produsen barang atau pelayanan bisa
memastikan bahwa orang lain tidak memperoleh manfaat dari barang/pelayanan tersebut.
Jika suatu barang memiliki daya saing yang tinggi, barang tersebut dipergunakan
secara perorangan dan apabila daya saingnya rendah, barang tersebut dapat
dimanfaatkan secara bersama-sama. Contoh taman umum daya saingnya rendah,
sedangkan ‘iphone’ daya saingnya tinggi.
1. Secara umum, barang publik memiliki tingkat excludability dan daya saing yang
rendah. Ini menandakan bahwa apabila barang itu diproduksi, barang tersebut dapat
dipergunakan oleh banyak orang. Barang publik ini dimanfaatkan oleh banyak orang,
sehingga umumnya dibiayai dari dana publik.
2. Barang swasta adalah barang yang punya excludability dan daya saing tinggi.
Orang-orang yang memanfaatkanya jelas, sehingga mudah dikenakan biaya.
ARMAYANTI. S
A031191006
REGULASI DAN STANDAR SEKTOR PUBLIK DI INDONESIA |
ARMAYANTI. S
A031191006
REGULASI DAN STANDAR SEKTOR PUBLIK DI INDONESIA |
ARMAYANTI. S
A031191006