Anda di halaman 1dari 4

PENATALAKSANAAN HIPERTENSI DALAM

KEHAMILAN
No. Dokumen :.

No. Revisi :0

Tgl. Mulai Berlaku : 3 Januari 2018


SOP
Halaman : 1 /5

UPT PUSKESMAS TARMAN,SKM, M.Si


CIPATUJAH
NIP.197205071993031007

1. Pengertian Hipertensi dalam kehamilan adalah Tekanan Darah sekurang-kurangnya


140 mmHg Sistolik atau 90 mmHg Diatolik pada dua kali pemeriksaan
berjarak 4-6 jam pada wanita yang sebelumnya normotensi.
Bila ditemukan tekanan darah tinggi > 140/90 mmHg pada ibu hamil,
lakukan pemeriksaan kadar protein urine dengan tes celup urin atau
protein urine 24 jam dan tentukan diagnosis.
2. Tujuan Sebagai acuan penerapan langkah-langkah untuk penatalaksaan
hipertensi dalam kehamilan di tempat pelayanan kesehatan dasar.
3. Kebijakan
DIAGNOSIS KeputusanDARAH
TEKANAN Kepala Puskesmas
TANDA Cipatujah
LAIN Nomor:
HIPERTENSI 440/0005.201/PKM.CPT/I/2018 tentang Kebijakan Pelayanan Klinis di
DALAM
UPT Puskesmas Cipatujah.
KEHAMILAN
4. Referensi 1. Pedoman Diagnosis dan Terapi Ilmu Kesehatan Anak, edisi kedua,
Hipertensi Tekanan diastolik Proteinuria (-)
>90mmHg/ Bagian/SMF IKA FK UNPAD/RSUP
Kehamilan >20 mggDR. Hasan Sadikin Bandung
KenaikanTahun 2000.
15 mmHg
Dlm 22.pengukuran
Buku Saku Pelayanan Kesehatan Anak di Rumah Sakit, WHO
berjarak 1 jam
Tahun 2009.
Preeklampsia Idem Proteinuria 1+
5. Prosedur
Ringan

Preeklampsia Berat Hipertensi


Tekanan Dalam> Kehamilan
Diastolik Proteinuria 2+
Jika Kehamilan
110 mmHg < 35 mgg , lakukan pengelolaan rawat jalan :
Oliguria
 Lakukan pemantauan tekanan darah, proteinuria dan kondisi janin
Hiperrefleksia
setiap minggu Gangguan penglihatan
 Jika tekanan darah meningkat kelola sebagai pre eklampsia
Nyeri epigastrium
 Jika kondisi janin memburuk atau terjadi pertumbuhan janin terhambat
rawat dan pertimbangkan
Kejangterminasi kehamilan
Eklampsia Preeklmpsia Ringan
Hipertensi
HIPERTENSI Jika kehamilan < 35 mgg dan tidak terdapat tanda perbaikan, laukan
KRONIK penilaian 2x seminggu secara rawat jalan
 Lakukan pemantauan tekanan darah, proteinuria, Refleks dan kondisi
Hipertensi Kronik janin
Hipertensi Kehamilan < 20 mgg
Superimposed  Lebih banyak
Hipertensikronik istirahat
Proteinuria dan tanda
Preeklampsia  Diet biasa lain dari preeklampsia
 Tidak perlu pemberian obat
 Jika tidak memungkinkan rawat jalan rawat d RS

Preeklampsia Berat dan Eklampsia


Penanganan Preeklampsia berat dan eklampsia sama, kecuali bahwa
persalinan harus berlangsung dalam 6 jam setelah timbulnya kejang pada
eklampsia.
Pengelolaan kejang
 Beri Obat anti Kejang
 Perlengkapan untuk penanganan kejang (jalan nafas, penghisap
lendir, Masker O2, O2)
 Lindungi pasien dari kemungkinan trauma, aspirasi mulut dan
tenggorokan
 Baringkan pasien pada sisi kiri, kepala sedikit lebih tinggi (posisi fouler)
untuk mengurangi resiko aspirasi
 Berikan O2 4-6 liter/menit

Pengelolaan Umum :
 Jika tekanan diastolik >110 mmHg , berikan anti hipertensi sampai
tekanan diastolik antara 90 -100 mmHg
 Pasang Infus RL dengan Abbocath no.16 atau lebih
 Ukur keseimbangan cairan, jangan sampai terjadi over load
 Kateterisasi Urine untuk pengukuran volume dan pemeriksaan
proteinuria
 Infus Cairan di pertahankan 1,5 -2 liter/24 jam
 Jangan tinggalkan pasien sendirian
 Observasi tanda Vital, Refleks, dan DJJ setiap 1 jam
 Auskultasi paru untuk mencari tanda oedema paru. Adanya krepitasi
merupakan tanda adanya edema paru. Jika adanya edema paru,
hentikan pemberian cairan dan berikan diuretik (Misal furosemid 40mg
iv)

Anti konvulsan
Magnesium sulfat merupakan obat pilihan untuk mencegah dan mengatasi
kejang pada preeklampsia dan eklampsia. Alternatip lain adalah
Diasepam, dengan resiko terjadinya depresi neonatal.

Magnesium sulfat untuk preeklampsia dan eklampsia


Alternatif 1
Dosis awal MgSO4 4 gr (40%) dilarutkan dengan cairan 100 cc
RL di berikan selama 15-20 mnt

Dosis pemeliharan
MgSO4 6 gr ( 40% ) dalam 500 cc cairan RL diberikan dgn
kecepatan 1 gr / jam ( 20-30 tts/mnt)

Alternatif 2
Dosis awal MgSO4 40% 4gr ( 10 cc ) masukan kedalam spuit 10
cc masukan secara IV lewat bolus sambil infus RL di guyur
diberikan dalam 5-10 menit
Di lanjutkan dengan pemberian MgSO4 40% 6gr (15 ml) dalam
larutan RL 500 ml diberikan selama 6 jam ( 28 tts / mnit )
Dosis pemeliharaan MgSO4 40% 1 gr / jam melalui infus RL
diberikan sampai 24jam postpartum

Alternatif 3
Dosis awal MgSO4 40% 4gr ( 10cc) dilarutkan dengan aquabides
dengan perbandingan 1:1 diberikan IV selama 15-20mnt
*Jika aksen IV sulit berikan masing-masing MgSO4 40% 5gr (12,5
cc MgSO4 40%) IM dibokong kiri dan kanan
Dilanjutkan dengan pemberian MgSO4 40% ( 15 ml ) dalam
larutan RL 500 ml diberikam selama 6 jam (28tts / mnt )
Dosis pemeliharaan MgSO4 40% 1 gr / jam melalui infus RL yang
di brikan sampai 24 jam post partum.
Syarat-syarat pemberian MgSO4
 Frekwensi nafas minimal 16 kali/ mnt
 Refkes patela +/+
 Urin > 30 cc / jam dalm 4 jam terakhir
 Tersedia kalsium glukonat1 gr (10 ml ) dlm larutan 10%

Hentikan pemberian MgSO4 jika:


 Frekwesi nafas < 16 kali / mnt
 Refleks patela -/-
 Urin < 30 ml / jam
 Segera berikan kalsium glukonas 1 gr ( 10 ml ) dalam lartn 10
% IV perlahan-lahan sampai pernfasan mulai lagi.
Perawatan post partum:
 Anti konvulsan diteruskan sampai 24 jam post partum atau kejang
yang terakhir atau 6 jam setelah tensi normal
 Teruskan terapi hipertensi jika tekanan diastolik masih >90 mmHg
 Lakukan pemantauan jumlah urine
Rujukan:
Rujuk ke fasilitas yang lebih lengkap jika:
 Terdapat oliguria (<400 ml/24 jam)
 Terdapat syndroma HELLP
 Koma berlanjut >24 jam setelah kejang

6. Diagram Alir
7. Hal-hal yang Dosis Pemberian MgSO4
perlu
diperhatikan
8. Unit Terkait  KIA/PONED
 IGD
 Rumah Sakit Rujukan

9. Dokumen  Surat Rujukan


Terkait
 Register PONED
10. Rekaman Tgl. Mulai
Historis No Yang Dirubah Isi Perubahan
Perubahan Diberlakukan

Anda mungkin juga menyukai