Anda di halaman 1dari 14

Latar Belakang

Perkembangan Embrio – Pengertian, Proses, Fase, Tahap & Gambar


– Reproduksi adalah suatu proses perkembangbiakan makluk hidup yang
dimulai dari bertemunya sel telur yang dilepaskan oleh ovarium dengan
sepermatozoa yang dihasilkan oleh testis sehingga dari proses tersebut
terbentuk suatu makluk hidup baru yang disebut dengan zigot yang
kemudian kondisi tersebut disusul oleh terjadinya kebuntingan serta
berakhir dengan kelahiran ( anonymous 2008 ).

Dewasa ini usaha peternakan di Indonesia hampir selalu menghadapi


kendala, yang mengakibatkan produktivitas ternak masih rendah. Salah
satu kendala tersebut adalah masih banyak kasus gangguan reproduksi
menuju kepada adanya kemajiran ternak betina. Hal ini ditandai dengan
rendahnya angka kelahiran pada ternak tersebut (Hardjopranjoto, 1995).
Angka kelahiran dan pertambahan populasi ternak adalah masalah
reproduksi atau perkembangbiakan ternak. Penurunan angka kelahiran
dan penurunan populasi ternak terutama dipengaruhi oleh efisiensi
reproduksi atau kesuburan yang rendah dan kematian prenatal (Toelihere,
1981).
ARTROPANT
Rasa Sakit di Sendi akan Hilang untuk Selamanya! Baca di Sini
PELAJARI LEBIH

Lama satu siklus birahi merupakan proporsi lama kebuntingan yang
penting dan bila satu siklus hilang karena ketidakberhasilan pembuahan ini
merupakan kerugian ekonomi pada sistem produksi yang intensif dan
hilangnya siklus kedua karena kegagalan dalam mendeteksi dan
menginseminasi kembali hewan yang tidak bunting juga dapat merugikan
dalam segi ekonomi  (Hunter, 1981).

Secara ideal hanya sapi-sapi betina dan pejantan yang normal, sehat dan
sangat fertil yang harus dikawinkan, akan tetapi sapi betina maupun sapi
jantan mempunyai kesuburan yang berbeda-beda. Apabila sapi betina
kurang subur maka kesuburan pejantan menjadi sangat penting (Toelihere,
1981).

Yang selanjutnya pada zigot tersebut bertumbuh dan berkembang menjadi


embrio semacam bahan yang siap menjadi manusia mini, janin dan siap
untuk menantang dunia. Dalam proses perkembangan embrio pada
manusia, seutuhnya terjadi di dalam tubuh induk betina. Manusia ialah
organism vivipar yakni melahirkan. Dalam proses embriogenesis yang
berlangsung di dalam tubuh induk ini memerlukan waktu sekitar 9 minggu
10 hari atau sekitar 38 minggu untuk embrio ( janin ) yang mencapai
perkembangan sempurna dan siap untuk dilahirkan. Nah berikut ini terkait
perkembangan embrio ( embriogenesis ) pada manusia.

Proses perkembangan embrio


KONTEN PROMOSI

Saya Menghasilkan 225 Juta Rupiah Sebulan dengan Trik Ini!

Veneer Ini 300 Kali Lebih Baik dari Gigi Palsu!


Perut Gemuk Anda akan Menjadi Rata dalam Seminggu.-14 Kg
Coba Ini
Periode Embrio/organogenesis, Suatu periode ketika sel-sel berada dalam
proses pembentukan organ-organ spesifik dalam tubuh embrio. Merupakan
periode dimulainya implantasi sampai saat dimulainya pembentukan organ
tubuh bagian dalam. Pada sapi berkisar hari ke 12-45, kucing 6-24, dan
kuda 12-50 setelah fertilisasi. Selama periode ini akan terbentuk lamina
germinativa selaput embrionik dan organ tubuh  (Toelihere,1979). Pada
periode ini meliputi pembentukan:

Baca Juga : Sporozoa Adalah

Lapisan-lapisan lembaga (germ layer)


Endoderm  (Lapisan germ yang paling dalam)

 Pertama tampak ketika suatu lapisan sel tunggal  terdorong keluar


dari inner cell mass dan tumbuh mengelilingi blastokul
 Merupakan awal/origo dari sistem digesti, hepar, pulmo, organ
internal lain

Mesoderm (Lapisan germ/lembaga  tengah)


 Lapisan sel-sel inner cell mass, yang terdorong di antara endoderm
dan ectoderm
 Origo dari sistem skelet, otot, sistem sirkulasi dan sistem reproduksi

Ektoderm (Lapisan germ yang paling luar)

 Origo dari sistem syaraf, organ indera, rambut,


gl.mamme (Toelihere,1979).

Trofoblast akan menjadi:


 Amnion

1. Non-vaskuler, berisi cairan yang dihasilkan fetus


2. Bantalan untuk proteksi
3. Robek saat kelahiran

 Yolk sac

1. Sebagai cadangan makanan


2. Mammalia: atropi

 Allantois

1. Penuh dengan pembuluh darah


2. Menyatu dengan chorion (Allantochorion)
3. Membawa darah ke chorion

 Chorion

1. Membran fetus terluar


2. Melekat pada induk (Toelihere,1979).

Tahap awal perkembangan diawali dengan peristiwa pertemuan/peleburan


sel sperma dengan sel ovum yang dikenal dengan
peristiwa FERTILISASI. Fertilisasi akan menghasilkan sel individu baru
yang disebut dengan zygote dan akan melakukan pembelahan
diri/pembelahan sel (cleavage) menuju pertumbuhan dan perkembangan
menjadi embrio.
Baca Juga : Adiwiyata Adalah

(Gambar 2. Perkembangan awal Embrio)


Tahapan pertumbuhan dan perkembangan embrio dibedakan menjadi 2
tahap yaitu :

1. Fase Embrionik yaitu fase pertumbuhan dan perkembangan


makhluk hidup selama masa embrio yang diawali dengan peristiwa
fertilisasi sampai dengan terbentuknya janin di dalam tubuh induk
betina.
2. Fase fertilisasi adalah pertemuan antara sel sperma dengan sel
ovum dan akan menghasilkan zygote. Zygote akan melakukan
pembelahan sel (cleavage)

3 Tahapan Fase Embrionik


Kita akan membahas setiap fase pertumbuhan dan perkembangannya
berikut ini.

 Fase Morula

Pada fase ini zigot mengalami pembelahan. Pembelahan sel dimulai dari
satu menjadi dua, dua menjadi empat, dan seterusnya. Pada saat
pembelahan sel terjadi pembelahan yang tidak bersamaan. Pembelahan
yang cepat terjadi pada bagian vertikal yang memiliki kutub fungsional atau
kutub hewan (animal pole) dan kutub vegetatif (vegetal pole). Antara dua
kutub ini dibatasi oleh daerah sabit kelabu (grey crescent).setelah
pembelahan terjadi pada bagian vertikal, kemudian dilanjutkan dengan
bagian horizontal yang membelah secara aktif sampai terbentuk 8 sel.
Pembelahan sel berlanjut sampai terbentuk 16-64 sel. Embrio yang terdiri
dari 16-64 sel inilah yang disebut morula.

 Fase Blastula

Pada fase blastula terjadi pembagian sitoplasma ke dalam dua kutub yang
dibentuk pada fase moruta. Konsentrasi sitoplasma pada kedua kutub
tersebut berbeda. Pada kutub fungsional terdapat sitoplasma yang lebih
sedikit dibandingkan dengan kutub vegetatif. Konsentrasi sitoplasma yang
berbeda menentukan arah pertumbuhan dan perkembangan hewan
selanjutnya. Pada fase ini kutub fungsional dan kutub vegetatif telah
selesai dibentuk. Hal ini ditandai dengan dibentuknya rongga di antara
kedua kutub yang berisi caftan dan disebut blastosol. Embrio yang memiliki
blastosol disebut blastula.
Proses pembentukan blastosol disebut blastulasi. Setelah fase blastula
selesai ditanjutkan dengan lase gastrula.

 Fase Gastrula
(Gambar 2. Tahap pasca perkembangan embrio)
Pada fase gastrula, embrio mengalami proses diferensiasi dengan mulai
menghilangkan blastosol. Sel-sel pada kutub fungsional akan membelah
dengan cepat. Akibatnya, sal-sel pada kutub vegetatif membentuk lekukan
ke arah dalam (invaginasi). Invaginasi akan membentuk dua formasi, yaitu
lapisan luar (ektoderm) dan lapisan dalam (endoderm).

Baca Juga : Penyerbukan Bunga

Bagian ektoderm akan menjadi kulit dan bagian endoderm akan menjadi
berbagai macam saluran. Bagian tengah gastrula disebut dengan
arkenteron. Pada perkembangan selanjutnya, arkenteron akan menjadi
saluran pencernaan pada hewan vertebrata dan beberapa invertebrata.
Bagian luar yang terbuka pada gastrula menuju arkenteron disebut dengan
blastofor. Bagian ini dipersiapkan menjadi anus dan pada bagian ujung
akan membuka dan menjadi mulut. Pada fase ini akan terjadi lanjutan
diferensiasi sebagian endoderm menjadi bagian mesoderm. Pada akhir
fase gastrula telah terbentuk bagian endoderm, mesoderm, dan ektoderm.
Berdasarkan jumlah lapisan embrionalnya, hewan dikelompokkan menjadi
dua, yaitu hewan diploblastik dan hewan triploblastik. Hewan diploblastik
memiliki dua lapisan embrional, yaitu ektoderm dan endoderm. Contoh
hewan diploblastik adalah Coelenterata (hewan berongga). Hewan
triploblastik memiliki tiga lapisan embrional, yaitu ektoderm, endoderm, dan
mesoderm. Mesoderm selalu terletak di antara ektoderm dan endoderm.

Hewan triploblastik dikelompokkan menjadi tiga kelompok berdasarkan ada


tidaknya selom (berasal dari kata coelom = ruangan yang berongga) dan
bagaimana selom tersebut dibentuk selama embriogenesis. Kelompok
hewan tersebut yaitu aselomata, pseudoselomata, dan selomata
(euselomata). Hewan aselomata tidak memiliki selom, contohnya cacing
pipih (Platyhelminthes). Hewan pseudoselomata memiliki selom semu,
contohnya cacing tanah. Hewan selomata memiliki selom sesungguhnya,
misalnya manusia.

Diploblastik yaitu hewan yang mempunyai 2 lapisan dinding tubuh embrio,


berupa ektoderm dan endoderm. Dimiliki oleh hewan tingkat rendah seperti
Porifera dan Coelenterata. Gastrulasi yaitu proses pembentukan gastrula.
Organogenesis yaitu proses pembentukan organ-organ tubuh pada
makhluk hidup (hewan dan manusia). Organ yang dibentuk ini berasal dari
masing-masing lapisan dinding tubuh embrio pada fase gastrula.

Contohnya :

1. Lapisan Ektoderm akan berdiferensiasi menjadi cor (jantung), otak


(sistem saraf), integumen (kulit), rambut dan alat indera.
2. Lapisan Mesoderm akan berdiferensiasi menjadi otot, rangka
(tulang/osteon), alat reproduksi (testis dan ovarium), alat peredaran
darah dan alat ekskresi seperti ren.
3. Lapisan Endoderm akan berdiferensiasi menjadi alat pencernaan,
kelenjar pencernaan, dan alat respirasi seperti pulmo.

Imbas embrionik yaitu pengaruh dua lapisan dinding tubuh embrio dalam
pembentukan satu organ tubuh pada makhluk hidup.
Baca Juga : Ganggang (Alga) Adalah

Contohnya :

 Lapisan mesoderm dengan lapisan ektoderm yang keduanya


mempengaruhi dalam pembentukan kelopak mata.

Periode Embrio (Minggu 3 – 8 )


Proses dimana sistem syaraf pusat, organ-organ utama dan struktur
anatomi mulai terbentuk seperti mata, mulut dan lidah mulai terbentuk,
sedangkan hati mulai memproduksi sel darah. Janin mulai berubah dari
blastosis menjadi embrio berukuran 1,3 cm dengan kepala yang besar

 Embrio dilindungi oleh beberapa selaput yaitu :

1. Amnion yaitu selaput yang berhubungan langsung dengan embrio


dan menghasilkan cairan ketuban. Berfungsi untuk melindungi
embrio dari guncangan.
2. Korion yaitu selaput yang terdapat diluar amnion dan membentuk
jonjot yang menghubungkan dengan dinding utama uterus. Bagian
dalamnya terdapat pembuluh darah.
3. Alantois yaitu selaput terdapat di tali pusat dengan jaringan epithel
menghilang dan pembuluh darah tetap. Berfungsi sebagai pengatur
sirkulasi embrio dengan plasenta, mengangkut sari makanan dan
O2, termasuk zat sisa dan CO2.
4. Sacus vitelinus yaitu selaput yang terletak diantara plasenta dan
amnion. Merupakan tempat munculnya pembuluhdarah yang
pertama

Baca Juga : Taksonomi Tumbuhan


Tahapan perkembangan pada masa embrio
 Bulan pertama : Sudah terbentuk organ-organ tubuh yang penting
seperti jantung yang berbentuk pipa, sistem saraf pusat (otak yang
berupa gumpalan darah) serta kulit. Embrio berukuran 0,6 cm.
 Bulan kedua : Tangan dan kaki sudah terbentuk, alat kelamin bagian
dalam, tulang rawan (cartilago). Embrio berukuran 4 cm.
 Bulan ketiga : Seluruh organ tubuh sudah lengkap terbentuk,
termasuk organ kelamin luar. Panjang embrio mencapai 7 cm
dengan berat 20 gram.
 Bulan keempat : Sudah disebut dengan janin dan janin mulai
bergerak aktif. Janin mencapai berat 100 gram dengan panjang 14
cm.
 Bulan kelima : Janin akan lebih aktif bergerak, dapat memberikan
respon terhadap suara keras dan menendang. Alat kelamin janin
sudah lebih nyata dan akan terlihat bila dilakukan USG (Ultra
Sonographi).
 Bulan keenam : Janin sudah dapat bergerak lebih bebas dengan
memutarkan badan (posisi)
 Bulan ketujuh : Janin bergerak dengan posisi kepala ke arah liang
vagina.
 Bulan kedelapan : Janin semakin aktif bergerak dan menendang.
Berat dan panjang janin semakin bertambah, seperti panjang 35-40
cm dan berat 2500 – 3000 gram.
 Bulan kesembilan : Posisi kepala janin sudah menghadap liang
vagina. Bayi siap untuk dilahirkan.

 Fertilisasi

Fertilisasi merupakan proses penyatuan inti sel gamet jantan ( sperma )


dengan inti set gamet betina ( ovum ). Jutaan sel sperma yang masuk ke
dalam organ reproduksi betina, hanya aka nada satu sel yang bersatu
dengan satu sel telur. Setelah hal itu terjadi maka sel sperma lainnya akan
mengalami penghancuran oleh sel-sel darah putih ( leukosit ). Tahap
penyatuan dua inti haploid ini menghasilkan satu sel dengan inti diploid
( 2n ) zigot. Sel inilah yang akan tumbuh dan berkembang menjadi
manusia.

 Pembelahan ( Cleavage )
Tidak lama setelah terbentuk zigot maka sel ini akan langsung beranjak ke
tahap pembelahan yang membentuk banyak sel. Pembelahan yang
berlangsung ialah pembelahan mitosis yang berlangsung sangat cepat
diawali dengan pembelahan dua sel, empat sel, delapan sel, dan sterusnya
hingga terbentuk morula ( tahap 32 sel ). Pembelahan mitosis yang
berlangsung pada zigot tidak diikuti dengan pembelahan sitoplasma
( sitokinesis ) hanya pembelahan inti saja. Sehingga ukuran zigot satu inti
dengan morula degan 32 inti ialah sama. Namun berbeda dengan kasus
bayi kembar indentik yang berasal dari satu zigot yang pembelahan
mitosisnya mengalami pembelahan sitplasmanya sehingga sel-sel hasil
pembelahannya akan terpisah.

 Blastulasi

Dalam tahap blastulasi ini merupakan tahap pembentukan blastula ( bola


berongga ) dari morula ( bola padat ). Pada tahap sebelumnya zigot
membelah membentuk banyak sel ( sampai 32 ) yang disebut morula.
Tahap morula ialah tahap 32 sel-sel zigot yang tersusun padat. Yang
kemudian tiap-tiap sel akan terus melanjutkan tahapan pembelahan dalam
rangka pertumbuhan dan perkembangan hingga mencapai angka 64
sampai 100 sel. Ukuran sel-selnya makin kecil ( ukuran bolanya sama ),
yang membedakan tahap morula dengan blastula ialah jumlah sel dan
terdapatnya rongga pada tahap blastula yang disebut blastosol.

Dengan terbentuknya blastosol berasal dari sel-sel pada bagian dalam


yang membelah menjadi banyak sel dengan ukuran yang semakin
mengecil. Rongga blastosol berisikan yolk atau kuning telur sebagai satu-
satunya sumber makanan bagi sel-sel blastula untuk tumbuh dan
berkembang. Berbeda dengan hewan ovipar dan ovovivipar yang memiliki
kuning telur yang banyak kelompok vivipar termasuk manusia memiliki
kuning telur yang sangat sedikit. Dan tidak mungkin akan mencukupi
kebutuhan sel-sel embrio hingga 38 minggu ke depan. Oleh Karena itu
sebelum kehabisan kuning telur maka pada tahap ini ( blastula ), embrio
akan masuk ( implantasi ) ke dalam uterus ( rahim ) induk betina.

Baca Juga : Farmakognosi adalah


Selanjutnya dalam tahap hubungan induk betina dengan embrio akan
terjalin melalui pembentukan selaput ekstraembrionik dari dinding
endometrium induk betina. Segala kebutuhan embrio akan dapat terpenuhi
oleh induk betina yang melalui hubungan yang terbentuk dalam selaput
embrionik ( plasenta, amnion, korion dan alantois ) samapi masa
pertumbuhan dan perkembangan embrio selesai. Keberadaan embrio di
dalam endometrium induk betina akan menghasilkan hormone HCG
( Human Chorionic Gonadothropin ) yang merangsang induk betina untuk
mensekresikan Hormon progesterone untuk memperkuat endometrium.

 Gastrulasi

Tahap gastrulasi, tahap pembentukan gastrula yaitu pembentukan tiga


lapisan embrionik pada embrio. Lapisan embrionik merupakan lapisan
lembaga yang akan berkembang menjadi organ-organ dalam embrio
manusia. Gastrulasi ditandai dengan reorganisasi lapisan sel-sel pada
tahap blastula. Sel-sel blastula akan melakukan pergerakan morfogenetik
yang sedemikian rupa, hingga memungkinkan sel-sel yang berjauhan pada
tahap blastula menjadi sel-sel yang berdekatan pada tahap gastrulasi.
Pergerakan sel-sel blastula pada tahap ini diawali dengan gerakan
invaginasi atau pelekukan ke dalam. Gerakan ini menyebabkan migrasi
sel-sel yang awalnya terletak di luar menjadi tersusun di bagian dalam.
Pergerakan sel-sel ini menyebabkan rongga blastosol menghilang namun
terbentuk rongga arkenteron.

Setelah semua pada sel berhasil bermigrasi terbentuk lubang saluran


bekas titik invaginasi yang disebut dengan istilah blastopori. Selin gerakan
invaginasi sel-sel tahap blastula ini juga melakukan gerakan evaginasi
( melekuk keluar ), ingersi ( migrasi sel ) dan lainnya. Selanjutnya sel-sel ini
telah berhasil dan selesai dalam perjalanannya. Tahap gastrulasi ditandai
dengan terbentuknya tiga lapisan embrionik yang akan menentukan nasib
embrio tersebut. Masing-masing sel dalam tiap lapisan akan saling
menginduksi satu sama lain untuk perkembangan selanjutnya. Tiap sel
akan menentukan takdirnya masing-masing. Oleh karena itu pada tahapan
ini biasa disebut dengan penentuan nasib ( fate map ), tiga lapisan
embrionik ini ialah antara lain lapisan ectoderm, lapisan mesoderm dan
lapisan endoderm.
 Neurulasi

Dalam tahap neurulasi merupakan awal dari tahap diferensisi setelah tahap
gastrulasi. Pada tahap neurulasi merupakan tahap pembentukan corda
saraf ( notocord ) yang merupakan ciri utama dari hewan vertebrata,
notocorda dibentuk dari interaksi induksi antara lapisan ectoderm dengan
lapisan mesoderm didalamnya. Induksi antar lapisan ini menyebabkan sel-
sel ectoderm bergerak sehingga terbentuk notocorda yang memanjang.
Untuk selanjutnya notocorda ini akan berkembang menjadi sistem saraf
pusat ( perkembangan otak ). Intinya tahapan neurulasi diindikasikan
dengan terbentuknya lempeng saraf ( notocorda ) pada lapisan ektoderm.

 Organogenesis

Tahapan organogenesis merupakan tahapan pembentukan organ yang


berkembang dari lapisan embrionik yang terbentuk pada tahap gastrula
berikut organ-organ yang berkembang dari lapisan embrionik.

 Ektoderm
Lapisan yang paling luar, lapisan ectoderm akan berkembang
menjadi sistem integument ( kulit dan derivatnya ) serta penyusun
sistem saraf termasuk indera.
 Mesoderm
Lapisan tengah yang akan berkembang menjadi organ dalam seperti
sistem sirkulasi, jaringan ikat, sistem reproduksi, otot dan lainnya
kecuali sistem pencernaan dan pernapasan.
 Endoderm
Lapisan paling dalam dari lapisan ini akan terbentuk organ-organ
penyusun sistem pencernaan meliputi saluran dan kelenjar
pencernaan. Selain itu, sistem pernafasan juga berkembang dari
lapisan ini.

Anda mungkin juga menyukai