Hari Kesaktian Pancasila
Hari Kesaktian Pancasila
DISUSUN OLEH :
Dimana pada saat itu ada peristiwa Pemberontakan dan usaha perebutan
kekuasaan yang digawangi oleh PKI.
Tetapi karena perlawanan yang diusahakan oleh PKI tersebut tidak berhasil, maka
dianggaplah bahwa alangkah Sakti dan sakralnya Pancasila.
Sehingga Pancasila tak bisa dirusak bahkan dirubah oleh pihak PKI pada saat itu.
Pada tanggal 1 Oktober ditetapkan sebagai Hari Kesaktian Pancasila, hari dimana
Pancasila mempunyai kesaktian yang tak bisa digantikan oleh paham apapun.
Hari Kesaktian Pancasila awal mula dilahirkan oleh Jenderal Soeharto dalam rangka
melakukan kelanjutan kepada pemerintahan Presiden Soekarno.
Dan pancasila itu sendiri dilahirkan pada tanggal 1 Juni 1945 oleh Presiden
Soekarno yang merupakan sebagai penggagasnya.
Pancasila lahir secara wajar dan sesuai dengan keadaan objektif saat itu.
Pancasila diterima oleh bangsa Indonesia sebagai dasar berbangsa dan bernegara.
Namun di pihak lain,
Sebuah film biasanya diputar dan dipertotonkan melalui media televisi nasional. Hal
ini bertujuan untuk mengenang kejadian G30S/PKI.
Bahkan hingga saat ini, masih selalu dilaksanakan upacara bendera di Monumen
Pancasila Sakti yang berlokasi di lokasi Lubang Buaya.
Yaitu diantaranya :
1. Peri Kebangsaan.
2. Peri Kemanusiaan.
3. Ketuhanan.
4. Peri Kerakyatan.
5. Kesejahteraan Rakyat.
1. Kebangsaan Indonesia.
2. Internasionalisme atau Perikemanusiaan.
3. Mufakat atau Demokrasi.
4. Kesejahteraan Sosial.
5. Ketuhanan Yang Maha Esa.
Gagasan lima dasar negara yang disebutkan Sukarno tersebut diistilahkan sebagai
Pancasila.
Kemudian kejadian tersebut menjadi dasar penetapan hari lahir Pancasila yaitu pada
1 Juni 1945.
Perlu dicatat di sini bahwa hasil usulan oleh ketiga tokoh bangsa tersebut ditampung
untuk dibahas lagi oleh panitia baru yang lebih kecil bentukan BPUPKI.
Penghapusan sembilan kata tersebut menjadi isu kontroversial yang tidak habis
dibahas sampai hari ini.
Namun demikian perlu dicatat bahwa pendiri negara kita telah sepakat bahwa sila
petama adalah Ketuhanan Yang Maha Esa.
Semestinya perdebatan mengenai sila pertama dan juga keempat sila lainnya telah
selesai. Kita telah sepakat menjadi Pancasila sebagai dasar negara.
Rumusan yang terakhir disebutkan di atas berlaku hingga saat ini. Usaha para
pendiri bangsa dalam menciptakan dasar negara bukanlah usaha yang main-main.