Nim : 20011114
1. Hal-hal pokok yang di analisis dalam teori mikro Ekonomi dan Makro Ekonomi jelaskan
Jawaban : Ekonomi mikro fokus pada tiga konsep dasar teori, yakni:
Teori produksi
Keberadaan barang dan jasa menjadi inti sari dalam kegiatan ekonomi, utamanya pada lingkup
mikro. Barang dan jasa tentu saja tak muncul secara tiba-tiba tetapi harus diproduksi. Oleh sebab
itu diperlukan pemahaman tentang teori produksi yang berkaitan dengan kuantitas dan faktor-
faktor produksi seperti bahan baku, tenaga kerja, biaya produksi, dan lain sebagainya.
Teori harga
Harga berperan penting dalam menentukan nilai suatu barang atau jasa. Selain itu, harga juga
mempermudah dalam proses transaksi ekonomi. Harga berkaitan erat dengan interaksi antara
permintaan (demand) dan penawaran (supply). Jadi, penentuan harga suatu barang atau jasa
dipengaruhi oleh tingkat permintaan konsumen dan penawaran oleh produsen terhadap barang
atau jasa tersebut. Oleh sebab itu, harga bisa jadi fluktuatif.
Teori distribusi
Di balik produksi barang dan jasa, ada modal untuk pengadaan bahan baku dan lainnya. Tak
hanya itu, ada pula tenaga kerja yang harus mendapatkan upah. Nah, teori distribusi
menitikberatkan pada bahasan seputar aspek-aspek tersebut. Distribusi juga dimaksudkan
sebagai bagian dari kegiatan pemasaran (marketing) atau penyaluran barang atau jasa dari
produsen ke konsumen. Pada proses ini muncul rantai distribusi yang melibatkan peran dari
distributor, pedagang grosir, dan juga retail.
Sementara konsep dasar yang menjadi fokus bahasan dalam ekonomi makro, meliputi:
Output dan pendapatan dalam ekonomi makro tentu bukan dalam lingkup perusahaan, tetapi
nasional. Estimasi keluaran mencakup total nilai dari produksi nasional secara keseluruhan.
Adapun untuk pendapatan total hasil penjualan produksi nasional. Jadi, output sering kali
menjadi cerminan pendapatan, demikian pula sebaliknya. Ukuran output secara makro adalah
Produk Domestik Bruto (PDB). Tinggi rendahnya PDB suatu negara dipengaruhi oleh kemajuan
teknologi, akumulasi modal, dan kualitas sumber daya manusia. Jika suatu negara mampu
mengadopsi teknologi canggih, memiliki akumulasi modal yang tinggi, dan tingkat pendidikan
yang menunjukkan kualitas sumber daya manusia yang tinggi, maka akan memiliki PDB yang
tinggi pula. Hal ini berlaku sebaliknya.
Pengangguran
Diakui atau tidak masalah pengangguran atau kesempatan kerja menjadi masalah krusial yang
dihadapi suatu negara. Semakin rendahnya kesempatan kerja yang tersedia, berakibat pada
tingginya tingkat pengangguran di negara tersebut Apa hubungannya dengan ekonomi makro?
Tentu saja ada hubungannya. Jika tingkat pengangguran tinggi, maka beban negara semakin
berat dan pertumbuhan ekonomi lambat karena produksi nasional rendah. Selain itu,
pengangguran juga berdampak pada tingkat daya beli masyarakat yang rendah sehingga
mengakibatkan lesunya perekonomian suatu negara.
Inflasi dan deflasi berkaitan dengan moneter. Inflasi merupakan kenaikan harga umum,
sedangkan deflasi kebalikannya, yakni penurunan harga. Perubahan harga yang begitu drastis
baik inflasi maupun deflasi berisiko pada terjadinya krisis perekonomian negara secara
menyeluruh. Oleh sebab itu, penting untuk menstabilkan tingkat harga dengan mengeluarkan
kebijakan moneter seperti pengendalian jumlah uang beredar, menaikkan tingkat suku bunga,
atau yang lainnya.
Produksi : yaitu dengan meningkatkan jumlah produksi. karena sudah diketahui produk apa yang
diinginkan konsumen, hanya saja kegiatan produksi tidak mampu memenuhi permintaan
konsumen.
Distribusi : yaitu mencari jalur distribusi yang tepat agar produk yang dihasilkan sampai ke
tangan konsumen.
Konsumsi : Yaitu bagaimana cara konsumen mampu menerima produk yang diproduksi tersebut.
Beberapa jenis data makro ekonomi dapat digunakan untuk menilai prestasi kegiatan
perekonomian pada suatu tahun tertentu dan perubahannya dari satu perIode lainnya. Alat
pengamat prestasi kegiatan perekonomian atau indikator makro
Pengangguran
Suatu keadaan di mana seseorang yang tergolong dalam angkatan kerja ingin mendapatkan
pekerjaan tetapi belum dapat memperolehnya. Sebab-sebab Pengangguran:
3. Ketidaksesuaian di antara ketrampilan tenaga kerja dengan ketrampilan yang diperlukan dalam
industri- industri (perusahaan).
4. Pengangguran yang berkepanjangan menimbulkan efek psikologis yang buruk atas diri
penganggur dan keluarga
5. Keadaan pengangguran di suatu Negara sangat buruk, akan menimbulkan kekacauan politik
dan sosial,serta menghambat pembangunan nasional.
2. Upah riil tenaga kerja akan merosot ( turun) sehingga tingkat kemakmuran menurun.
3. Prospek pembangunan Ekonomi jangka panjang akan menjadi semakin memburuk sekiranya
inflasi tidak dapat dikendalikan. Ketidakseimbangan Neraca Pembayaran Ketidakseimbangan di
antara Ekspor dan Impor, serta aliran ke luar/masuk modal dapat menimbulkan masalah serius
terhadap kestabilan suatu perekonomian.
Defisit dalam Neraca Pembayaran menimbulkan efek buruk terhadap kegiatan dan kestabilan
ekonomi:
1. Penurunan kegiatan ekonomi dalam negeri, karena konsumen akan mengganti barang produk
dalam negeri dengan barang-barang impor.
2. Harga valuta asing akan meningkat dan akan mengakibatkan barang-barang impor mahal.
3. Kegiatan Ekonomi dalam Negeri yang menurun akan mengurangi kegairahan pengusaha-
pengusaha untuk melakukan penanaman modal Dan membangun kegiatan usaha baru
1. Kebijakan ekonomi mikro, adalah kebijakan pemerintah yang ditujukan pada semua
perusahaan tanpa melihat jenis kegiatan yang dilakukan perusahaan tersebut.
2. Kebijakan ekonomi meso, adalah kebijakan ekonomi yang khusus ditujukan pada
wilayah tertentu atau pada sektor-sektor tertentu.
3. Kebijakan ekonomi makro, ialah kebijakan ekonomi yang mencakup semua aspek
ekonomi pada tingkat nasional (agregat). Oleh sebab itu, kebijakan ini bisa mempengaruhi atau
bahkan membuat kebijakan meso dan kebijakan mikro menjadi lebih atau kurang efektif. Maka
dari itu saya akan membahas lebih dalam mengenai kebijakan ekonomi makro.
4. Kebijakan Moneter
Tujuan utama kebijakan ekonomi moneter adalah untuk menjaga stabilitas harga di dalam negeri
dan nilai tukar rupiah terhadap mata uang asing, khususnya dolar AS. Dengan demikian
kebijakan ini juga dapat menjaga keseimbangan neraca pembayaran melalui perubahan nilai kurs
rupiah yang terkendali bisa dicapai. Kebijakan ekonomi moneter dilakukan terutama melalui
operasi pasar terbuka, penentuan mengenai cadangan wajib minimum dan batas maksimum
pemberian kredit bagi sektor perbankan, dan perubahan tingkat suku bunga diskonto. Selain itu
ada juga kebijakan moneter yang sering digunakan oleh Bank Indonesia untuk mengimbangi
perubahan likuiditas perekonomian adalah dengan cara memperjual-belikan surat berharga SBI
dan SBPU. Efektifitas kebijakan moneter yang kontraksi ini untuk meredam laju pertumbuhan
tingkat inflasi melalui pengendalian jumlah uang beredar di dalam ekonomi tergantung pada
respon masyarakat dan dunia usaha, baik di sektor riil maupun di sektor keuangan.
5. Kebijakan Fiskal
Dalam usaha mengurangi tingkat inflasi yang cenderung meningkat terus, selain mengeluarkan
kebijakan moneter yang sifatnya kontraksi, pemerintah juga mengeluarkan kebijakan fiskal yang
nonekspansif. Efektifitas kebijakan fiskal ini sangat tergantung dari reaksi masyarakat dan dunia
usaha terhadap kenaikan tarif pajak pendapatan dan penghasilan atau penjualan. Selain itu
tergantung pada jenis pajak yang diprioritaskan serta besarnya peningkatan penghasilan pajak
dan besarnya pengurangan pengeluaran pemerintah. Jenis pajak yang sangat tepat digunakan
sebagai instrumen untuk meredam laju peningkatan inflasi, dengan cara mengurangi
pertumbuhan permintaan agregat, adalah pajak penghasilan dengan sistem progresif