Anda di halaman 1dari 8

Melakukan Pengkajian Eliminasi Urin dalam Proses Keperawatan

Satri Andani Zendrato / 181101103

zendratosatri@gmail.com

Abstrak

Pendahuluan Urin atau air seni atau air kencing adalah cairan sisa yang diekskresikan
oleh ginjal yang kemudian akan dikeluarkan dari dalam tubuh melalui proses urinasi.
Ekskresi urin diperlukan untuk membuang molekul-molekul sisa dalam darah yang
disaring oleh ginjal dan menjaga homeostasi cairan tubuh. Namun, ada juga beberapa
spesies yang menggunakan urin sebagai sasaran komunakasi olfaktor. Urin disaring di
dalam ginjal, dibawa melalui ureter menuju kandung kemih, akhirnya dibuang kluar
tubuh melalui ureter. Tujuan dalam pengkajian eliminasi urine yaitu untuk mengetahui
mendeskripsikan warna, kejernihan, dan bau urine normal. Mendeskripsikan pola
urinase abnormal. Metode desain peneliti yang digunakan dalam studi kasus ini yaitu
penelitian deskriptif klien yang mengalami infeksi saluran kemih dengan masalah
Gangguan Eliminasi Urine di ruang Dahlia RSUD Jombang, jumlah subyek penelitian
adalah dua klien dengan masalah keperawatan dan diagnosa medis yang sama. Hasil
pada klien dengan masalah Gangguan Eliminasi Urine intervensi yang digunakan adalah
NOC: Gangguan Eliminasi Urin NIC: Kontrol Infeksi. Berdasarkan hasil penelitian
pada kedua klien di dapatkan perbedaan dari hasil UL klien, antara klien pertama lebih
rendah dari klien ke dua. Pembahasan Urine, yang dibentuk di ginjal, terdiri dari air
yang berlebihan dari tubuh, sedikit karbon dioksida, sejumlah kecil sampah padat, dan
zat abnormal yang diserang dari darah. Ketika tubuh berkeringat banyak akibat cuaca
panas, olahraga, atau demam, tubuh membentuk dan mengekskresikan lebih sedikit
urine. Penutup yang diberikan kepada klien, klien jangan menahan kencing sehingga
dapat mengambil suatu keputusan yang sesuai dengan masalah serta ikut
mempertahankan dan melakukan tindakan yang di berikan oleh tenaga kesehatan.
Kata Kunci : eliminasi Urine, karakteristik urnie, gejala eliminasi urine

LATAR BELAKANG memberikan bahan bakar dan


mengoperasikan banyak fungsi. Tubuh
Tubuh manusia yang sehat
yang sehat juga secara lancar dan efektif
secara lancar dan efektif memakan,
membuang produk sampah yang tidak
mencerna, mengabsorbi atau menyerap,
dibutuhkannya, untuk mempertahakan
dan memetabolisme makanan untuk
homeostasis. Eliminasi produk sampah
cair dan padat normalnyamenandakanI tubuh melalui proses urinasi. Ekskresi
penyakit atau dapat menyebabkan urin diperlukan untuk membuang
penyakit. Mengkaji produksi eliminasi molekul-molekul sisa dalam darah yang
(urine dan feses) klien, mengobservasi disaring oleh ginjal dan menjaga
fungsi kandung kemih dan ususnya, homeostasi cairan tubuh. Namun, ada
serta membantu klien yang menghadapi juga beberapa spesies yang
masalah dalam fungsi ini merupakan menggunakan urin sebagai sasaran
tanggung jawab keperawatan yang komunakasi olfaktor. Urin disaring di
mendasar. Didalam pengkajian ini saya dalam ginjal, dibawa melalui ureter
akan melakukan pengkajian eliminasi menuju kandung kemih, akhirnya
urine. dibuang kluar tubuh melalui ureter.

Urine adalah produk sampah TUJUAN


caid dari tubuh. Mengeluarkan urine
Tujuan dalam pengkajian
dari tubuh disebut urinasi, miktrusi,
eliminasi urine yaitu untuk mengetahui
atau berkemih. Feses, yang juga
mendeskripsikan warna, kejernihan, dan
disebut bowel movement (BM), atau
bau urine normal. Mendeskripsikan pola
kotoran (stool), adalah produk sampah
urinase abnormal. Dan menjelaskan
padat dari tubuh. Defeksi adalah
pengertian dari pengkajian dalam proses
pengeluaran feses.
keperawatan, melakukan pengumpulan
Urine adalah produk sampah data, klasifikasi, analisa data, dan
dari sistem perkemihan dan feses adalah perumusan masalah.
produk sampah dari sistem pencernaan.
Masing-masing memiliki karakteristik METODE
khas ketika sistem dan proses ini terjadi
Penelitia yang saya temukan di jurnal
secra normal. Namun, urine dan feses
dan saya mengkaji dengan
dapat juga mengandung indikator
menggunakan penelititain deskriptif
disfungsi selama terjadi penyakit.
klien yang mengalami infeksi saluran

Urin atau air seni atau air kemih dengan masalah gangguan

kencing adalah cairan sisa yang eliminasi urine di ruang Dahlia RSUD

diekskresikan oleh ginjal yang Jombang, jumlah subyek penelitian

kemudian akan dikeluarkan dari dalam adalah 2 klien dengan masalah


keperawatan dan diagnosa medis yang meskipun cairan-cairan tersebut tidak
sama. dapat diukur secara spesifik.

HASIL Orang dewasa dengan ukuran


tubuh rata-rata membentuk dan
Hasil yang saya dapat dari jurnal
mengekskresikan sekitar 500 sampai
dengan pengambilan data adalah di
2400 mL urine setiap 24 jam (sekitar 1
ruang DAHLIA dengan kapasitas 16
mL urine per kilogram berat badan, per
pasien, kedua pasien mengalami
jam). Ketika tubuh berkeringat banyak
penyakit ISK yang sama dan di rawat di
akibat cuaca panas, olahraga, atau
rumah sakit yang sama. Terdapat
demam, tubuh membentuk dan
pemeriksaan nyeri pada abdomen,
mengekskresikan lebih sedikit urine.
setelah dilakukan asuhan keperawatan
Ketika tubuh menahan air karena
selama tiga hari dapat dilakukan
gangguan sirkulasi atau fungsi ginjal,
evaluasi dengan hasil nyeri berkurang
tubuh membentuk dan mengekskresikan
terutama pada klien 1 sedangkan pada
lebih sedikit urine.
klien 2 masih merasakan nyeri.
Perubahan dalam karakteristik
PEMBAHASAN urine atau dalam pola urinasi normal
mungkin menandakan adanya masalah
Eliminasi urine
dalam sistem perkemihan dan tekadang
Urine, yang dibentuk di ginjal, mengindikasikan gangguan dalam
terdiri dari air yang berlebihan dari sistem tubuh lain.
tubuh, sedikit karbon dioksida, sejumlah
Karakteristik urine
kecil sampah padat, dan zat abnormal
yang diserang dari darah. Urine Urine dipantau untuk menilai
kemudian diekskresikan via kandung warna kejernihan, bau, dan volume.
kemih dan ureter. Haluaran urine total Perawat melakukan observasi ini
pada orang dewasa bervariasi, sesuai sebagai bagian dari rutinitas
dengan asupan cairan dan efisien ginjal. pengumpulan data. Setiap
Selain itu, haluran urine juga penyimpangan dapat meindikasikan
dipengaruhi oleh proses normal, seperti abnormalitas :
respirasi (berkeringat), asupan garam,
dan cairan terkandung dalam feses,
 Warna. Urine yang baru  Volume. Jumlah urine yang biasa
dikeluarkan berwarna kuning terang dikeluarkan oleh orang dewasa
atau kecoklatan. Derajat warna pada saat waktu berkisaran 250 dan
urine beragam sesuai dengan 400 mL. Haluaran berkaitan dengan
tingkat hidrasi tubuh. Hidrasi ukuran tubuh setiap orang, kandung
berlebihan (overhidrasi) atau kemih, kondisi, tingkat hidrasi, dan
edema (cairan terlalu banyak) asupan atau keluaran cairan lain.
menyebabkan urine menjadi encer  Berat jenis. Urine normal memiliki
yang hampir tidak berwarna. berat jenis, jika dibandingkan
Dehidrasi (cairan terlalu sedikit) dengan air, sebesar1,010 sampai
menghasilkan urine pekat yang 1,025 (berat jenis air murni adalah
berwarna kuning kecoklatan atau 1,000). Berat jenis sering kali di
jingga kecoklatan. ukur laboratorium sebagai bagian
 Kejernihan. Urine yang baru urinalisi rutin.
dikeluarkan jernih atau transparan  Keasaman. Sebagaian besar cairan
(tembus pandang). Urine tampak tubuh sedikit basa. Semakin asam
keruh jika mengandung zat larutan, semakin besar konsentrasi
abnormal, seperti bakteri, darah, ion hidrgen, dan semakan rendah
serpihan mukosa, atau nanah, atau pH. pH di bawah 7 bersifat asam,
jika disimpan dalam periode waktu pH 7 netral, da pH diatas 7 bersifat
tertentu dalam wadah penampung. basa.
 Bau. Urine yang baru dikeluarkan  Komponen Abnormal. (mis,
memiliki bau yang khas yang mikroorganisme) di dalam urine
terkadang disebut aromatik. Urine menunjukan terjadinya disfungsi
encer memiliki lebih sedikit atau penyakit di bagian tubuh lain.
baudaripada urine pekat. Terkadang Terkadang tampilan urine sangat
makanan atau medikasi mengubah berubah sehingga abnormalis jelas
bau urine normal. Biasanya bau terlihat : di waktu lain, urine
yang sangat kuat dari urine yang tampah normal jika dilihat dengan
baru dikeluarkan menunjukan mata telanjang dan banyak
adanya abnormalis, seperti infeksi pemeriksaan urine dilakukan di
saluran kemih. laboratorium.
Pola Eliminasi Urine besar cairan sebelum tidur dan
mungkin tidak mengindikasikan
Meskipun observasi tampilan
masalah struktural atau organik.
urine klien dapat mengindikasikan
 Enuresis : berkemih secara
masalah ginjal (renal) atau masalah
involunter (tidak disengaja) di
urine (perkemihan), perubahan pola
tempat tidur (ngompol). Enuresis
normal eliminasi urine adalah temuan
adalah masalah yang sering terjadi
yang sifnifikan. Kenali tanda dan gejala
di masa kanak-kanak, tetapi juga
yang mungkin terjadi ini
dapat menjadi masalah bagi
 Sering berkemih : berkemih sering beberapa orang dewasa. Enurensis
dari biasanya tanpa peningkatan mungkin merupakan efek samping
volume urine secara total, tetapi dari beberapa obat.
sering kali disertai dengan  Poliuria : peningkatan jumlah
penurunan volume urine pada urine dari yang diperkirakan
setiap kali berkemih. diekskresikan dalam periode waktu
 Urgensi : keinginan atau sensasi tertentu. Poliuria juga dapat terjadi
perlu berkemih dengan segerah. ketika individu meminum cairan
Sering kali, individu tidak mampu dalam jumlah banyak dari biasanya,
menunda berkemih tanpa tetapi dapat juga menjadi gejala
mengeluarkan sedikit urine secara diabetes melitus atau jenis penyakit
involunter atau tidak sengaja ginjal tertentu. Haluaran urine yang
(inkontinensia). lebih besar dari sekitas 2500 mL
 Disuria : sensasi nyeri atau setiap hari dianggap sebagai
terbakar ketika berkemih (sebgaian poliuria.
besar dihubungkan dengan infeksi).
Pengkajian
Individu dapat juga merasakan
nyeri kram atau nyeri seperti Pengkajian keperawatan adalah
tertusuk di panggul. pengumpulan dan analisis informasi
 Nokturia : sering berkemih atau secara sistematis dan berkelanjutan
berkemih berulang kali selama mengenai klien. Suatu pengkajian yang
malam hari. Terkadang, ini terjadi mendalam memungkinkan perawat
ketika individu meminum sejumlah kritikal untuk mendeteksi perubahan
cepat, melakukan intervensi dan tersinggung dan ketidakmampuan
melakukan asuhan. Terdapat tiga faes berkonsentrasi. Hasil pengkajian data
dasar untuk pengkajian : objektif pada klien gangguan alam
perasaan yaitu gerakan tubuh yang
1. Pengkajian awal : pengkajian yang
terhambat, ekspresi wajah murung,
dibuat dengan cepat selama
kadang-kadang dapat terjadi stupor,
pertemuan pertama dengan pasien,
tampak malas, lelah, proses berpikir
yang meliputi ABC: airway,
terlambat, konsentari terganggu.
breathing dan circulation
2. Pengkajian dasar : pengkajian Analisa data
lengkap pada pasien dimana semua
Setelah data dikumpulkan, data
sistem dikaji
dianalisa. Dari pengkajian data dasar,
3. Pengkajian terus-menerus : suatu
masalah yang aktual, potensial dan
pengkajian ulang secara terus-
berisiko tinggi diidentifikasi dan
menerus yang dibutuhkan pada
diuraikan menurut prioritas sesuai
status perubahan pasien yang sakit
dengan kebutuhan keperawatan pasien
kritis.
kritis. Hal ini mungkin merupakan
Pengumpulan data masalah yang komplek disebabkan oleh
beratnya kondisi pasien. Prioritas
Pengumpulan data secara umum
paling tinggi diberikan pada masalah
merupakan hal yang mutlak dilakukan
yang mengancam kehidupan.
perawat dalam melakukan pengkajian
keperawatan (Nursalam, 2012). PENUTUP

Klasifikasi data Urine adalah produk sampah


caid dari tubuh. Mengeluarkan urine
Klasifikasi data pengkajian
dari tubuh disebut urinasi, miktrusi,
dapat dibedakan menjadi dua yaitu
atau berkemih. Feses, yang juga
subjektif dan objektif. Hasil pengkajian
disebut bowel movement (BM), atau
data subjektif pada klien dengan
kotoran (stool), adalah produk sampah
gangguan alam perasaan yaitu sering
padat dari tubuh. Defeksi adalah
mengemukakan keluhan somatic,
pengeluaran feses.
merasa dirinya sudah tidak berguna
lagi, tidak ada tujuan hidup, mudah
Bagi klien jangan menahan Brunner dan Suddarth. (2008). Medical
kencing sehingga dapat mengambil Surgical Nursing. Vol 2. Jakarta
suatu keputusan yang sesuai dengan : EGC
masalah serta ikut mempertahankan dan
Carpenito, Lynda Juall. (2006).
melakukan tindakan yang di berikan
Rencana Asuhan dan
oleh tenaga kesehatan. Dan bagi
Dokumentasi Keperawatan,
perawat di rumah sakit dapat
ed.2. Jakarta : EGC
meningkatkan mutu pelayanan pada
pengkajian eliminasi urine dan Hidayat, AA. (2002). Pengantar
melakukan pengkajian menurut ajaran Konsep Dasar Keperawatan.
yang telah dilakukan dan mampu Jakarta : Salemba Medika
memberi asuhan keperawatan
Nugrow, W. (2000). Keperawatan
menyeluruh terhadap eliminasi urine,
Gerontik, Ed.2. Jakarta : EGC
serta memberikan asuhan yang baik
terhadap penyakit eliminasi urine. Perry, Potter. (2005). Fundamental
Keperawatan, ed. 4. Vol.1.
REFRENSI
Jakarta : EGC
Alimul, Aziz. (2006). Kebutuhan Dasar
R.H.Simamora (2019). Buku ajar
pelaksanaaan indentifikasi
Manusia. Jakarta : Salemba
pasien. Uwais Inspirasi indonesi
Medica
R.H. Simamora. (2019). The infiuence
Alimul Hidayat, A. Aziz. (2006).
of Training handover based
Pengantar Kebutuhan Dasar
SBAR Communication for
Manusia, Aplikasi dan Proses
Improving patients safety.
Keperawatan. Jakarta : Salemba
Indian journal of public heath
Medika
research & Deveopment
Asmadi. (2008). Teknik Prosedur
R.H. Simamora (2019). Documentation
Keperawatan : Konsep Aplikasi
of Patient Identifikasi Into the
Dasar Klien. Jakarta : Salemba
hectronic system to improve the
Medika
quality of nursing serviceec
International) journal of
soenrifio & technology tesearch

Rosdahl, Caroline Bunker. (2014). Buku

Ajar Keperawatan Dasar, ed.10,

Vol.2. Jakarta : EGC

Sjamsuhidayat. (2005). Buku Ajar Ilmu


Bedah, ed.2. Jakarta : EGC

Smeltzer, S. C dan Bare, B.g. (2001).


Buku Ajar Keperawatan
Medical Bedah Brumer dan
Suddarth, ed.8. Jakarta : EGC

Smeltzer dan Bare. (2006). Buku Ajar


Keperawatan Medikal Bedah,
ed.8. Vol.3. Jakarta: EGC

Tarwoto. (2007). Keperawatan Medikal

Bedah Gangguan Sistem


Pernafasan. Jakarta

Tarwoto Wartonah. (2011. Kebutuhan


Dasar Manusia dan Proses
Keperawatan, ed. 5. Jakarta :
Salemba Medika

Anda mungkin juga menyukai