Jelajahi eBook
Kategori
Jelajahi Buku audio
Kategori
Jelajahi Majalah
Kategori
Jelajahi Dokumen
Kategori
karena berkat dan rahmat dan hidayah-Nya sehingga laporan tugas akhir ini dapat
terselesaikan.
Pengujian Tanah Politeknik Negeri Ujung Pandang, dengan judul tugas akhir
Penabahan Pasir Sebagai Bahan Subbase Jalan” ,dan juga dalam penyusunan
1. Bapak Prof. Ir. Muhammad Anshar. M.Si., Ph.D selaku Direktur Politeknik
2. Bapak Dr. Andi Muh. Subhan, S.T., M.T. selaku Ketua Jurusan Teknik Sipil
3. Bapak Jhon Asik, S.ST., M.T. selaku Ketua Program Studi D3 Teknik
4. Ibu Dr. Ir. Hasriana, S.T., M.T. selaku Pembimbing I penulis dalam
6. Bapak Ibu penguji, yakni Nursamiah, S.T., M.T., John Asik, S.ST., M.T., Andi
iv
7. Kedua Orang tua penulis yang selalu mendoakan, memberi kasih sayang,
pengertian dan perhatian serta dorongan, baik berupa moril maupun materi.
8. Bapak dan Ibu dosen serta seluruh Staf dan Karyawan Politeknik Negeri Ujung
pandang.
Akhir kata semoga tugas laporan akhir ini bermanfaat bagi kita semua
Penulis
v
DAFTAR ISI
Hal.
HALAMAN SAMPUL ....................................................................... i
RINGKASAN ..................................................................................... xi
vi
3.1 Tempat dan Waktu Kegiatan .............................................. 21
3.2 Teknik Sampling ............................................................... 21
3.3 Alat dan Bahan .................................................................. 22
3.4 Teknik Analisis Data ......................................................... 23
3.4.1 Pengujian Pemadatan Modified ............................ 25
3.4.2 Pengujian CBR Laboratorium .............................. 26
3.5 Standar Pengujian .............................................................. 28
LAMPIRAN
vii
DAFTAR TABEL
Hal.
Tabel 2.4 Beban Untuk Melakukan Penetrasi Batu Pecah Standar ....... 16
viii
DAFTAR GAMBAR
Hal.
ix
DAFTAR LAMPIRAN
x
STUDI PEMANFAATAN LIMBAH RECLAIMED ASPHALT
PAVEMENT (RAP) DENGAN PENABAHAN PASIR SEBAGAI
BAHAN SUBBASE JALAN
RINGKASAN
Jalan adalah prasarana transportasi darat yang meliputi segala bagian area
darat, termasuk bangunan pelengkap dan perlengkapannya yang diperuntukkan
bagi lalu lintas, yang berada pada permukaan tanah, diatas permukaan tanah,
dibawah permukaan tanah dan/ atau air, serta dipermukaan air. Tidak semua jalan
yang dibangun merupakan jalan baru, adapula jalan lama yang diperbaiki
kerusakannya. Perbaikan ini meliputi pembongkaran perkerasan lama dan
pelapisan ulang (overlay). Dalam penelitian ini penulis memberikan pemecahan
alternative pemanfaatan limbah Reclaimed Asphalt Pavement (RAP) dengan
bahan tambah Pasir sebagai bahan subbase jalan. Penelitian ini dilakukan dengan
empat variasi yaitu 0% , 5%, 10%, dan 15%.
Hasil dari pengujian tanah yang dilakukan di laboratorium pada pengujian
pemadatan masing masing variasi diperoleh kadar air (Wopt) yaitu 4.80%, 4.30%,
4.27%, 4.20%. dan kepadatan kering optimum (ɣdmaks) yaitu 1.824 gr/cm3, 1.980
gr/cm3, 1.988 gr/cm3 dan 2.060 gr/cm3. Sedangkan hasil pengujian CBR, nilai
CBR tertinggi dicapai pada variasi 15% penambahan pasir terhadap material
Reclaimed Asphalt Pavement (RAP) dengan nilai CBR penetrasi 01” sebesar 40%
dan penetrasi 02” sebesar 50%. Dari hasil pengujian nilai CBR tertiggi dicapai
pada sampel variasi 15% rendaman dengan nilai penetrasi 0.1” dan 0,2” masing
masing 40% dan 50% yang mana belum memenuhi standar minimum dalam
spesifikasi nilai minimal CBR subbase jalan sebesar 60% sesuai Spesifikasi
Umum 2018.
xi
BAB I
PENDAHULUAN
Jalan adalah prasarana transportasi darat yang meliputi segala bagian area
diperuntukkan bagi lalu lintas, yang berada pada permukaan tanah, diatas
permukaan tanah, dibawah permukaan tanah dan/ atau air, serta dipermukaan
air, kecuali jalan kereta api, jalan lori, dan jalan kabel (Peraturan Pemerintah
Nomor 34 Tahun 2006). Konstruksi jalan terdiri atas tanah dasar (subgrade),
lapis pondasi bawah (subbase) lapis pondasi atas (base), dan lapis permukaan
terhadap beban lalulintas, maka daya dukung dan kualitas dari material
Tidak semua jalan yang dibangun merupakan jalan baru, adapula jalan
diperbaiki yaitu jalan dengan tipe perkerasan lentur. Perbaikan ini meliputi
lapisan base, subbabse, maupun tanah dasar sebelum dilapisi ulang oleh aspal
1
baru. Hal ini guna memastikan lapisan dibawahnya betul betul kokoh dan
memiliki daya dukung cukup untuk menopang beban lalu lintas diatasnya.
limbah yang ditumpuk dan dibuang, kadangkala diambil oleh warga sekitar
untuk menimbun halaman. Maka akan lebih baik jika hasil bongkaran
didaur ulang untuk dijadikan bahan perkerasan jalan sehingga bisa menghemat
agregat yang saat ini harganya semakin mahal. Akan tetapi perlu diteliti sejauh
mana bahan hasil bongkaran perkerasan jalan tersebut bisa di gunakan sebagai
bahan lapis perkerasan jalan baik itu sebagai lapis pondasi bawah, lapis
beserta nilai CBR-nya dalam kondisi asli maupun dengan penambahan pasir
2
1.2 Rumusan Masalah
Pandang.
berat isi, berat jenis, indeks plastisitas, batas cair, keausan agregat, analisa
4 Nilai CBR lapis pondasi jalan yang ditinjau ialah nilai CBR lapis pondasi
bawah (subbase).
3
1.4 Tujuan Penelitian
dan agregat halus yang akan digunakan sebagai bahan subbase jalan.
4
BAB II
TINJAUAN PUSTAKA
untuk jalan yang melayani beban lalu lintas ringan sampai sedang, seperti jalan
b. Sifat dari perkerasan ini adalah memikul beban lalu lintas dan
settlement) terbatas;
b. Mudah diperbaiki;
5
e. Warna perkerasan memberi kesan tidak silau bagi pemakai jalan;
Struktur perkerasan lentur terdiri dari beberapa lapis yang mana semakin ke
bawah memiliki daya dukung tanah yang jelek. Gambar 2.1 menunjukkan lapis
6
2.2 Reclaimed Asphalt Pavement (RAP)
bahan limbah bongkaran perkerasan jalan fleksibel yang telah habis umur
alat berat yang disebut CMM (Cold Milling Machines). Hasil pengupasan aspal
lama itulah yang disebut RAP (Reclaimed Asphalt Pavement) dimana material
ini berpotensi sebagai pengganti aspal dan agregat baru dalam perkeraasan
jalan dan bahu jalan sehingga dapat menghemat sumber daya alam akibat
sebagai bahan perkerasan baru, RAP memiliki kendala dalam hal kualitas.
Agar kualitas dari campuran RAP ini menjadi lebih baik adalah dengan
memperbaiki propertis dari RAP tersebut. Perbaikan propertis dari RAP ini
bisa dengan penambahan filler, agregat baru, aspal baru atau dengan
terdiri atas degraded aggregate dan aged bitumen yang masih mempunyai
7
Gambar 2.2 Material Reclaimed Asphalt Pavement
berupa material RAP untuk bahan perkerasan baru dengan cara daur ulang. Isu
teknologi ini direspon sangat positif dan berkembang sangat pesat di berbagai
8
secara besar-besaran. Penggunaan material RAP mencapai 50 % dari campuran
Material RAP terdiri atas butiran halus, sedang dan kasar. Butiran kasar
maksimal butiran RAP ditemukan sekitar 19-25 mm, pada percobaan yang
dilakukan oleh Sri Sunarjo pada tahun 2012. Sedangkan berdasarkan percobaan
uji ekstraksi kandungan material RAP didapat rata-rata kadar aspal sebesar
material campuran untuk perkerasan baru yaitu agregat masih memiliki daya
bentuk, dan komposisi butiran) dan sifat geologi aspal (penetrasi atau
9
viskositas) mengalami penurunan, hal ini dapat ditingkatkan dengan bahan
peremaja.
2.3 Pasir
tidak memiliki daya ikat satu dengan lainnya, serta memiliki ukuran pasir 0,06
maka pasir akan berubah menjadi batu pasir. Pada kegiatan penelitian ini, pasir
kategori utama: (1) pasir terigen (terrigeneous sand); (2) pasir karbonat
Pasir terigen merupakan pasir yang terbentuk dari hasil pelapukan dan
penghancuran batuan. Kemudian pasir tersebut diangkut oleh aliran fluida (air
atau udara).
terutama disusun oleh rangka binatang, zeolit, serta intraklas yang terbentuk
10
(volcaniclastic) juga diterapkan pada sebagian pasir, yakni pasir yang kaya
1) Agregat halus harus terdiri dari butiran yang tajam dan keras dengan indeks
kekerasan <2,2.
2) Butir butir halus bersifat kekal, artinya tidak pecah atau hancur oleh
pengaruh cuaca. Sifat kekal agregat halus dapat diuji dengan larutan jenuh
garam. Jika dipakai natrium sulfat maksimum bagian yang hancur adalah
3) Tidak boleh mengandung lumpur lebih dari 5% (terhadap berat kering) dan
5) Susunan besar butir pasir mempunyai modulus kehalusan antara 1,5 sampai
11
Tabel 2.1 Modulus Kehalusan Pasir
Jenis Pasir Modulus Kehalusan (MHB)
Agregat halus merupakan pasir alam sebagai disintgrasi alami dari batuan
atau pasir yang dihasilkan oleh industri pemecah batu dan mempunyai ukuran
1) Pasir galian
Pasir ini diperoleh langsung dari permukaan tanah atau dengan cara
menggali. Bentuk pasir ini biasanya tajam, bersudut, berpori dan bebas
2) Pasir Sungai
Pasir ini diperoleh langsung dari dasar sungai, yang pada umumnya
berbutir halus , bulat bulat akibat proses gesekan. Daya lekat antara butiran
3) Pasir Laut
Pasir laut adalah pasir yang diambil dari pantai. Butir butirnya halus
dan bulat kerana gesekan. Pasir ini merupakan pasir yang jelek karena
mengandung banyak garam. Garam ini menyerap kandungan air dari udara
12
dan mengakibattkan pasir selalu agak basah serta menyebabkan
Lapis perkerasan yang terletak diantara lapis pondasi dan tanah dasar
sebagai :
beban kendaraan ke lapis tanah dasar. Lapis ini harus cukup stabil dan
mempunyai CBR sama atau lebih besar dari 20%, serta Indeks Plastis
tanah dasar dari pengaruh cuaca, atau lemahnya daya dukung tanah dasar
e. Lapis filter untuk mencegah partikel-partikel halus dari tanah dasar naik
syarat :
13
Dengan :
Jenis lapis pondasi bawah yang umum digunakan di Indonesia adalah lapis
pondasi agregat kelas B dengan gradasi pada table 2.2 dan ketentuan sifat
campuran seperti pada table 2.3. Lapis pondasi agregat kelas B ini dapat pula
14
Tabel 2.3 ketentuan Sifat Lapis Pondasi Agregat
Sifat Sifat Lapis PondasiAgregat Lapis
Kelas A Kelas B Kelas S Drainase
Abrasi dari Agregat Kasar (SNI
0 - 40% 0 - 40% 0 - 40% 0 - 40%
2417:2008)
Butiran Pecah, tertahan ayakan No.4
(SNI 7619:2012) 95/901) 55/502) 55/502) 80/753)
CBR Rendaman (SNI 1744:2012) min 90% min 60% min 50%
Perbandingan persen lolos ayakan
No.200 dengan No.40 maks 2/3 maks 2/3
dibutuhkan untuk penetrasi sedalam 0,1 inci atau 0,2 inci antara contoh tanah
dengan batu pecah standar. Nilai CBR adalah nilai empiris dari mutu tanah
dasar dibandingkan dengan mutu batu pecah standar yang memiliki nilai CBR
1883. Alat pengujian terdiri dari piston dengan luas 3 inchi2 yang digerakkan
15
Tabel 2.4 Beban Untuk Melakukan Penetrasi Batu Pecah Standar
Penetrasi Beban Standar Beban Standar
(inch) (pon) (pon/inch2)
0,1 3000 1000
0,2 4500 1500
0,3 5700 1900
0,4 6900 2300
0,5 7800 6000
Sumber: AASHTO T 193
1. CBR Rencana
CBR dimana benda uji disiapkan dan diuji mengikuti SNI 03-1744 atau
daya dukung tanah dasar, dimana pada saat perencanaan lokasi tanah dasar
tebal perkerasan jalan baru pada umunya menggunakan jenis CBR ini
sebagai petunjuk daya dukung tanah dasar. Jenis CBR ini digunakan untuk
menentukan daya dukung tanah dasar pada kondisi tanah dasar akan
2. CBR Lapangan
CBR lapangan juga dikenal dengan nama CBR inplace atau field CBR,
16
ASTM D 4492. CBR lapangan digunakan untuk menyatakan daya dukung
tanah dasar dimana tanah dasar direncanakan tidak lagi mengalami proses
dihampar dan pada saat pengujian tanah dasar dalam kondisi jenuh. Dengan
antara beban yang dibutuhkan untuk penetrasi 0,1 atau 0,2 inci benda uji
pada saat kondisi tidak jenuh air, seperti pada musim kemarau.
Hal- hal yang perlu diperhatikan dalam penentuan asal tanah untuk
benda uji membuat benda uji dan pengujian CBR antar lain :
17
1. Jenis lapisan tanah dasar, apakah tanah berbutir halus dengan plastisitas
rendah, tanah berplastisitas tinggi, atau tanah berbutir kasar. Hal ini sangat
terhadap pengembangan.
2. Elevasi rencana dari lapis tanah dasar, apakah elevasi tanah galian,
tanah urug, atau sesuai dengan muka tanah asli. Benda uji harus disiapkan
dari tanah yang direncanakan sebagai lapis tanah dasar (subgrade). Oleh
Permukaan tanah jika elevasi lapis tanah dasar sama dengan elevasi
muka tanah.
Berasal dari lubang bor atau sumur uji (test pit) pada elevasi yang
direncanakan sebagai lapis tanah dasar. Hal ini ditemui jika elevasi
tanah diambil dari lubang bor jika elevasi lapis tanah dasar rencana
terletak jauh dari muka tanah saat ini, sedangkan sumur uji
digunakan jika elevasi lapis tanah dasar rencana tidak terlalu dalam
rencana untuk contoh tanah yang berasal dari lubang bor hanya
18
2.6 Tinjauan Penelitian Terdahulu
bongkaran perkerasan jalan sebagai bahan lapis pondasi jalan raya (Reclaimed
bongkaran perkerasan jalan beraspal sebagai bahan utama serta agregat baru,
abu batu dan semen sebagai bahan stabilisasi terhadap bahan utama. Tujuan
perkerasan lama dalam kondisi (1) Asli; (2) Dicampur dengan agregat baru; (3)
laboratorium dengan mencampurkan bahan utama dengan agregat baru dan abu
filler abu batu, material bongkaran belum bisa digunakan sebagai bahan
fondasi bawah (klas B) akan tetapi CBR nya masih dibawah persyaratan
miminum yaitu 35%. Penambahan semen 0,5% dan 2,5% pada campuran RAP
dan agregat dapat menaikkan nilai CBR nya sampai 36% dan 94% sehingga
campuran tersebut dapat digunakan sebagai bahan lapis pondasi bawah dan
penelitian terdahulu.
19
Tabel 2.5 Persamaan dan Perbedaan Rencana Penelitian dengan Penelitian
Terdahulu
No Uraian Persamaan Perbedaan
Penelitian Rencana Penelitian
Terdahulu
1 Judul Hasil Bongkaran Studi Pemanfaatan
Perkerasan Jalan Limbah reclaimed
sebagai Bahan asphalt pavement
Lapis Fondasi (RAP) dengan
Jalan Raya Penambahan pasir
sebagai bahan
subbase jalan
2 Material yang Menggunakan Menggunakan Menggunakan pasir
digunakan limbah agregat baru, filler sebagai bahan
bongkahan abu batu dan semen stabilitas
perkerasan sebagai bahan
aspal lama stabilitas
3 Lapis pondasi Lapis pondasi
yang di tinjau bawah
(Subbase)
20
BAB III
METODE PELAKSANAAN
21
Adapun pasir sebagai bahan tambahan untuk stabilisasi sampel
Adapun alat dan bahan yang digunakan dalam kegiatan ini adalah:
e) 1 set alat pengujian batas cair (LL) dan indeks plastisitas (IP)
b) Pasir
c) Aquades
d) Vaselin
e) Kertas filter
22
3.4 Teknik Analisis Data
23
Penjelasan bagan alur kegiatan penelitian, yaitu sebagai berikut:
Selatan. Adapun Pasir yang digunakan adalah pasir yang berasal dari
properties pada material RAP yaitu meliputi pengujian kadar air, berat
isi, berat jenis, batas cair (LL), indeks plastisitas (IP), keausan agregat
dan analisa saringan. Adapun pengujian fisik pada pasir yang diambil
meliputi pengujian kadar air, berat isi, berat jenis, dan analisa
saringan.
RAP + Pasir 5%
24
3.4.1 Pengujian Pemadatan Modified
3. Jumlah sampel yang dibuat yaitu 5 sampel untuk setiap variasi dengan
berat masing masing 6000 gram. Jadi estimasi berat material yang
dibutuhkan adalah:
25
4. Kemudian melakukan pencampuran air dengan metode trial hingga
analisa data.
lapis subbase jalan. Adapun nilai CBR lapis podasi bawah (subbase) yang
26
Untuk pasir 15% =6000 – (15% x 6000) x 3 = 15300 gram
Kebutuhan pasir =
sampel.
27
3.5 Standar Pengujian
28
BAB IV
HASIL DAN DESKRIPSI KEGIATAN
4.1 Hasil
isi, berat jenis, analisa saringan, dan keausan agregat (Los Angeles). Data
pengujian kadar air, berat isi, berat jenis dan keausan material Reclaimed
29
Sulawesi Selatan. Untuk mengetahui karakteristik agregat tersebut,
air, berat isi, berat jenis, dan analisa saringan. Hasil pengujian
karakteristik agregat halus baik kadar air, berat isi dan berat jenis dapat
3 Berat Jenis
2) Pemadatan Modified
30
Setelah semua rangkaian pengujian karakteristik bahan,
31
3) Uji California Bearing Ratio (CBR).
CBR laboratorium dilaksanakan setelah nilai kadar air optimum
hari dan selanjutnya ditekan pada mesin CBR untuk jenis CBR
rendaman.
laboratorium setiap variasi dapat dilihat pada tabel 4.4 dibawah ini.
32
Adapun grafik CBR gabungan dapat dilihat pada gambar 4.2
dibawah ini.
H u b u n g a n N i l a i Pe n e tr a si D a n V a r i a s i C a m p u r a n
55.00
50.00
45.00
40.00
Nilai Penetrasi
35.00
30.00
25.00
20.00
15.00
0% 5% 10% 15%
Variasi Campuran
01" Rendaman 02" Rendaman 01" Langsung 02" Langsung
menunjukkan material ini memiliki berat isi sebesar 1,308 Kg/Liter yang
33
Hasil uji abrasi metode Los Angeles dari material Reclaimed Asphalt
melampaui dan tidak tercapai standar. Fraksi bahan yang lolos ayakan
No.200 tidak boleh melampaui dua per tiga fraksi bahan yang lolos
lolos ayakan No.200 tidak melebihi dua per tiga dari persen lolos ayakan
nilai kadar air yang dihasilkan sebesar 4,211 %, telah memenuhi standar
Sesuai dengan Tabel 4.2, berat isi dari agregat halus ialah 1,536
2,516; 2,570 dan 2,570, telah memenuhi standar 1,6-3,2 sesuai ASTM
C128.
34
Berdasarkan Tabel 4.2, modulus kehalusan agregat halus yang diuji
bersifat non-plastis.
sampel yang diuji. Adapun kadar air optimum dari sampel variasi 0%,
5%, 10% dan 15% masing masing sebesar 4,8%, 4,30%, 4,27% dan
sampel variasi 0%, 5%, 10% dan 15% masing masing sebesar 1,824
gr/cm3; 1,980 gr/cm3; 1,988 gr/cm3 dan 2,060 gr/cm3 . Semakin tinggi
35
Reclaimed Asphalt Pavement (RAP) dengan nilai CBR penetrasi 01”
sebesar 40% dan penetrasi 02” sebesar 50%. Untuk lebih jelas dapat
dilihat pada gambar 4.2 yang menyajikan grafik CBR gabungan. Terjadi
subbase jalan.
36
BAB V
PENUTUP
5.1 Kesimpulan
Asphalt Pavement (RAP), Nilai CBR tertinggi dicapai pada sampel variasi
15% rendaman dengan nilai penetrasi 0.1” dan 0,2” masing masing 40%
dan 50% yang mana belum masuk dalam spesifikasi nilai minimal CBR
jalan karena nilai CBR yang dihasilkan belum mencapai nilai CBR minimum
lapis pondasi kelas B yang dipersyaratkan sesuai Spesifikasi 2018. Hal ini
37
5.2 Saran
1. Dari hasil penelitian ini, perlu adanya penelitian lanjutan mengenai bahan
subgrade jalan.
38
DAFTAR PUSTAKA
AASHTO T193. 2003. Standar Method of Test for The California Bearing Ratio.
Hendra Setiawan dan Novita Pradani 2013. Analisis Sifat Fisik Material
Perkerasan Jalan Hasil Daur Ulang.
Phillips, T., 2004. State-of-the-art RAP Procesing, Hot-Mix Magazine Vol. 9 No.
2, Tennessee USA.
Sulistiawati,R dan Surya Ramda. 2017. Studi Penggunaan Tanah Lunak Yang
Distabilisasi Dengan Pasir Sebagai Bahan Subgrade. Laporan Tugas
Akhir. Makassar: Politeknik Negeri Ujung Pandang.
Spesifikasi Umum 2018 Untuk Pekerjaan Konstruksi Jalan Dan Jembatan. 2018.
Jakarta: Direktorat Jenderal Bina Marga.
39
Tjokrodimulyo, Kardiyono. 1992. Bahan Bangunan. Edisi Pertama. Yogyakarta
:Biro Penerbit Teknik Sipil Universitas Gadjah Mada.2
Widodo, S. dkk. 2013. Hasil Bongkaran Perkerasan Jalan Sebagai Bahan Lapis
Fondasi Jalan Raya. Jurnal MKTS.19(1):14-15.
40
LABORATORIUM PENGUJIAN TANAH
JURUSAN TEKNIK SIPIL
POLITEKNIK NEGERI UJUNG PANDANG
FOTO DOKUMENTASI
PENGAMBILAN SAMPEL DAN PERSIAPAN
FOTO DOKUMENTASI
PENGUJIAN KADAR AIR MATERIAL RAP
Data Berat Basah RAP 1 Data Berat Basah RAP 2 Data Berat kering oven
RAP 1
FOTO DOKUMENTASI
PENGUJIAN KADAR AIR MATERIAL AGREGAT HALUS
Data Berat Basah Pasir 1 Data Berat Basah Pasir 2 Data Berat kering oven
Pasir 1
FOTO DOKUMENTASI
PENGUJIAN BERAT ISI MATERIAL RAP
FOTO DOKUMENTASI
PENGUJIAN BERAT ISI AGREGAT HALUS
FOTO DOKUMENTASI
PENGUJIAN ANALISA SARINGAN AGREGAT HALUS
Data berat hasil tertahan Data berat hasil tertahan Data berat hasil tertahan
saringan No.4 saringan No.16 saringan No.30
LABORATORIUM PENGUJIAN TANAH
JURUSAN TEKNIK SIPIL
POLITEKNIK NEGERI UJUNG PANDANG
FOTO DOKUMENTASI
PENGUJIAN ANALISA SARINGAN MATERIAL RAP
Data berat hasil tertahan Data berat hasil tertahan Data berat hasil tertahan
saringan 1 ½” saringan 1” saringan 3/8”
Data berat hasil tertahan Data berat hasil tertahan Data berat hasil tertahan
saringan No.10 saringan No.40 saringan No.200
LABORATORIUM PENGUJIAN TANAH
JURUSAN TEKNIK SIPIL
POLITEKNIK NEGERI UJUNG PANDANG
FOTO DOKUMENTASI
PENGUJIAN BERAT JENIS AGREGAT HALUS
FOTO DOKUMENTASI
PENGUJIAN BERAT JENIS MATERIAL RAP
Data 1 berat kering SSD Data 2 berat kering SSD Menimbang material
dengan kondisi terendam
LABORATORIUM PENGUJIAN TANAH
JURUSAN TEKNIK SIPIL
POLITEKNIK NEGERI UJUNG PANDANG
FOTO DOKUMENTASI
PENGUJIAN KEAUSAN MATERIAL RAP METODE LOS ANGELES
Menyiapkan material RAP Menyiapkan material RAP lolos Memasukkan Kedua jenis
lolos saringan ¾ tertahan saringan ½ tertahan saringan materal kedalam mesin Los
saringan ½ sebanyak 2500 gr 3/8 sebanyak 2500 gr Angeles
FOTO DOKUMENTASI
PENGUJIAN PEMADATAN MODIFIED
Sampel dibagi lima bagian Memasukkan sampel kedalam Menumbuk setiap lapis
mold yang telah diolesi masing masing 56 kali
vaselin
LABORATORIUM PENGUJIAN TANAH
JURUSAN TEKNIK SIPIL
POLITEKNIK NEGERI UJUNG PANDANG
FOTO DOKUMENTASI
PENGUJIAN CBR LABORATORIUM
Sampel dibagi lima bagian Memasukkan sampel kedalam Menumbuk setiap lapis
mold yang telah diolesi masing masing 56 kali
vaselin
LABORATORIUM PENGUJIAN TANAH
JURUSAN TEKNIK SIPIL
POLITEKNIK NEGERI UJUNG PANDANG
Memasukkan benda uji CBR Setelah direndam, benda uji Memasang benda uji kedalam
kedalam bak Perendaman dan diangkat untuk ditiriskan mesin CBR dan menolkan
dibiarkan selama 4 hari agar kelebihan air keluar jarum penetrasi