Anda di halaman 1dari 5

1.

Aspirin

A. Definisi

Aspirin adalah obat yang umum digunakan untuk mengatasi rasa sakit, menurunkan demam,
atau peradangan. Aspirin juga sering digunakan untuk mengurangi risiko serangan jantung,
stroke, dan angina, karena dapat menghambat terjadinya penggumpalan darah.

B. Dosis

Aspirin dalam dosis tinggi (biasanya 300mg) berguna untuk mengobati sakit kepala dan gigi,
migrain, mengatasi pilek dan flu, meredakan pembengkakan, serta menurunkan demam.
Aspirin dengan dosis rendah (biasanya 75mg) memiliki efek antiplatelet, yaitu sebagai
pengencer darah dan membantu menghentikan penggumpalan darah.

C. Efek samping

Beberapa efek samping lain yang jarang terjadi di antaranya:

Serangan asma secara mendadak dan alergi berupa gangguan pernapasan, pembengkakan di
mulut, tenggorokan, atau bibir.

Perdarahan di perut yang menyebabkan muntah darah dan perdarahan di otak yang bisa
mengganggu pengelihatan, sakit kepala, dan bicara cadel.

Biduran (kemunculan bilur berwarna merah atau putih yang terasa gatal) dan tinnitus (bunyi
atau dengungan pada telinga).

2. Nitrogliserin

A. Definisi

Nitrogliserin atau glyceryl trinitrate (GTN) adalah obat golongan nitrat yang digunakan untuk
mengurangi intensitas serangan angina (nyeri dada), terutama pada penderita penyakit
jantung koroner. Obat ini bekerja dengan cara melebarkan pembuluh darah, serta
meningkatkan pasokan darah dan oksigen ke otot jantung.
B. Dosis

Bentuk Obat Dosis

Tablet minum 2.5-6.5 mg, 3 atau 4 kali sehari. Dosis maksimum 26 mg/hari empat
kali sehari.

Tablet sublingual 1 tablet 300-600 mcg per konsumsi, diletakkan persis di bawah lidah.
Dosis dapat ditambah setiap 5 menit, maksimum 3 kali konsumsi.

Suntikan Angina tidak stabil: 5-15 mcg/menit, dapat ditingkatkan sampai


dengan 200 mcg/menit.

 Hipertensi: 5-25 mcg/menit, dapat ditingkatkan sampai dengan 400 mcg/menit sesuai
dengan respons yang dialami.
 Serangan jantung: 10-100 mcg/menit, dapat ditingkatkan secara bertahap sesuai
dengan respons pasien terhadap obat.
 Gagal jantung: 5-25 mcg/menit, dapat ditingkatkan secara bertahap sesuai dengan
respons pasien terhadap obat.

C. Efek samping

 Pusing.
 Mual dan muntah.
 Merasa lemas.
 Muncul ruam atau kemerahan pada kulit.

Segera temui dokter atau ke rumah sakit terdekat jika efek samping tersebut tidak mereda
atau jika Anda mengalami efek samping parah seperti:

 Pusing hebat.
 Pingsan.
 Penglihatan buram.
 Pucat dan keringat dingin.
 Napas pendek.
 Berdebar-debar.
3. Morfin

A. Definisi

Morfin adalah jenis obat yang masuk ke dalam golongan analgesik opium atau narkotik. Obat
ini digunakan untuk mengatasi rasa sakit yang terbilang parah dan berkepanjangan atau
kronis, seperti misalnya nyeri pada kanker stadium lanjut. Morfin bekerja pada saraf dan otak
sehingga tubuh tidak merasakan rasa sakit.

B. Dosis

Untuk tahap awal, dosis morfin yang diberikan biasanya berkisar antara 5-20 mg tiap empat
jam sekali. Dosis bisa dinaikkan menjadi 5-20 mg dua kali sehari jika kondisi semakin parah.
Untuk morfin dengan obat suntik, dosis akan diberikan dokter di rumah sakit sesuai dengan
kondisi pasien.

C. Efek samping

Beberapa efek samping yang bisa terjadi setelah mengonsumsi morfin antara lain adalah:

 Mengantuk.
 Pusing atau sakit kepala.
 Mual.
 Sembelit.
 Sulit buang air kecil.
 Gangguan tidur.
 Mulut terasa kering.
 Tubuh berkeringat.

4. Fibrinolitik

A. Definisi

a) Fibrinolitik bekerja sebagai trombolitik dengan cara mengaktifkan plasminogen untuk


membentuk plasmin, yang mendegradasi fibrin dan kemudian memecah trombus.
Manfaat obat trombolitik untuk pengobatan infark miokard telah diketahui dengan
pasti. Yang termasuk dalam golongan obat ini di antaranya streptokinase, urokinase,
alteplase, dan anistreplase.
b) dosis yang direkomendasikan 0,9mg/kg (dosis maksimal 90 mg) secara infusi selama
60 menit dan 10% dari total dosis diberikan secara bolus selama 1 menit. Pemasukan
dosis 0,09 mg/kg (10% dari dosis 0,9mg/kg) secara iv bolus selama 1 menit, diikuti
dengan 0,81 mg/kg (90% dari dosis 0,9mg/kg) sebagai kelanjutan infus selama lebih
dari 60 menit. Heparin tidak boleh dimulai selama 24 jam atau lebih setelah
penggunaan alteplase pada terapi stroke.
Aturan Pakai : diberikan sesegera mungkin dalam 3 jam onset simptom.
Efek Samping :
 1% sampai 10% : kardiovaskular (hipotensi)
 susunan saraf pusat (demam)
 dermatologi (memerah(1%))
 gastrointestinal (GI hemorrhage (5%) nausea, vomiting)
 hemotologi (pendarahan mayor (0,5%)
 pendarahan minor (7%))
 reaksi alergi (anaphylaxis, urticaria(0,02%), intracranial haemorrhage (0,4%
sampai 0,87%, jika dosis ≤ 100mg)

B. Dosis

 Infark miokard, rejimen dipercepat (dimulai dalam 6 jam). Awal, injeksi intravena 15
mg, diikuti dengan infus 35 mg selama 60 menit (total 100 mg selama 90 menit); pada
pasien dengan berat badan kurang dari 65 kg, dosis diturunkan.
 Infark miokard, terapi awal diberikan dalam 6-12 jam: Awal, injeksi intravena 10 mg,
diikuti dengan infus intravena 50 mg selama 60 menit. Kemudian 4 kali infus
intravena 10 mg selama 30 menit (total 100 mg selama 3 jam; maksimal 1,5 mg/kg bb
pada pasien dengan berat badan kurang dari 65 kg).
 Embolisme paru, injeksi intravena 10 mg selama 1-2 menit, diikuti dengan infus
intravena 90 mg selama 2 jam; maksimal 1,5 mg/kg bb pada pasien dengan berat
badan kurang dari 65 kg.
 Stroke akut, (terapi harus dimulai dalah 3 jam), meliputi intravena 900 mcg/kg bb
(maksimal 90 mg) selama 60 menit; 10% dosis diberikan melalui injeksi intravena;
Lansia. Tidak dianjurkan untuk usia diatas 80 tahun.
C. Efek samping

Efek samping trombolitik terutama mual, muntah, dan perdarahan. Bila trombolitik
digunakan pada infark miokard, dapat terjadi aritmia reperfusi. Hipotensi juga dapat terjadi
dan biasanya dapat diatasi dengan menaikkan kaki penderita saat berbaring, mengurangi
kecepatan infus atau menghentikannya sementara. Nyeri punggung telah dilaporkan.
Perdarahan biasanya terbatas pada tempat injeksi, tetapi dapat juga terjadi perdarahan
intraserebral atau perdarahan dari tempat-tempat lain. Jika terjadi perdarahan yang serius,
trombolitik harus dihentikan dan mungkin diperlukan pemberian faktor-faktor koagulasi dan
obat-obat antifibrinolitik (aprotinin atau asam traneksamat).

Anda mungkin juga menyukai