ABSTRAK
Peran Fasilitas Kesehatan Tingkat Pertama pada pandemi Covid-19 sangat penting dalam melakukan
prevensi, deteksi dan respon di dalam pencegahan dan pengendalian Covid-19. Kasus Covid-19 di
Kecamatan Wanea memiliki jumlah kasus Covid-19 terbanyak yang ada di Kota Manado. Covid-19
merupakan penyakit yang disebabkan oleh virus corona. Penelitian ini bertujuan untuk menganalisis
pengaruh pandemi Covid-19 terhadap pelayanan kesehatan di Puskesmas Ranotana Weru dan
Puskesmas Teling Atas dengan menggunakan metode kualitatif. Hasil penelitian yang diperoleh yaitu
Puskesmas Ranotana Weru memiliki perubahan alur pelayanan yaitu menerapkan sistem one stop service
dan hanya membuka 2 tempat pemeriksaan saja dan saat ini harus melalui proses skrining, Puskesmas
Teling Atas juga memiliki perubahan alur pelayanan yaitu harus melalui proses skrining dan memiliki 2
poli, poli umum dan poli ISPA serta terdapat penurunan jumlah pasien / pengunjung yang datang di
Puskesmas Ranotana Weru dan Puskesmas Teling Atas. Kesimpulan dari penelitian ini yaitu pandemi
Covid-19 mempengaruhi pelayanan kesehatan yang ada di Puskesmas Ranotana Weru dan Puskesmas
Teling Atas, diantaranya memiliki perubahan alur pelayanan, penerapan skrining serta terdapat
penurunan jumlah pasien / pengunjung yang datang di Puskesmas. Saran kepada pihak Puskesmas,
kiranya dapat mempertahankan dan mengembangkan pelayanan kesehatan di Puskesmas dan dapat
melakukan pelayanan yang lebih baik ketika menghadapi pandemi seperti ini dikemudian hari.
Kata Kunci : pandemi Covid-19, pelayanan kesehatan, Puskesmas Ranotana Weru dan Puskesmas Teling
Atas.
ABSTRACT
The role of First Level Health Facilities in the Covid-19 pandemic is very important in conducting
prevention, detection and response in the prevention and control of Covid-19. The Covid-19 cases in
Wanea District have the highest number of Covid-19 cases in Manado City. Covid-19 is a disease caused
by the corona virus. This study aims to analyze the effect of the Covid-19 pandemic on health services at
Ranotana Weru public health center and Teling Atas public health center using qualitative methods. The
results obtained were that the Ranotana Weru public health center had a change in service flow, namely
implementing a one stop service system and only opening 2 checkpoints and currently having to go
through a screening process, Teling Atas public health center also had a change in service flow, namely
having to go through a screening process and have 2 poly, general polyclinic and ARI poly and there was
a decrease in the number of patient / visitors who came to Ranotana Weru public health center and
Teling Atas public health center. The conclusion of this study is that the Covid-19 pandemic has affected
health services at the Ranotana Weru public health center and the Teling Atas public health center,
including changes in service flow, the application of screening and a decrease in the number of patients /
visitors coming to the public health center. Suggestions to the public health center are that they can
maintain and develop health services at public health center and be able to provide better services when
facing a pandemic like this in the future.
Keywords: Covid-19 pandemic, health services, Ranotana Weru public health center and Teling Atas
public health center.
yang dimilikinya secara efektif dan efisien malam hari pada Puskesmas yang tidak
dalam memutus mata rantai penularan, baik melayani pasien rawat inap. Dewi (2020)
di level individu, keluarga dan masyarakat juga menyebutkan bahwa hal tersebut juga
(Kemenkes RI, 2020). tejadi di Puskesmas Tawangrejo, Jawa
Virus Corona adalah suatu kelompok Timur, yang mengalami perubahan pada
virus yang dapat menyebabkan penyakit mekanisme pelayanan dan antrian terhadap
pada hewan atau manusia. Coronavirus pasien yang datang ke fasilitas kesehatan
jenis baru yang ditemukan yang diberi (faskes) yaitu sejak pasien datang hingga
nama Severe Acute Respiratory Syndrome mendapat penanganan tim medis
Coronavirus 2 (SARS-COV2) Puskesmas.
menyebabkan penyakit Covid-19. World Data yang diperoleh dari website
Health Organization (WHO) pemantauan Covid-19 Provinsi Sulawesi
mengumumkan wabah coronavirus Utara, jumlah terkonfirmasi Covid-19 di
(Covid-19) sebagai Kedaruratan Kesehatan Sulawesi Utara hingga November 2020
Masyarakat yang Meresahkan Dunia. berjumlah 6.811 Kasus Konfirmasi Covid-
Kemudian Covid-19 ditetapkan menjadi 19, diantaranya 1.205 orang masih dirawat,
pendemi global oleh WHO. Penetapan 5.361 orang telah sembuh dan 245 orang
status pandemi ini disebabkan oleh meninggal, serta terdapat 324 Suspek yang
penyebaran yang begitu cepat dan luas masih di isolasi, 16 Probable yang masih di
hingga ke wilayah yang jauh dari pusat isolasi dan 8.677 Kontak Erat yang masih
wabah (WHO, 2020). di isolasi. Kasus Covid-19 yang ada di Kota
Dalam rangka mewujudkan status Manado merupakan jumlah terbesar dari
kesehatan masyarakat yang optimal, maka kasus Covid-19 yang ada di Sulawesi Utara
berbagai upaya harus dilaksanakan, salah dengan jumlah terkonfirmasi sebanyak
satu di antaranya ialah menyelenggarakan 2.740. Berdasarkan data dari website
pelayanan kesehatan. Pandemi Covid-19 ini pemantauan Covid-19 Kota Manado hingga
mengakibatkan perubahan pada pelayanan November 2020, kecamatan Wanea
kesehatan yang dilakukan di Puskesmas. memiliki jumlah kasus Covid-19 terbanyak
Seperti yang ditulis oleh Hamid (2020) yang ada di Kota Manado dengan jumlah
terdapat perubahan pada tata cara dan jam 482 kasus konfirmasi Covid-19. Kota
operasional pelayanan Puskesmas di Kota Manado juga telah ditetapkan sebagai Kota
Dumai, Riau, dimana warga yang akan Transmisi Lokal Virus Corona (Covid-19)
berobat diarahkan menunggu diluar gedung oleh Kemenkes RI pada tanggal 7 April
dengan pemberlakuan physical distancing 2020 (Tribun Manado, 2020).
serta jam pelayanan bertambah sampai
Jurnal KESMAS, Vol. 10, No 1, Januari 2021 42
nomor antrian, registrasi, pemeriksaan gedung tetap berjalan seperti biasa dan
dan sebagainya, namun saat masa ditambah dengan konsultasi online
pandemi puskesmas membuka 2 poli, melalui Whatsapp. Hanya pelayanan
poli umum dan poli ISPA, serta harus luar gedung seperti posyandu yang
ada proses skrining terlebih dahulu di dihentikan. Informan R5, R6, R7 dan
awal, kemudian diarahkan ke poli, R8 mengatakan bahwa pelayanan rutin
entah itu poli ISPA atau poli Umum.\ dalam gedung tetap berjalan seperti
3. Berdasarkan hasil wawancara, informan biasa, namun pengaruhnya ada pada
R1, R2, R3 dan R4 mengatakan bahwa pelayanan luar gedung.
terdapat perubahan dalam jam 6. Menurut informan R1 mengatakan
operasional Puskesmas, jika sebelum pembatasan dalam pelayanan seperti
pandemi Puskesmas membuka 2 kali persalinan yang ditutup sementara.
pelayanan pagi dan siang pada pukul Informan R2 dan R4 mengatakan
08:00 – 11:00, saat pandemi ini, pembatasan berupa persalinan dan
Puskesmas hanya membuka 1 kali pembatasan pelayanan diluar gedung
pelayanaan pagi pada pukul 08:00 – berupa Posyandu Balita dan Lansia,
10.30. Informan R5, R6, R7 dan R8 sementara informan R3 mengatakan
mengatakan tidak ada perubahan jam pembatasan dilakukan pada Poli Gigi,
operasional, pengambilan nomor pembuatan surat keterangan sehat serta
antrian tetap dilaksanakan pada pukul persalinan. Informan R5, R7 dan R8
08:00 – 11:00. mengatakan pembatasan pelayanan di
4. Menurut informan R1 tidak terdapat Puskesmas hanya pada Poli Gigi yang
kendala, kemudian informan R2, R3 dibatasi dalam melakukan tindakan
dan R4 mengatakan kendala dan namun Poli Gigi tetap dibuka, serta
hambatan hanya terjadi saat awal masa laboratorium yang belum dibuka
pandemi, namun saat ini sudah tidak selama masa pandemi. Informan R6
ada lagi kendala dan hambatan. mengatakan pembatasan juga dilakukan
Informan R5 mengatakan terdapat pada pelayanan diluar gedung.
kendala yaitu dari segi tempat, 7. Berdasarkan hasil wawancara, informan
kemudian informan R6, R7 dan R8 R1, R2, R3 dan R4 mengatakan yaitu
mengatakan tidak terdapat kendala dan mencuci tangan, mengukur suhu tubuh,
hambatan dalam alur pelayanan. kemudian di depan juga pasien akan
5. Berdasarkan hasil wawancara, informan ditanya jika ada keluhan-keluhan yang
R1, R2, R3 dan R4 mengatakan mengarah ke Covid-19, kemudan
pelayanan rutin yang dilakukan dalam pasien akan dianamnesa oleh dokter
Jurnal KESMAS, Vol. 10, No 1, Januari 2021 44
dan jika benar mengarah ke Covid-19, pemeriksaan di poli ISPA yang berada
pasien akan di jadwalkan untuk di rumah dinas Puskesmas yang saat ini
dilakukan swab test. Informan R5, R6, dimanfaatkan sebagai poli ISPA.
R7 dan R8 mengatakan pasien 10. Berdasarkan hasil wawancara dengan
diwajibkan untuk mencuci tangan, informan R1, R2, R3 dan R4
mengukur suhu tubuh, kemudian pasien mengatakan memberi jarak pada setiap
akan ditanya mengenai keluhan- tempat duduk pasien di ruang tunggu,
keluhan dan gejala-gejala yang ada, dan kemudian juga memberi jarak tempat
jika gejala-gejala pasien mengarah ke duduk antara petugas dan pasien,
ISPA ataupun Covid-19, pasien akan bahkan sesama petugas Puskesmas juga
diarahkan untuk ke poli ISPA dan tetap menjaga jarak. Informan R5, R6,
dilakukan pemeriksaan selanjutnya. R7 dan R8 mengatakan dengan cara
8. Berdasarkan hasil wawancara, informan memberi jarak pada setiap tempat
R1, R2, R3 dan R4 mengatakan pasien duduk pasien, baik itu diruang tunggu
yang memiliki suhu tubuh di atas 38°C maupun jarak tempat duduk antara
tetap masuk di ruangan yang sama petugas dan pasien atau dokter dan
dengan pasien lainnya dan dilakukan pasien pada saat pemeriksaan.
pemeriksaan, kemudian nanti akan 11. Menurut informan R1, R2, R3, R4, R5,
dianamnesa oleh dokter, apakah hanya R6, R7 dan R8 mengatakan bahwa
demam biasa atau mengarah ke Covid- Puskesmas memberikan jarak antara
19. Informan R5, R6, R7 dan R8 tempat duduk pasien dengan petugas
mengatakan pasien yang memiliki suhu Puskesmas.
tubuh diatas 38°C akan diarahkan untuk 12. Menurut informan R1, R2, R3 R4, R5,
ke poli ISPA dan dilakukan R6, R7 dan R8 mengatakan Puskesmas
pemeriksaan selanjutnya. menyediakan kotak khusus atau sekat
9. Hasil wawancara dengan informan R1, pembatas transparan pada meja
R2, R3 dan R4 mengatakan pada saat pelayanan.
awal terjadi pandemi, Puskesmas 13. Menurut informan R1 mengatakan
menyediakan ruangan khusus bagi tidak memiliki kendala karena saat ini
pasien dengan penyakit ISPA, namun masyarakat sudah paham dengan
saat ini pasien ISPA melakukan protokol yang ada, namun informan R2,
pemeriksaan di ruangan yang sama R3 dan R4 mengatakan ada beberapa
dengan pasien yang lain. Informan R5, kendala yang terjadi dalam penerapan
R6, R7 dan R8 mengatakan pasien skrining di Puskesmas, seperti
dengan penyakit ISPA melakukan masyarakat yang kadang lupa untuk
Jurnal KESMAS, Vol. 10, No 1, Januari 2021 45
mencuci tangan dan ada juga mengatakan pasien yang datang saat
masyarakat yang melarikan diri ketika masa pandemi mengalami penurunan.
tahu akan dilakukan swab test serta 17. Menurut informan R1 mengatakan
pada waktu yang lalu petugas tidak ada dampak. Informan R2 dan R4
Puskesmas masih bingung mengenai mengatakan dampaknya bagus karena
jadwal kedatangan petugas semakin sedikit pasien yang datang,
laboratorium untuk melakukan swab artinya semakin banyak pasien yang
test, namun saat ini pasien langsung sehat. Infroman R3 mengatakan
diarahkan ke laboratorium untuk dampaknya baik karena dengan jumlah
dilakukan swab test. Informan R5, R7 yang sedikit maka tidak terjadi
dan R8 mengatakan bahwa tidak penumpukan pasien di Puskesmas.
terdapat kendala, namun informan R6 Informan R5, R6, R7 dan R8
mengatakan ada kendala yang terjadi mengatakan dengan jumlah pasien yang
dalam penerapan skrining di sedikit maka tidak terjadi penumpukan
Puskesmas, seperti masyarakat yang pasien di Puskesmas dan informan R5
kadang tidak jujur dalam proses juga mengatakan hal tersebut dapat
skrining, yaitu ketika ditanya mengenai mengurangi angka kontak petugas
gejala. dengan pasien.
14. Informan R1, R2, R3, R4, R5, R6, R7 18. Berdasarkan hasil wawancara, informan
dan R8 mengatakan APD selalu R1, R2, R3 dan R4 mengatakan
tersedia untuk petugas Puskesmas. keluhan pasien yang datang bervariasi.
15. Berdasarkan hasil wawancara, informan Informan R5 dan R8 mengatakan
R1, R2, R3 dan R4 mengatakan pasien dengan keluhan terbanyak yang
Puskesmas menyediakan masker dan datang adalah pasien dengan penyakit
akan diberikan kepada pasien yang kronis dan informan R6 serta R7
tidak menggunakan masker serta pasien mengatakan keluhan terbanyak pasien
dengan gejala ISPA yang hanya yang datang adalah Hipertensi dan
menggunakan masker kain (non medis). Diabetes.
Informan R5, R6, R7 dan R8 Alur pelayanan di Puskesmas Ranotana
mengatakan Puskesmas hanya Weru dan Puskesmas Teling Atas terjadi
menyediakan masker saat awal masa perubahan selama masa pandemi Covid-19.
pandemi. Hal tersebut sejalan dengan yang di tulis
16. Berdasarkan hasil wawancara, informan oleh Dewi (2020) yang menyebutkan
R1, R2, R3, R4, R5, R6, R7 dan R8 bahwa di Puskesmas Tawangrejo, Jawa
Timur, yang mengalami perubahan pada
Jurnal KESMAS, Vol. 10, No 1, Januari 2021 46
mekanisme pelayanan. Jika sebelum dengan pasien yang lain maka pihak
pandemi Covid-19 pasien/pengunjung yang Puskesmas harus mencari strategi agar
datang di Puskesmas Ranotana Weru dan semua dapat berjalan dengan baik.
Puskesmas Teling Atas langsung Pelayanan rutin yang dilakukan di dalam
mengambil nomor antrian, saat pandemi gedung Puskesmas Ranotana Weru dan
Covid-19 ini alurnya berbeda karena pasien Puskemas Teling Atas tetap dilaksanan saat
harus melewati proses skrining terlebih pandemi Covid-19 ini, namun untuk
dahulu. Perubahan alur pelayanan juga pelayanan yang diluar gedung berupa
terjadi karena saat ini Puskesmas Ranotana Posyandu dihentikan sementara. Terdapat
Weru dan Puskesmas Teling Atas hanya beberapa pembatasan dalam pelayanan
membuka 2 tempat pemeriksaan (poli) saja. kesehatan Puskesmas saat pandemi ini yaitu
Perubahan pada jam operasional Puskesmas berupa Persalinan, Poli Gigi, serta
hanya terjadi pada Puskesmas Ranotana pembuatan surat keterangan sehat pada
Weru, jika sebelum pandemi Puskesmas Puskesmas Ranotana Weru dan pada
membuka pelayanan pagi dan siang, saat ini Puskesmas Teilig Atas pembatasan berupa
Puskesmas hanya membuka pelayanan pagi tindakan besar untuk poli gigi serta
yaitu pukul 08:00-10.30 pada hari senin- pelayanan laboratorium yang dihentikan
kamis dan 08:00-10:00 pada hari jumat sementara (kecuali sangat darurat).
(sebelum pandemi pendaftaran ditutup pada Penerapan triase/skrining terhadap
pukul 11:00). Hal tersebut sama seperti setiap pasien/pengunjung yang datang di
yang ditulis oleh Hamid (2020) bahwa Puskesmas Ranotana Weru dan Puskesmas
terdapat perubahan pada tata cara dan jam Teling Atas selama masa pandemi Covid-
operasional pelayanan Puskesmas di Kota 19 dilakukan dengan cara semua pasien
Dumai, Riau. Sedangkan pada Puskesmas diwajibkan mencuci tangan,
Teling Atas tetap melakukan pelayanan pemeriksaan/pengukuran suhu tubuh
pada jam operasional seperti biasa (sebelum kemudian petugas menanyakan keluhan dan
pandemi), yaitu pada hari Senin – Jumat tujuan datang ke Puskesmas. Hal tersebut
jam 08:00 – 11:00. Saat ini Puskesmas sama seperti yang tertulis di website
Ranotana Weru sudah tidak memiliki Puskesmas Gamping II (2020) bahwa di
kendala atau hambatan dalam pelayanan. Puskesmas tersebut saat ini mewajibkan
Sedangkan Puskesmas Teling Atas semua pasien/pengunjung untuk mencuci
memiliki kendala dalam alur pelayanan saat tangan dengan sabun, mengukur suhu
ini yaitu penyediaan tempat, karena saat ini tubuh, menanyakan gejala atau keluhan
pasien penderita ISPA dan pasien yang terkait Covid-19. Pada Puskesmas
memiliki gejala Covid-19 harus dipisahkan Ranotana Weru, pasien yang memiliki suhu
Jurnal KESMAS, Vol. 10, No 1, Januari 2021 47