Anda di halaman 1dari 4

Nama : Amalia Ayu Firmasari

NIM : P1337425118017
PRODI : DIII Kesehatan Gigi

JUDUL KTI: Faktor-Faktor yang Mempengaruhi Kecemasan Anak Pada Saat Ekstraksi Gigi Desidui di
Puskesmas Mranggen

TEMA: Kecemasan Anak Saat Pencabutan Gigi

Masalah Yang Ditemukan Peneliti

Selama PBL SD homecare kemarin, banyak ditemukan anak-anak SD yang takut untuk di lakukan
pencabutan giginya. Sehingga saya ingin mengetahui tingkat dan faktor-faktor apa sajakah yang menjadi
penyebab anak pada saat ekstraksi gigi

1. Hasil Riskesdas Tahun 2018

Proporsi masalah gigi dan mulut di Indonesia siswa SD yang berumur 5-9 tahun sebesar 67,3%
dengan prevalensi karies 92,6%, dan 28,5% karies akar sedangkan umur 10-14 tahun proporsi
masalah kesehatan gigi sebesar 55,6% untuk prevalensi karies 73,4% dan karies akar sebesar
48,1% . Jika berdasarkan tingkat pendidikan, semakin tinggi tingkat pendidikan maka semakin
rendah proporsi masalah gigi dan mulut.

2. Profil Kesehatan Gigi Provinsi Jawa Tengah Tahun 2018

Berdasarkan data pelayanan kesehatan gigi dan mulut pada anak SD/MI di provinsi Jawa
Tengah tahun 2018 dari 2.506.083 murid SD/MI yang berjenis kelamin laki-laki dan perempuan,
1,237,446 diantaranya telah dilakukan pemeriksaan. Kemudian sebanyak 417,761 murid perlu
dilakukan perawatan. Dan untuk Kebupaten Demak sejumlah 119,152 murid SD/MI, dan yang telah
dilakukan pemeriksaan sebanyak 58,256 murid, sehingga didapatkan 9,634 murid yang perlu
dilakukan perawatan.

3. Profil Kesehatan Gigi Kabupaten Demak Tahun 2018

Berdasarkan data pelayanan kesehatan gigi dan mulut pada anak SD/MI di kabupaten Demak
tahun 2018 dari 58.256 anak telah dilakukan pemeriksaan. Kemudian sebanyak 9.634 murid perlu
dilakukan perawatan dan 5.937 telah mendapatkan perawatan. Dan untuk Kecamatan Mranggen
sejumlah 12.966 murid SD/MI, telah dilakukan pemeriksaan sebanyak 8.351 murid, sehingga
didapatkan 3461 murid yang perlu dilakukan perawatan.
4. Gambaran Status Ketakutan dan Kecemasan Terhadap Perawatan Gigi di Wilayah Administrasi
Kepulauan Seribu. ODONTO Dental Journal. Vol.5. No.2 (Lisa Prihastari, dkk Tahun 2018)

Masyarakat yang tidak pernah berkunjung ke dokter gigi sangat tinggi rasa kecemasannya
serta sangat takut untuk dilakukan perawatan. Perihal kunjungan ke dokter gigi erat
hubungannya dengan masalah ekonomi.

5. Gambaran faktor-faktor yang menyebabkan kecemasan anak pada tindakan pencabutan gigi di
Puskesmas Godean (FAHMI RUKMANAWATI tahun 2019)

Pasien yang baru berkunjung cenderung masih beradaptasi dengan hal baru, sehingga pasien
cenderung cemas karena belum memiliki pengalaman sebelumnya.

6. Gambaran Kecemasan Anak Usia 6-12 Tahun terhadap Perawatan Gigi di SD Kristen Eben Haezar 2
Manado (Nurrany Brany Yahya, Tahun 2016)

Anak dengan tingkat kecemasan rendah lebih banyak didapatkan pada rentang usia 9-12 tahun
sedangkan responden dengan tingkat kecemasan tinggi lebih banyak didapatkan pada rentang usia
6-8 tahun. Baik tingkat kecemasan tinggi maupun rendah lebih banyak ditemukan pada responden
perempuan.

7. Pengaruh pola asuh orangtua terhadap tingkat kecemasan anak sebelum menjalani perawatan
penambalan gigi Di RSGM Unsrat(Patricia S Sagrang, Vonny NS Wowor, Christy N Mintjelungan
tahun 2017)

Tingkat kecemasan anak sebelum menjalani perawatan penambalan gigi umumnya rendah.
Juga dijumpai anak dengan tingkat kecemasan sedang namun tidak dijumpai anak dengan tingkat
kecemasan tinggi. Terdapat pengaruh bermakna dari pola asuh orangtua terhadap tingkat
kecemasan anak sebelum menjalani perawatan penambalan gigi.

8. Perbandingan efektivitas menonton film dengan terapi bermain terhadap penurunan kecemasan
anak umur 6-8 tahun selama perawatan gigi. (RAHMATIKA JAINAR, Tahun 2016)

Berdasarkan hasil penelitian yang telah dilakukan dengan mengukur sebelum dan sesudah
diberikannya perlakuan pada kelompok menonton film dan perlakuan kelompok bermain dapat
disimpulkan bahwa terapi bermain lebih efektif dalam menurunkan kecemasan daripada menonton
film karena rerata terapi bermain lebih besar daripada rerata menonton film. Dibuktikannya adanya
penurunan denyut nadi sebesar 4 kali per menit pada kelompok menonton film, sedangkan pada
kelompok terapi bermain sebesar 6 kali per menit.

9. Pengaruh distraksi video film kartun terhadap penurunan kecemasan anak usia 6-8 tahun selama
tindakan dental.( ADNANDA YUANGGUSTIN HAPSARI, Tahun 2016)
Distraksi video film kartun dapat menghasilkan perbedaan antara rata-rata selisih denyut nadi
sebelum dan sesudah antara anak yang diberikan atau tanpa diberikan distraksi film kartun pada
saat dilakukan tindakan dental, dimana pada kelompok perlakuan terjadi penurunan denyut nadi.

10. Perbedaan Pengaruh Musik Instrumental Kitaro Dan Musik Instrumental Langgam jawa Terhadap
Tingkat Kecemasan Anak-Anak Sebelum Tindakan Perawatan Gigi (Rizal Saeful Drajat, dkk Tahun
2017)

Musik instrumental kitaro secara signifikan dapat menurunkan kecemasan anak sebelum
tindakan perawatan gigi, musik tradisional langgam Jawa secara signifikan dapat menurunkan
kecemasan anak sebelum tindakan perawatan gigi, terdapat perbedaan tingkat kecemasan anak
yang mendegarkan musik instrumental Kitaro dan musik langgam Jawa sebelum tindakan
perawatan gigi.

11. Faktor-faktor yang mempengaruhi kecemasan dental pasien usia dewasa muda sebelum tindakan
perawatan gigi di Puskesmas II Denpasar Barat (Kadek Kartika Candra Dewi, dkk Tahun 2018)

Kecemasan dental merupakan salah satu bentuk kecemasan yang merupakan respon umum
yang dialami seseorang sebelum dilakukan tindakan perawatan gigi. Beberapa faktor yang
mempengaruhi gangguan kecemasan meliputi jenis kelamin, usia, sosial ekonomi dan tingkat
pendidikan.

12. Faktor-faktor yang memengaruhi kecemasan dental pada anak usia 8-12 tahun di Sekolah Dasar
Negeri 3 Peguyangan Denpasar(Made Kristiana Dewi, dkk Tahun 2020)

Pengalaman dental dari orang lain menjadi salah satu faktor yang dapat meningkatkan
kecemasan dental pada anak. Anggota keluarga atau kerabat yang cemas akibat pengalaman dental
yang buruk dapat memicu timbulnya kecemasan dental pada anak dan dapat mengubah cara
berpikir anak terhadap perawatan gigi dan mulut, seperti pengalaman perawatan gigi yang
traumatis atau menyebabkan rasa sakit akan lebih mudah merasa cemas.

13. FAKTOR – FAKTOR YANG BERHUBUNGAN DENGAN KECEMASAN ANAK PADA PERAWATAN GIGI DI
PUSKESMAS BANDAR BARU KABUPATEN PIDIE JAYA TAHUN 2018 (Sisca Mardelita,Tahun 2018)

Faktor keluarga yang tidak mendukung dengan tingkat kecemasan anak yang berat disebabkan
karena kecemasan yang dialami oleh anak tidak lepas dari peran keluarga. Tanpa di sadari hal-hal
yang di lakukan oleh orang tua seperti menjadikan dokter gigi sebagai ancaman, menjadikan praktik
dokter gigi untuk menakut-nakuti anak yang membuat anak akan berfikir negatif terhadap
perawatan gigi sehingga dapat menimbulkan

14. Gambaran Kecemasan Anak Usia 6-12 Tahun terhadap Perawatan Gigi di SD Kristen Eben Haezar 2
Manado (Seily E. Sanger dkk,Tahun 2017)

Kecemasan perawatan gigi berawal dari masa anak-anak (51%) dan remaja (22%). Salah satu
aspek terpenting dalam perawatan gigi ialah mengontrol rasa cemas anak. Kesehatan gigi dan
mulut anak merupakan hal yang sangat penting dalam masa pertumbuhan anak. Kebutuhan
perawatan gigi anak seperti tindakan preventif, aplikasi fluor, pit dan fissure sealant perlu
diperkenalkan dan dilakukan pada pasien anak sebelum gigi mengalami kerusakan. Kecemasan
dental pada anak dipengaruhi oleh beberapa faktor di antaranya: faktor personal (usia, tempramen,
dan jenis kelamin); faktor eksternal (parental anxiety, vicarious learning, dan situasi social); faktor
dental (rasa sakit dan lingkungan dental.

15. TINGKAT KECEMASAN ANAK DALAM PENCABUTAN GIGI DI PUSKESMAS MUTIARA (Reca dkk,Tahun
2020)

Anak cemas dengan alat-alat perawatan gigi yang ada diruangan poli gigi, ketidaktahuan anak
dengan setiap penggunaan alat dan anak cenderung tidak mau diperiksa dengan menggunakan
alat-alat perawatan gigi yang membuat anak cemas sehingga anak akan menghindar dan berusaha
melawan ketika dokter gigi atau perawat gigi mulai melakukan pemeriksaan dengan menggunakan
alat perawatan gigi. Selain itu orang tua kurang memotivasi anak dan terkadang orang tua juga
sering mengancam anak dengan alat-alat kesehatan gigi. Tanpa disadari hal-hal yang dilakukan oleh
orang tua seperti menjadikan dokter gigi sebagai ancaman, menjadikan praktik dokter gigi untuk
menakut-nakuti anak yang membuat anak akan berfikir negative terhadap perawatan gigi dan
cerita-cerita menakutkan dari teman tentang pencabutan gigi sehingga dapat menimbulkan rasa
cemas pada anak saat melakukan perawatan gigi terutama pencabutan gigi.

16. Dental anxiety in middle school children and their caregivers: prevalences and severity. J Dent Oral
Hygiene (Alaki S, dkk,Tahun 2012)

Kecemasan merupakan keadaan normal yang dialami secara tetap sebagai bagian
perkembangan normal manusia yang sudah mulai tampak sejak masa anak–anak. Kecemasan anak
pada perawatan gigi dapat menimbulkan sikap yang tidak kooperatif sehingga akan menghambat
proses perawatan gigi yang dapat menurunkan efisiensi dan efektifitas pelayanan kesehatan gigi.
Dalam hal ini dokter gigi diharapkan dapat mengantisipasi perilaku pasien anak untuk membantu
menghindari rasa cemas.

17. Gambaran Penyebab Rasa Takut Anak Pada Pencabutan gigi di SDN Pertiwi Lamgarot Kabupaten
Aceh Besar (Nurfadilla, Tahun 2018).

Anak mengalami rasa cemas karena mendengar informasi yang buruk dari orang tua, teman
maupun orang-orang terdekatnya sehingga anak tersebut takut untuk melakukan pencabutan gigi.
sehingga mereka takut untuk dilakukan pencabutan gigi karena ada teman mengatakan bahwa
mencabut gigi rasanya sakit, dan orang tua yang menceritakan hal-hal yang buruk tentang
pencabutan gigi

Anda mungkin juga menyukai