Anda di halaman 1dari 4

Chapter 19 – Fundamentals of Accounting for Income Taxes

 Definisi pajak: kewajiban finansial atau retribusi yang dikenakan terhadap wajib pajak
(orang pribadi/Badan) oleh Negara atau institusi yang fungsinya setara dengan negara yang
digunakan untuk membiayai berbagai macam pengeluaran publik.

 Definisi penghasilan: setiap tambahan kemampuan ekonomis yang diterima/diperoleh WP


yang berasal dari dalam atau luar Indonesia dan dapat dipakai untuk konsumsi atau untuk
menambah kekayaan WP.

 Pajak dalam laporan keuangan


1. ASET LANCAR: pajak dibayar dimuka
2. ASET TIDAK LANCAR: aset pajak tangguhan
(Jumlah pengangguran pajak penghasilan yang diharapkan ini akan dicatat pada
neraca sebagai Aset Pajak Tangguhan, pajak lebih bayar)
3. LIABILITAS JANGKA PENDEK: utang pajak
4. LIABILITAS JANGKA PANJANG: liabilitas pajak tangguhan
(Jumlah pajak penghasilan yang diharapkan akan dibayar pada penghasilan kena
pajak tambahan di masa mendatang akan dicatat pada neraca sebagai Kewajiban Pajak
Tangguhan, pajak kurang bayar)
5. BEBAN PAJAK: beban pajak
6. LABA KOMPREHENSIF LAIN: pajak penghasilan terkait
7. ARUS KAS DARI AKTIVITAS OPERASI: pembayaran pajak penghasilan

 Koreksi fiskal
1. Koreksi positif: akan menyebabkan laba kena pajak NAIK.
Terjadi jika:
 Penghasilan diakui pajak, namun tidak diakui akuntansi. Pendapatannya bertambah:
penghasilan tertangguh, pendapatan diterima dimuka.
 Beban tidak diakui pajak, namun diakui akuntansi. Bebannya berkurang: biaya
sumbangan (dalam lapkeu fiskal, beban yang dikeluarkan untuk sumbangan sosial
tidak dapat diakui sebagai beban, sehingga akan mengakibatkan penghapusan beban
yang menyebabkan laba kena pajak naik).

2. Koreksi negatif: akan menyebabkan laba kena pajak TURUN.


Terjadi jika:
 Penghasilan tidak diakui pajak, namun diakui akuntansi. Pendapatannya berkurang:
semua penghasilan yang dikenakan PPh final (bunga tabungan/deposito/jasa giro,
transaksi penjualan saham di bursa efek, hadiah undian, penghasilan sewa tanah dan
bangunan, dll), penghasilan yang bukan objek pajak.
 Beban diakui pajak, namun tidak diakui akuntansi. Bebannya bertambah: biaya
penyusutan yang dalam akuntansinya diakui lebih kecil dari beban penyusutan yang
diakui dalam pajak (karena perbedaan metode penghitungan penyusutan).

 Perbedaan
1. Perbedaan Temporer : perbedaan antara laba akuntansi dan penghasilan kena pajak yang
disebabkan oleh ketentuan perpajakan dan memberikan pengaruh di masa mendatang
dalam jangka waktu tertentu sehingga pengaruh terhadap laba akuntansi dan penghasilan
kena pajak akhirnya menjadi sama.
- Contoh:
1. Pendapatan Sewa, Royalti, Jasa, Bunga yang diterima dimuka
2. Laba Atas Kontrak Jangka Panjang (akuntansi: % of completion, pajak: cost
recovery)
3. Metode penjualan kredit
4. Pendapatan diterima dimuka

2. Perbedaan Permanen : Perbedaan yang disebabkan karena adanya provisi dari UU


Perpajakan yang telah menentukan beberapa jenis pendapatan yang dibebaskan dari
Penghasilan Tidak Kena Pajak dan beberapa jenis beban yang tidak boleh dikurangkan
dalam penghitungan pajak.
- Contoh:
1. Penghasilan yang telah dipotong PPh Final
2. Penghasilan yang bukan merupakan objek pajak
3. Pengeluaran termasuk dalam beban yang tidak boleh dikurangkan
4. Pengeluaran yang tidak termasuk dalam beban yang boleh dikurangkan

Contoh soal

1) Laba sebelum pajak PT Andre tahun 2018 adalah Rp 100.000.000. ada komponen yang
menyebabkan adaya perbedaan antara laba komersial dan laba fiskal. yaitu:
1. PT Oada selama tahun 2018 mengeluarkan sumbangan sosial sebesar Rp 8.000.000.
2. Penyusutan yang tercatat dalam laporan laba rugi komersial senilai Rp 18.000.000.
sedangkan penyusutan yang diakui pajak sebesar Rp 15.000.000.
3. Pendapatan sewa kendaraan yang diakui akuntansi sebesar Rp 24.000.000. sedangkan
pendapatan sewa yang diakui pajak adalah sebesar Rp 36.000.000.

Hitunglah laba kena pajak atau laba fiskal PT Andre tahun 2018 dan buatlah jurnal terkait
beban pajak penghasilannya. (tarif pajak 25%)

JAWAB:
Income tax expense Rp 100.000.000
Perbedaan permanen (koreksi +) Rp 8.000.000 sumbangan sosial Rp 108.000.000

Perbedaan temporerRp 3.000.000 penyusutan (koreksi +)


Rp 12.000.000 sewa (koreksi +)
Rp 15.000.000
Laba fiskalRp 123.000.000

Income tax expense DTA (dari koreksi +) Rp 27.000.000 (108jt x 25%)


Income tax payable Rp 3.750.000 (15jt x 25%)
Rp 30.750.000 (123jt x 25%)
2) Laba sebelum pajak PT Dwita tahun 2018 adalah Rp 160.000.000. ada komponen yang
menyebabkan adaya perbedaan antara laba komersial dan laba fiskal. yaitu:
1. PT Wahyu pada tahun 2018 mendapatkan penghasilan bunga deposito sebesar Rp
15.000.000.
2. cadangan penyisihan piutang PT Dwita tahun 2018 adalah sebesar 5.000.000. piutang
yang tidak tertagih (aktual) sebesar 3.000.000.
3. pendapatan atas penjualan cicilan yang diakui PT Dwita tahun 2018 adalah sebesar Rp.
30.000.000. Pendapatan atas penjualan cicilan yang diakui perpajakan hanya sebesar Rp
15.000.000.

Hitunglah laba kena pajak atau laba fiskal PT Dwita tahun 2018 dan buatlah jurnal terkait
beban pajak penghasilannya. (tarif pajak 20%)

JAWAB

 Income tax expense Rp 160.000.000 penghasilan yang sudah


Perbedaan permanen (koreksi -) (Rp 15.000.000) dikenakan PPh Final
Rp 145.000.000
Perbedaan temporer Rp 2.000.000 penyisihan piutang (koreksi +)
(Rp 15.000.000) penjualan cicilan (koreksi -)
(Rp 13.000.000)
Laba fiskal Rp 132.000.000

 Income tax expense Rp 29.000.000 (145jt x 20%)


DTA (dari koreksi +) Rp 400.000 (2jt x 20%)
Income tax payable Rp 26.400.000 (132jt x 20%)
DTL (dari koreksi -) Rp 3.000.000 (15jt x 20%)

Anda mungkin juga menyukai