Anda di halaman 1dari 4

9.

5 MANFAAT DAN DAMPAK YANG DIHARAPKAN DARI PROMOSI

Hampir setiap kegiatan promosi dimaksudkan dapat memperoleh dampak yang positif
pada perusahaan yang bersangkutan. Dalam skala normal, memang tidak ada perusahaan yang
mengharapkan hari esok agar mengalami depresi kemunduran dan kebangkrutan. Alternatif jatuh
pada pilihan dengan melaksanakan program promosi bagi tenaga kerjanya sehingga dampak
positif dapat tercermin pada perusahaan. Manfaat dan dampak yang diharapkan dari promosi
antara lain :

1. Meningkatkan moral kerja. Walaupun yang berpengaruh dalam meningkatkan semangat dan
kegairahan kerja para tenaga kerja, tidak hanya promosi, bahkan masih banyak faktor lain
yang sangat mendasar dalam mempengaruhi meningkatnya semangat dan kegairahan kerja,
akan tetapi promosi merupakan salah satu faktor yang dilakukan demi tenwujudnya tujuan
tersebut di atas. Namun telah menjadi kesadaran manajemen bahwa kadang kala promosi
hanya dalam jangka waktu tertentu saja mampu meningkatkan moral kerja, dalam jangka
panjang kadang kala promosi ini tak memberi dampak sesuai dengan yang diharapkan oleh
perusahaan. Akibatnya follow up promosi dalam kondisi biasa-biasa saja. Tantangan bagi
manajemenlah apabila kondisi ini timbul sekaligus merupakan kondisi yang perlu
mendapatkan penanganan.

2. Meningkatkan disiplin kerja. Disiplin kerja merupakan kondisi ketaatan dan keteraturan
terhadap kebijakan dan pedoman normatif yang telah digariskan oleh manajemen yang
mempunyai wewenang. Salah satu kegiatan promosi diperuntukkan guna menjamin kondisi
tersebut di atas sehingga dengan disiplin yang tinggi, tenaga kerja mampu memberikan output
produktivitas kerja yang tinggi pula.

3. Terwujudnya iklim organisasi yang menggairahkan. Terciptanya iklim organisasi yang


menggairahkan pada diri tenaga kerja dalam suatu perusahaan, merupakan salah satu
pengharapan dari setiap individu yang terlibat di dalamnya. Oleh karena itu, untuk
merealisasikan pengharapan tersebut, alternatif yang di pilih adalah melakukan promosi bagi
para tenaga kerja yang telah mememnuhi kriteria yang telah ditetapkan serta pedoman-
pedoman yang berlaku sehingga harmonisasi antar tenaga kerja yang terwujud.
4. Meningkatkan produktivitas kerja. Dengan menduduki jabatan/pekerjaan yang lebih tinggi
dibandingkan dengan jabatan/pekerjaan sebelumnya, diharapkan tenaga kerja mampu
meningkatkan produktivitas kerja mereka. Dengan moral kerja, disiplin kerja yang tinggi dan
ditunjang dengan iklim organisasi yang menggairahkan diharapkan dapat meningkatkan
produktivitas kerja. Salah satu cara untuk menunjang hal tersebut di atas, perlu diadakan
promosi bagi tenaga kerja yang telah mempunyai kualifikasi sesuai dengan yang telah
ditetapkan. Kegiatan ini barangkali tidak perlu ditawar lagi. 

9.6 ARTI DAN PENTINGNYA MUTASI

Dalam dunia ketenagakerjaan kegiatan memindahkan tenaga kerja dari suatu tempat kerja
ke tema kerja lain sebenarnya tidaklah merupakan suatu kegiatan yang dianggap tabu. Bahkan
kegiatan memindahkan tenaga kerja dari suatu tempat kerta ke tempat kerja lain merupakan
suatu kegiatan yang mutlak harus dilakukan khususnya bagi manajemen tenaga kerja dalam
rangka mengembangkan para tenaga kerja yang menjadi tanggung jawab dalam pembinaan dan
pengembangannya. Karena tidak selamanya tenaga kerja yang ditempatkan pada suatu tempat
kerja tertentu akan merasa cocok dengan pekerjaan maupun lingkungan kerja mereka. Mungkin
hal ini disebabkan kemampuan dan kualifikasi yang mereka miliki tidak sesuai beban tugas dan
pekerjaan yang dibebankan dipundak mereka, ataupun karena lingkungan pekerjaan yang kurang
memberikan semangat dan kegairahan kerja kepadanya. Sebenarnya timbulnya hal yang
demikian salah satu yang menjadi sentral akibat adalah karena lemahnya manajemen tenaga
kerja, khususnya bagian penempatan tenaga kerja dalam menempatkan tenaga kerja pada posisi
yang tepat. Namun juga bukan merupakan suatu hal yang mustahil bahwa penyebab utama
adalah lingkungan pekerjaan yang tiba-tiba berubah ataupun karena pribadi tenaga kerja itu
sendiri mengalami perubahan. Barangkali adanya faktor imitasi maupun situasi psikologis lain-
nya. Apabila terjadi gejala yang demikian, salah satu yang dapat dijadikan bukti konkret adalah
kuantitas dan kualitas kerja mereka, walaupun di sisi lain, banyak faktor yang dapat dilihat,
misalnya disiplin kerja, semangat kerja dan kegairahan kerja, kemangkiran, pemborosan, sering
terjadi kerusakan, dan sebagainya.

Tindakan yang paling tepat yang harus dilakukan oleh manajemen tenaga kerja adalah
memindahkan teaga kerja ke posisi yang menurut hasil analisis tepat (sesuai) dengan kualifikasi,
kemampuan dan keinginan tenaga kerja yang bersangkutan sehingga tenaga kerja yang
bersangkutan diharapkan mendapat kepuasan kerja semaksimal mungkin dan dapat memberikan
output produksi kerja yang setinggi-tingginya sesuai dengan target yang harus dicapai oleh tiap-
tiap tenaga kerja dalam menyelesaikan tugas dan pekerjaan yang diserahkan kepadanya.

Kegiatan memindahkan tenaga kerja dari suatu tempat kerja ke tempat kerja lain disebut
"mutasi". Akan tetapi mutasi sebenarnya tidak selamanya sama dengan pemindahan. Mutasi
meliputi kegiatan memindahkan tenaga kerja, pengoperan tenggung jawab, pemindahan status
ketenagakerjaan, dan sejenisnya, sedangkan pemindahan hanya terbatas pada mengalihkan
tenaga kerja dari uatu tempat ke tempat lain. Salah satu perwujudan kegiatan mutasi adalah
pemindahan tenaga kerja dari satu tempat kerja ke tempat kerja lain.
Berdasarkan uraian tersebut di atas maka dapat didefinisikan mutasi adalah kegiatan
ketenagakerjaan yang berhubungan dengan suatu proses pemindahan fungsi, tanggung jawab,
dan status ketenagakerjaan tenaga kerja ke situasi tertentu dengan tujuan agar tenaga kerja yang
bersangkutan memperoleh kepuasan kerja vang mendalam dan dapat memberikan pretasi kerja
yang semaksimal mungkin kepada perusahaan.
Proses mutasi tenaga kerja dari status semula ke status yang lain dapat terjadi karena
keinginan tenaga kerja yang bersangkutan ataupun karena keinginan tenaga kerja yang
bersangkutan maupun keinginan manajemen pada umumnya ataupun karena kebijakan
manajemen lini maupun manajemen tenaga kerja. Baik mutasi atas dasar keinginan tenaga kerja
yang bersangkutan maupun keinginan manajemen pada umumnya mempunyai tujuan yang pasti,
yakni dalam rangka pembinaan dan pengembangan tenaga kerja yang menjadi tanggung jawab
manajemen seluruh hierarki perusahaan. Memang telah menjadi kesadaran bahwa tenaga kerja
adalah merupakan salah satu unsur terpenting dari perusahaan yang harus dibina dan
dikembangkan. Hasrat dan keinginan tenaga kerja untuk mutasi dari status kerja yang satu ke
status kerja yang lebih cocok, terutama disebabkan tenaga kerja yang bersangkutan merasa
kurang mampu untuk bekerja sama dengan kolega atau karena iklim maupun kondisi fisiknya
saat ini, dan keinginan yang diharapkan dari tugas dan pekerjaan. Apabila karena penyebab
utama di atas yang mendasari tenaga kerja yang bersangkutan dimutasikan maka kegiatan
tersebut berarti kepada tenaga kerja diberi kemungkinan untuk meningkatkan dan
mengembangkan kualitas dan kuantitas kerja mereka, dan sekaligus mengembangkan dirinya
sebagai makhluk individu yang yang mem- punyai keinginan untuk maju.
Demikian pula mutasi ketenagakerjaan atas kebijakan manajemen dimungkinkan terjadi
karena untuk menghilangkan rasa jenuh tenaga kerja yang setiap saat melaksanakan tugas dan
pekerjaan hanya itu-itu saja (mengalihkan kondisi kerja baru/variasi dalam bekerja) atau
mungkin juga disebabkan tenaga kerja yang ber- sangkutan kurang mampu dalam melaksanakan
beban tugas dan pekerjaan-pekerjaan yang telah diserahkan kepadanya. Oleh karena itu, mutasi
ketenagakerjaan ditujukan untuk mengembangkan tenaga kerja yang ber- sangkutan. Selain
untuk menghilangkan rasa jenuh para tenaga kerja yang melaksanakan tugas tugas dan pe-
kerjaan hanya itu-itu saja maka mutasi ketenagakerjaan dapat pula dimaksudkan untuk menjamin
kepercayaan para tenaga kerja bahwa manajemen meberikan perhatian yang besar terhadap
pengembangan diri maupun kompensasi yang harus diberikan kepada tenaga kerja yang
bersangkutan.
Namun, tidak selamanya mutasi ditujukan hanya untuk pembinaan dan pengembangan
para tenaga kerja saja, akan tetapi mungkin juga disebabkan oleh penyebab lain, misalnya: untuk
melaksanakan tugas dan pekerjaan baru karena yang biasa melakukannya meninggal dunia,
keluar dari pekerjaan, atau karena kondisi fisik dan psikisnya sudah tidak sesuai dengan beban
tugsa dan pekerjaan yang harus dilaksanakan dan sejenisnya. Yang jelas bahwa proses
pemindahan tersebut terjadi pada hierarki beban tugas dan pekerjaan maupun struktur yang
sama.

Anda mungkin juga menyukai