Anda di halaman 1dari 23

LAPORAN PENDAHULUAN DAN LAPORAN KASUS

PADA BY. NY. N DENGAN DIAGNOSA MEDIS

BERAT BADAN LAHIR RENDAH

Disusun oleh:

Fina Sartikawati

(102018002)

Diploma III keperawatan

UNIVERSITAS AISYIYAH BANDUNG


K.H Ahmad Dahlan Jln.Banteng No.6 Bandung
2020
LAPORAN PENDAHULUAN

KASUS BERAT BADAN LAHIR RENDAH

I. KONSEP DASAR
A. DEFINISI BBLR ( berat badan lahir rendah)
Berat badan lahir rendah (BBLR) adalah bayi dengan berat badan lahirnya
kurang 2500gram tanpa memandang masa kehamilan. Berat badan lahir adalah
berat badan yang ditimbang dalam 1 jam setelah bayi lahir. Bayi berat lahir
rendah terjadi karena kehamilan prematur, bayi kecil masa kehamilan dan
kombinasi keduanya. Bayi kurang bulan adalah bayi yang lahir sebelum
umur kehamilan mencapai 37 minggu. Bayi yang lahir kurang bulan belum
siap hidup di luar kandungan sehingga bayi akan mengalami kesulitan dalam
bernapas, menghisap,melawan infeksi dan menjaga tubuh tetap hangat (Depkes
RI, 2009).
Berat bayi lahir rendah dalah bayi dengan berat badan kuran dari 2500 gram pada
wktu lahir. ( Amru sofian, 2012) dalam hal ini dibedakan menjadi :
1. Prematuritas murni
Yaitu pada kehamilan kurang dari 37 minggu dengan berat badan sesuai
2. Small for date (SFD) atau kecil untuk masa kehamilan (KMK) Adalah berat
badannya kurang dari seharusnya umur kehamilan
3. Retardasi pertumbuhan janin intrauterin (IUGR)
Yaitu bayi yang lahir dengan berat badan rendah dan tidak sesuai dengan usia
kehamilan
4. Light for date sama dengan small for date
5. Dismaturitas
Suatu sindrom klinik dimana terjadi ketidak seimbangan antara pertumbuhan
dan janin dengan lanjutnya kehamilan atau bayi dengan gejala intrauterine
mlnutrition or wasting
6. Large for date adalah bayi yang dilahirkan lebih besar dari seharusnya tua
kehamilan, misal pada diabetes melitus
B. ETIOLOGI
Penyebab kelahiran prematur tidak diketahui , tetapi ada beberapa faktor Yang
berhubungan, yaitu :
1. Faktor genetik tau kromosom
2. Infeksi
3. Bahan toksik
4. Radiasi
5. Isufiensi atau disfungsi plasenta
6. Faktor nutrisi
7. Faktor lain seperti merokok , peminum alkohol, bekerja berat masa hamil,
plasenta previa, kehamilan ganda, obat obatan dan sebagainya.
C. MANIFESTASI KLINIS
1. Sebelum bayi lahir
a. Pada anamnesa sering dijumpai adanya riwayat abortus, partus
prematuruds,dan lahir mati
b. Pergerakan janin yang pertama terjadi lebih lambat, gerakan janin lebih
lambat walaupun kehamilannya sudah agak lanjut
c. Pertmbahn bert badan ibu lambat dan tidak sesuai menurut yang
seharusnya
d. Sering dijumpai kehamilan dengan oligradramnion gravidarum atau
perdarahan anteprtum.
e. Pembesaran uterus tidak sesuai tuanya kehamilan.
2. Setelah bayi lahir
a. Bayi dengan retadasi pertumbuhn intra uterin
b. Bayi premature yang lahir sebelum kehamilan 37 minggu
c. Bayi smaal for date sama dengan bayi retardasi pertumbhan intraurine
d. Bayi prematur kurang sempurna pertmbuhan ala alat dalam tubuhnya .
3. Manifestasi klinis yang tampak pada bayi berat lahir rendah yaitu:
a. Berat badan sama dengan atau kurang dari 2500 gram
b. Panjang badan sama dengan atau kurang dari 46 cm
c. Lingkar kepala sama dengan atau kurang dari 33 cm
d. Lingkar badan sama dengan atau kurang dari 30 cm
e. Jaringan lemak sub kutan tipis atau kurang
f. Tulang rawan daun telinga belum tumbuh sempurna
g. Tumit mengkilap, telapak kaki halus
h. Alat kelamin pada bayi laki-laki pigmentasi dan rogue pada skrotum
kurang.
i. Testis belum turun dalam skrotum. Untuk perempuan klitoris menojol
labia minora belum tertutup oleh labia mayora
j. Tonus otot lemah, sehingga bayi kurang aktif dan gerakan lemah.
k. Fungsi saraf yang belum atau kurang matang, mengakibatakan reflek
isap, menelan dan batuk masih lemah.atau tidak efektif, dan tangisanya
lemah. Jaringan kelenjar mamae masih kurang akibat pertumbuhan
otot dan jaringan lemak masih kurang Vernik kaseosa tidak ada atau
sedikit
D. Penatalaksanaan
Menurut rukiyah, dkk 2010 perawatan pada bayi berat lahir rendah adalah :
1. Mempertahankan suhu tubuh dengan ketat. BBLR mudah mengalami
hipotermi, oleh sebab itu suhu tubuh bayi harus dipertahankan dengan ketat.
2. Mencegah infeksi dengan ketat.BBLR sangat rentan dengan infeksi,
memperhatikan prinsip prinsip pencegahan infeksi termasuk mencuci tangan
sebelum memegang bayi
3. Pengawasan nutrisi (ASI), refleks menelan BBLR belum smpurna, oleh sebab
itu pemberian nutrisi dilakukan dengan cermat.
4. Penimbangan ketat. Perubahan berat badan mncerminkan kondisi gizi bayi dan
erat kaitannya dengan daya than tubuh, oleh sebab itu penimbangan dilakkan
dengan ketat.
5. Kain yang basah secepatnya diganti dnegan kain yang kering dan bersih,
pertahankan suhu tubuh tetap hangat.
6. Kepa;a bayi dtutup topi beri oksigen bila perlu
7. Tali pusat dalam keadaan bersih
8. Beri minum dengan sonde /tetes dengan pemberian ASI
E. Pemeriksaan penunjang
1. Jumlah sel darah putih : 18.00/mm3,netropil meningkat sampai 23000-
24000/mm3 hari pertama setelah lahir ( menurun bila ada sepsis ).
2. Hematokrit (HT) : 43% -61% (peningkatn sampai 65% ta lebih menandakan
polisitemia , penurnan kadar menunjukan anemia atau hemoragic
prental/perintal)
3. Hemoglobin (HB) : 15-20gr/dl (kadar ebih rendah berhubungan dengan
anemia atau hemolisis berlebihan )
4. Bilirubin total : 6mg/dl pada hari pertama kehidupan ,8m/dl 1-2 hari dan 12
mg /dl pada 3-5 hari
5. Destrosix : tetes glukosa pertma selama 4-6 jam pertma setelah kelahiran rta
rta 40-50 mg/dl meningkat 60-70 mg/dl pada hari ke tiga
6. Pemantauan elektrolit (Ns,K,CI): biasanya dalam batas normal pada awalnya
7. Pemeriksaan analisa gas darah.
F. Masalah yang lazim muncul
1. Ketidakefektipan pola nafas B.d imaturitas otot otot pernafasan dan penurunan
ekspansi paru
2. Diskontinuitas pemberian ASI b.d prematuritas
3. Disfungsi motilias gastrointestinal b.d prematuritas, ketidak adekuatan /imatur
aktivitas peristaltik didalam sistem gastrointestinal
4. Ketidakseimbangan nutrisi kurang dari kebutuhan tubuh b.d ketidakmampuan
menerima nutrisi , imanuritas peristaltik gastrointestinal
5. Resiko ketidakseimbangan suhu tubuh b.d kegagala mempertahankan suhu
tubuh penurunan jaringan lemak subkutan
6. Resiko infeksi b.d pertahan imunologis tidak adekuat
7. Iketerus neonatus b.d bilirubin tak terkonjugasi dalam sirkulasi
G. Komplikasi
Komplikasi langsung yang dapat terjadi pada bayi berat lahir rendah antara lain :
1. Hipotermi
2. Hipoglikemia
3. Gangguan cairan elektrolit
4. Hiperbilirubinemia
5. Sindroma gawat nafas
6. Infeksi
7. Anemia
8. Asfiksia
Masalah jangka panjang yang mungkin akan timbul antara lain:

1. Gangguan perkembangan
2. Gangguan pertumbuhan
3. Gangguan pendengaran
4. Penyakit paru kronis
5. Kenaikan angka kesakitan
6. Kenaikan frekuensi kelainan bawaan.

H. Faktor penyebab
Beberap faktor dari bayi denga berat badan lahir rendah ( proverawati dan
ismawati 2010
1. Faktor ibu
a. Penyakit
1) Mengalami komplikasi kehamilan , seperti anemia, perdarahan
antepartum, preeklamsia berat
2) Menderita penyakit seperti malaria , hipertensi dan HIV/AIDS ,
penyakit jantung DLL
3) Penyalahgunaan obat obatan , merokok , mengkonsumsi alkohol.
b. Ibu
1) Mempunyai riwayat BBLR sebelumnya.
2) Jara kelahiran yang terlal dekat atau pendek (kurang dari 1 tahun)
c. Keadaan sosial ekonomi
1) Kejadin tertinggi pada golongan sosial ekonomi rendah , hal ini
dikarenakan kedaan gizi dan pengawasan antenatal yang kurang
2) Aktivitas fisik yang berlebihan
3) Perkawinan yang tidak sah

2. Faktor janin
Faktor janin meliputi : kelinan kromosom , inffeksi janin kronik ( inklusi
sitomegali, rubela bawaan ) ,gawat janin dan kehamilan kembar , dan faktor
plasenta disebabkan oleh hidramnion ,plasenta previa dan ketuban pecah dini.
3. Faktor lingkungan
Lingkungan yang berpengaruh antara lain : tempat tinggal didaratan tinggi
,terkena radiasi serta terpapar zat beracun
I. Klasifikasi BBLR
Berdasarkan berat badan lahir, BBLR dibagi menjadi (Maryunani, 2013) :
1. Bayi berat lahir rendah (BBLR) adalah bayi yang lahir dengan berat badan kurang
dari 2500 gr.
2. Bayi berat lahir sangat rendah (BBLSR) atau Very Low Birth Weight (VLBW)
adalah bayi yang lahir dengan berat badan antara 1000-1500 gr.
3. Bayi berat lahir amat sangat rendah (BBLASR) adalah bayi yang lahir dengan berat
badan kurang dari 1000 gr.
J. Patofisiologi

FAKTOR –FAKTOR
Faktor janin Faktor plasenta Faktor ibu
Faktor lingkungan
Kelainan kromosom Hidramnion Penyakit, usia ibu
keadaan gizi ibu saat Tempat tinggal di
Infeksi jnin kronik Plasenta previa
hamil dataran tinggi terkena
( inklusi sitomegali,
Solution plasenta radiasi , serta terpapar
rubella bawaan) keadaan sosial dan zat beracun
Gawat janin Kehamilan kembar ekonomi

BBLR

Koplikasi BBLR Manifestasi klinis BBLR

Sindrom aspirasi meconium , Bb kurang dari 2500 gr ,masa gestasi kurang dari 37 minggu, kulit tipis,
asfiksia neonatum, penyakit transparan, lanugo banyak, dan lemas subkutan sedikit penggerkan
membrane hialin kurang ,pernafasan belum teratur sering mendapat serangan apneu
,hiperbilirubinemia

Organ Pertumbuhan dinding Sedikitnya lemak Sistem imun yang


pencernaan dada belum sempurna dibawah jaringan kulit belum matang

Peristaltik belum Kehilangan panas Penurunan daya


Vaskuler paru
sempurna melalui kulit tahan tubuh
imatur

Kurangnya makanan untuk Peningkatan


Peningkatan kerja kebutuhan kalori Resiko infeksi
mencerna makanan
nafas

Sistem termogulasi
Reflek menghisap dan
Ketidakefektipan yang imatur
menelan belum
pola nafas
berkembang dengan baik
Termogulasi tubuh
tidak efektif
Perubahan nutrisi
kurang dari kebutuhan
tubuh
II. Konsep Asuhan keperawatan.
A. Pengkajian
1. Identitas
Terjadi pada bayi prematur yang dalam pertumbuhan di dalam kandungan
terganggu.
2. Keluhan utama
Menangis lemah,reflek menghisap lemah,bayi kedinginan atau suhutubuh
rendah
3. Riwayat penyakit sekarang Lahir spontan,SC umur kehamilan antara 24
sampai 37minnggu,berat badan kurang atau sama dengan 2.500
gram,apgarpada 1 sampai 5 menit,0 sampai 3 menunjukkan kegawatan yang
parah,4 sampai 6 kegawatan sedang,dan 7-10 normal.
4. Riwayat penyakit dahuluIbu memliki riwayat kelahiran prematur,kehamilan
ganda,hidramnione.
5. Riwayat penyakit keluarga Adanya penyakit tertentu yang menyertai
kehamilan seperti DM,TB Paru,Tumor kandungan,Kista,Hipertensif.
6. ADL
a. Pola Nutrisi : reflek sucking lemah, volume lambung kurang,daya absorbsi
kurang/lemah sehingga kebutuhan nutrisiterganggu
b. Pola Istirahat tidur: terganggu oleh karena hipotermia
c. Pola Personal hygiene: tahap awal tidak dimandikan
d. Pola Aktivitas : gerakan kaki dan tangan lemas
e. Pola Eliminasi: BAB yang pertama kali keluar adalahmekonium,produksi
urin rendah
7. Pemeriksaan
a. Pemeriksaan Umum
1) Kesadaran compos mentis
2) Nadi : 180X/menit pada menit I kemudian menurun sampai120-
140X/menit
3) RR : 80X/menit pada menit I kemudian menurun sampai40X/menit
4) Suhu : kurang dari 36,5 C
b. Pemeriksaan Fisik
1) Sistem sirkulasi/kardiovaskular : Frekuensi dan irama jantungrata-
rata 120 sampai 160x/menit, bunyi jantung(murmur/gallop), warna
kulit bayi sianosis atau pucat,pengisisan capilary refill (kurang dari
2-3 detik).
2) Sistem pernapasan : Bentuk dada barel atau cembung,penggunaan
otot aksesoris, cuping hidung, interkostal;frekuensi dan keteraturan
pernapasan rata-rata antara 40-60x/menit, bunyi pernapasan adalah
stridor, wheezing atauronkhi.
3) Sistem gastrointestinal : Distensi abdomen (lingkar
perutbertambah, kulit mengkilat), peristaltik usus, muntah
(jumlah,warna, konsistensi dan bau), BAB (jumlah,
warna,karakteristik, konsistensi dan bau), refleks menelan
danmegisap yang lemah.
4) Sistem genitourinaria : Abnormalitas genitalia, hipospadia,urin
(jumlah, warna, berat jenis, dan PH).
5) Sistem neurologis dan musculoskeletal : Gerakan bayi,refleks
moro, menghisap, mengenggam, plantar, posisi atausikap bayi
fleksi, ekstensi, ukuran lingkar kepala kurang dari 33 cm, respon
pupil, tulang kartilago telinga belum tumbuhdengan sempurna,
lembut dan lunak.
6) Sistem thermogulasi (suhu) : Suhu kulit dan aksila,
suhulingkungan.
7) Sistem kulit : Keadaan kulit (warna, tanda iritasi, tanda lahir,lesi,
pemasangan infus), tekstur dan turgor kulit kering,
halus,terkelupas.
8) Pemeriksaan fisik : Berat badan sama dengan atau kurangdari 2500
gram, panjang badan sama dengan atau kurangdari 46 cm, lingkar
kepala sama dengan atau kurang dari 33cm, lingkar dada sama
dengan atau kurang dari 30 cm,lingkar lengan atas, lingkar perut,
keadaan rambut tipis,halus, lanugo pada punggung dan wajah, pada
wanita klitorismenonjol, sedangkan pada laki-laki skrotum
belumberkembang, tidak menggantung dan testis belum turun.,nilai
APGAR pada menit 1 dan ke 5, kulit keriput.
B. Diagnosa Keperawatan
1. Pola nafas tidak efektif berhubungan dengan maturitas pusat pernafasan,
keterbatasan perkembangan otot, penurunanenergi/kelelahan,
ketidakseimbangan metabolik.
2. Thermoregulasi tidak efektif berhubungan dengan kontrol suhu yangimatur
dan penurunan lemak tubuh subkutan.
3. Gangguan kebutuhan nutrisi : kurang dari kebutuhan tubuhberhubungan
dengan ketidak mampuan mencerna nutrisi karena imaturitas.
4. Resiko infeksi berhubungan dengan pertahanan imunologis yang kurang
C. Intervensi keperawatan

No Diagnosa Tujuan dan Intervensi Rasional


keperawatan kriteria
1. Pola nafas Tujuan: 1. Letakan 1. Memberi rasa
tidak efektif Kebutuhan O2 bayi nyaman dan
b.d maturitas bayi terpenuhi terlentang mengantisifasi
pusat kriteria : dengan alas fleksi leher yang
pernafasan 1. Pernafas yang datar dapat
,keterbatasan an kepala mengurangi
perkembangan normal lurus, dan kelancaran jalan
otot 40-60 leher sedikit nafas
,penurunan x/m tengdah/eks 2. Jalan nafas
energi/kelelaha 2. Pernafas tensi harus tetap
n an teratr dengan dipertahankan
,ketidakseiman 3. Tidak meletakan bebas dari lendir
gan metabolik. cyanosis bantal atau unttuk
4. Wajah selimut menjamin
dan diatas bahu pertukaran gas
seluruh bayi yang sempurna
tubuh sehingga 3. Deteksi dini
berwarna bahu adanya kelainan
kemerah terangkat 2- 4. Mencegah
an (pink 3 cm terjadinya
variable) 2. Bersihkan hipoglikemia
5. Gas jalan nafas ,
darah mulut
normal hidung bila
Ph= perlu
7,35- 3. Observasi
7,45 gejala
PCO2=3 kardinal
5 mm Hg dan tanda
PO2=50- anda
90 sianosis tiap
mmhg 4 jam
4. Kolaborasi
dengn team
medis
dalam
pemberian
o2 dan
pemeriksaa
n kadar gas
darah
2. Thermogulasi Tujuan: 1. Letakan 1. Mengurangi
tidak efekif b.d Tidak terjadi bayi kehilangan
kontrol suhu hipotermia terlentang panas pda suhu
yang imatur Kriteria: diatas lingkungan
dan penurunan 1. Suhu pemancar sehingga
lemak tubuh tubuh panas meletkan bayi
subkutan 36.5- (infant menjadi hangat
37,5 warmer) 2. Mencegah
2. Akral 2. Singkirkan kehilangan
hangat kain yang tubuh melalui
3. Warna sudah konduksi
seluruh dipakai 3. Perubahan suhu
tubuh untuk ubuh bayi dapat
kemerah mengeringk menentukan
an an tubuh, tingkat
letakan bayi hipotermia
diatas 4. Mencegah
tubuh, terjadinya
letakan bayi hipoglikemia.
diatas
handuk/
kain yang
kering dan
hangat
3. Observasi
suhu setiap
6 jam
4. Kolaborasi
dengan
team medis
untuk
pemberian
infus
glukosa 5%
bila ASI
tidak
mungkin
diberikan.
3. Gangguan Tujuan : 1. Lakuka 1. Deteksi adanya
kebutuhan Kebutuhan n kelainan pada
nutrisi kurang nutrisi terpenuhi observa eliminasi bayi
dari kebutuhan Kriteria: si BAB dan segera
tubuh b.d 1. Bayi dan mendapat
ketidak dapat BAK tindakan
mmpuan minum jumlah /perawatan yang
mencerna pespeen/ dan tepat
nutrisi karena personde prekuen 2. Menentukan
imaturitas dengan si serta derajat dehidrasi
baik konsiste dari turgor dan
2. Bb tidak nsi mukosa mulut
turun 2. Monitor 3. Mengetahui
lebih turgor keseimangan
dari 105 dan cairan tubuh
3. Retensi mukosa (balance)
tidak ada mulut 4. Kebutuhan
3. Monitor nutrisi terpenuhi
intake secara adekuat.
dan 5. Penambahan
output dan peurunan
4. Beri BB dapat di
ASI/PA monitor
SI
sesuai
kebutuh
an
5. Lakuka
n
kontrol
BB
setiap
hari

4 Resiko infeksi Tujuan : 1. Lakukan 1. Pada bayi baru


b.d pertahanan Selama teknik lahir daya tahan
imonulogis perawatan tidak aseptik dan tubuh nya
yang kurang terjadi antieptikdal kurang /rendah
komplikasi am 2. Mencegah
(infeksi) memberika penyebaran
Kriteria : n asuhan infeksi
1. Tidak keperawata nosokomial
ada n 3. Mencegah
tanda 2. Cuci tangan masuknya
tanda sebelm dan bakteri dari baju
infeksi sesudah petugas ke bayi
2. Tidak ad melakukan 4. Mencegah
ganggua tindakan terjadnya infeksi
n fungsi 3. Pakai baju dan
tubuh khusus atau mempercepat
APD /short pengeringan ali
dwaktu pusat karena
masuk mengandung
ruang antibiotik ,anti
isolasi jamur,
(kamar desnfektan
Bayi) 5. Mengurangi
4. Lakukan media untuk
perawatan pertumbuhan
tali pusat kuman
dengan 6. Detek dini
triple dye 2 adanya kelainan
kli sehari 7. Mencegh
5. Jaga terjadinya
kebersihan penularan
dan infeksi
lingkungan 8. Mencegah
n bayi infeksi dari
6. Observasi pneumoia
tanda tanda 9. Sebagai
infeksi dan pemeriksaan
gejala penunjang
kardinal
7. Hindarkan
bayi kontak
dengan
sakit
8. Kolaborasi
dengan
team medis
untk
pemberian
antibiotik
9. Siapkan
pemeriksaa
n laborat
sesuai advis
dokter yaitu
pemeriksaa
n DL, CRP
LAPORAN KASUS

ASUHAN KEPERAWATAN PADA BY. NY. N DENGAN DIAGNOSA MEDIS

BERAT BADAN LAHIR RENDAH

I. BIODATA
A. Identitas Neonatus
1. Nama : By. Ny, N
2. Medrek : 82XXXXX
3. Tempat, Tanggal Lahir : Bandung, 15 September 2020
4. Usia : 2 hari jam 13.10
5. Jenis Kelamin : Perempuan
6. Tanggal Masuk : 15 September 2020
7. Tanggal Pengkajian : 17 September 2020
8. Diagnosa Medis : Berat badan lahir rendah
9. Jaminan Kesehatan : UMUM
B. Identitas Orangtua
1. Nama Ayah/Ibu : Tn R / Ny N
2. Usia : 45 tahun / 31 tahun
3. Pendidikan : SMA / SMA
4. Pekerjaan : Karyawan Swasta / Ibu rumah tangga
5. Agama : Islam / Islam
6. Alamat : Bandung
7. No. HP :-

II. RIWAYAT KESEHATAN


1. Alasan Masuk Rumah Sakit
Ibu kehamilan G3P2A1 akan melahirkan sc karena indikasi KPD16 jam+PLR denga
n usia kehamilan 30-31 minggu

2. Riwayat Kesehatan Sekarang


Bayi lahir pada tanggal 15 Septembar 2020 pukul 13.10 di RSKAI Bandung ruang
OK lahir dengan operasi caesar dengan indikasi KPD dan PLR dengan jenis kelamin
perempuan, langsung menangis, BB lahir 1510 gram dan panjang badan 40 cm, APGAR
Skor 7/9 , adanya pernapasan cuping hidung dan retraksi dada terpasang cpap, fiO2 30%
PEEP 7, terpasang OGT dan terpasang umbilikal vena kateter.
Pada saat dilakukan pengkajian pada tanggal 17 September 2020 pukul 10.30 WIB,
sesak tidak ada, retraksi tidak ada, masih terpasang UVC, nampak ikterik kremer 3, masih
terpsang OGT, CPAP sudah di aff, klien masih dipuasakan. Hasil tanda-tanda vital Nadi:
149 x/menit, RR : 48 x/menit, Suhu : 36,1C, saturasi O2 98%. BBS 1415 g, lingkar perut 21 cm, p
anjang badan 40cm. Nilai Ballard Score-61,3

3. Riwayat Kesehatan Dahulu


Pada tanggal 15 Septembaer 2020 ketuban Ny.N pecah dini dengan G3P2A1
melahirkan sc karena indikasi KPD16 jam+PLR+ bekas SC, dengan usia kehamilan 30-31
minggu lalu. Kemudian skitar Jam 13.10 lahirlah By.Ny. N di usia kehamilan prematur ya
itu 30-31 minggu dengan dengan jenis kelamin perempuan, langsung menangis, BB lahir
1510 gram dan panjang badan 40 cm, APGAR Skor 7/9 , adanya pernapasan cuping hidun
g dan retraksi dada terpasang cpap, fiO2 30% PEEP 7, terpasang OGT terpasang dan umbil
ikal vena kateter.
4. Keluhan Utama
Berat badan bayi lahir rendah

Genogram :
Anak ke

Ny.
Tn . R
N

An. Ny. N By. Ny N

Alergi : Ya √ Tidak Riwayat Kesehatan/Pengobatan/Perawatan


Sebutkan: ………………… Sebelumnya :-
Riwayat Imunisasi Pernah dirawat : √ Ya Tidak
Hepatitis B : I II III Kapan : saat akan melahirkan dan sesudah
Polio : I II III melahirkan
DPT : I II III Diagnosa : Pre Sectio Caesaria
BCG : I Riwayat Operasi : √ Ya Tidak
Campak : Kapan : 15/8/20
Lain –lain : Belum imunisasi Diagnosa : Post Sectio Caesaria indikasi KPD16 jam
+PLR

Riwayat Kehamilan : Selama kehamilan ibu mengatakan merasa sehat


Kesehatan ibu saat hamil : Hiperemis Gravidarum Perdarahan Pervagina Anemia
Penyakit infeksi Pre Eklamsi/ Eklamsi Gangguan Kesehatan
Periksa Kehamilan
Diperiksa secara teratur √ Ya Tidak
Tempat pemeriksaan : poli kandungan RSKAI
Diperiksa oleh : dr SpOg
Imunisasi TT √ Ya, 2 kali Tidak

Riwayat Kelahiran
Usia Kehamilan : 30-31 minggu
Berat Badan Lahir 1510 gram , PB : 40 cm
Masalah Post Natal yang lain √Ya Tidak
Persalinan: Spontan √ SC Forcep Ekstraksi Vakum Sebutkan :
…………
Menangis : √ Ya Tidak, Nilai APGAR : 7 pada menit 1, 9 pada menit ke-5
Jaundice : √ Ya Tidak , Dilakukan IMD : Ya Tidak
Pengobatan yang didapat :
vit k dan tetes mata

PENGKAJIAN FISIK
1. Pemeriksaan Fisik
TD : - BB : 1415 gram
Nadi : 149 x/menit PB/TB : 40 cm
RR : 48 x/menit LK : 31 cm / LD : 28 cm,
Suhu : 36,1C L.Perut : 21 cm
a. Pernafasan b. Sirkulasi c. Kardiovaskuler

Spontan : √ Ya Tidak Sianosis : Bunyi jantung


Alat bantu nafas : Kanul/ RB/ NRB Ya √ Tidak √ SI √ SII
Oksigen : - Lt/ menit
Irama : Teratur √TidakTeratur Pucat : Ya √ Sebutkan:
Suara Nafas : Vesikuler Tidak …………………………......
Wheezing Ronkhi CRT : √ < 3 detik Suara Jantung tambahan :
Cracles Stidor > 3 detik Ya √ Tidak
Penggunaan Otot bantuan nafas : Akral : √ hangat Sebutkan:
Ya √ Tidak Dingin ……………………………...
Retraksi dada : Ya √Tidak Takikardi Bradikardi
Pernafasan cuping hidung : Kualitas denyut nadi
Ya √Tidak Kuat Lemah

d. Gastrointestinal e. Eliminasi f. Integumen


Mulut : √ Mukosa lembab Kering Defekasi : Warna kulit :
Stomatitis √ Anus Stoma Normal Pucat
Labio/ palatoskisis (Sudah keluar √ Kuning mottled
Pendarahan gusi mekonium) Luka: Ada √ Tidak
Pembesaran Tonsil : Ada √ Tidak
ada Frekuensi : -/hari
Mual : Ya √ Tidak Konsistensi Keras g. Muskuloskeletal
Muntah : Ya √ Tidak Lembek Cair Kelainan tulang : ada √
Abdomen : √ Normal Ascites tidak
Turgor : Elastis Tidak Karekterisitik feses Gerakan anak :
elastis Hijau bebas terbatas
Bising usus : 6x/ menit Terdapat darah Lain-lain:
Diet: Cair Dempul lemah dan tidak aktif atau
√ ASI √ Formula lain-lain Urin : letargik
Cara Pemberian : OGT √Spontan (diapers) h. Genitalia
Kapan mulai diberikan ASI : Kateter urin √ normal
Frekuensi pemberian ASI :8 Cystostomy kelainan
Kesulitan : reflek hisap kurang Frekuensi : x/hari Sebutkan
Mual : - Karakteristik urin ..................................................
Muntah : - √ Kuning jernih .....
Jumlah kebutuhan cairan per hari : Terdapat darah
100x1.415 (BBdlm kg)= 141.5 ml/hari Kuning pekat i. Neurologi
K. Istirahat dan tidur Kesadaran : Compos mentis
Lama tidur : 15-16 jam J. Kelainan yang lain: GCS : 15 (E4 V5 M6)
Apakah bayi tidur nyenyak : Lebih Pembesaran organ : Pupil isokor anisokor
Ada √ Tidak ada
banyak tidur dari pada bangun Sebutkan : Reflek terhadap cahaya :
Masalah gangguan tidur : ……………………… √ Ada Tidak ada
… Ubun-ubun :
Gangguan sensori : Datar Cembung
Ada √ Tidak ada √ Cekung
Sebutkan : Gangguan neurologis :
……………………… √ Normal kelainan
…. Sebutkan
Lain-lain: ..................................................
……………………… ....

SKRINING NYERI DAN KETIDAKNYAMANAN


Tidak ada nyeri √ Ada nyeri (lampiran formulir pemantauan nyeri)
Scala nyeri :……. Penyebab Nyeri :…………… Karekteristik :…………….
Durasi :……………. Lokasi :………………. Frekuensi :…………………

SKRINING NYERI
Dibutuhkan
KATEGORI PENILAIAN
Intervensi Bila :
FISIK Kurang dari 5 :
Postur/tonus Fleksi dan atau tegang 2 Nursing Comfort
Ekstensi 1 Measure (NCM)
Pola tidur Gelisah atau tidak 2 Lebih
Tenang 0 Dari 5 :
Ekspresi Meringis 2 NCM
Menerutkan dahi 1 dan
Menangis Ya 2
Tidak 0
Warna kulit Pucat/ Kebiruan/ Kemerahan 2
Merah muda 0
FISIOLOGIS
Respirasi Apnoe 2
Tachypnoe 1
Denyut Jantung Fluktuatif 2
Tachycardia 1
Saturasi Desaturasi 2
Normal 0
Tekanan Darah Hipo/Hipertensi 2
Normal 0
PERSEPSI PERAWAT Nyeri 2
Tidak Nyeri 0
SKOR total
Parasetamol
Lebih dari 10 : NCM, Parasetamol/Narkotik

SKRINING RISIKO TRAUMA KULIT

PARAMETER KRITERIA SKOR


Usia Gestasi < 28 minggu 4
28 minggu - < 33 minggu 3
>38 minggu 1
Status Mental Tidak berespon terhadap stimulus nyeri 4
Hanya berespon pada nyeri 3
Letargi / apatis 2
Sadar dan aktif / composmentis 1
Mobilisasi Tidak mampu bergerak 4
Bergerak sedikit dengan bantuan 3
Bergerak sendiri tanpa bantuan 2
Bergerak aktif 1
Aktifitas Dalam radiant warmer dengan plastik transparan 4
Dalam radiant warmer tanpa plastik transparan 3
Dalam a double walled isolette / incubator dengan 2 jendela 2
Dalam boks terbuka 1
Nutrisi Nutrisi hanya dapat diberikan melalui intravena 4
Mendapatkan nutrisi melalui gastric tube (susu formula/ASI) 3
dan cairan intravena
Mendapatkan nutrisi melalui gastric tube 2
Bayi dapat menyusu langsung atau menggunakan botol 1
setiap kali minum
Kelembaban Kulit bayi selalu lembab, linen sering diganti 4
Kulit bayi selalu lembab, linen sering digantu minimal setiap 3
shift
Kulit bayi selalu lembab, membutuhkan pergantian ekstra 2
linen minimal sehari sekali
Kulit bayi biasanya kering, membutuhkan pergantian linen 1
hanya sekali sehari
Total 12
Jika Skor > 12, lakukan protokol penatalaksanaan risiko trauma kulit pada neonatus

PENGKAJIAN PSIKOSPIRITUAL
-------------------------------------------------------------------------------------------------------------------------
----------.

-Harapan orang tua terhadap perawatan dan pengobatan saat ini : -


Aturan dalam agama yang mempengaruhi kesehatan dalam hal : Diet Pengobatan Lain-
lain
Sebutkan:
…………………………………………………………………………………………………………
Penerimaan keluarga :-.

PENGKAJIAN SOSIOKULTURAL
Status sosial
Tempat tinggal : √ Rumah Panti Tempat penitipan anak
Yang merawat klien : √ Ibu Nenek Pengasuh Lain – lain Sebutkan
……………….......
Kerabat terdekat yang dapat dihubungi :
Nama : Tn. R Hubungan : suami Telepon:…………….
Suku : Jawa Batak Madura Betawi √ Lain – lain : Sunda
Aturan dalam budaya yang mempengaruhi kesehatan dalam
hal : .......................................................................
Sebutkan : ...............................................................................................................................................
.................................
Kebutuhan Edukasi
√ Diagnosa Medis Tata laksana penyakit Obat- obatan
Manajemen nyeri Rehabilitasi Penggunaan Alat Kesehatan
Perawatan Luka √ Diet dan Nutrisi

Lain – lain, Sebutkan : edukasi perawatan bblr dengan metode kangguru


.................................................................................................................................................................
.............
PENGKAJIAN LINGKUNGAN PERAWATAN
Kebisingan ruangan : Ya √ Tidak, Alasan :
……………………………………………………………
Pencahayaaan ruang redup ……
: Ya √ Tidak, Alasan :
Suhu ruangan yang bising ……………………………………………………………
……
Interupsi tidur : Ya √ Tidak, Alasan :
……………………………………………………………
Monitoring pemasangan alat invasive ……
: Ya √ Tidak, Alasan :
……………………………………………………………
……
: √ Ya Tidak, Alasan :
……………………………………………………………
Obat yang digunakan

Vision 2x75 mg
Genta 6 mg/36 jam

PEMERIKSAAN PENUNJANG
Hasil rontgen (15-09-2020):transient respiratory distres of new born

PEMERIKSAAN LABORATORIUM
Tanggal Pemeriksaan : 15-9-2020 2020
No Pemeriksaan Hasil Nilai Rujukan Satuan
HEMATOLOGI
1 Hemoglobin 18,3 15,2 ~ 23,6 gr/Dl
2 Leukosit 14430 4000 ~ 10000 Sel/Ul
3 Eritrosit 4,9 4.76 ~ 9.65 Juta/ uL
4 Hematokrit 50 31 ~ 55 %
5 Trombosit 322.000 150000 ~ 400000 Sel/Ul

KIMIA KLINIK
1 Gula Darah Sewaktu 52 60-160 Mg/dl
ANALISA DATA

N ANALISA DATA ETIOLOGI PROBLEM


O
1. Ds : BBLR Defisit nutrisi b.d
Do : ketidakmampuan
-Terpasang ogt mengabsorpsi nutrien
-Berat badan 1415 gram Reflek menelan dan
-terpasang umbilikal vena menghisap belum sempurna
cateter
-gula darah sewaktu 52
-suhu 36,1⁰C intake nutrisi tidak adekuat

asupan gizi kurang

sel-sel kekurangan nutrisi

kerusakan sel

penurunan BB/kematian

Defisit nutrisi

2. Ds : Kala I persalinan Resiko infeksi b.d


Do : ketidakadekuatan
- leukosit 14430 pertahanan tubuh primer
-KPD 16 jam Gangguan pada kala I dan sekunder
persalinan

Serviks inkompeten

Dilatasi berlebih serviks

Selaput ketuban menonjol


dan mudah pecah
Ketuban pecah

Tidak adanya perlindungan


dunia luar dengan daerah
rahim

Leukosit meningkat

Resiko infeksi
3 Ds: Kulit tipis dan lemak Termoregulasi tidak
Do: subkutan efektif b.d
- Suhu 36,1⁰C ketidakadekuatan suplai
- lemak subkutan

Tidak dapat menyimpan


panas

Mudah kehilangan

Kedinginan

Termogulasi tidak efektif

PRIORITAS MASALAH

1. Defisit nutrisi b.d ketidakmampuan mengabsorpsi nutrien


2. Resiko infeksi b.d ketidakadekuatan pertahanan tubuh primer dan sekunder
3. Termoregulasi tidak efektif b.d ketidakadekuatan suplai lemak subkutan

INTERVENSI KEPERAWATAN

N DIAGNOSA TUJUAN RENCANA RASIONAL


O KEPERAWATAN TINDAKAN
1. Defisit nutrisi b.d Setelah dilakukan Manajemen Nutrisi 1) untuk
ketidakmampuan 2x24 jam 1. identifikasi status mengetahui
mengabsorpsi diharapkan pasien nutrisi kekurangan
nutrien dapat memiliki 2. monitor berat nutrisi
keadekuatan 2) untuk
badan
asupan nutrisi mengetahui
untuk memenuhi 3. ajarkan diet yang perkembangan
kebutuhan nutrisi di programkan naik turunnya
Dengan kriteria berat badan
hasil: 4. kolaborasi 3) Mengajarkan
1. meningkak dengan ahli gizi pasien dan
an nutrisi untuk keluarga supaya
2. berat badan melakukan diet
menentukan
1415 gram seperti berpuasa
jumlah kalori dan 4) Memberikan
jenis nutrien makanan yang
yang dibutuhkan sesuai dengan
diit pasien.
2. Resiko infeksi b.d Setelah dilakukan Pencegahan infeksi 1) Untuk
ketidakadekuatan 2x24 jam 1. Monitor tanda an mengetahui ada
pertahanan tubuh diharapkan pasien gejala infeksi tidaknya infeksi
primer dan dapat melihat lokal dan berbahaya
sekunder derajat infeksi sistemik 2) Pada bayi baru
berdasarkan 2. Pertahankan lahir daya tahan
observasi atau teknik aseptik tubuh nya
sumber informasi pada pasien kurang /rendah
Dengan kriteria beresiko tinggi 3) Supaya keluarga
hasil : 3. Jelaskan tanda pasien tahu
1. Kebersihan gejala infeksi mengenai tanda
tangan 4. Ajarkan cuci dan gejala
2. Kultur tangan yang baik 4) Mengajarkan
darah dan benar keluarga untuk
,leukosit 5. Kolaborasi mencegah
14430 pemberian terjadinya
imunisasi infeksi
5) Memberikan
imunisasi sesuai
admis dokter
3 Termoregulasi Setelah dilakukan Regulasi temperatur 1) Untuk
tidak efektif b.d 2x24 jam 1. Monitor suhu mengetahui
ketidakadekuatan diharapkan pasien bayi sampai perubahan suhu
suplai lemak dapat melakukan stabil (36,5-37,5) pada bayi
subkutan pengaturan suhu 2. Atur suhu 2) Untuk menjaga
tubuh agar tetap inkubator sesuai bayi tetap
berada pada kebutuhan hangat atau
rentang normal 3. Demontrasikan stabil dalam
Dengan kriteria teknik perawatan inkubator
hasil : metode kangguru 3) Memposisikan
- Suhu tubuh PMK untuk bayi bayi didada
36,1⁰C bblr sehingga terjadi
- Akral 4. Kolaborasi kontak langsung
hangat pemberian antara kulit bayi
- Warna kulit antipiretik dengan kulit
kuning ibu.
4) Meminimalisir
terjadinya
hipertermia
PEMBAHASAN INTERVENSI

Pada bayi BBLR mempunyai resiko untuk mengalami keterlambatan dalam


pertumbuhan dan perkembangannya.Oleh sebab itu BBLR harus mendapatkan asuhan
keperawatan yang komprehensif tidak saja diperhatikan aspek fisiknya, tetapi juga aspek
psikologis termasuk kedekatannya dengan orang tua , maka dengan demikian terkait Pada
intervensi By.Ny.N dengan diagnosa Defisit Nutrisi berhubungan dengan ketidakmampuan
mengabsorsi nutrien bayi akan dilakukan pemantauan peningakatan berat badan bayi
khususnya terlahir dengan BBLR dapat mengikuti grafik monitoring berat badan menurut
umur yang terdapa dalam buku manajamen terpadu bayi muda (MTBM). Grafik tersebut
peningkatan berat badab dipantau perminggu selama 10 minggu.

Pada intervensi By.Ny.N dengan diagnosa defisit Nutrisi yang berhubungan dengan
ketidakmampuan mengabsorsi nutrien bayi akan diberikan atau pemberian nutrisi untuk
mengejar pertumbuhan bayi BBLR dapat dilakukan dengan pemberian ASI, susu Formula
BBLR,dan pemberian nutrisi yang tepat secara dini dapat membantu mencegah gangguan
tumbuh kembang pada bayi dengn berat badan lahir rendah (BBLR).(salsabila septira, Dian
Isti anggraini,Nutrisi pada bayi BBlR untuk mengoptimalkan tumbuh kembang)

Pada intervensi ajarkan diet yang di program kan bayi akibat kondisi bayi tersebut
akan di puasakanan akan mendapatkan nutrisi parenteral , namun pemberian nutrisi
parenteral dalam jangka waktu yang lama akan meningkatkan risiko komplikasi seperti
infeksi dan kolestasis (luccini et al., 2011)

Intervensi pemberian minum enteral pada bayi bblr sangat penting untuk
menstimulasi sistem gastrointstinal dan untuk memenuhi kebutuhan nutrisi pada bayi fungsi
motorik tersebut (moore, pickler 2017) pemberian nutrisi secara tepat diperlukan untuk
proses maturasi dan perkemangan saluran pencernaan, penyerapan dan fungsi motorik (padila
,agustien 2019). Nutrisi dapat diberikan menggunakan orogastric tbe (OGT) atau Nasogastric
tube (NGT) dengan teknit gravitasi.

Pada intervensi diagnosa Resiko infeksi b.d ketidakadekuatan pertahanan tubuh


primer dan sekunder pada bayi salah satu cara mencegah infeksi nasokomial adalah dengan
cara mengeliminasi mikroba pathogen melalui tindakan aseptic ,disinfeksi , dan sterilisasi.
Teknik dasar yang paing penting dalam mencegah dan penularan infeksi adalah dengan
mencuci tanga (Potter&perry,205) menurut peneliti , resiko terinfeksi terjadi karena petugas
kesehatan yang tidak mempunyai kesadaran dan tanggung jawab. Jika petugas kesehatan
melakukan tugas mereka dengan baik dengan mencuci tangan sebelum dan sesudah kontak
dengan pasien ataupun bersentuhan dengan benda ataupun lingkungan dengan pasien. Dan
menjelaskan kepada pihak keluarga juga ikut mencuci tangan dengan pedoman 5 momen
yang sudah diterapkan di rumah sakit. ( e-journal keperawatan (e-Kp) volume 4 nomor 2, juli
2016 )

Pada intervensi diagnosa Termoregulasi tidak efektif b.d ketidakadekuatan suplai


lemak subkutan bayi bblr belum dapat mengatur suhu dengan sempurna dalam menghadapi
perubahan lingkungan kehidupan intrauterine ke kehidupan ekstrauterine
( octa,2014);fatsman et al.,2014 ). Suhu yang dingin menyebabkan bayi BBLR menggunakan
cadangan brown fat untuk menghasilkan panas.BBLR memiliki jaringan lemak subkutan ,
brow fat dan penyimpanan glikogen yang rendah sehingga beresiko mengalami ke stabilan
suhu tubuh ( lawn et al., 2013 ) bobak 2007 juga mengungkapkan bahwa bayi bblr memiliki
sedikit masa otot, lebih sedikit cadangan brown fat , lebih sedikit lemak subkutan untuk
menyimpan panas dan sedikit kemampuab untuk mengonrol kapiler kulit. Hal ini
menyebabkan bblr mudah mengalami kehilangan panas tubuh dan beresiko terjadinya
hipotermia dan termogulasi tidak efektif ( bobak 2007;nurlaila et al 2015)

Beberapa metode perawatan alternatif yang lebih mudah, murah dan efektif dalam
menstabilkan suhu tubuh BBLR, yaitu dengan cara swaddling dan metode kangaroo mother
care (KMC) (Bobak, 2012). Swaddling atau yang sering dikenal dengan istilah bedong adalah
pembungkus kain yang diberikan pada bayi baru lahir. Membedong dapat membuat bayi
lebih tenang, hangat dan membatasi ruang gerak bayi. Membedong bayi ini bertujuan untuk
menghindari bayi kehilangan panas dan dapat menstabilkan suhu tubuhnya (Sunarsih, 2012).
Upaya lain dalam penanganan hipotermi pada bayi dengan BBLR, yaitu perawatan metode
KMC (Dewi & Nanny 2010; Padila et al., 2018). Perawatan metode KMC adalah perawatan
untuk BBLR dengan melakukan kontak langsung antara kulit bayi dengan kulit ibu (skin-to-
skin contact) dengan meletakkan bayi di dada ibu (Endang, 2010). Metode KMC mampu
memenuhi kebutuhan BBLR dengan menyediakan situasi dan kondisi yang mirip dengan
rahim sehingga memberi peluang BBLR untuk beradaptasi dengan baik di dunia luar. Metode
ini dapat dilakukan di rumah sakit dan di rumah karena metode KMC merupakan cara yang
sederhana untuk merawat bayi BBLR yang menggunakan suhu tubuh ibu untuk
menghangatkan bayinya (Puspitaningtyas et al., 2011). Beberapa kelebihan penggunaan
KMC ialah memenuhi kebutuhan bayi yang paling mendasar yaitu adanya kontak kulit bayi
ke kulit ibu dimana tubuh ibu akan menjadi thermoregular bagi bayinya sehingga bayi
mendapatkan kehangatan, memudahkan dalam pemberian ASI, perlindungan infeksi,
stimulasi, keselamatan dan kasih sayang (Sulistiyowati, 2016). (Journal of Telenursing
(JOTING) Volume 1, Nomor 2, Desember 2019 e-ISSN: 2684-8988 p-ISSN: 2684-8996
DOI: https://doi.org/10.31539/joting.v1i2.840)

Anda mungkin juga menyukai