Anda di halaman 1dari 8

Jurnal Ilmiah Platax Vol.

7:(2), Juli-Desember 2019 ISSN: 2302-3589

INTENSITAS PREDASI PADA EKOSISTEM MANGROVE DI DAERAH


PERLINDUNGAN LAUT, SULAWESI UTARA
(Predation Intensity in Mangrove Ecosystem in Marine Protected Area, North
Sulawesi)

Tabita S.H. Suyoto1, Farnis B. Boneka3, Nego E. Bataragoa3, Sebastian C. A.


Ferse2, Lawrence J. L. Lumingas3, Markus T. Lasut3, Deiske A. Sumilat3, Edwin
L. A. Ngangi3
1Program Magister Ilmu Perairan, Fakultas Perikanan dan Ilmu Kelautan, Universitas
Sam Ratulangi, Jl. Kampus Unsrat Bahu, Manado 95115 Sulawesi Utara, Indonesia
2Departemen Ekologi, Leibniz Centre for Tropical Marine Research (ZMT),
Fahrenheitstraße 6, 28359 Bremen, Germany
3Staf Pengajar pada Fakultas Perikanan dan Ilmu Kelautan, Universitas Sam Ratulangi,
Jl. Kampus Unsrat Bahu, Manado 95115, Sulawesi Utara, Indonesia
Corresponding Authors: tabitasuyoto@gmail.com

ABSTRACT
This study aims to get an overview of the intensity of predation on mangrove
ecosystem in five marine protected areas (MPA), namely Tumbak, Basaan,
Blongko, Bahoi and Tambun. The research method was carried out by installing
Squidpops bait within one hour and calculating the number of lost bait during the
exposure of baits in high tide. Fish species that migrate in the mangrove area are
obtained through visual census; Mega Bentos is recorded. The result of this study
indicates the intensity of predation in the mangrove ecosystem in the five North
Sulawesi DPLs are varied in each location, which has the possibility of being
influenced by local condition, predatory fish population, the level of disturbance at
observation, method and level of preference for the bait provided.
Keywords: Predation, Predator, Mangrove, Fish Community, Squidpops

ABSTRAK
Penelitian ini bertujuan untuk mendapatkan gambaran intensitas predasi
pada ekosistem mangrove di lima daerah perlindungan laut (DPL), yaitu Tumbak,
Basaan, Blongko, Bahoi dan Tambun. Metode penelitian dilakukan dengan
pemasangan umpan Squidpops dalam waktu 1 jam dan menghitung jumlah
umpan yang hilang selama umpan terpapar pada saat air pasang. Jenis ikan yang
bermigrasi di daerah mangrove diperoleh melalui sensus visual; mega bentos
dicatat. Hasil dari penelitian ini menunjukkan intensitas predasi di ekosistem
mangrove pada 5 DPL Sulawesi Utara bervariasi pada tiap lokasi yang memiliki
kemungkinan dipengaruhi oleh kondisi lokal, populasi ikan predator, tingkat
gangguan saat pengamatan, metode dan tingkat kesukaan pada umpan yang
disediakan.
Kata Kunci: Predasi, Predator-Mangsa, Mangrove, Komunitas Ikan, Squidpops

PENDAHULUAN seleksi alam, perubahan perilaku


organisme dan variasi genetik setiap
Tekanan predasi memiliki
komponen dalam ekosistem (Main,
pengaruh penting bagi komunitas, di
1987; Guidetti, 2006; Chesson dan
antaranya sebagai kontrol terhadap
Kuang, 2008; Nøttestad, 2007; Rilov,
kelimpahan, keragaman spesies,

http://ejournal.unsrat.ac.id/index.php/platax
413
Jurnal Ilmiah Platax Vol. 7:(2), Juli-Desember 2019 ISSN: 2302-3589

2009; Moya-loraño, 2011; Brodeur, et dalamnya (Crawford, et al., 2000; Salm,


al., 2017; Gauff, et al., 2018; Romero, et al., 2000).
2018). Perilaku makan ikan predator Duffy et al., (2015) menemukan
atau sistem predasi merupakan perilaku bahwa dengan menggunakan
kompleks yang terkait erat dengan squidpops (Loligo sp) bisa menjadi
faktor lingkungan dan asupan makanan salah satu cara yang sederhana dan
(Volkoff dan Peter, 2006; Mill, et al., mudah untuk mengetahui intensitas
2007). predasi pada suatu ekosistem serta
Ekosistem mangrove merupakan dapat dilakukan tanpa membunuh
ekosistem yang memiliki banyak fungsi organisme yang diamati. Hal ini telah
penting antara lain sebagai habitat, dilakukan oleh Rodemann dan Brandl
tempat pertumbuhan ikan-ikan dalam (2017) dan Romero (2018). Penelitian
fase juvenile dan atau dalam satu fase ini diharapkan dapat memperoleh
hidup dari beberapa jenis ikan, dan gambaran keadaan intensitas predasi
tempat berlindung serta juga sumber dan intensitas makan ikan di ekosistem
makanan bagi sebagian besar ikan mangrove wilayah DPL) Sulawesi Utara,
(Boneka, 2013, Mumby, et al., 2004; yang pada gilirannya menjadi acuan
Sheaves, 2005; MacDonald, et al., dalam pengelolaan daerah konservasi
2009; Wolanski, et al., 1992; Tse, et al., laut.
2008; Nanjo, et al., 2014). Keadaan METODE PENELITIAN
ekosistem mangrove yang dipengaruhi
Penelitian dilakukan pada
oleh aktivitas pasang surut
ekosistem mangrove di lima DPL
mempengaruhi keberadaan tumbuhan
Sulawesi Utara, yaitu Tumbak, Basaan,
dan juga biota lain yang berasosiasi
Blongko, Bahoi dan Tambun, pada
pada ekosistem ini (Dien, et al., 2016;
bulan Juni-September 2018. Kegiatan
Wantasen, 2013; Puasa, et al., 2018;
sampling dilakukan pada periode air
Pangandaheng, et al., 2018). Dengan
pasang di waktu pagi.
fungsi yang beragam, mangrove
Squidpops merupakan lempengan
menjadi ekosistem yang penting untuk
cumi-cumi kering yang digunakan
dilindungi.
sebagai umpan untuk mengukur
Untuk mengetahui intensitas
intensitas pemangsaan oleh ikan
predasi pada ekosistem laut merupakan
predator. Squidpops dipotong
hal yang sulit karena tidak mudah untuk
membentuk lingkaran dengan
diobservasi secara langsung. Beberapa
menggunakan cork borer. Selanjutnya,
penelitian telah dilakukan dengan
pada bagian tengah umpan diikat
menggunakan simulasi lingkungan
dengan menggunakan tali monofilamen
dengan menempatkan predator dan
yang direkatkan pada ujung garden
mangsanya pada keadaan yang dibuat
stake dengan menggunakan lakban
menyerupai lingkungannya. Hal ini
listrik. Umpan yang terpasang pada
tentunya tidak sepenuhnya
garden stake, ditancapkan pada dasar
menggambarkan keadaan ekosistem
perairan. Sebanyak 25 stakes untuk
yang sebenarnya, karena ekosistem laut
setiap 30 m transek, dengan 4 replikasi
begitu dinamis.
setiap lokasi. Dengan demikian, setiap
DPL merupakan suatu area laut
lokasi dipasang sebanyak 100
yang terdiri dari berbagai habitat yang
squidpops Jumlah squidpops yang
sebagian atau seluruhnya, dikelola dan
hilang dicatat selang 10 dan 30 menit;
dilindungi secara hukum yang bertujuan
dan setelah 60 , seluruh stakes
untuk melindungi dan merehabilitasi
dikumpulkan dan dihitung berapa
area tersebut dan juga ditetapkan dan
banyak umpan yang hilang dan tersisa.
diatur sebagai kawasan “no take zone”
Jumlah yang hilang diasumsikan
yang berarti secara permanen tertutup
sebagai akibat pemangsaan oleh ikan.
untuk eksplorasi sumber daya di
Penggunaan umpan squidpops

http://ejournal.unsrat.ac.id/index.php/platax
414
Jurnal Ilmiah Platax Vol. 7:(2), Juli-Desember 2019 ISSN: 2302-3589

dirancang untuk dapat memberikan data wilayah pantai. Selanjutnya, periode


yang diandalkan dan terstandarisasi makan ikan atau biota yang hidup di
untuk intensitas makan relatif oleh wilayah pantai dipengaruhi oleh irama
predator secara menyeluruh (Duffy et pasang surut (Boneka, 2001). Dalam
al., 2015). Laju intensitas predasi Tabel 2 ditampilkan group family ikan
dihitung dari seberapa banyak umpan berserta kategori makan (feeding
yang hilang per periode waktu categories). Group ikan karnivor utama
pengamatan, dengan rumusan: (termasuk piskivor dan invertivor) yang
𝑼 masuk ke wilayah mangrove pada saar
𝑰𝑷 = air pasang mencakup ikan dari family
𝒕 Apogonidae, Labridae, Carangidae, Hal
Dengan ini sejalan dengan laporan Lokbere et al,
𝐼𝑃: Intensitas Predasi (2019) bahwa pada umumnya ikan-ikan
𝑈: Jumlah umpan yang hilang yang beruaya ke daerah mangrove
𝑡: waktu pengamatan umumnya bersifat karnivor dengan
Ikan di sekitar mangrove dicatat melalui mengkonsumsi polihaetra dan
sensus visual dengan cara snorkelling krustasea. Selain group karnivor,
pada areal 5 x 50 m untuk setiap lokasi mangrove dikunjungi juga oleh
(atau 250m²); lokasi pengamatan ini kelompok makan lainnya seperti
dilakukan pada bagian yang berbatasan herbivor (Pomacanthidae,
dengan ekosistem padang lamun. Ikan Pomacentridae, Acanthuridae),
yang terekam diidentifikasi jenisnya planktivor (Apogonidae) dan lainnya.
Meskipun bukan penghuni ekosistem
melalui gambar dan ditentukan kategori
mangrove, famili Pomacentridae
makan dengan menggunakan Allen et
al., (2015), FishBase dan basis data ditemukan dalam banyak pada area
WoRMS. mangrove di semua lokasi penelitian.

HASIL DAN PEMBAHASAN Intensitas predasi


Hasil pengamatan pada 100
Ikan di mangrove squidpops (umpan) di setiap lokasi
Hasil survey di wilayah mangrove ditunjukkan pada Tabel 2. Dari hasil
berhasil terdentifikasi 90 ikan dari 23 pengamatan jumlah umpan yang hilang
selama periode pengamatan diperoleh
famili, dengan kepadatan 218-478
laju penurunan jumlah umpan yang
individu per 250 m² (Tabel 1). Hal ini
menunjukkan bahwa, ketika air pasang, dalam penelitian ini dijadikan indikator
daerah mangrove diserbu oleh barbagai intensitas predasi pada ekosistem
jenis ikan dalam jumlah yang cukup mangrove. Laju intensitas predasi
ditunjukkan pada Gambar 1.
banyak. Pada umumnya ikan-ikan di
mangrove berasal atau bermigrasi dari Gambar 1 menunjukkan
ekosistem terdekat seperti padang kecenderungan peningkatan intensitas
lamun dan terumbu karang (Krumme, et pemangsaaan selama 60 menit umpan
al., 2008; Rooker dan Dennis, 1991). terekpos. Pada 10 menit pertama di
Ikan-ikan dari famili Gobiidae lokasi Tumbak, Basaan, dan Bahoi tidak
merupakan ikan-ikan yang tetap tinggal mengalami kenaikan berarti. Setelah 30
di ekosistem mangrove meskipun dalam menit peletakan umpan, semua lokasi
keadaan surut (Sayer dan Davenport, menunjukkan kenaikan penting. Lokasi
1991). Blongko, Bahoi dan Tambun
menunjukkan intensitas pemangsa
Hasil penelitian ini menambah
terhadap umpan yang tinggi dengan
dokumentasi dan pustaka yang
mengukuhkan fungsi mangrove sebagai umpan yang hilang berkisar antara 13-
daerah mencari makan (feeding ground) 28 umpan. Dengan kata lain pada 10
bagi sejumlah ikan yang hidup di menit pertama, masih lambat mungkin
ikan predasi masih melakukan orientasi,

http://ejournal.unsrat.ac.id/index.php/platax
415
Jurnal Ilmiah Platax Vol. 7:(2), Juli-Desember 2019 ISSN: 2302-3589

namun pada periode selanjutnya


meningkat secara signifikan.

Tabel 1. Kepadatan ikan (individu/250 m 2) dan kelompok makan. KM: kelompok makan, HE:
herbivor, OM: omnivor, CA: karnivor, CO: koralivor, PL: planktivor, Pi: piskivor, IN:
invertivor
No. Famili KM Tumbak Basaan Blongko Bahoi Tambun
1 Acanthuridae HE 13 4 6
2 Apogonidae PL, IN 69 2 15 86
3 Balistidae OM 2 3 3 11 6
4 Caesionidae PL 10
5 Carangidae IN, CA 2 21
6 Callionymidae IN, PL 2
7 Chaetodontidae PL, CO, IN 2 2 7 11 16
8 Fistulariidae CA 1
9 Gobiidae CA, IN 5 3 1
10 Haemulidae PL 3
11 Hemiramphidae IN 7
12 Labridae IN, Pi, PL 32 61 82 46 48
13 Lutjanidae CA, IN 2 11 6 23
14 Microdesmidae PL 3 4
15 Mullidae IN 3 4 2
16 Nemipteridae CA 35 44 21 102 64
17 Ophichthidae Pi 1 3 1 2
18 Plotosidae CA 74
19 Pomacanthidae HE 12 2 6 13
20 Pomacentridae OM, PL, HE 123 34 56 136 59
21 Scaridae HE 1 1 50 13
22 Terapontidae OM 2
23 Tetraodontidae OM 1 1 1
Jumlah 290 243 218 478 269
Rata-rata 12,61 10,57 9,94 20,78 11,7

Tabel 2. Umpan squipops yang hilang dalam waktu pengamatan 0, 10, 30 dan 60 menit
Waktu Pengamatan
No. Lokasi
T0 T10 T30 T60
1 Tumbak 0 0 3 6
2 Basaan 0 0 6 12
3 Blongko 0 2 13 26
4 Bahoi 0 0 16 38
5 Tambun 0 11 28 52

Pemangsaan terhadap umpan ikan predasi di setiap lokasi dan tingkat


squidpop pada lima lokasi DPL, dengan gangguan pada saat penelitian
perberbedaan terletak pada berlangsung. Seperti ditunjukan pada
intensitasnya. Intensitas predasi Tabel 1 di atas bahwa kepadatan ikan
tertinggi pada lokasi Tambun, disusul pada setiap lokasi cukup bervariasi,
Bahoi dan Blongko. Perbedaan 218-478 ind/250 m² dan memiliki
intentitas pemangsaan kemungkinan rentang rata-rata 9,94-20,78 ikan tiap
dipengaruhi oleh kondisi lokal, populasi famili, lokasi Blongko tertinggi.

http://ejournal.unsrat.ac.id/index.php/platax
416
Jurnal Ilmiah Platax Vol. 7:(2), Juli-Desember 2019 ISSN: 2302-3589

Selanjutnya, hal ini mungkin juga diameter umpan sebedar 1,3 cm sulit
terkait dengan metode, misalnya ketika bagi ikan-ikan kecil (ukuran <10 cm)
kamera kurang berfungsi dengan baik untuk memakan umpan yang diberikan
karena gangguan kekeruhan di perairan (Duffy et al., 2015). Meskipun
tersebut. Namun keterbatasan metode keberadaan ikan berdasarkan kelompok
tidak mengurangi hasil yang makan menunjukan bahwa umpan
menggambarkan interaksi antar squidpops yang diletakan akan memiliki
pemangsa-mangsa di dalam perairan. peluang besar dimakan oleh ikan-ikan
Data pendukung keadaan ekosistem yang ada, hal ini juga bergantung pada
dan juga replikasi umpan yang cukup ukuran tubuh dari ikan-ikan pada
membantu pengukuran yang pada ekosistem tersebut. Dengan ukuran
penelitian ini. Variasi ukuran umpan umpan, kita bisa menyimpulkan bahwa
yang diberikan juga mempengaruhi. umpan-umpan yang hilang pada lokasi
Ukuran diameter umpan yang diberikan pengamatan di ekosistem mangrove,
menentukan ukuran ikan yang dimakan oleh ikan-ikan yang berukuran
memangsa umpan. Dengan ukuran >10 cm.

Laju Intensitas Predasi


Tambun

Blongko

Tumbak
0 0.5 1 1.5 2 2.5 3 3.5

Intensitas predasi berdasarkan waktu pengamatan T0


Intensitas predasi berdasarkan waktu pengamatan T10
Intensitas predasi berdasarkan waktu pengamatan T30
Intensitas predasi berdasarkan waktu pengamatan T60

Gambar 1. Laju intensitas predasi pada 5 lokasi pengamatan

Kelimpahan makanan dan keseimbangan dan semua komponen di


banyaknya keragaman spesis di dalam ekosistem tersebut menunjukkan
ekosistem mangrove (Sheaves, 2005) keadaan yang baik. Hal ini memberi arti
dengan kelompok makan yang sama, juga bahwa keadaan ekosistem
yang juga memiliki keragaman mangrove di lokasi Tambun dan Bahoi
kebiasaan dan perilaku makan sehingga dalam keadaan yang baik.
kompetisi predasi antar spesis tidak
begitu besar (Zagars, et al., 2013; KESIMPULAN
Sheaves, 2005). Kebiasaan makan dan
Mintakat mangrove di DPL di
respon predator terhadap mangsa
Sulawesi Utara masih berfungsi sebagai
dipengaruhi oleh pola distribusi dan
daerah migrasi jenis ikan-ikan pantai
kelimpahan mangsa (Main, 1987), untuk
dengan group makan (feeding
itu keadaan ekosistem sangat
categories) yang bervarisi. Intensitas
mempengaruhi pola predasi di
predasi pada umpan squidpops terjadi di
dalamnya (Hajisamae, et al., 2003;
lima lokasi penelitian yakni DPL
Huxham, et al., 2004; Krumme, et al.,
Tumbak, Basaan, Blongko, Bahoi dan
2008; Beri, et al., 2014). Ekosistem yang
Tambun, menunjukkan intensitas variasi
mempunyai intensitas predasi yang
pula. Perbedaan intensitas
tinggi menunjukkan bahwa keadaan

http://ejournal.unsrat.ac.id/index.php/platax
417
Jurnal Ilmiah Platax Vol. 7:(2), Juli-Desember 2019 ISSN: 2302-3589

pemangsaan terhadap umpan mungkin Crawford, B., Balgos, M., & Pagdilao, C.
dipengaruhi oleh kondisi lokal, populasi R. (2000). Community-based
ikan predator, tingkat gangguan saat marine sanctuaries in the
pengamatan, metode dan tingkat Philippines: a report on focus
kesukaan pada umpan yang disediakan group discussions.
yakni squidpops. Metode dan jenis Chesson, P., & Kuang, J. J. (2008). The
umpan yang digunakan perlu dikaji dan interaction between predation and
dikembangkan dengan inovasi. competition. Nature, 456(7219),
235.
UCAPAN TERIMA KASIH
Dien, A. M., Rembet, U. N., & Wantasen,
Artikel ini adalah bagian dari Tesis A. S. (2016). Profile of Mangrove
pada Program Studi IPA (Aquatic Ecosystem in Bahoi Village North
Science), Fakultas Perikanan dan Ilmu Minahasa Regency. JURNAL
Kelautan, Universitas Sam Ratulangi. ILMIAH PLATAX, 4(1), 1-8.
Penulis menyampaikan terima kasih Duffy, J. E., Ziegler, S. L., Campbell, J.
kepada the Leibniz Centre for Tropical E., Bippus, P. M., & Lefcheck, J. S.
Marine Research (ZMT) Jerman yang (2015). Squidpops: a simple tool to
telah membantu pembiayaan penelitian crowdsource a global map of
ini. marine predation intensity. PloS
one, 10(11), e0142994.
DAFTAR PUSTAKA Froese, R. dan D. Pauly. 2019.
Allen, G., R. Steene, P. Humann dan N. FishBase.
Deloach. 2015. Reef Fish http://www.fishbase.org.
Identification: Tropical Pacific Gauff, R. P., Bejarano, S., Madduppa,
Fishes. Second edition. New H. H., Subhan, B., Dugény, E. M.,
World Publications. Perdana, Y. A., & Ferse, S. C.
Beri, S., Patton, B. W., & Braithwaite, V. (2018). Influence of predation risk
A. (2014). How ecology shapes on the sheltering behaviour of the
prey fish cognition. Behavioural coral-dwelling damselfish,
processes, 109, 190-194. Pomacentrus
moluccensis. Environmental
Boneka, F.B. 2013. Pengantar Ekologi
biology of fishes, 101(4), 639-651.
Laut. Unsrat Press.
Guidetti, P. (2006). Marine reserves
Boneka, F.B. 2001. Feeding period of
reestablish lost predatory
Littoraria scabra (Littorinidae,
interactions and cause community
Prosobranchia) on Bunaken
changes in rocky reefs. Ecological
Island, Indonesia. PMBC special
Applications, 16(3), 963-976.
Publication, 21(1): 269.
ABSTRACT Hajisamae, S., Chou, L. M., & Ibrahim,
S. (2003). Feeding habits and
Boneka, F.B. 1994. Coexistance of
trophic organization of the fish
Littoraria scabra dan L. pallescens
community in shallow waters of an
(gastropoda: Littorinidae) in
impacted tropical
Northtern Sulawesi, Indonesia.
habitat. Estuarine, Coastal and
PMBC Special Publication, 13:
Shelf Science, 58(1), 89-98.
147-151.
Huxham, M., Kimani, E., & Augley, J.
Brodeur, R. D., Smith, B. E., McBride, R.
(2004). Mangrove fish: a
S., Heintz, R., & Farley, E. (2017).
comparison of community
New perspectives on the feeding
structure between forested and
ecology and trophic dynamics of
cleared habitats. Estuarine,
fishes. Environmental Biology of
Coastal and Shelf Science, 60(4),
Fishes, 100(4), 293-297.
637-647.

http://ejournal.unsrat.ac.id/index.php/platax
418
Jurnal Ilmiah Platax Vol. 7:(2), Juli-Desember 2019 ISSN: 2302-3589

Krumme, U., Brenner, M., & Saint-Paul, Effects of mangrove structure on


U. (2008). Spring-neap cycle as a fish distribution patterns and
major driver of temporal variations predation risks. Journal of
in feeding of intertidal fishes: experimental marine biology and
evidence from the sea catfish ecology, 461, 216-225.
Sciades herzbergii (Ariidae) of Nøttestad, L. (2007). Top Predators in
equatorial west Atlantic mangrove Marine Ecosystems. Their Role in
creeks. Journal of Experimental Monitoring and Management. Fish
Marine Biology and and Fisheries, 8(4), 367-368.
Ecology, 367(2), 91-99.
Pangandaheng, R. A., Bataragoa, N. E.,
Lokbere, O., Boneka, F. B. dan Sinjal, C. & Tombokan, J. L. (2018). Fish
2019. Ikan-ikan yang beruaya di Species and Abundance in the
daerah mangrove Tasik Ria, Intertidal Zone around UNSRAT
Mokupa Minahasa (in press). Marine Station, East Likupang
MacDonald, J. A., Shahrestani, S., & District, North Minahasa
Weis, J. S. (2009). Behavior and Regency. JURNAL ILMIAH
space utilization of two common PLATAX, 6(1), 107-116.
fishes within Caribbean Puasa, R. N., Wantasen, A. S., &
mangroves: implications for the Mandagi, S. V. (2018). Mapping of
protective function of mangrove Mangrove Diversity in Kelurahan
habitats. Estuarine, Coastal and Tongkaina, Bunaken Sub-District,
Shelf Science, 84(2), 195-201. Manado. JURNAL ILMIAH
Main, K. L. (1987). Predator avoidance PLATAX, 6(1), 133-141.
in seagrass meadows: prey Rilov, G. (2009). Predator-Prey
behavior, microhabitat selection, interactions of marine invaders.
and cryptic In Biological invasions in marine
coloration. Ecology, 68(1), 170- ecosystems (pp. 261-285).
180. Springer, Berlin, Heidelberg.
Mill, A. C., Pinnegar, J. K., & Polunin, N. Rodemann, J. R., & Brandl, S. J. (2017).
V. C. (2007). Explaining isotope Consumption pressure in coastal
trophic‐step fractionation: why marine environments decreases
herbivorous fish are with latitude and in artificial vs.
different. Functional natural habitats. Marine Ecology
Ecology, 21(6), 1137-1145. Progress Series, 574, 167-179.
Moya-Laraño, J. (2011). Genetic Romero, D. A. O. 2018. Ecological
variation, predator–prey processes as indicators of marine
interactions and food web protected area performance in
structure. Philosophical coral reefs of North Sulawesi,
Transactions of the Royal Society Indonesia. University of Bremen.
B: Biological Sciences, 366(1569), Germany.
1425-1437.
Rooker, J. R., & Dennis, G. D. (1991).
Mumby, P. J., Edwards, A. J., Arias- Diel, lunar and seasonal changes
González, J. E., Lindeman, K. C., in a mangrove fish assemblage off
Blackwell, P. G., Gall, A., ... & southwestern Puerto Rico. Bulletin
Wabnitz, C. C. (2004). Mangroves of Marine Science, 49(3), 684-698.
enhance the biomass of coral reef
Salm, R. V., Salm, R. V., Clark, J. R., &
fish communities in the
Siirila, E. (2000). Marine and
Caribbean. Nature, 427(6974),
coastal protected areas: a guide
533.
for planners and managers. IUCN.
Nanjo, K., Kohno, H., Nakamura, Y.,
Horinouchi, M., & Sano, M. (2014).

http://ejournal.unsrat.ac.id/index.php/platax
419
Jurnal Ilmiah Platax Vol. 7:(2), Juli-Desember 2019 ISSN: 2302-3589

Sayer, M. D. J., & Davenport, J. (1991). Basaan I, South East District


Amphibious fish: why do they Minahasa. JURNAL ILMIAH
leave water?. Reviews in Fish PLATAX, 1(4), 204-209.
Biology and Fisheries, 1(2), 159- Wolanski, E., Mazda, Y., & Ridd, P.
181. (1992). Mangrove
Sheaves, M. (2005). Nature and hydrodynamics. Tropical
consequences of biological Mangrove Ecosystems. Coastal
connectivity in mangrove and Estuarine Studies, 41.
systems. Marine Ecology Progress WoRMS. 2019. World Register of
Series, 302, 293-305. Marine Species. Available from
Tse, P., Nip, T. H. M., & Wong, C. K. http://www.marinespecies.org at
(2008). Nursery function of VLIZ. Accessed 2019-05-08.
mangrove: A comparison with doi:10.14284/170.
mudflat in terms of fish species Zagars, M., Ikejima, K., Kasai, A., Arai,
composition and fish N., & Tongnunui, P. (2013).
diet. Estuarine, Coastal and Shelf Trophic characteristics of a
Science, 80(2), 235-242. mangrove fish community in
Volkoff, H., & Peter, R. E. (2006). Southwest Thailand: Important
Feeding behavior of fish and its mangrove contribution and
control. Zebrafish, 3(2), 131-140. intraspecies feeding
variability. Estuarine, Coastal and
Wantasen, A. S. (2013). Conditions of
Shelf Science, 119, 145-152.
Substrate and Water Quality
Supporting Activites as A Growth
Factor in Mangrove at Coastal

http://ejournal.unsrat.ac.id/index.php/platax
420

Anda mungkin juga menyukai