Jelajahi eBook
Kategori
Jelajahi Buku audio
Kategori
Jelajahi Majalah
Kategori
Jelajahi Dokumen
Kategori
Dosen Pengampu :
Oleh :
Kelompok 1
JURUSAN AKUNTANSI
FAKULTAS EKONOMI
UNIVERSITAS ANDALAS
PENDAHULUAN
A. Latar Belakang
Activity Based Costing (ABC) merupakan metode pembebanan aktivitas-aktivitas
berdasarkan besarnya pemakaian sumber daya, dan membebankan biaya pada objek biaya,
seperti produk atau pelanggan, berdasarkan besarnya aktivitas, serta untuk mengukur biaya dan
kinerja dari aktivitas yang terkait dengan proses dan objek biaya.
ABC adalah sistem informasi tentang pekerjaan atau kegiatan yang mengkonsumsi sumber
daya dan menghasilkan nilai bagi konsumen. Pengertian lain ABC adalah suatu informasi yang
dapat menyajikan secara akurat dan tepat waktu mnegenai pekerjaan atau aktvitas yang
mengkonsumsi sumber biaya aktivitas untuk mencapai tujuan pekerjaan produk dan pelanggan.
ABC adalah sistem dengan tujuan untuk mengukur harga pokok produk melalui aktivitas-
aktivitas. Biaya-biaya diukur dari aktivitas ke produk berdasarkan permintaan setiap produk
terhadap aktivitas selama proses produksi, sehingga biaya yang timbul masing-masing jenis
produk akan terlihat lebih jelas. Sistem tersebut menerapkan sistem akuntansi aktivitas untuk
menghasilkan perhitungan harga pokok produk yang lebih akurat.
Sstem ABC belum tentu cocok diterapkan untuk semua perusahaan karena bergantung pada
beberapa ciri-ciri yang menentukan cocok atau tidaknya suatu perusahaan menggunakan ABC.
B. Rumusan Masalah
1. Apa yang dimaksud dengan ABC (Activity Based Costing)?
2. Apa saja tingkatan ABC?
3. Bagaimana pembebanan biaya overhead pada ABC?
4. Bagaimana Sistem Activity Based Costing pada Perusahaan Jasa dan perbedaannya
dengan Perusahaan Manufaktur
5. Apa saja klaim dan kritik tehadap ABC?
6. Bagaimana perbedaan Sistem Kalkulasi Biaya Tradisional dengan Sistem ABC
7. Bagaimna langkah –langkah penyusunan Sistem ABC
8. Bagaimana kriteria penerapan Activity Based Costing Pada Perusahaan
9. Bagaimana tanggapan terhadap salah satu kasus tentang ABC?
C. Tujuan Penulisan
1. Untuk mengetahui apa yang dimaksud dengan ABC (Activity Based Costing)?
2. Untuk mengetahui saja tingkatan ABC?
3. Untuk mengetahui pembebanan biaya overhead pada ABC?
4. Untuk mengetahui Sistem Activity Based Costing pada Perusahaan Jasa dan
perbedaannya dengan Perusahaan Manufaktur
5. Untuk mengetahui saja klaim dan kritik tehadap ABC?
6. Untuk mengetahui perbedaan Sistem Kalkulasi Biaya Tradisional dengan Sistem
ABC
7. Untuk mengetahui langkah –langkah penyusunan Sistem ABC
8. Untuk mengetahui tanggapan terhadap salah satu kasus tentang ABC?
PEMBAHASAN
4. Sistem Activity Based Costing pada Perusahaan Jasa dan perbedaannya dengan
Perusahaan Manufaktur
Sistem Activity Based Costing pada awalnya diterapkan pada perusahaan manufaktur. Untuk
pertama kalinya perusahaan jasa dan perusahaan dagang serta organisasi sektor public dan
organisasi nirlaba dapat memanfaatkan sistem informasi biaya yang sangat bermanfaat untuk
mengurangi biaya dan penentuan secara akurat harga pokok produk/jasa.
Sistem ABC tidak hanya berfokus ke perhitungan harga pokok produk/jasa, namun mencakup
perspektif yang lebih luas, yaitu pengurangan biaya melalui pengelolaan aktivitas. Perusahaan
manufaktur, jasa, dan dagang serta organisasi sektor publik dan organisasi nirlaba
berkepentingan untuk mengurangi biaya dalam pengelolaan aktivitas, sehingga perusahaan dan
organisasi tersebut membutuhkan sistem informasi biaya yang mampu menyediakan informasi
berlimpah tentang aktivitas.
Namun, ada beberapa perbedaan dasar antara perusahaan jasa dan manufaktur.
• Kegiatan dalam perusahaan manufaktur cenderung menjadi jenis yang sama dan
dilaksanakan dengan cara yang serupa. Hal ini berbeda untuk perusahaan jasa.
• Perbedaan dasar lainnya antara perusahan jasa dan manufaktur adalah pendefinisian
keluaran. Untuk perusahaan manufaktur, keluaran mudah ditentukan (produk-produk
nyata yang di produksi), tetapi untuk perusahaan jasa, pendefinisian keluaran lebih
sulit. Keluaran untuk perusahaan jasa kurang nyata. Keluaran harus didefinisikan
sehingga keluaran dapat dihitung harganya.
Ada beberapa perbedaan dasar antara perusahaan jasa dan manufaktur. Kegiatan dalam
perusahaan manufaktur cenderung menjadi jenis yang sama dan dilaksanakan dengan cara yang
serupa. Hal ini berbeda untuk perusahaan jasa. Untuk menjawab permasalahan di atas, Activity
Based Costing benar-benar dapat digunakan pada perusahaan jasa, setidak-tidaknya pada
beberapa perusahaan.
Yang perlu diperhatikan dalam menerapakan Activity Based Costing pada perusahaan jasa
adalah:
1. Identifying and Costing Activities
Mengidentifikasi dan menghargai aktivitasdapat membuka beberapa kesempatan
untukpengoperasian yang efisien.
2. Special Challenger
Perbedaan antara perusahaan jasa dan perusahaan manufakturakan memiliki
permasalahan-permasalahan yang serupa. Permasalahan itu seperti sulitnya
mengalokasikan biaya ke aktivitas.Selain itu jasa tidak dapat menjadi suatu
persediaan, karena kapasitas yang ada namun tidak dapat digunakan menimbulkan
biayayang tidak dapat dihindari.
3. Output Diversity
Perusahaan jasa juga memiliki kesulitan-kesulitan dalam mengidentifikasi output
yang ada. Pada perusahaan jasa,diversity yang menggambarkan aktivitas-aktivitas
pendukung pada hal-hal yang berbeda mungkin sulit untuk dijelaskan atau
ditentukan
Dilihat dari uraian diatas dijelaskan bahwa ABC tidak hanya memiliki keunggulan tapi juga
beberapa kritik/kelemahan. Tapi secara umum dapat disimpulkan bahwa sistem ABC banyak
digunakan untuk mengelola biaya-biaya produk agar lebih akurat lagi, serta membantu mengolah
aktivitas-aktivitas yang penting bagi produksi. Dan ABC juga dapat mengefisiensikan biaya-
biaya yang dikeluarkan sesuai dengan aktivitas yang terkait.
2. Bila mungkin, menelusuri biaya overhead secara langsung ke aktivitas dan objek biaya.
Contohnya biaya overhead yang bisa langsung ditelusuri ke objek biaya, misalnya upah
tenaga kerja tidak langsung, gaji administrasi.
3. Membebankan biaya ke pul biaya aktivitas.
4. Menghitung tarif aktivitas, yang dihitung dengan cara membagi total biaya untuk masing-
masing aktivitas dengan total aktivitasnya.
5. Membebankan biaya ke objek biaya dengan menggunakan tarif aktivitas dan ukuran
aktivitas.
6. Pembebanan Biaya Overhead Pabrik Berdasarkan ABC
Metode activity based costing memerlukan dua tahap untuk membebankan biaya overhead
pabrik, seperti yang dinyatakan dalam gambar dibawah ini:
Pembebanan tahap 1 yaitu biaya overhead dibebankan pada aktivitasaktivitas dan bukan pada
unit organisasi. Ada lima langkah yang perlu dilakukan,yaitu:
• Mengidentifikasi aktivitas
• Menentukan biaya yang terkait dengan masing-masing aktivitas
• Mengelompokkan aktivitas yang seragam menjadi satu
• Menggabungkan biaya dari aktivitas-aktivitas yang dikelompokkan
• Menghitung tarif per kelompok aktivitas
Pembebanan tahap 2 adalah biaya overhead masing-masing kelompok aktivitas dibebankan ke
masing-masing produk untuk menentukan harga pokok per unit produk. Langkah yang dilakukan
adalah dengan menggunakan tarif yang dihitung pada tahap pertama dan mengukur berapa
jumlah konsumsi masing-masing produk.
Overhead yang dibebankan = Tarif kelompok x Jumlah konsumsi tiap produk
Selain hal-hal di atas, sebelum mengambil keputusan terkait penggunaan sistem ABC, juga harus
dipertimbangkan beberapa indikator berikut, yaitu :
1. Manajer tidak sepenuhnya yakin dengan informasi biaya produk yang dihasilkan
2. Beberapa produk menunjukkan adanya perolehan keuntungan meskipun dijual pada
harga pasarnya
3. Adanya peningkatan pada penjualan namun terdapat penurunan pada laba perusahaan
4. Persentase biaya overhead yang tinggi dan cenderung meningkat
5. Persentase biaya tenaga kerja langsung yang rendah
Jika di dalam perusahaan ditemui indikator-indikator tersebut, hal tersebut menunjukkan bahwa
adanya kebutuhan akan sistem costing yang baru—sistem costing yang memiliki “cost of errors”
yang rendah.
Untuk menilai apakah implementasi sistem ABC akan sesuai dengan perusahaan, maka selain 10
faktor yang diungkapkan Estrin et al (1994), juga harus dipertimbangkan faktor-faktor lain secara
komprehensif sehingga keputusan nantinya tidak akan keliru. Berikut kesimpulan akhir dari
beberapa penelitian :
• Perusahaan dengan persentase biaya tenaga kerja langsung yang rendah sebaiknya beralih
ke sistem ABC.
• Perusahaan dengan persentase biaya tidak langsung yang besar seharusnya menggunakan
sistem ABC.(Estrin, Kantor, & Albers, 1994; Siby et al., 2018)
PENUTUP
Kesimpulan
Sistem ABC yang menghasilkan estimasi biaya yang lebih akurat tidak mungkin
diimplementasikan jika tidak ada kebutuhan manajemen akan informasi biaya yang lebih baik.
Dengan kata lain, perlu mempertimbangkan kebutuhan manajemen itu sendiri.
Apakah ABC cocok untuk perusahaan Anda? Saat ini, kita tahu bahwa aktivitas berdasarkan
sistem biaya memberikan biaya overheadke produk atau jasa produk yang menggunakan proses
dua tahap, yang berfokus padakegiatan. ABC adalah topik yang relatif baru dan sangat penting
dalam akuntansi manajerial. ABC memungkinkan kita untuk menemukan cara yang kita bisa
menentukan profitabilitas setiap produk, profitabilitas setiap pelanggan dilayani, dan
profitabilitas proses. Secara singkat, pertama yang membandingkan potensi keuntungan dari
ABC dibandingkan metode biaya tradisional. Yang kedua yang bagaimana penggunaan
manajemen informasi ABC dalam keputusan,yang terdiri dari bobot dan menggabungkan bobot
dari sepuluh faktor.
Daftar Pustaka
Estrin, T., Kantor, J., & Albers, D. (1994). Is ABC suitable for your company? Strategic Finance,
75(10), 40.
Siby, S. E., Ilat, V., & Kalalo, M. Y. (2018). PENERAPAN ACTIVITY BASED COSTING
SYSTEM DALAM MENENTUKAN HARGA POKOK KAMAR HOTEL (STUDI
PADA HOTEL GREEN EDEN MANADO). Going Concern: Jurnal Riset Akuntansi,
13(02).