Mitra Uas
Mitra Uas
OLEH
MITRA
C1G118039 (A)
KENDARI
2021
HASIL REVIEW MENDEMOKRATISASIKAN KESEJAHTERAAN : MENGELOLA
AKSES, STRATEGI, DAN KAPASITAS KONTROL PUBLIK
Ada dua hal utama agar demokrasi dapat berjalan dengan baik dan memberi dampak bagi
kesejahteraan, yakni kebebasan dan penegakan hukum. Dua hal ini harus berjalan beriringan, di
mana kebebasan harus dipayungi oleh supremasi hukum. Penegakan hukum harus menjadi
panglima dan jangan pernah pandang bulu.
Seiring berakhirnya kekuasaan Orde Baru pada 1998, era Demokrasi Pancasila pun
meredup dan Indonesia memasuki era reformasi. Rakyat yang selama ini sulit untuk
mengemukakan pendapat dan berkumpul semakin berani mengekspresikan perasaan mereka.
Partai politik, yang pada era Orde Baru hanya dua ditambah satu golongan, pun kembali
bermunculan. Namun, keruntuhan Orde Baru hanya melahirkan euforia kebebasan (freedom),
tanpa ada konsep yang jelas ke arah mana demokrasi akan dibawa dalam rangka mewujudkan
kesejahteraan dan keadilan sosial.
Peningkatan kualitas demokrasi yang bisa mewujudkan kesejahteraan rakyat juga tidak
terlepas dari perbaikan sistem dan institusi politik agar bisa melahirkan pemimpin-pemimpin
yang benar-benar peduli terhadap kepentingan rakyat dan bisa menciptakan keadilan sosial.
Sistem pemilu harus bisa memberikan kesempatan yang besar kepada anak bangsa yang
memiliki visi, misi, dan konsep membangun bangsa, bukan kepada orang-orang yang sekadar
memiliki popularitas dan “isi tas”. Penguasaan segelintir elite yang memiliki kekuasaan dan
kekuatan finansial membuat demokrasi di internal partai mandek. Agar tidak dikuasai orang-
orang tertentu, secara institusi partai politik harus memiliki dana yang memadai. Selain melalui
iuran anggota, bantuan anggaran dari negara juga bisa menjadi solusi dalam upaya partai
melahirkan pemimpin-pemimpin yang mumpuni. Meski demikian, partai juga dituntut untuk
bertanggung jawab dalam setiap penggunaan uang negara tersebut. Pendidikan dan seleksi
kepemimpinan di internal partai politik harus dilakukan dengan baik dan menerapkan prinsip-
prinsip demokrasi. Jangan sampai partai mengusung calon-calon pemimpin di semua tingkatan
dan lembaga hanya karena memiliki “darah biru” politik atau kekuatan finansial yang besar
dengan mengabaikan kompetensi dan rekam jejak.