Anda di halaman 1dari 21

KONSEP EPIDEMIOLOGI

Disusun Oleh :

Elsa Oktaviani 06151181823048


Jiwanti anjas witri 06151181823008
Norsyaidina Rohus 06151181823044
Ricky Syaputra 06151281823042

Dosen Pengampu :

Dr. Azizah Husin, M.Pd

Ardi Saputra, S.Pd,. M.Sc

PENDIDIKAN MASYARAKAT

FAKULTAS KEGURUAN DAN ILMU PENDIDIKAN

UNIVERSITAS SRIWIJAYA

2021
DAFTAR ISI

DAFTAR ISI..........................................................................................................................i

KATA PENGANTAR..........................................................................................................ii

BAB 1.....................................................................................................................................1

PENDAHULUAN.................................................................................................................1

1.1 Latar Belakang..........................................................................................................1

2.2 Rumusan Masalah.....................................................................................................1

2.3 Tujuan........................................................................................................................2

BAB 2.....................................................................................................................................3

PEMBAHASAN...................................................................................................................3

2.1 Dasar Epidemiologi...................................................................................................3

2.2 Konsep Dasar Timbulnya Penyakit.........................................................................7

2.3 Perkembangan Epidemiologi.................................................................................12

2.4 Ukuran Status Kesehatan dalam Epidemiologi...................................................12

2.5 Penelitian Epidemiologi..........................................................................................13

BAB 3...................................................................................................................................17

PENUTUP...........................................................................................................................17

3.1 Kesimpulan..............................................................................................................17

DAFTAR PUSTAKA.........................................................................................................18

i
KATA PENGANTAR

Puji syukur kami panjatkan kehadirat Allah SWT atas limpahan rahmat dan
karunianya kami dapat menyelesaikan makalah yang berjudul ”Konsep Epidemiologi”.

Kami juga mengucapkan terimakasih yang sebesar-besarnya kepada dosen mata


kuliah Kesehatan Masyarakat yang sudah memberikan kepercayaan kepada kami untuk
menyelesaikan tugas ini.

Kami sangat berharap makalah ini dapat bermanfaat dalam rangka menambah
pengetahuan juga wawasan menyangkut hakikat manusia sebagai makhluk Pendidikan.

Kami pun menyadari bahwa di dalam makalah ini masih terdapat banyak kekurangan
dan jauh dari kata sempurna. Oleh sebab itu, kami mengharapkan adanya kritik dan saran
demi perbaikan makalah yang akan kami buat di masa yang akan datang, mengingat tidak ada
sesuatu yang sempurna tanpa saran yang membangun.

Mudah-mudahan makalah sederhana ini dapat dipahami oleh semua orang khususnya
bagi para pembaca. Kami mohon maaf yang sebesar-besarnya jika terdapat kata-kata yang
kurang berkenan.

Indralaya, 11 Februari 2021

Kelompok 4

ii
BAB 1

PENDAHULUAN

1.1 Latar Belakang

Kesehatan telah menjadi kebutuhan utama bagi setiap manusia didunia


dalam menjalankan aktivitas hidup. Berdasarkan pengertiannya keadaan sehat
merupakan kondisi dimana seorang, sejahtera secara fisik, mental dan sosial yang
memungkinkan hidup produktif secara sosial dan ekonomi. Artinya apabila salah
satu dari ketiga unsur tersebut tidak dalam kondisi yang baik maka akan timbul
suatu masalah atau gangguan kesehatan. Hal ini merugikan penderita karena akan
menurunkan produktivitas terhadap kehidupan pribadi dan negaranya. Dengan
demikian, perlu adanya suatu usaha-usaha untuk meningkatkan derajat kesehatan.

Menanggapi hal tersebut, Hippocrates (460-377 SM) muncul sebagai Bapak


kedokteran yang menangani kasus kejadian sakit yang menitik beratkan pada kuratif
atau metode pengobatan dan penyembuhan. Penyembuhan ini dilakukan setelah
terjadi insiden sakit. Akan tetapi setelah perkembangan zaman, penyembuhan
melalui bidang kedokteran saja tidak cukup berhasil dalam menyelesaikan masalah
kesehatan di masyarakat. Setelah itu muncullah metode preventif yang
mengedepankan upaya-upaya pencegahan penyakit. Hal ini dilakukan berdasarkan
ilmu Epidemiologi atau ilmu mengenai distribusi, frekuensi dan determinan masalah
kesehatan yang terjadi di masyarakat serta aplikasinya dalam memecahkan masalah
kesehatan masyarakat.

Bidang epidemiologi lebih fokus pada pencegahan dan pengendalian penyakit bukan
pada teknik pengobatan sekunder dan tersier yang ada dalam ilmu pengobatan
tradisional.

2.2 Rumusan Masalah

Berdasarkan latar belakang tersebut maka diperoleh rumusan masalah sebagai


berikut:
1. Apa dasar epidemilogi?

1
2. Bagaimana konsep dasar timbulnya penyakit?
3. Bagaimana perkembangan epidemiologi?
4. Apa ukuran status kesehatan dalam epidemiologi?
5. Bagaimana penelitian epidemiologi?

2.3 Tujuan

Dari rumusan masalah maka diperoleh tujuan penulisan sebagai berikut :


1. Mengetahui dan memahami apa dasar epidemilogi
2. Mengetahui dan memahami bagaimana konsep dasar timbulnya penyakit
3. Mengetahui dan memahami bagaimana perkembangan epidemiologi
4. Mengetahui dan memahami apa ukuran status kesehatan dalam epidemiologi
5. Mengetahui dan memahami bagaimana penelitian epidemiologi

2
BAB 2

PEMBAHASAN

2.1 Dasar Epidemiologi

A. Pengertian Epidemiologi

Epidemiologi berasal dari Bahasa Yunani, yaitu epi atau upon yang berarti “
pada” atau “tentang” , demos= people yang berarti penduduk, dan logia=
knowledge yang berarti ilmu. Sehingga epidemiologi dapat diartikan sebagai ilmu
yang mempelajari kejadian/ kasus yang terjadi pada peduduk atau masyarakat.

Pada awal perkembangan epidemiologi mempunyai pengertian yang sempit


dianggap sebatas ilmu tetang epidemic. Dalam perkembangan selanjutnya, hingga
dewasa ini epidemiologi dapat diartikan sebagai ilmu tentag distribusi
(penyebaran) dan determinan (faktor penentu) masalah kesehatan masyarakat yang
bertujuan untuk membuat perencanaan dan pengambilan keputusan dalam
menanggulangi masalah kesehatan. Sehingga epidemiologi tidak hanya
mempelajari penyakit dan epideminya saja tetapi juga menyangkut masalah
kesehatan secara keseluruhan.

Epidemiologi didefinisikan dengan berbagai cara. Salah satu definisinya


adalah ilmu yang mempelajari tentag alat, penyebab, pengendalian, dan faktor yang
mempengaruhi frekuensi dan distribusi penyakit, kecacatan dan kematian dalam
populasi manusia. Epidemiologi juga meliputi pemberian ciri pada distribusi status
kesehatan, penyakit atau masalah kesehatan masyarakat lainnya berdasarkan usia,
jenis kelamin, ras, geografi, agama, pendidikan, pekerjaan, perilaku, waktu,
tempat, orang, dan sebagainya.

Karakteristik ini dilakukann guna mejelaskan distribusi suatu penyakit atau


masalah yang terkait dengan kesehatan jika dihubungkan dengan faktor penyebab.

3
Epidemiologi berguna untuk mengkaji dan menjelaskan dampak dari tindakan
pengendalian kesehatan masyarakat, program pencegahan, intervensi klinis dan
pelayanan kesehatan terhadap penyakit atau mengkaji dan menjelaskan faktor lain
yang berdampak pada status kesehaatan penduduk. Epidemiologi penyakit juga
dapat menyertakan deskripdi keberadaannya didalam populasi dan faktor yang
mengendalikan ada atau tidaknya penyakit tersebut.

Selain berfokus pada tipe dan keluasan cedera, kondisi atau penyakit yang
menimpa suatu kelompok atau populasi, epidemiologi juga menangani faktor
resiko yang dapat menangani dampak, pengaruh, pemicu dan efek pada distribusi
penyaki, cacat/defek, ketidakmampuan dan kematian,. Sebagai metode ilmiah
epidemiologi digunakan untuk mengkaji pola kejadian yang mempengaruhi faktor
diatas.

1. Tujuan Epidemiologi

Menurut Liliendfeld, ada tiga tujuan umum studi epidemiologi yang sudah
diperbaharui yaitu:

a. Untuk menjelaskan etiologi ( studi tentang penyebab penyakit) satu penyakit


atau sekelompok penyakit, kondisi, gangguan, defek, ketidakmampuan,
sindrom atau kematian melalui analisis terhadap data medis dan epidemologi
dengan menggunakan manajemen informasi sekaligus informasi yang berasal
dari setiap bidang atau disiplin ilmu yang tepat, termasuk ilmu sosial/ perilaku.
b. Untuk menentukan apakah data epidemiologi yang ada memang konsisten
dengan hipotesis yang diajukan dan dengan ilmu pengetahuan, ilmu perilaku
dan ilmu biomedis yang terbaru.
c. Untuk memberikan dasar bagi pengembangan langkah pengendalian dan
prosedur pencegahan bagi kelompok dan populasi yang berisiko dan untuk
mengembangkan langkah dan kegiatan kesehatan masyarakat yang diperlukan
yang kesemuanya itu akan digunakan untuk mengevaluasi keberhasilan
langkah, kegiatan dan program intervensi.

2. Ruang Lingkup Epidemiologi

4
Dalam sejarahnya, epidemiologi dikembangkan dengan menggunakan epidemic
penyakit menular sebagai suatu model studi. Landasan epidemologi masih
berpegang pada model penyakit, metode dan pendekatannya. Dahulu banyak
metode dan pendekatan epidemologi yang dikembangkan seiring dengan pencarian
terhadap penyebab terjadinya berbagai penyakit menular dan epidemic yang sangat
menghancurkan yang ada pada waktu itu. Pengetahuan dan pedekatan yang
digunakan pada awal perkembangan ilmu epidemiologi ternyata masih berguna
untuk ahli epidemiologi di masa modern ini.

Dewasa ini, epidemiologi sudah terbukti efektif dalam mengembangkan


hubungan sebab akibat pada kondisi noninfeksius seperti penyalagunaan obat,
bunuh diri, kecelakaan lalu lintas, keracunan zat kimia, kanker dan penyakit
jantung. Area epidemiologi penyakit kronis dan penyakit perilaku merupakan
cabang ilmu epidemiologi yang paling cepat berkembang. Sebagai metode
investigasi, epidemiologi merupakan landasan bidang kesehatan masyarakat
pengobatan dan pencegahan. Epidemiologi digunakan untuk menentukan
kebutuhan akan program pengendalian penyakit, untuk mengembangkan program
pencegahan dan kegiatan perencanaan layanan kesehatan, serta untuk menetapkan
pola penyakit endemik, epidemik, dan pandemik.

Berikut ini terdapat beberapa ruang lingkup epidemiologi, terdiri atas:

a. Masalah kesehatan sebagai subjek dan objek epidemiologi


b. Epidemologi tidak hanya sekedar mempelajari masalah-masalah penyakit-
penyakit saja, tetapi juga mencakup masalah kesehatan yang sangat luas
ditemukan di masyarakat. Diantaranya masalah keluarga berencana, masalah
kesehatan lingkungan, pengadaan tenaga kesehatan, pengadaan sarana
kesehatan, dan sebagainya. Dengan demikian, subjek dan objek epidemologi
berkaitan dengan masalah kesehatan secara keseluruhan.
c. Masalah kesehatan pada sekelompok manusia
d. Pekerjaan epidemiologi dalam mempelajari masalah kesehatan, akan
memanfaatkan data dari hasil pengkajian terhadap sekelompok manusia,
apakah itu menyangkut masalah penyakit, keluarga berencana atau kesehatan

5
lingkungan, setelah di analisis dan di ketahui penyebab di lingkungan upaya-
upaya penanggulangan sebagai tindak lanjutannya.
e. Pemanfaatan data tentang frekuensi dan penyebaran masalah kesehatan dalam
merumuskan penyebab timbulnya suatu masalah kesehatan
f. Pekerjaan epidemiologi akan dapat mengetahui banyak hal tentang masalah
kesehatan dan penyebab dari masalah tersebut dengan cara menganalisis data
tentang frekuensi dan penyebaran masalah kesehatan yang terjadi pada
sekelompok manusia atau masyarakat. Dengan memanfaatkan perbedaan yang
kemudia diuji dilakukan kemudian dilakukan uji statistic, maka dpat
dirumuskan penyebab timbulnya masalah kesehatan.
3. Manfaat Epidemiologi
Bidang kesehatan masyarakat telah membuktikan bahwa epidemiologi memang
sangat membantu dari segi pelaksanaan misi, tujuan dan kegiatannya di dalam
melindungi kesehatan populasi maupun kelompok masyarakat. Berikut manfaat
epidemiologi yaitu sebagai berikut:
a. Untuk mempelajari riwayat penyakit
1) Epidemiologi mempelajari tren penyakit untuk memprediksikan tren
penyakit yang mungkin akan terjadi
2) Hasil penelitian epidemiologi dapat digunakan dalam perencanaan pelayanan
kesehatan dan kesehatan masyarakat.
b. Diagnosis masyarakat
Penyakit, kondisi, cedera, gangguan, ketidakmampuan, defek/cacat, apa yang
menyebabkan kesakitan, masalah kesehatan atau kematian didalam suatu
komunitas atau wilayah.
c. Mengkaji risiko yang ada pada setiap individu karena mereka mereka dapat
mempengaruhi kelompok maupun populasi
1) Faktor risiko, masalah dan perilaku yang dapat mempengaruhi kelompok
atau populasi.
2) Setiap kelompok dikaji dengan melakukan pengkajian terhadap faktor risiko
dan menggunakan teknik pemeriksaan kesehatan, missal risiko kesehatan,
pemeriksaan skrining kesehatan, tes kesehatan, pengkajian penyakit dan
sebagainya.
d. Pengkajian, evaluasi dan penelitian

6
1) Sebaik apa pelayanan kesehatan masyarakat dalam mengatasi masalah dan
memenuhi kebutuhan populasi atau kelompok.
2) Untuk mengkaji keefektifan, efisiensi, kualitas, kuantitas, akses,
ketersediaan layanan untuk mengobati, mengendalikan atau mencegah
penyakit, cedera, ketidakmampuan, atau kematian.
e. Melengkapi gambaran klinis
1) Proses identifikasi dan diagnosis untuk menetapkan bahwa suatu kondisi
memang ada atau bahwa seseorang memang menderita penyakit tertentu.
2) Menentukan hubungan sebab akibat, misal: radang tenggorokan dapat
menyebabkan demam rematik.
f. Identifikasi sindroma
Membantu menyusun dan menetapkan kriteria untuk mendefinisikan sindrom,
misalnya : sindrom down, fetal alcohol, kematian mendadak pada bayi, dan
sebagainya.
g. Menentukan penyebab dan sumber penyakit
Temuan epidemiologi memungkinkan dilakukannya pengendalian, pencegahan
dan pemusnahan penyebab penyakit, kondisi, cedera, ketidakmampuan atau
kematian.

2. 2 Konsep Dasar Timbulnya Penyakit

A. Konsep Sehat Sakit

1. Konsep sehat
Sehat adalah keadaan relative seimbang antara tubuh dan fungsinya
sebagai hasil dari penyesuaian yang dinamis terhadap suatu hal yang dapat
mengganggunya. Sehat bukan hanya merupakan keterkaitan pasif antara tubuh
dengan suatu hal yang mempengaruhinya, namun merupakan respon aktif
tubuh untuk menghadapinya( W.H. Perkins, 1983).
WHO menyebutkan sehat adalah a state of complete physica, mental, and
social well being and not merely the absence of illness or indemnity ( suatu
keadaan yang sempurna atau lengkap yang meliputi kesejahteraan fisik,
mental dan sosial tidak hanya bebas dari penyakit atau kelemahan) (Mukono,
2006). Sebagai konsekuensi dari konsep WHO (1947) mengatakan manusia

7
sehat adalah tidak sakit, tidak cacat, tidak lemah, bahagia secara rohani,
sejahtera sosial dan sehat secara jasmani
Sehat adalah aktualisasi (perwujudan yang diperoleh individu melalui
kepuasan dalam berhubungan dengan orang lain, perilaku yang sesuai dengan
tujuan, perawatan diri yang kompeten. Sedangkan penyesuaian diperlukan
untuk mempertahankan stabilitas dan integritas sosial ( Peder, 1982).

Sehat adalah keadaan sejahtera dari badan, jiwa dan sosial yang
memungkinkan setiap orang hidup produktif secara sosial dan ekonomis (UU
No.23 tahun 1992 tentang kesehatan). Sehat adalah suatu kondisi seimbang
antara status kesehatan biologis, psikologis, sosial dan spiritual yang
memungkinkan orang tersebut hidup secara mandiri dan produktif (Zaid Ali,
1999). Sehat adalah keadaan sehat, baik secara fisik, mental, spiritual maupun
sosial yang memungkinkan setiap orang untuk hidup produktif secara sosial
dan ekonomis ( UU No. 36 tahun 2009).

2. Konsep sakit

Sakit adalah gangguan dalam fungsi normal individu sebagai totalitas


termasuk keadaan organisme sebagai sitem biologis dan penyesuaian sosialnya
(Parsosr, 1972). Sakit adalah ketidakseimbangan dari kondisi normal tubuh
manusia diantyara system biaologis dan kondisi penyesuaian (Bauman, 1985).
Sakit dalam bahasa inggris diartuikan menjadi 2 yaitu illness dan disease
perbedaan kedua istilah ini adalah:

Illness, meliputi :

a) Konsepnya abstrak
b) Sifatnya subjektif
c) Akibat mekanisme koping (pertahanan) tidak kuat.

Desease, meliputi:

a) Suatu kondisi yang patologis


b) Terdapat sign/ tanda dan symptom/ gejala.

8
Sakit adalah suatu keadaan yang mengganggu kesemimbangan status
kesehatan biologis, psikologis, sosial dan spiritual yang mengakibatkan
gangguan fungsi tubuh (Zaidi Ali, 1998). Dan menurut Mukono (2006) sakit
adalah suatu keadaan yang memperlihatkan adanya keluhan dan gejala sakit
secara subjektif dan objektif sehingga penderita tersebut memerlukan
pengobatan untuk mengembalikan keadaan sehat.

B. Segitiga Epidemiologi
Dalam pandangan epidemiologi klasik dikenal “segitiga epidemiologi” yang
digunakan untuk menganalisis terjadinya penyakit. Segitiga ini terdiri dari atas
pejamu, agen, dan lingkungan. konsep ini bermula dari upaya untuk menjelaskan
proses timbulnya penyakit menular dengan unsur-unsur mikrobiologi yang
infeksius sebagai agen, namun selanjutnya dapat pula digunakan untuk
menjelaskan proses timbulnya penyakit tidak menular dengan memperluas
pengertian agen.

Kejadian Luar Biasa (KLB) penyakit dalam populasi sering kali melibatkan
sekumpulan atau beberapa faktor. Banyak orang, benda, cara penularan, dan
organisme yang dapat terlibat dalam penyebaran penyakit. Oleh karena itu model
epidemologi sangat membantu di dalam mempelajari dan mengkaji lebih dalam
fenomena yang memiliki beragam aspek ini.

Model segitiga epidemiologi ini berguna untuk memperlihatkan interaksi dan


ketergantungan satu dengan lainnya antara lingkungan, pejamu, agens dan waktu
seperti yang digunakan dalam investigasi penyakit dan pandemic. Segitiga
epidemiologi ini didasarkan pada model penyakit menular. Segitiga epidemiologi
digunakan untuk menganalisis peran dan keterkaitan setiap faktor dalam
epidemiologi penyakit menular yaitu: pengaruh, reaktivitas, dan efek yang
dimiliki setiap faktor terhadap faktor lainnya.

Untuk memahami model segitiga eoidemiologi ini, seseorang harus


memahami istilah yang digunakan dalam segitiga tersebut. Agens adalah
penyebab penyakit. Bakteri, virus, parasite, jamur, protozoa, cacing merupakan
berbagai agens yang ditemukan sebagai penyebab penyakit infeksius. Pada

9
penyakit, kondisi, ketidakmampuan, cedera atau situasi kematian lain, agens
dapat berupa zat kimia seperti pelarut, faktor fisik seperti radiasi atau panas,
defensiasi gizi atau beberapa substansi lain seperti racun ular berbisa. Satu atau
beberapa agens dapat berkontribusi pada satu penyakit.

Pejamu (host) adalah organisme, biasanya manusia atau hewan yang menjadi
tempat persinggahan penyakit. Pejamu memberikan tempat dan meemberikan
tempat dan penghidupan kepada suatu patogen. ( patogen merupakan
mikroorganisme penyebab penyakit atau substansi terkait lainnya). Tingkat
imunitas, susunan genetic, tingkat pajanan, status kesehatan dan kebugaran tubuh
pejamu dapat menentukan efek yang ditimbulkan organisme penyakit terhadap
tubuh. Kondisi tubuh pejamu dan kemampuan organisme untuk menerima
lingkungan yang baru juga menjadi faktor penentu, karena beberapa organisme
hanya dapat tumbuih subur pada kondisi yang ideal dan terbatas. Contohnya,
banyak organisme penyakit infeksius yang hanya dapat hidup dalam rentang suhu
yang sempit.

Lingkungan adalah segala sesuatu yang mengelilingi dan juga kondisi luar
manusia atau hewan yang menyebabkan atau memungkinkan penularan penyakit.
Faktor lingkungan dapat mencakup aspek biologis, sosial, budaya dan aspek fisik
lingkungan. Sekitar tempat hidup organisme dan efek dari lingkungan terhadap
organisme itu juga merupakan bagian dari lingkungan. lingkungan dapat berada
di dalam pejamu atau diluar pejamu (dalam masyarakat).

Waktu dapat mempengaruhi masa inkubasi, harapan hidup pejamu atau pathogen
(agens), dan durasi perjalanan penyakit atau kondisi. Permasalahan lain yang
berkaitan dngan waktu mencakup keparahan penyakit, dalam hal berapa lama
seseorang terinfeksi atau sampai suatu kondisi menyebabkan kematian atau
sampai melewati ambang bahaya menuju kesembuhan. Penundaan waktu dari
infeksi sampai munculnya gejala, durasi dan ambang epidemic dalam populasi
(kurva epidemic) merupakan elemen waktu yang harus diperhatikan seorang
epidemiologi.

C. Proses Terjadinya Penyakit Infeksius

10
Berdasrkan konsep segitiga epidemiologi tentang penularan penyakit yang
berhubungan antau mempengaruhi antara lain:
Fomite atau benda mati adalah benda yang mempunyai peran dalam penularan
penyakit. Fomite dapat berupa pensil, pulpen, gelas, ganggang pintu, mata pena,
pakaian atau benda mati lainnya yang menghantarkan infeksi akibat
terkontaminasi organisme penyebab penyakit yang kemudian disentuh oleh orang
lain.
Vector adalah serangga misalnya lalat, kutu, nyamuk, hewan kecil seperti mencit,
tikus atau lainnya. Vector adalah setiap mahkluk hidup selain manusia yang
membawa penyakit (carrier) yang menyebarkan dan menjalani proses penularan
penyakit. Vector menyebarkan agens infeksi dari manusia atau hewan yang
terinfeksi ke manusia atau hewan lain yang rentan melalui kotoran, gigitan dan
cairan tubuhnya atau secara tidak langsung melalui kontaminasi pada makanan.
Reservoir adalah manusia, hewan, tumbuhan, tanah, atau zat organic (seperti
tinja dan makanan) yang menjadi tempat tumbuh dan berkembang biak organisme
infeksius. Sewaktu organisme infeksius berkembang biak dalam reservoir,
mereka melakukannya sedemikian rupa sehingga penyakit dapat ditularkan pada
pejamu yang rentan. Manusia sering berperan sebagai reservoir dan pejamu. Jika
hewan menularkan penyakit pada manusia, inilah yang disebut dengan zoonosis.
WHO menyatakan bahwa zoonosis adalah penyakit dan infeksi yang ditularkan
antara hewan vertebrata dan manusia.

D. Pencegahan Penyakit

Proses pencegahan penyakit tidak dapat dipisahkan dari kondisi lingkungan


dan sejarah terjadinya penyakit. Dasar pencegahan penyakit adalah mencega lebih
baik daripada mengobati. Mencega berarti mengadakan inhibisi terhadap
perkembangan suatu penyakit sebelum penyakit tersebut terjadi.
Tingkat pencegahan penyakit dari suatu penyakit ada tiga macam, yaitu:
1) Pencegahan primer ( primary prevention)
Pencegahan primer dapat dilakukan pada fase kepekaan dari sejarah alami suatu
penyakit. Pertama, peningkatan kesehatan (health promotion) dan Kedua
pencegahan spesifik (specific protection).

11
2) Pencegahan sekunder (secondary prevention)
Pencegahan sekunder dapat dilakukan pada fase preklinik dan klinik. Pertama,
penemuan atau deteksi dini (early detection) dan Kedua, pengobatan penyakit
secara dini. Pengobatan penyakit secara dini dilakukan agar penyakit tidak
berkembang lebih lanjut/ lebih parah.
3) Pencegahan tersier (tertier prevention)
Pencegahan tersier dapat dilakukan pada fase penyakit yang sudah lanjut atau
pada fase kecacatan.

2.3 Perkembangan Epidemiologi

Perkembangan epidemiologi kesehatan pada umumnya berfokus dalam menangani


masalah penyakit menular. Hal ini dapat dilihat dari sejarah ilmu epidemiologi itu
sendiri, yang berkaitan erat dengan penyakit menular. Sejalan berkembangnya
kehidupan, terjadi perubahan pola struktur masyarakat dari agraris ke industri yang
mempengaruhi gaya hidup, keadaan demografi, sosial ekonomi, dan sosial budaya.
Epidemiologi kesehatan mengalami perubahan dari penyakit menular yang selalu
menjadi penyebab kesakitan dan kematian utama, mulai digantikan oleh penyakit
tidak menular seperti penyakit jantung, stroke, kanker, diabetes melitus, cedera dan
penyakit paru obstruktif kronik serta penyakit kronik lainnya yang merupakan 63%
penyebab kematian di seluruh dunia dengan membunuh 36 juta jiwa per tahun
(Kemenkes RI, 2014). Penyakit paru obstruktif kronik (PPOK) merupakan salah satu
penyakit tidak menular yang menjadi masalah kesehatan masyarakat di Indonesia. Hal
ini disebabkan oleh meningkatnya usia harapan hidup, semakin tingginya pajanan
faktor risiko, seperti faktor pejamu yang diduga berhubungan dengan kejadian PPOK,
semakin banyaknya jumlah perokok khususnya pada kelompok usia muda, serta
pencemaran udara di dalam ruangan maupun di luar ruangan dan di tempat kerja
(PDPI, 2011).

2.4 Ukuran Status Kesehatan dalam Epidemiologi

     Data kesehatan masyarakat sangat dibutuhkan oleh pemerintah dan kementerian


kesehatan secara khusus untuk menyusun setiap program kesehatan guna meningkatkan

12
derajat kesehatan. Berbagai indikator kesehatan yang dipakai untuk mengevaluasi
program kesehatan antara lain rate, rasio, dan proporsi (Djaja, 2012).

a. Rate
Nilai rate dalam epidemiologi menunjukkan besarnya peristiwa yang terjadi
terhadap jumlah keseluruhan penduduk dan peristiwa tersebut berlangsung dalam
suatu batas waktu tertentu. Ada tiga unsur utama dalam penentuan nilai rate, yaitu:
jumlah mereka yang terkena peristiwa, kelompok penduduk tempat peristiwa
tersebut terjadi, dan batas waktu tertentu yang berkaitan dengan kejadian tersebut
(Noor, 2008).
Rate merupakan konsep yang lebih komplek dibandingkan dengan dua
bentuk pecahan. Rate yang sesungguhnya merupakan kemampuan berubah suatu
kuantitas lain. Kuantitas lain yang digunakan sebagai patokan ini biasanya adalah
kuantitas waktu. Bentuk ukuran ini sering dicampur adukkan dengan proporsi
(Saepudin, 2011).
b. Proporsi
Proporsi merupakan perbandingan yang mengukur kemungkinan terjadinya
peristiwa tertentu, dimana membandingkan suatu peristiwa dibagi dengan jumlah
penduduk yang mungkin terkena peristiwa yang dimaksud dalam waktu yang sama
yang dinyatakan dalam persen atau permil (Hasmi, 2011). Menurut Ryadi dan
Wijayanti (2014) Proporsi (P) adalah jumlah orang (dengan sifat kualitatif tertentu)
dibandingkan dengan sejumlah populasi seluruhnya.
c. Rasio
Rasio merupakan tipe ukuran lainnya yang secara spesifik harus mencakup
konsep waktu di dalam ukuran. Rasio menggambarkan jumlah kasus yang terjadi
dibagi dengan populasi berisiko (Magnus, 2007). Menurut Ryadi dan Wijayanti
(2014) Rasio (R) adalah jumlah orang (dengan sifat kualitatif tertentu) dibandingkan
dengan sejumlah orang lain (dengan sifat kualitatif lain pula).

2.5 Penelitian Epidemiologi

Epidemilogi berasal dari bahasa Yunani, yaitu


(Epi=pada, Demos=penduduk, logos = ilmu), dengan demikian epidemiologi adalah
ilmu yang mempelajari hal-hal yang berkaitan dengan masyarakat.Salah satu ruang

13
lingkup epidemiologi ialah mempelajari tentang faktor-faktor yang mempengaruhi
frekuensi dan penyebaran penyakit pada sekelompok manusia serta faktor
penyebabnya. Untuk itu ditempuh suatu pendekatan yang berpola dan berstruktur
yang dikenal dengan pendekatan epidemiologi.

Pendekatan epidemiologi adalah pola pendekatan yang mengandung rangkaian


kegiatan untuk mendapatkan keterangan tentang besarnya masalah penyakit,
dilakukan upaya pengumpulan, pengelolaan, penyajian dan interpretasi data tersebut.
Ini pada dasarnya identik dengan kegiatan pokok suatu penelitian.

Penelitian epidemiologi adalah jenis penelitian yang mengkaji problema


kesehatan dengan pendekatan komunitas. Dengan penelitian epidemiologi dapat
diungkap kejadian, distribusi dan determinan suatu penyakit atau status kesehatan
tertentu dalam masyarakat, dan faktor-faktor risiko yang berperan pada suatu status
kesehatan atau penyakit tertentu.

Secara umum penelitian epidemiologi mempunyai tiga kegunaan :


1. Untuk kepentingan diagnosis, yaitu untuk menyusun diagnosis komunitas atau
diagnosis kelompok.
2. Untuk kepentingan penelusuran patogenesis penyakit, yaitu mempelajari aspek
etiologi dan perkembangan masyarakat.
3. Untuk kepentingan evaluasi program, yaitu sebagai sarana untuk menilai suatu
tindakan pelayanan kesehatan masyarakat tertentu.

Untuk mewujudkan pencarian dan analisis data untuk mencapai tujuan


penelitian dan pengujian hipotesis diperlukan suatu perencanaan tindakan yang
disebut dengan rancangan penelitian. Rancangan penelitian dapat diartikan rencana
tentang bagaimana cara mengumpulkan, menyajikan dan menganalisis data untuk
memberi arti terhadap data tersebut. secara efektif dan efisien. Perencanaan penelitian
meliputi tahap identifikasi, pemilihan dan perumusan permasalahan penelitian
termasuk perumusan tujuan, definisi asumsi dan lingkup penelitian, studi pustaka
merumuskan hipotesis, identifikasi, klasifikasi dan mendefinisikan variabel penelitian
serta analisis data yang akan dipergunakan.

14
Masalah penelitian (research problem) merupakan pertanyaan penelitian
(research question) yang menyatakan problem kesenjangan antara teori dan fakta
tentang masalah kesehatan yang secara ilmiah belum terungkapMetode penelitian
adalah cara ilmiah untuk mengumpulkan data dengan tujuan dan kegunaan tertentu.
Metode penelitian berhubungan erat dengan prosedur,  teknik,  alat, serta desain
penelitian yang digunakan. Desain penelitian harus cocok dengan pendekatan 
penelitian yang dipilih. Prosedur, teknik, serta alat yang digunakan dalam penelitian
harus cocok pula dengan metode penelitian yang ditetapkan

Metode penelitian menggambarkan rancangan penelitian yang meliputi prosedur


atau langkah-langkah yang harus ditempuh, waktu penelitian, sumber data, serta
dengan cara apa data tersebut diperoleh dan diolah/dianalisis.  Dalam  prakteknya
terdapat sejumlah metode yang biasa digunakan untuk kepentingan penelitian yaitu :

a. Metode Kuantitatif
Metode penelitian kuantitatif dapat digunakan jika:
1) Masalah yang merupakan titik tolak dari penelitian sudah jelas data-datanya
2) Peneliti ingin mendapatkan informasi yang luas dari suatu populasi, tetapi tidak
mendalam. Bila populasi terlalu luas, maka penelitian dapat menggunakan
sampel diambil dari populasi
3) Ingin diketahui pengaruh perlakuan (treatment) tertentu terhadap yang lain. Hal
ini cocok jika menggunakan metode eksperimen yang merupakan bagian dari
metode kualitatif. Misalnya; ingin meneliti pengaruh jamu tertentu terhadap
derajad kesehatan
4) Peneliti bermaksud menguji hipotesis penelitian. Hipotesis penelitian dapat
berbentuk hipotesis deskriptif, komparatif dan asosiatif
5) Peneliti ingin mendapatkan data yang akurat, berdasarkan fenomena yang
empiris dan dapat diukur
6) Ingin menguji terhadap adanya keragu-raguan tentang validitas pengetahuan,
teori dan produk tertentu.
b. Metode Kualitatif
Metode penelitian kualitatif dapat digunakan jika:

15
1) Masalah penelitian belum jelas, masih remang-remang atau mungkin malah
masih gelap. Sebab dengan metode kualitatif, peneliti langsung masuk ke objek
penelitian dan dapat melakukan eksplorasi secara mendalam
2)  Ingin memahami makna dibalik data yang tampak. Karena gejala sosial sering
tidak bisa dipahami berdasarkan apa yang diucapkan dan dilakukan orang
3) Ingin memahami interaksi sosial. Karena interaksi sosial yang kompleks hanya
dapat diurai kalau peneliti melakukan penelitian dengan metode kualitatif
dengan cara berperan serta, wawancara mendalam terhadap interaksi sosial
4)   Ingin memahami perasaan orang. Karena perasaan orang sulit dimengerti kalau
tidak ikut serta merasakan apa yang dirasakan orang tersebut
5)  Ingin mengembangkan teori. Pengembangan teori yang dimaksud dibangun
berdasarkan situasi, kondisi dan teori yang diperoleh di lapangan
6) Ingin memastikan kebenaran data. Karena data sosial sulit dipastikan
kebenarannya jika belum menemukan apa yang dimaksud. Ibarat mau mencari
siapa yang menjadi provokator, maka sebelum provokator yang dimaksud
ditemukan, penelitian belum dinyatakan selesai
7)  Ingin meneliti sejarah perkembangan. Misalnya ingin melacak kehidupan
seseorang tokoh, sejarah lembaga atau masyarakat, dan lain-lain.

16
BAB 3

PENUTUP

3.1 Kesimpulan

Epidemiologi lahir berdasarkan dua asumsi dasar. Pertama, penyakit pada


populasi manusia tidak terjadi dan tersebar begitu saja secara acak. Kedua, penyakit pada
manusia sesungguhnya mempunyai faktor penyebab dan faktor preventif yang dapat
diidentifikasi melalui penelitian sistematik pada berbagai populasi, tempat, dan waktu.
Berdasarkan asumsi tersebut, epidemiologi dapat didefinisikan sebagai " ilmu yang
mempelajari distribusi dan determinan determinan frekuensi penyakit dan status
kesehatan pada populasi manusia.

Tujuan akhir riset epidemiologi yaitu mencegah kejadian penyakit, mengurangi


dampak penyakit dan meningkatkan status kesehatan manusia. Sasaran epidemiologi
adalah populasi manusia, bukan individu. Ciri-ciri ini yang membedakan epidemiologi
dari ilmu kedokteran klinik dan ilmu-ilmu biomedik. yang lebih memusatkan
perhatiannya kepada individu, jaringan, atau organ.

17
DAFTAR PUSTAKA

http://scholar.unand.ac.id/5385/2/BAB%201.pdf

http://iistikomah31.blogspot.com/2016/11/makalah-ukuran-ukuran-epidemiologi.html

https://sahabatsiput.blogspot.com/2019/08/makalah-epidemiologi-desain-penelitian.html

https://repository.ung.ac.id/get/karyailmiah/1782/Irwan-Buku-Epidemiologi-Penyakit-
Menular.pdf
http://repository.uinsu.ac.id/932/3/Bab2%20Konsep%20Epidemiologi.pdf

18

Anda mungkin juga menyukai