Disusun Oleh :
Dosen Pengampu :
PENDIDIKAN MASYARAKAT
UNIVERSITAS SRIWIJAYA
2021
DAFTAR ISI
DAFTAR ISI..........................................................................................................................i
KATA PENGANTAR..........................................................................................................ii
BAB 1.....................................................................................................................................1
PENDAHULUAN.................................................................................................................1
2.3 Tujuan........................................................................................................................2
BAB 2.....................................................................................................................................3
PEMBAHASAN...................................................................................................................3
BAB 3...................................................................................................................................17
PENUTUP...........................................................................................................................17
3.1 Kesimpulan..............................................................................................................17
DAFTAR PUSTAKA.........................................................................................................18
i
KATA PENGANTAR
Puji syukur kami panjatkan kehadirat Allah SWT atas limpahan rahmat dan
karunianya kami dapat menyelesaikan makalah yang berjudul ”Konsep Epidemiologi”.
Kami sangat berharap makalah ini dapat bermanfaat dalam rangka menambah
pengetahuan juga wawasan menyangkut hakikat manusia sebagai makhluk Pendidikan.
Kami pun menyadari bahwa di dalam makalah ini masih terdapat banyak kekurangan
dan jauh dari kata sempurna. Oleh sebab itu, kami mengharapkan adanya kritik dan saran
demi perbaikan makalah yang akan kami buat di masa yang akan datang, mengingat tidak ada
sesuatu yang sempurna tanpa saran yang membangun.
Mudah-mudahan makalah sederhana ini dapat dipahami oleh semua orang khususnya
bagi para pembaca. Kami mohon maaf yang sebesar-besarnya jika terdapat kata-kata yang
kurang berkenan.
Kelompok 4
ii
BAB 1
PENDAHULUAN
Bidang epidemiologi lebih fokus pada pencegahan dan pengendalian penyakit bukan
pada teknik pengobatan sekunder dan tersier yang ada dalam ilmu pengobatan
tradisional.
1
2. Bagaimana konsep dasar timbulnya penyakit?
3. Bagaimana perkembangan epidemiologi?
4. Apa ukuran status kesehatan dalam epidemiologi?
5. Bagaimana penelitian epidemiologi?
2.3 Tujuan
2
BAB 2
PEMBAHASAN
A. Pengertian Epidemiologi
Epidemiologi berasal dari Bahasa Yunani, yaitu epi atau upon yang berarti “
pada” atau “tentang” , demos= people yang berarti penduduk, dan logia=
knowledge yang berarti ilmu. Sehingga epidemiologi dapat diartikan sebagai ilmu
yang mempelajari kejadian/ kasus yang terjadi pada peduduk atau masyarakat.
3
Epidemiologi berguna untuk mengkaji dan menjelaskan dampak dari tindakan
pengendalian kesehatan masyarakat, program pencegahan, intervensi klinis dan
pelayanan kesehatan terhadap penyakit atau mengkaji dan menjelaskan faktor lain
yang berdampak pada status kesehaatan penduduk. Epidemiologi penyakit juga
dapat menyertakan deskripdi keberadaannya didalam populasi dan faktor yang
mengendalikan ada atau tidaknya penyakit tersebut.
Selain berfokus pada tipe dan keluasan cedera, kondisi atau penyakit yang
menimpa suatu kelompok atau populasi, epidemiologi juga menangani faktor
resiko yang dapat menangani dampak, pengaruh, pemicu dan efek pada distribusi
penyaki, cacat/defek, ketidakmampuan dan kematian,. Sebagai metode ilmiah
epidemiologi digunakan untuk mengkaji pola kejadian yang mempengaruhi faktor
diatas.
1. Tujuan Epidemiologi
Menurut Liliendfeld, ada tiga tujuan umum studi epidemiologi yang sudah
diperbaharui yaitu:
4
Dalam sejarahnya, epidemiologi dikembangkan dengan menggunakan epidemic
penyakit menular sebagai suatu model studi. Landasan epidemologi masih
berpegang pada model penyakit, metode dan pendekatannya. Dahulu banyak
metode dan pendekatan epidemologi yang dikembangkan seiring dengan pencarian
terhadap penyebab terjadinya berbagai penyakit menular dan epidemic yang sangat
menghancurkan yang ada pada waktu itu. Pengetahuan dan pedekatan yang
digunakan pada awal perkembangan ilmu epidemiologi ternyata masih berguna
untuk ahli epidemiologi di masa modern ini.
5
lingkungan, setelah di analisis dan di ketahui penyebab di lingkungan upaya-
upaya penanggulangan sebagai tindak lanjutannya.
e. Pemanfaatan data tentang frekuensi dan penyebaran masalah kesehatan dalam
merumuskan penyebab timbulnya suatu masalah kesehatan
f. Pekerjaan epidemiologi akan dapat mengetahui banyak hal tentang masalah
kesehatan dan penyebab dari masalah tersebut dengan cara menganalisis data
tentang frekuensi dan penyebaran masalah kesehatan yang terjadi pada
sekelompok manusia atau masyarakat. Dengan memanfaatkan perbedaan yang
kemudia diuji dilakukan kemudian dilakukan uji statistic, maka dpat
dirumuskan penyebab timbulnya masalah kesehatan.
3. Manfaat Epidemiologi
Bidang kesehatan masyarakat telah membuktikan bahwa epidemiologi memang
sangat membantu dari segi pelaksanaan misi, tujuan dan kegiatannya di dalam
melindungi kesehatan populasi maupun kelompok masyarakat. Berikut manfaat
epidemiologi yaitu sebagai berikut:
a. Untuk mempelajari riwayat penyakit
1) Epidemiologi mempelajari tren penyakit untuk memprediksikan tren
penyakit yang mungkin akan terjadi
2) Hasil penelitian epidemiologi dapat digunakan dalam perencanaan pelayanan
kesehatan dan kesehatan masyarakat.
b. Diagnosis masyarakat
Penyakit, kondisi, cedera, gangguan, ketidakmampuan, defek/cacat, apa yang
menyebabkan kesakitan, masalah kesehatan atau kematian didalam suatu
komunitas atau wilayah.
c. Mengkaji risiko yang ada pada setiap individu karena mereka mereka dapat
mempengaruhi kelompok maupun populasi
1) Faktor risiko, masalah dan perilaku yang dapat mempengaruhi kelompok
atau populasi.
2) Setiap kelompok dikaji dengan melakukan pengkajian terhadap faktor risiko
dan menggunakan teknik pemeriksaan kesehatan, missal risiko kesehatan,
pemeriksaan skrining kesehatan, tes kesehatan, pengkajian penyakit dan
sebagainya.
d. Pengkajian, evaluasi dan penelitian
6
1) Sebaik apa pelayanan kesehatan masyarakat dalam mengatasi masalah dan
memenuhi kebutuhan populasi atau kelompok.
2) Untuk mengkaji keefektifan, efisiensi, kualitas, kuantitas, akses,
ketersediaan layanan untuk mengobati, mengendalikan atau mencegah
penyakit, cedera, ketidakmampuan, atau kematian.
e. Melengkapi gambaran klinis
1) Proses identifikasi dan diagnosis untuk menetapkan bahwa suatu kondisi
memang ada atau bahwa seseorang memang menderita penyakit tertentu.
2) Menentukan hubungan sebab akibat, misal: radang tenggorokan dapat
menyebabkan demam rematik.
f. Identifikasi sindroma
Membantu menyusun dan menetapkan kriteria untuk mendefinisikan sindrom,
misalnya : sindrom down, fetal alcohol, kematian mendadak pada bayi, dan
sebagainya.
g. Menentukan penyebab dan sumber penyakit
Temuan epidemiologi memungkinkan dilakukannya pengendalian, pencegahan
dan pemusnahan penyebab penyakit, kondisi, cedera, ketidakmampuan atau
kematian.
1. Konsep sehat
Sehat adalah keadaan relative seimbang antara tubuh dan fungsinya
sebagai hasil dari penyesuaian yang dinamis terhadap suatu hal yang dapat
mengganggunya. Sehat bukan hanya merupakan keterkaitan pasif antara tubuh
dengan suatu hal yang mempengaruhinya, namun merupakan respon aktif
tubuh untuk menghadapinya( W.H. Perkins, 1983).
WHO menyebutkan sehat adalah a state of complete physica, mental, and
social well being and not merely the absence of illness or indemnity ( suatu
keadaan yang sempurna atau lengkap yang meliputi kesejahteraan fisik,
mental dan sosial tidak hanya bebas dari penyakit atau kelemahan) (Mukono,
2006). Sebagai konsekuensi dari konsep WHO (1947) mengatakan manusia
7
sehat adalah tidak sakit, tidak cacat, tidak lemah, bahagia secara rohani,
sejahtera sosial dan sehat secara jasmani
Sehat adalah aktualisasi (perwujudan yang diperoleh individu melalui
kepuasan dalam berhubungan dengan orang lain, perilaku yang sesuai dengan
tujuan, perawatan diri yang kompeten. Sedangkan penyesuaian diperlukan
untuk mempertahankan stabilitas dan integritas sosial ( Peder, 1982).
Sehat adalah keadaan sejahtera dari badan, jiwa dan sosial yang
memungkinkan setiap orang hidup produktif secara sosial dan ekonomis (UU
No.23 tahun 1992 tentang kesehatan). Sehat adalah suatu kondisi seimbang
antara status kesehatan biologis, psikologis, sosial dan spiritual yang
memungkinkan orang tersebut hidup secara mandiri dan produktif (Zaid Ali,
1999). Sehat adalah keadaan sehat, baik secara fisik, mental, spiritual maupun
sosial yang memungkinkan setiap orang untuk hidup produktif secara sosial
dan ekonomis ( UU No. 36 tahun 2009).
2. Konsep sakit
Illness, meliputi :
a) Konsepnya abstrak
b) Sifatnya subjektif
c) Akibat mekanisme koping (pertahanan) tidak kuat.
Desease, meliputi:
8
Sakit adalah suatu keadaan yang mengganggu kesemimbangan status
kesehatan biologis, psikologis, sosial dan spiritual yang mengakibatkan
gangguan fungsi tubuh (Zaidi Ali, 1998). Dan menurut Mukono (2006) sakit
adalah suatu keadaan yang memperlihatkan adanya keluhan dan gejala sakit
secara subjektif dan objektif sehingga penderita tersebut memerlukan
pengobatan untuk mengembalikan keadaan sehat.
B. Segitiga Epidemiologi
Dalam pandangan epidemiologi klasik dikenal “segitiga epidemiologi” yang
digunakan untuk menganalisis terjadinya penyakit. Segitiga ini terdiri dari atas
pejamu, agen, dan lingkungan. konsep ini bermula dari upaya untuk menjelaskan
proses timbulnya penyakit menular dengan unsur-unsur mikrobiologi yang
infeksius sebagai agen, namun selanjutnya dapat pula digunakan untuk
menjelaskan proses timbulnya penyakit tidak menular dengan memperluas
pengertian agen.
Kejadian Luar Biasa (KLB) penyakit dalam populasi sering kali melibatkan
sekumpulan atau beberapa faktor. Banyak orang, benda, cara penularan, dan
organisme yang dapat terlibat dalam penyebaran penyakit. Oleh karena itu model
epidemologi sangat membantu di dalam mempelajari dan mengkaji lebih dalam
fenomena yang memiliki beragam aspek ini.
9
penyakit, kondisi, ketidakmampuan, cedera atau situasi kematian lain, agens
dapat berupa zat kimia seperti pelarut, faktor fisik seperti radiasi atau panas,
defensiasi gizi atau beberapa substansi lain seperti racun ular berbisa. Satu atau
beberapa agens dapat berkontribusi pada satu penyakit.
Pejamu (host) adalah organisme, biasanya manusia atau hewan yang menjadi
tempat persinggahan penyakit. Pejamu memberikan tempat dan meemberikan
tempat dan penghidupan kepada suatu patogen. ( patogen merupakan
mikroorganisme penyebab penyakit atau substansi terkait lainnya). Tingkat
imunitas, susunan genetic, tingkat pajanan, status kesehatan dan kebugaran tubuh
pejamu dapat menentukan efek yang ditimbulkan organisme penyakit terhadap
tubuh. Kondisi tubuh pejamu dan kemampuan organisme untuk menerima
lingkungan yang baru juga menjadi faktor penentu, karena beberapa organisme
hanya dapat tumbuih subur pada kondisi yang ideal dan terbatas. Contohnya,
banyak organisme penyakit infeksius yang hanya dapat hidup dalam rentang suhu
yang sempit.
Lingkungan adalah segala sesuatu yang mengelilingi dan juga kondisi luar
manusia atau hewan yang menyebabkan atau memungkinkan penularan penyakit.
Faktor lingkungan dapat mencakup aspek biologis, sosial, budaya dan aspek fisik
lingkungan. Sekitar tempat hidup organisme dan efek dari lingkungan terhadap
organisme itu juga merupakan bagian dari lingkungan. lingkungan dapat berada
di dalam pejamu atau diluar pejamu (dalam masyarakat).
Waktu dapat mempengaruhi masa inkubasi, harapan hidup pejamu atau pathogen
(agens), dan durasi perjalanan penyakit atau kondisi. Permasalahan lain yang
berkaitan dngan waktu mencakup keparahan penyakit, dalam hal berapa lama
seseorang terinfeksi atau sampai suatu kondisi menyebabkan kematian atau
sampai melewati ambang bahaya menuju kesembuhan. Penundaan waktu dari
infeksi sampai munculnya gejala, durasi dan ambang epidemic dalam populasi
(kurva epidemic) merupakan elemen waktu yang harus diperhatikan seorang
epidemiologi.
10
Berdasrkan konsep segitiga epidemiologi tentang penularan penyakit yang
berhubungan antau mempengaruhi antara lain:
Fomite atau benda mati adalah benda yang mempunyai peran dalam penularan
penyakit. Fomite dapat berupa pensil, pulpen, gelas, ganggang pintu, mata pena,
pakaian atau benda mati lainnya yang menghantarkan infeksi akibat
terkontaminasi organisme penyebab penyakit yang kemudian disentuh oleh orang
lain.
Vector adalah serangga misalnya lalat, kutu, nyamuk, hewan kecil seperti mencit,
tikus atau lainnya. Vector adalah setiap mahkluk hidup selain manusia yang
membawa penyakit (carrier) yang menyebarkan dan menjalani proses penularan
penyakit. Vector menyebarkan agens infeksi dari manusia atau hewan yang
terinfeksi ke manusia atau hewan lain yang rentan melalui kotoran, gigitan dan
cairan tubuhnya atau secara tidak langsung melalui kontaminasi pada makanan.
Reservoir adalah manusia, hewan, tumbuhan, tanah, atau zat organic (seperti
tinja dan makanan) yang menjadi tempat tumbuh dan berkembang biak organisme
infeksius. Sewaktu organisme infeksius berkembang biak dalam reservoir,
mereka melakukannya sedemikian rupa sehingga penyakit dapat ditularkan pada
pejamu yang rentan. Manusia sering berperan sebagai reservoir dan pejamu. Jika
hewan menularkan penyakit pada manusia, inilah yang disebut dengan zoonosis.
WHO menyatakan bahwa zoonosis adalah penyakit dan infeksi yang ditularkan
antara hewan vertebrata dan manusia.
D. Pencegahan Penyakit
11
2) Pencegahan sekunder (secondary prevention)
Pencegahan sekunder dapat dilakukan pada fase preklinik dan klinik. Pertama,
penemuan atau deteksi dini (early detection) dan Kedua, pengobatan penyakit
secara dini. Pengobatan penyakit secara dini dilakukan agar penyakit tidak
berkembang lebih lanjut/ lebih parah.
3) Pencegahan tersier (tertier prevention)
Pencegahan tersier dapat dilakukan pada fase penyakit yang sudah lanjut atau
pada fase kecacatan.
12
derajat kesehatan. Berbagai indikator kesehatan yang dipakai untuk mengevaluasi
program kesehatan antara lain rate, rasio, dan proporsi (Djaja, 2012).
a. Rate
Nilai rate dalam epidemiologi menunjukkan besarnya peristiwa yang terjadi
terhadap jumlah keseluruhan penduduk dan peristiwa tersebut berlangsung dalam
suatu batas waktu tertentu. Ada tiga unsur utama dalam penentuan nilai rate, yaitu:
jumlah mereka yang terkena peristiwa, kelompok penduduk tempat peristiwa
tersebut terjadi, dan batas waktu tertentu yang berkaitan dengan kejadian tersebut
(Noor, 2008).
Rate merupakan konsep yang lebih komplek dibandingkan dengan dua
bentuk pecahan. Rate yang sesungguhnya merupakan kemampuan berubah suatu
kuantitas lain. Kuantitas lain yang digunakan sebagai patokan ini biasanya adalah
kuantitas waktu. Bentuk ukuran ini sering dicampur adukkan dengan proporsi
(Saepudin, 2011).
b. Proporsi
Proporsi merupakan perbandingan yang mengukur kemungkinan terjadinya
peristiwa tertentu, dimana membandingkan suatu peristiwa dibagi dengan jumlah
penduduk yang mungkin terkena peristiwa yang dimaksud dalam waktu yang sama
yang dinyatakan dalam persen atau permil (Hasmi, 2011). Menurut Ryadi dan
Wijayanti (2014) Proporsi (P) adalah jumlah orang (dengan sifat kualitatif tertentu)
dibandingkan dengan sejumlah populasi seluruhnya.
c. Rasio
Rasio merupakan tipe ukuran lainnya yang secara spesifik harus mencakup
konsep waktu di dalam ukuran. Rasio menggambarkan jumlah kasus yang terjadi
dibagi dengan populasi berisiko (Magnus, 2007). Menurut Ryadi dan Wijayanti
(2014) Rasio (R) adalah jumlah orang (dengan sifat kualitatif tertentu) dibandingkan
dengan sejumlah orang lain (dengan sifat kualitatif lain pula).
13
lingkup epidemiologi ialah mempelajari tentang faktor-faktor yang mempengaruhi
frekuensi dan penyebaran penyakit pada sekelompok manusia serta faktor
penyebabnya. Untuk itu ditempuh suatu pendekatan yang berpola dan berstruktur
yang dikenal dengan pendekatan epidemiologi.
14
Masalah penelitian (research problem) merupakan pertanyaan penelitian
(research question) yang menyatakan problem kesenjangan antara teori dan fakta
tentang masalah kesehatan yang secara ilmiah belum terungkapMetode penelitian
adalah cara ilmiah untuk mengumpulkan data dengan tujuan dan kegunaan tertentu.
Metode penelitian berhubungan erat dengan prosedur, teknik, alat, serta desain
penelitian yang digunakan. Desain penelitian harus cocok dengan pendekatan
penelitian yang dipilih. Prosedur, teknik, serta alat yang digunakan dalam penelitian
harus cocok pula dengan metode penelitian yang ditetapkan
a. Metode Kuantitatif
Metode penelitian kuantitatif dapat digunakan jika:
1) Masalah yang merupakan titik tolak dari penelitian sudah jelas data-datanya
2) Peneliti ingin mendapatkan informasi yang luas dari suatu populasi, tetapi tidak
mendalam. Bila populasi terlalu luas, maka penelitian dapat menggunakan
sampel diambil dari populasi
3) Ingin diketahui pengaruh perlakuan (treatment) tertentu terhadap yang lain. Hal
ini cocok jika menggunakan metode eksperimen yang merupakan bagian dari
metode kualitatif. Misalnya; ingin meneliti pengaruh jamu tertentu terhadap
derajad kesehatan
4) Peneliti bermaksud menguji hipotesis penelitian. Hipotesis penelitian dapat
berbentuk hipotesis deskriptif, komparatif dan asosiatif
5) Peneliti ingin mendapatkan data yang akurat, berdasarkan fenomena yang
empiris dan dapat diukur
6) Ingin menguji terhadap adanya keragu-raguan tentang validitas pengetahuan,
teori dan produk tertentu.
b. Metode Kualitatif
Metode penelitian kualitatif dapat digunakan jika:
15
1) Masalah penelitian belum jelas, masih remang-remang atau mungkin malah
masih gelap. Sebab dengan metode kualitatif, peneliti langsung masuk ke objek
penelitian dan dapat melakukan eksplorasi secara mendalam
2) Ingin memahami makna dibalik data yang tampak. Karena gejala sosial sering
tidak bisa dipahami berdasarkan apa yang diucapkan dan dilakukan orang
3) Ingin memahami interaksi sosial. Karena interaksi sosial yang kompleks hanya
dapat diurai kalau peneliti melakukan penelitian dengan metode kualitatif
dengan cara berperan serta, wawancara mendalam terhadap interaksi sosial
4) Ingin memahami perasaan orang. Karena perasaan orang sulit dimengerti kalau
tidak ikut serta merasakan apa yang dirasakan orang tersebut
5) Ingin mengembangkan teori. Pengembangan teori yang dimaksud dibangun
berdasarkan situasi, kondisi dan teori yang diperoleh di lapangan
6) Ingin memastikan kebenaran data. Karena data sosial sulit dipastikan
kebenarannya jika belum menemukan apa yang dimaksud. Ibarat mau mencari
siapa yang menjadi provokator, maka sebelum provokator yang dimaksud
ditemukan, penelitian belum dinyatakan selesai
7) Ingin meneliti sejarah perkembangan. Misalnya ingin melacak kehidupan
seseorang tokoh, sejarah lembaga atau masyarakat, dan lain-lain.
16
BAB 3
PENUTUP
3.1 Kesimpulan
17
DAFTAR PUSTAKA
http://scholar.unand.ac.id/5385/2/BAB%201.pdf
http://iistikomah31.blogspot.com/2016/11/makalah-ukuran-ukuran-epidemiologi.html
https://sahabatsiput.blogspot.com/2019/08/makalah-epidemiologi-desain-penelitian.html
https://repository.ung.ac.id/get/karyailmiah/1782/Irwan-Buku-Epidemiologi-Penyakit-
Menular.pdf
http://repository.uinsu.ac.id/932/3/Bab2%20Konsep%20Epidemiologi.pdf
18