Anda di halaman 1dari 5

Nama : Chandra hikayat

NPM :1810631130002
Mata Kuliah :Tafsir Tarbawy
Semester :IV PAI A, B, C, D / IV PIAUD A & B
Dosen :H. Abdul Kosim, Lc, MPD.

1) Uraikan tentang sarana pendidikan menurut Al-Qur’an dan Ilmu


Pendidikan Modern !
Rumah: Dakwah pertama kali dilakukan oleh Rasulullah SAW adalah
secara sembunyi-sembunyi, setelah beliau menerima wahyu yang kedua
Surat al-Mudatsir ayat 1-7. Dengan turunnya wahyu yang kedua ini Nabi
Muhammad SAW diberi tugas oleh Allah, supaya bangun, melemparkan
selimut dan menyingsingkan lengan baju untuk memberi peringatan dan
pengajaran kepada seluruh umat manusia, sebagai tugas suci, tugas
mendidik dan mengajarkan Islam. Kemudian wahyu yang kedua itu diikuti
oleh wahyu-wahyu yang lain. Semua itu disampaikan dan diajarkan oleh
nabi, mula-mula kepada karib kerabatnya dan teman sejawatnya dengan
sembunyi-sembunyi. Rumah sebagai salah satu sarana dan prasarana
pendidikan dikuatkan oleh sabda Rasulullah SAW.Rasulullah SAW dalam
salah satu sabdanya mengajarkan bahwa hendaklah setiap orang menyinari
rumahnya dengan bacaan al Qur’an.
Masjid : Dalam kamus Arab-Indonesia, masjid berasal dari kata
“sajada” yang berarti membungkuk dan hikmat. Menurut Sidi Ghazalba
masjid adalah tempat untuk bersujud. Sujud adalah pengakuan ibadah lahir
dan batin. Sujud dalam pengertian lahir bersifat gerak jasmani, sujud dalam
pengertian batin berarti pengabdian. Keberadaan masjid sangat penting
sepanjang sejarah Islam. Fungsinya bukan hanya sebagai tempat ibadah,
tetapi juga pusat kegiatan pendidikan dan sosial kemasyarakatan. Proses
pendidikan lebih difokuskan di masjid, terutama setelah Rasulullah SAW
hijrah ke kota Madinah. Masjidlah yang pertama dibangun oleh Rasulullah
SAW setiba di Madinah. Fungsi masjid tersebut selain tempat ibadah, juga
sebagai tempat penyebaran dakwah, ilmu Islam, penyelesaian masalah
individu dan masyarakat, menerima duta-duta asing, pertemuan pemimpin-
pemimpin Islam, bersidang dan madrasah bagi orang-orang yang ingin
menuntut ilmu khususnya tentang ajaran Islam. 
Al-Suffah : Al Suffah merupakan suatu tempat yang berdampingan dengan
masjid. Tempat tersebut menjadi tempat tinggal para sahabat miskin yang
tidak memiliki rumah. Mereka yang tinggal di al suffah ini disebut ahl al
suffah. Mereka adalah para penuntut ilmu. Di tempat inilah dilangsungkan
proses pendidikan. Banyak yang menyebut bahwasanya ahl al suffah adalah
generasi sufi pertama dalam Islam. Istilah sufi sendiri ada yang berpendapat
berasal dari kata ahl al suffah. Al suffah adalah bangku yang dijadikan alas
tidur mereka dengan berbantal pelana. . Seluruh waktu mereka dipergunakan
sebanyak-banyaknya untuk hal-hal yang bermanfaat dan seluas-luasnya
untuk memahami ajaran Islam
 Kuttaab : Kuttaab secara bahasa berasal dari istilah Arab, ka-ta-ba yang
berarti “menulis”. Menggunakan pola (wazan) fu’aal menjadi kuttaab yang
secara harfiyah berarti “para penulis”. Lembaga ini memang bertujuan untuk
mengajarkan keterampilan menulis (kitabah) dan menghasilkan para penulis.
Selain belajar menulis, pada perkembangan selanjutnya, di kuttaab diajarkan
pula al Qur’an, baik bacaan maupun tulisan dan pokok-pokok ajaran Islam.

2) Bagaimana strategi dan metode pembelajaran menurut Al-Qur’an ?


 Metode Hikmah
Kata hikmah dalam tafsir al-Misbah berarti “yang paling utama dari segala
sesuatu, baik pengetahuan maupun berbuatan”. Dalam bahasa Arab al-
hikmah bermakna kebijaksanaan dan uraian yang benar. Dengan kata lain al-
hikmah adalah mengajak kepada jalan Allah dengan cara keadilan dan
kebijaksanaan, selalu mempertimbangkan berbagai faktor dalam proses
belajar mengajar, baik faktor subjek, obyek, sarana, media dan lingkungan
pengajaran. 
 Metode Nasihat/Pengajaran Yang Baik (Mauizhah Hasanah)
Mauidzah hasanah terdiri dari dua kata “al-Mauizhah dan Hasanah”. al-
Mauizhah terambil dari kata wa’azha yang berarti nasihat
sedangkan hasana yang berarti baik. Maka jika digabungkan Mauizhah
hasanah bermakna nasihat yang baik.

     Metode Diskusi (jidal)

Kata jadilhum berasal dari kata jidal yang bermakna diskusi.Metode


diskusi yang dimaksud dalam al-Qur’an ini adalah diskusi yang
dilaksanakan dengan tata cara yang baik dan sopan. Yang mana tujuan dari
metode ini ialah untuk lebih memantapkan pengertian dan sikap
pengetahuan mereka terhadap suatu masalah.

 Metode Teladan/Meniru
Manusia banyak belajar dengan cara meniru. Dari kecil ia sudah
meniru kebiasaan atau tingkah laku kedua orang tua dan saudara-
saudaranya. Misalnya, ia mulai belajar bahasa dengan berusaha meniru
kata-kata yang diucapkan saudaranya berulang-ulang kali dihadapannya.

 Metode Ceramah
Metode ini merupakan metode yang sering digunakan dalam
menyampaikan atau mengajak orang mengikuti ajaran yang telah
ditentukan. Metode ceramah sering disandingkan dengan
kata khutbah. Dalam al-Qur’an sendiri kata tersebut diulang sembilan
kali. Bahkan ada yang berpendapat metode ceramah ini dekat dengan
katatablih, yaitu menyampaikan sesuatu ajaran. Pada hakikatnya kedua
arti tersebut memiliki makna yang sama yakni menyampaikan suatu
ajaran

 Metode Pengalaman Praktis/Trial and Eror dan Metode Berpikir


Seseorang yang hidup tidak akan luput dari sesuatu yang bernama
problem, bahkan manusia juga dapat belajar dari problem tersebut,
sehingga memiliki pengalaman praktis dari permasalahannya. 

3) Bagaimana kompetensi pendidik menurut Al-Qur’an dan teori Ilmu


Pendidikan Modern ?
Kompetensi pendidik menurut al-Qur'an ada beberapa ayat yang
secara langsung menjelaskan hal-hal yang harus dimiliki oleh seorang
murabbi, dengan melalui penafsiran tematik yang berkaitan dengan
kompetensi guru yang seyogyanya dimiliki oleh seorang pendidik, ketiga
hal itu adalah :
a. Kompetensi ‘ilmiyyah kompetensi ini adalah kemampuan seorang guru
atau pendidik dalam hal penalaran, pemahaman artinya seorang guru harus
menguasai materi-materi dan metode yang akan diajarkan kepada anak
didik. Dengan mengetahui materi dan metode pendidikan tentu seorang guru
akan lebih mampu dan layak dalam melaksanakan proses pendidikan
terhadap anak didik. Bagaimana mungkin seorang guru yang tidak
mengetahui banyak materi dan metode pengajaran akan mampu
melaksanakan proses pendidikan dan pengajaran dengan baik
b. kompetensi khuluqiyyah, kompetensi ini berkaitan dengan aspek
penghayatan seorang guru terhadap seluruh materi yang diajarkan.
Kompetensi ini bersifat abstrak karena berkaitan dengan hati. Kompetensi
ini paling banyak dijelaskan dalam Al-Qur’an karena meliputi seluruh sikap,
minat dan penghayatan seseorang terhadap ilmu
c. kompetensi jismiyyah. Kompetensi ini berkaitan dengan fisik. Seorang
guru harus memiliki kemampuan dalam hal yang berkaitan dengan fisik
artinya penerapan dan praktek dari setiap materi yang ada. Maka dalam
kompetensi ini seorang guru dituntut untuk sehat jasmaninya.
Sedangkan kompetensi Modern ada 4 yaitu
a. Kompetensi pedagogic adalah kemampuan mengelola pembelajaran
peserta didik yang meliputi pemahaman terhadap peserta didik,
perancanagan dan pelaksanaan pembelajaran dan pengembangan potensi
peserta didik
b. Kompetensi kepribadian adalah kempuan kepribadian yang mantab, stabil,
dewasa, arif, dan berwibawa, menjadi teladan bagi para peserta didik
c. Kompetensi Profesional merupakan penguasaan materi pembelajaran
secara luas dan mendalam yang memungkinkan seorang guru dapat
membimbing peserta didik
d. Kompetensi Sosial kemampuan guru sebagai bagian dari masyarakat
untuk berkomunikasi dan bergaul secara efektif dengan peserta didik,
sesama pendidik, tenaga kependidikan, orang tua/wali peserta didik, dan
masyarakat sekitar

4) Bagaimana pandangan Al-Qur’an terhadap filsafat pendidikan ?


Konsep pendidikan Islam yang membahas pada al-Qur'an,yaitu
fondasidasar terdiri akidah dan hikmah. Tauhid adalah fokus utama
pendidikan dalam Islam. guna nilai pendidikan yang tidak dilandasi
dengan tauhid. Kedua ,pilar-pilar pendidikan, yang dimulai dengan
pendidikan etika, mengatur syari'at dan sikap sabar. Ketiga, aspek sosial
kemasyarakatan. sistem yang holistik, integral, dan memosisikan agama dan
sains sebagai suatu keutuhan yang saling menguatkan. Sebuah ayat pertama
yang diturunkan-Nya, dalam surah Al-'Alaq, iqra 'bismi Rabbika , adanya
integrasi keilmuan yang nyata dalam pendidikan Islam antara sains ( iqra)

5) Bagaimana pandangan Al-Qur’an terhadap Ilmu Pengetahuan dan


orang yang berilmu ?
Dalam ayat al-Qur’an juga disebutkan bahwa orang yang memiliki
ilmu akan diangkat beberapa derajat, sebagaimana firman-Nya: “Allah
mengangkat derajat orang yang beriman dan berilmu dalam berbagai
derajat.”7 Ayat ini berlaku untuk semua orang, apakah ia seorang Muslim
atau tidak, apabila ia memiliki ilmu ia akan memperoleh derajat yang lebih
tinggi.Dalam beberapa ayat al-Qur’an ditekankan pula betapa jauhnya
perbedaan antara orang yang berilmu dengan orang yang tidak berilmu
pengetahuan. Karena itulah alQur’an menekankan bahwa bahkan di kala
umat Islam sedang menghadapi kondisi perang pun, kewajiban mendalami
ilmu pengetahuan tidak boleh diabaikan. Dalam al-Qur’an secara eksplisit
dikatakan bahwa tidak semestinya semua umat Islam pergi turut berperang;
sebagian dari mereka mesti tetap menekuni kegiatan pendalaman ilmu
pengetahuan, sementara sebagian dari saudaranya yang lain melaksanakan
peperangan

Anda mungkin juga menyukai