II. Tujuan : Mengetahui suatu larutan elektrolit dan non elektrolit berdasarkan
percobaan.
III. Landasan teori : Teori Ion Svante Arrjenius: menyatakan bahwa larutan elektrolit dapat
menghantarkan listrik karena mengandung ion-ion yang dapat bergerak bebas. Ion-ion itulah
2. Memberikan tanda pada gelas beaker sesuai dengan jenis larutan yang
di uji.
A.
7. Melakukan hal yang sama untuk larutan yang lain seperti langkah
V. Pengamatan:
Keadaan Lampu
Jenis larutan Rumus Kimia Keadaan elektroda
Menyala Tidak menyala
B HCl √ - Gelembung banyak
F C11H22O11 - √ Tidak bergelembung
Gelembung sangat
A H2SO4 √ -
banyak
E CH3COOH - √ Tidak bergelembung
H H2O - √ Bergelembung
I NaCl √ (redup) - Bergelembung
C NaOH √ (redup) - Bergelembung
D NH4OH - √ Bergelembung
G H2O - √ Tidak bergelembung
VI. Pembahasan:
Dari hasil yang diperoleh pada percobaan yang diamati maka dapat dibahas sebagai berikut:
a. Larutan B adalah senyawa asam klorida (HCl) yang merupakan senyawa kovalen
polar. Nyala lampu pada alat uji elektrolit saat pengujian larutan B terjadi karena
b. Larutan F adalah senyawa Gula (C11H22O11). Pada pengujian larutan F lampu tidak
menyala dan tidak ada gelembung gas yang terbentuk karena senyawa F tidak dapat
c. Larutan A adalah senyawa asam sulfat (H2SO4) yang merupakan senyawa kovalen
polar. Nyala lampu pada alat uji elektrolit saat pengujian larutan A terjadi karena
kovalen. Pada pengujian larutan E lampu tidak menyala dan tidak ada gelembung
gas. Harusnya terdapat gelembung gas, namun pada percobaan kami mengalami
e. Senyawa H adalah senyawa air ledeng (H2O) yang merupakan senyawa kovalen
polar. Pada pengujian larutan H lampu tidak menyala namun terdapat gelembung
gas. Air ledeng dapat menghantarkan listrik karena sudah terkontaminasi oleh logam
dan mineral.
f. Larutan I adalah larutan natrium klorida (NaCl) yang tergolong senyawa ion. Pada
pengujian larutan I lampu menyala redup dan terdapat gelembung gas. Harusnya
lampu menyala terang, namun karena terdapat beberapa masalah saat pengamatan,
g. Larutan C adalah larutan natrium hidroksida (NaOH) yang tergolong senyawa ionic.
Pada pengujian larutan C lampu menyala redup dan terdapat gelembung gas.
Harusnya lampu menyala terang, namun karena terdapat beberapa masalah pada
senyawa kovalen polar. Pada pengujian larutan D lampu tidak menyala namun
terdapat gelembung gas karena larutan D terionisasi secara tidak sempurna. Reaksi
i. Larutan G adalah senyawa aquades (H2O) yang merupakan senyawa kovalen polar.
Pada pengujian larutan G lampu tidak menyala dan tidak ada gelembung gas yang
menyalakan lampu disebut larutan elektrolit. Larutan elektrolit dapat menyalakan lampu
karena dapat terionisasi dalam larutanya. Sedangkan larutan yang tidak dapat menyalakan
Larutan elektrolit dapat dikelompokan menjadi larutan elektrolit lemah dan larutan
elektrolit kuat berdasarkan derajat ionisasinya. Larutan elektrolit kuat akan terionisasi
sempurna saat silarutkan sedangkan larutan elekrolit lemah saat dilarutkan tidak semuanya
senyawa yang dilarutkan akan terionisasi sehingga menjadi ion positif (kation) dan negarif
(anion) yang bergerak bebas. Selanjutnya kation akan menuju elekteoda negatif (katoda) dan
anion akan menuju elektroda positif (anoda) sehingga terjadi aliran elektron yang
menghantarkan listrik. Lampu akan mati ketika tidak ada lagi yang dapat terionisasi.
VII. Simpulan: